Anda di halaman 1dari 11

Artikel kesehatan

Senin, 16 Desember 2013


MAKALAH BERPIKIR KRITIS DALAM ILMU KEPERAWATAN

BERFIKIR KRITIS
DALAM ILMU KEPERAWATAN
(diajukan untuk memenuhi salah satu mata tugas kuliah Ilmu Keperawatan Dasar I)

Oleh : Arif Husni Mubarok


Arin Ariyanti
Bayu Febrian Nugraha
Dini Damayanti
Dzikry Muhammad Nur Fauzi
Gandi Sukma Nugraha

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA


Jl. Tamansari Gobras PO. BOX 114 Telp. (0265) 2350982
KOTA TASIKMALAYA
2013

PENGERTIAN BERPIKIR KRITIS


       Berpikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi.
Informasi tersebut didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat, atau komunikasi.
Dalam keperawatan, berpikir kritis adalah suatu kemampuan bagaimana perawat mampu berpikir
dengan sistematis dan menerapakan standar intelektual untuk menganalisis proes berpikir.
Berpikir kritis dalam keperawatan adalah suatu komponen penting dalam
mempertanggungjawabkan profesionalisme dan kualitas pelayanan asuhan keperawatan. berpikir
kritis merupakan pengujian rasional terhadap ide, pengaruh, asumsi, prinsip, argumen,
kesimpulan, isu, pernyataan, keyakinan, dan aktivitas (bandman dan bandman, 1988).
KARAKTERISTIK BERPIKIR KRITIS
Berikut ini adalah karakteristik dari proses berpikir kritis dan penjabarannya.
1.        Konseptualisasi
      Konseptualisasi artinya proses intelektual membentuk suatu konsep. Sedangkan konsep
adalah fenomena atau pandangan mental tentang realitas, pikiran – pikiran tentang kejadian,
obyek, atribut, dan sejenisnya. Dengan demikian, konseptualisasi merupakan pikiran abstak yang
digeneralisasi secara otomatis menjadi simbol – simbol dan disimpan dalam otak.

2.        Rasional dan beralasan (reasonable)


      Artinya argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan mempunyai dasar kuat dari
fakta atau fenomena nyata.

3.        Reflektif
       Artinya bahwa seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau persepsi dalam
berpikir atau mengambil keputusan, tetapi akan menyediakan waktu untuk mengumpulkan data
dan menganalisisnya berdasarkan disiplin ilmu, fakta, dan kejadian.

4.        Bagian dari suatu sikap


       Yaitu pemahaman dari suatu sikap yang harus diambil. Pemikir kritis akan selalu menguji
apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau lebih buruk dibanding yang lalu, dengan
menjawab pertanyaan mengapa bisa begitu dan bagaimana seharusnya.

5.        Kemampuan berpikir
       Seorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya, tidak pasif menerima pemikiran dan
keyakinan orang lai, menganalisis semua isu,memutuskan secara benar, dan dapat dipercaya.

6.        Berpikir kritis adalah  berpikir kreatif


       Secara tradisional, profesi perawatan dan pendidikan keperawatan termasuk kurang kreatif.
Namun, saat ini  telah ada perubahan untuk membuat seorang perawat berpikir kreatif, yaitu
selalu menggunakan keterampilan intelektualnya untuk mencipta berdasarkan suatu pemikiran
yang baru dan dihasilkan dari sintesis beberapa konsep.

7.        Berpikir adil dan terbuka


       Yaitu mencoba untuk berubah, dari pemikiran yang salah dan kurang menguntungkan
menjadi benar dan lebih baik. Perubahan dilakukan dengan penuh kesadaran dan kemauan,
kemudian hasilnya disosialisasikan beserta argumentasi mengapa memilih dan memutuskan
seperti itu.

8.        Pengambilan keputusan berdasarkan keyakinan


       Berpikir kritis digunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi dan kesimpulan,
menciptakan sesuatu  pemikiran baru, dan alternatif solusi tindakan yang akan diambil.
ASUHAN KEPERAWATAN YANG BERMUTU TINGGI
       Asuhan keperawatan bermutu tinggi adalah tujuan perawatan disemua praktik pelayanan
keperawatan yang disebut “great Nursing”. Great Nursing adalah suatu konsep yang susah
didefinisikan secara sederhana, tetapi pada prinsipnya adalah aktivitas pelayanan perawatan
untuk menjadi lebih baik dan aman.
Klien + Anda (Perawat) + Keterampilan Berpikir + Pengetahuan + Proses Keperawatan =
Great Nursing
       Greating Nursing berfokus pada klien dan kesehatan seseorang yang unik, sehingga
membutuhkan kreativitas individu sebagai kombinasi ilmu dan seni. Prinsip dari Great Nursing
adalah penggunaan secara efektif semua komponen ekuasi dan keyakinan perawat bahwa klien
adalah unik.
       Memahami  bahwa klien sebagai individu, keluarga kelompok atau komunitas, perawat
adalah seorang yang memberikan asuhan keperawatan kepada kllien berdasarkan ilmu dan
kemampuan yang telah diperolehnya dalam pendidikan formal perawat. Adapun keterampilan
berpikir kritis adalah integrasi dari kemampuan total recall, habits, inquiry, new idea and
reactivity, dan knowing how you think. Pada umumnya, pengetahuan dijelsak sebagai kumpulan
informasi (aggregates of information) yang diperoleh dari berbagai sumber.
       Proses keperawatan adalah suatu pendekatan pemecahan masalah klien melalui apa yang
digunakan oleh seorang perawat profesional dalm bentuk tindakan perawatan, yang meliputi
pengkajian, diagnosis, perencanaan, inplementasi, dan evaluasi.
ASUMSI DAN MODEL BERPIKIR T.H.I.N.K
       Asumsi berpikir (think)  adalah komponen dasar yang meliputi pikiran, perasaan, dan
bekerja bersama/sejalan dengan keperawatan. ada beberapa asumsi tentang berpikir kritis, yaitu :
       Asumsi pertamaadalah berpikir kritis melibatkan pemikiran,  perasaan, dan bekerja yang
ketiganya merupaka keseluruhan komponen penting bagi perawat profesional yang bekerja
bersama – sama. Berpikir tanpa bekerja adalah adalah sia – sia, bekerja tanpa berpikir akan
lehahirkan bahaya, sedangkan berpikir berpikir dan bekerja tanpa perasaan adalaha hal yang
sangat  tidak mungkin (immposible).
       Asumsi kedua, berpikir kritis memerlukan pengetahuan. Walaupun pikiran, perasaan, dan
bekeerja adalah sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam keadaan nyata pada praktek
keperawatan, tetapi dapt dipisahkan menjadi bagian – bagian untuk proses pembelajaran.
       Asumsi ketiga, berpikir kritis dalam kepeerawatan bukan sesuatu yang asing, karena
sebenarnya terjadi dalam kehidupan sehari – hari.
       Asumsi keempat, berpikir kritis dapat dipelajari melalui bacaan. Para pembaca dapat belajar
bagaimana cara meningkatkan kemampuan berpikirnya.
       Asumsi kelima, berpikir kritis adalah cara berpikir secara sistematis dan efektif.
       Asumsi keenam, berpikir kritis dalam keperawatan adalah campuran dari beberapa aktivitas
berpikir yang berhubungan dengan konteks dan situasi dimana proses berpikir itu terjadi. Hal ini
merupakan proses yang kompleks dan tidak sederhana.

MODEL T.H.I.N.K BERPIKIR KRITIS


a.        Total Recall (Kemampuan Mengingat)
       Total recall atau kemampuan mengingat adalah kemampuan mengingat kembali fakta
dimana dan bagaimana menemukan pengalaman dalam memorinya ketika dibutuhkan. Fakta –
fakta keperawatan didapatkan berasal dari berbagai sumber, abik dikelas, buku, informasi dari
klien atau sumber lainnya. Misalnya, data – data tntang  klien dapat ditemukan dalam
pengumpulan data. Selain itu, dapat dikatakan juga sebagai kemampuan untuk mengakses
pengetahuan, karena pengetahuan menjadikan sesuatu dapat dipelajari dan disimpan dalam
pikiran.
       Total recall sangat bergantung pada kemampuan memori otak. Memori adalah suatu proses
yang kompleks, yaitu proses untuk mengingat kembali hal – hal yang berhubungan dengan fakta
dan beberapa pengalamannya.
       Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa total recall adalah mengingat fakta – fakta dimana
dan mengapa serta menemukan sesuatu yang diperlukan dan fakta dalam keperawatan yang
diperoleh dari berbagai sumber termasuk klien dan keluarganya.
b.        Habits (Kebiasaan)
       Pola pikir yang diulang – ulang akan menjadi suatu kebiasaan baru (Second Nature)yang
secara spontan dapat dilakukan. Hasil dari kebiasaan tersebut menjadi cara baru dalam
melakukan suatu kebiasaan. Orang sering mengartikan bahwa suatu kebiasaan itu dilakukan
tanpa berpikir.

       Hal itu sebenarnya bukan perilaku kebiasaan, tetapi hanya proses berpikir untuk menjadi
kebiasaan. Proses berpikir dalam suatu kebiasaan sudah tersusun secara sistematis dan dapat
berjalan menjadi otomatis tanpabanyak waktu untuk mempertimbangkan penggunaan cara – cara
baru dalam melakukan suatu aktvitas tertentu.

c.         Inquiry (Penyelidik)
       Inquiry (Penyelidik) adalah suatu penemuan fakta melalui pembuktian dengan pengujian
terhadap suatu isu penting atau pertanyaan yang membutuhkan suatu jawaban. Penyelidikan
merupakan buah pikiran utama yang digunakan dalam memperoleh suatu kesimpulan.
       Penyelidikan dalam praktek keperawatan sangat penting terutama pada tahap pengkajia.
Adapun tahapan penyelidikan melliputi :
           Mencari atau mendapatkan suatu informasi tentang sesuatu hal;
           Membuat rangkuman sementara dari informasi yang didapat;
           Mengenali beberapa kesenjangan atas rangkuman yang dibuat;
           Mengumpulkan informasi tambahan yang berhubungan dengan informasi pertama;
           Membandingkan antara informasi baru dengan apa yang lebih dulu diketahui;
           Mencoba menjawab beberapa pertannyaan dan analisi yang bias;
           Mempertimbangkan satu atau lebih alternatif kesimpulan;
           Memvalidasi keaslian alternatif kesimpulan dengan lebih banyak informasi.
d.        New Ideas And Kreativity ( Ide – Ide Baru Dan Kreativitas)
          New ideas and kreativity (ide – ide baru dan kreativitas) adalah ide – ide dan kreativitas
yang menentukan bentuk berpikir yang sangat khusus. Berpikir kreatif (creatuve thinkig) adalah
kebalikan dari kebiasaan (habits). Berpikir kritis sangat menghargai adanya kesalahan dan
perbedaan terhadap nilai – nilai yang dipelajari. Ide – ide baru dan kreativitas dasar perlu
dikembangkan dalam keperawatan, karena keperawatan memiliki bannyak standar yang dapat
menjamin pekerjaan lebih baik.

e.         Knowing How You Think (Tahu Bagaimana Kamu Berpikir)


          Knowing How You Think ( Tahu Bagaimana Kamu Berpikir) adalah kemampuan
mengetahui kita tentang bagaimanakita berpikit. Model “tahu bagaimana kita berpikir” ini dapat
membantu perawat bekerja secara kolaborasi dengan kesehatan lain. Satu hala yanga sangat
penting dari tahu bagaimana kamu berpikir ini adalah mereka ekerja dengan refleksi, bagaimana
yang telah perawat dan klien pikirkan dalam bekerja sama sewaktu menjalankan asuhan
keperawatan.
MODEL PEMBELAJARAN BERPIKIR KRITIS DALAM
KEPERAWATAN
a.        Feeling Model
       Model ini menekankan pada rasa, kesan, dan data atau fakta yang ditemukan. Pemikir kritis
mencoba mengedepankan perasaan dalam melakukan pengamatan, kepekaan dalam melakukan
aktivitas keperawatan, dan perhatian/kewaspadaan. Feeling model merupakan pegangan utama
dalam keperawatan. namun perasaan saja tidak cukup, sehingga didalamnya harus ada pikiran
dan pengertian dari aktivitasyang dilakukan.

b.        Vision Model
       Model ini digunakan untuk membangkitkan pola pikir,mengorganisasi dan menerjemahkan
perasaan untuk merumuskan hipotesis, analisis, dugaan, dan idetentang permasalahan perawatan
kesehatan klien.

c.         Examine Model
       Model ini digunakan untuk merefleksikan ide, pengertian, dan visi. Perawat menguji ide
dengan bantuan kriteria yang relevan.model ini digunakan untuk mencari peran yang tepat untuk
analisis, mencari, menguji, melihat, konfirmasi, kolaborasi, menjelaskan, dan menentukan
sesuatu yang berkaitan dengan ide.

       Berpikir kritis dalam pendidikan didefinisikan sebagai pengujian penalaran ide – ide,
analisis asumsi, prinsip, argumentasi, kesimpulan, isu, pertanyaan, keyakinan, dan tindakan yang
dihadapi.

       Ada empat bentuk alasan berpikir kritis, yaitu: dedukatif, indukatif, aktivitas informal,
aktivitas tiap hari, dan praktik. Untuk menjelaskan lebih mendalam tentang definisi tersebut,
alasan berpikir kritis adalah untuk menganalisis penggunaan bahasa, perumusan masalah,
penjelasan dan ketegasan asumsi, kuatnya bukti – bukti, menilai kesimpulan, membedakan
antara baik dan buruk argumrn, serta mencari kebenaran fakta dan nilai dari hasil yang diyakini
benar, serta tindakan yang dilakukan
FUNGSI BERPIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN
1.             Penggunaan proses berpikir kritis dalam aktivitas keperawatan sehari – hari.
2.             Membedakan sejumlah penggunaan dan isu – isu dalam keperaawatan.
3.             Mengidentifikasikan dan merumuskan masalah keperawatan.
4.             Menganalisis pengertian hubungan dari masing – masing indkasi, penyebab dan tujuan, serta
tingkat hubungan.
5.             menganalisis argumentasi dan isu – isu dalam kesimpulan dan tindakan yang dilakukan.
6.             Menguji asumsi – asumsi yang berkembang dalam keperawatan.
7.             Melaporkan data dan petunjuk – petunjuk yang akurat dalam keperawatan.
8.             Membuat dan mengecek dasar analisis dan validasi data keperawatan.
9.             Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktivitas keperawatan.
10.         Digunakan dalam memberikan penjelasan, kerja sama, pembenaran, keyakinan, dan kesimpulan
serta tindakan keperawatan yang dilakukan.
11.         Memberikan alasan – alasan yang relevan terhadap keyakinan dan kesimpulan yang dilakukan.
12.         Merumuskan dan menjelaskan nilai – nilai keputusan dalam keperawatan.
13.         Mencari alasan, kriteria, prinsip – prinsip, dan aktivitas nilai – nilai keputusan.
14.         Mengevaluasi penampilan kinerja perawat dan kesimpulan asuhan keperawatan.
BERPIKIR KRITIS DALAM SETIAP PROSES KEPERAWATAN
a.        Berpikir Kritis Dalam Tahap Pengkajian Diagnosis
       Berpikir kritis dalam tahap pengkajian adalah proses pemahaman tentang informasi apa yang
dikumpulkan, metode prngumpulan data yang akan dilakukan, beroikir tentang kesesuaian
informasi, dan membuat suatu kesimpulan tentang respons klien terhadap kondisi sakitnya.
       Perumusan masalah keperawatan merupakan  kesimpulandari hasil pengkajiandan
mengandung dua kategori mendasar, yaitu kekuatan dan perhatian terhadap masalah kesehatan
klien. Perhatian terhadap masalah meliputi kemampuan perawat untuk mengatasi masalah secara
mandiri, dan perlunya keterlibatan profesi lain dan bekerja sama secara interdisiplin, serta
perlu/tidaknya perawatan klien yang harus dirujuk ketenaga kesehatan lain. Dengan demikian,
berpikir kritis pada tahap pengkajian meliputi kegiatan pengumpulan data dan validasi.
b.        Berpikir kritis dalam tahap perencanaan
Berpikir dalam perencanaan berarti menggunakan pengetahuan untuk mengembangkan hasil
yang diharapkan. Selain itu juga memerlukan keterampilan guna mensintesis ilmu yang dimiliki
untuk memilih tindakan yang tepat. Perencanaan asuhan keperawatan biasanya ditulis berisikan
dimana dan bagaimana menolong klien berdasarkan responnya terhadap kondisi klien.

c.         Berpikir kritis dalam tahap implementasi


Berpikir kritis dalam tahap implementasi tindakan keperawatan adalah keterampilan dalam
menguji hipitesis, karena tindakan keperawatan adalah tindakan nyata yang menentukan tingkat
keberhasilan untuk mencapai tujuan. Bekerja melalui aktivitas khusus, yaitu asuhan keperawatan
untuk membantu mencapai tujuan dalam perencanaan keperawatan, akan selalu menggunakan
pikiran tentang apa yang harus dilakukan, kapan, dimana, mengapa, dan bagaimana intervensi
keperawatan dilakukan.

d.        Berpikir kritis dalam tahap evaluasi


Berpikir kritis dalam tahap evaluasi adalah mengkaji evektivitas tindakan dimana perawat
harus dapat mengambil keputusan tentang pemenuhan kebutuhan dasar klien, dan memutuskan
apakah tindakan keperawatan perlu diulang. Berpikir dan kumpulkan informasi tentang respons
klien setelah beberapa tindakan keperawatan dilakukan.
              
PENERAPAN BERPIKIR KRITIS DALAM TRANSKULTURAL
KEPERAWATAN
Ada 4 hal pokok penerapan berfikir kritis dalam keperawatan, yaitu:
Penggunaan bahasa dalam keperawatan

Berfikir kritis adalah kemampuan menggunakan bahasa secara reflektif. perawat


menggunakan bahasa verbal dan nonverbal dalam mengekspresikan idea, fikiran, info, fakta,
perasaan, keyakinan dan sikapnya terhadap klien, sesama perawat, profesi. Secara nonverbal saat
melakukan pedokumentasian keperawatan.

Argumentasi dalam keperawatansehari-hari perawat dihadapkan pada situasi harus


berargumentasi untuk menemukan, menjelaskan kebenaran, mengklarifikasi isu, memberikan
penjelasan, mempertahankan terhadap suatu tuntutan/tuduhan. Badman and Badman (1988)
argumentasi terkait dengan konsep berfikir dalam keperawatan berhubungan dengan situasi
perdebatan, upaya untuk mempengaruhi individu ataupun kelompok.Pengambilan keputusan
dalam keperawatansehari-hari perawat harus mengambil keputusan yang tepat.

Penerapan proses keperawatan. Perawat berfikir kritis pada setiap langkah proses
keperawatan, diantaranya :
a.      Pengkajian: mengumpulkan data, melakukan observasi dalam pengumpulan data berfikir kritis,
mengelola dan mengkatagorikan data menggunakan ilmu-ilmu lain.

b.      Perumusan diagnosa keperawatan: tahap pengambilan keputusan yang paling kritis,


menentukan masalah dan dengan argumen yaitu secara rasional.

c.       Perencanaan keperawatan: menggunakan pengetahuan untuk mengembangkan hasil yang


diharapkan, keterampilan guna mensintesa ilmu yang dimiliki untuk memilih tindakan.

d.      Pelaksanaan keperawatan: pelaksanaan tindakan keperawatan adalkah keterampilan dalam


menguji hipotesa, tindakasn nyata yang menentukan tingkat keberhasilan.

e.       Evaluasi keperawatan: mengkaji efektifitas tindakan, perawat harus dapat mengambil keputusan


tentang pemenuhan kebutuhan dasar klien.

Ketika seorang perawat yang dihadapkan dengan klien yang berbeda budaya, maka
perawat professional tetap memberikan asuhan keperawatan yang tinggi, demi terpenuhinya
kebutuhan dasar klien tersebut. Perawat professional akan berfikir kritis dalam menangani hal
tersebut. Tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan pada abad ke-21, termasuk
tuntutan terhadap asuhan keperawatan yang berkualitas akan semakin besar. Dengan adanya
globalisasi, dimana perpindahan penduduk antar Negara (imigrasi) dimungkinkan, menyebabkan
adaya pergeseran terhadap tuntutan asuhan keperawatan.

Leininger beranggapan bahwa sangatlah penting memperhatikan keanekaragaman budaya


dan nilai-nilai dalam penerapan asuhan keperawatan kepada klien. Bila hal tersebut diabaikan
oleh perawat, akan mengakibatkan terjadinya cultural shock. Cultural shock akan dialami oleh
klien pada suatu kondisi dimana perawat tidak mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai
budaya dan kepercayaan. Hal ini dapat menyebabkan munculnya rasa ketidaknyamanan,
ketidakberdayaan dan beberapa mengalami disorientasi. Salah satu contoh yang sering
ditemukan adalah ketika klien sedang mengalami nyeri. Pada beberapa daerah atau Negara
diperbolehkan seseorang untuk mengungkapkan rasa nyerinya dengan berteriak atau menangis.
Tetapi karena perawat memiliki kebiasaan bila merasa nyeri hanya dengan meringis pelan, bila
berteriak atau menangis akan dianggap tidak sopan, maka ketika ia mendapati klien tersebut
menangis atau berteriak, maka perawat akan memintanya untuk bersuara pelan-pelan, atau
memintanya berdoa atau malah memarahi pasien karena dianggap telah mengganggu pasien
lainnya. Kebutaan budaya yang dialami oleh perawat ini akan berakibat pada penurunan kualitas
pelayanan keperawatan yang diberikan.

Transcultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada proses belajar


dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya
dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan
dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya
atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002). Untuk memahami perbedaan budaya
yang ada maka perawat perlu berpikir secara kritis. Dalam berpikir kritis seorang perawat harus
bisa menyeleksi kebudayaan mana yang sesuai dengan kesehatan atau yang tidak menyimpang
dari kesehatan. Jika perawat dapat memahami perbedaan budaya maka akan bisa meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan dari perawat.

Budaya shock adalah kecemasan dan perasaan (dari kejutan, disorientasi, ketidakpastian,


kebingungan, dll) merasa ketika orang harus beroperasi dalam budaya yang berbeda dan tidak
dikenal seperti satu mungkin terjadi di negara asing. Ini tumbuh dari kesulitan dalam asimilasi
budaya baru, menyebabkan kesulitan dalam mengetahui apa yang sesuai dan apa yang tidak. Hal
ini sering digabungkan dengan atau bahkan tidak suka untuk jijik (moral atau estetika) dengan
aspek-aspek tertentu dari kebudayaan baru atau berbeda.

MANFAAT BERFIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN


Berikut ini merupakan manfaat berpikir kritis dalam keperawatan adalah sebagai
berikut :
1.   Penggunaan proses berpikir kritis dalam aktifitas keperawatan sehari-hari.
2.    Membedakan sejumlah penggunaan dan isu-isu dalam keperawatan
3.    Mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan.
4.    Menganalisis pengertian hubungan dari masing-masing indikasi, penyebab dan tujuan, serta
tingkat hubungan.
5.    Menganalisis argumen dan isu-isu dalam kesimpulan dan tindakan yang dilakukan.
6.   Menguji asumsi-asumsi yang berkembang dalam keperawatan.
7.    Melaporkan data dan petunjuk-petunjuk yang akurat dalam keperawatan.
8.   Membuat dan mengecek dasar analisis dan validasi data keperawatan.
9.   Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktifitas keperawatan.
10.  Memberikan alasan-alasan yang relevan terhadap keyakinan dan kesimpulan yang
dilakukan.
11.  Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam keperawatan.
12.  Mencari alasan-alasan kriteria, prinsip-prinsip dan aktifitas nilai-nilai keputusan.
13.  Mengevaluasi penampilan kinerja perawat dan kesimpulan asuhan keperawatan.

LANGKAH-LANGKAH PEMECAHAN MASALAH


1. Mengetahui hakekat dari masalah dengan mendefinisikan masalah yang dihadapi.
2. Mengumpulkan fakta-fakta dan data yang relevan.
3. Mengolah fakta dan data.
4. Menentukan beberapa alternatif pemecahan masalah.
5. Memilih cara pemecahan dari alternatif yang dipilih.
6. Memutuskan tindakan yang akan diambil.
7. Evaluasi

KESIMPULAN
Berpikir kritis adalah suatu proses berpikir sistematik yang penting bagi berpikir kritis
adalah berpikir dengan tujuan dan mengarah ke sasaran yang membantu individu membuat
penilaian berdasarkan kata bukan pikiran.
Berpikir kritis dalam keperawatan adalah komersial untuk keperawatan profesional
karena cara berpikir ini terdiri atas pendekatan holistik untuk pemecahan masalah.
SARAN
Untuk memahami secara keseluruhan berpikir kritis dalam keperawatan kita harus
mengembangkan pikiran secara rasional dan cermat, agar dalam berpikir kita dapat
mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan. Serta menganalisis pengertian
hubungan dari masing-masing indikasi, penyebab, tujuan, dan tingkat hubungan dalam
keperawatan. Sehingga saat berpikir kritis dalam keperawatan pasien akan merasa lebih nyaman
dan tidak merasa terganggu dengan tindakan perawat.

Diposkan oleh Dzikry Muhammad Nur Fauzi di 18.26 


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Popular Posts
 MAKALAH BERPIKIR KRITIS DALAM ILMU KEPERAWATAN
BERFIKIR KRITIS DALAM ILMU KEPERAWATAN (diajukan untuk memenuhi salah satu mata tugas kuliah Ilmu Keperawat
 Gejala-Gejala Kanker Payudara
Gejala-Gejala Kanker Payudara Gejala kanker payudara ...
 MAKALAH EUTHANASIA
BAB I PENDAHULUAN 1.1.          Latar Belakang Dunia kesehatan akan selalu berkembang seiring perkembangan zaman.
 Satuan Acara Pembelajaran
SAP (SATUAN ACARA PEN GAJARAN ) PENYAKIT MAGG   O leh : Dzikry Muhammad Nur...

Mengenai Saya

Dzikry Muhammad Nur Fauzi 


Lihat profil lengkapku

Arsip Blog
 ▼  2013 (4)
o ▼  Desember (4)
 MAKALAH EUTHANASIA

 Satuan Acara Pembelajaran


 MAKALAH BERPIKIR KRITIS DALAM ILMU KEPERAWATAN

 Gejala-Gejala Kanker Payudara

Pages
 Beranda

Arsip Blog
 ▼  2013 (4)
o ▼  Dese
mber(4)
 M
AKALAH
EUTHANASIA

 S
atuan Acara
Pembelajaran
 M
AKALAH BERPIKIR
KRITIS DALAM ILMU
KEPERAWATAN

 G
ejala-Gejala Kanker
Payudara
Recent Posts
Sample Text
Download
Template PT Keren Sekali. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai