Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KD 8 RESENSI – STEVEN NATHANAEL / XIE / 28

Judul buku : Hujan

Penulis : Tere Liye

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tahun terbit : Januari 2016

Desain Cover : Orkha Creative

Ketebalan : 320 halaman

Ukuran : 13,5 x 20 cm

Berat buku : 500 gram

ISBN : 978-602-03-2478-4

Darwis atau lebih dikenal dengan nama pena Tere Liye adalah seorang penulis novel
sukses di tanah air. Puluhan novel telah ia tulis dan diterbitkan, ia memang sangat mahir
dalam membuat cerita-cerita yang menuntut para pembacanya berimajinasi. Novel “Hujan”
adalah salah satu karya fenomenalnya yang diterbitkan pada tahun 2016 oleh Gramedia
Pustaka Utama. Novel ini menceritakan kisah cinta, persahabatan, dan dilema antara kedua
tokoh utamanya, Lail dan Esok. Hujan adalah ungkapan yang disisipkan melalui majas alegori
di sepanjang novel.

Cerita dimulai dengan bencana besar letusan gunung purba di tahun 2042. Lail,
seorang remaja yang baru berusia 13 tahun menyaksikan sendiri kepergian ibunya dan
terjebak karena gempa susulan yang merobohkan tangga evakuasi. Lail ditolong oleh Esok,
seorang anak laki-laki pintar, bersama mereka keluar dari lorong kereta bawah tanah. Saat
itu, hujan sedang turun.

Mereka tinggal di tenda pengungsian bersama ibu Esok. Lail dan Esok semakin kama
semakin akrab karena menghabiskan waktu bersama setiap hari. Namun, pada usia 16
tahun Esok diangkat anak oleh keluarga walikota yang kaya, mereka berjanji akan merawat
Esok dan ibunya, serta menyekolahkan Esok setinggi-tingginya di ibukota. Lail tersenyum
saat melihat Esok pergi, tidak ada yang tahu ia sedang menangis karena saat itu sedang
hujan.

Lail pindah ke panti sosial dan memiliki teman sekamar bernama Maryam. Mulai hari
itu mereka melakukan segala aktivitas bersama dan mereka menjadi sahabat baik. Lail baru
menyadari bahwa selama ini ia mencintai Esok, ia merindukan masa-masa mereka
menghabiskan waktu bersama setiap hari di pengungsian. Namun, Esok tidak pernah
menghubunginya karena kesibukannya di ibukota sebagai peneliti termuda.

Sejak meletusnya gunung purba yang menghancurkan 2 benua, bencana ini hanya
menyisakan 10 persen manusia di bumi dan mengacaukan iklim serta cuaca di bumi. Musim
dingin yang sangat panjang terjadi di negara tropis tempat Lail berada. Lail memutuskan
untuk menjadi relawan dan sekolah perawat bersama Maryam untuk berkontribusi kepada
negaranya dan membantunya melupakan Esok.

Setelah bertahun-tahun, akhirnya Lail dan Esok kembali bertemu. Esok menceritakan
semuanya kepada Lail, bumi akan mengalami musim panas dan kekeringan yang mematikan
dan selama ini ia sedang membuat 4 kapal terbang besar yang dapat mengangkut sebagian
kecil penduduk bumi yang terpilih lewat undian. Kapal tersebut akan diterbangkan ke
angkasa dan kembali saat iklim bumi sudah kembali normal.

Ternyata Esok mendapatkan 2 tiket untuk menaiki kapal tersebut karena


kontribusinya dalam projek itu. Kesalahpahaman terjadi saat walikota tiba-tiba menemui
Lail dan memohon agar Lail memberikan tiket tersebut kepadanya apabila Esok memberinya
tiket.

Namun, sampai hari keberangkatan Esok sama sekali tidak menghubungi Lail. Lail
merasa Esok tidak memedulikannya dan ia memutuskan untuk perdi ke pusat terapi saraf
paling canggih di kota untuk menghilangkan semua memori yang ia ingin hapus. Ketika
ditanya paramedis apa yang ingin ia lupakan, Lail menjawab “Aku ingin melupakan hujan.”

Di saat yang bersamaan, Esok menelpon Maryam dan memberitahunya bahwa ia


sudah sampai di kota tempat Lail tinggal tapi ia tidak bisa menghubungi Lail. Maryam
memberitahu Esok bahwa Lail ada di Pusat Terapi Saraf, ia sedang berusaha mendobrak
pintu ruang penghapusan memori. Esok yang kaget mendengarnya langsung bergegas
datang ke pusat ahli syaraf tersebut. Maryam dan Esok sudah pasrah karena tidak dapat
membuka pintu tersebut.

Namun beberapa saat kemudian, Lail keluar dan Esok langsung meminta maaf dan
menjelaskan semuanya bahwa ia tidak jadi ikut menaiki kapal tersebut dan selama ini tidak
dapat menghubungi Lail karena seluruh ingatan Esok sedang disimpan untuk mencegah jika
ada masalah dalam kapal.

Lail tidak melupakan Esok, ingatannya tetap utuh. Ternyata, penghapusan memori
Lail gagal karena saat paramedis ingin menghapus memori menyedihkan tentang Hujan dari
Lail, mereka tidak dapat menemukannya, semua ingatan Lail mengenai hujan adalah
memori yang menyenangkan.

Terdapat berbagai tema dalam novel ini, tentang persahabatan, tentang percintaan,
tentang perpisahan, tentang melupakan dan tentang hujan. Penulis menggambarkan setiap
watak tokoh dengan sangat jelas. Seperti pada tokoh utama, Lail, digambarkan sebagai
seorang perempuan yang kuat, tangkas, ramah, mudah cemburu, dan suka cemas. Tokoh
utama lainnya, Esok, digambarkan sebagai seorang laki-laki yang sangat cerdas, bijaksana,
penyayang, dan sopan. Alur novel ini adalah alur maju mundur. Dimulai dengan keinginan
Lail untuk menghapus memorinya tentang “Hujan” dan kembali ke masa lalu saat Lail
meneceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

Penulis menggunakan berbagai latar, latar waktu pagi, siang, sore, dan malam, latar
tempat negara tropis Lail tinggal yang terkena dampak gunung meleletus, dan lata suasana
senang, panik, sedih, mengejutkan, tragis dan bahagia. Sudut pandang yang digunakan pada
novel ini adalah sudut pandang orang ketiga serba tahu. Dari novel ini banyak pesan amanat
yang bisa kita ambil, salah satunya adalah arti persahabatan sejati.

Novel Hujan karya Tere Liye ini sangat menarik. Isi novel mudah dipahami oleh
membaca karena menggunakan bahasa yang sederhana sehingga pesan moral yang ada
dalam novel ini dapat diterima dengan baik. Jalan ceritanya sulit ditebak dan penuh kejutan
di luar dugaan yang membuat pembaca larut dan penasaran untuk terus membacanya.
Penulis mendeskripsikan kecanggihan teknologi masa depan seperti alat komunikasi
yang tertanam di tangan dan sistem transportasi tanpa supir dengan sangat baik, sehingga
terasa nyata dan membuat pembaca ikut berimajinasi.

Namun, ada sedikit kejanggalan yang mungkin akan dirasakan oleh pembaca. Semua
aspek dalam novel ini hanya membahas ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa
menyinggung agama. Tidak ada aktivitas keagamaan seperti berdoa maupun beribadah
padahal penulis berkali-kali menyebutkan bahwa secanggih apapun teknologi itu tidak bisa
menandingi kekuasaan Tuhan.

Terlepas dari kekurangannya, saya merasa puas setelah membacanya. Novel ini
adalah novel inspiratif penuh pesan moral yang cocok untuk dibaca masyarakat umum,
terutama remaja.

Struktur Teks Kutipan


1. Identitas Judul buku : Hujan
2. Orientasi Darwis atau lebih dikenal dengan nama
pena Tere Liye adalah seorang penulis
novel sukses di tanah air
3. Sinopsis Cerita dimulai dengan bencana besar
letusan gunung purba di tahun 2042.
4. Analisis Alur novel ini adalah alur maju mundur.

5. Evaluasi Jalan ceritanya sulit ditebak dan penuh


kejutan di luar dugaan yang membuat
pembaca larut dan penasaran untuk terus
membacanya.
6. Rekomendasi Novel ini adalah novel inspiratif penuh
pesan moral yang cocok untuk dibaca
masyarakat umum, terutama remaja

Anda mungkin juga menyukai