Anda di halaman 1dari 18

TUGAS KLIPING

BUDAYA DAERAH INDONESIA

Nama : NAJMA MUMTAZA


Kelas :V

SD NEGERI REJODANI

1. BAHASA DAERAH

1
NO PROVINSI BAHASA DAERAH

2
1 Aceh Aceh, Tamiang, Gayo

2 Sumatera Utara Batak, Nias, Melayu

3 Sumatera Barat Melayu, Minang

4 Riau Melayu

5 Kepulauan Riau Melayu

6 Kepulauan Bangka Melayu Bangka


Belitung

7 Jambi Kerinci, Kubu, Bajau

8 Sumatera Selatan Palembang, Penesak, Musi

9 Bengkulu Serawai, Rejang, Lebak

10 Lampung Melayu, Lampung

11 Banten Sunda, Banten, Badui

12 DKI Jakarta Betawi

13 Jawa Barat Sunda, Cirebonan

14 Jawa Tengah Jawa

15 DI Yogyakarta Jawa

16 Jawa Timur Jawa, Madura, Osing

17 Bali Bali

18 Nusa Tenggara Barat Sasak, Bima, Sumbawa

19 Nusa Tenggara Timur Alor, Ende, Sumba

20 Kalimantan Barat Dayak, Melayu

21 Kalimantan Tengah Dayak, Melayu, Bakumpai

22 Kalimantan Selatan Banjar, Melayu, Dayak

23 Kalimantan Utara Tidung, Dayak, Bulungan

24 Kalimantan Timur Kutai, Dayak, Banjar

25 Sulawesi Barat Bugis, Mandar, Toraja

3
26 Sulawesi Selatan Makassar, Mandar, Toraja

27 Sulawesi Tenggara Muna-Butung, Bunku-Laki

28 Sulawesi Tengah Toli-Toli, Balantak, Banggai

29 Sulawesi Utara Minahasa, Sangir, Talaud

30 Gorontalo Gorontalo, Atingola, Suwana

31 Maluku Ambon, Buru, Banda

32 Maluku Utara Tidore, Ternate, Makian

33 Papua Asmat, Dani, Biak

34 Papua Barat Asmat, Dani, Arfak

2. Rumah Adat Indonesia


1. Rumah Gadang

4
Asal : Sumatera Barat dan berasal dari suku Minangkabau.
Ciri khas : adalah bentuk atapnya yang menyerupai sepasang tanduk kerbau dan
badannya yang berbentuk seperti kapal. Dulunya, rumah ini ditinggali oleh
keluarga besar sehingga pada saat ada acara tertentu, rumah beralih fungsi
menjadi tempat upacara atau pernikahan.Sejarah dari Rumah Gadang ada
beberapa versi, seperti asal muasal bentuk atap yang seperti tanduk
kerbau karena menangnya orang Minang dalam peristiwa adu kerbau
melawan orang Jawa. Sedangkan, bentuk rumah yang menyerupai kapal
karena nenek moyang berlayar dan menarik kapalnya ke daratan agar
tidak rusak terkena air laut, kemudian kapal tersebut berubah menjadi
tempat tinggal dan diberi atap.

2. Rumah Joglo

5
Asal : Yogyakarta, rumah adat ini dinamakan Joglo. Istilah nama 'joglo' diambil dari
dua kata, yakni 'tajug' dan 'loro' yang berarti penggabungan dua tajug.

Ciri khas :Bentuk atap pada rumah ini meruncing ke atas dan dikatakan mengacu
pada bentuk gunung. Gunung bagi masyarakat Jawa merupakan simbol
yang sakral karena diyakini sebagai tempat tinggal para dewa. Bahan
dasar rumah ini umumnya dibuat dari kayu jati. Bagian dari rumah ini ada
tiga, yakni pendopo, pringgitan, dan dalem. Setiap bagian dari rumah ini
juga memiliki nilai seperti pendopo menandakan karakter orang Jawa
yang ramah dan menyambut siapa saja, pringgitan sebagai tempat
memuja Dewi Sri, dan pertunjukan wayang serta bagian dalam sebagai
tempat tinggal keluarga. 

3. Rumah Kebaya

6
Asal : dari suku Betawi. Asal muasal disebut Rumah Kebaya karena bentuk
atapnya yang terlihat mirip pelana yang dilipat.

Ciri Khas :Jika dilihat dari samping, bentuk tersebut terlihat mirip seperti lipatan
kebaya, baju adat khas Betawi. Karakteristik utama dari rumah ini adalah
terasnya yang luas dan berguna untuk menjamu tamu atau hanya sekadar
tempat bersantai keluarga.Rumah ini juga memiliki dua bagian, yakni ruang
tamu dan teras digunakan sebagai tempat umum yang menandakan semua
orang dapat masuk. Bagian satunya adalah bagian privat seperti kamar,
dapur dan pekarangan belakang yang menandakan bahwa hanya
pemilik rumah dan orang terdekat yang boleh menginjakkan kaki ke area
ini.

4. Rumah Panjang

7
Asal : Kalimantan Barat.

Ciri Khas : Rumah ini dinamakan Rumah Panjang atau Rakdang. Rumah ini masih
tergolong dalam rumah panggung karena tingginya yang bisa mencapai
lima meter dari permukaan tanah. Sesuai dengan namanya, panjang rumah
ini juga bisa mencapai lebih dari 100 meter dengan lebar 30 meter. Bagian
depan rumah juga dibuat menghadap ke timur, arah terbitnya matahari
dan bagian belakang menghadap barat. Hal ini menandakan bahwa orang
Dayak adalah pekerja keras yang bekerja dari pagi hingga malam.

8
5. Rumah Adat Tongkonan

Asal : Sulawesi Selatan


Ciri Khas : Atap dari rumah ini berbentuk melengkung seperti perahu dengan
struktur rumah panggung yang memiliki tiang penyangga bulat berdiri
berjajar menopang bangunan. Rumah ini juga dicirikan melalui adanya
susunan tanduk kerbau di depan rumah sebagai hiasan yang
menunjukkan tingkat strata sosial dari pemilik rumah.

3. PAKAIAN ADAT
1. Ulee Balang, Nanggroe Aceh Darussalam
9
Dahulu, sepasang pakaian adat Ulee Balang hanya digunakan oleh keluarga raja. Pria
menggunakan pakaian bernama Peukayan Linto Baro, yakni atasan lengan panjang
Meukasah berbahan sutra.Serta bawahan berwarna hitam Sileuweu yang ditenun. Keduanya
memiliki aksen khas atau hiasan sulaman benang mas dengan pola yang indah. Tidak lupa
penutup kepala Meukeutop dan hiasan senjata khas Rencong. Sedangkan wanita
menggunakan Baju Kurung dan Celana Cekak Musang yang bentuknya teradaptasi dari
kebudayaan Melayu, Cina, dan Arab.

2. Ulos, Sumatera Utara

Kain ulos merupakan bahan sutra yang ditenun dengan alat tradisional. Ulos dipakai
bersama sebagai selempang baju pria yang terdiri dari jas dan sarung kain Ulos, maupun
sebagai selempang di kebaya berwarna cerah untuk wanita.Jaitan benang Ulos juga bisa
ditambahkan pada aksen baju adat untuk suku Mandailing di Sumatera Utara. Ditambahkan
dengan penutup kepala pria dan siger untuk wanita.

3. Bundo Kanduang, Sumatera Barat

10
Suku Minangkabau di Sumatera Barat menggunakan pakaian adat yang sangat tertutup bagi
pria maupun wanita. Bundo Kanduang terdiri dari celana kolor panjang dan atasan Baju
Gunting Cina atau Teluk Belanga, serta penutup kepala atau peci untuk pria.

Sedangkan wanita menggunakan kain sarung dan kebaya panjang, dan penutup kepala
berupa kain yang dililitkan ke kepala.

4. Melayu, Riau

Pakaian adat Melayu untuk pria terdiri dari Baju Kurung Cekak Musang yang terbuat dari
kain berkualitas seperti satin dan sutra. Kemudian ada sarung serta kopyah juga. Kemudian
wanita menggunakan Kebaya Laboh.

5. Belanga, Kepulauan Riau

11
Provinsi Kepri memiliki pakaian adat berupa Teluk Belanga untuk pria dan Kebaya Laboh
untuk wanita. Kebudayaan antar daerah Kepri, Riau, dan Sumbar yang memang berdekatan
membuat pakaian adat yang dipakai pun hampir sama.

6. Melayu, Jambi

Pakaian adat Melayu Jambi menggunakan setelan kain beludru baik untuk pria maupun
wanita. Namun, pakaian adat wanita dibuat tanpa lengan, dan pakaian pria menggunakan
baju kurung tanggung berbahan beludru juga.

12
7. Aesan Gede, Sumatera Selatan

Aesan Gede dikenal sebagai pakaian adat yang syarat dengan banyak aksesoris untuk pria
dan wanita. Pakaian ini berwarna cerah seperti merah, emas, maupun kejinggaan dengan
penutup kepala untuk pria dan siger untuk wanita.

8. Paksian, Bangka Belitung

Pakaian adat ini memiliki dua warna pilihan, yakni merah dan ungu. Wanita akan
menggunakan baju kurung berbahan sutra atau beludru, serta mahkota Paksian. Sementara
pria memakai sorban sungkon.

9. Melayu, Bengkulu

Pakaian Melayu berwarna merah ini identik dengan kain lecap benang khas Jambi. Pria dan
wanita menggunakan penutup dan hiasan kepala.

13
10. Tulang Bawang, Lampung

Setelan putih mendominasi pakaian adat ini. Tak lupa dengan lilitan kain tapis khas Lampung
serta penutup kepala untuk pria, kemudian siger serta perhiasan berwarna emas untuk
wanita.

11. Pangsi, Banten

Pakaian adat Pangsi dikenal dengan setelan jas pria dan kebaya putih terang untuk wanita
yang dipasangkan dengan bawahan batik. Tak lupa dengan blankon dan mahkota.

13. Kebaya, Jawa Tengah

14
Sementara itu, pakaian adat Kebaya Jawa Tengah didominasi warna cokelat dan setelan
hitan pada pria. Tak lupa dilengkapi dengan batik, jarik, surjan, dan keris sebagai aksesoris.

14. Kesatrian, D.I. Yogyakarta

Kesantrian terdiri dari kain batik yang dililitkan ke tubuh hingga bagian dada. Dalam versi
yang lebih tertutup, Kesantrian menggunakan kain beludru hitam panjang dengan sulaman
benang mas yang khas.

4. KESENIAN DAERAH
15
1. Tari Kecak dari Bali

Tari kecak dibawakan oleh puluhan penari laki-laki yang duduk melingkar,
mengangkat kedua tangannya, dan menyerukan “cak”. Tari ini menceritakan kisah
Ramayana yang mendalam.

2. Tari Jaipong dari Jawa Barat

Tari tradisional asal Jawa Barat ini terkenal dengan gerakannya yang dinamis. Tarian
ini sebenarnya merupakan gabungan dari pencak silat, Tari Ronggeng, dan Tari Ketuk
Tilu.Bisa ditarikan secara perorangan atau grup. Tari ini menceritakan tentang
karakteristik wanita sunda yang pemberani, mandiri, pekerja keras, dan romantis.

3. Tari Pendet dari Bali

16
Berasal dari pulau yang sama dengan Tari Kecak, Tari Pendet juga merupakan salah
satu tari tradisional Bali yang terkenal dan biasa dibawakan oleh penari wanita
dengan mangkuk kecil alias bokor berisi berbagai macam bunga. Tari ini
dipertunjukkan sebagai tarian selamat datang atau tarian penyambutan.

4. Tari Zapin dari Riau

Dalam tarian ini, tertanam nilai-nilai ajaran Islam yang digunakan sebagai sarana
dakwah. Tari Zapin mengandung ilmu edukasi untuk penduduk Kepulauan Riau agar
memiliki rasa sosial yang tinggi dalam hidup di tengah masyakarat.

5. Tari Yapong dari Betawi

17
Tarian kontemporer ini merupakan ciri khas kebudayaan masyarakat Betawi di Jakarta.
Gerakan Tari Yapong ini sederhana, tapi sangat dinamis, eksotis, dan ekspresif. Dalam
beberapa gerakannya, tari ini memperlihatkan suasana yang gembira dalam menyambut
kedatangan tamu kehormatan.

18

Anda mungkin juga menyukai