Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
Nama : A R I S N O, S.Pd.
NIP : 196908181991021002
Tempat Tugas : SDN KAMAL 04 PAGI
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
karunia, rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian
Tindakan Kelas ( PTK ) yang berjudul “ penerapan metode demonstrasi dengan
menggunakan media audio visual untuk meningkatkan pemahaman mengenai
sistem tata surya pada siswa kelas 6 “.
Karya tulis ini dibuat untuk memenuhi persyaratan seleksi Guru
Berprestasi ( GUPRES ) yang diselenggarakan oleh Suku Dinas Pendidikan Dasar
Kota Administrasi Jakarta Barat.
Dengan terselesaikannya Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dan
memberikan bantuan dalam pembuatan karya tulis ini yang tidak dapat disebutkan
satu per satu.
Dengan keterbatasan ilmu yang dimiliki, penulis sadar bahwa Penelitian
ini masih banyak kekurangannya, untuk itu penulis berharap adanya kritik dan
saran yang sifatnya membangun.
Akhirnya penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi
orang lain dan khususnya bagi penulis sendiri.
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ v
DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................. 4
C. Analisis Masalah ................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian .................................................................. 5
F. Manfaat Penelitian ................................................................ 6
iii
d. Refleksi ...................................................................... 18
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GRAFIK
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Lingkup mikro pendidikan diwujudkan melalui proses
belajar mengajar di dalam kelas maupun di luar kelas. Proses ini
berlangsung edukatif. Melalui proses belajar mengajar inilah peserta didik
akan mengalami proses perkembangan kearah yang lebih baik dan
bermakna agar hal tersebut dapat terwujud maka diperlukan suasana
proses belajar mengajar yang kondusif bagi peserta didik dalam
melampaui tahapan-tahapan belajar secara bermakna dan efektif sehingga
menjadi pribadi yang percaya diri, inovatif dan kreatif (Surya, 1992: 179).
Untuk meningkatkan mutu pendidikan, pemerintah memperbaiki
dan mengubah kurikulum yang digunakan di sekolah. Saat ini diluncurkan
Kurikulum 2006 yang menggantikan Kurikulum 2004, padahal belum
semua sekolah dapat melaksanakan Kurikulum 2004. Akan tetapi apapun
jenis dan nama kurikulum yang digunakan, keberhasilan pembelajaran di
sekolah bergantung pada implementasinya dalam pembelajaran oleh guru.
Guru merupakan faktor yang berpengaruh sangat besar dalam proses
belajar mengajar, bahkan sangat menentukan keberhasilan siswa dalam
belajar.
Pendidikan adalah proses memproduksi sistem nilai dan budaya
kearah yang lebih baik, antara lain dalam pembentukan kepribadian,
keterampilan dan perkembangan intelektual siswa. Dalam lembaga formal
proses reproduksi nilai dan budaya ini dilakukan terutama dengan mediasi
proses belajar mengajar sejumlah mata pelajaran di kelas. Salah satu mata
pelajaran yang turut berperan penting dalam pendidikan wawasan,
keterampilan dan sikap ilmiah sejak dini bagi anak adalah mata pelajaran
IPA. Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan yang rasional dan
objektif tentang alam semesta dan segala isinya.
sains merupakan cara mencari tahu tentang alam sekitar secara
sistematis untuk mengusai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep,
prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah.
Pendidikan sains bermanfaat bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari
diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan sains menekankan pada
pemberian pengalaman langsung dan kegiatan praktis untuk
mengembangkan kompetensi agar siswa memahami alam sekitar secara
ilmiah. Pendidikan sains diarahakan untuk mencari tahu dan berbuat
sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang
lebih mendalam tentang alam sekitar. Idealnya, pembelajaran sains
digunakan sebagai wahana bagi siswa untuk menjadi ilmuwan, terutama
siswa Sekolah Dasar. Melalui pembelajaran sains di sekolah siswa dilatih
berpikir, membuat konsep ataupun dalil melalui pengamatan, dan
percobaan.
Berdasarkan hal tersebut, tergambar jelas tugas yang harus
diemban guru-guru di sekolah dasar. Untuk mewujudkan keinginan
pembelajaran di Sekolah Dasar yang tertuang di dalam kurikulum, para
guru mengemban amanat yang sangat besar. Untuk mencapai
pembelajaran yang diinginkan kurikulum, guru harus mampu menjadi
fasilitator dalam pembelajaran Sains, dan mampu menciptakan
pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan
siswanya. Dalam pembelajaran, guru harus sebnyak mungkin melibatkan
peserta didik secara aktif agar siswa mampu bereksplorasi untuk
membentuk kompetensi dengan menggali berbagai potensi, dan kebenaran
ilmiah.
Belajar bukan hanya bergantung pada lingkungan atau kondisi
belajar melainkan juga pengetahuan awal siswa. Pengetahuan ini tidak
dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke siswa, namun secara
aktif dibangun oleh siswa sendiri melalui pengalaman nyata. Hal ini
sejalan dengan pendapat Piaget yang mengatakan bahwa belajar
merupakan proses adaptasi terhadap lingkungan yang melibatkan
asimilasi, yaitu proses bergabungnya stimulus ke dalam struktur kognitif.
Bila stimulus baru tersebut masuk ke dalam struktur kognitif
2
diasimilasikan, maka akan terjadi proses adaptasi yang disebut
kesinambungan dan struktur kognitif menjadi bertambah.
Guru sebagai ujung tombak yang menentukan keberhasilan
pendidikan dan pengajaran di sekolah, sepertinya belum dapat
mengantisipasi keadaan dan keperluan siswa. Sebagian guru SD masih
menggunakan pembelajaran pola lama, yaitu proses pembelajaran satu
arah yang didominansi oleh guru melalui metode ceramah dan masih
kurang melibatkan siswa untuk aktif dalam proses belajar mengajar.
Dalam pembelajaran, guru hanya bersikap sebagai pelaksana tugas dalam
pembelajaran, bukan memberikan pengalaman belajar yang bermakna
kepada siswanya. Guru pun jarang menciptakan model pembelajaran sains
dengan pengamatan langsung, percobaan, ataupun simulasi. Akibatnya,
sains dianggap sebagai pelajaran hafalan. Padahal, pembelajaran sains
dapat menjadi wahana bagi siswa untuk berlatih menjadi ilmuwan,
mengembangkan menumbuhkan motivasi, inovasi, dan kreativitas
sehingga siswa mampu menghadapi masa depan yang penuh tantangan
melalui penguasaan sains. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru tidak
boleh mendominasi pembelajaran di dalam kelas, dengan menganggap
siswa tidak memiliki pengetahuan awal. Siswa tidak boleh dicekoki
dengan hafalan, melalui transfer hal-hal yang tercantum dalam buku teks.
Akan tetapi, siswa harus dilatih berpikir dan membuat konsep berdasarkan
pengamatan dan percobaan. Jika siswa memberi infut, guru harus mau
menerimanya dan jangan memutus proses eksplorasi berfikir siswa hanya
karena tidak sesuai dengan buku pegangan. Untuk menjadi ilmuwan
ataupun untuk belajar diperlukan independensi berfikir. Oleh karena itu,
guru seharusnya kreatif dan inovatif dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran sehingga mampu memenuhi keperluan pembelajaran untuk
setiap siswanya.
Dengan demikian jelas bahwa tahap berpikir anak usia SD harus
dikaitkan dengan hal-hal nyata dan pengetahuan awal siswa yang telah
dibangun mereka dengan sendirinya.
3
Sehubungan dengan hal tersebut metode mengajar yang digunakan oleh
guru hendaknya bervariasi sesuai dengan tujuan dan materi yang diajarkan.
Dengan metode yang bervariasi inilah siswa akan begairah dalam belajar secara
inovatif dan kreatif. Metode yang digunakan dalam interaksi belajar mengajar
merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dan kelancaran proses
pembelajaran.
Usaha untuk meningkatkan pemahaman siswa memerlukan metode
yang efektif dan efisien. Selain itu, diperlukan pula media pembelajaran
yang tepat sehingga siswa dapat menguasai kompetensi yang diharapkan.
Dalam proses belajar mengajar, media memiliki peran yang sangat penting
menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Penerapan metode
demonstrasi dengan menggunakan media audio visual dalam pembelajaran
mengenai sistem tata surya diharapkan membangkitkan rasa ingin tahu dan
minat siswa serta motivasi untuk belajar, juga dapat mempermudah siswa
dalam memahami materi dan informasi yang disampaikan. Dengan
demikian, penerapan metode demonstrasi dengan menggunakan media
audio visual diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mengenai tata
surya pada siswa kelas VI.
Pada pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang
Tata Surya menunjukkan hasil belajar yang kurang memuaskan. Sebagian
besar siswa memperoleh nilai di bawah standar ketuntasan belajar minimal
yang sudah ditentukan.
B. Identifikasi Masalah
Selama proses pembelajaran berlangsung , sebagian besar siswa
kurang bersemangat mengikutinya, dan ketika diberikan soal-soal latihan
mereka mengalami kesulitan dalam mengerjakannya, hal ini terjadi karena
para siswa belum memahami materi pelajaran yang telah dikelaskan oleh
guru.
Hasil tes yang diperoleh dari jumlah siswa sebanyak 43, hanya 17
siswa yang mendapatkan nilai di atas 6 atau sekitar 42 %. Siswa yang
mendapat nilai di bawah 6 sebanyak 25 siswa atau sekitar 58 %. Hasil tes
4
ini tidak sesuai dengan apa yang diharapkan karena masih di bawah
standar ketuntasan minimal, hal ini mengisyaratkan bahwa tingkat
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran masih rendah.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis mencoba untuk
mengidentifikasi faktor penyebab kurang berhasilnya proses pembelajaran
yang sudah dilaksanakan sehingga hasil belajar siswa rendah. Ada
beberapa masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran, yaitu :
1. Rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran hal ini
dapat dilihat dari hasil tes yang masih di bawah standar KKM;
2. Teknik pembelajaran mengenai sistem tata surya kurang bervariasi;
3. Siswa kurang termotivasi untuk mengikuti pelajaran.
C. Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan, penulis
mencoba menganalisis penyebab rendahnya hasil belajar siswa,
diantaranya :
1. Mengapa hasil belajar siswa rendah ?
2. Mengapa penguasaan materi pelajaran siswa dalam proses
pembelajaran rendah ?
3. Mengapa siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pelajaran?
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pertanyaan penelitian tindakan kelas yang terdapat
pada rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan :
5
1. Untuk meningkatkan pemahaman mengenai sistem tata surya pada
siswa kelas 6 melalui penerapan metode demonstrasi dengan
menggunakan media audio visual.
F. Manfaat perbaikan
1. Manfaat bagi siswa, untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai
sistem tata surya.
2. Manfaat bagi guru, untuk mengembangkan potensi guru dalam
pembelajaran IPA dengan menerapkan metode demonstrasi dengan
menggunakan media audio visual.
3. Manfaat bagi sekolah, untuk meningkatkan kwalitas pendidikan dasar.
6
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Metode Demonstrasi
Menurut Drs. Lukmanul Hakim, M.Pd.,dalam bukunya
Perencanaan Pembelajaran (2007) mengungkapkan bahwa strategi dan
metode dalam proses pembelajaan. Strategi adalah siasat melakukan
kegiatan. Kegiatan dalam pembelajaran yang mencakup metode dan teknik
pembelajaran.
Yang dimaksud dengan Metode Demonstrasi ialah metode
mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu
pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya atau
bekerjanya suatu proses atau langkah-langkah kerja dari suatu alat atau
instrumen tertentu kepada siswa.
8
Langkah-langkah dalam penerapan metode demonstrasi adalah:
a. Perencanaan
Dalam perencanaan hal-hal yang dilakukan ialah :
1). Merumuskan tujuan yang baik dari sudut kecakapan atau
kegiatan yang diharapkan dapat tercapai setelah metode
demontrasi berakhir.
2). Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi
yang akan di laksanakan.
3). Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan
4). Selama demonstrasi berlangsung guru harus instrospeksi diri
apakah :
(a). Keterangan-keterangan dapat di dengar dengan jelas oleh
siswa
(b). Apakah semua media yang di gunaka telah di tempatkan
pada posisi yang baik, hingga semua siswa dapat melihat
semuanya dengan jelas
(c). Siswa membuat catatan-catatan yang dianggap perlu
5). Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan anak
didik
b. Pelaksanaannya:
Hal-hal yang di lakukan adalah :
1. Memeriksa hal-hal tersebut di atas untuk kesekian kalinya
2. Melakukan demonstrasi dengan menarik perhatian siswa
3. Mengingat pokok materi yang akan didemonstrasikan agar
mencapai sasaran
4. Memperhatikan keadaan siswa, apakah semuanya mengikuti
demonstrasi dengan baik
5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif
6. Menghindari ketegangan
9
7. Evaluasi; dapat berupa pemberian tugas, seperti membuat
laporan, menjawab pertanyaan, mengadakan latihan lebih
lanjut baik di sekolah maupun di rumah.
10
siswa dan guru sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien.
Kamp, Dkk (1985) dalam Aristo (2004:13-15) mengidentifikasi beberapa manfaat
dalam pembelajaran, yaitu :
1) Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan.
2) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.
3) Proses pembelajaran menjadi lebih intensif.
4) Efisiensi dalam waktu dan tenaga.
5) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.
6) Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan
kapan saja.
7) Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses
belajar.
8) Mengubah pesan guru kea rah yang lebih positif dan peroduktif.
Banyak batasan yang diberikan para ahli mengenai media. Asosiasi
Teknologi dan Komunikasi Pendidikan ( Association of Education and
Communication Technology/AECT ), membatasi media sebagai segala bentuk
dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi.
Sementara Gagne ( 1970 ) berpendapat bahwa media adalah berbagai jenis
komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa tersebut untuk
belajar. Briggs (1970) menyatakan bahwa media adalah segala alat fisik yang
dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa media
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga protes belajar terjadi.
Media komunikasi sangat berperan dalam mempengaruhi perubahan
masyarakat. Televisi dan radio adalah contoh media yang paling sukses menjadi
pendorong perubahan. Audio-visual juga dapat menjadi media komunikasi.
Penyebutan audio-visual sebenarnya mengacu pada indra yang menjadi sasaran
dari media tersebut. Media audiovisual mengandalkan pendengaran dan
penglihatan dari khalayak sasaran (penonton). Produk audio-visual dapat menjadi
media dokumentasi dan dapat juga menjadi media komunikasi. Sebagai media
11
dokumentasi tujuan yang lebih utama adalah mendapatkan fakta dari suatu
peristiwa. Sedangkan sebagai media komunikasi, sebuah produk audio-visual
melibatkan lebih banyak elemen media dan lebih membutuhkan perencanaan agar
dapat mengkomunikasikan sesuatu. Film cerita, iklan, media pembelajaran adalah
contoh media audio-visual yang lebih menonjolkan fungsi komunikasi. Media
dokumentasi sering menjadi salah satu elemen dari media komunikasi. Karena
melibatkan banyak elemen media, maka produk audio-visual yang diperuntukkan
sebagai media komunikasi kini sering disebut sebagai multimedia.
Media audio visual merupakan salah satu media yang digunakan dalam
pembelajaran menyimak. Media ini dapat menambah minat siswa dalam belajar
karena siswa dapat menyimak sekaligus melihat gambar. Aristo (2004:56)
menjelaskan bahwa fungsi media pembelajaran, khususnya media audio visual
bukan saja berfungsi menyalurkan pesan, melainkan membantu menyederhanakan
proses penyampaian pesan yang sulit sehingga komunikasi dapat menjadi lancar.
Dengan uraian di atas media audio visual sangat berguna dan membantu
pencapaian tujuan pembelajaran.
Asnawir (2002:57-58) menjelaskan bahwa media audio visual memiliki
kesanggupan untuk; pertama menembus ruang dan waktu, kedua menerjemahkan
pesan menjadi satuan esensial, ketiga memberikan pengalaman sosial dan
emosional, keempat memberikan motivasi, kelima memperjelas pemahaman.
12
Menurut sumber lain tata surya adalah Sebuah tata surya terdiri dari satu
Matahari dan semua benda angkasa yang beredar mengelilinginya. Matahari
adalah bintang yang menghasilkan cahayanya sendiri. Benda yang mengedari
bintang dinamakan planet. Sebagian besar planet memiliki satelit (bulan) yang
berjalan mengelilinginya. Dalam tata surya kita semuanya terdapat sembilan
planet yang mengedari matahari.
Sebuah planet dapat dibagi menjadi dua kelompok: planet besar serta
planet kecil. Merkurius, Venus, Bumi dan mars membentuk kelompok empat
planet yang kecildan sejenis bumi. Keempat planet ini terdiri dari materi yang
kerapatan rata-ratanya empat atau lima kali kerapatan air. Yupiter, Saturnus dan
Neptunus jauh lebih besar daripada planet-planet sejenis Bumi. Jari-jari Yupiter
lebih dari sebelas kali jari-jari Bumi, dan volumenya kira-kira 1320 kali lebih
besar. Saturnus mempunyai jari-jari 60400 km; ini hampir 10 kali jari-jari
Bumi.Yupiter serta Saturnus mempunyai banyak satelit. Uranus mempunyai jari-
jari yang panjangnya 23700 km, sedangkan Neptunus mempunyai jati-jari 22300
km. Pluto mempunyai jari-jari 3200 km; ini berarti bahwa Pluto lebih kecil dari
Mars.
Anggota tata surya terdiri dari :
1. Matahari.
Matahari merupakan bintang yang terdekat dengan bumi dan menjadi
pusat dari tata surya dengan jarak rata-rata dengan bumi sekitar 150 juta km. Lain
halnya dengan bumi, zat penyusun utama dari matahari adalah gas yang memiliki
suhu permukaan sekitar 6.000 ºC, sedangkan pada bagian inti matahari
mempunyai suhu 15.000.000 ºC. Kala rotasi matahari adalah 25,04 hari dan
gravitasinya sangatlah besar, sekitar 27,9 kali gravitasi bumi dengan massa
333.000 kali massa bumi.
2. Planet.
Planet adalah suatu benda gelap yang mengorbit sebuah bintang yaitu
matahari. Dalam tata surya kita, didasarkan pada bumi sebagai pembatas, planet
dibedakan menjadi 2, yaitu :
13
a. Planet Inferor: yaitu planet yang orbitnya berada didalam orbit bumi
mengelilingi matahari yaitu : Merkurius dan Venus
b. Superior: yaitu planet yang orbitnya berada diluar orbit bumi mengelilingi
matahari yaitu : Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto
3. Asteroid.
Asteroid adalah benda langit kecil dan padat yang terdapat dalam sistem
tata surya. Asteroid adalah contoh dari sebuah planet kecil akan tetapi masih jauh
lebih kecil dari sebuah planet. Asteroid ini berada dalam sebuah sabuk antara
planet Mars dan Jupiter dan disebut sebagai sabuk Asteroid. Selama 200 tahun,
Ceres masih merupakan asteroid terbesar sebelum ditemukannya asteroid yang
lebih besar pada 23 Agustus 2001dan terlihat atau diamati oleh manusia berada
didekat orbit Pluto. Nama dari asteroid ini adalah KX 76
4. Komet.
Komet adalah benda luar angkasa dalam tata surya yang mirip dengan
asteroid, akan tetapi hampir seluruhnya terbentuk dari gas dan debu yang
membeku. Komet memiliki orbit terhadap matahari dengan lintasan elips, namun
lebih lonjong dari orbit planet. Ketika Lintasan komet ini mendekati bagian dalam
tata surya, ia memiliki ciri khusus yang dapat dilihat dengan kasat mata apa bila
jarak komet ini dengan bumi cukup dekat dalam lintasannya, yaitu ekor komet.
Ekor komet terbentuk dari menguapnya lapisan es dan debu terluar dari komet
tersebut karena radiasi dari matahari. Arus debu dan gas yang dihasilkan dari
radiasi ini membentuk suatu lapisan atmosfer tipis disekeliling komet tersebut
(Coma) dan akibat tekana radiasi dan angin matahari pada coma ini, maka
terbentuklah ekor raksasa yang selalu menjauhi matahari. Komet bergerak
mengelilingi matahari berkali-kali, tetapi peredarannya memakan waktu yang
sangat lama. Komet yang terkenal dan dapat dilihat secara kasat mata ketika
orbitnya mendekati matahari adalah komet Halley, yang mengorbit matahari
setiap 76 tahun sekali.
5. Meteor
14
Meteorid, dan Meteoroid. Meteor adalah Asteroid yang masuk kedalam
atmosfer bumi dan menjadi panas dan berpijar karena gesekan dengan atmosfer
bumi. Orang biasa menyebut benda ini sebagai bintang jatuh. Meteorid adalah
sisa-sisa meteor yang dapat mencapai permukaan bumi. Sedangkan Meteoroid
adalah batuan dalam ruang antar planet yang berukuran kecil hingga sedang
( sebesar gerbong kereta api )
15
16
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. SUBYEK PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
Tempat pelaksanaan perbaikan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) mengenai sistem tata surya yaitu di SDN Kamal 04 Pagi, yang berada di
wilayah Kelurahan Kamal Kecamatan Kalideres Jakarta Barat.
2. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan perbaikan terdiri dari 3 siklus, yang dilaksanakan
selama bulan April 2011 Jadwal perbaikan sebagai berikut :
3. Karakteristik Siswa
Usia siswa di sekolah dasar yaitu sekitar 6 – 12 tahun. Masa ini merupakan
masa sekolah dan siap untuk belajar. Pada masa ini anak telah mampu
mengembangkan psikologi kognitif yang harus dikembangkan secara kongkret
Ada dua tingkatan kelas pada sekolah dasar yang sesuai dengan masa
intelektuanya. Masa ini sangat menentukan masa berikutnya karena lebih mudah
mendidik, antara lain :
a. Masa kelas rendah sekolah dasar ( kelas 1 sampai kelas 3 )
Ciri-ciri masa kelas rendah sekolah dasar yaitu :
1). Adanya korelasi positif antara pertumbuhan dengan prestasi di
sekolah
2). Memenuhi peraturan-peraturan / regulasi tradisional
3). Suka membandingkan dirinya dengan anak lain
4). Hal yang bersifat konkret mudah dipahami
5). Mampu mengingat, berbahasa dan berkembang lebih cepat
17
(b). Penulis mengumpulkan data berupa peristiwa dan hasil belajar
yang dicapai oleh siswa
(c). Melakukan wawancara dengan siswa untuk mengetahui keinginan
mereka untuk belajar.
(d). Melakukan pemeriksaan kembali dokumen yang ada seperti
rencana persiapan mengajar dan soal evaluasi.
4). Refleksi
(a). Hasil evaluasi pada siklus ini dengan rata-rata masih kurang dari
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 59 yang seharusnya 60.
(b). Siswa yang banyak bermain di kelas dan mengganggu temannya
diberi teguran oleh guru.
18
(c). Masih adanya siswa yang tidak dapat menyelesaikan tugas karena
belum tepatnya penggunaan metode pembelajaran.
b. Siklus II
Pada siklus II penulis menyampaikan materi tentang palnet-planet dalam
tata surya.
1). Rencana Perbaikan
(a). Pengkondisian siswa.
(b). Menyiapkan alat peraga berupa gambar
(c). Menggunakan metode tanya jawab dan latihan.
(d). Membuat soal evaluasi.
4). Refleksi
19
a). Awal pembelajaran yang baik dapat meningkatkan semangat
belajar.
b). Penggunaan media yang tepat dapat memudahkan pemahaman
materi.
c). Mengadakan penelitian hasil sebagai perbandingan dari hasil
sebelumnya dan sebagai bahan untuk penentu hasil berikutnya.
c. Siklus III
1). Rencana perbaikan
Pada siklus ini penulis menekankan rencana perbaikan pembelajaran
dengan metode demonstrasi dengan menggunakan media audio visual.
(a). Pengkondisian siswa
(b). Menyampaikan tujuan pembelajaran
(c) Guru menyiapkan media audio visual berupa tayangan gambar
tentang sifat dan keadaan 8 planet dalam tata surya
(d). Mengadakan tanya jawab seputar materi yang akan di bahas.
(e). Mengoreksi kembali dokumen yang ada seperti persiapan mengajar
dan lembar evaluasi.
20
(f). Diakhir pembelajaran guru bersama siswa menyimpulkan materi
pelajaran, memberikan tindak lanjut, serta menutup pelajaran.
4). Refleksi
(a). Awal pembelajaran yang baik dapat meningkatkan semangat
belajar.
(b). Penggunaan media yang tepat dapat membuat siswa lebih antusias
dalam belajar.
(c). Dengan penggunaan metode demonstrasi melalui media audio
visual dapat menigkatkan prestasi dan penguasaan siswa terhadap
materi yang dipelajari.
21
22
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Siklus
No Nama Siswa L/P Ket
I II III
1 Almiah P 50 70 70
2 Agung Setiawan L 50 70 70
3 Ananda Apriyanti Kartini P 60 60 70
4 Arif Fadhila Rokhim L 80 90 100
5 Berliansyah L 60 60 70
6 Dewi Rahayu P 60 60 70
7 Diana Laelasari P 50 60 60
8 Elen P 30 40 50
9 Elvira Viriya Hakim P 70 80 90
10 Eveline Viriya Hakim P 70 80 80
11 Exsan Hidayat L 40 50 60
12 Fahlul Muhajir L 80 80 100
13 Faozi Latif L 60 70 80
14 Febriansyah L 70 70 80
Siklus
No Nama Siswa L/P Ket
I II III
15 Fatimah Azzahra P 70 80 90
16 Fika Wahidatunnisa P 80 80 100
17 Gilang Livaldi L 40 50 60
18 Huswatun Fadilah P 50 50 60
19 Indah P 70 70 80
20 Isa Sampurna L 30 40 50
21 Junisai Daud L 70 70 70
22 Kelvin Gunawan L 70 70 80
23 Khoirunisah P 80 80 90
24 Khusnul Khotimah P 50 60 70
25 Kristin P 60 60 70
26 Kus Sundari P 50 60 60
27 Laela Alfiah Nur Hakim P 60 70 80
28 Lely Herviani P 80 80 90
29 Meliyanti P 70 70 80
30 Moch. Nasir L 70 70 80
31 Noni Yuli Anggraini P 50 50 80
32 Nopita Sari P 50 50 60
33 Nur Amalia P 50 50 50
34 Nurmalasari. H P 50 50 40
35 Nurul Herviani P 80 80 80
23
36 Oktaviani Wahyuni P 70 70 90
37 Rahmadanti Nur Safitri P 60 60 70
38 Rifqi Pangestu L 40 50 50
39 Siti Amelia P 50 70 80
40 Siti Aminah Islamiyah P 50 70 70
41 Syapta Pradifta L 70 80 80
42 Teby Pratama L 60 60 70
43 Yohanda Halim L 60 60 70
Jumlah 2570 2800 3160
Rata-rata Kelas 60 65 74
Lanjutan Tabel 2. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I – III
23
Tabel 3. Nilai Rata-Rata Hasil Belajar pada Siklus I
Prosentase
Jumlah Jumlah
No Nilai Tidak Ket
Siswa Nilai Tuntas
Tuntas
1 100 - -
2 90 - -
3 80 6 480 18,67 % -
4 70 11 770 29,96 % -
5 60 9 540 21 %
8 30 2 60 2,33 %
9 20 -
10 10 -
Jumlah 43 2570 49 % 51 %
Dari data pada siklus I menunjukkan bahwa walaupun hasil rata-rata kelas
mencapai nilai 60 ternyata masih ada siswa yang belum tuntas karena
mendapatkan nilai di bawah KKM. Siswa yang mendapat nilai 100 dan 90 tidak
ada, siswa yang mendapat nilai 80 hanya 6 orang (18,67%), siswa yang mendapat
nilai 70 sebanyak 11 orang (29,96%), siswa yang mendapatkan nilai 60 sebanyak
9 orang (21%), siswa yang mendapatkan nilai 50 sebanyak 12 orang (23,34%),
23
siswa yang mendapatkan nilai 40 sebanyak 3 orang (4,67%), siswa yang
mendapatkan nilai 30 sebanyak 2 orang (2,33%),. Berdasarkan hasil yang dicapai
tersebut maka siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 17 orang yaitu
sekitar 49%. Sedangkan yang tidak mencapai ketuntasan belajar sebanyak 26
orang yaitu sekitar 51%.
Prosentase
Jumlah Jumlah
No Nilai Ket
Siswa Nilai Tidak
Tuntas
Tuntas
1 100 - -
2 90 1 90 3,21 %
3 80 9 720 25,71 %
4 70 13 910 32,50 %
5 60 10 600 21,43
8 30 - -
9 20 - -
10 10 - -
Jumlah 43 2800 61 % 39 %
23
sebanyak 9 orang (25,71%), siswa yang mendapatkan nilai 70 sebanyak 13 orang
(32,50%), siswa yang mendapatkan nilai 60 sebanyak 10 orang (21,43%), siswa
yang mendapatkan nilai 50 sebanyak 8 orang (14,29%), siswa yang mendapatkan
nilai 40 sebanyak 2 orang (2,86%). Berdasarkan hasil yang dicapai tersebut maka
siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 23 orang yaitu sekitar 61%. Sedangkan
yang tidak mencapai ketuntasan belajar sebanyak 20 orang yaitu sekitar 39%.
Prosentase
Jumlah Jumlah
No Nilai Ket
Siswa Nilai Tidak
Tuntas
Tuntas
1 100 3 300 9,49 %
2 90 5 450 14,24 %
3 80 12 960 30,38 %
4 70 12 840 26,58 %
5 60 6 360 11,40 %
8 30
9 20
10 10
Jumlah 43 3160 81 % 19 %
Dari data pada siklus III menunjukkan kenaikan yang cukup siginifikan
yaitu hasil rata-rata kelas mencapai nilai 73 % dimana Siswa yang mendapat nilai
100 sebanyak 3 orang (9,29%), siswa yang mendapat nilai 90 sebanyak 5 orang
(14,24%), siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 12 orang (30,38%), siswa yang
mendapatkan nilai 70 sebanyak 12 orang (26,58%), siswa yang mendapatkan nilai
60 sebanyak 6 orang (11,40%), siswa yang mendapatkan nilai 50 sebanyak 5
23
orang (7,91%). Dari data nilai siklus III dapat ditarik kesimpulan bahwa proses
perbaikan pelajaran IPA dengan materi tentang sistem tata surya ini sudah dapat
dikatakan berhasil dan mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 32
orang (81%). Jadi proses pembelajaran ini sudah tidak perlu diadakan perbaikan
lagi.
90%
80%
70%
60%
Tuntas
50% Tidak Tuntas
40%
30%
20%
10%
0%
Siklus I Siklus II Siklus III
23
Selama pelajaran pada siklus 1 peneliti tidak menggunakan hanya
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Dengan cara belajar tersebut
siswa didik menjadi lebih cepat bosan dan hasil yang diperoleh juga tidak begitu
baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai ulangan siklus 1, dimana nilai rata –
ratanya 60 dengan 26 dari 43 siswa mendapat nilai dibawah 65.
Sedangkan pada siklus II dimana peneliti menggunakan media peraga,
para siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran dan juga memahami
materi pelajaran yang diajarkan. Hal ini mempengaruhi hasil nilai ulangan pada
siklus II ini, dimana nilai rata – rata siswa lebih meningkat menjadi 65 dan
terdapat 20 dari 43 siswa yang mendapat nilai dibawah 65.
Apabila diperhatikan perubahan yang terjadi pada nilai siswa pada siklus I
dan II menunjukan hal yang positif. Namun hasil yang diperoleh peneliti dinilai
masih kurang memuaskan. Oleh karena itu peneliti mengadakan siklus III dengan
memperbaiki strategi dalam proses pembelajaran. Pada siklus III ini peneliti
menerapkan metode demonstrasi dengan menggunakan media audio visual dalam
proses pembelajaran.
Dengan menggunakan strategi pembelajaran yang baik dan metode
pmebelajaran yang bervariatif serta media audio visual siswa menjadi lebih aktif
dan menguasai materi pembelajaran lebih bagus bila dibandingkan dengan siklus
sebelumnya. Hal ini terlihat dari hasil nilai ulangan yang diperoleh siswa pada
siklus III ini, dimana rata – rata yang didapat dalah 74 dan hanya 11 orang siswa
yang mendapat nilai kurang dari 64.
23
a. Siklus I
Selama proses pembelajarn, aktifitas guru kurang menarik minat
dan perhatian siswa. Dengan metode ceramah guru terlalu banyak
memberikan penjelasan tanpa memberikan menggunakan media peraga
apapun, guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat
dalam proses pembelajaran akibatnya proses pembelajaran kurang
berhasil. Siswa hanya diam mendengarkan penjelasan guru. Aktifitas dan
kreatifitas siswa kurang terpacu, siswa kurang terlibat dalam proses
pembelajaran dan kurang diberi latihan.
Hasil belajar siswa pada siklus I mata pelajaran IPA rendah, yaitu
60, hal ini karena guru hanya memberikan metode ceramah tanpa
menggunakan media yang dapat menarik perhatian siswa.
b. Siklus II
Hasil pembelajaran pada siklus II ditunjukkan sebagai berikut :
Proses kegiatan belajar mulai menarik perhatian siswa serta terlihat
semangat dan aktif dalam mendemonstrasikan alat peraga yang disiapkan
oleh guru. Penggunaan media penunjang berupa gambar ternyata mulai
menarik perhatian siswa. Siswa mulai aktif menjawab pertanyaaan-
pertanyaan yang diajukan guru.
Hasil belajar yang dicapai siswa pada siklus II mengalami peningkatan
dibandingkan pada siklus I yakni mencapai rata-rata 65.
c. Siklus III
Hasil pembelajaran pada siklus III ditunjukkan sebagai berikut :
Proses kegiatan belajar mengajar berbeda dengan siklus I dan II.
Guru tidak hanya menerangkan dengan menggunakan metode ceramah,
tetapi juga dengan menerapkan metode demonstrasi dengan menggunakan
media audio visual. Siswa diberi latihan-latihan dan dalam
mendemonstrasikan alat peraga difokuskan pada anak yang daya serapnya
rendah, tujuannya agar meningkatkan daya ingatnya.
Metode dan Media yang digunakan lebih konkrit sehingga siswa
menjadi terlihat lebih aktif. Guru hanya memancing siswa dengan beragam
23
pertanyaan sesuai gambar yang disajikan dengan menggunakan media
audio visual, sehingga siswa termotivasi untuk mengutarakan pendapatnya
dan memudahkan bagi siswa untuk memahami materi tentang sistem tata
surya. Hal ini berpengarauh pada hasil yang diperoleh untuk rata-rata kelas
lebih meningkat dari siklus sebelumnya yaitu mencapai 74. Dengan
demikian kegiatan perbaikan ini sesuai dengan rencana. Hal ini
menunjukkan bahwa pembelajaran sudah dapat dikatakan berhasil.
23
30
BAB V
KESIMPULAN, SARAN DAN TINDAK LANJUT
A. Kesimpulan
Setelah melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu tiga
siklus untuk materi tentang sistem tata surya dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
a. Penggunaan metode dan media pembelajaran secara tepat mampu
memicu keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses
pembelajaran sehingga dapat memotivasi siswa dalam
meningkatkan hasil belajarnya.
b. Sebagai motivator dan fasilitator, guru harus dapat menciptakan
kondisi agar siswa tertarik untuk belajar, kondisi ini dapat
diciptakan jika guru mampu menggunakan metode dan media
belajar yang efektif pada pembelajaran tentang sistem tata surya
secara tepat.
31
DAFTAR PUSTAKA
32
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SDN Kamal 04 Pagi
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
Kelas/Semester : VI / 2
Materi Pokok : Bumi dan Alam Semesta
Waktu : 2 x 35 menit (1 x pertemuan)
Metode : Ceramah dan Tanya jawab
A. Standar Kompetensi :
- Memahami matahari sebagai pusat tata surya dan interaksi bumi dalam
tata surya
B. Kompetensi Dasar
- Mendeskripsikan sistem tata surya dan posisi penyusun tata surya
C. Indikator
- Matahari sebagai pusat tata surya
D. Tujuan Pembelajaran :
- Siswa dapat memahami sejarah terbentuknya tata surya
- Siswa dapat memahami bahwa matahari adalah pusat dari tata surya
- Siswa dapat mendeskripsikan tentang matahari
Karakter siswa yang diharapkan :
- memiliki kepekaan terhadap lingkungan, bertanggung jawab, mampu
berpikir ilmiah dan bersifat kritis.
E. Materi
Sekitar lima miliar tahun lalu, materi yang kini berwujud matahari dan
planet-planet masih merupakan dari awan gas dan debu raksasa yang disebut
nebula solar. Awan ini tersusun dari Helium dan Hidrogen dan sejumlah
unsur-unsur lain. Nebula solar terus berpusar dan menarik benda disekitarnya
ke pusat awan yang lama kelamaan berubah menjadi bola gas yang dikelilingi
oleh cakram gas dan debu, bola gas ini yang kemudian dikenal sebagai
matahari sementara materi cakram berubah menjadi planet dan benda angkasa
lainnya.
33
Matahari merupakan tokoh utama dalam di dalam tata surya. Matahari
adalah objek terbesar dan paling pejal di dalam tata surya. Matahari memiliki
95 % dari seluruh materi di dalam tata surya. Sisanya menyusun objek yang
beredar mengelilingi matahari, yaitu 8 planet, lebih dari 60 bulan, miliaran
asteroid, dan miliaran komet.
Matahari adalah salah satu dari 100 miliar lebih bintang yang ada di
galaksi Bimasakti. Diameter matahari 110 kali diameter bumi. Suhu
permukaannya 5.000–6.000 derajat Celsius, suhu di inti matahari 15 juta
derajat Celsius. matahari terdiri atas gas hidrogen (80%–90%) dan gas helium.
Matahari berputar pada porosnya dari barat ke timur.
Elaborasi
a. Secara bergantian, siswa diminta untuk menyebutkan lapisan
matahari
34
b. Dengan dibantu guru siswa mendeskripsikan bagian-bagian
dari matahari
Konfirmasi
a. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang hal-hal
yang belum dipahami oleh siswa berkaitan dengan materi
yang dibahas
3. Kegiatan Akhir 15 menit
a. Guru Memberikan kesimpulan bahwa matahari merupakan
pusat tata surya yang tersusun atas hidrogen dan helium.
Matahari memiliki lapisan-lapisan yaitu : permukaan luar
disebut fotosfer, lapisan atmosfer terluar disebut korona.
b. Siswa secara individual mengerjakan tes evaluasi
H. Penilaian
1. Prosedur
a. Tes Awal
b. Tes dalam proses : Mengamati keaktifan siswa dalam menjawab
pertanyan dan memberikan tanggapan.
c. Tes akhir (evaluasi)
2. Jenis Tes
a. Tes lisan
b. Tes tertulis
3. Alat evaluasi
a. Essay (terlampir)
b. Kunci jawaban (terlampir)
c. Kriteria penilaian (terlampi)
35
SOAL EVALUASI MATEMATIKA
36
KUNCI JAWABAN EVALUASI
1. matahari
2. 15 juta derajat celcius
3. korona
4. Fotosfer
5. kantar
6. hidrogen dan helium
7. bimasakti
8. tata surya
9. 25 hari
10. nebula
37
KRITERIA PENILAIAN
38
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SDN Kamal 04 Pagi
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
Kelas/Semester : VI / 2
Materi Pokok : Bumi dan Alam Semesta
Waktu : 2 x 35 menit (1 x pertemuan)
Metode : Pengamatan, Ceramah dan Tanya jawab
A. Standar Kompetensi :
- Memahami matahari sebagai pusat tata surya dan interaksi bumi dalam
tata surya
B. Kompetensi Dasar
- Mendeskripsikan sistem tata surya dan posisi penyusun tata surya
C. Indikator
- Planet-planet dalam tata surya
D. Tujuan Pembelajaran :
- Siswa dapat menjelaskan pengertian orbit, revolusi dan rotasi
- Siswa dapat menyebutkan nama-nama planet yang mengelilingi matahari
Karakter siswa yang diharapkan :
- memiliki kepekaan terhadap lingkungan, bertanggung jawab, mampu
berpikir ilmiah dan bersifat kritis.
E. Materi
Planet-planet beredar mengelilingi matahari. Planet-planet tersebut beredar
dalam suatu lintasan planet yang disebut orbit berbentuk elips. Lintasan planet
mengelilingi matahari disebut orbit. Peredaran planet-planet mengelilingi
matahari disebut revolusi planet.
Waktu yang diperlukan planet untuk melakukan satu kali revolusi disebut
kala revolusi. Selain berevolusi, planet juga melakukan gerak rotasi. Gerak
rotasi adalah gerak berputar pada porosnya. Waktu yang diperlukan planet
untuk melakukan satu kali rotasi disebut kala rotasi.
Nama-nama planet dalam tata surya yaitu :
39
1. Merkurius 5. Yupiter
2. Venus 6. Saturnus
3. Bumi 7. Uranus
4. Mars 8. Neptunus
Planet dikelompokkan menjadi dua yaitu planet dalam dan planet luar,yang
termasuk dalam planet dalam yaitu : Merkurius, Venus, bumi dan Mars. Yang
termasuk planet luar yaitu : Yupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus.
F. Media / Alat/ Sumber Belajar
Buku yang relevan, Gambar beberapa planet
Elaborasi
a. Secara bergantian, siswa diminta untuk menyebutkan
nama- nama planet yang terdapat dalam gambar
b. Dengan dibantu guru siswa menjelaskan perbedaan anatar
planet dengan matahari
Konfirmasi
40
a. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang hal-
hal yang belum dipahami oleh siswa berkaitan dengan
materi yang dibahas
3. Kegiatan Akhir 15 menit
a. Guru Memberikan kesimpulan bahwa planet-planet
beredar mengelilingi matahari.Ada dua kelompok planet
yaitu planet dalam yang terdiri dari merkurius, venus,
bumi dan mars, dan ada planet luar yaitu: yupietr,
saturnus, uranus dan neptunus
b. Siswa secara individual mengerjakan tes evaluasi
H. Penilaian
1. Prosedur
a. Tes Awal
b. Tes dalam proses : Mengamati keaktifan siswa dalam menjawab
pertanyan dan memberikan tanggapan.
c. Tes akhir (evaluasi)
2. Jenis Tes
a. Tes lisan
b. Tes tertulis
3. Alat evaluasi
a. Essay (terlampir)
b. Kunci jawaban (terlampir)
c. Kriteria penilaian (terlampi)
SOAL EVALUASI
41
1. Waktu yang diperlukan planet untuk melakukan satu kali revolusi disebut ….
2. Lintasan planet berbentuk ….
3. Lintasan planet mengelilingi matahari disebut ….
4. Gerak planet berputar pada porosnya disebut ….
5. Planet yang ada dalam tata surya berjumlah ….
6. Planet yang terdekat dengan matahari disebut kelompok planet ….
7. Zat penyusun planet luar yaitu ….
8. Berdasarkan letak edarnya planet dikelompokkan menjadi ….
9. Kala revolusi planet bumi yaitu selama ….
10. Kala rotasi planet bumi selama ….
42
1. Kala revolusi
2. elips
3. orbit
4. rotasi
5. 8
6. planet dalam
7. gas
8. dua
9. 365 hari
10. 24 jam
43
KRITERIA PENILAIAN
44
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SDN Kamal 04 Pagi
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
Kelas/Semester : VI / 2
Materi Pokok : Bumi dan Alam Semesta
Waktu : 2 x 35 menit (1 x pertemuan)
Metode : Demonstrasi dan tanya jawab
A. Standar Kompetensi :
- Memahami matahari sebagai pusat tata surya dan interaksi bumi dalam
tata surya
B. Kompetensi Dasar
- Mendeskripsikan sistem tata surya dan posisi penyusun tata surya
C. Indikator
- Sifat dan keadaan 8 planet dalam tata surya
D. Tujuan Pembelajaran :
- Siswa dapat menjelaskan keadaan dari tiap planet dalam tata surya
- Siswa dapat menjelaskan posisi 8 planet dalam sistem tata surya
- Siswa dapat menyebutkan benda-benda lain yang termasuk dalam sistem
tat surya
Karakter siswa yang diharapkan :
- memiliki kepekaan terhadap lingkungan, bertanggung jawab, mampu
berpikir ilmiah dan bersifat kritis.
E. Materi
Merkurius
Planet yang paling dekat dengan matahari adalah Merkurius. Lapisan
atmosfer planet Merkurius sangat tipis sehingga suhu di permukaannya
mencapai 430oC pada siang hari. Permukaan planet Merkurius berlubang-
lubang dan tidak memiliki satelit.
45
Venus
Planet Venus memiliki ukuran hampir sama dengan ukuran bumi
sehingga orang sering menjulukinya kembaran bumi. Arah rotasi planet Venus
searah dengan jarum jam, Planet Venus sering disebut sebagai bintang fajar
dan bintang senja, tetapi Venus bukan bintang. Atmosfer Venus terdiri atas
gas karbondioksida, sedikit hidrogen, nitrogen, dan uap air.
Bumi
Bumi adalah planet satu-satunya yang dihuni oleh makhluk hidup. Bumi
memiliki atmosfer yang terdiri dari nitrogen, oksigen, karbon dioksida, dan
uap air. Bumi memiliki sebuah satelit, yaitu bulan. Bulan mengelilingi bumi
dalam peredarannya mengitari matahari.
Mars
Planet Mars sering disebut planet merah karena tampak kemerahan.
Atmosfer di Mars terdiri dari gas karbon dioksida dan nitrogen. Di planet
tersebut tidak ada air dan planet itu memiliki 2 satelit atau bulan, yaitu Phobos
dan Deimos.
Yupiter
Yupiter merupakan planet terbesar dalam tata surya. Besar Yupiter sebelas
kali besar bumi sehingga sering disebut planet raksasa. Planet Yupiter
memiliki 16, satelit dengan empat satelit terbesar secara berturut-turut adalah
Ganymede, Callisto, Europa, dan Io.
Saturnus
Ukuran Saturnus sembilan kali ukuran bumi. Saturnus tersusun atas gas
hidrogen dan helium serta sedikit metana dan amonia. Saturnus memiliki tiga
cincin pada bagian atmosfernya. Planet itu tampak berwarna kekuningan.
Planet Saturnus memiliki 31 buah satelit dan satu di antaranya yang paling
besar adalah Titan. Titan merupakan satu-satunya satelit dalam sistem tata
surya yang memiliki lapisan atmosfer.
Uranus
Planet Uranus ditemukan seorang astronom inggris bernama Sir William
Herschel tahun 1781. Uranus diselimuti oleh awan yang tebal sehingga sulit
diamati dari bumi. Planet Uranus tampak berwarna hijau kebiruan. Atmosfer
planet ini tersusun dari hidrogen, helium, dan metana. Uranus berotasi dari
timur ke barat seperti halnya Venus. Planet Uranus memiliki cincin pada
46
atmosfer. Cincin Uranus tidak dapat diamati dari bumi, sekalipun dengan
bantuan teleskop. Planet itu memiliki 27 satelit atau bulan. Satelit yang
ukurannya besar ada lima buah, yaitu Miranda, Ariel, Umbriel, Titania, dan
Oberon.
Neptunus
Neptunus ditemukan oleh seorang astronom Jerman bernama J. G. Galle
tahun 1846. Planet Neptunus tampak berwarna kebiruan. Neptunus juga
dikelilingi oleh cincin debu. Selain itu, Neptunus memiliki bintik hitam.
Bintik itu diperkirakan adalah badai raksasa.
Atmosfer itu tersusun dari gas hidrogen dan helium. Planet Neptunus
memiliki 4 cincin dan 11 satelit atau bulan. Satelit yang paling besar adalah
Triton.
Benda-benda langit yang termasuk ke dalam sistem tata surya yaitu :
1. Asteroid
2. Komet
3. Meteroid
4. Satelit
F. Media / Alat/ Sumber Belajar
- Laptop, in focus, media internet
- vidio tentang sistem tata surya
- buku yang relevan
G. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa
Waktu
Kegiatan Pembelajaran
( menit )
1. Kegiatan Awal 10 menit
a. Mengkondisikan siswa
b. Appersepsi, memotivasi siswa dengan melakukan tanya
jawab tentang sistem tata surya.
Pertanyaan yang akan diajukan adalah :
1). Pada urutan keberapa planet bumi dalam sistem tata
surya?
2). Apa nama planet terbesar dalam sistem tata surya?
47
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran
d. Guru menyiapkan alat peraga berupa tayangan gambar
sistem tata surya melalui media audio visual yang di ambil
dari internet
2. Kegiatan Inti 45 menit
Eksplorasi
a. Guru mengevaluasi jawaban siswa yang dilakukan pada
awal pembelajaran.
b. Guru menjelaskan tentang keadaan planet-planet yang
termasuk dalam tata surya sambil mendemonstrasikan
tayangan gambar melalui media audio visual yang sudah
disiapkan guru.
Elaborasi
a. Setelah memperhatikan demonstrasi yang dilakukan oleh
guru melalui media audio visual, Secara bergantian, siswa
diminta untuk menyebutkan nama-nama planet yang ada
dalam tayangan tersebut.
b. Dengan dibantu guru siswa menjelaskan keadaan dari
tiap-tiap planet yang ada dalam sistem tata surya.
c. Siswa diminta untuk menyebutkan benda-benda lain yang
termasuk dalam sistem tata surya
Konfirmasi
a. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang hal-
hal yang belum dipahami oleh siswa berkaitan dengan
materi yang dibahas
H. Penilaian
48
1. Prosedur
a. Tes Awal
b. Tes dalam proses : Mengamati keaktifan siswa dalam menjawab
pertanyan dan memberikan tanggapan.
c. Tes akhir (evaluasi)
2. Jenis Tes
a. Tes lisan
b. Tes tertulis
3. Alat evaluasi
a. Essay (terlampir)
b. Kunci jawaban (terlampir)
c. Kriteria penilaian (terlampi)
SOAL EVALUASI
49
1. Deimos adalah satelit yang dimiliki oleh planet….
2. Jarak bumi ke matahari yaitu sekitar ….
3. Jumlah satelit yang dimiliki oleh planet Yupiter sebanyak ….
4. Warna dari planet mars adalah ….
5. Nama satelit terbesar yang dimiliki oleh planet Saturnus yang juga
merupakan satu-satunya satelit dalam sistem tata surya yaitu ….
6. Arah rotasi planet Uranus yaitu ….
7. Nama asteroid terbesar dalam sistem tata surya adalah ….
8. Contoh satelit buatan yaitu ….
9. Unsur-unsur yang terkandung dalam meteoroid adalah ….
10. Satelit bumi adalah ….
50
1. Mars
2. 150 juta km
3. 16 satelit
4. merah oranye
5. Titan
6. dari atas ke bawah
7. Ceres
8. satelit palapa
9. besi dan nikel
10. bulan
51