Anda di halaman 1dari 19

PERANCANGAN

HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA RAWAPENING


(Dengan pendekatan konsep Arsitektur Organik Frank Lloyd Wright)

Oleh : Erfan Susanto1), Adi Sasmito2), Esti Yulitriani. T. 3)


1)
Mahasiswa Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Pandanaran Semarang
2), 3)
Dosen Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Pandanaran Semarang

ABSTRAKSI
Hotel resort merupakan sarana akomodasi bagi wisatawan untuk dapat menikmati suasana alam
pegunungan, pedesaan dan perairan. Perancangan hotel resort dengan memanfaatan potensi alam secara
maksimal dalam penataan tapak.
Penekanan konsep Arsitektur Organik Frank Lloyd Wright, karakteristik desain massa dan bentuk
bangunan dengan mengadopsi keharmonisan alam dan lingkungan dengan manusia dalam konsep
perancangan arsitektur, agar dapat memberikan kesan yang unik dan mendalam akan keragaman budaya
dan arsitektur Jawa Tengah.
Pemanfaatan potensi alam berupa perairan dan pegunungan secara optimal dipadukan dengan aspek
aksesibilitas dan visibilitas menjadi sebuah pemecahan dalam perancangan hotel resort.

Kata Kunci : Hotel dan Cottages; Wisata Rawapening;

masalah yang berkaitan dengan perencanaan


I. PENDAHULUAN dan perancangan Hotel Resort di Kawasan
1.1. Latar Belakang Wisata.
Perancangan hotel resort dengan
pemanfaatan potensi alam dalam penataan II. TINJAUAN TEORI
tapak, serta aspek aksesibilitas dan Pengertian Hotel
visibilitas yang memudahkan pengguna Berdasarkan Keputusan Menparpostel,
dalam aktivitas di hotel resort dan menyebutkan bahwa Hotel merupakan suatu
memberikan view yang maksimal. jenis akomodasi yang mempergunakan seluruh
atau sebagian bangunan yang dimiliki untuk
1.2. Maksud dan Tujuan menyediakan jasa penginapan, makan, minum
Sebagai media yang dapat memberikan serta jasa lainnya bagi umum dan dikelola
penjelasan dalam bentuk tulisan dan gambar secara komersial.
agar mudah dipahami. Tujuan memberikan Berdasarkan keputusan Dirjen Pariwisata,
suatu ide kreatif dan inovatif untuk hotel dibagi berdasarkan lokasinya yaitu :
pengembangan kawasan Rawapening a. Resort hotel adalah hotel yang terletak
dengan memanfaatkan potensi alam dan di daerah wisata, baik pegunungan atau
karakter wilayah. pantai. Jenis hotel ini pada umumnya
dimanfaatkan oleh para wisatawan yang
1.3. Sasaran datang untuk berwisata atau rekreasi.
Sasaran untuk semua kalangan dalam b. City Hotel adalah hotel yang terletak
mendapatkan data dan analisa potensi serta diperkotaan, dan umumnya

1
dipergunakan untuk melakukan kegiatan Ruang publik, luas 3 m2 x jumlah
bisnis. kamar tidur, minimal terdiri dari
Berdasarkan keputusan Dirjen Pariwisata, lobby, ruang makan (+ 36 m2) dan
tentang usaha dan pengelolaan hotel bar.
menjelaskan tentang : 3. Hotel bintang tiga
a. Tingkat pelayanan hotel ditentukan  Jumlah kamar minimal 30 kamar
kedalam 5 golongan kelas yang (termasuk 2 suite room)
berdasarkan kondisi dan kelengkapan  Ukuran kamar termasuk kamar
bangunan, perlatan, pengelolaan, serta mandi, minimal :Kamar single =
mutu pelayanan sesuai dengan 22 m2; Kamar double = 26 m2;
persyaratan penggolongan hotel. Ruang publik, luas 3 m2 x jumlah
b. Golongan kelas hotel dinyatakan kamar tidur, minimal terdiri dari
dengan tanda bintang 5, dan sedangkan lobby, ruang makan (+ 75 m2) dan
kelas terendah dinyatakan dengan bar (+ 25 m2)
bintang 1. 4. Hotel bintang empat
c. Hotel-hotel yang tidak memenuhi  Jumlah kamar minimal 50 kamar
standart kelima kelas tersebut, atau (termasuk 3 suite room)
yang berbeda dibawah standart minimal  Ukuran kamar termasuk kamar mandi,
yang ditentukan disebut hotel non minimal :Kamar single = 24 m2; Kamar
bintang. double = 28 m2; Ruang publik, luas 3
Kelima klasifikasi hotel bintang tersebut m2 x jumlah kamar tidur, minimal
dapat dijelaskan sebagai berikut : terdiri dari lobby, ruang makan (+ 100
1. Hotel bintang satu m2) dan bar (+ 45 m2)
 Jumlah kamar minimal 10 kamar  Pelayanan akomodasi : penitipan
 Ukuran kamar termasuk kamar barang berharga, penukaran uang asing,
mandi, minimal :Kamar single = postal servis, dan antar jemput.
18 m2; Kamar double = 20 m2;  Fasilitas penunjang ruang linen (20,5
Ruang publik, luas 3 m2 x jumlah m2 x jumlah kamar), ruang laundry (+
kamar tidur, minimal terdiri dari 40 m2), dry cleaning (+ 30 m2), dapur
lobby, ruang makan (+ 30 m2) dan (+ 60 % dari seluruh luas lantai ruang
bar. makan)
2. Hotel bintang dua  Fasilitas tambahan : pertokoan, kantor
 Jumlah kamar minimal 15 kamar biro perjalanan, drug store, salon,
(termasuk 1 suite room) function room, banquet hall, serta
 Ukuran kamar termasuk kamar fasilitas olah raga, rekreasi dan sauna.
mandi, minimal :Kamar single = 5. Hotel bintang lima
18 m2; Kamar double = 20 m2;

2
 Jumlah kamar minimal 100 kamar duduk/ tunggu yang luas, ruang permainan, bar,
(termasuk 4 suite room) dan jika mungkin kolam renang dan peralatan
 Ukuran kamar termasuk kamar mandi, olahraga. Ruang pertemuan juga disediakan
minimal :Kamar single = 26 m2; Kamar untuk pertemuan di luar masa liburan.
double = 52 m2; Ruang publik, luas 3 Hotel resort terbagi dalam beberapa jenis :
m2 x jumlah kamar tidur, minimal a. Resort pegunungan
terdiri dari lobby, ruang makan (+ 160  Hotel resort ini terletak di kawasan
m2) dan bar (+ 75 m2) pegunungan dengan panorama yang
 Pelayanan akomodasi : penitipan indah dan hawa pegunungan yang
barang berharga, penukaran uang asing, sejuk.
servis, dan antar jemput. b. Resort tempat wisata
Fasilitas penunjang ruang linen (20,5 Hotel resort ini terletak di kawasan wisata
m2 x jumlah kamar), ruang laundry tertentu dengan penekanan kedekatan dan
(+40 m2), dry cleaning (+ 30 m2), penyatuan dengan lanskap dan kultur lokal
dapur (+ 60 % dari seluruh luas lantai obyek wisata tersebut.
ruang makan) c. Resort pantai
 Fasilitas tambahan : pertokoan, kantor Hotel resort ini terletak di kawasan pantai
biro perjalanan, drug store, salon, dengan panorama yang indah dan hawa/
function room, banquet hall, serta nuansa tropis dengan pancaran sinar
fasilitas olah raga, rekreasi dan sauna. matahari yang banyak. Walter A. Rutes
Dengan adanya klasifikasi hotel tersebut dan Richard Permen (1985) menyebutkan
dapat melindungi konsumen dalam memperoleh daya tarik yang dijual hotel resort adalah
fasilitas yang sesuai dengan keinginan, panorama pantai yang didukung dengan
memberikan bimbingan pada pengusaha hotel berbagai macam olahraga pantai bahkan
serta tercapainya mutu pelayanan yang baik. menyediakan fasilitas tenis, golf, dan
Pengertian Hotel Resort fitness center dalam kapasitas besar di
Menurut Ernest Neufert (1987:21 1), hotel samping fasilitas pusat konferensi kegiatan
resort / resort hotel merupakan hotel yang bisnis.
terletak di tepi pantai, di daerah pegunungan, d. Resort spa/ kesehatan
atau sumber air panas. Biasanya direncanakan Hotel resort tipe ini menawarkan
untuk melayani akomodasi pengunjung dalam kesenangan mandi dengan air mineral, dan
rombongan paket wisata tertentu dengan saat ini berkembang dengan fasilitas
penerimaan tamu yang banyak pada masa olahraga. Berbagai macam terapi yang
liburan akhir pekan atau mereka yang hanya menggunakan air sebagai medianya
berkunjung semalam. Restoran/ ruang makan ditawarkan dalam bentuk semburan air,
yang ada harus dapat melayani semua tamu di berendam air hangat, lulur, dan
satu tempat, karena itu dibutuhkan ruang sebagainya.

3
e. Resort kondominium sesuatu yang berguna untuk memberikan
Hotel resort tipe ini menawarkan perasaan senang, bahagia, relax berupa
penghunian dalam jangka waktu lama. fasilitas rekreasi, dan makanan khas dari
Resort jenis ini dikembangkan dari tempat tersebut.
pengikutsertaan pemilik hunian suatu 3. Something to buy adalah fasilitas untuk
komplek hunian dalam gedung, biasanya wisatawan berbelanja yang pada umumnya
terdiri dari hunian tipe biasa, mewah adalah ciri khas dari daerah tersebut,
sampai tipe sangat mewah. sehingga bisa dijadikan sebagai
Pariwisata cinderamata dan oleh-oleh. (Yoeti,
Pariwisata berarti suatu perjalanan keliling 1985:164).
ataupun perjalanan yang dilakukan untuk Wisata bahari
sementara waktu dan kembali ke tempat asal Pengertian wisata bahari atau tirta seperti
tanpa bermaksud mencari nafkah atau dinyatakan (Pendit, 2003: 41) menyatakan
penghasilan di tempat yang singgahi. bahwa jenis pariwisata ini dikaitkan dengan
Wisatawan kegiatan olah raga air lebih-lebih di danau,
Menurut Instruksi Presiden No. 9 tahun bengawan, pantai, teluk atau lautan lepas seperti
1964 yang memberikan defenisi sebagai memancing, berlayar, menyelam sambil
berikut: “Wisatawan (tourist) adalah setiap melakukan pemotretan, selancar, mendayung
orang berpergian dari tempat tinggalnya untuk dan sebagainya.
berkunjung ke tempat lain dengan menikmati Arsitektur Landsekap
perjalanan dan kunjungannya ini” ASLA (American Society of Landscape
Objek dan Atraksi Wisata Architecture) menyatakan bahwa Ilmu
Objek wisata adalah merupakan hal-hal Arsitektur Lansekap adalah Suatu seni
yang menarik untuk dilihat dirasakan oleh perancangan atau desain dan juga merupakan
wisatawan yang bersumber pada alam saja. suatu perencanaan atau planning yang
Atraksi wisata adalah segala sesuatu yang merupakan pengolahan suatu lahan, mengatur
menarik untuk dilihat, dinikmati dan dirasakan unsur-unsur yang terdapat di alam dan juga
oleh wisatawan yang merupakan hasil kerja unsur buatan manusia dengan melalui aplikasi
manusia. ilmu pengetahuan dan budaya serta menitik
Suatu obyek pariwisata harus memenuhi tiga beratkan pada konservasi sumber daya dan
kriteria agar obyek tersebut diminati pengendaliannya untuk menciptakan
pengunjung, yaitu : lingkungan yang bermanfaat dan
1. Something to see adalah obyek wisata menyenangkan.
tersebut harus mempunyai sesuatu yang
bisa di lihat oleh pengunjung wisata. III. METODOLOGI
2. Something to do diartikan wisatawan yang Perancangan ini diungkapkan secara garis
melakukan pariwisata di dapat melakukan besar tentang pemikiran-pemikiran dan

4
konsepsi perancangan fisik dengan didasarkan bertitik tolak pada faktor penentu kebutuhan
pada pedoman perancangan yang meliputi : kamar tidur serta fasilitas yang disesuaikan
1. Tujuan perancangan dengan fungsi hotel resort dan standar besaran
2. Kondisi tapak perencanaan ruang.
3. Aktivitas dan sirkulasi Kriteria yang digunakan:
4. Perancangan bangunan meliputi bentuk a. Pendekatan dilakukan dengan prediksi
massa bangunan, penampilan bangunan, sampai dengan 10 (sepuluh) tahun
tata ruang dalam dan luar, struktur dan mendatang, disesuaikan dengan
bahan bangunan. periode rencana pengembangan
5. Perlengkapan bangunan, yang meliputi kabupaten.
persyaratan fisik dan utilitas bangunan. b. Mengorganisasikan ruang secara
Konsep perancangan fisik pada bangunan optimal yang terdiri dari berbagai
Hotel dan Resort di Kawasan Wisata Kabupaten aktivitas yang ada, sehingga tercipta
Semarang yang diperlihatkan dalam bab hubungan antar kelompok ruang yang
berikutnya, yaitu : efektif, efisien dan mempunyai
1. Aspek fungsional fleksibilitas tinggi serta saling
2. Aspek kontekstual menunjang antara fungsi yang satu
3. Aspek kinerja dengan yang lain.
4. Aspek teknik/struktur c. Hotel resort adalah suatu jenis hotel
5. Aspek arsitektural yang terletak di luar kota, yang
Dari uraian di atas diharapkan terwujud melayani para tamu untuk menginap
perancangan sebuah Hotel resort dikawasan dalam jangka waktu tertentu, dimana
wisata Rawapening Kabupaten Semarang , di daerah sekitarnya terdapat obyek
sebagai sarana akomodasi yang dapat wisata yang menunjang serta menjadi
memberikan nuansa kenyamanan rumah yang pusat rekreasi dengan site di
dapat menjamin privasi bagi pengguna namun pegunungan, pantai atau tepi danau.
mengandung unsur rekreasi dengan
memanfaatkan potensi yang ada, dimana 3.2 Pelaku Aktivitas dan Sirkulasi
fasilitas ini bersifat komersial untuk disewakan Pelaku yang dimaksud adalah semua
dengan sasaran pada pemakai kalangan individu atau personel yang terlibat langsung
menengah ke atas, dengan kondisi alam sekitar maupun tidak langsung dalam pelayanan hotel
rawa pening yang asri diangkat menjadi daya resort.
tarik hotel resort. Pelaku kegiatan dan aktivitas hotel adalah :
a. Tamu yang menginap atau disebut
3.1. Faktor Penentu Perancangan tamu hotel atau wisatawan
Pendekatan perencanaan dan perancangan b. Tamu yang tidak menginap atau
Hotel Resort di kawasan Wisata Rawapening pengunjung

5
c. Pengelola direpresentasikan dengan bobot persentase yang
d. Pegawai besar kecilnya ditentukan berdasarkan
Pada kegiatan hotel resort secara garis pengaruhnya terhadap lokasi dan tapak
besar terdapat dua alur sirkulasi, yaitu
sirkulasi karena aktifitas manusia dan 3.4.Penekanan Konsep Desain Arsitektur
sirkulasi barang. Penekanan konsep Arsitektur Organik
e. Sirkulasi manusia Frank Lloyd Wright, karakteristik desain massa
 Sirkulasi tamu hotel yang dan bentuk bangunan dengan mengadopsi
menginap, meliputi seluruh keharmonisan alam dan lingkungan dengan
fasilitas hotel yang disediakan manusia dalam konsep perancangan arsitektur,
untuk tamu hotel sampai pada agar dapat memberikan kesan yang unik dan
daerah privat. mendalam akan keragaman budaya dan
 Sirkulasi tamu hotel yang tidak arsitektur Jawa Tengah.
menginap, terbatas pada fasilitas
umum yang disediakan tetapi tidak IV. HASIL PEMBAHASAN
sampai pada daerah privat. Hasil pembahasan ini meliputi semua
 Sirkulasi pengelola (karyawan dan aspek analisis yang meliputi :
pelayanan) merupakan sirkulasi 1. Aspek fungsional
yang tercipta sebagai usaha Merupakan perancangan yang dilakukan
melayani tamu dan tidak untuk menentukan pelaku kegiatan, kelompok
mengganggu keberadaan tamu kegiatan, fasilitas, hubungan kelompok ruang
yang meliputi seluruh area hotel. dan kapasitas ruang.
f. Sirkulasi barang dan makanan a. Ruang Kelompok Kegiatan Umum
Merupakan proses dari penerimaan barang Meliputi : Ruang penerima, ruang duduk;
sampai pada unit-unit kegiatan dan ruang yang Kantor depan, terdiri dari penerima tamu,;
memerlukan pendistribusian barang. Ruang-ruang komersial; Kamar mandi;
Tempat parkir, mobil tamu, parkir motor
3.3. Pendekatan Lokasi dan Tapak dan bus serta parkir karyawan.
Penempatan hotel resort pada suatu b. Kelompok Tamu Bersama
kawasan dipengaruhi faktor-faktor yang Meliputi : Ruang serba guna , ruang rapat;
berpengaruh pada fungsi utama hotel. Oleh Restaurant, coffee shop;
sebab itu perlu diadakan analisa terhadap c. Ruang Kelompok Tamu Menginap
lokasi, sehingga dapat dipilih lokasi terbaik Meliputi :Hotel meliputi kamar tidur tipe
yang bisa mendukung aktifitas hotel dan standar dan suite; Cottage meliputi tipe
kawasan wisata di sekitarnya. Untuk dapat standar dan family.
membandingkan alternatif tersebut, maka d. Ruang Kelompok Pengelola
masing-masing kriteria yang berpengaruh

6
Meliputi :General Manager Office, Dengan demikian hubungan ruang pada
Assistance General Manage Office, Food hotel resort terbagi dalam ruang makro dan
and Beverage Office, Sales Manager mikro. Pola hubungan ruang makro merupakan
Office, Personal Manager Office, hubungan antara ruang-ruang besar yang terdiri
Purchasing Manager Office, Accounting dari ruang-ruang pembentuk fungsinya.
office, Engineering Office dan Meeting
Room.
e. Ruang Kelompok Pelayanan
Meliputi :Ruang karyawan, Ruang binatu
dan gudang.

JUMLAH
NO. RUANG JUMLAH LUAS ( M² )
LUAS( M² )

1 2 3 4 5
I. RUANG KELOMPOK KEGIATAN UMUM 1 unit 357,50
II. RUANG KELOMPOK KEGIATAN TAMU MENGINAP 707,20
1 Kamar Tidur Suite 4 unit 192,00
2 Kamar Tidur Standart 32 unit 768,00
3 Cottage Type Family 10 unit 770,00
4 Cottage Type Standart 6 unit 354,00
5 Pusat Kebugaran 1 unit 97,50
6 Ruang Makan 1 unit 112,00
7 Café 1 unit 168,00
8 Kolam Renang 1 unit 168,00
9 Dapur 2 unit 66,00
10 Gudang 1 unit 268,00
11 Bengkel Kerja 1 unit 48,00
12 ME 1 unit 48,00
III. RUANG KELOMPOK KEGIATAN BERSAMA 5757,70
1 Ruang Serbaguna 1 unit 476,00
2 Meeting Room 4 unit 219,00
3 Restaurant 1 unit 120,00
4 Coffee Shop 1 unit 99,00
5 Bar & Cocktail 1 unit 219,00
6 Kolam Renang 2 unit 652,50
7 Lapangan Tenis 1 unit 500,00
8 Area Bermain Anak dan Dewasa 2 unit 1500,00
9 Rekreasi Air 1 unit 292,50
10 Gazebo 12 unit 108,00
11 Restorant apung 3 unit 243,00
IV. RUANG KELOMPOK PENGELOLA 251,45
1 R. General Manager 1 unit 9,30
2 R. Wakil GM 1 unit 9,30
3 R. Sekretaris GM 1 unit 9,30
4 R. Personalia Manager 1 unit 9,30
5 R. Houskeeping M 1 unit 9,30
6 R. Sales Manager 1 unit 9,30
7 R. Purchasing Manager 1 unit 9,30
8 R. Accounting 1 unit 9,30
9 R. Engginering 1 unit 9,30
10 R. Food-Beverage 1 unit 9,30
11 R. Staff Administrasi 1 unit 50,00
12 R. Rapat 1 unit 45,00
13 Lavatory Pria 1 unit 12,54
14 Lavatory Wanita 1 unit 9,00
V. RUANG KELOMPOK PELAYANAN 691,20
1 R. Houskeeping 1 unit 30,00
2 Laundry & Dry Cleaning 1 unit 30,00
3 R. Linen 1 unit 25,00
4 R. Lost & Found 1 unit 10,00
5 R. Karyawan 1 unit 155,00
6 Poliklinik 1 unit 48,00
7 Ruang Keamanan 9 unit 81,00
8 Mushola 1 unit 162,00
VI. RUANG KELOMPOK PARKIR 6590,40
1 Parkir Tamu Menginap 1 unit 556,28
2 Parkir Tamu Tidak Menginap 3 unit 1851,92
3 Parkir Karyawan 1 unit 887,00

7
2. Aspek kontekstual primer dan jalan lingkungan dengan lebar jalan
Perancangan keterkaitan antara ± 6 meter.
kebijaksanaan tata ruang, pemilihan lokasi dan d. Akses terhadap sub kawasan lain
penentuan tapak dimana bangunan tersebut Pencapaian ke tapak, akses ke Rawapening
direncanakan. sebagai orientasi utama, dan akses ke sub
Untuk menentukan lokasi hotel resort yang kawasan seperti wisata agro tlogo, perkebunan
sesuai maka dilakukan analisa dengan kriteria- kopi banaran, museum ambarawa.
kriteria sebagai berikut : Berdasarkan program ruang Hotel Resort
a. Tata guna lahan di kawasan Rawapening, diperoleh kebutuhan
Berdasar pada kebijakan arahan ruang total adalah 17.625,60 m².
pengembangan kawasan Rawapening seperti Dari dimensi tapak terpilih di atas dapat
yang telah ditetapkan dalam RTR Kawasan diketahui luasan site tempat perencanaan Hotel
Rawapening Tahun 2012. Zona daerah Resort yaitu ± 77.476 m².
terbangun tampak pada warna kuning pada Rumus:
gambar peta.
KDB untuk daerah pedesaan =maksimal
30% = 17.625,60: 1,4
KLB = 2 x sisa luas persil = 1,4 = 12.589,70 m²
Ketinggian bangunan = maksimal 3 lantai atau Sehingga luas lahan minimal yang dibutuhkan
≤ 20 meter adalah: = luas lantai dasar :
b. Keragaman aktifitas KDB = 12.589,70 : 0,3
Keragaman aktifitas wisata sekitar/potensi = 41.965,70 m²
lokal yang mendukung aktifitas wisata di Jadi luas lahan minimal yang dibutuhkan adalah
sekitar antara lain pemancingan, berperahu dan 41.965,70 m²
wisata kuliner serta kerajinan tangan dengan Luasan tapak terpilih adalah 77.476 m²,
memanfaatkan tanaman enceng gondok. sehingga memenuhi persyaratan minimal.
c. Pencapaian lokasi
Kemudahan akses dari daerah lain akan
berpengaruh terhadap mobilitas dalam sub
kawasan.
Pencapaian kelokasi berjarak ± 10 m dari
jalan arteri primer Semarang-Surakarta, 1 jam
dari bandara Soekarno Hatta Semarang, 1 km
dari stasiun kereta api Lopait. Pada kondisi
sekarang site dapat dicapai melalui jalan arteri

8
.

9
3. Aspek kinerja Sirkulasi horisontal merupakan
Perancangan terhadap suatu bangunan aktivitas pergerakan bersifat mendatar
dalam menjalankan aktifitas di dalamnya dalam satu lantai bangunan. Sirkulasi
dengan baik, meliputi : ini menggunakan koridor, galeri dan
a. Utilitas bangunan untuk tujuan hall.
kenyamanan 3) Komunikasi
Utilitas ini berfungsi untuk kenyamanan Sistem komunikasi dibagi menjadi :
yang menyangkut masalah penerangan dan a) Komunikasi lewat telepon dengan
pengkondisian udara, terdiri dari: sistem jaringan PABX (Phone
1) Penerangan Buatan dan Daya Listrik Automatic Branch Exchange).
a) Penerangan Buatan b) Komunikasi dengan intercom
b) Daya Listrik c. Utilitas bangunan yang bertujuan untuk
c) Pengkondisian Udara kesehatan dan pelayanan
Utilitas ini bertujuan untuk: 1) Sarana Air Bersih
 Mengatur suhu ruangan, 2) Sarana Pembuangan Air Kotor
kelembaban dan kecepatan aliran 3) Pembuangan Sampah
udara dalam ruangan yang sesuai d. Utilitas untuk tujuan keamanan
dengan tingkat kenyamanan. 1) Alat pendeteksi kebakaran
 Mengatur pertukaran udara kotor 2) Smoke Detector
di dalam ruangan untuk diganti 3) Manual Alarm
dengan udara bersih yang telah 4) Alat Pemadam Kebakaran
dikondisikan. Suhu yang nyaman 5) Tangga Kebakaran
berkisar 25°-27°C dengan 6) Penangkal Petir
kelembaban 40% - 70% dan
pergerakan udara 0,1 - 1,5 m/s.
Beberapa jenis AC yang sudah dikenal
adalah:AC Window, AC Spilt, AC Central
b. Utilitas bangunan untuk tujuan kelancaran
sirkulasi dan komunikasi
1) Sirkulasi Vertikal
a) Lift (elevator)
b) Tangga
2) Sirkulasi Horisontal

10
11
12
4. Aspek teknik/struktur 1. SubStructure
Konsep perancangan aklimatisasi ruang Struktur bawah bangunan atau pondasi.
pada bangunan hotel resort meliputi Karakter struktur tanah dan jenis tanah
penggunaan struktur bangunan dan bahan sangat menentukan jenis pondasi. Sub
bangunan. structure pada bangunan bertingkat
Sistem struktur bangunan akan menggunakan pondasi tiang pancang,
mempengaruhi terbentuknya bangunan, sedangkan bangunan tidak bertingkat
sehingga akan mempengaruhi penampilan menggunakan pondasi footplate dan
bangunan tersebut. Ada beberapa persyaratan pondasi lajur batu kali.
pokok struktur antara lain : 2. UpperStructure
a. Fungsional, agar sesuai dengan fungsinya Upper Structure adalah struktur kolom dan
yang didasarkan atas tuntutan besaran balok yang berada diatas pondasi
ruang, fleksibilitas terhadap penyusunan digunakan pada apartemen, ini adalah
unit-unit hunian, pola sirkulasi, sistem struktur rangka kaku (rigid frame
utilitas, dan lain-lain. structure). Struktur ini baik untuk
b. Estetika struktur dapat merupakan bagian bangunan tinggi karena kekakuannya yang
integral dengan ekspresi arsitektur yang terbentuk dari permukaan grid kolom
serasi dan logis. dengan balok.Bahan untuk struktur ini
c. Keseimbangan, agar massa bangunan tidak selain dari beton bertulang dapat juga
bergerak berdiri atas campuran beton dengan baja
d. Kestabilan, agar bangunan tidak goyah (komposit) atau cukup baja saja.
akibat gaya luar dan punya daya tahan 3. Plat dan balok
terhadap gangguan alam, misalnya gempa, Plat menggunakan ketebalan 12 cm dengan
angin, dan kebakaran. balok dengan ukuran 40x 60.
e. Kekuatan, berhubungan dengan kesatuan 4. Dinding
seluruh struktur yang menerima beban.  Dinding menggunakan beton cetak dan
f. Ekonomis, baik dalam pelaksanaan bata, finishing dinding menggunakan
maupun pemeliharaan. bahan ACP ( Alumunium Composite
Syarat utama suatu sistem struktur bangunan Panel ).
antara lain :  Untuk dinding kaca menggunakan
a. Kuat terhadap gaya-gaya yang bekerja; bahan kaca curtain wall ± 10 cm
b. Kaki dalam arti kata tidak berubah bentuk; 5. Plafon
c. Stabil dalam arti tidak bergeser dari tempat Pada bahan atap menggunakan bahan
semula gypsum, dengan langka hollo,
Sistem struktur bangunan terdiri dari : Langit-langit harus kuat, berwarna terang,

13
dan mudah dibersihkan, Langit-langit Wright, karakteristik desain massa dan
tingginya minimal 2,60 meter dari lantai, bentuk bangunan dengan mengadopsi
6. Lantai keharmonisan alam dan lingkungan
Finishing lantai pada bangunan dengan dengan manusia dalam konsep
menggunakan pelapis lantai granite tile perancangan arsitektur.
dan pada luar bangunan dengan b. Penataan Ruang Luar
menggunakan paving , batu sikat dan batu Menurut fungsinya dapat dibagi 2 yaitu
temple. ruang luar aktif (fasilitas penunjang
7. Aspek arsitektural outdoor, sirkulasi kendaraan dan
Pendekatan terhadap aspek arsitektural manusia, dan parkir outdoor) serta luar
yang akan menentukan gubahan massa dan ruang pasif (tanaman-tanamn). Unsur-
tampak bangunan. Secara umum mengacu unsur ruang luar antara lain :
pada fungsi utama hotel resort, sedangkan 1) Landscaping
untuk setiap ruang disesuaikan dengan Penataan landscaping lahan
fungsi masing-masing. dimaksimalkan lahan hijau untuk
a. Bentuk Massa Bangunan difungsikan sebagai ruang terbuka
Bangunan kawasan menampilkan hijau. Pembuatan taman-taman dan
bentuk bangunan yang menyatu dengan mini waterfall dipelataran, dan
alam, pegunungan dan perairan landmark apartemen ini.
membentuk massa bentuk gunung 2) Sirkulasi
dengan pemakaian struktur menerus Entrance masuk kawasan, sirkulasi
dari bawah hingga atap Konsep dan area parkir. Sirkulasi manusia
arsitektur organik juga diterapkan pada disediakan pedestrian.
bangunan-bangunan tersebut dengan
menggunakan Penekanan konsep
Arsitektur Organik Frank Lloyd

14
Perspektif kawasan

Tampak kawasan wisata air

15
16
Visualisasi Maket

17
Hotel Resort

18
V. KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA
1. Orientasi bangunan terhadap view dapat Statistik Pariwisata Kabupaten Semarang 2011,
dilakukan dengan pencapaian visualisasi Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang.

yang diarahkan terhadap view utama untuk Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Semarang,
BAPPEDA Kabupaten Semarang.
menghidupkan suasana kegiatan yang
Penyusunan Rencana Tata Ruang Rinci Kawasan
berlangsung.
Rawapening, Dinas Cipta Karya dan Tata
2. Konsep dasar perancangan sebuah hotel
Ruang Provinsi Jawa Tengah, Semarang
resort ini meliputi semua aspek yang
Danang wijanarko, 2003, Hotel Resort, Semarang
dibahas pada pokok bahasan analisis yang De Chiara, Joseph; J Crosbie, Michael. 2001. Time
meliputi :Aspek fungsional, Aspek Saver Standards for Residential Development.
kontekstual, Aspek kinerja, Aspek Singapore: Mc Graw Hill Book Companies
teknik/struktur, Aspek arsitektural Inc.
3. Di dalam merencanakan suatu kawasan Frank_Lloyd_Wright" Kategori: Tokoh Amerika

wisata ada persyaratan yang harus Serikat, arsitektur organic


,Neufert, Ernst, Data Arsitek Jilid 1 dan 2, Jakarta,
diperhatikan yaitu :
penerbit erlangga, 2002
 Persyaratan teknis, yaitu persyaratan
Nopi Prihardi, Penataan Kawasan Wisata, 2010,
teoritis yang menyangkut standar untuk
Semarang
kegiatan rekreasi. Rutes, Walter A. and Penner, Richard, 1985, Hotel
 Persyaratan non teknis, merupakan Planning and Design, The Architectural Press,
standar perencanaan yang disesuaikan London.
dengan kondisi daerah masing-masing. Sulistiyono, Drs. Agus, Msi, 1999, Manajemen

 Tataguna lahan Penyelenggaraan Hotel, Alfabeta, Bandung

 Pengendalian massa dan bentuk


bangunan
 Sirkulasi dan parkir
 Ruang terbuka
4. Untuk memperkuat image atau citra suatu
kawasan perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:Path (jalan), Edge (tepian), District
(kawasan), Node (simpul), Landmark
(tengeran)

19

Anda mungkin juga menyukai