Dampak Pembangunan Waduk Jatigede Terhadap Kehidup
Dampak Pembangunan Waduk Jatigede Terhadap Kehidup
Yuzar Purnama
Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Bandung
Jln. Cinambo No. 136 Ujungberung-Bandung 42094
e-mail: yuzarpurnama@gmail.com
Naskah Diterima: 12 Januari 2015 Naskah Direvisi:11 Februari 2015 Naskah Disetujui:18 Februari 2015
Abstrak
Belakang ini mencuat keresahan masyarakat yang terkena dampak pembangunan Waduk
Jatigede. Seolah merupakan kasus baru, padahal masalah Waduk Jatigede sudah berlangsung
cukup lama yakni sejak presiden Republik Indonesia, Soekarno. Pembangunan Waduk Jatigede
adalah proyek pembuatan pembangkit tenaga listrik. Proyek ini berada di wilayah administrasi
Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat, meliputi Kecamatan Jatigede, Wado, Cisitu,
Darmaraja, dan Kecamatan Jatinunggal. Penelitian ini menarik karena sejak pertama di mulainya
pembangunan waduk sampai sekarang, Januari 2015, belum selesai. Penelitian ini mengupas
dampak pembangunan Waduk Jatigede terhadap kehidupan sosial budaya masyarakatnya, yang
dibatasi pada masalah ganti rugi, relokasi, dan tinggalan nilai budaya. Penelitian bertujuan untuk
mengetahui dampak sosial budaya pembangunan waduk terhadap masyarakatnya. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, metode kajiannya deskriptif analitik.
Penelitian di mulai dari sumber pustaka, mencari data lapangan dengan observasi dan wawancara,
klasifikasi data, analisis, dan laporan penelitian. Dari penelitian disimpulkan bahwa dampak sosial
seperti permasalahan relokasi, ganti rugi, dan masalah tinggalan budaya yang meresahkan warga
merupakan imbas dari pembangunan waduk. Permasalahan sebenarnya bisa diminimalisir jika
pembangunan tidak tersendat akibat perencanaan kurang matang dan faktor dana. Namun seiring
berjalan waktu permasalahan tersebut sedikit demi sedikit dapat ditangani oleh berbagai pihak dan
diharapkan tahun 2015 waduk mulai digenangi.
Kata kunci: pembangunan, Waduk Jatigede, sosial budaya.
Abstract
Fidgetiness appear at this moment because of the developing of Jatigede Dam.
Apparently as a new case, actually this thing has appeared since the first president of Indonesia,
Soekarno. The build of Jatigede Dam is the project of generator of electricity power. This project
are in the administraton area of Sumedang Regency, West Java Province. Jatigede project
involved of five area in five sub-district, there are; Jatigede, Wado, Cisitu, Darmaja, and
Jatinunggal Subdistrict. Not all of the area got the effect, only 26 villages. This research are
quite interesting because since the Jatigede Dam were built until the years of 2015 the project is
not finished. The first problem is related to the unfinished problems of social and cultural. This
research purpose is to reveal the effect of Jatigede Dam for life of social cultural society, which
focused on claim damages, relocated, and the legacy of cultural values or customs. The research
132 Patanjala Vol. 7 No. 1 Maret 2015: 131 -146
method is qualitative, and the discussing method is descriptive analytic. The step of the research
start from library research, finding the field collection with observation and interview, continued
with classification the data, analysis and arranged the research report. From this research can be
concluded that social impact such as relocated problems, claim damages, and the legacy of the
ancestor as the impact of Jatigede building process. Actually, if the building of Jatigede run
smoothly, the problems can be minimize. In line with the time, little by little the problems get
solved handled by the authority, in this case are the local government or centre government. And
the target to settle up all of the problems in the years 2015.
Keywords: Development, Jatigede Dam, Social-cultural.
dibiarkan selama 30 tahun, maka ahli waris dengan pasokan listrik yang dihasilkan
berhak menuntut ganti rugi baru; artinya oleh Waduk Cirata dan Waduk Saguling.
perjanjian lama yang sudah 30 tahun Sementara itu, diharapkan pertanian di
dianggap hangus dan tidak berlaku lagi. wilayah Pantai Utara akan lebih baik lagi
Ketika terdengar wacana bahwa hasilnya sehingga dapat meningkatkan
waduk Jatigede dianggap tidak ada produksi padi untuk kebutuhan daerah dan
masalah, semua persoalan sudah selesai, nasional.
maka pemerintah akan mulai mengairi
Waduk pada tanggal 1 Oktober 2013,
maka sebagian masyarakat OTD (Objek
Terkena Dampak) mulai resah dan gelisah.
Berbagai cara dilakukan untuk memper-
lihatkan kepada pemerintah bahwa
persoalan sosial belum tuntas, banyak
permasalahan yang belum diselesaikan.
Akhirnya gerakan mereka pun sampai dan
ditanggapi oleh pemerintah bahwa
penggenangan Waduk Jatigede tidak akan
dilakukan sebelum persoalan sosial selesai. Gambar 7. Peta Lokasi Dampak
Adapun penggenangan yang akan Proyek Waduk Jatigede
dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 itu Sumber: Dokumentasi BPNB Bandung
hanya untuk pengujian kalau-kalau ada
tempat yang bocor atau rembes. Berdasarkan informasi dari Bapak
Penggenangannya tidak akan dilakukan Kasimin petugas Urusan Tanah dan
secara keseluruhan namun hanya pada Penggenangan Satkorlak Departemen
titik-titik tertentu untuk melihat bagian Pekerjaan Umum, bahwa daerah-daerah
yang diperkirakan rawan bocor atau yang akan tergenang sebagai berikut:
rembes. wilayah yang akan tenggelam adalah Desa
Cipaku, Desa Padajaya, dan Desa Cibogo
Kecamatan Darmaraja. Daerah atau desa
yang akan tenggelam dan akan dihapuskan
adalah Desa Leuwiliang dan Desa
Sukakersa Kecamatan Jatigede.
Desa-desa yang akan tergenang
sebagian adalah Desa Jema Kecamatan
Jatigede sebagian besar tergenang; Desa
Sukamenak Kecamatan Darmaraja
sebagian tergenang; warga Desa Sukame-
Gambar 6. Bendungan dan nak ini dulu pernah pindah ke tempat lain
Pengendali Air Waduk Jatigede namun kembali lagi karena ternyata
Sumber: Dokumentasi BPNB Bandung pembangunan Waduk Jatigede ini tidak
kunjung terwujud; Desa Paku Alam
Waduk Jatigede yang dikerjakan Kecamatan Darmaraja tersisa dua
oleh kontraktor dari Negeri Cina ini kampung yang tidak tergenang, Desa
merupakan waduk yang terbesar kedua Cisarua, Desa Wado Kecamatan Wado,
setelah Waduk Jatiluhur, oleh karena itu Desa Ciruas Kecamatan Jatinunggal
dapat dibayangkan berapa banyak sebagian tergenang; Desa Pontang
kontribusinya untuk pembangunan bangsa Kecamatan Darmaraja dan Desa
dan negara. Dapat diperkirakan jumlah Ciranggem Kecamatan Jatigede sebagian
pasokan listrik yang dihasilkan akan lebih kecil tergenang; serta Desa Sukaratu
baik dan lebih besar jika dibandingkan
Dampak Pembangunan Waduk Jatigede… (Yuzar Purnama) 137
atau keliling waduk mencapai kurang lebih 1975. Pembebasan tanah tersebut
42 kilometer. dilakukan di enam desa yaitu Sukakersa
Dampak sosial pembangunan dan Jemah (Kecamatan Cadasngampar),
waduk ini bagi masyarakat Jatigede yang Jatibungur, Cipaku, Pakualam, Karangpa-
muncul ke permukaan di antaranya belum kuan, Cisurat (Kecamatan Darmaraja), dan
tuntasnya permasalahan ganti rugi, belum Padajaya Kecamatan Wado. Pembebasan
siapnya relokasi, belum dipersiapkan peru- tanah didukung oleh Pemda Jabar, Panitia
bahan sosial dari masyarakat petani Sembilan, Departemen Pekerjaan Umum
menjadi masyarakat perikanan, dan hilang- dan Bank Dunia. Proses pembebasan tanah
nya adat istiadat peninggalan budaya berjalan asimetris dimana rakyat dipaksa
nenek moyang. Permasalahan ini akan menerima ganti rugi Rp 300,- sampai Rp
dibahas satu per satu pada kupasan di 500,- per meter persegi. Padahal harga
bawah ini. tanah di sekitar lokasi tersebut berkisar
antara Rp 70.000,- per tumbak. Ganti rugi
a. Ganti Rugi yang dilakukan oleh PWS Jatigede
Pembangunan Waduk Jatigede tersebut, telah tercapai sekitar 80%.
yang penanganannya tersendat dan Sisanya yaitu sekira 20% atau hanya
berlarut-larut mengakibatkan permasalahan beberapa desa lagi (2014:111).
panjang yang tidak kunjung selesai. Dalam sebuah proses penyelesaian
Panjangnya perjalanan penanganan pem- masalah apa pun masalah akan tampak
bangunan dari tahun 1963 sampai sekarang ricuh dan muncul berbagai permasalahan
(2014-2015) dari era presiden Soekarno baru yang harus segera ditangani
sampai sekarang ke era presiden terpilih penyelesaiannya. Belakangan di media
2014, belum tampak akan terselesaikan. massa ketika terjadi penyelesaian ganti
Masalah ganti rugi di proyek rugi ada pemilik tanah yang mengeluh.
pembangunan Waduk Jatigede terdapat Katanya ketika proses ganti rugi yang
dualisme, pertama ada beberapa kelompok dilakukan oleh aparat desa dilakukan
masyarakat yang merasa belum menerima terlebih dahulu pengukuran. Ternyata
ganti rugi pembebasan tanah. Dalam pengukuran membengkak lebih besar dari
masalah ganti rugi pembebasan tanah pun luas tanah yang dimilikinya. Tadinya ia
banyak tipenya. Ada masyarakat yang berharap ganti ruginya akan bertambah
sama sekali belum menerima ganti rugi besar dengan pengukuran yang mem-
sementara ditemukan ada yang telah dua bengkak tersebut. Namun ternyata ketika
kali menerima ganti rugi. Ada masyarakat pembayaran ganti rugi, uang yang diteri-
yang merasa belum menerima ganti rugi manya malah lebih kecil dibandingkan
pembebasan tanah karena kemungkinan dengan luas tanahnya yang sebenarnya.
yang menerima uang ganti rugi itu dulu Masalah-masalah seperti ini sering muncul
adalah kakeknya atau bapaknya yang telah dalam proses yang berkaitan dengan uang,
meninggal dunia. Ada pula masyarakat oleh karena itu perlu adanya pengawasan
yang menuntut ganti rugi secara adil yang dilakukan oleh pihak lain, yang
karena dulu ketika menerima ganti rugi independen.
mereka merasa ditekan oleh oknum aparat Permasalahan ini sampai sekarang
pada era Orde Baru. Misalnya menurut belum selesai, oleh karena itu, perlu
penuturan informan, dulu pembebasan adanya musyawarah antara pejabat
tanah satu bata (per tumbak) oleh oknum pemerintah yang terkait dengan pelaksana
dihargai sekitar Rp 5.000,- padahal pada pembangunan Waduk Jatigede dengan
waktu itu harga pasaran Rp 20.000. masyarakat yang merasa menjadi korban.
Lasmiyati mengatakan bahwa pada tahun Kedua, menurut pihak pemerintah
1983-1986 pembebasan tanah dilakukan khususnya pihak Satkorlak Departemen
pada tahun 1983 mengacu pada Peraturan Pekerjaan Umum, permasalahan ganti rugi
Menteri Dalam Negeri Nomor 15 tahun
Dampak Pembangunan Waduk Jatigede… (Yuzar Purnama) 141
ini sudah selesai sejak dulu. Dan ternyata dibebaskan oleh Permendagri dan menda-
ketika belakangan ini ada orang yang patkan hak rumah serta tanah. Yang kedua
mengklaim belum menerima ganti rugi, mereka yang sudah dibebaskan, tapi masih
ketika dilakukan pembayaran tidak lama tinggal di situ3.
kemudian ia digiring ke pengadilan karena Informasi lain menyebutkan
penipuan dan sebagainya. bahwa dalam rapat yang dihadiri Menteri
Menurut pihak pemerintah faktor Perekonomian (Menko), Menteri Keuang-
lamanya penggenangan Waduk Jatigede, an, Kementerian Dalam Negeri dan Badan
disebabkan masalah proses ganti rugi lahan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bap-
milik warga yang tak kunjung selesai. penas), untuk membebaskan lahan
Untuk meminta warga satu suara, sangat masyarakat, pemerintah pusat dan
sulit. Jadi, ada warga yang meminta untuk Pemerintah Provinsi Jawa Barat sudah
ganti rugi dalam bentuk uang. Ada juga, menyiapkan anggarannya. Pemerintah
warga yang ingin direlokasi. Negosiasi dan pusat, berkewajiban mengganti rumah;
tawar-menawar harga terus berubah. Solusi sementara Pemerintah Provinsi Jawa Barat
yang paling tepat adalah turunnya Perpres memiliki kewajiban membayar ganti rugi
(peraturan presiden) yang mencantumkan lahan, yakni, setiap kepala keluarga
ganti rugi dengan nilai uang dan nilai memeroleh ganti rugi lahan sebesar Rp 10
rupiahnya dicantumkan di Perpres. juta per kepala keluarga. Lahan yang harus
Keseriusan pemerintah untuk dibebaskan yang dimiliki oleh 4.590 orang,
menyelesaikan salah satu permasalahan membutuhkan total anggaran provinsi Rp
sosial yakni ganti rugi mendapatkan 45,9 miliar hanya untuk pembebasan
perhatian serius dan sedang dalam proses. lahan. Adapun penyelesaian masalah
Direktur Jenderal Sumber Daya Air rumahnya merupakan tanggung jawab
Kementerian Pekerjaan Umum (Dirjen Kementrian Perumahan Rakyat (Kemen-
SDA), Mohamad Hasan, mengatakan pera).
bahwa penggenangan Waduk Jatigede Uang ganti rugi langsung diserah-
hingga saat ini masih belum dapat kan kepada yang berhak menerimanya
dilaksanakan karena masih terkendala yaitu masyarakat OTD. Namun, penye-
dengan masalah kependudukan. Masalah rahan uang harus disertai bimbingan aparat
yang paling pelik sekarang adalah masalah pemerintah kabupaten agar tidak cepat
penduduk. Dari sekitar 7.000 kepala habis. Bangunan rumah yang telah
keluarga, sekitar 5.500 kepala keluarga dibongkar dipersilakan dibawa oleh
masih harus diberikan ganti rugi karena pemiliknya. Sementara itu, pemerintah
dipindahkan. Terkait dengan masalah pusat sudah membangun 678 rumah untuk
kependudukan tersebut, Hasan menjelas- relokasi warga di lahan milik Pemprov
kan bahwa pemerintah kini masih terus Jabar. Oleh karena, semuanya mendapat
membahas dasar hukum tentang pemberian ganti rugi uang maka rumah yang sudah
besaran uang ganti rugi. Pemerintah dibangun tidak jadi diberikan kepada
Provinsi Jawa Barat mengusulkan uang warga.
ganti rugi yang akan diberikan kepada Meski Perpres tersebut sudah
sekitar 5.500 kepala keluarga itu berjumlah mengatur mekanisme ganti rugi, program
Rp13 juta hingga Rp 29 juta. Bagaimana lain yang sudah disusun seperti memba-
memberikan semacam besaran untuk dana ngun kampung seni, pemindahan situs, dan
kerohiman itu harus betul-betul menurut pembuatan bendung rentang tetap berjalan.
kajian independen yang dilakukan Lalu jika ada lahan yang masih belum
konsultan bersertifikasi Kemenkeu. Ada terbebaskan akan diganti pemerintah
dua kelompok penduduk yang terlibat
dalam pembangunan Waduk Jatigede.
Kelompok pertama dikatakan Hasan sudah
3
Antara News. Jakarta
142 Patanjala Vol. 7 No. 1 Maret 2015: 131 -146
dengan harga wajar. Paling tidak yang Jangankan dibangun, ketika ditanyakan
krusial di masyarakat sudah diselesaikan4. kapan dibangun, yang terjadi adalah saling
lempar tanggung jawab antara pihak
b. Relokasi Departemen Pekerjaan Umum dengan
Permasalahan kedua adalah pihak pemerintah daerah. Ketika ditanya,
masalah relokasi. Relokasi dapat diartikan “Berapa meter persegi jatah bagi setiap
sebagai penempatan kembali penduduk kepala keluarga (KK)? Berapa luas area
atau warga yang harus berpindah tempat relokasi yang sudah dibebaskan? Berapa
karena suatu kegiatan yang lebih penting banyak rumah yang akan dibangun? Pihak
bagi bangsa dan negara. Masalah relokasi pemerintah kecamatan setempat pun belum
adalah tanggung jawab dari pihak peme- mengetahui secara detilnya.
rintah untuk memerhatikan warganya yang Sementara itu, dari berbagai infor-
menjadi korban pembangunan, dalam hal masi diketahui bahwa pemerintah pusat
ini adalah pembangunan Waduk Jatigede, sudah membangun 678 rumah untuk
Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa relokasi warga di lahan milik Pemprov
Barat. Jabar. Tentunya jumlah ini masih sangat
Relokasi ini tadinya sudah tidak kurang dibandingkan dengan jumlah KK
ada masalah alias selesai. Penyelesaian yang kena dampak pembangunan waduk
dilakukan ketika pembayaran ganti rugi ini.
yang diadakan pada tahun 1984-1985. Semoga proses relokasi yang
Pada saat itu para pemilik tanah di tiga belum selesai dan masih tampak mentah
kecamatan yaitu Kecamatan Wado, oleh pemerintah daerah dan pusat dapat
Kecamatan Cadasngampar, dan Kecamatan segera diselesaikan dan dituntaskan
Darmaraja mengatakan bahwa jika kelak sehingga proses akhir pembangunan
waduk sudah terwujud akan menerima Waduk Jatigede ini dapat terealisir dengan
ganti rugi sejumlah uang dan berangkat cepat dan tuntas. Diharapkan masyarakat
transmigrasi ke luar Jawa. Setelah mereka OTD yang harus berpindah ke lokasi baru
mendapat dana, penggantian dan solusi yang sudah dipersiapkan pemerintah
untuk transmigrasi tersebut, masih ada mendapatkan tempat dan kehidupan yang
sebagian kecil masyarakat yang bertahan layak. Bahkan di tempat yang baru lebih
di lokasi tersebut, dan sebagian lagi sehat, nyaman, dan dapat meningkatkan
memilih pindah ke desa-desa lain yang kesejahteraan hidup mereka dibandingkan
masih berada di Kabupaten Sumedang dengan di tempat yang sudah ditinggalkan.
(Lasmiyati, 2014:112)..
Pemerintah sudah menyiapkan
tempat untuk OTD di beberapa kecama- c. Perubahan Sosial Mata Pencaharian
tan. Rencananya wilayah yang akan Ketika lingkungan alam berubah
dijadikan relokasi terdapat di Kecamatan dari pertanian menjadi sebuah genangan
Jatinunggal, Kecamatan Cisitu, dan Waduk dalam areal yang luas, maka
Kecamatan Buah Dua. Namun rencana kemungkinan besar terjadi perubahan
relokasi ini sampai sekarang belum aktivitas (Rostiyati, 2014:29).
berjalan mulus. Dapat dikatakan masih Dampak sosial lainnya yang tidak
mentah karena pelaksanaan di lapangan kalah pentingnya adalah dampak kepada
masih jauh dari perkiraan. Misalnya areal masyarakat yang mengalami perubahan
relokasi di wilayah Kecamatan Jatinung- sosial dari masyarakat pertanian ke
gal, pihak pemerintah sudah membebaskan masyarakat nelayan. Dampak ini memang
tanah, namun tanah tersebut sampai harus dipersiapkan karena beralihnya
sekarang belum mulai dibangun. profesi akan mengubah sosial budaya
masyarakat setempat. Secara psikologis
4
republika.co.id, bandung Selasa, 25 Maret harus dipersiapkan agar masyarakat tidak
2014, 17:51 WIB stres terhadap perubahan tersebut.
Dampak Pembangunan Waduk Jatigede… (Yuzar Purnama) 143
Masyarakat akan siap menerima perubahan patan dan Belanja Negara Perubahan
tersebut, sehingga mereka tidak lagi (APBNP) 2014.
kebingungan apa yang harus mereka Adapun besar anggaran yang
lakukan. diusulkan Satuan Administrasi Manunggal
Proses perubahan matapencaharian Satu Atap (Samsat) tersebut mencapai Rp
dan dampaknya kepada masyarakat harus 700 miliar. Dana tersebut nantinya akan
dipersiapkan secara matang dan sistematis. digunakan untuk memindahkan 6.000 KK
Perlu disiapkan mentalitas dan kesiapan yang tidak masuk dalam pendataan
lainnya kepada masyarakat sehingga relokasi pemerintah gelombang pertama
mereka tidak mengalami dampak kaget pada 1990.
atau stres terhadap perubahan tersebut. Permasalahan sosial yang terkait
Mereka dapat menghadapi perubahan relokasi warga bertahan, baru bisa
sosial tersebut dengan baik dan kondusif. diselesaikan setelah ada keputusan
Bahkan mereka diharapkan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
perubahan sosial yang terjadi dapat (SBY) terkait anggaran. Pasalnya,
meningkatkan PAD setempat. Dalam anggaran relokasi warga bertahan belum
artian diharapkan dari pembangunan masuk dalam APBN 2014. Kepala Bapeda
Waduk Jatigede ini masyarakat setempat Jawa Barat, Deny Juanda mengatakan
lebih sejahtera dari sebelumnya, bukan setidaknya diperlukan Rp 13 juta per KK
sebaliknya yakni pemiskinan. untuk memindahkan kelompok warga yang
Beberapa ahli mengemukakan tak memiliki hak relokasi sesuai
bahwa dampak perubahan sosial dari satu Permendagri 1975. Tercatat ada sekitar
kondisi ke kondisi lain seperti dari 6.000 KK bertahan yang masuk kelompok
masyarakat bertani kepada masyarakat ini. Jadi usulnya bagi mereka yang tidak
beternak ikan air tawar jangan terlalu punya hak relokasi diberi dana jatah hidup
dirisaukan, karena pada dasarnya semua setahun. Kemudian mau pindah kemana
orang atau kelompok masyarakat memiliki terserah, yang penting radius 20 km dari
power atau kekuatan untuk dapat daerah asal. Kemudian mereka diberi uang
beradaptasi dengan lingkungan tempat pembongkaran, uang transport, dan sewa
mereka tinggal atau lingkungan tempat rumah setahun, kira-kira Rp 13 juta per
mereka berada. Hanya tentunya pihak Kepala Keluarga (KK).
Pemerintah tetap berkewajiban harus
menyiapkan atau memberikan tim e. Punahnya Puser Budaya Sunda
penyuluh kepada masyarakat, agar Ada satu wacana dari para pejabat,
masyarakat sudah menyiapkan perubahan budayawan, seniman, dan tokoh adat
sosial tersebut. Kabupaten Sumedang bahwa Sumedang
adalah sebagai Puser Budaya Sunda, hal
d. Uang Panundung tersebut bukan sesuatu yang muluk-muluk
Uang panundung adalah uang atau propaganda. Karena kenyataannya
pengusiran atau sama dengan uang masyarakat Sumedang, khususnya yang
pesangon bagi pegawai yang PHK. Uang hidup di pedesaan masih sangat erat dan
panundung ini adalah uang yang kental dalam memelihara dan memegang
disediakan oleh pemerintah kepada warga tali karuhun ‘jejak leluhur/nenek moyang’.
OTD yang tidak berhak mendapatkan ganti Dampak dari pembangunan
rugi dan relokasi. Waduk Jatigede yang menenggelamkan
Penyelesaian proyek pembangunan lima Kecamatan di Kabupaten Sumedang
Waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang dikhawatirkan akan mengurangi atau
Jawa Barat sedang dalam proses, karena menghilangkan jejak adat istiadat
pemerintah rencananya akan menyediakan peninggalan nenek moyang (karuhun)
anggaran biaya bagi penduduk di sekitar Sunda, karena Sumedang dianggap sebagai
waduk tersebut dalam Anggaran Penda- salah satu Puser Budaya Sunda. Hilangnya
144 Patanjala Vol. 7 No. 1 Maret 2015: 131 -146
DAFTAR SUMBER
2.Internet
https://www.facebook.com/kabarsumedang/
1. Buku posts/1480185352202544, diakses
Adeng. 2014. tanggal 30 Maret 2014.
Dampak Pembangunan Waduk Jatige-
de terhadap Peninggalan Sejarah dan
Budaya. Bandung: Mawar Putra
Perdana.
Adrian Sutedi. 2008.
Implementasi Prinsip Kepentingan
Umum dalam Pengadaan Tanah untuk
Umum. Sunan Grafika.