Anda di halaman 1dari 2

Menurut Johnson (dalam Supratiknya, 1995) konflik adalah situasi dimana tindakan

salah satu pihak berakibat menghalangi, menghambat atau mengganggu tindakan pihak lain.
Menurut Vasta (dalam Indati, 1996) konflik akan terjadi bila seseorang melakukan sesuatu
tetapi orang lain menolak, menyangkal, merasa keberatan atau tidak setuju dengan apa yang
dilakukan seseorang . Secara umum pengertian konflik yaitu suatu kondisi terjadinya
ketidaksesuaian antara nilai - nilai atau tujuan yang diinginkan dicapai baik di dalam diri
sendiri maupun dalam hubungan dengan orang lain .
Subtantive conflicts merupakan perselisihan yang berkaitan dengan tujuan kelompok,
pengalokasian sumber daya dalam suatu organisasi, distribusi kebijaksanaan dan prosedur,
dan pembagian jabatan pekerjaan. Konflik ini biasa terjadi dalam sebuah organisasi.
Sedangkan Emotional conflicts terjadi akibat adanya perasaan marah, tidak percaya, tidak
simpatik, takut dan penolakan, serta adanya pertentangan antar pribadi (personality clashes).
Konflik inilah yang sering terjadi pada remaja dengan teman sebaya
Konflik adalah perselisihan internal atau eksternal akibat dari adanya perbedaan
gagasan, nilai atau perasaan antara dua orang atau lebih . Menurut littlefield 1995 dalam
nursalam bahwa konflik dapat dikategorikan sebagai suatu kejadian atau proses. Sebagai
suatu kejadian, konflik terjadi akibat ketidaksetujuan antara dua orang atau organisasi yang
merasa kepentingannya terancam. Sebagai manajer keperawatan, konflik sering terjadi pada
setiap tatanan asuhan keperawatan.

Oleh karena itu, manajer harus mempunyai dua asumsi dasar tentang konflik, asumsi
pertama konflik merupakan hal yang tidak dapat dihindari dalam suatu organisasi, asumsi
yang kedua jika konflik dapat dikelola dengan baik maka dapat menghasilkan suatu
penyelesaian yang kreatif dan berkualitas, sehingga berdampak pada peningkatan produksi.
Jika dilihat dari berfungsi atau tidaknya konflik, maka konflik itu dapat dibagi
menjadi 2 yaitu:
1. Konflik Fungsional, yaitu konflik yang memang bertujuan dan mempunyai dampak atau
kegunaan yang positif bagi pengembangan dan kewajaran organisasi. Persoalan yang
menyebutkan terjadinya konflik hanya semata - mata pada persoalan bagaimana
organisasi dapat mencapai suatu taraf kemajuan tertentu yang diinginkan bersama oleh
seluruh para anggota organisasi, bukanlah segolongan atau kelompok tertentu. Jadi hanya
berhubungan dengan prospek kemajuan organisasi secara keseluruhan di masa datang.
Konflik non fungsional, yaitu konflik yang sama sekali tidak berkaitan dengan prospek kemajuan
organisasi. Konflik yang terjadi hanya benar - benar berkaitan dengan misalnya "human
interest", sentimen pribadi para anggota organisai. Demikian pula atas intrik – intrik pribadi,
golongan yang human interestnya sama, Permasalahan kura

Anda mungkin juga menyukai