Anda di halaman 1dari 16

Dampak Pembangunan Waduk Jatigede… (Yuzar Purnama) 131

DAMPAK PEMBANGUNAN WADUK JATIGEDE


TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA
MASYARAKATNYA

THE IMPACT OF BUILD JATIGEDE DAM THROUGH SOCIAL AND CULTURAL


LIFE OF SOCIETY

Yuzar Purnama
Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Bandung
Jln. Cinambo No. 136 Ujungberung-Bandung 42094
e-mail: yuzarpurnama@gmail.com

Naskah Diterima: 12 Januari 2015 Naskah Direvisi:11 Februari 2015 Naskah Disetujui:18 Februari 2015

Abstrak
Belakang ini mencuat keresahan masyarakat yang terkena dampak pembangunan Waduk
Jatigede. Seolah merupakan kasus baru, padahal masalah Waduk Jatigede sudah berlangsung
cukup lama yakni sejak presiden Republik Indonesia, Soekarno. Pembangunan Waduk Jatigede
adalah proyek pembuatan pembangkit tenaga listrik. Proyek ini berada di wilayah administrasi
Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat, meliputi Kecamatan Jatigede, Wado, Cisitu,
Darmaraja, dan Kecamatan Jatinunggal. Penelitian ini menarik karena sejak pertama di mulainya
pembangunan waduk sampai sekarang, Januari 2015, belum selesai. Penelitian ini mengupas
dampak pembangunan Waduk Jatigede terhadap kehidupan sosial budaya masyarakatnya, yang
dibatasi pada masalah ganti rugi, relokasi, dan tinggalan nilai budaya. Penelitian bertujuan untuk
mengetahui dampak sosial budaya pembangunan waduk terhadap masyarakatnya. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, metode kajiannya deskriptif analitik.
Penelitian di mulai dari sumber pustaka, mencari data lapangan dengan observasi dan wawancara,
klasifikasi data, analisis, dan laporan penelitian. Dari penelitian disimpulkan bahwa dampak sosial
seperti permasalahan relokasi, ganti rugi, dan masalah tinggalan budaya yang meresahkan warga
merupakan imbas dari pembangunan waduk. Permasalahan sebenarnya bisa diminimalisir jika
pembangunan tidak tersendat akibat perencanaan kurang matang dan faktor dana. Namun seiring
berjalan waktu permasalahan tersebut sedikit demi sedikit dapat ditangani oleh berbagai pihak dan
diharapkan tahun 2015 waduk mulai digenangi.
Kata kunci: pembangunan, Waduk Jatigede, sosial budaya.

Abstract
Fidgetiness appear at this moment because of the developing of Jatigede Dam.
Apparently as a new case, actually this thing has appeared since the first president of Indonesia,
Soekarno. The build of Jatigede Dam is the project of generator of electricity power. This project
are in the administraton area of Sumedang Regency, West Java Province. Jatigede project
involved of five area in five sub-district, there are; Jatigede, Wado, Cisitu, Darmaja, and
Jatinunggal Subdistrict. Not all of the area got the effect, only 26 villages. This research are
quite interesting because since the Jatigede Dam were built until the years of 2015 the project is
not finished. The first problem is related to the unfinished problems of social and cultural. This
research purpose is to reveal the effect of Jatigede Dam for life of social cultural society, which
focused on claim damages, relocated, and the legacy of cultural values or customs. The research
132 Patanjala Vol. 7 No. 1 Maret 2015: 131 -146

method is qualitative, and the discussing method is descriptive analytic. The step of the research
start from library research, finding the field collection with observation and interview, continued
with classification the data, analysis and arranged the research report. From this research can be
concluded that social impact such as relocated problems, claim damages, and the legacy of the
ancestor as the impact of Jatigede building process. Actually, if the building of Jatigede run
smoothly, the problems can be minimize. In line with the time, little by little the problems get
solved handled by the authority, in this case are the local government or centre government. And
the target to settle up all of the problems in the years 2015.
Keywords: Development, Jatigede Dam, Social-cultural.

A. PENDAHULUAN penyelesaian pembangunannya pada tahun


70 tahun sudah Indonesia 2014 serta rencananya akan diresmikan
merdeka. Berapa juta jiwa melayang dan pada bulan Februari tahun depan.
jumlah harta yang tidak terhitung untuk Informasi terbaru, proyek Waduk Jatigede
merebut kemerdekaan, membebaskan diri sudah mencapai 70% dalam proses
dari kolonialisme Belanda, Jepang, Inggris, pembangunannya (2014:81).
dan Portugis. Jutaan nyawa para pahlawan Peneliti merasa tertarik dengan
menjadi tumbal kemerdekaan Republik pembangunan Waduk Jatigede ini karena
Indonesia yang diproklamasikan pada sudah beberapa kali rencana penggenangan
tanggal 17 Agustus 1945. Mulai saat itu akan dilaksanakan, dari tanggal 1 Oktober
rakyat Indonesia menentukan nasibnya 2013 kemudian 1 Oktober 2014 belum
sendiri. Berapa nyawa lagi harus melayang juga dilaksanakan. Ada beberapa masalah
untuk mempertahankan kemerdekaan dari yang menghambat penyelesaian Waduk
kolonialisme Belanda yang ternyata Jatigede ini yaitu: pembangunan fisik yang
kembali ingin menjajah Bumi Pertiwi, belum final dan masalah sosial yang belum
Indonesia tercinta. teratasi.
Kemerdekaan adalah momentum Sudah cukup lama masyarakat
awal rakyat Indonesia membangun Objek Terkena Dampak (OTD) Waduk
negerinya sendiri dengan gagasan, tenaga, Jatigede resah. Mereka melakukan
dan modal sendiri. Pembangunan demi demontrasi baik di wilayahnya sampai ke
pembangunan gencar dilaksanakan mulai dinas terkait seperti Pemda Kabupaten
Orde Lama (Orla), Orde Baru (Orba), Orde Sumedang, DPRD Kabupaten Sumedang,
Reformasi sampai sekarang, mulai dari Pemda Provinsi Jawa Barat, DPRD
Presiden Soekarno, Presiden Soeharto, Provinsi Jawa Barat, ke DPR Pusat dan ke
Presiden BJ. Habibi, Presiden Abdurahman Istana Negara di Jakarta. Mereka menuntut
Wahid, Presiden Megawati, Presiden keadilan untuk ganti rugi pembebasan
Susilo Bambang Yudoyono, dan Presiden tanah dan bangunan yang terkena
Joko Widodo. pembangunan Waduk Jatigede, mereka
Pembangunan Waduk Jatigede menuntut uang panundung, menuntut
sudah mulai dirintis sejak zaman Presiden relokasi yang layak dan jelas, sampai
Soekarno. Presiden pertama Indonesia, meminta pertanggungjawaban pemerintah
namun sampai sekarang pembangunannya tentang bakal musnahnya situs-situs dan
belum rampung, masih dalam tahap adat istiadat yang secara turun temurun
finishing. Adeng mengatakan bahwa diwariskan dari leluhurnya. Menurut
Waduk Jatigede itu adalah terbesar kedua informan langkah yang mereka lakukan
setelah Jatiluhur, termasuk proyek lama sampai pada tahap yang relatif ekstrim
dari tahun 1960-an, dan pembebasan misalnya pernah mengirim utusan ke
lahannya dari tahun 1970-an. Mulai dirintis Jakarta dengan berjalan kaki, bahkan
kembali tahun 2008 dan Kementerian beberapa masyarakat di antaranya warga
Pekerjaan Umum (PU) menargetkan Desa Sukakersa siap melawan apabila
Dampak Pembangunan Waduk Jatigede… (Yuzar Purnama) 133

penggenangan terjadi sementara dilakukan untuk mencari data dan referensi


permasalahan sosial yang melilit mereka sesuai dengan objek penelitian; studi
belum tuntas. lapangan dengan observasi atau
Penelitian akan mengupas dampak pengamatan secara langsung dilengkapi
negatif atau permasalahan sosial yang dengan data wawancara. Kasnodihardjo
muncul dalam pembangunan Waduk mengatakan bahwa untuk sasaran
Jatigede. Ruang lingkup penelitian ini penelitian mengenai perilaku/tindakan dan
dibatasi pada permasalahan ganti rugi, benda, metode pengamatan adalah metode
uang panundung, relokasi, dan nilai yang paling tepat. Sementara, metode
budaya atau adat istiadat tinggalan nenek wawancara tepat untuk sasaran penelitian
moyang. mengenai pengetahuan (1992:18);
pengolahan data lapangan kemudian
B. METODE PENELITIAN dianalisis dan dibuat laporan.
Penelitian ini menggunakan Pembangunan adalah proses
metode deskriptif analitik yaitu peneliti membangun baik fisik maupun nonfisik
yang menggunakan metode kualitatif, dengan tujuan untuk mengubah ke arah
setelah menyusun perencanaan penelitian situasi yang lebih baik. Pembangunan fisik
kemudian ke lapangan (field) tidak misalnya pembangunan Waduk Jatigede
membawa alat pengumpul data, melainkan adapun pembangunan nonfisik misalnya
langsung melakukan observasi atau membangun mental pemuda Indonesia.
pengamatan evidensi-evidensi, sambil Pembangunan Waduk Jatigede
mengumpulkan data dan melakukan memerlukan ratusan hektar tanah milik
analisis (Wardi Bachtiar, 1997:61). masyarakat. Dalam proses ini terkadang
Adapun metode kajiannya menggunakan menemukan hambatan karena masyarakat
metode kualitatif. Istilah penelitian merasa berat melepas tanahnya. Y.
kualitatif menurut Kirk dan Miller Wartaya Winangun mengatakan bahwa
(1986:9) pada mulanya bersumber pada fungsi dan peran tanah dalam berbagai
pengamatan kualitatif yang sektor kehidupan manusia memiliki tiga
dipertentangkan dengan pengamatan aspek yang sangat strategis, yaitu aspek
kuantitatif. Selanjutnya penelitian kualitatif ekonomi, politik dan hukum, serta aspek
adalah tradisi tertentu dalam ilmu sosial (2004 : 21). Bagi manusia, tanah
pengetahuan sosial yang secara merupakan hal terpenting bagi hidup dan
fundamental bergantung pada pengamatan kehidupannya. Di atas tanah, manusia
manusia dalam kawasannya sendiri dan dapat mencari nafkah seperti bertani,
berhubungan dengan orang-orang tersebut berkebun, dan beternak. Di atas tanah pula
dalam bahasanya dan dalam manusia membangun rumah sebagai
peristilahannya. Adapun Bogdan (1972:5) tempat bernaung dan membangun (Sutedi,
mendefinikan bahwa metode kualitatif 2008 : 45).
sebagai prosedur penelitian yang Bambang Rudito (dalam bunga
menghasilkan data deskriptif berupa kata- rampai “Kehidupan Sosial Budaya
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan Masyarakat Sumedang, Muhsin, Mumuh
perilaku yang dapat diamati. Lexy J. & Rudito, Bambang, 2014: xviii)
Moleong mengatakan, pada penelitian mengatakan bahwa pembangunan pada
kualitatif, teori dibatasi pada pengertian: dasarnya adalah usaha untuk mengarahkan
suatu pernyataan sistematis yang berkaitan perubahan kebudayaan sesuai dengan apa
dengan seperangkat proposisi yang berasal yang dikehendaki oleh pemrakarsa
dari data dan diuji kembali secara empiris pembangunan tersebut, yang dalam hal ini
(1989:9). adalah pemerintah. Salah satu usaha untuk
Adapun langkah-langkah dalam mengarahkan perubahan adalah adanya
penelitian ini sebagai berikut: studi pustaka pembangunan Waduk Jatigede di daerah
134 Patanjala Vol. 7 No. 1 Maret 2015: 131 -146

Sumedang. Pembangunan ini nyata-nyata


ditujukan untuk pembangunan lingkungan
pertanian di daerah Utara dari Provinsi
Jawa Barat, seperti di daerah Indramayu
dan sekitarnya. Pembangunan waduk pada
dasarnya terarah pada perubahan
lingkungan alam yang pada gilirannya
akan mengubah kebudayaan masyara-
katnya. Masyarakat yang tadinya bermata
pencaharian bertani sawah dengan
lingkungan sawah sebagai pembentuk
kebudayaannya akan mengalami Gambar 1. Kantor Kecamatan Wado
perubahan lingkungan menjadi perairan Sumber: Dokumentasi BPNB Bandung
atau danau buatan. Blumer (dalam Bunga
Rampai “Kehidupan Sosial Budaya
Masyarakat Sumedang”, 2014: xiii)
memperingatkan bahwa situasi baru
mengenalkan pendefinisian kembali
masalah-masalah. Pola-pola yang diwujud-
kan kelompok pada dasarnya tidak ada
yang permanen. Tindakan kelompok yang
muncul pasti juga dimulai atau berakar
pada pilihan individu yang ada di
dalamnya. Hubungan keterkaitan seperti
keluasan dan keterhubungan melalui Gambar 2. Kantor Kecamatan Jatinunggal
Sumber: Dokumentasi BPNB Bandung
jaringan-jaringan yang rumit yang di
dalam jaringan tersebut terkandung fungsi
antarmasing-masing individu.

C. HASIL DAN BAHASAN


1. Selayang Pandang Jatigede
Penelitian ini menyoroti kehidupan
masyarakat Jatigede karena merupakan
wilayah yang akan terkena dampak
langsung pembangunan Waduk Jatigede.
Masyarakat Jatigede terdapat di wilayah
administrasi Kabupaten Sumedang Gambar 3. Kantor Kecamatan Jatigede
Provinsi Jawa Barat. Masyarakat Jatigede Sumber: Dokumentasi BPNB Bandung
yang akan terkena dampak pembangunan
Waduk ini terdapat di wilayah lima Dari kelima kecamatan ini tidak
kecamatan di Kabupaten Sumedang yaitu: semua daratan tenggelam namun ada
Kecamatan Jatigede, Kecamatan Wado, beberapa desa yang tenggelam. Dengan
Kecamatan Jatinunggal, Kecamatan rincian ada desa yang tenggelam semua
Darmaraja, dan Kecamatan Cisitu. seperti Desa Sukakersa dan Desa Padajaya
di Kecamatan Jatigede; dan ada desa yang
sebagian tenggelam baik pemukimannya
maupun kebun dan sawah.
Dampak Pembangunan Waduk Jatigede… (Yuzar Purnama) 135

1960/1961 ketika pemerintahan Republik


Indonesia waktu itu dipegang oleh
Presiden Ir. Soekarno dan wakilnya Dr.
Muhammad Hatta. Studi kelayakan pun
sudah dilakukan oleh tim ahli dari
Perancis, namun karena pada waktu itu
daerah ini dianggap labil dan kemungkinan
anggaran yang dibutuhkan pun sangat
besar maka pembangunan Waduk Jatigede
Gambar 4. Kawasan Kabupaten belum tuntas sampai sekarang dan tampak
Sumedang yang subur tersendat-sendat. Sedangkan Waduk
Sumber: Dokumentasi BPNB Bandung Jatiluhur yang studi kelayakannya
dilaksanakan setelah Jatigede, ternyata
Secara geografis kelima wilayah lebih dahulu dibangun menyusul, Waduk
yang terkena dampak Waduk Jatigede Cirata, dan Waduk Saguling.
berada di cekungan yang dikelilingi Realisasi rencana pembangunan
gunung dan bukit, sehingga layak untuk Waduk Jatigede dilaksanakan mulai tahun
dijadikan sebuah waduk pembangkit 1970 dan tahun 1982/1983 dengan
tenaga listrik. Namun demikian, keadaan memberikan ganti rugi kepada masyarakat
flora di sekitar ini sangat subur, baik yang terkena dampak pembangunan
berupa tanaman padi, bakau, pohon jati, Waduk ini secara bertahap. Namun
maupun pepohonan produktif lainnya kemudian pembangunan waduk ini terus
seperti mangga, jambu, rambutan, dan tersendat-sendat dan tidak nampak untuk
sebagainya. Daerah yang subur, hijau, dan segera diselesaikan, sehingga muncul
ditumbuhi berbagai tanaman produktif berbagai persoalan yang cukup jelimet.
sayang jika akhirnya harus hilang karena Sebagian masyarakat yang sudah
digenangi air. Sementara itu, dampak mendapatkan ganti rugi kemudian ada
pembangunan Waduk Jatigede manfaatnya yang pindah, bertransmigrasi, dan ada pula
lebih besar bagi bangsa dan negara, karena yang tetap mendiami rumah-rumah di sana
dapat meningkatkan jumlah sumber listrik untuk menghuni sementara sampai
negara untuk penerangan dan pemba- tanahnya mulai digenangi air. Hal tersebut
ngunan. Selain itu Waduk Jatigede dikuatkan oleh pejabat setempat yang
merupakan pemasok air (irigasi) untuk membolehkan mendiami rumah dan
pertanian di wilayah Pantai Utara (pantura) menggarap tanahnya seperti sediakala
sekaligus menjadi pengendali banjir. sampai tergenang air waduk. Namun
karena penyelesaian pembangunan waduk
ini yang tidak kunjung datang, akhirnya
masyarakat yang sempat pindah, kembali
lagi dan menggarap tanahnya yang dulu
ditinggalkan.
Lamanya pembangunan berdam-
pak pada beberapa masyarakat yang dulu
menerima uang ganti rugi, banyak yang
sudah meninggal. Sementara penerusnya
baik anaknya maupun cucunya merasa
Gambar 5. Kawasan yang Terendam tidak pernah mendapatkan ganti rugi
Sumber: Dokumentasi BPNB Bandung kemudian sebagian menuntut uang ganti
rugi. Persoalan bertambah jelimet dan
Rencana pembangunan Waduk pelik. Apalagi ada aturan seandainya
Jatigede sudah dicanangkan sejak tahun pembebasan tanah yang sudah dilakukan
136 Patanjala Vol. 7 No. 1 Maret 2015: 131 -146

dibiarkan selama 30 tahun, maka ahli waris dengan pasokan listrik yang dihasilkan
berhak menuntut ganti rugi baru; artinya oleh Waduk Cirata dan Waduk Saguling.
perjanjian lama yang sudah 30 tahun Sementara itu, diharapkan pertanian di
dianggap hangus dan tidak berlaku lagi. wilayah Pantai Utara akan lebih baik lagi
Ketika terdengar wacana bahwa hasilnya sehingga dapat meningkatkan
waduk Jatigede dianggap tidak ada produksi padi untuk kebutuhan daerah dan
masalah, semua persoalan sudah selesai, nasional.
maka pemerintah akan mulai mengairi
Waduk pada tanggal 1 Oktober 2013,
maka sebagian masyarakat OTD (Objek
Terkena Dampak) mulai resah dan gelisah.
Berbagai cara dilakukan untuk memper-
lihatkan kepada pemerintah bahwa
persoalan sosial belum tuntas, banyak
permasalahan yang belum diselesaikan.
Akhirnya gerakan mereka pun sampai dan
ditanggapi oleh pemerintah bahwa
penggenangan Waduk Jatigede tidak akan
dilakukan sebelum persoalan sosial selesai. Gambar 7. Peta Lokasi Dampak
Adapun penggenangan yang akan Proyek Waduk Jatigede
dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 itu Sumber: Dokumentasi BPNB Bandung
hanya untuk pengujian kalau-kalau ada
tempat yang bocor atau rembes. Berdasarkan informasi dari Bapak
Penggenangannya tidak akan dilakukan Kasimin petugas Urusan Tanah dan
secara keseluruhan namun hanya pada Penggenangan Satkorlak Departemen
titik-titik tertentu untuk melihat bagian Pekerjaan Umum, bahwa daerah-daerah
yang diperkirakan rawan bocor atau yang akan tergenang sebagai berikut:
rembes. wilayah yang akan tenggelam adalah Desa
Cipaku, Desa Padajaya, dan Desa Cibogo
Kecamatan Darmaraja. Daerah atau desa
yang akan tenggelam dan akan dihapuskan
adalah Desa Leuwiliang dan Desa
Sukakersa Kecamatan Jatigede.
Desa-desa yang akan tergenang
sebagian adalah Desa Jema Kecamatan
Jatigede sebagian besar tergenang; Desa
Sukamenak Kecamatan Darmaraja
sebagian tergenang; warga Desa Sukame-
Gambar 6. Bendungan dan nak ini dulu pernah pindah ke tempat lain
Pengendali Air Waduk Jatigede namun kembali lagi karena ternyata
Sumber: Dokumentasi BPNB Bandung pembangunan Waduk Jatigede ini tidak
kunjung terwujud; Desa Paku Alam
Waduk Jatigede yang dikerjakan Kecamatan Darmaraja tersisa dua
oleh kontraktor dari Negeri Cina ini kampung yang tidak tergenang, Desa
merupakan waduk yang terbesar kedua Cisarua, Desa Wado Kecamatan Wado,
setelah Waduk Jatiluhur, oleh karena itu Desa Ciruas Kecamatan Jatinunggal
dapat dibayangkan berapa banyak sebagian tergenang; Desa Pontang
kontribusinya untuk pembangunan bangsa Kecamatan Darmaraja dan Desa
dan negara. Dapat diperkirakan jumlah Ciranggem Kecamatan Jatigede sebagian
pasokan listrik yang dihasilkan akan lebih kecil tergenang; serta Desa Sukaratu
baik dan lebih besar jika dibandingkan
Dampak Pembangunan Waduk Jatigede… (Yuzar Purnama) 137

Kecamatan Darmaraja hanya 2 kampung tertanggal 5 November 1984 tentang


yang tergenang. Pembangunan Waduk Jatigede. Pada tahun
Desa-desa yang hanya tanahnya di 1986 rencana pembangunan Waduk
luar pemukinan tergenang pembangunan Jatigede ditindaklanjuti dengan detail
Waduk Jatigede adalah Desa Cijeungjing, design pada tahun 1986 oleh konsultan
Desa Tarmajaya dan Desa Pajagan SMEC dari Australia. Pada tahun 2006
Kecamatan Jatigede, Desa Sukapura pembangunan Waduk Jatigede dimulai.
Kecamatan Wado tanahnya sebagian kecil Bendungan Waduk Jatigede dibangun di
tergenang. Desa Cibitung, Desa Mekar, Desa Cijeungjing Kecamatan Jatigede.
Desa Cisitu Kecamatan Cisitu dan Desa Pembangunan Waduk Jatigede membutuh-
Cikeusik serta Desa Darmaraja Kecamatan kan lahan seluas 4.891,13 hektar yang
Darmaraja tanahnya tergenang. meliputi lima kecamatan yaitu Kecamatan
Jatigede, Kecamatan Jatinunggal, Kecama-
2. Waduk Jatigede tan Wado, Kecamatan Cisitu, dan
Dibangunnya Waduk Jatigede Kecamatan Darmaraja. Dari kelima
berawal dari studi pengembangan wilayah Kecamatan itu hanya 26 desa, itu pun tidak
Sungai Cimanuk-Cisanggarung tahun 1963 semua desa tenggelam; ada desa yang
yang dilaksanakan oleh konsultan Coyne et tenggelam total, sebagian tenggelam, dan
Bellier dari Perancis. Mereka merekomen- hanya sawahnya saja (Lasmiyati, 2014 :
dasikan perlunya pembangunan Waduk 107).
serbaguna untuk mendukung pengembang- Waduk Jatigede berlokasi di
an wilayah. Pembangunan yang telah Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sume-
dirancang tahun 1963 tersebut, direncana- dang, Jawa Barat merupakan bendungan
kan akan mengairi 90.000 hektar sawah di jenis urugan batu (rockfill). Pembangunan
Pantai Utara (Pantura) Jawa Barat. Air waduk ini memiliki luas sekitar 1.766,06
waduk tersebut dapat membantu pertanian, ha. Waduk ini memiliki tinggi 110 m – 200
dari waduk tersebut dapat mengairi m dengan kapasitas daya tampung air
pertanian di Majalengka sampai ke mencapai 980 juta m³. Waduk Jatigede
Indramayu yang sebagian besar direncanakan dapat mengairi areal irigasi
wilayahnya pertanian. seluas 90.000 ha, menyediakan air bersih
Ternyata tahun 1963 pembangunan bagi Kabupaten Cirebon, Indramayu dan
waduk tersebut belum bisa direalisasikan kawasan sekitarnya dengan kapasitas 3.500
karena terhalang dana pembangunan. liter/detik, serta menyuplai air untuk PLTA
Dilatari masukan studi pembangunan yang mampu menghasilkan listrik sebesar
waduk tersebut, pemerintah berkesimpulan 690 GWH per tahun dengan kapasitas
bahwa pembangunan waduk tersebut terpasang 110 MW.
sangat dibutuhkan untuk kemajuan bangsa Waduk Jatigede diprediksi meru-
dan negara. Akhirnya pada tahun 1975 pakan waduk terbesar kedua di Indonesia
dikeluarkan peraturan Kementerian Dalam setelah Waduk Jatiluhur, karena diperkira-
Negeri (Permendagri) yang mengatur kan bisa menjamin saluran irigasi hingga
tentang dikeluarkannya ganti rugi untuk 90.000 ha, menghasilkan pasokan listrik
4.500 Kepala Keluarga (KK). Dengan sebesar 110 megawatt, dan dapat mengu-
dikeluarkannya Permendagri secara rangi banjir.
perlahan, perizinan mengenai pembebasan Direktur Jenderal Sumber Daya
lahan pun dikeluarkan. Pada tahun 1981 Air Kementerian Pekerjaan Umum,
keluar surat keputusan Gubernur Kepala Mochamad Hasan menargetkan pengge-
Daerah Tingkat I Provinsi Jawa Barat yang nangan Waduk Jatigede bisa dimulai pada
berisi penerbitan izin pembebasan tanah bulan September tahun 2014. Pengge-
dan tata cara pengadaan lahan. Kemudian nangan Waduk ini beberapa kali mundur
keluar pula SK Bersama Menteri Dalam karena masih terkendala belum keluarnya
Negeri dengan Menteri Pekerjaan Umum
138 Patanjala Vol. 7 No. 1 Maret 2015: 131 -146

keputusan presiden (keppres). Keppres ini, Kecamatan Darmaraja nantinya akan


terhambat oleh penolakan masyarakat yang tenggelam oleh Waduk Jatigede
masih menghuni daerah di sekitar Waduk (2014:104).
Jatigede. Secara fisik pembangunan Tampaknya pembangunan Waduk
Waduk Jatigede hampir selesai, namun Jatigede ini tidak bisa dihentikan karena
masih ada masalah sosial yang belum biaya yang dikeluarkan cukup besar dan
selesai. kepentingan masyarakat luas lebih
Jika Waduk Jatigede sudah dominan. Pembangunan Waduk Jatigede
dibangun, maka aliran air dari Cimanuk selain untuk mengatasi banjir di Pantura,
sudah bisa tertampung. Aliran air yang juga dapat menciptakan aset listrik untuk
sebagian melintas ke Indramayu, bisa kepentingan nasional.
tertampung di waduk ini. Kepala Bappeda Djoko Kirmanto, Menteri
Jawa Barat, Deny Juanda Puradimaja Pekerjaan Umum menginginkan agar
mengatakan bahwa Waduk Jatigede sebelum waduk tersebut diisi air, semua
menjadi salah satu solusi penanganan permasalahan yang berkaitan dengan
banjir di kawasan pantura (pantai utara) kepentingan masyarakat sudah terselesai-
yakni Cirebon dan Indramayu, Provinsi kan. Hal ini sesuai dengan harapan warga
Jawa Barat. Keberadaan waduk ini salah OTD pembangunan Waduk Jatigede,
satu fungsinya adalah untuk mengendali- mereka siap dipindahkan ke lokasi lain.
kan banjir dengan jangkauan mencapai Asalkan, sesuai komitmen sebelumnya,
1.400 hektar1. yakni semua permasalahan dampak
Namun di balik itu ada sosialnya diselesaikan terlebih dahulu,
kekhawatiran masyarakat, di antaranya di sebelum penggenangan. Mereka mengata-
era pemanasan global yang seharusnya kan,
menjaga dan memelihara hutan, yang “Kami warga OTD, dari dulu sudah
terjadi sebaliknya yakni 1.200 ha lahan setuju dan mendukung pembangunan
hutan perawan harus dikorbankan. Selain Waduk Jatigede sebagai proyek nasio-
itu dengan dibangunnya Waduk Jatigede, nal. Namun sayangnya, dukungan
maka dalam proses konstruksi akan kami, tidak dibarengi dengan keseriu-
menambah getaran dan kerapuhan tanah san pemerintah dalam menyelesaikan
Priangan Timur. Fase yang paling getir berbagai dampak sosialnya,” kata
adalah pengusiran 12.000 keluarga atau Ketua Perkotdam Jatiber (Perkumpu-
kurang lebih 50.000 orang dari 5 lan Komunikasi Orang Terkena
kecamatan ke tempat lain. Mereka harus Dampak Jatigede Bersatu), Djaya
meninggalkan lahan subur yang berpotensi Albanik. Sebagai bentuk dukungan
untuk menjadi lumbung beras terbaik se- terhadap pembangunan Waduk
Jabar. Tanpa dilirik pemerintah pun, warga Jatigede, warga OTD siap direlokasi
mengaku tidak pernah gagal panen, dengan ke tempat lain setelah semua
kualitas bulir padi yang lebih baik dari persoalan dampak sosialnya diselesai-
produksi tanah Karawang. Lasmiyati kan oleh pemerintah, yakni Samsat
menjelaskan bahwa keberhasilan Sume- (Satuan Administrasi Manunggal Satu
dang dalam mengupayakan swasembada Atap) Penanganan Dampak Sosial dan
beras tidak terlepas dari adanya bentangan Lingkungan Pembangunan Waduk
sawah yang menghampar di wilayah Jatigede (PDSLPWJ) Provinsi Jabar
tersebut. Namun sayang, pesawahan subur dan Satker (Satuan Kerja) proyek
sebagai penghasil padi yang ada di daerah Jatigede. “Tapi masalahnya, Samsat
genangan Jatigede termasuk Desa sampai sekarang belum juga menye-
Sukamenak dan Desa Jatibungur lesaikan dampak sosial tersebut.
Rencananya, Minggu depan Sekda
Kab. Sumedang sudah mengundang
1
Tempo.co. Jakarta. 24 Januari 2014.
Dampak Pembangunan Waduk Jatigede… (Yuzar Purnama) 139

kami untuk melakukan rapat Indonesia setelah Waduk Jatiluhur yang


koordinasi (rakor) untuk penyelesaian akan menghasilkan tenaga listrik, area
dampak sosial, saat pembebasan lahan peternakan ikan air tawar, area wisata air,
tahun 1982-1986. Dampak sosial itu, pengendali banjir di daerah Pantura, dan
di antaranya pembayaran ganti rugi dapat meningkatkan pertanian di daerah
pembebasan lahan warga yang Pantura. Adapun dampak negatif
terlewat, salah ukur, salah bayar, salah pembangunan Waduk Jatigede akan me-
klasifikasi tanah, tanah terisolasi, ngurangi penghasilan beras khas Sume-
rumah tumbuh dan relokasi. Hal sena- dang karena area pertanian digenangi air,
da dikatakan Camat Jatigede, Yaya banyak situs yang terendam, serta hilang-
O.K. Ia mengatakan, masyarakat OTD nya nilai budaya peninggalan nenek
di wilayah Kec. Jatigede pun, siap moyang karena Kabupaten Sumedang
dipindahkan ke lokasi lain. Dengan dapat dikatakan pusat (puser) budaya
catatan, komitmen sebelumnya harus Sunda.
dipenuhi, yakni dampak sosialnya Dampak pembangunan Waduk
diselesaikan sebelum penggenangan. Jatigede dirasakan cukup besar, hal
Jadi, warga kami yang terkena tersebut selain dari pembangunannya
dampak Jatigede, siap dipindahkan, tersendat-sendat dari kurun waktu 1963
asalkan sesuai komitmen yang (perencanaan), 1970/1982/1984/1986
disepakati bersama”.2 pembebasan tanah dan ganti rugi,
perintisan kembali pembangunan tahun
3. Dampak Sosial Budaya 2008, baru pada tahun 2013 inilah
Pada tahun 1965 Masyarakat Desa pembangunan fisik Waduk ini hampir
Sukamenak dan Desa Jatibungur, rampung (70%). Namun permasalahan
umumnya masyarakat Jatigede sudah sosial atau dampak sosial masih banyak
mengetahui akan adanya pembangunan yang perlu diselesaikan. Oleh karena itu
waduk. Berita tersebut mereka sampaikan Bupati Kabupaten Sumedang menegaskan
kepada anak-anak dan keturunan mereka. bahwa penggenangan Waduk Jatigede
Adanya kabar akan ada penggenangan belum dilaksanakan sampai selesainya
tersebut, pada umumnya mereka permasalahan sosial. Adapun rencana
mempunyai rasa khawatir bahkan cemas penggenangan yang akan dilaksanakan
karena harus meninggalkan tanah pada tanggal 1 Oktober 2013 hanya
kelahiran, mata pencaharian, dan belum merupakan uji coba untuk mengecek
tahu tujuan kepindahannya ke lokasi yang bagian-bagian yang diperkirakan akan
baru. Kecemasan semakin menjadi ketika terjadi rembesan atau kebocoran dan
dikeluarkannya Peraturan Kementerian rencana penggenangan pada 1 Oktober
Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 1975 yang 2014 belum juga dilaksanakan. Jika
berisi tentang ketentuan-ketentuan menge- dibandingkan dengan dampak sosial ketika
nai cara pembebasan tanah (Lasmiyati, dilaksana-kannya pembangunan Waduk
2014:111). Jatiluhur, Waduk Cirata, dan Waduk
Pembangunan Waduk Jatigede Saguling, maka dampak dari pembangunan
berdampak positif dan negatif. Dampak Waduk Jatigede ini lebih besar, hal ini
positif sesuai rencana pembangunan waduk dianggap wajar karena wilayah yang akan
ini akan menjadi waduk kedua terbesar di digenangi cukup besar melingkupi enam
wilayah Kecamatan di Kabupaten
Sumedang. Merupakan daerah penghasil
2
https://www.facebook.com/kabarsumedang/ beras dari Priangan dan memiliki asset
posts/1480185352202544, diakses tanggal 30 budaya Sunda yang sangat bernilai. Jika
Maret 2014. pembangunan Waduk Jatigede ini rampung
maka diperkirakan panjang bibir waduk
140 Patanjala Vol. 7 No. 1 Maret 2015: 131 -146

atau keliling waduk mencapai kurang lebih 1975. Pembebasan tanah tersebut
42 kilometer. dilakukan di enam desa yaitu Sukakersa
Dampak sosial pembangunan dan Jemah (Kecamatan Cadasngampar),
waduk ini bagi masyarakat Jatigede yang Jatibungur, Cipaku, Pakualam, Karangpa-
muncul ke permukaan di antaranya belum kuan, Cisurat (Kecamatan Darmaraja), dan
tuntasnya permasalahan ganti rugi, belum Padajaya Kecamatan Wado. Pembebasan
siapnya relokasi, belum dipersiapkan peru- tanah didukung oleh Pemda Jabar, Panitia
bahan sosial dari masyarakat petani Sembilan, Departemen Pekerjaan Umum
menjadi masyarakat perikanan, dan hilang- dan Bank Dunia. Proses pembebasan tanah
nya adat istiadat peninggalan budaya berjalan asimetris dimana rakyat dipaksa
nenek moyang. Permasalahan ini akan menerima ganti rugi Rp 300,- sampai Rp
dibahas satu per satu pada kupasan di 500,- per meter persegi. Padahal harga
bawah ini. tanah di sekitar lokasi tersebut berkisar
antara Rp 70.000,- per tumbak. Ganti rugi
a. Ganti Rugi yang dilakukan oleh PWS Jatigede
Pembangunan Waduk Jatigede tersebut, telah tercapai sekitar 80%.
yang penanganannya tersendat dan Sisanya yaitu sekira 20% atau hanya
berlarut-larut mengakibatkan permasalahan beberapa desa lagi (2014:111).
panjang yang tidak kunjung selesai. Dalam sebuah proses penyelesaian
Panjangnya perjalanan penanganan pem- masalah apa pun masalah akan tampak
bangunan dari tahun 1963 sampai sekarang ricuh dan muncul berbagai permasalahan
(2014-2015) dari era presiden Soekarno baru yang harus segera ditangani
sampai sekarang ke era presiden terpilih penyelesaiannya. Belakangan di media
2014, belum tampak akan terselesaikan. massa ketika terjadi penyelesaian ganti
Masalah ganti rugi di proyek rugi ada pemilik tanah yang mengeluh.
pembangunan Waduk Jatigede terdapat Katanya ketika proses ganti rugi yang
dualisme, pertama ada beberapa kelompok dilakukan oleh aparat desa dilakukan
masyarakat yang merasa belum menerima terlebih dahulu pengukuran. Ternyata
ganti rugi pembebasan tanah. Dalam pengukuran membengkak lebih besar dari
masalah ganti rugi pembebasan tanah pun luas tanah yang dimilikinya. Tadinya ia
banyak tipenya. Ada masyarakat yang berharap ganti ruginya akan bertambah
sama sekali belum menerima ganti rugi besar dengan pengukuran yang mem-
sementara ditemukan ada yang telah dua bengkak tersebut. Namun ternyata ketika
kali menerima ganti rugi. Ada masyarakat pembayaran ganti rugi, uang yang diteri-
yang merasa belum menerima ganti rugi manya malah lebih kecil dibandingkan
pembebasan tanah karena kemungkinan dengan luas tanahnya yang sebenarnya.
yang menerima uang ganti rugi itu dulu Masalah-masalah seperti ini sering muncul
adalah kakeknya atau bapaknya yang telah dalam proses yang berkaitan dengan uang,
meninggal dunia. Ada pula masyarakat oleh karena itu perlu adanya pengawasan
yang menuntut ganti rugi secara adil yang dilakukan oleh pihak lain, yang
karena dulu ketika menerima ganti rugi independen.
mereka merasa ditekan oleh oknum aparat Permasalahan ini sampai sekarang
pada era Orde Baru. Misalnya menurut belum selesai, oleh karena itu, perlu
penuturan informan, dulu pembebasan adanya musyawarah antara pejabat
tanah satu bata (per tumbak) oleh oknum pemerintah yang terkait dengan pelaksana
dihargai sekitar Rp 5.000,- padahal pada pembangunan Waduk Jatigede dengan
waktu itu harga pasaran Rp 20.000. masyarakat yang merasa menjadi korban.
Lasmiyati mengatakan bahwa pada tahun Kedua, menurut pihak pemerintah
1983-1986 pembebasan tanah dilakukan khususnya pihak Satkorlak Departemen
pada tahun 1983 mengacu pada Peraturan Pekerjaan Umum, permasalahan ganti rugi
Menteri Dalam Negeri Nomor 15 tahun
Dampak Pembangunan Waduk Jatigede… (Yuzar Purnama) 141

ini sudah selesai sejak dulu. Dan ternyata dibebaskan oleh Permendagri dan menda-
ketika belakangan ini ada orang yang patkan hak rumah serta tanah. Yang kedua
mengklaim belum menerima ganti rugi, mereka yang sudah dibebaskan, tapi masih
ketika dilakukan pembayaran tidak lama tinggal di situ3.
kemudian ia digiring ke pengadilan karena Informasi lain menyebutkan
penipuan dan sebagainya. bahwa dalam rapat yang dihadiri Menteri
Menurut pihak pemerintah faktor Perekonomian (Menko), Menteri Keuang-
lamanya penggenangan Waduk Jatigede, an, Kementerian Dalam Negeri dan Badan
disebabkan masalah proses ganti rugi lahan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bap-
milik warga yang tak kunjung selesai. penas), untuk membebaskan lahan
Untuk meminta warga satu suara, sangat masyarakat, pemerintah pusat dan
sulit. Jadi, ada warga yang meminta untuk Pemerintah Provinsi Jawa Barat sudah
ganti rugi dalam bentuk uang. Ada juga, menyiapkan anggarannya. Pemerintah
warga yang ingin direlokasi. Negosiasi dan pusat, berkewajiban mengganti rumah;
tawar-menawar harga terus berubah. Solusi sementara Pemerintah Provinsi Jawa Barat
yang paling tepat adalah turunnya Perpres memiliki kewajiban membayar ganti rugi
(peraturan presiden) yang mencantumkan lahan, yakni, setiap kepala keluarga
ganti rugi dengan nilai uang dan nilai memeroleh ganti rugi lahan sebesar Rp 10
rupiahnya dicantumkan di Perpres. juta per kepala keluarga. Lahan yang harus
Keseriusan pemerintah untuk dibebaskan yang dimiliki oleh 4.590 orang,
menyelesaikan salah satu permasalahan membutuhkan total anggaran provinsi Rp
sosial yakni ganti rugi mendapatkan 45,9 miliar hanya untuk pembebasan
perhatian serius dan sedang dalam proses. lahan. Adapun penyelesaian masalah
Direktur Jenderal Sumber Daya Air rumahnya merupakan tanggung jawab
Kementerian Pekerjaan Umum (Dirjen Kementrian Perumahan Rakyat (Kemen-
SDA), Mohamad Hasan, mengatakan pera).
bahwa penggenangan Waduk Jatigede Uang ganti rugi langsung diserah-
hingga saat ini masih belum dapat kan kepada yang berhak menerimanya
dilaksanakan karena masih terkendala yaitu masyarakat OTD. Namun, penye-
dengan masalah kependudukan. Masalah rahan uang harus disertai bimbingan aparat
yang paling pelik sekarang adalah masalah pemerintah kabupaten agar tidak cepat
penduduk. Dari sekitar 7.000 kepala habis. Bangunan rumah yang telah
keluarga, sekitar 5.500 kepala keluarga dibongkar dipersilakan dibawa oleh
masih harus diberikan ganti rugi karena pemiliknya. Sementara itu, pemerintah
dipindahkan. Terkait dengan masalah pusat sudah membangun 678 rumah untuk
kependudukan tersebut, Hasan menjelas- relokasi warga di lahan milik Pemprov
kan bahwa pemerintah kini masih terus Jabar. Oleh karena, semuanya mendapat
membahas dasar hukum tentang pemberian ganti rugi uang maka rumah yang sudah
besaran uang ganti rugi. Pemerintah dibangun tidak jadi diberikan kepada
Provinsi Jawa Barat mengusulkan uang warga.
ganti rugi yang akan diberikan kepada Meski Perpres tersebut sudah
sekitar 5.500 kepala keluarga itu berjumlah mengatur mekanisme ganti rugi, program
Rp13 juta hingga Rp 29 juta. Bagaimana lain yang sudah disusun seperti memba-
memberikan semacam besaran untuk dana ngun kampung seni, pemindahan situs, dan
kerohiman itu harus betul-betul menurut pembuatan bendung rentang tetap berjalan.
kajian independen yang dilakukan Lalu jika ada lahan yang masih belum
konsultan bersertifikasi Kemenkeu. Ada terbebaskan akan diganti pemerintah
dua kelompok penduduk yang terlibat
dalam pembangunan Waduk Jatigede.
Kelompok pertama dikatakan Hasan sudah
3
Antara News. Jakarta
142 Patanjala Vol. 7 No. 1 Maret 2015: 131 -146

dengan harga wajar. Paling tidak yang Jangankan dibangun, ketika ditanyakan
krusial di masyarakat sudah diselesaikan4. kapan dibangun, yang terjadi adalah saling
lempar tanggung jawab antara pihak
b. Relokasi Departemen Pekerjaan Umum dengan
Permasalahan kedua adalah pihak pemerintah daerah. Ketika ditanya,
masalah relokasi. Relokasi dapat diartikan “Berapa meter persegi jatah bagi setiap
sebagai penempatan kembali penduduk kepala keluarga (KK)? Berapa luas area
atau warga yang harus berpindah tempat relokasi yang sudah dibebaskan? Berapa
karena suatu kegiatan yang lebih penting banyak rumah yang akan dibangun? Pihak
bagi bangsa dan negara. Masalah relokasi pemerintah kecamatan setempat pun belum
adalah tanggung jawab dari pihak peme- mengetahui secara detilnya.
rintah untuk memerhatikan warganya yang Sementara itu, dari berbagai infor-
menjadi korban pembangunan, dalam hal masi diketahui bahwa pemerintah pusat
ini adalah pembangunan Waduk Jatigede, sudah membangun 678 rumah untuk
Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa relokasi warga di lahan milik Pemprov
Barat. Jabar. Tentunya jumlah ini masih sangat
Relokasi ini tadinya sudah tidak kurang dibandingkan dengan jumlah KK
ada masalah alias selesai. Penyelesaian yang kena dampak pembangunan waduk
dilakukan ketika pembayaran ganti rugi ini.
yang diadakan pada tahun 1984-1985. Semoga proses relokasi yang
Pada saat itu para pemilik tanah di tiga belum selesai dan masih tampak mentah
kecamatan yaitu Kecamatan Wado, oleh pemerintah daerah dan pusat dapat
Kecamatan Cadasngampar, dan Kecamatan segera diselesaikan dan dituntaskan
Darmaraja mengatakan bahwa jika kelak sehingga proses akhir pembangunan
waduk sudah terwujud akan menerima Waduk Jatigede ini dapat terealisir dengan
ganti rugi sejumlah uang dan berangkat cepat dan tuntas. Diharapkan masyarakat
transmigrasi ke luar Jawa. Setelah mereka OTD yang harus berpindah ke lokasi baru
mendapat dana, penggantian dan solusi yang sudah dipersiapkan pemerintah
untuk transmigrasi tersebut, masih ada mendapatkan tempat dan kehidupan yang
sebagian kecil masyarakat yang bertahan layak. Bahkan di tempat yang baru lebih
di lokasi tersebut, dan sebagian lagi sehat, nyaman, dan dapat meningkatkan
memilih pindah ke desa-desa lain yang kesejahteraan hidup mereka dibandingkan
masih berada di Kabupaten Sumedang dengan di tempat yang sudah ditinggalkan.
(Lasmiyati, 2014:112)..
Pemerintah sudah menyiapkan
tempat untuk OTD di beberapa kecama- c. Perubahan Sosial Mata Pencaharian
tan. Rencananya wilayah yang akan Ketika lingkungan alam berubah
dijadikan relokasi terdapat di Kecamatan dari pertanian menjadi sebuah genangan
Jatinunggal, Kecamatan Cisitu, dan Waduk dalam areal yang luas, maka
Kecamatan Buah Dua. Namun rencana kemungkinan besar terjadi perubahan
relokasi ini sampai sekarang belum aktivitas (Rostiyati, 2014:29).
berjalan mulus. Dapat dikatakan masih Dampak sosial lainnya yang tidak
mentah karena pelaksanaan di lapangan kalah pentingnya adalah dampak kepada
masih jauh dari perkiraan. Misalnya areal masyarakat yang mengalami perubahan
relokasi di wilayah Kecamatan Jatinung- sosial dari masyarakat pertanian ke
gal, pihak pemerintah sudah membebaskan masyarakat nelayan. Dampak ini memang
tanah, namun tanah tersebut sampai harus dipersiapkan karena beralihnya
sekarang belum mulai dibangun. profesi akan mengubah sosial budaya
masyarakat setempat. Secara psikologis
4
republika.co.id, bandung Selasa, 25 Maret harus dipersiapkan agar masyarakat tidak
2014, 17:51 WIB stres terhadap perubahan tersebut.
Dampak Pembangunan Waduk Jatigede… (Yuzar Purnama) 143

Masyarakat akan siap menerima perubahan patan dan Belanja Negara Perubahan
tersebut, sehingga mereka tidak lagi (APBNP) 2014.
kebingungan apa yang harus mereka Adapun besar anggaran yang
lakukan. diusulkan Satuan Administrasi Manunggal
Proses perubahan matapencaharian Satu Atap (Samsat) tersebut mencapai Rp
dan dampaknya kepada masyarakat harus 700 miliar. Dana tersebut nantinya akan
dipersiapkan secara matang dan sistematis. digunakan untuk memindahkan 6.000 KK
Perlu disiapkan mentalitas dan kesiapan yang tidak masuk dalam pendataan
lainnya kepada masyarakat sehingga relokasi pemerintah gelombang pertama
mereka tidak mengalami dampak kaget pada 1990.
atau stres terhadap perubahan tersebut. Permasalahan sosial yang terkait
Mereka dapat menghadapi perubahan relokasi warga bertahan, baru bisa
sosial tersebut dengan baik dan kondusif. diselesaikan setelah ada keputusan
Bahkan mereka diharapkan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
perubahan sosial yang terjadi dapat (SBY) terkait anggaran. Pasalnya,
meningkatkan PAD setempat. Dalam anggaran relokasi warga bertahan belum
artian diharapkan dari pembangunan masuk dalam APBN 2014. Kepala Bapeda
Waduk Jatigede ini masyarakat setempat Jawa Barat, Deny Juanda mengatakan
lebih sejahtera dari sebelumnya, bukan setidaknya diperlukan Rp 13 juta per KK
sebaliknya yakni pemiskinan. untuk memindahkan kelompok warga yang
Beberapa ahli mengemukakan tak memiliki hak relokasi sesuai
bahwa dampak perubahan sosial dari satu Permendagri 1975. Tercatat ada sekitar
kondisi ke kondisi lain seperti dari 6.000 KK bertahan yang masuk kelompok
masyarakat bertani kepada masyarakat ini. Jadi usulnya bagi mereka yang tidak
beternak ikan air tawar jangan terlalu punya hak relokasi diberi dana jatah hidup
dirisaukan, karena pada dasarnya semua setahun. Kemudian mau pindah kemana
orang atau kelompok masyarakat memiliki terserah, yang penting radius 20 km dari
power atau kekuatan untuk dapat daerah asal. Kemudian mereka diberi uang
beradaptasi dengan lingkungan tempat pembongkaran, uang transport, dan sewa
mereka tinggal atau lingkungan tempat rumah setahun, kira-kira Rp 13 juta per
mereka berada. Hanya tentunya pihak Kepala Keluarga (KK).
Pemerintah tetap berkewajiban harus
menyiapkan atau memberikan tim e. Punahnya Puser Budaya Sunda
penyuluh kepada masyarakat, agar Ada satu wacana dari para pejabat,
masyarakat sudah menyiapkan perubahan budayawan, seniman, dan tokoh adat
sosial tersebut. Kabupaten Sumedang bahwa Sumedang
adalah sebagai Puser Budaya Sunda, hal
d. Uang Panundung tersebut bukan sesuatu yang muluk-muluk
Uang panundung adalah uang atau propaganda. Karena kenyataannya
pengusiran atau sama dengan uang masyarakat Sumedang, khususnya yang
pesangon bagi pegawai yang PHK. Uang hidup di pedesaan masih sangat erat dan
panundung ini adalah uang yang kental dalam memelihara dan memegang
disediakan oleh pemerintah kepada warga tali karuhun ‘jejak leluhur/nenek moyang’.
OTD yang tidak berhak mendapatkan ganti Dampak dari pembangunan
rugi dan relokasi. Waduk Jatigede yang menenggelamkan
Penyelesaian proyek pembangunan lima Kecamatan di Kabupaten Sumedang
Waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang dikhawatirkan akan mengurangi atau
Jawa Barat sedang dalam proses, karena menghilangkan jejak adat istiadat
pemerintah rencananya akan menyediakan peninggalan nenek moyang (karuhun)
anggaran biaya bagi penduduk di sekitar Sunda, karena Sumedang dianggap sebagai
waduk tersebut dalam Anggaran Penda- salah satu Puser Budaya Sunda. Hilangnya
144 Patanjala Vol. 7 No. 1 Maret 2015: 131 -146

budaya daerah merupakan kerugian yang perlindungan agar terhindar dari


sangat besar bagi bangsa. Karena budaya marabahaya); sakedik anu dibaktikeun
daerah itu sangat penting bagi bangsa, ageung anu disuhunkeun (sifat manusia
budaya daerah merupakan jati diri dan pada umumnya sedikit beribadah (usaha)
identitas bangsa. Hilangnya budaya daerah namun banyak keinginan (tuntutan); cupu
berkaitan dengan hilangnya pula suatu manik astagina (pusaka dari karuhun
bangsa. /leluhur; saciduh metu saucap nyata
Masyarakat Jatigede pada (segala ucapannya benar-benar menjadi
umumnya relatif masih kental memegang kenyataan); ulah nuang cau sisina bisi
teguh tali paranti ‘adat istiadat kasingsal (jangan mengambil pisang
peninggalan leluhur’ sampai sekarang. bagian pinggir, bakal selalu tersisihkan);
Adat istiadat yang sampai sekarang masih teu meunang dahar tunggir bisi
dilakukan oleh masyarakat Jatigede mulai ditunggirkeun (jangan suka makan bagian
dari upacara siklus kehidupan daging ekor ayam, takut nantinya tidak
(perkawinan, hamil, kelahiran, khitanan, dihormati istrinya); ulah calik di lawang
dan meninggal), upacara pertanian salah bisi nongtot jodo (jangan duduk di pintu
satu di antaranya adalah upacara ngarot nanti susah mendapatkan jodoh); ulah
atau wuku taun, upacara kaliwonan, dirumpak barudak bisi cilaka (anak-anak
muharaman, muludan, rajaban, ngaruat jangan dilanggar nanti mendapatkan
anak tunggal, upacara owar, nyuci pusaka, malapetaka); ulah diuk dina bangbarung
upacara numbal bumi, upacara nurunan, bisi nongtot jodo (jangan duduk di pintu
rayagung, ziarah, upacara buku taun, dan nanti susah mendapatkan jodoh); teu
lain-lain. Berbagai kesenian khas kengeng nuang cau anu ngadempet (tidak
Sumedang seperti terebang gede, cikuprak, boleh makan pisang yang berdempet nanti
seni tayub, koromong; beluk, seni ajeng, anaknya kembar siam); ulah diuk di
dan tarawangsa, obat-obatan tradisional, golodok bisi nongtot jodo (jangan duduk
naskah-naskah kuno, ungkapan tradisional dekat pintu nanti susah mendapatkan
seperti abong biwir teu diwengku, abong jodoh).
letah teu tulangan (bagaikan lidah tak Selanjutnya permainan tradisional
bertulang); nu burung diangklungan, nu baik yang dimainkan oleh orang dewasa
edan dikendangan, nu gelo didogdogan maupun anak kecil seperti permainan
(orang berdusta didengarkan bahkan galah, bebedugan, beklen, congklak,
diiyakan agar lebih ramai berdustanya); ari sapintrong, dom-doman, lolotekan, wak-
umur nunggang gunung, angen-angen wakung, oray-orayan, balap kaleci, makan
pecad sawed (usia tua tapi keinginan kerupuk, mukul aer, tarik tambang, panjat
seperti anak muda); asa kagunturan madu, pinang dan panjat bambu, serta menangkap
kaurugan menyan putih (mendapat ikan; mantra-mantra, tabu atau pantangan,
kebahagiaan sehingga sangat bersuka cita); perhitungan hari baik atau naktu, kekayaan
lain migusti tapi mupusti (bukan kosa kata dialek Sunda Priangan, alat-alat
menyembah akan tetapi hanya merawat); dan senjata tradisional, dan lain-lain.
lain munjung ka batu nyembah ka sagara Peninggalan nenek moyang
(bukan mempertuhan batu dan menyembah (karuhun) ini dikhawatirkan akan berku-
lautan); nutur catur karuhun (mengikuti rang atau hilang sama sekali karena habi-
kebiasaan atau perkataan karuhun tatnya atau lingkungan tempat tumbuh dan
(leluhur); kedah tumut kana parentahna berkembangnya adat istiadat tersebut
kedah inggis kana laranganana (harus taat hilang, tenggelam bersama air dari Sungai
kepada perintah-Nya (Allah SWT) dan Cimanuk.
takut terhadap larangan-Nya; harus Alasan tersebut bukanlah menga-
menjauhi segala yang diharamkan-Nya; da-ada atau fiktif karena rencana
titip diri sangsang badan (meminta penggenangan area Waduk Jatigede tinggal
Dampak Pembangunan Waduk Jatigede… (Yuzar Purnama) 145

menghitung waktu. Namun demikian maupun swasta juga pihak masyarakat


kekhawatiran tersebut sebenarnya jangan yang terus berjuang untuk mendapatkan
terlalu dibesar-besarkan karena banyak hal dukungan moril dan spiritual.
yang memungkinkan peninggalan nenek Masyarakat yang berkeinginan terwu-
moyang (karuhun) tidak akan punah. judnya komunitas kampung seni di
Wilayah Kabupaten Sumedang wilayah penampungan korban pembangun-
cukup besar dan pada umumnya setiap an Waduk Jatigede tampaknya sangat
wilayah yang berdekatan dengan lokasi membutuhkan bantuan moril alias dana
penggenangan Waduk Jatigede relatif dari berbagai pihak. Namun bantuan
memiliki kesamaan dalam adat istiadat tampaknya masih jauh dari harapan karena
peninggalan leluhur. Selain itu, masyarakat proses penggenangan saja belum dimulai.
yang terkena dampak langsung
pembangunan Waduk Jatigede yang D. PENUTUP
terpaksa harus berpindah ke tempat lain, Pembangunan adalah kegiatan
pada umumnya tempat tinggal atau lokasi yang mustahil dapat dihindarkan dalam
rumah yang baru tidak begitu jauh dari peta kehidupan masyarakat manusia.
wilayah genangan. Sehingga mereka Sebesar atau sekecil apa pun riak pemba-
mempunyai peluang yang cukup besar ngunan pasti akan dilakukan oleh manusia.
untuk meneruskan menjalankan adat Karena pembangunan bertujuan untuk
istiadat peninggalan leluhur di daerah baru mengubah suatu kondisi menjadi lebih
dan tentunya masyarakat sekitarnya baik dari sebelumnya.
memiliki persamaan dengan mereka. Pembangunan ini mencakup
Selain itu pihak pemerintah pun pembangunan fisik dan non-fisik. Pemba-
tidak tinggal diam dalam masalah ini, ngunan fisik mencakup pembangunan yang
terbukti dengan permasalahan yang dapat dilihat secara kasat mata misalnya
menyangkut situs-situs yang cukup banyak membuat gedung, membuat jalan, mem-
di area penggenangan, sebagian besar buat waduk pembangkit listrik, dan lain-
sudah ditangani oleh pemerintah. lain, adapun pembangunan non-fisik men-
Penanganan ini berkaitan dengan tanggung cakup pembangunan mental manusia.
jawab pemerintah dalam mengamankan, Perbuatan atau sebuah tindakan
menja-ga, dan melestarikan peninggalan akan menanggung risiko atau akan ada
nenek moyang baik yang bernilai budaya dampak yang menyertainya, begitu pula
maupun yang bernilai sejarah. Adeng dalam pembangunan Waduk Jatigede.
mengatakan bahwa situs-situs yang akan Pembangunan ini berdampak positif
tenggelam itu sebanyak 46 situs yang maupun negatif. Dampak yang disoroti
lokasinya di Kecamatan Darmaraja, Wado, dalam penelitian ini adalah dampak negatif
dan Jatigede. Situs-situs itu sebagian dari pembangunan waduk ini yaitu perma-
peninggalan masa prasejarah, masa salahan sosial.
Kerajaan Tembong Agung atau Sume- Permasalahan sosial yang terdapat
danglarang, dan sebagian lagi makam lelu- dalam pembangunan Waduk Jatigede
hur pendiri desa (2014:81). sangat pelik dan rumit, hal ini disebabkan
Selain adanya potensi personal dalam oleh lama waktu antara pembangunan,
mempertahankan, melestarikan dan melin- namun demikian berbagai elemen terus
dungi peninggalan nenek moyang (leluhur) mengusahakan penyelesaian permasalahan
seperti diulas di atas, upaya lainnya adalah sosial ini. Masalah ganti rugi, masalah
dengan membuat sebuah lingkungan seni relokasi, masalah uang panundung, masa-
atau komunitas seni yang di dalamnya lah perubahan sosial dari masyarakat
berupaya menjalankan dan memperta- bertani ke masyarakat beternak ikan air
hankan adat istiadat leluhur. Upaya ini tawar terus ditangani dan diselesaikan oleh
sedang diusahakan baik oleh pemerintah pemerintah, masyarakat, pihak swasta, dan
elemen masyarakat lainnya. Upaya ini
146 Patanjala Vol. 7 No. 1 Maret 2015: 131 -146

ditempuh untuk melancarkan dan memu- Kabupaten Sumedang. Bandung:


luskan penyelesaian pembangunan Waduk Mawar Putra Perdana.
Jatigede agar manfaatnya segera dirasakan Winangun, Y. Wartaya. 2004.
oleh masyarakat banyak. Tanah Sumber Nilai Hidup. Cetakan
1. Yogyakarta : Kanisius.

DAFTAR SUMBER
2.Internet
https://www.facebook.com/kabarsumedang/
1. Buku posts/1480185352202544, diakses
Adeng. 2014. tanggal 30 Maret 2014.
Dampak Pembangunan Waduk Jatige-
de terhadap Peninggalan Sejarah dan
Budaya. Bandung: Mawar Putra
Perdana.
Adrian Sutedi. 2008.
Implementasi Prinsip Kepentingan
Umum dalam Pengadaan Tanah untuk
Umum. Sunan Grafika.

Bachtiar,. Wardi. 1997.


Metode Penelitian Ilmu Dakwah.
Pamulang Timur Ciputat: Logos
Wacana Ilmu.
Bogdan, Robert C. 1972
Participant Oberservation in Organi-
zational Settings, Syracuse. New
York.: Syracuse Univercity Press.
Kasnodihardjo. 1992.
Lebih Jauh Mengenal Metode Penga-
matan (Makalah). Puslit Ekologi Ke-
sehatan Badan Litbangkes.
Kirk, Jerome & Marc L. Miller. 1986
Realibility and Validity in Qualitative
Research. New York: St. Martin
Press.
Lasmiyati. 2014.
Dampak Pembangunan Waduk Jatige-
de terhadap Masyarakat Petani di De-
sa Sukamenak dan Jatibungur.
Bandung : Mawar Putra Perdana.
Muhsin, Mumuh & Rudito, Bambang. 2014.
Bunga Rampai Kehidupan Sosial
Budaya Masyarakat Sumedang.
Bandung: Mawar Putra Perdana.
Moleong, Lexy J. 1989.
Metodologi Penelitian Kualitatif. Ban-
dung : Remaja Karya.
Rostiyati, Ani. 2014.
Upacara Tradisional pada
Masyarakat Tradisional Jatigede

Anda mungkin juga menyukai