Anda di halaman 1dari 11

UITRA SOUND(US)DAN SHOULDER WHEEL DAPAT MENURUNKAN NYERI

DAN MENINGKATKAN LINGKUP GERAK SENDI PADA KONDISI


SUBACROMIALIS BURSITIS DI RSUDPARIAMANTAHUN 2018

YOLA PEBRIA
Jurusan Fisioterapi, Poltekes Siteba Padang

Abstrak- Subacromialis bursitis merupakan radang pada bursa (kantung kecil) yang terisi
cairan oleh cairan sinovial yang berlebih dan biasanya disertai nyeri dan bengkak diantara
rotator cuff dan tulang bagian bahu yang dikenal dengan nama acromion. Design
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis studi kasus. Untuk mengetahui
manfaat penggunaan modalitas ultra sound dan shoulder whell dapat mengurangi nyeri
dan meningkatkan lingkup gerak sendi di RSUD Pariaman tahun 2018.

Kata Kunci = Ultra Sound, Shoulder Wheel dan Subacromialis Bursitis

Abstract- Subacromialis bursitis is an inflamation of the bursa (small sacs) are filled with
synovial fluid excess and usually accompanied by pain and swelling between the rotator
cuff and shoulder bones, known as the acromion in public hospitals in the Pariaman area
Year 2018. Design research used in this research is a kind of case study. To investigate of
using modalites such as ultra sound and shoulder wheel can reducing pain and increasing
range of motion in public hospital in the pariaman year 2018.
Keywords = Ultra Sound, Shoulder Wheel and Subacromialis Bursitis

1. Pendahuluan Di Sumatera Barat, di RSUD


Dengan bertambahnya kepadatan Pariaman pasien yang berkunjung ke
penduduk Indonesia sangat berpengaruh instalasi keterapian fisik Tahun 2017
terhadap pola perilaku manusia yang ingin dengan diagnose subacromualis bursitis
serba cepat dan praktis. Saat beraktifitas jumlah penderita sekitar 300 orang
manusia lebih banyak menggunakan fungsi pertahun dengan prevelensi 2% itu
extremitas yang terdiri dari lengan dan berarti penderita mencapai 6 orang
tangan yang di gunakan antara lain untuk perbulan.
membersihkan diri, mengenakan pakaian, Masalah yang sering muncul pada
makan, minum dan masih banyak aktifitas kasus sub acromialis bursitis adalah
lainnya yang menggunakan fungsi dari nyeri di sekitar bahu bagian atas, nyeri
exremitas atas. Salah satu gangguan yang gerak pada gerakan abduksi, ditemukan
sering terjadi pada extremitas atas adalah lingkup gerak sendi serta gangguan
regio, bahu khususnya sub acromialis aktifitas sehari-hari. Kondisi ini lebih
Bursitis. banyak menyerang orang dewasa. Faktor
Bursitis dalah peradangan atau utamanya yang sering terjadi adalah
pembengkakan yang terjadi pada cidera akibat dari gerakan yang
kantong cairan (syvonium) yang mana dilakukan secara berulang pada otot,
merupakan sebuah organ yang letaknya sendi dan tendon disekitar bursa.
dibawah kulit di atas sendi, seperti Problem keterbatasan lingkup gerak
terletak di bahu, siku, pinggul, lutut dan sendi pada kondisi sub acromialis
juga kaki. Organ ini sendiri memiliki bursitis dapat ditangani dengan
fungsi sebagai bantalan di antara tulang intervensi fisioterapi berbagai modalitas
dan juga tendon yang bertujuan untuk dapat digunakan mengatasi problem
mempermudah pergerakan. Kantong tersebut seperti: Soft Ware Diathermy
cairan tersebut sering kali disebut (SWD), Infra Red (IR), TensUltra Sound
dengan bursa. (US) dan terapi latihan. Pada Penelitian
ini, peneliti hanya menggunakan
intervensi berupa Ultra Sound (US) dan yang bersifat melindungi (protectivet)
Sholder Wheel. persendian antara caput humerus dan
Dengan modalitas ultra sound dan lengkungan ligamen yang menghubungkan
shoulder wheel diharapkan mampu proccesus dan acromion.
mengurangi permasalahan yang timbul 3. Sendi Acromioclavicular
dan dapat mengembalikan aktifitas Sendi acromioclavicular yaitu sendi
sehari-hari tanpa adanya rasa nyeri. yang dibentuk oleh acromion dan
clavicula. Sendi ini termasuk dalam sendi
2. Tinjauan Pustaka yang tidak beraturan.
2.1Defenisi Sub Acromialis Bursitis 4. Sendi Scapulothoracalis
Bursitis merupakan radang pada bursa, Sendi scapulothocaralis merupakan
yaitu kantung tertutup yang dilapisi oleh pertemuan antara scapula dan dinding
jaringan ikat mirip dengan synovial dan thoraks, dimanna dan diantaranya
diinflamasi oleh sedikit caira synovial. terdapat otot subscapularis dan seratus
Subacromialis Bursitis adalah salah satu anterior.
bagian dari frozen sholder yang ditandai 5. Sendi Sternoclavicular
dengan adanya inflamasi pada daerah Sendi Sternoclavicular yaitu sendi
subacromialis. yang dibentuk oleh ektremitas clavicula
2.2Anatomi dan Fisiologi Sendi Bahu dengan insicura clavicularissternum.
2.2.1 Otot-otot Penggerak Bahu
Otot merupakan stabilisasi aktif 6. Sendi Costoternal dan
untuk setiap gerakan yang dibentuknya. costovertebral
2.2.2 Tulang-tulang Pembentuk Sendi Pada sendi ini, costa 1-4 secara
1. Tulang Scapula (Tulang Belikat) bertahap mengikuti gerak yaitu wing-
Tulang ini merupakan tulang pipih wing rotation.
yang berbentuk segitiga terletak pada 7. Sendi Intervertebral
lateral posterior dari thorax, setinggi costa Pada sendi yang terdapat pada cervical
kedua sampai costa ketujuh. bawah (C6-7-Th1) dan thoracal bagian
2. Tulang Clavicula (Tulang Selangka) atas (Th1-2-3-4) dimana saat gerakan
Merupakan tulang panjang,sedikit bahu flexi atau abduksi penuh terjadi
bengkok hampir menyerupai huruf S. rotasi ke arah ipsilateral dan lateral flexi
3. Tulang Humerus (Tulang Lengan kontra lateral.
Atas) 2.3Biomekanik Sendi Bahu
Merupakan tulang panjang yang bagian 2.3.1 Gerakan dan Luas Gerak Sendi
atasnya akan bersendi dengan tulang Bahu
scapula sedangak bagian bawahnya akan Gerakan-gerakan dari bahu ini di bagi
bersendi dengan tulang radius dan ulna. dua,yang didasarkan pada kelompok otot
2.2.3 Articulatio shoulder penggeraknya.Gerakan tersebut antara lain
Gerakan-gerakan yang terjadi di 1. Gerakan Scapula
gelang bahu dimungkinkan oleh 1.Elevasi dan depresi
sejumlah sendi yang berhubungan Elevasi yaitu gerakan scapula ke atas,
erat,yaitu dapat dilakukan dengan mengangkat
1. Sendi Glenohumeral bahu ke atas. Sedangkan depresi adalah
Sendi glenohumeral merupakan ball kembalinya bahu dari posisi elevasi.
and socket joint yang dibentuk oleh cavitas 2. Abduksi (protaksi) dan adduksi
glenoid yang berbentuk convace (retraksi)
menghadap lateral serong ventrocranial Proktasi adalah gerakan kelateral
dengan caput humeri yang berbentuk scapula menjadi vertebra.Gerakan ini
convek. dapat terjadi ketika bahu melakukan
2. Sendi Suprahumeral gerakan mendorong ke depan.
Sendi suprahumeral yaitu sendi yang 3.Upward rotasi dan donwards rotation
menghubungkan antara caput humeri dan Upward rotation yaitu gerakan rotasi
coracoacromialis. Merupakan sendi palsu dari scapula pada bidang frontal
sehingga fossaglenoidalis bergerak ialah Staphylococcus aureus atau
keatas. Staphyloccusepidermis.
4.Upward titl dan reduction of upward tilt 2.5 Tanda dan Gejala
Upward tilt yaitu gerakan scapula pada Gejala utama pada umumnya berupa
axis frontal yang menyebabkan pembengkakan lokal, panas, merah, dan
permukaan posterior scapula bergerak nyeri.
ke atas. 2.6 Patologi
2. Gerakkan Humerus Bursitis merupakan peradangan dari Bursa.
1.Fleksi Ekstensi Kelainan ini yang primer,tetapi biasanya
Gerak Fleksi adalah gerakan lengan atas sekunder terhadap kelainan degenerasi dari
0 “rotator cuff”. Bursitis sub deltoideus.
dalam bidang sagital kedepan dari 0 -
0 Penderita bursitis subacromialis
180 . mempunyai gejala awal seperti tidak dapat
2.Abduksi dan Adduksi mengangkat lengan ke samping (abduksi
Gerakan abduksi adalah gerak lengan aktif), tetapi sebelumnya sudah merasa
menjauhi tubuh dalam bidang frontal dari pegal-pegal di bahu.
0 0
10 ke 180 . 2.7 Prognosa
3.Rotasi Prognosa merupakan perkiraan dari
Rotasi dengan lengan kesamping tubuh, perkembangan penyakit yang diderita
siku dalam fleksi, bila lengan bawah Prognosis pada kondisi Bursitis
digerakan menjauhi garis tengah tubuh subacromialis adalah;
disebut eksorotasi, bila lengan bawah 1.Qua ad vitam yaitu mengenai hidup
digerakan menuju garis tengah tubuh dan mati penderita apakah kondisi
0
disebut endorotasi, luas gerakannya 90 . tersebut bisa dapat mengancam
2.4 Etiologi kselangsungan hidup penderita atau
2.4.1 Trauma tidak,
Bursitis merupakan akibat sekunder dari 2.Quo ad Sanam merupakan
trauma terus-menerus dan strain infeksi penyembuhan terhadap kondisi yang
akut dan kronis sekitar sendi misalnya dideritapasien.
luka karena tembus akibat kondisi 3.Quo ad fungsi onam yaitu menyangkut
arthiritis akibat penyakit metabolic kemampuan fungsional penderita apakah
misalnya penimbunan asam urat dalam kondisi tersebut dapat menganggu
bursa akibat adanya neoplasma. aktifitas sehari-hari atau tidak,
2.4.2 Tekanan berulang karena kegiatan 4.Quo ad cosmetikam yaitu ditinjau dari
sehari-hari segi cosmetic atau kulit penderita
Pada karyawan, tukang cat, pemain biasanya berhubungan dengan pasien
tennis, juru ketika dan sebagainya yang post op.
terkait dengan aktivitas gerak bahu. 2.8 Diagnosa Banding
Nyeri bahu terjadi oleh Karena aktivitas Yang menjadi diagnosa banding dari
yang dilakukan pada posisi abduksi- tendinitis ini adalah kasus-kasus dengan
elevasi sedikit eksorotasi. Pada aktivitas gejala yang hampir sama, antara lain;
gerak ini maka peran dan kerja otot 1.Tendinitis bisipitalis
rotator cuff terutama musculus Nyeri dirasakan di bagian depan caput
supraspinatus sering terjadi humeri.
impingement (terjepit) antara caput 2.Frozen sholder
humeri dan acromion atau ligamentum Merupakan rasa nyeri yang
coracoacromiale. mengakibatkan keterbatasan lingkup
2.4.3 Infeksi gerak sendi (LGS) pada bahu secara
Lokasi bursa dekat dengan permukaan aktif atau pasif.
kulit, hal ini dapat berpotensi bursa 2.9 Komplikasi
terinfeksi oleh bakteri. Salah satu tipe 1.Atropi Otot
bakteri yang dapat menyerang pada bursa
Atropi terjadi karena immobilisasi yang 1.Definisi
lama,maka otot-otot akan mengalami Ultra Sound adalah merupakan
perubahan patologi fisiologi. gelombang bunyi/suara yang dihasilkan
2.Kontraktur otot melalui peristiwa getaran mekanik
Kontraktur otot dapat terjadi akibat adanya dengan bentuk gelombang longitudinal
rasa nyeri sehingga penderita takut untuk yang berjalan melalui medium tertentu
menggerakkannya dengan frekuensi yang variable.
3Kontraktur pada sendi 2.Efek Mekanik
Kontraktur pada sendi bau dapat terjadi Gelombang ultrasound menimbulkan
akibat lama tidak digerakkan sehingga adanya peregangan dan pemampatan di
tidak ada pergantian cairan pada sendi dalam jaringan dengan frekuensi dari
dan cairan itu menjadi kaku. ultrasound. Oleh karena itu, terjadilah
2.10 Problematika adanya variasi tekanan di dalam
2.10.1 Nyeri jaringan. Variasi tekanan ini akan
Nyeri adalah pengalaman sensori dan menimbulkan efek mekanik yang
emosional yang tidak menyenangkan akibat dikenal dengan istilah “Micro Massage”.
dari kerusakan jaringan yang aktual atau Dimana micro massage ini akan
potensial. bermanfaat untuk normalisasi dari otot,
Intensitas nyeri gambaran seberapa parah sehingga nantinya tekanan dalam
nyeri yang dirasakan individu pengukuran jaringan akan berkurang.
intensitas nyeri sangat subyektif dan 3. Efek Thermal
individual, dan kemungkinan nyeri dalam Micro Massage yang ditimbulkan oleh
intensitas yang sama dirasakan sangat lebih ultrasound akan menimbulkan efek
besar dan praktis. Pada VAS penderita panas dalam jaringan. Terjadinya efek
hanya diminta memberikan tanda pada panas ini akan bermanfaat untuk
sejauh milimeter sesuai dengan intensitas melancarkan sirkulasi darah.
nyeri yang dirasakan tanpa terbebani 4.Efek Biologis
pemakain dari setiap skala. Meskipun 1.Memperlancar Sirkulasi Darah
demikian VAS juga menmiliki kelemahan 2.Relaksasi Otot
memberi tanda skala bagi mereka orang tua 3.Meningkatkan Permeabilitas Jaringan Otot
atau mereka yang mengalami gangguan 4. Mengurangi Nyeri
penglihatan, karena itu peneliti harus 5.Mempercepat Penyembuhan
menuntun mereka dengan sebaik-baiknya. 5.Indikasi
2.10.2 Keterbatasan Lingkup Gerak 1.Kelainan-kelainan pada jaringan
Sendi (LGS) tulang, sendi, otot, dan jaringan lunak.
Lingkup gerak sendi adalah gerak 2.Rheumatoid arthritis pada stadium kronis
tempuh yang mampu dicapai suatu sendi 3.Kelainan atau penyakit pada sirkulasi
pada saat sendi tersebut bergerak. Cara kulit
penulisannya menggunakan sistem 6.Kontraindikasi
ISOM dan di ukur dengan goniometer. 1.Absolut
Goniometer merupakan alat ukur untuk 1.mata,
menentukan derajat lingkup gerak sendi 2.jantung,
yang mempunyai satuan derajat. 3.kehamilan,
LGS yang terbatas adalah gerakan 2.Relatif
abduksi.Keterbatasan ini biasanya 1.Hilangnya sensibilitas
disebabkan karena adanya nyeri. LGS 2.Post traumatic
bahu yang normal menurut ISOM yaitu : 3.Tumor
0 0 0 0
S= 45 - 0 – 180 F= 35 - 0 -180 .
0 0 4.Diabetes Melitus
5.Varices
LGS dikatakan terbatas bila LGS berada
7.Dosis
dibawah normal.
1.Persiapan Pasien :
2.11 Teknologi Intervensi Fisioterapi
Posisi pasien duduk senyaman mungkin,
2.11.1 Ultra Sound
daerah yang akan diterapi
dibebaskandari pakaian dan logam. Hidupkan tombol on pada US, Oleskan
Jelaskan efek yang akan dirasakan gel pada bahu yang sakit. Lalu ratakan
selama terapi berlangsung dan gel dan putar secara sirkuler. Kemudian
kontraindikasi. atur waktu 3 menit dengan intesitas 0,2
2.Pelaksanaan : MHz. Atur alat pada possisi yang
diinginkan.
Frekuensi : 6x terapi
Intesitas : 0,2 MHz
Time : 3 menit
Type : continous pasien dapat dicegah dan diharapkan dapat
Repetition : 1x/ hari bergerak seperti kondisi normal.
8.Mekanisme penurunan nyeri terhadap 5. Pelaksanaan Terapi
subacromialis bursitis dengan pemberian 1.Persiapan alat
ultra sound Periksa terlebih dahulu baut-baut atau
Efek yang diharapkan dengan pemberian pengunci pada alat tersebut agar tidak
ultra sound adalah mengurangi nyeri pada longgar atau terlepas, supaya tidak terjadi
tingkat spinal dan untuk meransang sesuatu pada pasien saat melakukan latihan.
penyembuhan luka dengan menimbulkan 2. Persiapan pasien
reaksi radang baru secara fisiologis, dengan Posisi pasien berdiri tegak lurus, tangan
tujuan mempercepat proses penyembuhan yang sakit memegang alat tersebut.
jaringan cidera dan juga dapat meransang Tangan pasien dalam keadaan lurus, lalu
perlepasan abnormal croslink, pasien diminta untuk mem`utar dengan
menghilangkan oedema, memobilitasi pelan-pelan searah dengan jarum jam.
jaringan kolagen, menimbulkan 3. Dosis Terapi
vasodilatasi pembuluh darah, membantu Frekuensi : 6x terapi
mengatasi peradangan tersebutdan efek Intesitas : 3 x seminggu
micro massage sehingga ultrasound Time : 4menit
bermanfaat menurunkan nyeri pada Type : Excercise Isotonic
subacromialis bursitis. Set : 2 set
2.11.2 Shoulder Wheel Repetition : 10x putaran
1.Defenisi
Shoulder Wheel Merupakan suatu peralatan 3. Metode Penelitian
terapi yang digunakan untuk melatih 3.1Design Penelitian
pergerakan sendi pada bahu dan mencegah Design penelitian yang digunakan adalah
mengecinya otot. studi kasus. Design ini merupakan
2.Indikasi bentuk penelitian yang mendalam
1.Kelemahan otot ekstremitas atas Nyeri tentang kondisi Sub Acromialis Bursitis.
2.meningkatkan LGS Penelitian akan dilakukan terhadap
3.Kontraindikasi seorang pasien dengan kondisi Sub
1.kondisi fase inflamasi Acromialis Bursitis selama 6x terapi.
2.Dislokasi 3.2Tempat dan Waktu Penelitian
3.Remathoid Arthiritis (RA) Penelitian dilakukan di Pariaman pada
4.Jantung Koroner bulan September tahun 2018, di Instalasi
5.Asma Keterapian Fisik RSUD Pariaman
6.Fraktur humerus 3.3Instrument Penelitian
4.Mekanisme Shoulder Wheell 3.3.1Visual Analog Seale (VAS)
Dampak dari pemberian shoulder wheel ini Merupakan cara pengukuran derajat nyeri
ialah alat ini memanfaatkan putaran motor dengan menunjukkan satu titik pada garis
untuk membantu pasien dalam skala nyeri (0-10 cm). Salah satu ujung
menggerakkan lengan sehingga menunjukkan tidak nyeri dan ujung yang
penyempitan pembuluh darah pada daerah lain menunjukkan nyeri yang hebat.
yang mengalami cidera tersebut akan Prosedur Pengukuran :
berkurang dan mengecilnya otot pada
Pasien diminta untuk menunjukkan nyeri Sub Acromialis Bursitis yang berkunjung
yang dirasakan berdasarkan penjelasan ke instalasi keterapian fisik di RSUD
yang telah diberikan.Lakukan gerakan Pariaman September Tahun 2018.
yang dapat memicu nyeri. Catat hasil
yang telah didapatkan. Sampel adalah pasien yang diamati
3.3.2Goniometer adalah 1 orang yang berkunjung instalasi
goniometer adalah pengukuran sudut pada keterapian fisik RSUD Pariaman dengan
sendi manusia. Goniometer berguna untuk kondisi sub acromialis bursitis, yang
mengukur jarak lingkup gerak sendi. memenuhi kriteria. Sampel harus
Prosedur Pengukuran : memenuhi kriteria sebagai berikut :
Lakukan gerakan yang akan di ukur dan 1.Sampel merupakan pasien dengan
letakkan goniometer berdasarkan sumbu kasus subacromialis bursitis yang
gerak yang akan di ukur. Catat hasil datang ke Instalasi Fisioterapi dari
pemeriksaan. pertama melakukan penelitian dan
3.4 Populasi dan Sampel bersedia menjadi responden penelitian.
Populasi merupakan semua pasien yang 2.Pasien seorang wanita yang berumur
berkunjung ke Instalasi Keterapian Fisik 35 tahun dengan kondisi subacromialis
RSUD Pariaman. Pasien yang menderita bursitis.
3.Berkunjung ke RSUD Pariaman selama 6 5.Pemeriksaa
kali terapi 3 kali seminggu. n gerak dasar
3.5Teknik Pengumpulan Data Pemeriksaan
3.5.1Data Primer gerak dasar
1. Anamnesa meliputi :
Metode ini digunakan untuk 1.Gerak pasif dimana gerakan dilakukan
mengumpulkan data dengan cara tanya oleh terapis dan diperoleh tentang
jawab antara terapis dengan sumber data Lingkup Gerak Sendi (LGS) ada
atau pasien yaitu dengan auto namnesis. tidaknya nyeri dan end feel.
2. Anamnesis Sistem 2.Gerak aktif dimana gerakan dilakukan
Anamnesis system untuk mengetahui oleh pasien tanpa bantuan dari terapis
ada tidaknya penyakit atau keluhan pada dan diperoleh informasi LGS secara
sistem organ yang dapat menyertai global dan ada tidaknya nyeri.
keluhan.Pada kondisi ini tidak dijumpai 3.Gerakan aktif melawan tahan, pada
adanya keluahan dan kelainan pada pemeriksaan ini pasien bergerak aktif
sistem kepala dan leher, urogenitas, dan dan terapis menahan dengan kekuatan
nervorum. yang sama besarnya sehingga tidak
1. Pemeriksaan Tanda Vital terjadi gerakan.
Dalam pemeriksaan vital sign ini 3.Pemeriksaan Khusus
meliputi tekanan darah, frekuensi Bertujuan untuk mengetahuinkeadaan
pernafasan, denyut nadi, suhu tubuh, umum pasien. Meliputi pemeriksaan
tinggi badan, dan berat badan. inspeksi statis dan dinamis, palpasi,
2. Palpasi nyeri bahu dan pengukuran Lingkup
Pemeriksaan dilakukan dengan cara Gerak Sendi bahu.
meraba, menekan pada daerah sekitar 1. Test pengukuran nyeri Verbal Analog
lumbal pasien. Scale (VAS)
3. Perkusi Pemeriksaan ini bertujuan untuk
Adalah suatu pemeriksaan dengan cara mengetahui derajat nyeri, dimana pasien
mengetuk atau vibrasi untuk mengetahui diminta untuk menandai pada salah satu
keadaan suatu rongga pada bagian tubuh. titik pada skala dan titik awal sampai
4. Auskulturasi akhir yang ditandai pasien adalah nilai
Adalah suatu pemeriksaan dengan intensitas nyeri yang dirasakan pasien.
mendengarkan bagian jantung atau paru- a.Apley Scratch Test
paru dengan menggunakan stetoskop. Pada tendinitis suprapinatus, bursitis
sub acromialis dan kapsulitis adhesive
bahu ‘’Apley Scratch Test’’ tidak dapat 3.Colokkan kabel ke stop kontak listrik
dilakukan oleh pasien karena timbul dalam posisi yang benar.
nyeri disekitar persediaan bahu. 4Tekan tombol ON.
Pasien disuruh menggaruk-garuk daerah 5.Sebelum mesin di gunakan lakukanlah
disekitar anggulus medialis scapulae pemanasan ± 10 menit
dengan tangan sisi kontralateral Persiapan pasien :
melewati belakang kepala.Dalam pola 1.Panggil penderita dengan ramah dan
gerakan itu otot-otot abductor dan sopan, serta masukan ke tempat terapi
rotator ekstensi dari bahu bekerja. sesuai kondisi dan diagnosa.
b.Test ‘’lengan jatuh atau test Moseley 2.Lakukan pemeriksaan ulang untuk
Test ini mengungkapkan ada tidaknya memastikan keluhan yang dialami
kerukan pada otot-otot serta tendon yang penderita dengan teliti dan cermat.
menyusun ‘’rotator cuff’’ dari bahu. 3.Sebelum pemberian terapi, pasien
Pasien disuruh mengabduksikan secara terlebih dahulu diberikan penjelasan
penuh lengannya dalam posisi lurus. mengenai cara kerja alat, indikasi dan
Kemudian pasien disuruh untuk kontra indikasinya.
menurunkan lengannya secara perlahan- 4.Daerah yang akan di terapi dibebaskan
lahan. Bila pada posisi 90 derajat pasien dari pakaian dan logam
tiba-tiba menjatuhkan lengannya, maka Pelaksanaan terapi
pasien tidak dapat mempertahankan 1.Minta kepada pasien membebaskan
penurunan lengan secara bertahap karena pakaian pada daerah yang akan di terapi.
merasa nyeri di persendian bahu bagian 2.Berikan gel pada area yang akan di terapi.
atas akibat gangguan pada musculus 3Atur waktu dan intensitas.
suprapinatus di dekat tuberkulum mayor 4.Ratakan gel dengan tranduser.
humeri. Dosis :
c.Palpasi Frekuensi :6x terapi
Ventrocaudal Acromian di atas Intesitas :0,2MHz
Tuberkulum Mayor humery, dengan Time :3menit
posisi tangan extensi Type :continous
4. Diagnosa dan Problematika Repetition :1x/ hari.
Fisioterapi 2. Shoulder wheel
Diagnosa fisioterapi merupakan upaya Dosis Terapi
menegakan masalah aktivitas gerak dan Frekuensi : 6x terap
fungsi berdasarkan pernyataan yang iIntesitas : 3 x seminggu
logis dan dapat dilayani fisioterapi. Time : 4 menit
Adapun tujuan dan diagnose fisioterapi Type : Excercise Isotonic
adalah untuk mengetahui permasalahan Set : 2 set
fisioterapi yang tepat. Repetition : 10x putaran
5. Tujuan Fisioterapi 3.5.2Data Sekunder
Tujuan fisioterapi untuk mengatasi Dilakukan dengan:
problematika fisioterapi yaitu mengatasi 1)Studi Dokumentasi
gangguan yang ditimbulkan dalam kasus Dalam studi dokumentasi peneliti
ini antara lain mengurangi nyeri pada mengamati dan mempelajari data-data
pinggang bawah. medis dan fisioterapi dari awal sampai
6.Pelaksanaan Fisioterapi akhir.Dijelaskan tentang
1. Ultra sound (US) pendokumentasi kondisi pasien baik
Persiapan alat : berupa gambar atau foto.
1.Bersihkan dan rapikan semua 2)Studi Pustaka
peralatan yang akan digunakan baik Merupakan sumber daya yang didapat
sebelum dan sesudah digunakan pasien. dari buku-buku, internet, majalah dan
2Pastikan alat-alat berfungsi dengan baik yang berkaitan dengan bursitis sub
dan siap dioperasikan, sehingga tidak acromialis.
membahayakan pasien dan terapist. 3.6 Rencana Evaluasi
Evaluasi disini yaitu evaluasi terhadap 4.2 Deskripsi Status Klinis Pasien
perkembangan penyakit. Evaluasi Seorang pasien bernama Ny. P yang
dilakukan dengan menggunakan alat berusia 35 tahun, pada tanggal 10
ukur Goniometer dan visual Analog September 2018 berobat ke dokter saraf
Scale (VAS). Evaluasi akan dilakukan RSUD Pariaman dengan keluhan bahu
sebelum dan sesudah dan sebelum terapi. kirinya terasa sakit waktu bangun tidur
3.7 Pengolahan, penyajian dan analisa dipagi hari. Kemudian pasien dirujuk
data oleh dokter saraf ke instalasi rehab
Pengolahan data didapat dari medik untuk fisioterapi.
pengamatan dan pengukuran data. Pada palpasi terdapatnya nyeri tekan
Kemudian, data disajikan dalam bentuk pada Subacromialis Bursitis dan pada
kalimat dan table, dan dianalisa inspeksi dinamis terdapat nyeri gerak
berdasarkan teori atau referensi serta saat gerakan abduksi sehingga LGS
dilihat hasil yang akan dicapai setelah terganggu. Kemudian peneliti juga
beberapa kali treatment. melakukan pemeriksaan gerakan –
gerakan dasar berupa gerakan aktif,
4. Hasil dan Pembahsan gerakan pasif, dan gerakan isometrik.
4.1 Gambaran Umum RSUD Pariaman] Dari pemeriksaan spesifik, didapatkan
RSUD Pariaman merupakan rumah hasil adanya nyeri, dan keterbatasan
sakit pemerintah daerah tingkat 1 Provinsi lingkup gerak sendi. Alat ukur yang
Sumatra Barat yang berdiri pada tahun digunakan pada kasus ini ialah VAS
1875 dengan rumah sakit tipe D, tanggal 21 yaitu untuk mengukur nyeri dan
juli 1988 berubah menjadi RSUD tipe goniometer untuk mengukur lingkup
Cberdasarkan SK Menteri Kesehatan RI gerak sendi.
No. 303/Menkes/SK/IV/1988 serta telah 4.3 Hasil Penelitian
terakreditasi dengan status akreditasi penuh 4.3.1 Manfaat pelaksanaan fisioterapi
tingkat dasar pada tanggal 25 Oktober dengan Modalitas Ultra Sound (US)
2005.Tahun 2015 s/d Sekarang RSUD dan Shoulder Wheel pada kondisi
Pariaman dipimpin oleh dr. Indria velutina. Subacromialis Bursitis terhadap
RSUD Pariaman ditetapkan sebagai Rumah pengurangan nyeri
Sakit kelas B berdasarkan Keputusan Berdasarkan hasil pengamatan dari
Gubernur Provinsi Sumatera Barat Nomor terapi yang telah dilakukan sebanyak
445-304-2015 tentang izin operasional enam kali terhadap penderita Bursitis
penyelenggaraan Rumah Sakit kelas B Sub Acromialis dengan modalitas US
Rumah Sakit Pariaman di Kota Pariaman dan shoulder wheel di RSUD Pariaman
pada Maret 2016. tahun 2018, maka didapatkan hasil
Jumlah fisioterapis di RSUD Pariaman bahwa pengurangan nyeri yang terlihat
berjumlah 8 orang. Modalitas yang terdapat dalam bentuk tabel berikut :
diruangan fisioterapi diantaranya infra red, Permas
ultra sound, paraffin, SWD, MWD, TENS, alahan T0 T1 T2 T3 T4 T5 T6
dan electrical traksi. Di ruangan fisioterapi
juga terdapat ruangan latihan dengan
berbagai alat latihan seperti static bicycle, Nyeri
gait analysis, shoulder wheel dan parallel gerak 7 7 7 6 6 7 5
bar.
Pelayanan fisioterapi di RSUD
Nyeri
Pariaman buka dari hari Senin sampai tekan 6 6 6 5 5 6 4
Jum’at, pukul 08.00 WIB hingga 16.00
WIB. Melayani pasien rawat inap dan rawat
jalan. Pasien rawat jalan diterima berasal Nyeri
dari klinik, IGD, praktek dokter umum dan diam 2 2 2 3 2 2 1
dokter spesialis. Fisioterapi juga melayani
pasien BPJS dan pasien umum.
Setelah dilakukan terapi sebanyak enam
4.3.2 Manfaat pelaksanaan fisioterapi kali terapi menggunakan modalita US
dengan Modalitas Ultra Sound (US) dan shoulder wheel, maka diperoleh
dan Shoulder Wheel pada kondisi hasil terapi berupa penurunan nyeri, dan
Subacromialis Bursitis terhadap peningkatan Lingkup Gerak Sendi
peningkatan lingkup gerak sendi (LGS).
Berdasarkan hasil pengamatan dari terapi
yang telah dilakukan sebanyak enam kali 5. Kesimpulan Dan Saran
terhadap penderita Bursitis 5.1Kesimpulan
subacromialis dengan modalitas ultra 1.Berdasarkan hasil penelitian tersebut
sound dan shoulder wheel di RSUD didapatkan hasil bahwa dengan
Pariaman tahun 2018, maka di dapatkan pemberian modalitas Ultra Sound (US)
hasil bahwa peningkatan lingkup gerak dan Shoulder Wheel dapat menurunkan
sendi yang terlihat dalam bentuk grafik nyeri gerak dan tekan pada kondisi
berikut : Bursitis Subacromialis. Nyeri tekan
berkurang sebanyak 30% dan gerak
berkurang sebanyak 30%.
2.modalitas Ultra Sound (US) dan
Shoulder Wheel pada peningkatan
Lingkup Gerak Sendi (LGS) pada
kondisi Subacromialis sinistra dimana
terapi pertama gerakan aktif terdapat
peningkatan lingkup gerak sendi
sebanyak 14 % dan pada gerakan pasif
juga mengalami peningkatan sebanyak
Grafik 4.2 Peningkatan Lingkup Gerak 17%.
Sendi Bahu Kiri Aktif Menggunakan 5.2Saran
Ganiometer 1.Dengan kelancaran proses
penatalaksanaan fisioterapi ini maka
selain kemampuan skil terapis dan
teraturnya terapi juga didukung oleh
kooperatif pasien dalam menjalankan
terapinya. Sehingga proses kesembuhan
menjadi cepat. Perlu diperhatikan
larangan seperti jangan membawa beban
dengan tangan kiri semua itu harus
Grafik 4.3 Peningkatan Lingkup Gerak ditaati agar tidak terjadi pembebanan
Sendi Bahu Kiri Pasif Menggunakan yang berlebihan lagi pada bahu kiri.
Ganiometer 2.Untuk tuan putri, agar rutin terapi lagi
4.4 Pembahasan agar didapatkan kesembuhan total dan
Seorang pasien bernama putri yang berusia bisa beraktifitas maksimal.
35 tahun, tanggal 10 Agustus 2018 datang 3.Kepada rekan – rekan fisioterapis
kedokter saraf RSUD Pariaman dengan hendaknya dalam melakukan terapi
keluhan bahu kirinya terasa sakit waktu secara serius dan memanfaatkan
bangun tidur dipagi hari. Kemudian pasien modalitas yang benar – benar efektif
dirujuk oleh dokter saraf ke poli fisioterapi pada kasus Subacromialis Bursitis
untuk diberikan tindakan selanjutnya. Pada dengan pemasangan US Shoulder Wheel
tanggal 8 Agustus 2018 peneliti melakukan sehingga dari proses terapi dapat dicapai
analisa ulang. Melakukan pemeriksaan, hasil yang optimal.
menetapkan diagnosa, merencanakan dan 4.Untuk penulis lain agar dapat
melaksanakan intervensi. melanjutkan atau mencari metode lain
yang lebih baik atau tepat dalam
penaganan Subacromialis Bursitis.
Widia, Lidya. 2015. Anatomi dan
DAFTAR PUSTAKA
fisiologi tubuh manusia. Medical Book.
Departemen Kesehatan RI.2009. Yogyakarta
Undang-Undang Kesehatan. Jakarta: Evelyn, C. 2009. Anatomi dan fisiologi
Sinar Grafika untuk paramedic. EGC. Jakarta.
Permenkes No 80 tahun 2013 Pearce E, 2013. Anatomi dan Fisiologi
tentang penyelenggaraan untuk paramedic. Jakarta: PT.
pekerjaan dan Gramedia Pustaka Utama
praktikfisioterapis,.permenke Giri wiarto, 2013. Anatomi&Fisiologi
s no. 80 tahun 2013. system gerak manusia, Jakarta
Buku Register Pasien Di Instalasi F.Paulsen,J.Waschke,Atlas anatomy
Keterapian Fisik Rsud Pariaman sobotta, Edisi 23, penerbitbuku: EGC,
Jurnal Ikatan Fisioterapi Indonesia. 2015
2000. Berita Profesi Dokumentasi. Wolf, De A.N. dan J.M.A Mens.
Jakarta: Ikatan Fisioterapi Indonesia. Pemeriksaan Alat Penggerak Tubuh.
S.Nell, Richard, dkk. 2006.Anatomi klinik. Cetakan Kedua. Belanda: Bhon
Edisi Keenam. Jakarta : EKG StaflesVenLeghum. Saputra. 2009.
Kedokteran Klinik Tanggerang :
Binapura Aksara Publisher.
Kuntoro H.P. 2001. Management Dokumentasi pribadi gambar Visual
perubahanpatologi. Semarang.Temu Analoge Scale (VAS)
Ilmiah Tahunan Fisipoterapi Dokumentasi pribadi gambar Goniometer
Hudaya, 2000. prognosis pada kondisi Remiza pratama, 2011. Modalitas ultra
spondyloarthrosis cervical sound
Tamsuri. 2006. Klasifikasi Nyeri. Jawa Sianturi, 2003. Studi Komparatif Infeksi
Barat dan Oral Triaamcinolone Acetonide
Potter & Perry. 2005. Fundamental of Pada Sindroma Frozen Shoulder,
th Semarang
nursing 4 ed. Australia: Mosby Elsevier

Anda mungkin juga menyukai