441
NR Isnaningsih dan RM Marwoto - Keong Hama Pomacea di Indonesia: Karakter Morfologi dan Sebarannya
BAHANDANMETODE
Studi morfologi dan pemetaan keong hama
Pomacea berdasarkan koleksi yang ada di Museum
Zoologi Bogor (MZB), Bidang Zoologi, Puslit
Biologi
- LIPI, serta pustaka. Pengukuran cangkang meliputi
panjang, lebar cangkang, tinggi seluk akhir, panjang
dan lebar mulut cangkang dilakukan menggunakan
jangka sorong (akurasi 0,00 mm), sedangkan
pengamatan morfologi meliputi penghitungan jumlah
seluk {whorls), bentuk sulur/menara cangkang
{spire), warna cangkang dan bentuk mulut Gambar 2. P. canaliculata, dengan variasi warna
cangkang dan corak cangkang, memiliki ciri spesifik sulur yang
{aperture) (Gambar 1). tinggi
Hasil pengukuran cangkang setiap populasi
dibandingkan dan disajikan dalam Tabel 2. Pemetaan Cangkang berbentuk bulat, berwarna kuning
sebaran keong disajikan berdasarkan lokasi hingga coklat tua. Pada bagian di sekitar sutura
ditemukannya keong tersebut, habitat setiap populasi warna cangkang menjadi lebih muda. Dinding
yang dijumpai juga dicatat. cangkang tebal, beberapa diantaranya memiliki
"pita" melintang berwarna coklat tua hingga tepi
HASIL mulut cangkang. Sulur tinggi danruncing. Seluk
berjumlah 5,25-5,50. Seluk akhir membulat. Pusat
A. Karakter morfologi keong Pomacea cangkang berbentuk celah. Sutura melekuk
Berdasarkan 450 spesimen koleksi MZB yang membentuk kanal yang dalam. Mulut cangkang
dipelajari dan diamati terdapat 4 jenis keong hama lonjong, bagian atasnya menaik sehingga terlihat
Pomacea yang masuk ke Indonesia, yakni P. agak meruncing di bagian atas. Warna dinding
canaliculata, P. insularum, P. scalaris dan P.
paludosa.
442
Berita Biologi 10(4) - April 2011
M/BGsi, (28%
(Bogor >
443
NR Isnaningsih dan RM Marwoto - Keong Hama Pomacea di Indonesia: Karakter Morfologi dan Sebarannya
Lokasi TC* L T T LA
C S A
T
Sum 39.68 ±15.94 34.0 ±14.0 35.4 ±14.0 28.89±11.55 20.91
atra 8 9 1 3 ±8.70
Kalimantan 37.12 ±19.27 33.5 ±18.4 34.35 29.02±13.84 20.24
4 2 ±10.13
±17.45
Jawa 32.40 ±12.65 28.6 ±11.5 29.21 • 23.87 ±9.39 16.55±6.7
3 5 ±11.51 7
Sulawesi & 35.71 ±14.29 31.2 ±12.7 32.18 26.91 ±10.87 18.94±7.7
Maluku 4 0 2
±12.91
Bali & NT 55.13 ±18.00 48.3 ±15.7 50.43 42.23 ±13.83 29.42
4 8 ±9.60
±16.46
Irian 34.02 ±13.81 29.5 ±13.4 30.35 25.60 ±9.85 17.46
5 1 ±7.73
±12.83
* Keterangan: TC=Tinggi Cangkang, LC=Lebar Cangkang, TST=Tinggi Seluk Tubuh
TA=Tinggi Aperture (mulut cangkang), LA=Lebar Aperture
445
NR Isnaningsih dan RM Marwoto - Keong Hama Pomacea di Indonesia: Karakter Morfologi dan Sebarannya
canaliculata memiliki toleransi yang paling tinggi Upaya Pengontrolan terhadap Hama Keong Emas
terhadap variasi habitat. Umumnya keong jenis ini
Hama keong mas yang menyerang tanaman
menyukai hidup di perairan dangkal dan bersubstrat
padi
lumpur.
dapat ditanggulangi dengan beberapa cara yaitu
Di Indonesia keong Pomacea telah menyebar
secara kimiawi dengan menggunakan moluskisida,
hampir ke seluruh pulau-pulau besar dan beberapa
secara kultural/teknik dengan rotasi tanaman,
pulau kecil (Gambar 6). Sekitar tahun 1984, keong
pembatasan lahan tanam dengan lempeng besi atau
ini sengaja didatangkan, diduga dari Philippina, Cina,
pengambilan langsung keong mas dan telurnya yang
Singapura, oleh penggemar ikan hias, sebagai
ada di lahan tanam (Adalla & Magsino, 2006). Selain
penghias akuarium. Kemudian orang tertarik
itu, hama keong mas juga dapat dikontrol secara
untuk membudidayakan tanpa mengetahui
biologi dengan musuh alami. Alternatif yang
potensinya sebagai hama. Sebelumnya keong ini
terakhir, merupakan cara yang dianjurkan karena
telah dilaporkan menjadi hama pertanian yang
cukup efektif dan memberikan dampak negatif yang
cukup serius di Philippina. Cara budidaya yang
minimal terhadap lingkungan.
dilakukan di alam bebas (kolam-kolam ikan atau
balong) diduga sebagai penyebab utama Beberapa jenis hewan golongan udang-
menyebarnya keong ini secara luas terutama di pulau udangan, ikan, serangga, burung, mamalia, serta
Jawa, khususnya di Jawa Barat yang umumnya herpetofauna berpotensi menjadi musuh alami bagi
masyarakat memilki kolam ikan berdekatan dengan keong emas. Umumnya, kelompok hewan tersebut
persawahan. Laporan penghamaan pertama kali menjadi musuh alami bagi keong emas muda yang
dilaporkan di Jawa Barat, Jawa Tengah dan cangkangnya berukuran kurang dari 12 mm.
Lampung. Biasanya semakin luas area persawahan di Meskipun demikian beberapa jenis, kura-kura,
suatu daerah maka populasi dan temuan Pomacea burung, kepiting dan tikus dapat memangsa keong
akan semakin besar. mas yang berukuran lebih dari 20 mm (Yusa et al.,
2006; Allen, 2004).
Telur-telurnya yang menetas dapat terbawa
aliran air atau menempel pada tumbuhan air dan
KESMPULAN
terbawa ke daerah persawahan dan perairan tawar
Studi terhadap morfologi cangkang Keong mas
lainnya seperti sungai, rawa, danau. Kegiatan
{Pomacea spp.) menunjukkan terdapat empat jenis
manusia yang memanfaatkan keong sebagai pakan
ternak (lele, itik) dan sebagai penghias dalam Keong mas yang telah masuk ke Indonesia, yaitu: P.
akuarium, memicu jenis ini diperdagangkan secara canaliculata, P. insularum, P. scalaris, dan P.
bebas dan berdampak pada sebarannya yang meluas. paludosa. P. canaliculata memiliki kemampuan
Ditemukannya empat jenis keong Pomacea di adaptasi yang luas terhadap berbagai tipe habitat
Indonesia menunjukkan bahwa ancaman hama keong perairan darat dibandingkan ketiga jenis lainnya. Hal
di wilayah persawahan juga semakin besar. Usaha ini menyebabkan sebaran P. canaliculata juga paling
penanggulangan dipastikan akan menguras tenaga, luas di Indonesia.
dana dan waktu dan akan menimbulkan kerugian
yang besar pada petani. Oleh karena itu UCAPANTERIMAKASIH
kewaspadaan terhadap ancaman keong hama Studi ini merupakan sebagian hasil kegiatan
Pomacea harus selalu ditingkatkan. Hasil penelitian penelitian tentang Keong dan slug yang berpotensi
ini diharapkan membantu para praktisi untuk sebagai hama di Indonesia, dibiayai oleh DIKTI
mengenal dan mewaspadai kehadirannya di (periode 2009) dan DIPA Puslit Biologi - LIPI
perairan kita dan mencegah perluasan sebarannya. (periode 2008, 2009). Terima kasih untuk sdr. Eka
Upayamemanfaatkannya sebagai sumber protein Himawan (alumni IPB), sdr. Alfiah dan Riena
hewani perlu terus dilakukan agar populasi di alam (Laboratorium Malakologi, Puslit Biologi-LIPI) yang
relatifmenurun lebih cepat. membantu dalam menyediakan gambar, foto dan
pengukuran cangkang.
446
Berita Biologi 10(4) - April 2011
447