Anda di halaman 1dari 38

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1. Tinjauan Umum Mengenai Apartemen


2.1.1. Pengertian Apartemen
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), apartemen
dapat didefinisikan sebagai tempat tinggal yang terdiri atas kamar
duduk, kamar tidur, kamar mandi, dapur, dan lain sebagainya yang
berada pada satu lantai bangunan bertingkat yang besar dan mewah
serta dilengkapi dengan berbagai fasilitas (kolam renang, pusat
kebugaran, retail, dan lain sebagainya.
Sedangkan, menurut Endy Marlina dalam bukunya yang
berjudul Perancangan Komersial (2008, 86) apartemen adalah
bangunan yang memuat beberapa grup hunian yang berupa rumah flat
atau petak bertingkat yang diwujudkan untuk mengatasi masalah
perumahan akibat kepadatan tingkat hunian dari keterbatasan lahan
dengan harga yang terjangkau diperkotaan.
Apartemen merupakan sebuah bangunan dengan tipologi
residensial yang di fungsikan sebagai bangunan hunian. Adapun
beberapa pengertian Apartemen :
 Apartemen merupakan tempat tinggal suatu bangunan
bertingkat yang lengkap dengan ruang duduk, kamar tidur,
dapur, ruang makan, jamban, dan kamar mandi yang terletak
pada satu lantai, bangunan bertingkat yang terbagi atas beberapa
tempat tinggal. (Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1994, p : 69 )

 Apartemen merupakan bangunan hunian yang dipisahkan secara


horisontal dan vertikal agar tersedia hunian yang berdiri sendiri
dan mencakup bangunan bertingkat rendah atau bangunan

14
tinggi, dilengkapi berbagai fasilitas yang sesuai dengan standar
yang ditentukan. ( Ernst Neufert, 1980, p : 86 )

 Apartemen diartikan sebagai “...several dwelling units share a


common (usually an indoor) access and are enclosed by a
common structural envelope...”, yang artinya adalah beberapa
unit hunian yang saling berbagi akses yang sama dan dilingkupi
oleh struktur kulit bangunan yang sama (Kevin Lynch dan Gary
Hack,1984 : 252 )

 Apartemen adalah bangunan yang memuat beberapa grup


hunian, yang berupa rumah flat atau rumah petak bertingkat
yang diwujudkan untuk mengatasi masalah perumahan akibat
kepadatan tingkat hunian dan keterbatasan lahan dengan harga
yang terjangkau di perkotaan. (Endy Marlina, 2008)

Jadi secara umum dapat di simpulkan bahwa Apartemen merupakan


sebuah bangunan tempat tinggal yang terdiri atas beberapa kamar
(kamar tidur, kamar mandi, dapur dan segala jenis ruang layaknya
sebuah tempat tinggal) yang tersusun atas beberapa ruangan bertingkat
dan terbagi dalam beberapa tipe ruangan sebagai tempat tinggal.

2.1.2. Sejarah Apartemen


Sejarah perkembangan Apartemen di Indonesia di awali dengan
sebuah apartemen dengan nama Ratu Plaza yang dibangun pada tahun
1974 dengan jumlah unit mencapai 54 unit. Apartemen ini merupakan
sebuah bangunan mixed use building antara hunian dan pusat
perbelanjaan. Target pasar Ratu Plaza sendiri adalah menengah keatas
dan berada di Jakarta. Apartemen Ratu Plaza merupakan awal
berdirinya apartemen di Jakarta yang kemudian terus berkembang
jumlahnya.

15
Kemudian pada tahun 1980-an, muncul sebuah apartemen
dengan nama Taman Rasuna yang menjadi pelopor pembangunan
apartemen-apartemen lain di Jakarta. Perkembangan apartemen di
Jakarta sangat pesat dapat dilihat dengan banyaknya apartemen yang
berdiri berdasarkan data dari Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI).
Perkembangan apartemen di kota Jakarta sangat pesat dengan nilai
peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2003 terdapat 2.361 unit
apartemen, meningkat menjadi 20.358 unit pada tahun 2004, 18.267
unit pada tahun 2005, dan 26.066 unit pada tahun 2006.

2.1.3. Klasifikasi Apartemen


2.1.3.1. Berdasarkan Sistem Kepemilikan
Berdasarkan sistem kepemilikan, apartemen
diklasifikasikan (Chiara,1986) yaitu :
 Apartemen Sewa
Apartemen sewa merupakan apartemen yang dimiliki oleh
perorangan atau suatu badan usaha bersama yang
membangun dan membiayai operasi serta perawatan
bangunan, kemudian penghuni membayar uang sewa
dengan harga dan jangka waktu tertentu.

 Apartemen Beli
Apartemen yang dimiliki oleh perorangan atau suatu badan
usaha bersama dengan unit-unit apartemen yang dijual
kepada masyarakat dengan harga dan jangka waktu tertentu.
Kepemilikannya lagi dapat dibedakan lagi sebagai berikut :
a. Apartemen milik bersama (cooperative)
Apartemen yang dimiliki bersama oleh penghuni yang
ada. Tanggung jawab pengembangan gedung menjadi
tanggung jawab semua penghuni yang ditangani oleh
koperasi. Penghuni memiliki saham sesuai dengan unit

16
yang ditempatinya. Bila penghuni pindah, ia dapat
menjual sahamnya kepada koperasi atau calon penghuni
baru dengan persetujuan koperasi. Biaya operasional dan
pemeliharaan ditanggung oleh koperasi.

b. Apartemen milik perseorangan (condominium)


Apartemen yang unit-unit huniannya dapat dibeli dan
dimiliki oleh penghuni. Penghuni wajib membayar
pelayanan apartemen yang mereka gunakan kepada
pihak pengelola.

2.1.3.2. Berdasarkan Penghuni


Berdasarkan Penghuninya, tipe apartemen dapat dibagi
menjadi empat (Savitri dan Ignatius dan Budihardjo dan Anwar
dan Rahwidyasa, 2007), yaitu:
 Apartemen Keluarga
Apartemen ini dihuni oleh keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu, dan anaknya. Bahkan tidak jarang orang tua dari ayah
atau ibu tinggal bersama. Terdiri dari dua hingga empat
kamar tidur, belum termasuk kamar tidur pembantu yang
tidak selalu ada. Biasanya dilengkapi dengan balkon untuk
interaksi dengan dunia luar.

 Apartemen Lajang/Mahasiswa
Apartemen ini dihuni oleh pria atau wanita yang belum
menikah dan biasanya tinggal bersama teman mereka.
Mereka menggunakan apartemen sebagai tempat tinggal,
bekerja, dan beraktivitas lain di luar jam kerja.

17
 Apartemen Pebisnis/Ekspatrial
Apartemen ini digunakan oleh para pengusaha untuk bekerja
karena mereka telah mempunyai hunian sendiri di luar
apartemen ini. Biasanya terletak dekat dengan tempat kerja
sehingga memberi kemudahan bagi pengusaha untuk
mengontrol pekerjaannya.

 Apartemen Manula
Apartemen ini merupakan suatu hal yang baru di Indonesia
dan belum ada perwujudan dalam perancangannya,
meskipun sudah menjadi sebuah kebutuhan. Di luar negeri
seperti Amerika, China, Jepang, dan lain-lain telah banyak
dijumpai apartemen untuk hunian manusia usia lanjut.
Apartemen manula ini merupakan fasilitas hunian bersama
yang terintegrasi dengan beragam aktifitas yang telah
disesuaikan dengan kebutuhan manula, fasilitas komersil
yang menunjang kebutuhan dan aktifitas penghuni, serta
taman publik manula yang memungkinkan penghuni tetap
dapat berinteraksi dengan masyarakat luar.

2.1.3.3. Berdasarkan Sistem Sirkulasi Vertikal


Menurut James Hombeck dalam buku Apartments and
Dormitories, hal.26-28 apartemen dapat dibedakan berdasarkan
system sirkulasi vertikal.
a. Elevated Apartment
Pencapaian bangunan melalui sarana elevator (lift),
umumnya digunakan pada apartemen dengan ketinggian
lebih dari 4 lantai.

18
b. Walk Up Apartment
Pencapaian melalui sarana tangga dan umumnya berlaku
bagi bangunan yang tidak lebih dari 4 lantai.

2.1.3.4. Berdasarkan Pelayanan Koridor (Housing, John Mascai)


a. Exterior Corridor System
Merupakan sistem koridor yang melayani unit-unit
apartemen dari satu sisi. Ciri utama bangunan yang
menggunakan sistem ini adalah tiap unit hunian memiliki
dua wilayah ruang luar. Bentuk ini memungkinkan unit-unit
apartemen mendapatkan ventilasi silang dan pencahayaan
dari dua arah secara alamiah. Bentuk bangunan secara
keseluruhan pada umumnya merupakan bentuk massa
memanjang dan bukan merupakan tipe yang ekonomis.
Karena dengan luasan yang sama hanya diperoleh jumlah
unit hunian jika menggunakan Double Louded System.

b. Central Corridor System


Merupakan system paling umum digunakan dimana sebuah
koridor berada ditengah melayani unit-unit apartemen yang
berada di kedua sisi koridor. Sistem ini dipandang lebih
ekonomis dibandingkan dengan Single Louded System yang
hanya melayani satu sisi. Memungkinkan dikembangkannya
unit-unit baru sepanjang arah koridor dengan pertimbangan
pelayanan transportasi vertikal yang ada dengan panjang
bangunan, tetapi system ini juga memiliki beberapa
masalah, antara lain terbentuknya koridor yang terlalu
panjang atau jika terdapat view yang bagus hanya dapat
dilihat dari salah satu sisi bangunan saja. Oleh karena itu
diperlukan pendekatan yang tepat dalam menentukan bentuk
bangunan yang tepat dengan kondisi yang sudah ada.

19
c. Point Block System (koridor terpusat)
Merupakan pengembangan dari Double Louded System
dengan koridor yang sangat pendek, sehingga terjadi
perubahan dari skema perencanaan secara linier dengan sisi
terpanjang menjadi bujur sangkar dan terbentuk system
koridor . sistem koridor yang memiliki core yang secara
langsung berhubungan dengan unit-unit hunian yang
tersusun memiliki core. Unit-unit hunian pada tiap lantai
terbatas antara 4-6 unit. Jenis ini dapat mereduksi
penggunaan ruang koridor. Bentuk bangunan secara
keseluruhan pada umumnya bermassa menara (tower paln).
Bentuk ini bisa berkembang menjadi bermacam bentuk,
tidak hanya bujur sangkar.

d. Multicore System
Diaplikasikan untuk memenuhi tuntutan yang lebih berariasi
dari bangunan hunian. Faktor utama yang menentukan
penggunaan jenis ini adalah kondisi tapak, view dan jumlah
unit hunian. Type Multicore System ini member jawaban atas
kebutuhan koridor pendek, rasa kebersamaan, dan
peningkatan pengawasan dan keamanan serta lebih
mengutamakan pendekatan manusia. Namun lebih mahal
dibandingkan Central Corridor System, karena jumlah core
lebih dari satu.

2.1.3.5. Berdasarkan Bentuk Hunian


Menurut Joseph de Chiara dalam bukunya yang berjudul
Time Saver Standards for Development, hal. 459-469 apartemen
berdasarkan bentuk huniannya terdiri atas:

20
a. Simplex Apartment / Flat
Apartemen yang terdiri dari satu buah lantai disetiap unitnya
dan melakukan semua kegiatan dilantai yang sama.
b. Duplex
Apartemen yang memiliki dua lantai disetiap unitnya dari
ruang tamu, dapur, dan ruang makan pada lantai pertama dan
area tidur di lantai kedua, dihubungkan oleh tangga yang
terdapat didalamnya.
c. Triplex
Apartemen yang terdiri dari tiga buah lantai di dalam satu
unit hunian. Sama seperti duplex, bentuk triplex untuk
kegiatan bersama dan area tidur di lantai paling atas.

2.1.3.6. Berdasarkan Jumlah Ruang Tidur Per Unit Hunian


Menurut Joseph de Chiara dalam bukunya yang berjudul
Time Saver Standards for Residential Development, hal.470
apartemen dibedakan berdasarkan jumlah ruang tidur per unit
hunian.
a. Apartemen Efisien merupakan unit hunian apartemen yang
terdiri dari ruang utama yang digunakan untuk berbagai
keperluan (tidur, makan, duduk-duduk). Terkadang jenis ini
sering disebut Apartemen Studio. ( ± 8,58-46,45 m2).
b. Apartemen dengan satu kamar tidur (one bedroom
apartment, ± 37.16-55,74 m2). Pada jenis ini ruang makan
dan ruang duduk jadi satu, selain itu juga terdapat ruang
tidur, dapur, kamar mandi / WC.
c. Apartemen dengan dua kamar tidur (two bedrooms
apartment, ± 46,45-92,90 m2). Terdiri dari 2 ruang tidur,
ruang duduk, ruang makan, dapur dan kamar mandi.
d. Apartemen dengan tiga kamar tidur (three bedrooms
apartment, ± 55,74-111,48 m2). Terdiri dari 3 ruang tidur,

21
ruang duduk, ruang makan, dapur, dapur dan 1-2 kamar
mandi.
e. Apartemen dengan empat kamar tidur (four bedrooms
apartment, ± 102,19-139,35 m2). Terdiri dari 4 ruang tidur,
ruang duduk, ruang makan, dapur, 2 kamar mandi dan
gudang.
f. Mewah (penthouse) terdiri dari 5 ruang tidur, ruang makan,
ruang duduk, ruang kerja, dapur (lengkap dengan pantry), 3
kamar mandi dengan ruang ganti, ruang pelayan, ruang cuci
dan gudang.

2.1.3.7. Berdasarkan Jenis Sewa


a) Sewa biasa adalah penghuni membayar uang sewa kepada
pemilik bangunan sesuai dengan perjanjian tanpa terikat
batas waktu.
b) Sewa beli adalah uang sewa berfungsi sebagai angsuran
pembelian, bila angsuran sudah memenuhi harga yang
ditetapkan, maka bangunan menjadi milik penghuni.
c) Sewa kontrak adalah penghuni membayar uang sewa secara
periodik sesuai dengan persetujuan, apabila masa kontrak
berakhir dapat diadakan perjanjian baru.

2.1.3.8. Persyaratan Teknis Apartemen


a) Persyratan Lokasi Tapak
Menurut Joseph de Chiara dalam bukunya yang berjudul
Standards Perancangan Tapak, pemilihan tapak sebuah
apartemen mempertimbangkan hal-hal dibawah ini :
 Pemasaran, yang ditinjau dari hal permintaan terhadap
rumah susun, jumlah penduduk yang berpotensi, jenis
hunian yang ditinggal dirumah susun, dan industry
didaerah tersebut dan rencana dimasa mendatang.

22
 Keterangan yang berkaitan dengan daerah sekitarnya
(hal-hal yang berkaitan dengan jalan, tempat parker,
taman, dan bahaya lingkungan seperti bising, asap, debu
dan lain-lain).
 Transportasi dilihat dari jenis transportasi yang ada,
waktu pencapaian, biaya tranportasi umum, dan jadwal
tranportasi umum.
 Peraturan pemerintah yang mengatur tentang masalah
bangunan setempat.
 Fasilitas lingkungan yang dilihat dilihat dari jarak dan
pencapaiannya, seperti sekolah, kantor, pusat
perbelanjaan, gedung peribadatan, rekreasi, rumah sakit,
dan sebagainya.
 Lingkup pelayanan kota.
 Utilitas seperti saluran hujan dan sanitair, persediaan air,
gas, listrik dan telepon.

b) Persyaratan bangunan Apartemen


Menurut Peraturan Mentri Pekerjaan Umum
No.60/PRT/1992 mengenai Persyaratan Teknis
Pembangunan Rumah Susun, rumah susun maupun
apartemen harus mempunyai kelengkapan bangunan, antara
lain :
1. Alat transportasi bangunan, yang meliputi :
 Lift atau Escalator, digunakan pada rumah susun
dengan ketinggian lebih dari 4 lantai dengan
ketentuan sebagai berikut:
o Memiliki kapasitas sesuai kebutuhan.
o Dapat berfungsi sebagai lift penumpang,
barang, makanan, serta satu lift
kebakaran.

23
 Tangga, digunakan pada rumah susun dengan
ketinggian sampai 4 lantai yang memiliki
ketentuan sebagai berikut :
o Lebar berguna dan bordes 120 cm.
o Railing tangga setinggi minimal 110 cm.

2. Pintu tangga darurat yang berguana saat penanggulangan


bahaya kebakaran, dengan ketentuan teknis sebagai
berikut:
 Pintu dan tangga darurat terletak pada setiap
lantai dengan radius 12,5 m.
 Pintu darurat harus pada tempat yang mudah di
capai dan terlihat serta tahan api.
 Tangga darurat terbuat dari bahan tahan api
dengan ruang tangga yang tahan asap terutama
untuk rumah susun dengan ketinggian 40 m
keatas.
3. Alat dan system pemadam kebakaran harus disediakan
untuk rumah susun lebih dari 5 lantai yang disediakan
mulai dari lantai 1, seperti sprinkler, hydrantgedung,
pemadam api ringan dan hydrant halaman yang dapat
berfungsi otomatis sesuai kebutuhan yang ada.
4. Penangkal petir yang dapat berupa penangkal
konvensional (non radioaktif) atau non konvensional
(radioaktif).
5. Jaringan air bersih dapat terdiri dari jaringan distribusi,
tangki penampung, rumah pompa, meter air keran,
dengan ketentuan :
 Tangki didalam tanah, dipermukaan tanah, atau
sebagian didalam tanah harus dapat memenuhi

24
kebutuhan air sekurang-kurangnya untuk tiga hari
pemakaian.
 Tangki yang ada di atas permukaan tanah atau di
atas rumah susun dapat memenuhi kebutuhan
sekurang-kurangnya untuk 6 jam.
 Pompa diletakkan pada tempat yang terlindungi
dan dapat mengurangi gangguan suara.
6. Saluran pembuangan air hujan yang terdiri dari tiga
jaringan didalam bangunan dan diluar bangunan, dapat
berupa talang datar maupun talang tegak.
7. Saluran pembungn air limbah yang berasal dari dapur,
kamar mandi, cuci, dan pembuangan dari kakus. Saluran
pembuangan dari kakus harus dipisahkan dari saluran
pembuangan yang lain.
8. Tempat pewadahan sampah, yang dapat terdiri dari
wadah sampah tiap-tiap satuan rumah susun atau saluran
sampah dengan perlengkapannya yang terletak dalam
satuan rumah susun atau diluar satuan rumah susun sesuai
dengan persyaratan kesehatan.
9. Tempat jemuran secara fungsional harus mudah
dipergunakan, memenuhi persyaratan keamanan,
kebersihan, dan tidak mengganggu pandangan serta dapat
menjamin terjadinya sirkulasi udara dan penetrasi sinar
matahari yang cukup.
10. Jaringan listrik yang dapat menyediakan kebutughan
listrik seluruh unit apartemen. Generator listrik yang
berfungsi sebagi cadangan listrik dari jaringan listrik
utama PLN. Besaran listrik sekurang-kurangnya dapat
memberikan penerangan pada tangga umum, koridor dan
lobi, pompa air, pompa kebakaran serta untuk lift, sesuai
dengan kebutuhan.

25
11. Jaringan gas dan telepon

2.1.3.9. Klasifikasi Tinggi Bangunan Apartemen


Ada beberapa macam apartemen berdasarkan ketinggian
bangunan (Paul Samuel, 1967 : 44-47) :
 Apartemen Low-rise
Apartemen ini biasanya memiliki ketinggian antara 2-4
lantai. Jenis Apartemen ini dapat terbagi lagi menjadi
beberapa tipe, yaitu sebagai berikut:
a. Garden Apartement, memiliki ciri-ciri:
 Ketinggian bangunan antara 2-3 lantai
 Tiap unit hunian memiliki teras dan balkon tersendiri
 Umumnya terdapat pada daerah pinggiran kota
dengan kepadatan penduduk rendah (maksimal 30
keluarga per hektar) Memiliki banyak ruang terbuka
hijau dan tempat parkir yang dekat dengan bangunan
 Antara massa bangunan satu dengan bangunan lain
terdapat ruang terbuka pemisah yang cukup luas

b. Row House, townhouse,ataumaisonette, memiliki ciri-


ciri :
 Ketinggian bangunan antara 1-2 lantai
 Antara massa bangunan satu dengan bangunan
lainnya saling berdempetan atau bahkan saling
berbagi dinding pembatas yang sama
 Ruang terbuka yang ada hanya berupa halaman
depan dan halaman belakang yang sempit pada
setiap massa bangunan
 Umumnya dibangun pada daerah dengan kepadatan
sedang (antara 35-50 unit per hektar)

26
 Apartemen Mid-rise
Ciri-ciri utama apartemen tipe Mid-riseini yaitu memiliki
ketinggian antara 4-8 lantai

 Apartemen High-rise
Apartemen tipe ini High-rise ini memiliki ketinggian di atas
8 (delapan) lantai. Umumnya apartemen ini merupakan
apartemen untuk golongan menengah ke atas karena
biasanya dibangun di daerah yang memiliki keterbatasan
lahan dan harga lahan yang mahal, serta biaya konstruksi
bangunannya pun juga cukup mahal. Lokasi apartemen ini
seringkali ditemukan di daerah perkotaan dan cukup dekat
dengan pusat bisnis. Pada dasarnya para pembeli/penyewa
apartemen ini bertujuan mendapatkan pemandangan
lingkungan sekitar tanpa terhalang bangunan lain.

2.1.3.10. Bentuk Massa Bangunan


Berdasarkan bentuk massa bangunannya, apartemen
dapat dibagi menjadi tiga tipe, yaitu (Apartements:Their Design
and Development, 1967 : 46) :
 Apartemen dengan bentuk Slab
Tinggi bangunan dan lebar/panjang bangunan pada
apartemen berbentuk Slab ini hampir sebanding, sehingga
bentuk apartemen ini banyak kotak yang pipih. Pada
apartemen ini biasanya memiliki koridor yang memanjang
dengan unit-unit hunian yang berada di salah satu sisi atau
kedua sisi koridor.
 Apartemen dengan bentuk Tower
Apartemen dengan bentuk Tower ini memiliki lebar/panjang
bangunan yang lebih kecil jika dibandingkan dengan tinggi
bangunan, sehingga bentuk bangunannya seperti tiang.

27
Ketinggian bangunan apartemen ini umumnya di atas 20
lantai. Sistem sirkulasi yang umumnya digunakan pada
apartemen tipe ini adalah sistem core. Ada beberapa variasi
bentuk Tower, antara lain :
 Single Tower
Apartemen Single Tower merupakan apartemen
yang hanya terdiri dari satu massa bangunan. Unit-
unit hunian akan berada dekat dengan tangga dan lift
sehingga ruang koridor dapat diminimalkan. Core
pada bangunan tipe Single Tower ini umumnya
berada di bagian tengah. Berdasarkan bentuk massa,
apartemen Single Tower dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis, yaitu Tower Plan, Expanded Tower
Plan, Circular Plan, Cross Plan, dan Five Wing
Plan.

Gambar 2.1 : Tower


Sumber : Joseph De Chiara. Julius Panero, Martin Zelnik.
Time Saver Standards for Housing and Residential Development

 Multi Tower
Apartemen Multi Tower merupakan apartemen yang
memiliki lebih dari satu massa bangunan. Massa
bangunan satu dengan massa bangunan lainnya dapat
dihubungkan dengan suatu massa penghubung
ataupun hanya berupa pedestrian sebagai
penghubung. Apabila antara massa bangunan satu
dengan lainnya dihubungkan oleh suatu massa

28
penghubung, maka pada umumnya massa
penghubung tersebut diletakkan di tengah beberapa
massa hunian yang ada dan digunakan sebagai
sistem sirkulasi vertikal berupa tangga dan lift. Jika
massa bangunan dihubungkan dengan pedestrian,
maka pada umunya tiap massa bangunan akan
memiliki sistem sirkulasi vertikal berupa tangga dan
lift masing-masing.

Gambar 2.2 : Multi Tower


Sumber : Joseph De Chiara. Julius Panero, Martin Zelnik.
Time Saver Standards for Housing and Residential Development

 Apartemen dengan bentuk Variant (kombinasi antara


bentuk Slab dan Tower).

2.1.3.11. Berdasarkan Tipe Unit


Berdasarkan tipe unit yang ada pada apartemen, ada
empat macam tipe hunian, yaitu (Akmal, 2007) :
 Studio
Unit apartemen studio merupakan unit apartemen yang
hanya memiliki satu ruang, yaitu ruang multifungsi. Ruang
tersebut dapat digunakan sebagai ruang duduk, kamar tidur
dan dapur yang semula terbuka tanpa partisi. Satu-satunya
ruang yang terpisah biasanya kamar mandi. Apartemen tipe
studio relatif kecil. Tipe ini sesuai untuk penghuni Single
Person atau pasangan tanpa anak. Luas unit ini minimal 20-
35 m2.

29
 Apartemen 1, 2, 3, Kamar / Apartemen Keluarga
Pembagian ruang apartemen ini seperti rumah pada
umumnya. Apartemen tipe ini memiliki kamar tidur terpisah
serta ruang duduk, ruang makan, dapur yang pada umunya
terbuka dalam satu ruang atau terpisah. Luas apartemen tipe
ini sangat beragam tergantung ruang yang dimiliki serta
jumlah kamarnya. Luas minimal untuk satu kamaar tidur
adalah 25 m2, 2 kamar tidur 30 m2, 3 kamar tidur 85 m2, dan
4 kamar tidur 140 m2.

 Loft
Loft adalah bangunan bekas gedung atau pabrik yang
kemudian dialihfungsikan sebagai apartemen dengan cara
menyekat bangunan yang relatif berukuran besar menjadi
beberapa unit hunian. Keunikan Loft apartemen adalah
biasanya memiliki ruang yang tinggi, mezzanine atau dua
lantai dalam satu unit. Bentuk bangunannya cenderung
berpenampilan industrial. Tetapi, beberapa pengembang
kini menggunakan istilah Loft untuk apartemen dengan
mezzanine atau dua lantai tetapi dalam bangunan yang baru.

 Penthouse
Unit hunian Penthouse ini berada di lantai paling atas
sebuah bangunan apartemen. Luasnya lebih besar dari pada
unit-unit di bawahnya. Bahkan, kadang-kadang satu lantai
hanya terdapat satu atau dua unit saja. Selain lebih mewah,
Penthouse juga memiliki Privacy yang tinggi karena
memiliki lift khusus untuk penghuninya dapat langsung
mengakses ke unit huniannya. Luas minimumnya adalah
300 m2.

30
2.1.3.12. Berdasarkan Fasilitas Penunjang
Fasilitas penunjang lingkungan perumahan dapat
diartikan sebagai kelompok kegiatan penunjang yang
diharapkan dapat mengakomodasikan kebutuhan-kebutuhan
sosial bagi penduduk sekitar hunian tanpa menganggu aktivitas
kegiatan utama dalam kawasan apartemen. Beberapa fasilitas
penunjang yang akan diadakan adalah:
a. Kegiatan Fitness Centre Lengkap.
mampu mengakomodasikan kebutuhan olahraga untuk
kelompok penghuni apartemen dan masyarakat sekitar.
b. Kegiatan perkantoran.
Mampu menyediakan ruang yang dapat disewakan untuk
kegiatan perkantoran.
c. Kegiatan Praktek Dokter
Mampu menyediakan fasilitas kegiatan Praktek Dokter
Bersama beserta fasilitas pendukungnya (laboratorium,
klinik dan sebagainya).
d. Kafetaria ; Menyediakan Kebutuhan makan ringan /snack,
rehat kopi,dengan best-view yang menarik bagi pengunjung.
e. Restauran ; Menyediakan restaurant yang lengkap untuk
kebutuhan penghuni apartemen dan penduduk sekitar.
f. Ruang Serba Guna ; Menyediakan ruangan serbaguna yang
dapat digunakan untuk Ruang seminar, Ruang Rapat, dan
sebagainya.
g. Mini Market
Menyediakan kebutuhan rumah tangga yang sering
diperlukan, makanan minuman praktis, kebutuhan alat-alat
kantor .
h. Kios (Area Komersil)

31
Menyediakan wadah untuk kegiatan komersil yang
disewakan kepada masyarakat guna menunjang
perekonomian kawasan.
i. Musholla sebagai tempat beribadah, dan dibutuhkan
ruangan yang benar-benar privat.

32
Fasilitas penunjang pada apartemen terbagi menjadi 2
bagian yaitu, fasilitas dalam ruangan dan fasilitas luar ruangan
yang dijelaskan sebagai berikut :
Tabel 2.1 Fasilitas Dalam Ruangan untuk Bangunan Tempat
Tinggal Bertingkat Tinggi

Sumber : Joseph DeChiara. 1984. Time Saver Standard for


Residential Developement. Penerbit McGraw-Hill, Universitas
Michigan

33
Tabel 2.2 Fasilitas Luar Ruangan untuk Bangunan Tempat Tinggal
Bertingkat Tinggi

Sumber : Joseph DeChiara. 1984. Time Saver Standard for


Residential Developement. Penerbit McGraw-Hill, Universitas
Michigan

34
2.1.4. Penataan Bangunan Apartemen
Untuk merancang apartemen yang nyaman dan tertata secara
tata bangunan, maka terdapat beberapa penataan bangunan apartemen,
yaitu:

2.1.4.1. Center Corridor Plan


Center corridor plan merupakan penataan aparteme
dengan tata ruang yang menunjukkan adanya koridor yang
diapit oleh unit-unit kamar pada kedua sisinya. Tata bangunan
seperti ini sangat cocok untuk diterapkan pada tapak yang
memiliki bentuk memanjang dengan view yang baik dikedua
sisinya.

2.1.4.2. Open Corridor Plan


Tata ruang jenis ini merupakan penataan ruang dimana
satu koridor melayani satu deret unit disalah satu sisinya dan
terdapat bukaan pada sisi lainnya. Tata ruang seperti ini sangat
memungkinkan adanya persilangan sirkulasi penghawaan dari
bangunan.

2.1.4.3. Tower Plan


Tower plan merupakan tata ruang dengan core sebagai
pusat ditengah dengan unit-unit kamar mengelilinginnya. Tata
ruang seperti ini sangat cocok untuk pembangunan aprtemen
dengan lahan yang sempit.

2.1.4.4. Cross Plan


Cross plan merupakan tata ruang dengan empat sayap
utama yang merupakan perkembangan keluar dari satu core.
Pada umumnya, tipe seperti ini dibangun di area-area pusat kota
yang memilik view ke semua sisi tapak.

35
2.1.5. Studi Preseden
2.1.5.1. Citylife Apartment

Gambar 2.3 : Citylife Apartment


Sumber : http://www.archdaily.com

Arsitek : Zaha Hadid Architects


Lokasi : Milan, Italy
Tahun Proyek : 2013
Deskripsi :
CityLife Milano komplek perumahan
Zaha Hadid didefinisikan dan ditandai dengan
garis menyerupai air berliku-liku. Tempat tinggal
terdiri dari tujuh bangunan melengkung dengan
berbagai ketinggian, 5-13 lantai. Elemen
arsitektur khas termasuk gerakan ular yang
diterapkan pada balkon yang melengkung dan
profil dari atap, yang memberikan bentuk yang
lembut dan elegan untuk semua penthouse lantai
atas, lengkap dengan teras tertutup yang luas.
Facade menggunakan bahan panel beton
serat dan panel kayu alami yang menekankan

36
gerakan volumetrik kompleks dan pada saat yang
sama memberikan kualitas pribadi dan domestik
untuk interior halaman perumahan. Interior
terbuka ke teras yang luas. Apartemen memiliki
solusi struktural dan tanaman yang dapat dengan
mudah disesuaikan dengan kebutuhan individu.
Masing-masing rumah berbeda dari yang lain
dalam hal ukuran, paparan dan tata letak: dari
kamar dua apartemen, keluarga besar dan
penthouse twin-tingkat.

Gambar 2.4 : Layout Denah Citylife Apartment


Sumber : http://www.archdaily.com

37
2.1.5.2. Apartment Building and Learning Center in Barceloneta
District

Gambar 2.5 : Apartment Building and Learning Center in Barceloneta


District
Sumber : http://www.archdaily.com
Arsitek : EC Compta Arquitectes S.L.
Lokasi : Barcelona, Spain
Tahun Proyek : 2012
Deskripsi :
Apartemen terletak di sebelah
pelabuhan, Kabupaten Barceloneta memiliki
posisi istimewa dalam kota Barcelona. Sebagai
bagian dari pembaharuan perkotaan termotivasi
oleh Olimpiade Barcelona'92, beberapa
intervensi dan intensif perkotaan dibuat untuk
merevitalisasi kabupaten dan membukanya ke
arah laut, membuatnya menjadi salah satu
daerah yang paling heterogen, wisata, dan
budaya yang kaya dari kota .
Fasad interior, berorientasi ke arah
utara dan tidak bercahaya, dibuat oleh dasar
eksterior bangunan yang memungkinkan akses

38
ke apartemen. Sebuah jaring stainless-steel,
hampir kasat mata, digunakan sebagai pagar
untuk memaksimalkan pencahayaan alami dan
ventilasi.

Gambar 2.6 : Interior Apartment Building and Learning Center in Barceloneta


District
Sumber : http://www.archdaily.com

39
2.1.5.3. Eve / DKO Apartment

Gambar 2.7 : Eve / DKO Apartment


Sumber : http://www.archdaily.com

Arsitek : DKO
Lokasi : Erskineville NSW 2043, Australia
Tahun Proyek : 2015
Deskripsi :
Terletak di jantung Erskineville, salah
satu perkotaan Sydney, EVE terletak hanya
4.5kms dari Sydney CBD. Erskineville
merupakan daerah berkembang pesat dalam
popularitas dengan pembeli yang ingin
keterjangkauan dalam waktu dekat untuk kota,
bersama dengan infrastruktur yang ada
transportasi, sekolah, rumah sakit dan gaya
hidup berkembang.
Layout yang fleksibel dan hidup yang
terbuka mengalir dalam membuat desainer dari
dapur ke ruang tamu untuk menciptakan jendela

40
yang tinggi penuh agar mendapatkan view
pemandangan.

Gambar 2.8 : Interior Eve / DKO Apartment


Sumber : http://www.archdaily.com

Gambar 2.9 : Layout Denah Eve / DKO Apartment


Sumber : http://www.archdaily.com

41
2.2. Tinjauan Umum Mengenai Ruang Rekreatif
2.2.1. Pengertian Rekreatif
Rekreasi berasal dari bahasa latin yaitu re-creare atau
recreation dalam bahasi Inggris, yang dapat diartikan yaitu“membuat
ulang”. Rekreasi secara umum dapat diartikan sebagai kegiatan yang
dilakukan untuk penyegaran kembali rohani dan jasmani diluar dari
rutinitas yang dilakukan seseorang.Kegiatan yang dimaksudkan ialah
pariwisata, olahraga, permainan dan hobi. Dengan rekreasi mampu
memperbarui ulang kondisi fisik dan jiwa seseorang sehingga rekreasi
tidak hanya membuang-buang waktu.
Rekreasi dianggap suatu penciptaan kembali (recreation) jiwa
dan tubuh seseorang yang terwujud karena menjauhkan diri dari tekanan
rutinitas dalam kehidupan sehari-hari.Kegiatan rekreasi dapat
membangun kembali aspek sosial, fisik, dan juga mental
seseorang.Dengan rekreasi seseorang mampu mendapatkan
kegembiraan, mempertahankan keseimbangan jiwa dan raga,
meingkatkan kreatifitas, dan mampu mengembangkan bakat yang
dimilikinya. (http://e-journal.uajy.ac.id).

2.2.2. Tujuan Rekreasi


Menurut Krippendorf (1994), kegiatan rekreasi merupakan
salah satu kegiatan yang dibutuhkan oleh setiap manusia. Kegiatan
tersebut ada yang diawali dengan mengadakan perjalanan ke suatu
tempat. Secara psikologi banyak orang di lapangan yang merasa jenuh
dengan adanya beberapa kesibukan dan masalah, sehingga mereka
membutuhkan istirahat dari bekerja, tidur dengan nyaman, bersantai
sehabis latihan, keseimbangan antara pengeluaran dan pendapatan,
mempunyai teman bekerja yang baik, kebutuhan untuk hidup bebas, dan
merasa aman dari resiko buruk. Melihat beberapa pernyataan di atas,
maka rekreasi dapat disimpulkan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan
sebagai pengisi waktu luang untuk satu atau beberapa tujuan,

42
diantaranya untuk kesenangan, kepuasan, penyegaran sikap dan mental
yang dapat memulihkan kekuatan baik fisik maupun mental.
Tujuan rekreasi adalah:
a. Pengisi waktu luang
b. Pelepas lelah, kebosanan dan kepenatan
c. Sebagai imbangan subsisten activity (kegiatan
pengganti/pelengkap), contoh pendidikan dan pekerjaan/bekerja
d. Sebagai pemenuh fungsi sosial (fungsi sosial ini dilakukan
untuk kegiatan berkelompok serta rekreasi aktif). Untuk
memperoleh kesegaran jasmani dengan olahraga yang
menyenangkan dan memperoleh kesenangan.

2.2.3. Jenis-jenis Rekreasi


Jenis-jenis rekreasi bermacam-macam. Semua kegiatan rekreasi
bertujuan untuk menyegarkan kembali jiwa serta tubuh seseorang.
Adapun jenis-jenis
rekreasi adalah sebagai berikut (http://e-journal.uajy.ac.id). :
1. Rekreasi Pariwisata
Pariwisata adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan dengan
tujuan liburan atau rekreasi. Terdapat persiapan yang dilakukan
untuk melakukan kegiatan rekreasi ini.Berwisata dilakukan untuk
mendapatkan kebahagian dan melakukan penenangan pada diri
seseorang akibat dari rutinitas sehari-hari, misalnya bekerja.
Melihat-lihat ataupun berkunjung ke suatu tempat yang bernaunsa
tenang merupakan suatu bentuk dari rekreasi wisata.

2. Rekreasi Permainan
Permainan adalah sebuah kegiatan rekreasi dengan tujuan
bersenangsenang. Mengisi waktu luang dengan kegiatan gerak yang
ringan. Permainan biasanya dilakukan sendiri atau bersama-sama.

43
3. Rekreasi Hobi
Hobi adalah kegiatan rekreasi yang dilakukan pada waktu luang
untuk menenangkan pikiran seseorang. Kata Hobi merupakan
sebuah kata serapan dan Bahasa Inggris Hobby. Tujuan hobi adalah
untuk memenuhi keinginan dan mendapatakan kegembiraan.

2.3. Tinjauan Umum Mengenai Food and Beverage


2.3.1. Pengertian Food and Beverage
Food didalam bahasa Indonesia berarti makanan dan beverages
berarti minuman. Food and beverages merupakan sebuah tempat atau
wadah yang menampung kegiatan makan dan minum yang disediakan
oleh berbagai kios-kios atau tenant makanan yang dikelompokan di
dalam satu bangunan dan dalam satu area tertentu.

2.3.2. Jenis – jenis Pusat Makanan


Pusat makanan dengan berbagai pilihan menu yang disajikan biasanya
ditemui diberbagai tempat dengan nama sebagai berikut :
a. Kantin
(Dari bahasa Belanda: kantine) adalah sebuah ruangan dalam
sebuah gedung umum yang dapat digunakan pengunjungnya untuk
makan, baik makanan yang dibawa sendiri maupun yang dibeli di
sana. Kantin sendiri harus mengikuti prosedur tentang cara
mengolah dan menjaga kebersihan kantin. Makanan yang
disediakan kantin haruslah bersih. Kantin terdiri atas kounter -
kounter makanan yang menyediakan pilihan beragam makanan.
Perletakan kounter diatur mengelilingi sisi - sisi pinggir kantin atau
pada satu atau sebagian sisi pinggir kantin. Perletakan ini bertujuan
untuk meyediakan sebuah area makan bersama-sama pada bagian
tengah kantin dan biasanya dijadikan sebagai tempat bersosialisasi
atau sebagai tempat istirahat.

44
Gambar 2.10 : Contoh Kantin Sekolah
Sumber : http://www.googleimages.com

b. Food Court
Food court umumnya merupakan sebuah plaza dalam ruangan atau
area umum dalam fasilitas yang bersebelahan dengan counter
penjual makanan dan menyediakan area umum untuk makan
maupun minum.

Gambar 2.11 : Contoh Foodcourt


Sumber : http://www.googleimages.com

c. Area Makan Khusus


Area ini merupakan area yang dikhususkan sebagai pusat makanan.
Area ini biasanya terdiri dari kumpulan restoran berupa toko atau
ruko yang terdiri atas satu lantai maupun dua lantai. Pusat makanan
yang berada di area khusus ini memiliki gerbang untuk

45
membedakan kegiatan dala area dengan lingkungan disekitarnya.
Untuk menarik pengunjung, area ini menawarkan suasana yang
menyenangkan dengan menambah sarana dan fasilitas hiburan
seperti musik dan sebagainya. Sitting area pusat makanan yang
berada di area khusus ini lebih bervariasi, antara lain di:
 Dalam Restaurant
Sitting area di dalam restaurant menjadi pilhan yang bagus bagi
pengunjung yang menginginkan privasi untuk menikmati
makananya dan juga biasanya terdapat pendingin udara (Air
Conditioner) yang berfungsi sebagai penyejuk ruangan.

 Teras Depan
Bagi pengunjung yang ingin menikmati makanannya sambil
melihat pengunjung dan kendaraan yang lalu lalang, teras depan
restaurant seringkali menjadi pilihan yang menyenangkan.
Kontak visual dapat membuat sebuah tempat menjadi lebih
menarik bagi pengunjung. Kontak visual dapat diciptakan
dengan menaikkan ketinggian lantai sehlngga menciptakan
view.
Perbedaan ketinggian juga dapat digunakan sebagai pembeda
kegiatan antara tempat untuk makan yang lebih baik dengan
tempat untuk lalu Ialang atau pedestrian. Selain itu juga untuk
menciptakan privasi bagi kegiatan yang terjadi di teras dan
dalam restoran.Lebar minimum teras adalah tiga meter untuk
menampung kegiatan display toko, berjalan dan tempat untuk
meletakkan meja dan kursi makan.

 Balkon
Retoran yang memliki lantai 2 memanfaatkan bakon yang
dimilikinya untuk tujuan yang sama dengan teras depan, yaitu
sebgai salah satu sitting area untuk kegiatan makan.

46
 Plasa
Plasa adalah sebuah tempat yang dapat digunakan sebagai
tempat berkumpul bagi orang – orang untuk menikmati hiburan
secara pasif. Menurut Kevin Lynch (1981,443) sebuah plasa
adalah tempat pusat kegiatan. Desain tipikal lantai sebuah plasa
adalah dengan paving block. Plasa dikelilingi atau berhubungan
dengan jalan dan tidak bergabung dengan kendaraan.
Dalam pusat makanan, plasa dimanfaatkan sebagai sitting area
untuk kegiatan makan bersama - sama. Pengunjung dapat
memilih dan memesan di restoran pilihanya masing – masing
dan duduk pada meja yang sama untuk menikmati makanannya.
Piasa pada pusat makanan juga dimanfaatkan untuk pertunjukan
musik dengan meletakkan sebuah panggung di tengah plasa.

2.3.3. Jenis Penyediaan Makanan


Berbagai restoran mempunyai model atau type yang berbeda-beda
sebagai daya tarik masyarakat untuk mengunjungi pusat makanan
yang ada. Ragam jenis makanan tersebut dapat digolongkan sebagai
berikut :
a. Jenis Makanan
 Makanan Ringan
Makanan ringan atau kudapan (snack) adalah istilah bagi
makanan yang bukan merupakan menu utama (makan pagi,
makan siang atau makan malam). Makanan yang dianggap
makanan ringan adalah sesuatu yang dimaksudkan untuk
menghilangkan rasa lapar seseorang sementara waktu, memberi
sedikit pasokan tenaga ke tubuh, atau sesuatu yang dimakan
untuk dinikmati rasanya.
Contoh dari makanan ringan seperti coklat, kue, es krim, bakso,
siomay,dll.

47
 Makanan Berat
Makanan berat adalah makanan yang dikonsumsi untuk
mengenyangkan perut.Makanan berat yang disediakan di pusat
makanan bervariasi, tidak hanya nasi beserta lauk pauknya.
Contoh makanan berat yang tersedia di pusat makanan antara
lain mie goreng, spaghetti, kebab, steak daging, dan lain – lain.

b. Berdasarkan Asal Daerah


 Makanan Tradisional
Masakan Indonesia merupakan pencerminan beragam budaya
dan tradisi berasal dari kepulauan Nusantara yang terdiri dari
sekitar 6.000 pulau dan memegang tempat penting dalam
budaya nasional Indonesia.Makanan tradisionai Indonesia yang
tersedia di pusat makanan bervariasi asal daerahnya, mulai dari
makanan tradisional daerah Minang atau lebih dikenal dengan
masakan Padang, gudeg Yogyakarta, ikan rica – rica Manado,
tahu gejrot, gado - gado, kerak telor hingga Pempek Palembang.

 Makanan Internasional
Ragam makanan dan minuman Internasional juga bervariasi
berdasarkan daerah asalnya, mulai dari fast food seperti
Hamburger, Pizza, Fried chicken, French fries. Makanan -
rnakanan ini umumnya merupakan kerja sama pengusaha
Indonesia dengan pengusaha dari Negara asal makanan tersebut
( Franchise atau biasa disebut waralaba ).
Ada beberapa contoh makanan waralaba yang sudah dikenal
masyarakat Indonesia yaitu berada di pusat makanan yang ada
di pusat – pusat perbelanjaan besar antara lain seperti :
McDonald, Texas Fried Chicken, Popeye 's, Kentucky Fried
Chicken dan lain- lain.

48
Makanan Internasional berdasarkan asal negaranya :
o Italian Food, dengan pilihan makanan seperti Spaghetti,
Pasta, Lasagna, atau Salad.
o American Food, dengan pilihan makanan seperti
Hamburger, French Fries, atau Fried Chicken
o Chinese Food, dengan pilihan makanan seperti
Fuyunghai, Capcay, atau Ayam cah jamur.
Keberadaan makanan inilah yang menjadi alasan orang untuk
berkunjung ke pusat makanan, sehingga pemilihan makananlah
yang dapat menetukan ramai atau tidaknya suatu tempat pusat
makanan baik yang ada di dalam maupun yang diluar.

2.4. Tinjauan Umum Mengenai Supermarket


2.4.1. Pengertian Supermarket
Menurut George H. Lucas et all (1994 : 43), pengertian Supermarket
adalah “Supermarket is vast retail organization that offet consumers
both wide variety and deep assortment within product mix”
(Supermarket adalah suatu organisasi perdagangan eceran yang
menawarkan berbagai macam produk yang mendalam kepada
konsumen mereka).
Supermarket menurut Marwan Asri (1991 : 289) adalah salah satu
bentuk usaha eceran yang menyediakan beraneka macam kebutuhan
konsumen. Satu supermarket mungkin menjual pakaian wanita, pria,
anak-anak, alat rumah tangga, alat olah raga, perhiasan serta alat rumah
tangga lainnya dan alat tulis.

2.4.2. Ciri – ciri Supermarket


Menurut Winardi (1993 : 121) ada hal yang membedakan supermarket
dengan perusahaan perdagangan eceran lainnya yaitu :
a. Supermarket menitikberatkan pada penjualan Shopping Goods dan
beberapa macam Specilty Goods.

49
b. Supermarket merupakan suatu swalayan yang besar dan
membutuhkan banyak sekali tenaga kerja.

2.4.3. Sifat – sifat Operasional Khusus Pada Supermarket


Ada tiga aspek penting dalam bidang operasional Supermarket yaitu :
a. Basement Store (Swalayan dibawah lantai)
Biasanya swalayan bawah (basement store) menjual produk-produk
jenis umum seperti convenience goods (barang-barang kebutuhan
sehari-hari)

b. Leased Departement (Bagian – bagian yang disewakan)


Sebuah leased departement adalah sebuah bagian yang dikendalikan
serta diawasi oleh pihak manajemen swalayan, sedangkan ruangan
tersebut disewakan kepada pihak penyewa. Keuntungan utama
menyewakan bagian-bagian dari supermarket adalah bahwa
supermarket tersebut dapat menawarkan produk-produk dan
pelayanan secara lengkap kepada konsumen tanpa harus
mengalihkan usaha – usaha manajemennya kebidang usaha lain.

c. Branch Swalayan
Adanya perpindahan penduduk antar keluar daerah maka setiap
supermarket cenderung untuk mendirikan cabang (branch store)
dalam usahanya untuk tetap mempertahankan omset penjualan serta
laba mereka. Ciri khas swalayan cabang adalah bahwa swalayan
tersebut dikendalikan oleh swalayan utama, dimana produk-produk
yang dibeli swalayan utama disimpan dan didistribusikan ke
swalayan cabang tersebut.

50
2.4.4. Perbedaan Minimarket, Supermarket dan Hypermarket
a. Minimarket
Minimarket adalah pasar swalayan yang secara ukuran toko dan
jumlah item barang yang dijual lebih sedikit. Jumlah item barang
yang dijual utk minimarket antara 3000 sanpai 5000 macam barang
yg dijual. Ukuran toko pun antara 300 -500 persegi,sebagai contoh
lihat saja INDOMARET atau ALFAMART. Rata rata ukurannya
mereka sama. Selain itu radius area yang dilayani minimarket juga
tidak jauh yaitu secara efektif kurang dari 2 km.

b. Supermarket
Berbeda dengan minimarket,supermarket secara fisik bangunan
pasti lebih besar dibanding minimarket, karena jumlah barang yang
dijual juga lebih banyak yaitu antara 5000 sampai 15000 macam
barang. Contoh supermarket kalau di jawa tengah adalah LUWES,
LARIS, mereka tergolong supermarket. Utk radius area yang efektif
tercover sampai 10 km.

c. Hypermarket
Hypermarket adalah pasar swalayan yang terbesar baik dari ukuran
fisik bangunan maupun jumlah barang yang dijual. Yang jelas diatas
15000 macam barang dagangan. Radius area yg bisa tercover
sampai 50 km.

51

Anda mungkin juga menyukai