“SAP 6”
“Teori Produksi Jangka Pendek”
Oleh Kelompok 3:
UNIVERSITAS UDAYANA
2018/2019
PEMBAHASAN SAP 6
Sifat dasar dari fungsi produksi ini bisa diketahui melalui analisis fungsi
sederhana dengan sistem 2input – 1output. Perhatikan proses produksi dibawah ini
yang menunjukan berbagai kombinasi input (X) (Y) yang digunakan untuk
memproduksi produk Q. input X dan Y tersebut bisa melambangkan sumberdaya.
Fungsi produksi dari sistem produksi di atas bisa disajikan dalam bentuk fungsi
matematik berikut :
Q =f(X,Y)
Dalam mempelajari fungsi produksi, ada dua macam hubungan antara input
dengan output yang sangat berguna bagi pembuatan keputusan manajerial. Pertama
adalah hubungan antara output dengan beberapa input yang digunakan secara
bersama-sama atau returns to scale. Konsep returns to scale ini memainkan peranan
penting dalam pengambilan keputusan manajerial. Konsep ini mempengaruhi skala
produksi yang optimal atau peluang produksi suatu perusahaan. Konsep ini juga
mempengaruhi sifat peresaingan dalam suatu industri dan oleh karena itu konsep
returns to scale ini juga merupakan faktor yang menentukan profitabilitas dari suatu
investasi. Yang kedua adalah hubungan antara output dengan variasi dari satu input
yang digunakan. Istilah produktivitas dan penerimaan suatu faktor produksi
digunakan untuk memadai hubungan antara kuantitas suatu input yang digunakan
secara individual dengan output yang dihasilkan. Produktivitas faktor produksi ini
meruapakan faktor kunci dalam penentuan kombinasi input yang optimal atau
proporsi yang seharusnya digunakan untuk memproduksi suatu produk. Jadi
produktivitas faktor produksi ini merupakan dasar dalam penggunaan sumberdaya
yang efisien.
2. Nilai Produksi Total, Rata – Rata dan Marginal dalam Produksi Jangka Pendek
Istilah produk total digunakan untuk menunjukan output total dari suatu
system produksi. Konsep produk total ini digunakan untuk menggambarkan hubungan
antara output dengan hanya satu input yang berubah ubah digunakan salam sebuah
fungsi produksi. Produk total dari suatu faktor produksi bisa ditunjukkan sebagai
sebuah fungsi yang menghubungkan output dengan jumlah sumberdaya yang
digunakan. Fungsi tersebut dapat ditulis sebagai berikut:
Q= f(X|y)
Persamaan ini menghubungkan jumlah output Q (produk total dari X) dengan jumlah
input X yang digunakan, dengan menetapkan jumlah Y. Tentunya kita akan dapat
memperoleh fungsi produksi produk total yang lain jika input Y diubah-ubah. Dan
untuk sebuah fungsi produk total MP nya ditunjukkan oleh hubungan:
∆Q
MPX =
∆X
Di mana Q adalah perubahan output yang terjadi karena perubahan input variabel X
sebesar X unit, dengan anggapan bahwa jumlah input lainnya (Y) adalah tetap.
Jika suatu input bisa diubah secara kontinu, maka MP-nya bisa diperoleh
dengan cara mencari turunan perssial dari fungsi produksi pada input variable
tersebut. Oleh karena itu, prodik marginal dari input X dari fungsi produksi yang
ditunjukkan oleh persamaan adalah :
dQ
MPX =
dX
Produk rata rata dari suatu factor produksi adalah produk total itu dibagi
dengan jumlah unit input yang digunakan, atau :
Q
APx =
X
Untuk tungsi produk total yang kontinu, produk marginal (MP)-nya adalah
sama dengan slope kurva produk total tersebut. Sedangkan produk rata-rata (AP)-nya
adalah sama dengan slope dan sebuah garis yang dilukiskan dari titik origin menuju
suatu pada kurva produk total.
Hukum kenaikan hasil yang berkurang ini bukanlah hukum yang bisa
diturunkan secara deduktif. Hukum ini merupakan generalisasi dari suatu hubungan
empiris yang telah diamati dengan seksama dalam setiap sistem produksi. Dasar dari
hubungan ini secara gampang ditunjukkan oleh input tenaga kerja dalam suatu proses
produksi di mana jumlah modal yang digunakan adalah tetap.
Sekarang jika kita perhatikan sebuah pembuatan kursi. Jika seorang pekerja
ditugaskan untuk merakit sebuah kursi, maka pekerja itu harus melakukan semua
kegiatan yang diperlukan untuk membuat kursi tersebut. Output dari kombinasi
penggunaan tenaga kerja dan modal seperti itu tampaknya akan sangat kecil. Namun,
demikian, jika ada tambahan pekerja ke dalam kegiatan pembuatan kursi tersebut,
dengan menganggap input modal tetap, maka output bisa ditingkatkan dengan cepat.
Intensitas penggunaan sumber daya modal meningkat dengan adanya tambahan input
tenaga kerja tersebut dan kombinasi input menjadi lebih efisien. Perbaikan
penggunaan modal yang disebabkan oleh peningkatan pengerjaan tenaga kerja yang
semakin banyak tersebut bisa meningkatkan MP (meningkatkan output) setiap pekerja
sampai pada kisaran tertentu dari tambahan tenaga kerja tersebut. Kenaikan
produktivitas marginal ini terjadi karena setiap tenaga kerja semakin mampu
mengelola sejumlah barang modal yang digunakannya daripada jika jumlah tenaga
kerja tersebut lebih sedikit. Spesialisasi kegiatan yang bisa menyertakankenaikan
pengerjaan tenaga kerja tersebut merupakan faktor lain yang bisa juga meningkatkan
MP tenaga kerja jika ada tambahan tenaga kerja yang digunakan.