Anda di halaman 1dari 14

Laporan Praktikum Teknologi Pencelupan I 2014

I. MAKSUD DAN TUJUAN


1.1. Maksud
Mengetahui metoda pencelupan serat kapas dengan menggunakan zat warna
naftol.
1.2. Tujuan
Membandingkan beberapa pengaruh yang terjadi selama proses
pencelupan/penaftolan , misalnya pengaruh elektrolit, pH, temperatur, dan kerataan
hasil pencelupan.

II. TEORI DASAR DAN PENDEKATAN


II.1. Bahan
Bahan yang dicelup adalah kain dari kapas. Serat kapas dihasilkan dari rambut biji
tanaman yang termasuk dalam jenis Gossypium. Species yang berkembang menjadi
tanaman industri kapas ialah Gossypium hirstum, yang kemudian dikenal sebaai
kapas Upland atau kapas Amerika.
Berdasarkan panjang dan kehalusan serat, kapas yang diperdagangkan digolongkan
dalam tiga kelmpok yaitu : kapas serat panjang, kapas serat medium, kapas serat
pendek.
a. Stuktur Fisika Serat kapas
Serat kapas merupakan serat alam yang berasal dari serat tumbuh-tumbuhan
yang tergolong kedalam serat selulosa alam yang diambil dari buahnya.
Sifat-sifat kapas secara fisik adalah :
 Warnanya agak krem
 Kekuatan per bundle 96.000-116.000 pound/inci
 Mulur antara 4-13 %
 Mousture Regain : 7-8,5 %
 Berat Jenis : 1,5-1,56
b. Stuktur kimia Serat Kapas :
 Serat kapas akan terhidrolisa oleh asam kuat
 Oksidator akan menurunkan kekuatan
 Alkali pekat akan menggelembungkan serat
 Larut dalam larutan kuproamonium hidroksida dan kuproentadiami

Pencelupan Kain Kapas dengan Zat Warna Naftol Page 1


Laporan Praktikum Teknologi Pencelupan I 2014

Struktur kimia serat kapas

CH2OH H OH CH2OH H OH

H H OH H H H H OH H H

HO OH H H H OH OH H H H OH
H H
H OH CH2OH H OH CH2OH

Hasil analisa pada serat kapas menunjukan bahwa serat kapas terdiri dari :
1. Selulosa : 94,0 %
2. Protein : 1,3 %
3. Pektin : 1,2 %
4. Lilin : 0,6 %
5. Abu : 1,2 %
6. Pigmen dan zat-zat lain : 1,7 %
Selain dari itu serat kapas merupakan senyawa benzena yang mengandung
gugus hidroksil yang mudah menyerap air.

2.2 . Zat Warna


Zat warna naftol atau azoic adalah zat warna yang terbentuk didalam serat waktu
pencelupan dan merupakan hasil reaksi komponen senyawa naftol dengan senyawa
garam diszonium .Zat warna tersebut atau sering disebut ingrain colours karena
terbentuk dalam serat dan tak larut dalam air. Atau azoic colours karena senyawa
yang terbentuk mempunyai gugus azo. Para-red merupakan zat warna naftol yang
pertama dikenal orang dan merupakan hasil reaksi kopling senyawa beta-naftol yang
telah dicelup pada bahan tekstil kapas dengan base para-nitro anilin yang
diazotasikan. Dalam reaksi diazotasi kerapkali memerlukan es untuk memeperoleh
temperature yang rendah. Maka zat warna golongan ini sering disebut zat warna es
atau es colours. Proses pencelupan atau pembentukan zat warna tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut :
 Pelarutan senyawa naftol dengan dengan kostik soda untuk memperoleh
larutan yang jernih dari senyawa natrium naftolat yang terionisasi. Dalam
pelarutan ini sering diperlukan pemanasan .
 Pencelupan bahan tekstil dengan naftolat yang dapat dikerjakan dengan
tekanan rol atau penyerapan biasa dalam bejana celup karena penyerapan

Pencelupan Kain Kapas dengan Zat Warna Naftol Page 2


Laporan Praktikum Teknologi Pencelupan I 2014

kecil maka perlu penambahan garam dapur untuk mendorong penyerapan.


Setelah bahan tercelup perlu direaksikan dengan garam diazonium karena
penaftolan mempuyai daya serap atau suftantifitas yang kecil .
 Reaksi diazotasi para nitro amina aromatic primer yang tidak larut dalam air
dilakukan dalam bejana setelah dilarutkan dengan asam klorida atau asam
sulfat Untuk reaksi diazotasi temperatur rendah agar garam diazonium yang
terbentuk tidak mengurai. Larutan Natrium nitrit yang ditambahkan kedalam
larutan basa amina dapat sekali atau sedikit demi sedikit .
 Reaksi kopling tidak lain merupakan reaksi antara beta-naftol dengan garam
diazonium yang memberikan suatu pigmen naftol yang terbentuk didalam
serat.
 Setelah reaksi kopling selesai bahan tekstil yang telah tercelup perlu
dikerjakan proses penyabunan dengan larutan sabun pada tempertur 60o C.
Zat warna yang digunakan dalam pencelupan adalah zat warna naftol yang
pertama-tama diketemukan dinamakan Primulin red atau “ice colours” , karena
pembangkitnya (coupling) harus dulakukan dalam suasana dingin. Pengerjaannya
dengan cara mem-padding kain dengan larutan beta-naftol dalam suasana alkali,
kemudian didiazotasi dengan anilin dalam susana dingin. Dengan membuat variasi
antara kedua komponen, bermacam-macam warna dapat diperoleh.
Beberapa zat warna naftol yang kemudian ditemukan dan mempunyai
kesubstantipan terhadap serat selulosa adalah asam beta aksinaftoat ( BON acid ) dan
Naftol AS.
a. Stuktur Kimia
Menurut Stuktur Kimianya Naftol dapat dibagi menjadi dua golongan :
1. Poligenetik
2. Monogenetik
1. Poligenetik berasal dari BON acid :
 Arilamida dari asam orto-hidksikarboksilat untuk semua warna kecuali
warna kuning.
 Arilida dari BON acid untuk warna-warna jingga, merah, ungu, dan biru.
 Arilida dari asam 2-hidroantracen-3-karbksilat untuk warna hijau.
 Arilida dari asam 3-hidroksibenzofuran-2-karboksilat dan asam 2-
hidrosikarbasol-3-karboksilat untuk warna coklat.

Pencelupan Kain Kapas dengan Zat Warna Naftol Page 3


Laporan Praktikum Teknologi Pencelupan I 2014

 Arilida dari asam 2-hidroksi-alfa-benzokarbasol-3-karboksilat untuk warna


hitam.
2. Monogenetik berasal dari arilamida-arilamida asam asilasetat untuk warna
kuning.
b. Zat warna naftol tidak larut dalam air, oleh karena itu dibuat larut dulu dengan
penambahan NaOH. Naftol yang sudah larut ini dinamakan naftolat. Naftolat
dengan CO2 dan H2O dari udara yang bereaksi membentuk Naftol kembali.
Untuk mencegah terjadinya reaksi tersebut ( hidrolisa ) maka kedalam larutan
naftolat ditamahkan formaldehid.
c. Diazotasi dan pembangkitan ( Coupling )
Bahan katun yang telah dicelup dengan naftol dan basa masih belum bangkit
warnanya . untuk menimbulkan warna pada bahan tersebut, maka harus dilakukan
pengerjaan diazotasi dan pembangkitan.

Untuk melarutkan basa digunakan HCl dengan NaNO2 yang dinamakan prses
diazotasi
1. Proses pelarutan ZW Naftol ( membuat Naftolat )
OH O- Na+
+ NaOH
R R

Tidak larut dalam Air (ZW Naftol) larut dalam air ( Naftolat
Gb. Reaksi diazotasi
Reaksi antara naftolat dengan basa dengan basa yang tekah diazotasi dinamakan
reaksi pembangkitan ( coupling )

2. Proses Pembangkitan

N = N - Ar
O- Na+ OH
+ Cl - N = N – Ar + NaCl
R R
ZW jenis AZO

Pencelupan Kain Kapas dengan Zat Warna Naftol Page 4


Laporan Praktikum Teknologi Pencelupan I 2014

III. PERCOBAAN
III.1. Alat dan Bahan yang digunakan
 Alat
 Gelas porselen  Bahan dan Zat Kimia
 Gelas ukur  Zat warna
 Termometer Naftol AS G

 Timbangan  Garam Kuning

 Pipet volume  Kain kapas

 Bunsen  NaOH

 Kasa asbes  TRO

 Kaki tiga  NaCl

 Korek api  CH3COOH 30%

III.2. Resep dan fungsi zat


- Pencelupan atau penaftolan
Penaftolan 1 2 3 4
Naftolat (%
2 2 4 4
owf)
Pembasah (mL/L) ----------1-----------
g
Na2CO3 ( /L) 2 2 2 2
g
NaCl ( /L) 30 30 30 30
Vlot - - - - - - - - - - 1 : 10 - - - - - - - - - - -

- Pembangkitan warna (Proses Coupling)


Resep No 1 2 3 4
Garam diazonium (g/L) 10 20 20 20
CH3COOH 35% (cc/L) ----------1-----------
Vlot - - - - - - - - - - 1 : 10 - - - - - - - - - - -
Suhu (OC) - - - - - - - - - - 30 - - - - - - - - - - -
Waktu (menit) - - - - - - - - - - 15 - - - - - - - - - - -

Pencelupan Kain Kapas dengan Zat Warna Naftol Page 5


Laporan Praktikum Teknologi Pencelupan I 2014

- Pencucian
Na2CO3 = 1 gram / L
Sabun = 2 mL/ L
Suhu = 70oC
Waktu = 10 menit
Vlot = 1 : 20

Perhitungan resep

1) Resep Pencelupan
 Resep 1 & 2 (Mia Sari & Sifa Lukita)  Resep 3 (Wanda Permana)
Vlot : 4,1 x 10 = 41 Vlot : 4,1 x 10 = 41
mL mL
Naftolat : Naftolat :

2 4
×41=0 ,08 2 g ×41=0 ,16 2 g
1000 1000
Pembasah : Pembasah :

1 1
×100=0 , 1 mL ×100=0 , 1 g
1000 1000
Na2CO3 : Na2CO3 :

2 2
×100=0 , 2 g ×100=0 , 2 g
1000 1000
NaCl : NaCl :

30 30
×100=3 g ×100=3 g
1000 1000

 Resep 4 (Fahmi Ramdhani)


Vlot : 4,1 x 10 = 41 mL 1
×100=0 , 1 g
Naftolat : Pembasah : 1000
3
4 ×100=0 , 3 g
×41=0 ,16 2 g Na2CO3 : 1000
1000
30
×100=3 g
NaCl : 1000

Pencelupan Kain Kapas dengan Zat Warna Naftol Page 6


Laporan Praktikum Teknologi Pencelupan I 2014

2) Resep Pembangkitan
 Resep 1 (Mia Sari)
Vlot : 4,1 x 10 = 41 mL
1
×41=0,0 41 mL
CH3COOH : 1000
10
×41=0,4 1 g
Garam Diazonium : 1000

 Resep 2 (Sifa Lukita)


Vlot : 4,1 x 10 = 41 mL
1
×41=0 ,041 mL
CH3COOH : 1000
20
×41=0 ,82 g
Garam Diazonium : 1000
 Resep 3 (Wanda Permana)
Vlot : 4,1 x 10 = 41 mL
1
×41=0 ,041 mL
CH3COOH : 1000
20
×41=0 ,82 1 g
Garam Diazonium : 1000
 Resep 4 (Fahmi Ramdhani)
Vlot : 4,1 x 10 = 41 mL
1
×41=0 ,041 mL
CH3COOH : 1000
20
×41=0 ,82 g
Garam Diazonium : 1000

3. Proses pencucian dengan sabun


Vlot = 4,1 x 20 = 82
2
×82=0 , 164 mL
Sabun = 1000
1
×82=0,0 82 g
Na2CO3 = 1000

Pencelupan Kain Kapas dengan Zat Warna Naftol Page 7


Laporan Praktikum Teknologi Pencelupan I 2014

3.3 Fungsi Zat


Penaftolan:
- NaOH : untuk melarutkan senyawa naftol yang tidak larut menjadi
larut (membentuk naftolat).
- Pendispersi : untuk mendispersikan bagian-bagian naftol yang tidak larut
supaya tersebar merata pada larutan celup sehingga
mengurangi resiko belang
- NaCl : untuk membantu mendorong penyerapan Zat warna
- Naftol : untuk memberi warna pada kain secara permanen
Pembangkitan Warna:
- Garam diazonium : untuk memberikan atau membangkitan warna dari zat
warna naftol.
- Asam Asetat : sebagai penjaga pH agar berada dalam suasana asam.
- NaCl : meningkatkan penetrasi zat warna dan meningkatkan
ketahanan luntur.
Penyabunan:
- Sabun : untuk menghilangkan sisa zat warna yang masih menempel di
permukaan bahan
- Na2CO3 : untuk menambah kelarutan sabun dan mengurangi air

III.3. Diagram Alir

Persiapan Larutan Celup Pembangkitan Warna


(Pelarutan Naftol) Proses Penaftolan (Pengkoplingan)

Pengeringan Pencucian

III.4. Skema Proses

- garam diazonium
suhu - air
- ZW. naftol
suhu - asam asetat
- NaOH 38 Be - NaCl
- TRO - bahan
- NaCl
- bahan
30oC

Pencelupan Kain Kapas dengan Zat Warna Naftol Page 8


Laporan Praktikum Teknologi Pencelupan I 2014

10 menit
20 menit waktu waktu

suhu - Naftolat
- Na2CO3
70 0C
- Pembasah

0 10
3.5 Cara Kerja
waktu
 Bahan ditimbang
 Membuat larutan induk (naftolat)
 Melarutkan naftol dengan cara panas sesuai resep
 Memasukan bahan selama 30 menit suhu 40 0C
 Setelah 30 menit, diperas tanpa dibilas kemudian dimasukan kedalam larutan
pembangkitan warna
 Kemudian bahan dimasukan ke dalam larutan pembangkitan warna yang telah
dibuat sesuai resep masing-masing selama 15 menit, suhu 30 0C
 Setelah 15 menit, bahan diangkat dan dibialas kemudian dilakukan pencucian
 Setelah dibilas lalu dikeringkan.

Pencelupan Kain Kapas dengan Zat Warna Naftol Page 9


Laporan Praktikum Teknologi Pencelupan I 2014

3.6 Data Pengamatan


Contoh Kain Hasil Praktikum

Resep 1
(Mia Sari)

Resep 2
(Sifa Lukita)

Pencelupan Kain Kapas dengan Zat Warna Naftol Page 10


Laporan Praktikum Teknologi Pencelupan I 2014

Resep 3
(Wanda Permana)

Resep 4
(Fahmi Ramdhani)

3.7 Data Pengamatan


Contoh Kain Hasil Praktikum

Pencelupan Kain Kapas dengan Zat Warna Naftol Page 11


Laporan Praktikum Teknologi Pencelupan I 2014

IV. DISKUSI
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan pada tanggal 21 Mei 2014
tentang proses pencelupan kain kapas dengan zat warna naftol dapat didiskusikan
beberapa hal diantaranya:
1. Ketuaan Warna
Setelah dilakukan proses pencelupan dengan menggunakan zat warna naftol antara
resep 1 dan resep 2 yang menunjukkan warna lebih tua adalah pencelupan dengan
menggunakan resep 2. Hal ini disebabkan karena pada resep 2 ini pemasukan garam
diazonium lebih banyak apabila dibandingkan dengan resep 1. Karena fungsi dari
garam diazonium diantaranya adalah untuk membangkitkan warna dari naftolat yang
merupakan zat warna yang ditambahkan pada proses awal pencelupan, pada
pembangkitan warna atau proses kopling ini semakin banyak zat warna yang
dibangkitkan akan berbanding lurus dengan zat warna yang ditambahkan. Jadi zat
warna yang telah dibangkitkan akan mempengaruhi ketuaan warnanya.
Pada proses pencelupan antara resep 2 dan 3 apabila dibandingkan ketuaan
warna yang lebih baik diperoleh dengan menggunakan resep 3. Hal tersebut
disebabkan karena pada proses pencelupan resep 3 jumlah naftolat atau zat warna

Pencelupan Kain Kapas dengan Zat Warna Naftol Page 12


Laporan Praktikum Teknologi Pencelupan I 2014

yang ditambahkan lebih banyak dibandingkan dengan resep 2, sehingga zat warna
yang dibangkitkan oleh garam diazonium lebih banyak dan menghasilkan ketuaan
warna yang lebih baik.
Pada proses pencelupan dengan menggunakan resep 3 dan 4, ketuaan warna
yang lebih baik diperoleh dengan menggunakan resep pencelupan ke-4. Hal tersebut
disebabkan karena penambahan Na2CO3 pada resep 4 lebih banyak dibandingkan
dengan resep 3. Karena fungsi Na2CO3 adalah untuk menjaga kestabilan larutan dalam
suasana alkali, karena zat warna naftol akan meningkatkan substantifitas zat warna
naftol pada saat proses pencelupan berlangsung.
2. Kerataan Warna
Setelah dilakukan proses pencelupan pada kain kapas dengan zat warna naftol, setiap
kain sampel menunjukkan kerataan yang baik. Hal tersebut disebabkan karena ukuran
molekul dari zat warna naftol sangat kecil yang menyebabkan kelarutan, agregasi dan
afinitas zat warna terhadap bahannya sangat baik disbanding zat warna lain. Karena
zat warna naftol dibuat untuk memperbaiki sifat dari zat warna direk dan zat warna
reaktif.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan pencelupan kain kapas dengan zat warna naftol yang
dilakukan pada tanggal 21 Mei 2014 dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Ketuaan dan kerataan warna yang paling baik diperoleh dengan menggunakan
resep pencelupan ke-4.
2. Zat warna yang dibangkitkan pada proses coupling akang berbanding lurus
dengan naftolat yang ditambahkan atau sebaliknya.
3. Pengerjaan proses coupling setelah pencelupan oleh garam diazonium
memiliki sifat substantifitas yang menghasilkan tahan gosok yang baik.
4. Proses penyabunan perlu dilakukan untuk menghilangkan pigmen-pigmen zat
warna yang masih menmempel pada bahan dan untuk memperbaiki tahan
gosok sehingga menghasilkan celupan yang baik.

Pencelupan Kain Kapas dengan Zat Warna Naftol Page 13


Laporan Praktikum Teknologi Pencelupan I 2014

DAFTAR PUSTAKA

Pedoman praktikum pencelupan dan penglantanagan, Institute Teknologi Tekstil.


Isminingsih. Pengantar Kimia Zat Warna. Institute Teknologi Tekstil
Teori Penyempurnaan Tekstil 2.Depdikbud.
Serat-Serat Tekstil. Institute Teknologi Tekstil

Pencelupan Kain Kapas dengan Zat Warna Naftol Page 14

Anda mungkin juga menyukai