Modul Komdig
Modul Komdig
DAFTAR ISI
Aturan Umum
Laboratorium Telekomunikasi Radio
dan Gelombang Mikro
Kelengkapan
Setiap praktikan wajib berpakaian sopan dan formal, menggunakan celana panjang/ rok, kemeja,
dan menggunakan sepatu. Untuk memasuki laboratorium praktikan diwajibkan membawa
kelengkapan berikut:
1. Modul Praktikum
2. Log book
3. Alat tulis dan alat hitung (kalkulator)
4. Tugas Pendahuluan
Pada saat praktikum pertama praktikan diwajibkan membawa pas foto 3x4 sebanyak satu buah.
Persiapan Praktikum
Sebelum praktikum dimulai praktikan harus mempersiapkan diri dengan melakukan hal-hal berikut:
1. Membaca dan memahami isi modul praktikum
2. Mengerjakan tugas pendahuluan
3. Mengisi kartu praktikum
4. Memastikan seluruh anggota kelompok datang tepat waktu
5. Meletakkan tas pada loker yang telah disediakan.
Selama Praktikum
Setelah memasuki laboratorium dan menempati meja praktikum, praktikan diwajibkan :
1. Mengumpulkan tugas pendahuluan pada asisten
2. Mengumpulkan kartu praktikum pada asisten
3. Mempersiapkan peralatan praktikum
4. Melakukan setiap percobaan dengan baik sesuai prosedur pada modul praktikum
5. Mendokumentasikan hasil percobaan pada logbook yang telah disediakan (jika diperlukan harap
membawa kamera)
6. Menggunakan alat dengan baik.
Setelah Praktikum
Setelah percobaan selesai praktikan diwajibkan:
1. Mematikan dan merapikan alat praktikum
2. Memastikan log book ditandatangani asisten
3. Mencatat dan memahami instruksi pengerjaan laporan dari asisten
4. Merapikan meja dan kursi praktikum.
Pergantian Jadwal
Kasus umum
Pertukaran jadwal hanya dapat dilakukan per orang dengan modul yang sama. Prosedur penukaran jadwal
adalah sebagai berikut:
1. Menghubungi kordas praktikum mata kuliah terkait
2. Mencari praktikan lain yang bersedia bertukar jadwal
3. Mengisi form yang diberikan kordas praktikum mata kuliah terkait
4. Mengumpulkan form paling lambat tiga hari sebelum praktikum.
Sanksi
Bagi praktikan yang terbukti melakukan penjiplakan laporan dan atau tugas pendahuluan dikenakan
sanksi berupa nilai E pada mata kuliah terkait. Pengabaian peraturan di atas dapat dikenakan sanksi
pengurangan nilai praktikum.
Bahaya Listrik
Perhatikan dan pelajari tempat-tempat sumber listrik pada laboratorium. Jika ada potensi bahaya segera
laporkan pada asisten.
1. Menghindari daerah atau benda yang berpotensi menimbulkan bahaya listrik seperti kabel yang
sudah terkelupas
2. Tidak melakukan sesuatu yang menimbulkan bahaya listrik pada diri sendiri atau orang lain
3. Memastikan bagian tubuh kering pada saat menggunakan alat praktikum
4. Selalu waspada dan tidak main-main saat praktikum berlangsung.
Bahaya Api
Praktikan dan asisten diharapkan tidak membawa benda-benda yang mudah terbakar (korek api, gas, dan
lain-lain) ke dalam laboratorium.
1. Tidak melakukan sesuatu yang menimbulkan bahaya api pada diri sendiri atau orang lain
2. Selalu waspada terhadap bahaya api atau panas berlebih pada setiap aktivitas praktikum.
Lain-lain
Praktikan dan asisten dilarang membawa makanan dan minuman ke meja praktikum.
Sanksi
Pengabaian panduan di atas dapat dikenakan sanksi tidak lulus mata kuliah yang bersangkutan.
Laporan Praktikum
1. Laporan praktikum dibuat oleh praktikan dengan menggunakan format IEEE yang terdiri atas :
a. Abstrak dan kata kunci
b. Pendahuluan
c. Dasar teori
d. Metodologi
e. Data dan analisis
f. Kesimpulan
g. Daftar pustaka
h. Biografi penulis
2. Praktikan tidak diperbolehkan melakukan plagiarisme dari laporan praktikum praktikan lain
3. Praktikan wajib mengumpulkan softcopy laporan praktikum ke email asisten dan email
koordinator asisten sesuai waktu yang akan ditetapkan
4. Praktikan wajib menyerahkan hardcopy laporan praktikum ke LTRGM sesuai waktu yang akan
ditetapkan dengan melakukan hal berikut :
a. Mengumpulkan laporan di tempat yang telah disediakan sesuai dengan modulnya
b. Mengisi formulir pengumpulan laporan praktikum dengan mencantumkan jam dan
tanggal pengumpulan secara benar
c. Praktikan diharapkan memperhatikan dengan seksama tempat dan formulir yang sesuai
dengan laporan praktikum yang akan dikumpulkan
Sanksi
Pengabaian peraturan di atas dapat dikenakan sanksi berupa pengurangan nilai tugas pendahuluan atau
laporan praktikum.
PETUNJUK PENGGUNAAN
KIT PRAKTIKUM KOMUNIKASI DIGITAL
EMDA-D
1. Sebelum menghubungkan EMDA-D ke arus listrik, harap dipastikan switch EMDA-D
dalam keadaan off.
2. Setelah EMDA-D terhubung dengan arus listrik, nyalakan kedua alat dengan cara
menekan switch power, untuk EMDA-D harap dipastikan lampu switch menyala.
3. Hubungkan data, test point, maupun output dengan menggunakan kabel jumper sesuai
dengan prosedur pada modul terkait.
4. Untuk mengambil data, hubungkan kabel probe pada kabel jumper lalu hubungkan pada
test point maupun output yang ingin diamati.
5. Ketika percobaan sudah selesai, cabut kabel jumper dari EMDA-D, kemudian matikan
EMDA-D dengan menekan tombol power.
6. Cabut kabel power dari stop kontak.
Osiloskop
1. Hubungkan osiloskop dengan arus listrik. Ketika hendak menghubungkan osiloskop ke
jaringan listrik, pastikan osiloskop dalam keadaan off. Kemudian setelah terhubung,
tekan tombol power.
2. Tunggu hingga layar osiloskop menyala, baru kemudian hubungkan kabel probe pada
port channel yang diinginkan.
3. Sebelum memulai pengamatan, harap lakukan kalibrasi pada kabel probe yang
digunakan dengan menghubungkan kutub positif dan negative probe dengan kutub untuk
kalibrasi pada bagian kanan osiloskop.
4. Bila kabel probe tidak berfungsi, harap lapor kepada asisten.
5. Lakukan pengamatan pada osiloskop sesuai dengan prosedur modul terkait.
6. Untuk tiap-tiap percobaan, harap dipastikan osiloskop menunjukkan frekuensi dan
tegangan sinyal.
7. Saat melakukan dokumentasi, harap menekan tombol stop kemudian arahkan tampilan
pada sinyal yang diamati.
8. Ketika percobaan sudah selesai, cabut kabel probe dari port channel, kemudian matikan
osiloskop dengan menekan tombol power.
9. Cabut kabel power dari stop kontak.
Lain-lain
1. Bila ada kit praktikum yang tidak berfungsi harap laporkan kepada asisten.
2. Gunakan kabel jumper yang tidak berkarat selama praktikum.
3. Rapikan seluruh peralatan praktikum setelah praktikum selesai.
MODUL 1
MODULASI DAN DEMODULASI
FREQUENCY SHIFT KEYING (FSK)
A. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui prinsip pengiriman sinyal digital melalui media analog dengan modulasi
pergeseran frekuensi (FSK)
2. Mempelajari cara kerja Phase Locked Loop.
3. Mengetahui penggunaan PLL untuk mendeteksi sinyal FSK.
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan modulasi dan demodulasi FSK
B. Pendahuluan
Pada sistem digital baseband, sinyal ditransmisikan langsung tanpa perantara. Karena sinyal
baseband beroperasi pada frekuensi yang relative rendah, maka sinyal baseband sesuai untuk
transmisi lewat kabel, kabel coaxial maupun fiber optik. Namun, sinyal baseband tidak dapat
ditransmisikan melalui radio link maupun satelit karena akan dibutuhkan antenna yang
superbesar untuk memancarkan spectrum sinyal dengan frekuensi rendah. Spektrum sinyal dapat
digeser menuju frekuensi tinggi dengan memodulasi sinyal pembawa yang berfrekuensi tinggi
tersebut dengan sinyal baseband (pesan).
Dalam komunikasi digital, sinyal pesan yang digunakan untuk memodulasi sinyal carrier
merupakan sinyal digital. Sinyal digital merupakan sinyal yang terdiri atas jumlah simbol
tertentu. Sinyal tersebut dapat dikatakan biner bila sinyal hanya terdiri atas dua simbol.
Sedangkan sinyal digital yang terdiri atas M symbol dapat dikatakan sebagai pesan M-ary. [1]
Salah satu cara penyaluran sinyal digital adalah dengan cara memodulasikan sinyal tersebut ke
dalam frekuensi tertentu yang disebut dengan Frequency Shift Keying.
C. Dasar Teori
Bila data bit ditransmisikan dengan cara mengubah frekuensi, skema modulasi ini
dinamakan dengan frequency shift-keying. Pada gambar di bawah ini dapat dilihat bahwa bit 0
dan bit 1 ditransmisikan pada frekuensi yang berbeda. Dua frekuensi ini dinamakan mark dan
space. Frekuensi yang digunakan untuk mewakili bit ‘1’ dinamakan mark, sedangkan frekuensi
yang digunakan untuk mewakili bit ‘0’ dinamakan space. Untuk membangkitkan sinyal FSK
diperlukan dua buah osilator untuk menghasilkan sinyal termodulasi yang memiliki dua frekuensi
berbeda yang mewakili masing-masing bit masukan.[3]
Proses demodulasi pada FSK dapat digunakan dengan menggunakan Phase Locked Loop.
Phase Locked Loop umumnya terdiri atas detektor fasa, loop filter, loop amplifier dan VCO
(Voltage Controlled Oscillator).
Sinyal masukan dan sinyal keluaran VCO memiliki persamaan seperti berikut:
𝑥𝑟 (𝑡) = 𝐴𝑐 cos[2𝜋𝑓𝑐 𝑡 + 𝜑(𝑡)]
𝑒0 (𝑡) = 𝐴𝑣 cos[2𝜋𝑓𝑐 𝑡 + 𝜃(𝑡)]
Detektor fasa memiliki berbagai jenis, namun salah satunya terdiri atas mixer dan lowpass
filter. Sehingga keluaran detector fasa menghasilkan persamaan seperti berikut.
1
𝑒𝑑 (𝑡) = 𝐴 𝐴 𝐾 sin[𝜑(𝑡) − 𝜔(𝑡)]
2 𝑐 𝑣 𝑑
Dari persamaan tersebut dihasilkan fasa error. Keluaran detector fasa kemudian difilter dan
diperkuat hingga akhirnya memasuki VCO kembali.[2] Sinyal yang dihasilkan oleh PLL pada
akhirnya merupakan sinyal yang diperoleh dengan cara melakukan sinkronisasi frekuensi dan
fasa keluaran VCO dan sinyal input. Bila sinyal input dan sinyal keluaran VCO sudah sebanding,
maka sinyal tersebut akan keluar sebagai sinyal hasil demodulasi.
D. Prosedur Percobaan
C.1. Modulasi
1. Hubungkan DATA ke IN1, dan GEN1 ke IN2. Sinyal apakah DATA? Sinyal apakah
GEN1?
2. Atur frekuensi sinyal keluaran GEN1 menjadi 1000 Hz. Catat frekuensi actual.
3. Atur switch sinyal digital menjadi B7, B6, B5,…,B0: “10011001”
4. Amati sinyal OUT3 pada osiloskop. Sinyal apakah OUT3? Tunjukkan mana
sinyal yang menunjukkan bit “1” dan mana yang menunjukkan bit “0”
5. Ubah-ubah switch digital sebanyak 3-5 kali. Amati perubahan sinyal OUT3.
6. Amati IN1 dan OUT3 secara bersamaan.
7. Amati titik transisi antar bit “1” dan bit “0”.
8. Berdasarkan OUT3, FSK jenis apakah sinyal yang dimodulasikan?
C.2. Demodulasi
E. Referensi
[1] Lathi, B.P. Modern Digital and Analog Communication Systems. New York:
Laboratorium Telekomunikasi Radio dan Gelombang Mikro
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2016
4
Oxford University Press. 1998.
[2] Slide Kuliah Komunikasi Digital : Implementasi Modulator Demodulator
[3] Ziemer, Rodger E. dan William H. Tranter. Principles of Communications:
Systems, Modulation and Noise. New Jersey: John Wiley & Sons. 2010.
A. Tujuan Percobaan
B. Pendahuluan
Pada sistem digital baseband, sinyal ditransmisikan langsung tanpa perantara. Karena
sinyal baseband beroperasi pada frekuensi yang relative rendah, maka sinyal baseband sesuai
untuk transmisi lewat kabel, kabel coaxial maupun fiber optic. Namun, sinyal baseband tidak
dapat ditransmisikan melalui radio link maupun satelit karena akan dibutuhkan antenna yang
superbesar untuk memancarkan spektrum sinyal dengan frekuensi rendah. Spektrum sinyal dapat
digeser menuju frekuensi tinggi dengan memodulasi sinyal pembawa yang berfrekuensi tinggi
tersebut dengan sinyal baseband (pesan).
Dalam komunikasi digital, sinyal pesan yang digunakan untuk memodulasi sinyal carrier
merupakan sinyal digital. Sinyal digital merupakan sinyal yang terdiri atas jumlah simbol
tertentu. Sinyal tersebut dapat dikatakan biner bila sinyal hanya terdiri atas dua symbol.
Sedangkan sinyal digital yang terdiri atas M simbol dapat dikatakan sebagai pesan M-ary. [1]
Salah satu cara penyaluran sinyal digital adalah dengan cara memodulasikan sinyal tersebut ke
dalam frekuensi tertentu yang disebut dengan Frequency Shift Keying. Salah satu cara penyaluran
sinyal digital adalah dengan memodulasikan sinyal tersebut ke dalam fasa suatu sinyal Phase
Shift Keying (PSK).
C. Dasar Teori
PSK adalah salah satu tipe modulasi yang banyak digunakan pada transmisi sinyal
digital. Pada modulasi ini, sinyal pemodulasi yang berupa sinyal digital ditumpangkan ke sinyal
carrier yang bersifat analog dengan mengubah karakteristik fasa dari sinyal carrier tersebut. Oleh
karena itu, modulasi ini dinamakan modulasi Phase Shift Keying (PSK).
Modulasi PSK yang paling sederhana adalah modulasi PSK dua fasa atau lebih sering
disebut dengan BPSK. Sinyal BPSK diperoleh dengan mengalikan aliran bit bipolar dengan
sinyal carrier. Modulasi BPSK digunakan untuk memodulasi sinyal digital dengan karakteristik
sinyal 1 bit per simbol. Apabila sinyal carrier digambarkan dengan m(t) dan sinyal digital yang
ingin ditransmisikan ditandai dengan p(t). Sinyal ‘1’ ditransmisikan oleh pulsa p(t) cos ωct dan
sinyal ‘0’ ditransmisikan oleh –p(t) cos ωct = p(t) cos (ωct+π). Oleh karena itu, kedua pulsa
berbeda fasa sejauh π. [1]
Gambar 1. Input data biner dalam bentuk polar (atas), hasil modulasi BPSK (bawah)
Gambar 3. Diagram Konstelasi Simbol QPSK (hijau), dan Diagram konstelasi QPSK dengan offset
π/4 (biru)
Persamaan tersebut menghasilkan empat fasa seperti yang disebutkan sebelumnya. Terdapat
juga variasi QPSK, yaitu dengan menggunakan empat buah titik berjarak sama yang digeser
fasanya sejauh π4 seperti terlihat pada titik biru. Variasi ini dinamakan QPSK dengan offset fasa
sebesar π4. Salah satu sifat modulasi dengan skema ini adalah simbol-simbol yang ditransmisikan
tidak melewati garis origin, sehingga fluktuasi yang diakibatkan pergantian bit dapat
diminimalisir. Hal ini menyebabkan QPSK dengan offset π/4 lebih sering dipakai, contohnya
pada sistem telepon seluler TDMA.
D. Prosedur Percobaan
1. Hubungkan DATA ke IN1, dan GEN1 ke IN2. Sinyal apakah DATA? Sinyal apakah
GEN1?
2. Atur frekuensi sinyal keluaran GEN1 menjadi 1000 Hz. Catat frekuensi actual.
3. Atur switch sinyal digital menjadi B7, B6, B5,…,B0: “10011001”
4. Amati sinyal OUT5 pada osiloskop. Sinyal apakah OUT5? Tunjukkan mana sinyal yang
menunjukkan bit “1” dan mana yang menunjukkan bit ”0”
5. Ubah-ubah switch digital sebanyak 3 kali. Amati perubahan sinyal OUT5.
6. Amati IN1 dan OUT5 secara bersamaan.
1. Hubungkan DATA ke IN1, dan GEN1 ke IN2. Sinyal apakah DATA? Sinyal apakah
GEN1?
2. Atur frekuensi sinyal keluaran GEN1 menjadi 1000 Hz. Catat frekuensi actual.
3. Atur switch sinyal digital menjadi B7, B6, B5,…,B0: “10101010”
4. Amati sinyal keluaran TP18 dan TP 19, sinyal apakah TP18 dan TP19? Bandingkan
keduanya.
5. Amati sinyal keluaran OUT7 pada osiloskop, Tunjukkan mana sinyal yang menunjukkan
bit “1” dan mana yang menunjukkan bit “0”?
6. Ubah-ubah switch digital sebanyak 3 kali. Amati perubahan sinyal OUT7.
7. Amati IN1 dan OUT7 secara bersamaan.
Laboratorium Telekomunikasi Radio dan Gelombang Mikro
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2016
9
E. Referensi
1. Lathi, B.P. Modern Digital and Analog Communication Systems. New York: Oxford
University Press. 1998.
2. Slide Kuliah Komunikasi Digital : Implementasi Modulator Demodulator
3. Carlson, A. Bruce. Communication Systems: An Introduction to Signal and noise in Electrical
Communication. McGraw-Hill. 1987
********