Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENJUALAN BARANG DAGANG

Pada bab ini akan akan dibahaspenjualan barang dagang. Sebelum membahas tentang
penjualan barang dagang, sebaiknya lebih mengenal tentang jenis-jenis perusahaan
berdasarkan aktivitas operasionalnya.Berdasarkan kegiatan operasionalnya ada tiga jenis yaitu
perusahaan jasa, perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur. Perusahaan jasa merupakan
perusahaan yang aktifitasnya menyediakan jasa untuk pelanggan, perusahaan dagang
merupakan perusahaan yang aktifitasnya membeli dan menjual kembali barang dagang,
sedangkan perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang aktifitasnya melakukan
pembelian bahan baku, mengolah bahan baku tersebut dan menjual bahan baku yang telah
diproduksi atau yang dikenal dengan produk jadi kepada pelanggan. Setelah mempelajari
materi pembelajaran pada bab ini, peserta didik diharapkan mampu untuk:
1. Mengidentifikasi pengertian penjualan
2. Mengidentifikasi dan mengevaluasi pencatatan penjualan secara kredit
3. Mengidentifikasi dan mengevaluasi pencatatan penjualan secara Wesel
4. Mengidentifikasi dan mengevaluasi pencatatan penjualan secara Angsuran

A. Pengertian Penjualan Barang Dagang


Kalau berbicara tentang penjualan yang ada dibenak Anda mengenai apa? Apakah
yang terbayang mengenai seseorang yang berada dalam sebuah toko dengan beraneka
ragam jenis barang dagangan?Ataukah tentang hasil yang diperoleh dari barang yang
dijual?
Penjualan (sales) yang berkaitan dengan barang dagang merupakan biaya (cost)
yang dibebankan kepada pelanggan atas barang dagang yang telah dibelinya. Dari segi
penjual, penjualan merupakan pendapatan yang diterima karena terjadinya arus keluar
dari persediaan barang dagang yang mengakibatkan arus kas masuk sekarang atau di
masa yang akan datang. Arus kas masuk sekarang terjadinya penjualan tunai dan arus kas
masuk dimasa yang akan datang terjadinya penjualan secara kredit. Biaya yang
dibebankan kepada pembeli/pelanggan merupakan biaya pokok penjualan (cost of goods
sold) ditambah laba yang diharapkan.

B. Pengakuan dan Pengukuran Penjualan Barang


Sebelum mengetahui tentang pengakuan dan pengukuran penjualan barangperlu
diketahui tentang pengakuan dan pengukuran pendapatan.Berdasarkan PSAK 23
(Penyesuaian 2014) pendapatan diakui ketika kemungkinan besar manfaat ekonomi masa
depan akan mengalir ke entitas dan manfaat ini dapat diukur secara andal. Sedangkan
pengukuran pendapatan dengan nilai wajar.Nilai wajar merupakan imbalan yang diterima

1
atau dapat diterima.Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa pendapatan diukur
pada saat adanya arus kas masuk sekarang maupun yang dapat ditagihkan.
Penjualan diukur berdasarkan nilai arus kas masuk yang diterima atau dapat
ditagih.Nilai arus kas masuk ditentukan berdasarkan kesepakatan antara penjual dan
pembeli atas penjualan barang dagang. Berdasarkan PSAK 23 (penyesuaian 2014)
penjualan barang dagang diakui pada saat semua kondisi berikut ini terpenuhi:
1. Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang dagang secara
signifikan kepada pembeli.
2. Entitas tidak lagi melakukan pengelolaan terhadap kepemilikan barang dagang.
3. Jumlah penjualan dapat diukur secara handal.
4. Manfaat ekonomi atas penjualan akan mengalir ke entitas.
5. Biaya penjualan yang terjadi atau akan terjadi dapat diukur secara andal.
Berdasarkan hal tersebut di atas dapat diketahui bahwa pemindahan risiko dan
manfaat barang dagang terjadi pada saat penyerahan barang dagang atau bersamaan
dengan pemindahan hak milik kepada pembeli. Sebagai contoh, Pada tanggal 4 Februari
2018 UD Berkah menjual barang dagang kepada Toko Amanah sebanyak 40 buah printer
A dengan harga jual @ Rp 750.000,00 sedangkan harga pokok printer sebesar @ Rp
600.000,00. Hal ini berarti bahwa pada tanggal 4 Februari 2018, printer A bukan lagi
menjadi milik UD. Berkah. Risiko dan manfaat printer A berpindah dari UD. Berkah ke
Toko Amanah.
Berdasarkan aliran dana yang masuk ke perusahaan, penjualan dapat dibedakan
menjadi dua jenis yaitu:
a. Penjualan secara tunai
Penjualan secara tunai merupakan aliran kas masuk sekarang dari pembeli sebagai
akibat terjadinya arus keluar dari persediaan barang dagang.
b. Penjualan secara kredit
Penjualan secara kredit merupakan aliran kas masuk dimasa yang akan datang dari
pembeli sebagai akibat terjadinya arus keluar dari persediaan barang dagang.
Penjualan secara kredit dapat dikelompokkan menjadi penjualan secara kredit,
penjualan secara wesel dan penjualan angsuran.

C. Penjualan secara Tunai


Sebelum membahas pencatatan penjualan barang dagang secara tunai, perlu juga
dibahas terlebih dahulu tentang sistem pencatatan persediaan barang dagang yaitu sistem
fisik dan sistem perpectual. Sistem pencatatan fisik dimana setiap arus masuk keluarnya
barang dagang dicatat dalam akun penjualan sedangkan sistem perpectual sertiap arus
masuk dan keluarnya dicatat dalam akun persediaan barang dagang (merchandise
inventory).Pencatatan penjualan menurut sistem fisik mengakibatkan kas bertambah dan
penjualan bertambah.Sistem pencatatan perpectual dilakukan pencatatan dua kali jurnal

2
pertama penjualan secara tunai mengakibatkan diterimanya kas sekarang sehingga
menambah kas dan menambah penjualan sebesar harga jual dan jurnal kedua untuk
mencatat biaya pokok penjualan yaitu biaya pokok penjualan bertambah dan persediaan
barang dagang berkurang.Perbedaan pencatatan penjualan secara tunai dapat dilihat pada
Tabel 1.1 berikut.
Pembeda Sitem Pencatatan Fisik Sistem Pencatatan Perpectual

Penjualan Kas (Cash ) Rp xxx Kas (Cash ) Rp xxx


Penjualan (sales ) Rp xxx Penjualan (sales ) Rp xxx
PPN Keluaran (Vat Out ) Rp xxx PPN Keluaran (Vat Out ) Rp xxx
(sebesar harga jual ) (sebesar harga jual )
Beban Pokok Penjualan (COGS)Rp xxx
Persediaan Barang Dagang
(Merchandise inventory ) Rp xxx
(sebesar harga pok ok ( cost) )
Retur Retur Penjualan (sales return )Rp xxx Retur Penjualan (sales return ) Rp xxx
Penjualan PPN Keluaran (Vat Out ) Rp xxx PPN Keluaran (Vat Out ) Rp xxx
Kas (cash ) Rp xxx Kas (cash ) Rp xxx
(sebesar harga jual barang (sebesar harga jual barang
yang dik embalik an ) yang dik embalik an )
Beban Pokok Penjualan (COGS)Rp xxx
Persediaan Barang Dagang
(Merchandise inventory ) Rp xxx
(sebesar harga pok ok ( cost) )
Tabel 1.1 Perbedaan Pencatatan Penjualan Tunai

Untuk memperjelas pencatatan penjualan secara tunai, kita pelajari contoh berikut
ini.
Contoh 1.1
Pada tanggal 4 Februari 2018 UD Berkah menjual barang dagang kepada Toko
Amanah sebanyak 40 buah printer A dengan harga jual @ Rp 750.000,00 sedangkan
harga pokok printer sebesar @ Rp 600.000,00. Barang dagang tersebut belum termasuk
PPN 10%. Diminta: Jurnal yang dibuat tanggal 4 Februari 2018.
Penyelesaian:
1. Sistem Pencatatan Fisik
Berdasarkan contoh di atas, maka jurnal yang dibuat oleh UD Berkah adalah sebagai
berikut:

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit


Feb. 4 Kas Rp 33.000.000
Penjualan Rp 30.000.000
PPN Keluaran Rp 3.000.000
(mencatat penjualan 40 buah
@ Rp 750.000 )

3
2. Sistem Pencatatan Perpectual
Berdasarkan contoh di atas jurnal, apabila UD Berkah menggunakan sistem pencatatan
perpectual maka jurnal yang dibuat oleh UD Berkah adalah sebagaiberikut:
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Feb. 4 Kas Rp 33.000.000
Penjualan Rp 30.000.000
PPN Keluaran Rp 3.000.000
(mencatat harga jual barang
40 buah @ Rp 750.000 )
Beban Pokok Penjualan Rp 24.000.000
Persediaan Barang Dagang Rp 24.000.000
(mencatat harga pok ok barang
4 buah @ Rp 600.000 )

Pada tanggal 6 Februari 2018, UD Berkah menerima pengembalian Printer A


sebanyak 1 buah karena tidak sesuai dengan pesanan Toko Amanah.Buatlah jurnal
UD.Berkah.
Penyelesaian:
1. Sistem Pencatatan Fisik
Berdasarkan transaksi di atas jurnal, maka jurnal yang dibuat oleh UD Berkah apabila
menggunakan pencatatan persediaan fisik adalah sebagai berikut:

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit


Feb. 6 Retur Penjualan Rp 750.000
PPN Keluaran Rp 75.000
Kas Rp 825.000
(mencatat retur penjualan 1
buah @ Rp 750.000 )

2. Sistem Pencatatan Perpectual


Berdasarkan contoh di atas jurnal, apabila UD Berkah menggunakan sistem pencatatan
perpectual maka jurnal yang dibuat oleh UD Berkah adalah sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Feb. 6 Retur Penjualan Rp 750.000
PPN Keluaran Rp 75.000
Kas Rp 825.000
(mencatat retur penjualan 1
buah @ Rp 750.000 )
Beban Pokok Penjualan Rp 600.000
Persediaan Barang Dagang Rp 600.000

(mencatat harga pok ok barang


1 buah @ Rp 600.000 )

4
Bahan Diskusi

Perkembangan dunia perbankan dan teknologi informasi sangat pesat,


transaksi penjualan tunai tidak hanya dibayarkan dengan uang tunai.
Penggunaan kartu kredit dan kartu debit mempermudah melakukan
transaksi penjualan. Selain itu, sistem penjualan dapat dilakukan
secara online melalui aplikasi yang terhubung dengan internet.
Bagaimanakah pencatatan penjualan secara onlinedengan sistem
pembayaran transfer bank? Kapankah penjualan tersebut diakui?

D. Penjualan secara Kredit


Penjualan secara kredit merupakan penjualan barang dagang dimana arus kas
masuk terjadi dimasa yang akan datang.Penjualan secara kredit diukur sebesar nilai kas
masuk yang dapat ditagih.Pencatatan penjualan secara kredit seperti penjualan tunai
menurut sistem pencatatan dibedakan menjadi dua sistem pencatatan fisik dan sistem
pencatatan perpectual. Hal yang membedakan yaitu arus kas masuk untuk penjualan tunai
sekarang sedangkan penjualan kredit di masa yang akan datang atau dapat ditagih.

Contoh 1.2
Sebagai ilustrasi penjualan kredit, pada tanggal 4 Februari 2018 UD Berkah
menjual barang dagang kepada Toko Amanah sebanyak 40 buah printer A dengan harga
jual @ Rp 750.000,00 sedangkan harga pokok printer sebesar @ Rp 600.000,00 dengan
syarat 2/10, n/30. Barang dagang tersebut belum termasuk PPN 10%. Diminta: Jurnal
yang dibuat tanggal 4 Februari 2018.
Penyelesaian:
1. Sistem Pencatatan Fisik
Berdasarkan contoh di atas jurnal, maka jurnal yang dibuat oleh UD Berkah adalah
sebagai berikut:

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit


Feb. 4 Piutang Dagang Rp 33.000.000
Penjualan Rp 30.000.000
PPN Keluaran Rp 3.000.000
(mencatat penjualan 4 buah @
Rp 750.000 )
2. Sistem Pencatatan Perpectual
Berdasarkan contoh di atas jurnal, apabila UD Berkah menggunakan sistem pencatatan
perpectual maka jurnal yang dibuat oleh UD Berkah adalah sebagai berikut:

5
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Feb. 4 Piutang Dagang Rp 33.000.000
Penjualan Rp 30.000.000
PPN Keluaran Rp 3.000.000
(mencatat harga jual barang 4
buah @ Rp 750.000 )
Beban Pokok Penjualan Rp 2.400.000
Persediaan Barang Dagang Rp 2.400.000
(mencatat harga pok ok barang
4 buah @ Rp 600.000 )

Berdasarkan pencatatan di atas dapat diketahui bahwa penerimaan kas atau arus
kas masuk dari transaksi penjualan dapat ditangguhkan/ditagih di kemudian hari.Pada
tanggal 4 Februari 2018 belum terjadi arus kas masuk dari penjualan barang dagang, akan
tetapi hasil penjualan dapat ditangguhkan/ditagihkan kepada Toko Amanah. Arus kas
masuk terjadi menurut kesepakatan antara penjual dan pembeli berdasarkan dokumen
penjualan.
Merujuk pada soal di atas apabila pada tanggal 12 Februari 2018 diterima
pelunasan dari Toko Amanah maka pencatatan yang dilakukan oleh UD. Berkah baik
menggunakan sistem pencatatan fisik dan perpectual adalah sama.
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Feb. 6 Kas Rp 32.340.000
Potongan Penjualan Rp 660.000
Piutang Dagang Rp 33.000.000

(mencatat penerimaan piutang )

E. Penjualan secara Wesel


Pada dasarnya penjualan secara wesel sama dengan penjualan kredit, hanya saja
penjualan secara wesel arus kas masuk berdasarkan tanggal dan nominal yang tertera
pada wesel. Wesel adalah surat perintah yang dibuat oleh suatu pihak kepada pihak lain
untuk melakukan pembayaran sejumlah nominal dan pada tanggal tertentu yang tertera
pada surat tersebut. Penerimaan wesel sebagai ganti dari piutang dagang akan
menimbulkan piutang wesel atau wesel tagih (promissory notes receivable). Penjualan
secara wesel terjadi pada saat transaksi penjualan, penjual tidak menerima kas akan tetapi
menerima wesel.
Pencatatan penjualan secara wesel tidak jauh berbeda dengan penjualan secara
kredit. Hal yang membedakan yaitu pada saat terjadinya penjualan secara wesel yang
diterima oleh penjual adalah wesel sedangkan penjualan kredit tidak menerima uang atau
wesel. Untuk memperjelas penjualan secara wesel dapat difahami ilustrasi berikut ini.
Contoh 1.3
Pada tanggal 4 Februari 2018 UD Berkah menjual barang dagang kepada Toko
Amanah sebanyak 40 buah printer A dengan harga jual @ Rp 750.000,00 sedangkan

6
harga pokok printer sebesar @ Rp 600.000,00. Barang dagang tersebut belum termasuk
PPN 10%. Toko Amanah menyerahkan selembar wesel senilai Rp 3.300.000,00.
Diminta: Jurnal yang dibuat tanggal 4 Februari 2018.
Penyelesaian
Pencatatan untuk transaksi penjualan barang dagang diakui pada saat kepemilikan
barang dagang pindah ke pembeli. Penjual melepaskan barang dagang dan menerima
pembayaran berupa wesel yang dapat ditagih dikemudian hari. Pencatatan akuntansi
penjualan barang dagang secara wesel sama dengan pencatatan penjualan barang dagang
secara kredit, yang membedakan pada penjualan secara wesel diterima wesel sedangkan
penjualan kredit tidak. Sistem pencatatannya tergantung pada sistem pencatatan
persediaan oleh penjual.
Penyelesaian pencatatan transaksi penjualan tanggal 4 Februari 2018 dapat
difahami sebagai berikut:
1. Sistem Pencatatan Fisik
Berdasarkan contoh di atas jurnal, maka jurnal yang dibuat oleh UD Berkah adalah
sebagai berikut:

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit


Feb. 4 Piutang wesel Rp 33.000.000
Penjualan Rp 30.000.000
PPN Keluaran Rp 3.000.000
(mencatat penjualan 4 buah @
Rp 750.000 )
2. Sistem Pencatatan Perpectual
Berdasarkan contoh di atas jurnal, apabila UD Berkah menggunakan sistem pencatatan
perpectual maka jurnal yang dibuat oleh UD Berkah adalah sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Feb. 4 Piutang wesel Rp 33.000.000
Penjualan Rp 30.000.000
PPN Keluaran Rp 3.000.000
(mencatat harga jual barang 4
buah @ Rp 750.000 )
Beban Pokok Penjualan Rp 2.400.000
Persediaan Barang Dagang Rp 2.400.000
(mencatat harga pok ok barang
4 buah @ Rp 600.000 )

Penjualan secara wesel menimbulkan piutang wesel bertambah dan persediaan


barang dagang berkurang. Piutang wesel berkurang pada saat diterima pelunasan wesel
tersebut. Sebagai ilustrasi, Pada tanggal 10 Februari 2018 diterima pelunasan wesel dari
Toko Amanah sebesar Rp. 33.000.000,00. Maka jurnal yang harus dibuat oleh UD

7
Berkah baik menggunakan sistem pencatatan fisik maupun perpectual adalah sebagai
berikut:
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Feb. 10 Kas Rp 33.000.000
Piutang Wesel Rp 33.000.000
(mencatat penerimaan piutang )

F. Penjualan secara Angsuran


Penjualan angsuran pada awalnya digunakan oleh perusahaan yang menyediakan
barang dagang real estate.Seiring perkembangan jaman penjualan angsuran dilakukan
dalam bidang perdagangan mobil, motor, kendaraan, peralatan pabrik dan
lainnya.Penjualan angsuran merupakan penjualan dengan perjanjian dengan pembayaran
bertahap.Hal ini mengandung arti bahwa pembayaran penjualan angsuran untuk pertama
kali bersamaan dengan dikeluarkannya barang dagang yang disebut dengan uang muka
dan selanjutnya pembayaran bertahap sesuai dengan kesepakatan bersama antara penjual
dan pembeli.
Berdasarkan hal di atas ketentuan-ketentuan penjualan angsuran sebagai berikut:
1. Pembayaran uang muka ( Down Payment ) dilaksanakan secara tunai yang
jumlahnya sebesar prosentase tertentu dengan harga jual barang dagangan atau
sebesar jumlah rupiah yang telah ditentukan.
2. Pembayaran uang tunai periodik sebagai pembayaran angsuran. Besarnya
pembayaran angsuran ini telah ditentukan sebelumnya atau dapat juga ditentukan
besar kecilnya tergantung pada lamanya jangka waktu angsuran.
Pencatatan sistem penjualan angsuran yaitu terkait dengan bunga yang harus
dibayarkan oleh pembeli. Pada saat pembeli mengangsur yang dibayarkan adalah pokok
angsuran ditambah bunga. Dalam perhitungan bunga terdapat tiga macam perhitungan
yaitu:
a. Bunga dihitung dari pokok pinjaman (Flat Rate)
Besarnya bunga dihitung dari pokok pinjaman sehingga
besarnya bunga adalah tetap. Sehingga jumlah angsuran pokok dan angsuran bunga
sama setiap angsuran.
b. Bunga dihitung dari sisa pinjaman
Besarnya bunga dihitung dari saldo pinjaman awal periode, tergantung
periodenya bulanan atau tahunan. Sistem ini dikenal dengan sliding rate dimana
sistem bunga menurun dan angsuran pokok pinjaman tetap.
c. Sistem anuitas (bunga semakin menurun dan angsuran pokok pinjaman
meningkat)
Besarnya bunga dihitung menggunakan rumus anuitas. Dengan
menggunakan rumus anuitas jumlah angsuran tetap tetapi jumlah bunga
semakin menurun, sedangkan angsuran pokok semakin meningkat.

8
Contoh 1.4
Pada tanggal 4 Februari 2018 UD Berkah menjual barang dagang kepada Toko Amanah
sebanyak 40 buah printer A dengan harga jual @ Rp 750.000,00 sedangkan harga pokok
printer sebesar @ Rp 600.000,00. Barang dagang tersebut belum termasuk PPN 10%.
Diterima uang muka sebesar Rp 13,000.000,00. Sisanya diangsur selama 5 kali angsuran
ditambah bunga 2% perbulan.
Penyelesaian:

Flat Rate
Perhitungan penjualan angsuran sebagai berikut:
Harga jual ( 40 pinter @ Rp 750.000) Rp 30.000.000
PPN (10% x Rp 3.000.000,00) Rp 3.000.000
Jumlah yang harus diterima Rp 33.000.000
Uang muka Rp (13.000.000)
Piutang angsuran Rp 20.000.000
Perhitungan bunga dan pembayaran angsuran adalah sebagai berikut:
Angsuran pokok Bunga
Jumlah Saldo
Tanggal (Rp. 20.000.000 : 5) (2% x Rp 20.000.000)
1 2 3 = 1 +2 4 = 4 awal - 1
06-Feb Rp 13.000.000 Rp 20.000.000
06-Mar Rp 4.000.000 Rp 400.000 Rp 4.400.000 Rp 16.000.000
06-Apr Rp 4.000.000 Rp 400.000 Rp 4.400.000 Rp 12.000.000
06-Mei Rp 4.000.000 Rp 400.000 Rp 4.400.000 Rp 8.000.000
06-Jun Rp 4.000.000 Rp 400.000 Rp 4.400.000 Rp 4.000.000
06-Jul Rp 4.000.000 Rp 400.000 Rp 4.400.000 Rp -
Jumlah Rp 33.000.000 Rp 2.000.000 Rp 22.000.000 Rp 20.000.000

Jurnal yang harus dibuat oleh UD. Berkah adalah sebagai berikut:

9
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Feb. 6 Kas Rp 13.000.000
Piutang angsuran Rp 20.000.000
Penjualan angsuran Rp 30.000.000
PPN Keluaran Rp 3.000.000
(mencatat penjualan )
Feb. 6 Beban pokok penjualan angsuran Rp 24.000.000
Persediaan barang dagang Rp 24.000.000
(mencatat harga pok ok
penjualan )
Maret. 6 Kas Rp 4.400.000
Piutang penjualan angsuran Rp 4.000.000
Pendapatan bunga Rp 400.000
(mencatat penerimaan angsuran
pertama )
April. 6 Kas Rp 4.400.000
Piutang penjualan angsuran Rp 4.000.000
Pendapatan bunga Rp 400.000
(mencatat penerimaan angsuran
k edua )

Jurnal untuk penerimaan angsuran ke-3 dan seterusnya adalah sama seperti angsuran
pertama.

1. Sliding Rate
Perhitungan bunga dan pembayaran angsuran yaitu besarnya angsuran pokok adalah
sama sedangkan bunga yang diterima jumlahnya menurun.

Angsuran pokok Bunga


Jumlah Saldo
Tanggal (Rp. 20.000.000 : 5) (2% x 4 )
1 2 3 = 1 +2 4 = 4 awal - 1
06-Feb Rp 13.000.000 Rp 20.000.000
06-Mar Rp 4.000.000 Rp 400.000 Rp 4.400.000 Rp 16.000.000
06-Apr Rp 4.000.000 Rp 320.000 Rp 4.320.000 Rp 12.000.000
06-Mei Rp 4.000.000 Rp 240.000 Rp 4.240.000 Rp 8.000.000
06-Jun Rp 4.000.000 Rp 160.000 Rp 4.160.000 Rp 4.000.000
06-Jul Rp 4.000.000 Rp 80.000 Rp 4.080.000 Rp -
Jumlah Rp 20.000.000 Rp 1.200.000 Rp 21.200.000

Jurnal yang dibuat oleh UD. Berkah adalah sebagai berikut:

10
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Feb. 6 Kas Rp 13.000.000
Piutang angsuran Rp 20.000.000
Penjualan angsuran Rp 30.000.000
PPN Keluaran Rp 3.000.000
(mencatat penjualan )
Feb. 6 Beban pokok penjualan angsuran Rp24.000.000
Persediaan barang dagang Rp24.000.000
(mencatat harga pok ok
penjualan)
Maret. 6 Kas Rp 4.400.000
Piutang penjualan angsuran Rp 4.000.000
Pendapatan bunga Rp 400.000
(mencatat penerimaan angsuran
pertama )
April. 6 Kas Rp 4.320.000
Piutang penjualan angsuran Rp 4.000.000
Pendapatan bunga Rp 320.000
(mencatat penerimaan angsuran
k edua )

2. Anuitas
Perhitungan dengan sistem anuitas, maka jumlah kas yang diterima setiap bulan
adalah sama. Dimana pada awal angsuran jumlah angsuran pokok lebih kecil daripada
angsuran berikutnya sedangkan bunga lebih besar untuk angsuran awalnya.
Rumus mencari besarnya anuitas adalah sebagai berikut:
𝑖
Angsuran = 𝑀 𝑥 (1−(1+𝑖)−𝑛 )
Keterangan:
M : Pinjaman
i : suku bunga
n : jangka waktu
Perhitungan bunga dan pembayaran angsuran adalah sebagai berikut:
0.02
Angsuran setiap bulan = 𝑅𝑝 20.000.000 𝑥 (1−(1+0.02)−5 )
= Rp 4.243.167,88
Angsuran pokok Bunga
Jumlah Saldo
Tanggal (3 - 2) (2% x 4)
1 2 3 = Angsuran 4 = 4 awal - 1
6-Feb Rp 20,000,000
6-Mar Rp 3,843,168 Rp 400,000 Rp 4,243,168 Rp 16,156,832
6-Apr Rp 3,920,031 Rp 323,137 Rp 4,243,168 Rp 12,236,801
6-May Rp 3,998,432 Rp 244,736 Rp 4,243,168 Rp 8,238,369
6-Jun Rp 4,078,400 Rp 164,767 Rp 4,243,168 Rp 4,159,969
6-Jul Rp 4,159,969 Rp 83,199 Rp 4,243,168 Rp 0
Jumlah Rp 20,000,000 Rp 1,215,839 Rp 21,215,839

11
Jurnal yang dibuat UD Berkah adalah sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Feb. 6 Kas Rp 800.000
Piutang angsuran Rp 2.500.000
Penjualan angsuran Rp 3.000.000
PPN Keluaran Rp 300.000
(mencatat penjualan )
Feb. 6 Beban pokok penjualan angsuran Rp24.000.000
Persediaan barang dagang Rp24.000.000
(mencatat harga pok ok
penjualan)
Maret. 6 Kas Rp 4.243.168
Piutang penjualan angsuran Rp 3.843.168
Pendapatan bunga Rp 400.000
(mencatat penerimaan angsuran
pertama )
April. 6 Kas Rp 4.243.168
Piutang penjualan angsuran Rp 3.920.031
Pendapatan bunga Rp 323.137
(mencatat penerimaan angsuran
k edua )

Permasalahan akuntansi yang terkait dengan penjualan angsuran barang dagang


adalah terkait dengan pengakuan laba kotor. Pengakuan laba kotor ada dua pendekatan
yaitu pendekatan dasar waktu (accrual basis) dan dasar kas (cash basis).

1. Laba kotor diakui pada periode penjualan angsuran terjadi (accrual basis)
Pada dasarnya pengakuan laba kotor ini sama dengan transaksi penjualan biasa,
laba kotor sudah diakui/dicatat saat penyerahan barang (sehingga menimbulkan piutang)
dan periode penerimaan angsuran laba tidak diakui lagi. Laba kotor diakui pada saat
penjualan angsuran terjadi tanpa memperhatikan apakah pembayarannya sudah diterima
atau belum. Cara ini sama dengan pencatatan penjualan kredit biasa. Dasar ini cocok
apabila jangka waktu pembayaran relatif pendek, biaya-biaya dapat ditaksir secara relatif
telitidan kemungkinan batal sangat kecil.
Pencatatan untuk penjualan secara angsuran barang dagang dicatat tersendiri
dalam akun piutang dagang angsuran dan penjualan angsuran.Hal ini untuk
mempermudah dalam menganalisis besarnya kegiatan penjualan angsuran besarnya
piutang yang belum tertagih dari penjualan angsuran. Untuk lebih jelasnya akan
ditampilkan dalam jurnal berikut ini:

12
Pembeda Sitem Pencatatan Fisik Sistem Pencatatan Perpectual

Penjualan Kas Rp xxx Kas Rp xxx


Piutang angsuran Rp xxx Piutang angsuran Rp xxx
Penjualan angsuran Rp xxx Penjualan angsuran Rp xxx
PPN Keluaran Rp xxx PPN Keluaran Rp xxx
(sebesar harga jual ) (sebesar harga jual )
Beban Pokok Penjualan Angsuran Rp xxx
Persediaan Barang
Dagang (Merchandise
inventory ) Rp xxx
(sebesar harga pok ok ( cost) )

Jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi terkait dengan pengakuan laba kotor
penjualan adalah berikut ini:
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Feb. 10 Penjualan angsuran Rp xxxx
Beban pokok penjualan angsuran Rp xxxx
Laba kotor penjualan Rp xxxx

(Mencatat laba k otor yang


direalisasi )

Contoh 1.5
Pada tanggal 4November 2017 UD Berkah menjual barang dagang kepada Toko Amanah
sebanyak 40 buah printer A dengan harga jual @ Rp 750.000,00 sedangkan harga pokok
printer sebesar @ Rp 600.000,00. Barang dagang tersebut belum termasuk PPN 10%.
Diterima uang muka sebesar Rp 13.000.000,00. Sisanya diangsur selama 5 kali angsuran.
Penyelesaian
Apabila CV. Berkah menggunakan sistem pencatatan sediaan fisik maka jurnal yang
dibuat adalah sebagai berikut:

13
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
N ov. 4 Kas Rp 13.000.000
Piutang angsuran Rp 20.000.000
Penjualan Angsuran Rp 30.000.000
PPN Keluaran Rp 3.000.000

(Mencatat penerimaan uang muk a


penjualan )
Des. 4 Kas Rp 4.400.000
Piutang angsuran Rp 4.000.000
Pendapatan bunga Rp 400.000
(Mencatat angsuran pertama )
Des. 31 Bunga yang masih harus diterima Rp 320.000
Pendapatan bunga Rp 320.000

(Mencatat bunga acrual dari tgl 4 -


31 Des = 2% x Rp 16.000.000,00)

Des.31 Penjualan angsuran Rp 21.000.000


Beban pokok penjualan angsuran Rp 16.800.000
Laba kotor penjualan angsuran Rp 4.200.000
(Mencatat laba k otor yang
direalisasi 4 Nov - 31 Des)

Pencatatan tanggal 31 Desember 2017 yaitu penyesuaian tentang bunga yang


masih harus diterima I tahun 2017 dan realisasi laba tahun 2017. Hal ini sesuai dengan
prinsip penandingan antara pendapatan dan beban di tahun 2017.

2. Laba kotor diakui sejalan dengan realisasi penerimaan kas (cash basis )
Pengakuan laba kotor dari penjualan angsuran ini diakui apabila pembayaran
sudah diterima, penerimaan kas terdiri daripembayaran atas harga pokok dan pembayaran
atas laba kotor. Pada saat terjadi penjualan selisih harga jual dengan harga pokok dicatat
dalam akun“ laba kotor yang ditangguhkan “.

Laba kotor yang belum direalisasi = Penjualan – HPP (Harga Pokok


Penjualan)

Laba kotor yang direalisasi = % laba kotor x jumlah uang yang diterima
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑘𝑜𝑡𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛
% laba kotor = 𝑥 100%
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐴𝑛𝑔𝑠𝑢𝑟𝑎𝑛

atau
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑘𝑜𝑡𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛
% laba kotor = 𝑥 100%
𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐴𝑛𝑔𝑠𝑢𝑟𝑎𝑛

14
Contoh 1.6
Pada tanggal 4 November 2017 UD Berkah menjual barang dagang kepada Toko
Amanah sebanyak 40 buah printer A dengan harga jual @ Rp 750.000,00 sedangkan
harga pokok printer sebesar @ Rp 600.000,00. Barang dagang tersebut belum termasuk
PPN 10%. Diterima uang muka sebesar Rp 13.000.000,00. Sisanya diangsur selama 5
kali angsuran.
Penyelesaian
Apabila CV. Berkah menggunakan sistem pencatatan sediaan fisik maka jurnal yang
dibuat adalah sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
N ov. 4 Kas Rp 13.000.000
Piutang angsuran Rp 20.000.000
Penjualan Angsuran Rp 30.000.000
PPN Keluaran Rp 3.000.000

(Mencatat penerimaan uang muk a


penjualan )
Des. 4 Kas Rp 4.400.000
Piutang penjualan angsuran Rp 4.000.000
Pendapatan bunga Rp 400.000
(Mencatat angsuran pertama )
Des.31 Penjualan angsuran Rp 17.000.000
Beban pokok penjualan angsuran Rp 13.600.000
Laba kotor penjualan angsuran Rp 3.400.000
(Mencatat laba k otor yang
direalisasi terdiri dari uang muk a
dan angsuran 1)

Berdasarkan pendekatan cash basis pengakuan laba kotor berdasarkan jumlah uang kas yang
masuk ke UD. Berkah terdiri dari uang muka Rp. 13.000.000 ditambah angsuran pertama
tanggal 4 Desember 2017 sebesar Rp. 4.000.000,00.

Kesimpulan:

1. Penjualan merupakan pendapatan yang diterima karena terjadinya arus keluar dari
persediaan barang dagang yang mengakibatkan arus kas masuk sekarang atau di masa
yang akan datang/dapat ditagih.
2. Berdasarkan PSAK 23 (Penyesuaian 2014) pendapatan diakui ketika kemungkinan
besar manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke entitas dan manfaat ini dapat
diukur secara andal. Sedangkan pengukuran pendapatan dengan nilai wajar.
3. Berdasarkan aliran dana yang masuk ke perusahaan, penjualan dapat dibedakan
menjadi dua jenis yaitu penjualan tunai dan penjualan kredit.

15
4. Penjualan secara tunai merupakan aliran kas masuk sekarang dari pembeli sebagai
akibat terjadinya arus keluar dari persediaan barang dagang. Pencatatan penjualan
tunai yaitu dengan menambah akun kas dan menambah akun penjualan sebesar harga
jual barang dagang.
5. Penjualan secara kredit merupakan aliran kas masuk dimasa yang akan datang dari
pembeli sebagai akibat terjadinya arus keluar dari persediaan barang dagang.
Pencatatan penjualan tunai yaitu dengan menambah akun kas dan menambah akun
penjualan sebesar harga jual barang dagang.
6. Penjualan secara wesel terjadi pada saat penjualan barang dagang dengan menerima
wesel tagih dari pembeli sehingga arus kas masuk berdasarkan nominal dan jangka
waktu yang tertera di wesel.
7. Penjualan angsuran merupakan penjualan dengan perjanjian dengan pembayaran
bertahap.
8. Penentuan bunga dalam penjualan angsuran dapat dilakukan dengan tiga cara flat rate,
sliding rate dan anuitas.
9. Pengakuan laba kotor penjualan angsuran dapat dilakukan dengan dua pendekatan
yaitu accural basis dan cash basis.

PENILAIAN
I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang (×) pada
jawaban a, b, c, d atau e!
1. Perusahaan yang kegiatan operasionalnya membeli dan menjual barang dagang tanpa
mengubah barang tersebut disebut ….
A. Perusahaan jasa
B. Perusahaan dagang
C. Perusahaan manufaktur
D. Perusahaan industri
E. Perusahaan perseorangan
2. Pengakuan penjualan barang dagang menurut PSAK 23 (Penyesuaian 2014) adalah
sebagai berikut, kecuali ….
A. Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang dagang secara
signifikan kepada pembeli.
B. Entitasmelakukan pengelolaan terhadap kepemilikan barang dagang.
C. Jumlah penjualan dapat diukur secara handal.
D. Manfaat ekonomi atas penjualan akan mengalir ke entitas.
E. Biaya penjualan yang terjadi atau akan terjadi dapat diukur secara andal.
3. Dijual tunai 3 buah computer kepada Toko ABC sebesar @ Rp 7.000.000,00, harga
pokok barang @ Rp 6.000.000,00. Berikut ini yang tidak sesuai dengan transaksi di atas
adalah ….
A. Kas bertambah sebesar Rp. 21.000.000,00
B. Piutang dagang bertambah Rp. 21.000.000,00
16
C. Beban pokok penjualan berkurang Rp. 18.000.000,00
D. Beban pokok penjualan bertambah Rp. 18.000.000,00
E. Penjualan bertambah Rp 21.00.000,00
4. Diterima nota kredit karena sepeda tidak sesuai dengan pesanan sebesar Rp. 800.000,00.
Hal ini berarti bahwa ….
A. Utang usaha berkurang sebesar Rp. 800.000,00
B. Utang usaha bertambah sebesar Rp. 800.000,00
C. Persediaan barang dagang berkurang sebesar Rp 800.000,00
D. Piutang dagang berkurang sebesar Rp. 800.000,00
E. Retur penjualan bertambah sebesar Rp. 800.000,00
5. Berikut adalah salah satu transaksi dari PT Permata.
PT PERMATA
Jl. Sukarno Hatta 56 Surabaya
FAKTUR Nomor : NP3-12
Tanggal: 6 Des. 2017
Kepada Yth. Tgl. Kirim 6 Desember 2017
PT KURNIA Order Pembelian# 001-12
Jalan Arjuno 140 Syarat pembayaran 2/10 net 50
Surabaya Syarat pengiriman FOB Shipping point

Q Item No. Uraian Harga (Rp.) Jumlah (Rp.) Kd Pjk


18 MC-N06 Mesin Cuci 2.000.000 36.000.000 PPN
10 LE-N08 Lemari Es 2.500.000 25.000.000 PPN
Sub Total 61.000.000
PPN 10% 6.100.000
Denda Keterlambatan 1% Jasa Pengiriman 100.000
Jumlah 67.200.000
Enam puluh tujuh juta dua ratus ribu rupiah

Disetujui oleh Bagian Penjualan


_____________ ____________

Pencatatan yang dilakukan oleh PT Permata adalah sebagai berikut:


Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Des. 6 Kas Rp 67.200.000
A. Penjualan Rp 67.200.000
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Des. 6 Piutang dagang Rp 67.200.000
B. Penjualan Rp 67.200.000
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Des. 6 Piutang dagang Rp 67.200.000
Penjualan Rp 61.000.000
PPN Keluaran Rp 6.100.000
C. Beban angkut penjualan Rp 100.000
D.

17
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Des. 6 Piutang dagang Rp 67.200.000
Penjualan Rp 61.000.000
PPN Masukan Rp 6.100.000
E. Beban angkut penjualan Rp 100.000
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Des. 6 Kas Rp 67.200.000
Penjualan Rp 61.000.000
PPN Keluaran Rp 6.100.000
Beban angkut penjualan Rp 100.000
6. Penjualan yang dilakukan dengan perjanjian dimana terdapat uang muka pembayaran dan
sisanya diangsur sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak disebut ….
A. Penjualan secara tunai
B. Penjualan secara angsuran
C. Penjualan secara kredit
D. Penjualan secara wesel
E. Penjualan kontan
7. Diterima wesel atas penjualan barang dagang sebesar Rp 6.000.000,00 jangka waktu 60
hari bunga 12%. Transaksi ini dicatat dalam jurnal …
A. Penerimaan kas
B. Pengeluaran kas
C. Pembelian
D. Penjualan
E. Jurnal umum
8. Pembebanan bunga dihitung dari sisa pinjamannya sehingga bunga dibayar setiap bulan
menurun adalah ....
A. Flat rate
B. Sliding rate
C. Cost of fund
D. Anuitas
E. Requirement
9. Diterima nota kredit karena barang dagang tidak sesuai dengan pesanan sebesar Rp.
200.000,00. Transaksi ini dicatat dalam jurnal ….
A. Penerimaan kas
B. Pengeluaran kas
C. Pembelian
D. Penjualan
E. Jurnal umum
10. Yang membedakan pendekatan accrual basis dan cash basis dalam pencatatan penjualan
angsuran terletak pada ….
A. Transaksinya

18
B. Pengakuan pendapatan
C. Pengakuan laba kotor
D. Pengakuan persediaan barang dagang
E. Pembebanan laba kotor

II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini secara tepat!


1. Apa yang dimaksud dengan penjualan barang dagang menurut PSAK 23?
2. Bagaimana terjadinya penjualan kredit?
3. Bagaimana pencatatan penjualan kredit menurut sistem pencatatan perpectual?
Jelaskan!
4. Sebutkan kriteria penjualan barang dagang menurut PSAK 23!
5. Bagaimana pencatatan transaksi penjualan dengan sistem pembayaran menggunakan
kartu kredit?
6. Apa yang dimaksud dengan wesel tagih dan wesel bayar?
7. Bagaimana pencatatan transaksi penjualan secara kredit dalam jurnal khusus?
8. Bagaimanakah penyajian retur penjualan dalam laporan perhitungan laba rugi?
Jelaskan!
9. Sebutkan kriteria penjualan angsuran!
10. Sebutkan perbedaan sistem penjualan angsuran dengan pendekatan accrual basis dan
cash basis?

III. Soal Praktek


1. Berikut ini adalah transaksi penjualan yang terjadi di UD. Barokah selama bulan April
2018. UD. Barokah melakukan pencatatan persediaan dengan sistem perpectual.
April 3 Dijual barang dagang kepada Toko Nias 8 buah mesin cuci
dengan harga jual Rp 2.200.000,00 dan harga pokok penjualan
Rp. 1.800.000,00. PPN 10%. Biaya angkut penjualan sebesar Rp
100.000,00. Termin 2/10, n/30
April. 4 Diterima kembali 1 buah mesin cuci dari Toko Nias karena tidak
sesuai dengan pesanan.
April 14 Diterima pelunasan dari Toko Nias
Diminta:
a. Catat transaksi di atas ke dalam jurnal yang diperlukan
b. Hitunglah besarnya penjualan yang dilaporkan dalam laporan perhitungan laba
rugi

2. Berikut ini adalah transaksi penjualan yang terjadi di UD. Barokah selama bulan Mei
2018. UD. Sinar Jaya melakukan pencatatan persediaan dengan sistem fisik.
Mei 3 Dijual barang dagang kepada Toko Anda 10 buah laptop dengan

19
harga jual Rp 4.200.000,00 dan harga pokok penjualan Rp.
3.600.000,00. PPN 10%. Biaya angkut penjualan sebesar Rp
100.000,00. Termin 2/10, n/30
Mei. 4 Diterima kembali 1 buah laptop dari Toko Anda karena rusak
Mei 8 Dijual tuna 5 buah laptop @ Rp 4.000.000,00 dengan harga
pokok Rp. 3.700.000,00. PPN 10% dan biaya angkut Rp
50.000,00
Mei 10 Diterima pelunasan dari Toko Nias
Diminta:
a. Catat transaksi di atas ke dalam jurnal yang diperlukan
b. Buatlah buku besar penjualan bentuk 4 kolom
c. Hitunglah besarnya penjualan yang dilaporkan dalam laporan perhitungan laba
rugi

3. UD. Sayang Anak merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan
pakaian anak-anak yang melayani baik penjualan secara ecer maupun grosir. Sistem
pembayaran yang dilakukan yaitu penjualan tunai dan penjualan kredit. Sistem
pencatatan persediaan yang digunakan adalah perpectual. Berikut ini adalah transaksi
yang terjadi selama bulan Juni 2018.
Juni 2 Dijual 200 buah pakaian anak wanita kepada Toko Serayu
dengan harga pokok @ Rp. 50.000,00 dan harga jual sebesar @
Rp 70.000,00. PPN 10%. Syarat pembayaran EOM.
Juni 4 Dijual tunai 50 buah kaos anak kepada Toko Mahakam sebesar
Rp 35.000,00. Harga pokok Rp 27.500. PPN 10%.
Juni 10 Dijual kepada Toko Musi 150 buah kaos anak seharga Rp
40.000,00 dengan harga pokok Rp 30.000,00. PPN 10%. Biaya
angkut penjualan Rp 100.000,00. Syarat pembayaran 2/10, n/30
Juni 12 Diterima kembali 2 buah kaos anak dari Toko Musi karena tidak
sesuai pesanan
Juni 21 Dijual 100 celana anak kepada Toko Sembilan seharga Rp
70.000,00 dengan harga pokok Rp 55.000,00. PPN 10%. Toko
Sembilan membayar dengan menggunakan kartu kredit. Biaya
yang dibebankan bank sebesar Rp 25.000,00
Juni 24 Diterima pelunasan piutang dari Toko Serayu dengan
menyerahkan wesel 60 hari sebesar Rp 14.000.000,00.
Diminta:
a. Lakukan pencatatan transaksi di atas ke dalam jurnal penjualan, jurnal
penerimaan kas dan jurnal umum
b. Buatlah buku besar penjualan

20
4. PD. Harapan kegiatan usahanya melakukan penjualan handphone secara angsuran.
Pada tanggal 2 Februari 2017 dijual HP Android 10 buah kepada Toko Kesan sebesar
@ Rp 2.500.000 dengan harga pokok @ Rp. 2.000.000,00. PPN 10%. Uang muka
sebesar Rp 5.000.000,00. Diangsur 10 kali dengan suku bunga kredit 24% pertahun.
Diminta:
1. Buatlah tabel angsuran menurut flat rate
2. Buatlah tabel angsuran menurut sliding rate
3. Buatlah tabel angsuran menurut anuitas
4. Jurnal pada saat penjualan, pembayaran angsuran pertama, angsuran kedua dan
jurnal penyesuaian 31 Desember 2017.

5. PD. Elekrika melakukan penjualan secara tunai, kredit dan angsuran. Sistem
pencatatan sediaan secara perpectual. Berikut ini transaksi yang terjadi pada bulan
November dan Desember 2017.
Nov 4 Dijual tunai 4 buah mesin cuci seharga Rp 2.500.000,00 dengan
harga pokok Rp. 1.900.000,00 kepada Toko Jawa. PPN 10%.
Biaya angkut Rp 100.000,00.
Nov 5 Dijual 20 buah laptop kepada Toko Batam dengan harga jual
sebesar Rp 4.500.000,00 dan harga pokok Rp 3.800.000,00. PPN
10%. Diterima pembayaran uang muka sebesar Rp
10.000.000,00. Sisanya diangsur selama 10 bulan ditambah
bunga 1,5% perbulan.
Nov 11 Dijual barang 10 buah AC kepada Toko Timor seharga Rp
5.000.000,00 dengan harga pokok Rp 4.200.000,00. PPN 10%.
Termin 3/10, n/60
Nov 12 Diterima kembali 1 unit AC ari Toko Timor karena tidak sesuai
dengan pesanan
Nov 18 Dijual tunai 8 buah mesin cuci seharga Rp 2.500.000,00 dengan
harga pokok Rp. 2.000.000,00 kepada Toko Jawa. PPN 10%.
Biaya angkut Rp 100.000,00. Toko Jawa membayar dengan
sehelai wesel 60 hari.
Nov 20 Diterima pelunasan dari Toko Timor
Nov 28 Diterima pelunasan dari Toko Jawa

Diminta:
a. Lakukan pencatatan ke dalam jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas dan jurnal
umum
b. Posting ke akun penjualan (51000)
c. Sajikan penjualan ke dalam laporan perhitungan laba/rugi.

21

Anda mungkin juga menyukai