Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH SEMINAR

KEBUTUHAN DASAR AMAN DAN NYAMAN


NYERI

DISUSUN OLEH KELOMPOK A3 :

1. ASRIAL RAMDAN
2. HENNYCA SAFITRI
3. VIA APRILIA
4. ROSSY OLIVIA GUSFINA
5. RILDA DWI TANIA
6. YESSI APRISMA

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN

Bengkulu, 12 April 2021

Menyetujui,

Pembimbing Penguji

(Sardaniah,SST,.M.Kes) (Ns. Tuti Angriani Utama,S.Kep,.M.Kep)

Mengetahui,

Koordinator Program Studi

(Ns. Yusran Hasymi,M.Kep,.Sp.KMB)

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan hidaya-
Nya akhirnya dapat menyelesaikan penyusunan proposal yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Dengan Nyeri Akut di RSUD M. Yunus Kota Bengkulu”. Proposal
ini ditulis sebagai persyaratan kelulusan praktik klinik D3 Keperawatan di Universita
Bengkulu. Penyusunan proposal ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang
terhormat:

1. Ibu Sardaniah,SST.,M.Kes selaku pembimbing akademik yang telah banyak memberikan


pengarahan dan bimbingan sehingga proposal ini dapat di selesaikan

2. Kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan dan saran seta kritik sehingga
proposal ini dapat di selesaikan tepat waktu.

Peneliti menyadari bahwa proposal ini masih kurang dari kesempurnaan, oleh karena
itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan proposal
ini. Akhir kata peneliti berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... ii

KATA PENGANTAR ........................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah..........................................................................................2

C. Tujuan ...........................................................................................................3

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 3

BAB II KONSEP TEORI KEPERAWATAN

A. Konsep Dasar Penyakit ......................................................................4

B. Konsep Asuhan Keperawatan ............................................................11

1. Pengkajian.......................................................................................... 11

2. Diagnosa Keperawatan ................................................................... ..15

3. Intervensi Keperawatan......................................................................15

4. Implementasi Keperawatan................................................................ 24

5. Evaluasi Keperawatan........................................................................ 24

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian......................................................................................... 25

1. Identitas Klien...........................................................................25

2. Riwayat Kesehatan.....................................................................25

3. Pola Kesehatan Fungsional........................................................ 26

4. Pemeriksaan Fisik ......................................................................29

5. Pemeriksaan Penunjang ............................................................ 31

B. Analisa Data........................................................................................ 32

C. Diagnosa Keperawatan ........................................................................ 33


D. Intervensi............................................................................................... 33

E. Implementasi.......................................................................................... 38

F. Evaluasi.................................................................................................. 49

BAB IV PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ..................................................................................58

B. Saran ............................................................................................59

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setiap manusia pasti membutuhkan perlindungan untuk menciptakan rasa
aman dan nyaman agar dapat menjalani aktivitas dengan normal tanpa ada rasa takut
dan khawatir yang membebani pikiran. Ada banyak permasalahan yang berhubungan
dengan kebutuhan rasa aman dan nyaman dimulai dari bayi hingga lansia.
Kebutuhan rasa aman yaitu suatu keadaan bebas dari segala fisik dan
psikologis merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi, serta
dipengaruhi dengan faktor lingkungan, Karena lingkungan yang aman akan secara
otomatis kebetuhan dasar manusia terpenuhi.
Kebutuhan rasa nyaman adalah suatu keadaan akan ketentraman (suatu kepuasaan
yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi),
dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah). (Kolcaba (1992,
dalam Potter & Perry, 2006).

B. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui pengertian kebutuhan rasa Aman.
2. Mengetahui pengertian kebutuhan rasa Nyaman.
3. Mengetahui asuhan keperawatan kebutuhan rasa Aman dan Nyaman.

C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup penelitian ini adalah pelaksanaan pelayanan keperawatan pada
kesehatan fraktur atau patah tulang.

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Toritis
Dengan dilakukan penelitian ini, sehingga dapat menamba wawasan
pengetahuan tentang pemenuhan asuhan keperawatan pada pasien dengan
Nyeri Akut .

2. Praktis
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi serta masukan dalam
meningkatkan asuhan keperawatan pada pasien dengan Nyeri Akut
di ruang Seruni RSUD M. Yunus Kota Bengkulu.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP DASAR
Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa juga
keadaan aman dan tentram (Potter& Perry, 2006).Kebutuhan rasa aman adalah kebutuhan
untuk melindungi diri dari bahaya fisik. Ancaman terhadap rasa aman seseorang dapat
dikategorikan sebagai ancaman mekanis, kimiawi, retmal dan bakteriologis. Kebutuhan akan
keamanan terkait dengan konteks fisiologis dan hubungan interpersonal.

Kebutuhan rasa nyaman adalah suatu keadaan yang telah terpenuhinya kebutuhan
dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman, kelegaan, dan transenden (Kolcaba 1992,
dalam Potter & Perry, 2006). Secara umum dalam aplikasinya kebutuhan rasa nyaman adalah
bebas dari rasa nyeri.

Konsep Kebutuhan Rasa Aman


Kebutuhan fisiologi merupakan kebutuhan primer yang menjadi syarat dasar bagi
kelangsungan hidup manusia guna memelihara homeostasis tubuh. Kebutuhan fisiologis ini
mutlak harus terpenuhi, jika tidak dapat berpengaruh terhadap kebutuhan lainnya (Abraham
Maslow, 1908-1970).
Kebutuhan fisiologis berkaitan dengan sesuatu yang mengancam tubuh dan kehidupan
seseorang. Ancaman itu bisa nyata atau hanya imajinasi (mis, penyakit, nyeri, cemas, dan
sebaginya).

Kebutuhan fisiologi terdiri dari:


A. Oksigen merupakan kebutuhan yang sangat mendasar bagi manusia demi
kelangsungan hidup.
B. Cairan tubuh manusia sebanyak 50-60 (. Oleh karena itu tubuh membutuhkan
keseimbangan antara pemasukkan dan pengeluaran cairan.
C. Nutrisi merupakan kebutuhan esensial pada tubuh manusia yang apabila tidak
mendapat pasukan makanan dalam waktu cukup lama akan mengalami
kerusakkan pada sel dan jaringan tubuh yang berakibat fatal bagi fungsi tubuh itu
sendiri.
D. Temperatur berfungsi secara optimal bila suhu jika tubuh berada diluar rentang
itu maka dapat menimbulkan kerusakkan bagi sel tubuh.
E. Eliminasi merupakan suatu proses untuk mengeluarkan sampah metabolisme ke
luar tubuh melalui paru-paru, ginjal, kulit, dan pencernaan.
F. Istirahat-tidur dibutuhkan oleh manusia untuk memberikan kesempatan bagi
tubuh untuk memperbaiki sel-sel tubuh yang terganggung atau rusak. Hubungan
Interpersonal.

G. Hubungan interpersonal bergantung pada banyak faktor, seperti kemampuan


berkomunikasi, kemampuan mengontrol masalah, kemampuan memahami,
tingkah laku yang konsisten dengan orang lain, serta kemampuan memahami
orang-orang di sekitarnya dan lingkungannya. Ketidaktahuan akan sesuatu
kadang membuat perasaan cemas dan tidak aman (Asmadi, 2005).

Konsep Kebutuhan Rasa Anyaman

H. Ketentraman
Ketentraman yaitu suatu keadaan yang aman dan teratur yang tidak menimbulkan
kekacauan yang membuat hati dan pikiran tenang.
Contoh : Mengerjakan tugas kuliah yang di berikan
I. Kelegaan
Lega atau rileks yaitu suatu kadaan yang membuat seseorang merasa senang tidak
gelisah (khawatir) karena kebutuhan telah terpenuhi.
Contoh : Merasa senang ketika telah membayar uang SPP.

Prinsip Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman

 Kebutuhan rasa aman dan nyaman mencakup empat aspek yaitu :


 Fisik yaitu berhubungan dengan sensasi tubuh
 Sosial yaitu berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan sosial.
 Psikospiritual yaitu berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri
yang meliputi harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan.
 Lingkungan yaitu berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal manusia
seperti cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur alamiah lainnya.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rasa Aman dan Nyaman

A. Emosi : Emosi menyebabkan marah depresi, dan kecemasan yang akan


mempengaruhi keselamatan dan kenyaman seseorang.
B. Status Mobilisasi : Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran
menurun memudahkan terjadinya resiko injury yang mempengaruhi keamanan dan
kenyamanan seseorang.
C. Gangguan Persepsi Sensori : Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yang
berbahaya seperti gangguan penciuman dan penglihatan.
D. Keadaan Imunits : Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang
sehingga mudah terserang penyakit
E. Status nutrisi : Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah
menimbulkan penyakit, demikian sebaliknya dapat beresiko terhadap penyakit
tertentu.
F. Jenis kelamin : Secara umum pria dan wanita berbeda dalam menangapi seseuatu
yang menggangu keamanan dan kenyamanan mereka.

G. Usia : Perbedaan usia mempengaruhi tingkat keamanan dan kenyamanan.


B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

A. Identitas pasien

a) Nama : Dikaji untuk mengenal atau memanggil agar tidak keliru

dengan pasien-pasien lain.

b) Umur : Untuk mengetahui apakah pasien masih dalam masa

reproduksi.

c) Agama : Untuk mengetahui pandangan agama klien mengenai

gangguan reproduksi.

d) Pendidikan : Dikaji untuk mengetahui sejauh mana tingkat

intelektualnya sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai

dengan pendidikannya.

e) Suku/bangsa : Dikaji untuk mengetahui adat istiadat atau kebiasaan

sehari-hari pasien.

f) Pekerjaan : Dikaji untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial

ekonominya.

g) Alamat : Dikaji untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan.

b. Alasan Kunjungan Alasan apa yang mendasari ibu datang.

Tuliskan sesuai uangkapan.

a. Keluhan Utama

Dikaji dengan benar-benar apa yang dirasakan ibu untuk mengetahui

permasalahanutama yang dihadapi ibu mengenai kesehatan reproduksi.

b. Riwayat Kesehatan

a) Riwayat kesehatan yang lalu

Dikaji untuk mengetahui penyakit yang dulu pernah diderita yang


dapat mempengaruhi dan memperparah penyakit yang saat ini

diderita.

b) Riwayat kesehatan sekarang

Data ini dikaji untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit

yang diderita pada saat ini yang berhubungan dengan gangguan

reproduksi terutama kista ovarium.

c) Riwayat kesehatan keluarga

Data ini dikaji untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh

penyakit keluarga terhadap gaangguan kesehatan pasien.

c. Riwayat Perkawinan

Untuk mengetahui status perkawinan, berapa kali menikah, syah atau

tidak, umur berapa menikah dan lama pernikahan.

d. Riwayat menstruasi

Untuk mengetahui tentang menarche umur berapa, siklus, lama

menstruasi, banyak menstruasi, sifat dan warna darah,

disminorhoe atau tidak dan flour albus atau tidak. Dikaji untuk

mengetahui ada tidaknya kelainan system reproduksi sehubungan

dengan menstruasi.

e. Riwayat Kehamilan, Persalinan Dan Nifas Yang Lalu

Bertujuan untuk mengetahui apabila terdapat penyulit, maka bidan

harus menggali lebih spesifik untuk memastikan bahwa apa yang terjadi

pada ibu adalah normal atau patologis.

f. Riwayat KB

Dikaji untuk mengetahui alat kontrasepsi yang pernah dan saat ini

digunakan ibu yang kemungkinan menjadi penyebab atau berpengaruh


pada penyakityang diderita saat ini.

g. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari

a) Nutrisi

Dikaji tentang kebiasaan makan, apakah ibu suka memakan

makanan yang masih mentah dan apakah ibu suka minum minuman

beralkohol karena dapat merangsang pertumbuhan tumor dalam

tubuh.

b) Eliminasi

Dikaji untuk mengetahui pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang

air besar meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi dan bau serta

kebiasaan air kecil meliputi frekuensi, warna, jumlah.

c) Hubungan seksul

Dikaji pengaruh gangguan kesehatan reproduksi tersebut apakah

menimbulkan keluhan pada hubungan seksual atau sebaliknya.

d) Istirahat

Dikaji untuk mengetahui apakah klien beristirahat yang cukup atau

tidak.

e) Personal hygiene

Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga kebersihan

tubuh terutama pada daerah genetalia.

f) Aktivitas

Dikaji untuk menggambarkan pola aktivitas pasien seharihari. Pada

pola ini perlu dikaji pengaruh aktivitas terhadap kesehatannya.

H. Pemeriksaan Fisik

a) Keadaan umum
Dikaji untuk menilai keadaan umum pasien baik atau tidak.

b) Kesadaran

Dikaji untuk menilai kesadaran pasien.

c) Vital sign

Dikaji untuk mengetahui keadaan ibu berkaitan dengan kondisi

yang dialaminya, meliputi : Tekanan darah, temperatur/ suhu, nadi

serta pernafasanPemeriksaan fisik dilakukan dari ujung rambut

sampai ujung kaki.

d) Kepala : Dikaji untuk mengetahui bentuk kepala, keadaan

rambut rontok atau tidak, kebersihan kulit kepala.

e) Muka : Dikaji untuk mengetahui keadaan muka oedem atau

tidak, pucat atau tidak.

f) Mata : Dikaji untuk mengetahui keadaan mata sklera ikterik

atau tidak, konjungtiva anemis atau tidak.

g) Hidung : Dikaji untuk mengetahui keadaan hidung simetris atau

tidak, bersih atau tidak, ada infeksi atau tidak.

h) Telinga : Dikaji untuk mengetahui apakah ada penumpukan

sekret atau tidak.

i) Mulut : Dikaji untuk mengetahui apakah bibir pecah-pecah atau

tidak, stomatitis atau tidak, gigi berlubang atau tidak.

j) Leher : Dikaji untuk mengetahui apakah ada pembesaran

kelenjar tiroid, limfe, vena jugularis atau tidak.

k) Ketiak : Dikaji untuk mengetahui apakah ada pembesaran

kelenjar limfe atau tidak.

l) Dada : Dikaji untuk mengetahui apakah simetris atau tidak,


ada benjolan atau tidak.

m) Abdomen : Dikaji untuk mengetahui luka bekas operasi dan

pembesaran perut.

n) Ekstermitas atas : Dikaji untuk mengetahui keadaan turgor baik

atau tidak, ikterik atau tidak, sianosis atau tidak.

o) Ekstermitas bawah : Dikaji untuk mengetahui keadaan turgor baik

atau tidak, sianosis atau tidak, oedem atau tidak, reflek patella

positif atau tidak.

p) Genitalia : Untuk mengetahui apakah ada kelainan, abses ataupun

pengeluaran yang tidak normal.

q) Anus : Dikaji untuk mengetahui apakah ada hemorrhoid atau

tidak.

I. Pemeriksaan Penunjang

Mendukung diagnosa medis, kemungkinan komplikasi, kelainan dan

penyakit.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik

A. ANALISA DATA

DATA/SYMPTOM ETIOLOGI/PENYEBAB PROBLEM


DS : AGEN PENCEDERA NYERI AKUT
Pasien mengatakan FISIK
nyeri di kaki kanan
karena fraktur akibat
kecelakaan.
P : nyeri disebabkan
karena fraktur di
kaki kanan.
Q : nyeri dirasakan
seperti tajam – tajam
ditusuk.
R : nyeri menyebar ke
seluruh bagian kaki
kanan.
S : skala nyeri 7 (nyeri
berat).
T : nyeri kadang –
kadan
timbul,biasanya
sampai 10 menit.

DO :
Pasien tampak
gelisah dan meringis
saat nyeri timbul.
Ttv :
TD : 130/80 mmHg
S : 37 ᵒC
N : 72 x/menit
R : 23xmenit

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik.

C. INTERVENSI
Nama pasien : Tn. I
Umur : 42 th
No Cm : 834676

DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVESI RASONAL


KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
1.nyeri akut Setelah di lakukan 1.Pemeriksaan TTV 1.Dengan
berhubungan dengan tindakan mengobservasi Ttv
agen pancedera keperawatan selama perawat bisa
fisik 1x24 jam masalah menetapkan langkah
nyeri teratasi selanjutnya
Dengan kriteria hasil
1.keluhan nyeri Observasi : Observasi
menurun 1,lokasi dan 1.mengetahui
2.Meringis menurun penyebaran nyeri perkembangan nyeri
3.Gelisah menurun 2.identifikasi faktor dan tanda tanda nyeri
4.Kesulitan tidur pencetus dan pereda 2.mengetahui respon
menurun nyeri pasien terhadap nyeri
5.ketegangan otot 3.monitor kualitas 3.menumbuhkan
menurun nyeri sikap saling percaya
6.perasaan takut 4.monitor intensitas 4.mengetahui
mengalami cidera nyeri dengan perubahan status
berulang tidak ada menggunakan skala kesehatan setelah
lagi 5.monitor durasi dan pemberian obat
frekuensi nyeri 5.memberikan
informasi untuk
membantu dalam
menentukan pilihan

Terapeutik :
1.atur interval waktu 6.memastikan tidak
pemantauan sesuai terjadi kesalahan
dengan kondisi 7.menghindari
pasien kesalahan pemberian
2.dokumentasikan obat
hasil

Edukasi :
1.jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
2.informasikan hasil
pemantauan
3,jelaskan strategi
meredakan nyeri

Kolaborasi
pemberian analgetik

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana keperawatan untuk mencapai
tujuan yang spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah rencana keperawatan
disusun dan ditujukan pada nursing order untuk membantu pasien mencapai
tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, rencana keperawatan yang spesifik
dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah
kesehatan pasien. Tujuan dari implementasi adalah membantu pasien dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping.
Perencanaan keperawatan lain dapat dilaksanakan dengan baik jika pasien
mempunyai keinginan untuk berpartisipasi dalam implementasi keperawatan
(Nursalam, 2009).

E. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi merupakan suatu proses kontiyu yang terjadi saat anda melakukan
kontak dengan pasien. Setelah melakukan intervensi, kumpulkan data subjektif
dan objektif dari pasien, keluarga, dan anggota tim kesehatan. Selain itu, anda
juga meninjau ulang pengetahuan tentang status terbaru dari kondisi, terapi
sumber daya pemulihan, dan hasil yang diharapkan. Anda dapat mengevaluasi
pasien secara baik. Jika hasil telah dipenuhi, bearti tujuan untuk pasien juga
terpenuhi. Bandingkan perilaku dan respon pasien sebelum dan sesudah
dilakukan asuhan keperawatan. Bisa disimpulkan bahwa langkah-langkah
evaluasi sebagai berikut:
a. Daftar tujuan pasien
b. Lakukan pengkajian apakah pasien dapat melakukan sesuatu
c. Bandingkan antara tujuan dan kemampuan pasien
d. Diskusikan dengan pasien dengan keluarga apakah tujuan dapat tercapai
atau tidak.
BAB III

LAPORAN KASUS

D. Pengkajian
Hari/Tanggal : Kamis, 01 April 2021
Jam
Ruangan : SERUNI
Perawat : Kelompok A3
1. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. I
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 42 tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Tukang
Alamat : Jl. Sumber Jaya
No.Cm : 834676
Diagnosa Medis : Open Fraktur Regio Cruris Dextra

PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. M
Umur : 51 tahun
Alamat : Jl.Sumber Jaya
Pekerjaan : TKBM Pelabuhan

2. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Kesehatan Pasien
 Keluhan Utama : Pasien mengeluh sakit atau nyeri di kaki kanan, sakit
dikarenakan kaki patah akibat kecelakaan. Pasien tampak gelisah dan pegal di bagian
pinggul serta merasakan kram di kaki.
 Riwayat Penyakit Sekarang : pasien dibawah keluarga ke rumah sakit pada tanggal 30
Maret 2021 dengan keluhan patah dikaki akibat kecelakaan saat dilakukan pengkajian
pasien mengatakan
P: Nyeri disebabkan karena patahnya tulang di bagian ektremitas bagian bawah akibat
kecelakaan
Q: Nyeri tajam-tajam seperti di tusuk-tusuk
R: Nyeri menyebar ke seluruh bagian kaki kanan
S: Skala nyeri 7 nyeri berat dari 1-10
T: Nyeri hilang timbul, selama 10 menit
Tanda-tanda vital :
Td : 130/80 mmHg
N:72x/menit
S: 37°c
Rr: 23x/ menit
 Riwayat Penyakit Dahulu : pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit sebelumnya
dan tidak pernah dirumah sakit
2. Riwayat Penyakit Keluarga: pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang
memiliki penyakit dan keluhan yang sama
3. PENGKAJIAN POLA FUNGSI GORDON
4. Pasien merupakan perokok aktif
5. Pasien tidak menggunakan alkohol
6. Pasien saat ini diberi cairan infus RL (ringel laktat)500cc, dengan IV untuk
mengganti cairan yang hilang akibat luka
7. Nyeri masih terasa tajam seperti ditusuk-tusuk
8. Skala nyeri 7 nyeri berat dari 1-10
9. Pasien masih tampak gelisah karena akan di operasi

 Pola Aktivitas
1. Pasien tidak bisa mandi sendiri, pasien mandi dibantu keluarga dengan pasien
tetap diatas tempat tidur
2. Pasien dijaga kebersihannya oleh perawat dan keluarga
3. Aktivitas sehari-hari sebelum sakit yaitu pasien bekerja sebagai Tukang
4. Kemampuan perawatan diri :

AKTIVITAS 0 1 2 3 4
Mandi
Berpakaian / berdandan
Mobilisasi di tempat tidur
Pindah
Ambulasi
Makan /minum

Keterangan :
Skore 0 : Mandiri
Skore 1 : Dibantu Sebagian
Skore 2 : Perlu dibantu orang lain
Skore 3 : Perlu dibantu orang lain dan alat
Skore 4 : Tergantung /tidak mampu

 Pola Istirahat dan Tidur

WAKTU SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT


Senin, 22 Maret 2021 Malam: 8 jam Malam : 5 jam
Siang : 2 jam Siang : 1 jam
Selasa, 23 Maret 2021 Malam: 8 jam Malam : 5 jam
Siang : 2 jam Siang : 1 jam
Rabu, 24 Maret 2021 Malam: 8 jam Malam : 5 jam
Siang : 2 jam Siang : 1 jam
a. Pasien sering tidur tetapi mudh terbangun
b. Jika nyeri terasa maka pasien susah tidur atau gelisah
c. Pasien tidak terganggu dengan suara-suara lain di ruangan
 Pola Nutrisi

WAKTU JENIS SEBELUM SAKIT SESUDAH SAKIT


Senin, 22 Maret MAKAN 3X1 Perhari 3X1 Perhari
2021 Nasi + lauk Nasi + lauk
1 porsi 1 porsi
MINUM 2-3 Liter 2-3 Liter
Air putih Air putih
Selasa, 23 Maret MAKAN 3X1 Perhari 3X1 Perhari
2021 Nasi + lauk Nasi + lauk
1 porsi 1 porsi
MINUM 2-3 Liter 2-3 Liter
Air putih Air putih
Rabu, 24 Maret MAKAN 3X1 Perhari 3X1 Perhari
2021 Nasi + lauk Nasi + lauk
1 porsi 1 porsi
MINUM 2-3 Liter 2-3 Liter
Air putih Air putih

 Pola Eliminasi

WAKTU JENIS SEBELUM SAKIT SESUDAH


SAKIT

Senin, 22 BAK
Maret 2021 a. Kebiasaan a. 6-8 x dalam a. 2 x dalam
b. Frekuensi sehari sehari
c. Warna b. 1.500 Ml dalam b. 1200 ML
d. Bau 24 jam dalam
c. Jernih sehari
d. Amoniak c. Jernih
kekuningan
d. amoniak
BAB Tidak ada
a. Kebiasaan a. 1x sehari
b. Terkstur b. Lunak
c. Ada c. Tidak ada
darah/tidak
Selasa, 23 BAK
Maret 2021 a. Kebiasaan a. 6-8 x dalam a. 2 x dalam
b. Frekuensi sehari sehari
c. Warna b. 1.500 Ml dalam b. 1000 ML
d. Bau 24 jam dalam
c. Jernih sehari
d. Amoniak c. Jernih
kekuningan
d. amoniak
BAB
a. Kebiasaan a. 1x sehari Tidak ada
b. Terkstur b. Lunak
c. Ada c. Tidak ada
darah/tidak
Rabu, 24 BAK
Maret 2021 a. Kebiasaan a. 6-8 x dalam a. 2 x dalam
b. Frekuensi sehari sehari
c. Warna b. 1.500 Ml dalam b. 700 ML
d. Bau 24 jam dalam
c. Jernih sehari
d. Amoniak c. Jernih
kekuningan
d. amoniak
BAB
a. Kebiasaan a. 1x sehari Tidak ada
b. Terkstur b. Lunak
c. Ada c. Tidak ada
darah/tidak

 Pola Konsep Diri


1. Klien merasa dirinya sudah tenang dan ikhlas atas apa yang menimpah dirinya
2. Klien mampu menerima keadaannya sekarang
3. Untuk saat ini klien merasa belum bisa beraktivitas
4. Klien bisa diajak untuk bekerja sama

 Pola Koping
1. Pada saat masuk ke Rumah Sakit klien dalam keadaan meringis dan kesakitan
akibat kecelakaan yang menyebabkan bagian kaki kanannya patah
2. Klien tidak mampu beraktivitas seperti sebelum masuk Rumah Sakit
3. Klien berharap agar kakinya bisa cepat sembuh dengan lancarnya proses operasi

 Pola Nilai dan Kepercayaan


1. Klien menganut agama Islam
2. Sebelum sakit klien tidak mengalami kesulitan untuk beribadah
3. Setelah sakit klien mengalami kesulitan untuk beribadah

3. PEMERIKSAAN FISIK
a) Keadaan umum
1. Kesadaran : Compos Mentis (sadar penuh)
2. Kondisi pasien secara umum lemah dan gelisah.
3. Tanda-tanda vital:
Td : 130/80 mmHg
N : 72x/menit
S : 37ᵒC
R : 23x/menit
4. TB : 160 (Tidak ada perubahan)
BB : 65 (Tidak ada perubahan)
5. Keadaan kulit
Warna : Kecoklatan
Tekstur : Sedikit
Kelainan kulit : Tidak ada
b) Pemeriksaan Cepalo Kaudal
a. Kepala
1. Bentuk kepala simetris, kulit kepala bersih, rambut menyebar merata, dan
ada bekas luka di dahi akibat kecelakaan.
2. Mata
Bersih, penglihatan normal, pupil miosis, reflek normal (ada), sklera putih
kekuning-kuningan dan konjungtiva merah muda.
3. Hidung
Berfungsi baik, tidak ada sekret,dan tidak ada nyeri tekan atau
pembengkakan.
4. Telinga
Simetris kanan kiri, tidak ada nyeri,bersih dan berfungsi baik.
5. Mulut
Bicara normal, mukosa lembab, gigi merata atau rapi, mulut bersih,
pergerakan mulut nomal, dan tidak ada suara nafas lain.
b. Leher
 Bentuk simetris
 Tidak ada pembengkakan
 Pergerakan normal
 Tidak ada nyeri tekan
 Tidak ada pembesaran tiroid
c. Dada
 Inspeksi : Simetris, otot pergerakan dada normal, pernafasan normal,
tidak ada lesi atau luka bekas operasi.
 Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa, tidak ada
pembengkakan dan kedalaman nafas 2-3 cm.
 Perkusi : -
 Auskultasi : Bunyi nafas normal (vesikuler) dan bunyi jantung normal.
d. Abdomen
 Inspeksi : Simetris,luka di bagian pinggul, luka tidak besar atau tidak
parah, dan tidak ada kelainan pada abdomen.
 Auskultasi : Bising usus 12-13 x/menit.
 Perkusi : -
 Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
e. Ekstremitas
 Atas : Tangan lengkap, tidak ada kelainan jari, simetris kanan kiri,
bergerak normal, kekuatan otot kuat 5|5, bahu,siku,pergelangan tangan
dan jari bergerak normal. Tangan kiri terpasang infus (cairan RL 500
CC /20 tetes perMenit). Disiku kanan terdapat luka goresan akibat
kecelakaan.
 Bawah : Kaki lengkap, kekuatan otot 0|5, bentuk normal, tidak ada
varises, pinggul lemah dan pegal karena lebam akibat kecelakaan, dan
lutut, kaki, dan jari lengkap.
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Radiologi
Thoraks : PA
 Foto simetris dan Inspirasi cukup
 Trakea masih ditengah
 Cor tidak membesar
 Diagfragma normal
 Pulmo
- Hilli sulit dinilai
- Gerakan bronkovaskuler meningkat
- Tidak tampak pembercakan di kedua lapang paru

KESAN : Tidak nampak kardiomegali dan pulmo tidak nampak kelainan.

b. Laboratorium

Jenis pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan


Hematologi
Hematokrit 41 37 – 47 Vol%
Hemoglobin 13,6 13,0 – 16,0 g/dl
Leukosit 12.100 4000 – 10000 /ul
Trombosit 197.000 150000 – 450000 /ul

Hitung jenis
Basofil 1,0 0,0 – 1,0 %
Eosinofil 2,0 1,0 – 6,0 %
Batang 2 3–5 %
Segmen 73,0 35,0 – 70,0 %
Limfosit 16,0 20,0 – 45,0 %
Monosit 4,0 2,0 – 10,0 %
Hemostatis
APTT 29,3 25,5 – 42,1 Detik
Kimia darah
Fungsi hati
SGOT 58 <50 u/l
SGPT 58 <50 u/l

Diabetes
Glukosa darah 106 <160 Mg/dl
sewaktu
Fungsi ginjal
Ureum 27 20 – 40 Mg/dl
creatinin 0,8 0,5 – 1,2 Mg/dl
Elektrolit
Natrium 134 135 – 145 Mmol/L
Kalium 4,6 3,4 – 5,5 Mmol/L
chlorida 104 50 - 200 Mmol/L

5. TERAPI YANG DIBERIKAN

No Hari/tgl Nama obat Dosis Cara Manfaat


pemberian
1. Senin, 22 Transamin 3x1 IV Untuk menghentikan
maret pendarahan serta nyeri
2021 Cefazol 3x1 IV Untuk mencegah infeksi
Cairan infus 500 cc IV Untuk menggantikan cairan
RL yang hilang.
2. Selasa, 23 transamin 3x1 IV Untuk menghentikan nyeri
maret dan perdarahan
2021 Cefazolin 1cc IV Untuk mencegah infeksi
bakteri
Cairan infus 500 cc IV Untuk menggantikan cairan
RL yang hilang
3. Rabu,24 transamin 3x1 IV Untuk menghentikan nyeri
maret dan perdarahan
2021 Cefazolin 1cc IV Untuk mencegah infeksi
bakteri
Cairan infus 500cc IV Untuk menggantikan cairan
RL yang hilang

E. ANALISA DATA

DATA/SYMPTOM ETIOLOGI/PENYEBAB PROBLEM


DS : AGEN PENCEDERA FISIK NYERI AKUT
Pasien mengatakan nyeri di
kaki kanan karena fraktur
akibat kecelakaan.
P : nyeri disebabkan karena
fraktur di kaki kanan.
Q : nyeri dirasakan seperti
tajam – tajam ditusuk.
R : nyeri menyebar ke
seluruh bagian kaki kanan.
S : skala nyeri 7 (nyeri berat).
T : nyeri kadang – kadan
timbul,biasanya sampai 10
menit.

DO :
Pasien tampak gelisah dan
meringis saat nyeri timbul.
Ttv :
TD : 130/80 mmHg
S : 37 ᵒC
N : 72 x/menit
R : 23xmenit

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik.
G. INTERVENSI
Nama pasien : Tn. I
Umur : 42 th
No Cm : 834676

DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVESI RASONAL


KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
1.nyeri akut Setelah di lakukan 1.Pemeriksaan TTV 1.Dengan
berhubungan dengan tindakan mengobservasi Ttv
agen pancedera keperawatan selama perawat bisa
fisik 1x24 jam masalah menetapkan langkah
nyeri teratasi selanjutnya
Dengan kriteria hasil
1.keluhan nyeri Observasi : Observasi
menurun 1,lokasi dan 1.mengetahui
2.Meringis menurun penyebaran nyeri perkembangan nyeri
3.Gelisah menurun 2.identifikasi faktor dan tanda tanda nyeri
4.Kesulitan tidur pencetus dan pereda 2.mengetahui respon
menurun nyeri pasien terhadap nyeri
5.ketegangan otot 3.monitor kualitas 3.menumbuhkan
menurun nyeri sikap saling percaya
6.perasaan takut 4.monitor intensitas 4.mengetahui
mengalami cidera nyeri dengan perubahan status
berulang tidak ada menggunakan skala kesehatan setelah
lagi 5.monitor durasi dan pemberian obat
frekuensi nyeri 5.memberikan
informasi untuk
membantu dalam
menentukan pilihan

Terapeutik :
1.atur interval waktu 6.memastikan tidak
pemantauan sesuai terjadi kesalahan
dengan kondisi 7.menghindari
pasien kesalahan pemberian
2.dokumentasikan obat
hasil

Edukasi :
1.jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
2.informasikan hasil
pemantauan
3,jelaskan strategi
meredakan nyeri

Kolaborasi
pemberian analgetik

H. IMPLEMENTASI

Hari / Tanggal Implementasi Respon Ttd


Keperawatan
Senin, 22 maret 1. Pemeriksaan TTV 1.Hasil pemeriksaan
2021 ttv:
TD : 179/100mmHg
N :80 x/menit
S : 37ᵒC
R :24x/menit

2. Mengkaji keluhan 2.Dilakukan


pasien pemeriksaan
Keluhan: pasien
mengatakan nyeri
dikaki kanan karena
fraktur di bagian 1/3
distal tibia dextra akibat
kecelakaan.

3. Mengkaji penyebab 3.P : nyeri disebabkan


nyeri, mengobservasi karena fraktur di kaki
lokasi,mengukur skala kanan
nyeri,karakteristik,dan Q : nyeri tajam seperti
penyebaran nyeri. ditusuk-tusuk
R : nyeri menyebar
diseluruh bagian kaki
kanan
S : skala nyeri 7(nyeri
berat)
T : lama nyeri sekitar
10 menit, nyeri timbul
kadang-kadang
4. Pemberian analgetik 4..Pasien diberi cairan
infus : RL 500cc
sebanyak 20tetes/menit
melalui IV dan diberi
obat anti
nyeri( transamin 3x1)
5. Mengajarkan cara 5.Pasien melakukan
meredakan nyeri relaksasi nafas dalam.

Selasa,23 maret 1. Pemeriksaan TTV 1.Hasil pemeriksaan


2021 ttv:
TD : 158/98mmHg
N :72x/menit
S : 37ᵒC
R :23x/menit

2. Mengkaji keluhan 2. pasien mengatakan


pasien setelah operasi nyeri
masih terasa berat

3. Mengkaji penyebab 3. hasil :


nyeri, mengobservasi P : Pasien mengatakan
lokasi,mengukur skala nyeri disebabkan karena
nyeri,karakteristik,dan fraktur di kaki kanan.
penyebaran nyeri. Q : Nyeri tajam seperti
ditusuk-tusuk
R : Nyeri menyebar
keseluruh bagian kaki
kanan
S : Skala nyeri 7 (nyeri
berat)
T : lama nyeri sekitar
10 menit.

4. Pemberian analgetik 4.Pasien diberi cairan


infus : RL 500cc
sebanyak 20tetes/menit
melalui IV dan diberi
obat anti
nyeri( transamin 3x1)

5. Mengajarkan cara 5.Pasien melakukan


meredakan nyeri relaksasi nafas dalam.
1. Pemeriksaan TTV 1.Hasil pemeriksaan
Rabu,24 maret 2021 TTV
TD : 155/83 mmHg
N : 78x/menit
R : 24x/menit
S : 37.1 ᵒC

2. Mengkaji penyebab 2.Hasil


nyeri, mengobservasi P : Pasien mengatakan
lokasi,mengukur skala nyeri disebabkan karena
nyeri,karakteristik,dan fraktur di kaki kanan.
penyebaran nyeri. Q : Nyeri tajam seperti
ditusuk-tusuk
R : Nyeri menyebar
keseluruh bagian kaki
kanan
S : Skala nyeri 7 (nyeri
berat)
T : lama nyeri sekitar
10 menit.

3. Pemberian analgetik 3.Pasien diberi cairan


infus : RL 500cc
sebanyak 20tetes/menit
melalui IV dan diberi
obat anti
nyeri( transamin 3x1)

4.Mengajarkan cara 4.Pasien melakukan


meredakan nyeri relaksasi nafas dalam.

I.EVALUASI

HARI/TANGGAL/JA DIAGNOSA EVALUASI TTD


M KEPERAWATAN
Senin ,22 maret 2021 Nyeri Akut S:
Jam 09.00 berhubungan dengan -pasien mengatakan nyeri
pancedera fisik Di kaki kanan karena
fraktur akibat kecelakaan .
P: nyeri di sebabkan karena
fraktur di kaki kanan akibat
kecelakaan
Q: nyeri tajam seperti
ditusuk tusuk
R:nyeri menyebar
keseluruh bagian kaki
kanan
S : Skala nyeri 7 dari 1-
10 ,nyeri berat
T : Lama nyeri 10 menit
O :
- Pasien tampak gelisah
- Terdapat fraktur di kaki
kanan
- Terpasang bidai dan
balutan di kaki kanan
- Terpasang infus di tangan
kiri,Cairan Rl 20 tetes
/menit
- Tanda Tanda Vital :
TD : 179/100mmHg
N :80 x/menit
S : 37ᵒC
R :24x/menit

A : Masalah belum teratasi


P : Intervensi di lanjutkan
Selasa, 23Maret 2021 Nyeri Akut S:
Jam 09.00 berhubungan dengan -pasien mengatakan setelah
pancedera fisik dilakukan operasi nyeri
masih ada tetapi berkurang
dari sebelumnya
P: nyeri di sebabkan karena
fraktur di kaki kanan akibat
kecelakaan
Q: nyeri tajam seperti
ditusuk tusuk
R:nyeri menyebar
keseluruh bagian kaki
kanan
S : Skala nyeri 6 dari 1-
10 ,nyeri sedang
T : Lama nyeri 7-8 menit
O :
- Pasien tampak gelisah
- Terdapat fraktur di kaki
kanan
- Terpasang bidai dan
balutan di kaki kanan
- Terpasang infus di tangan
kiri,Cairan Rl 20 tetes
/menit
- Tanda Tanda Vital :

TD : 158/98mmHg
N :72x/menit
S : 37ᵒC
R :23x/menit

A : Masalah Belum
teratasi
P : Intervensi di lanjutkan

Rabu, 24Maret 2021 Nyeri Akut S:


Jam 09.00 berhubungan dengan -pasien mengatakan setelah
pancedera fisik dilakukan operasi nyeri
berkurang tetapi masih ada
P: nyeri di sebabkan karena
fraktur di kaki kanan akibat
kecelakaan
Q: nyeri tajam seperti
ditusuk tusuk
R:nyeri menyebar
keseluruh bagian kaki
kanan
S : Skala nyeri 5 dari 1-
10 ,nyeri ringan
T : Lama nyeri 5 menit
O :
- Pasien tampak gelisah
- Terdapat fraktur di kaki
kanan
- Terpasang bidai dan
balutan di kaki kanan
- Terpasang infus di tangan
kiri,Cairan Rl 20 tetes
/menit

- Tanda Tanda Vital :

TD : 155/83 mmHg
N : 78x/menit
R : 24x/menit
S : 37.1 ᵒC

A : Masalah Teratasi
P : Intervensi di hentikan

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah dilakukan asuhan keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan meliputi


pengkajian menegakkan diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi,
maka pada abab ini penulis akan membahas mengenai kesenjangan antara teori dengan
kenyataan yang ditemukan dalam perawatan kasus Fraktur yang telah dilakukan asuhan
keperawatan mulai dari 22 Maret 2021 - 24 Maret 2021 di ruangan Seruni yang dapat
diuraikan sebagai berikut:

A. Pengkajian Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Pengkajian adalah proses
pengumpulan semua data secara sistematis yang bertujuan untuk menentukan status
kesehatan pasien saat ini. Pengkajian harus dilakukan secara komprehensif terkait
dengan aspek biologis, psikologis, social, maupun spiritual pasien (Kozier et al.,
2010). Pengkajian nyeri yang akurat penting untuk upaya penatlakasanaan nyeri yang
efektif. Oleh karena nyeri merupakan pengalaman yang subjektif dan dirasakan secara
berbeda pada masing – masing individu, maka perawat perlu mengkaji semua faktor
yang memengaruhi nyeri seperti faktor fisiologis, psikologis, perilaku, emosional, dan
sosiokultural. Pengkajian nyeri terdiri atas dua komponen utama, yakni riwayat nyeri
untuk mendapatkan data dari pasien dan observasi langsung pada respons perilaku
dan fisiologis pasien.Tujuan pengkajian adalah untk mendapatkan pemahaman
objektif terhadap pengalaman subjektif.(Mubarak et al., 2015).
Data perawatan yang dikaji dan mesti didapatkan pada pasien mencakup hal sebagai
berikut :
a. Alasan masuk rumah sakit (MRS) : keluhan utama pasien saat MRS dan saat dikaji.
Pasien mengeluh nyeri, dilanjutkan dengan riwayat kesehatan sekarang, dan
kesehatan sebelumnya. (Mubarak et al., 2015). Riwayat kesehatan menurut Suratun &
Lusianah (2010) karakteristik pada gastritis meliputi nafsu makan berkurang, rasa
penuh pada perut, nyeri pada epigastrium (ulu hati), dan mual.
a. Kebutuhan rasa nyaman (nyeri). Data didapatkan dengan anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Anamnesis untuk mengkaji karakteristik nyeri yang diungkapkan
oleh pasien dengan pendekatan PQRST (Provokatif/Paliatif, yaitu factor yang
memngaruhi gawat atau ringannya nyeri; quality, kualitas dari nyeri seperti apakah
rasa tajam, tumpul, atau tersayat; region yaitu daerah perjalaran nyeri; severity adalah
keparahan atau intensitas nyeri; dan time adalah lama atau waktu serangan atau
frekuensi nyeri) (Mubarak et al., 2015).
b. Riwayat nyeri
Saat mengkaji riwayat nyeri, perawat sebaiknya memberi pasien kesempatan untuk
mengungkapkan cara pandang mereka terhadap nyeri dan situasi tersebut dengan kata
– kata mereka sendiri. Langkah ini akan membantu perawat memahami makna nyeri
bagi pasien dan bagaimana koping terhadap situasi tersebut. Secara umum, pengkajian
riwayat nyeri meliputi beberapa aspek, anatara lain: (Mubarak et al., 2015)
1) Lokasi. Untuk menentukan lokasi nyeri yang spesifik, minta pasien menunjukkan
area nyerinya. Pengkajian ini bias dilakukan dengan bantuan gambar tubuh. Pasien
bias menandai bagian tubuh yang mengalami nyeri. Ini sangat bermanfaat, terutama
untuk pasien yang memiliki lebih dari satu sumber nyeri (Mubarak et al., 2015).
2) Intensitasnyeri.Penggunaanskalaintensitasnyeriadalahmetodeyangmudah dan
terpercaya untuk menentukan intensitas nyeri pasien. Skala nyeri yang paling sering
digunakan adalah rentang 0-5 atau 0-10. Angka “0” menandakan tidak nyeri sama
sekali dan angka tertinggi menandakan nyeri terhebat yang dirasakan pasien(Mubarak
et al., 2015).

3) Kualitas nyeri. Terkadang nyeri bias terasa seperti “dipukul-pukul” atau “ditusuk-
tusuk”. Perawat perlu mencatat kata-kata yang digunakan pasien untuk
menggambarkan nyerinya sebab informasi yang akurat dapat berpengaruh besar pada
diagnosis dan etiologic nyeri serta pilihan tindakan yang diambil (Mubarak et al.,
2015).
4) Pola. Pola nyeri meliputi waktu awitan, durasi, dan kekambuhan atau interval
nyeri. Oleh karenanya, perawat perlu mengkaji kapan nyeri dimulai, berapa lama
nyeri berlangsung, apakah nyeri berulang , dankapan nyeri terakhir kali muncul
(Mubarak et al., 2015).
5) Faktor presipitasi. Terkadang aktivitas tertentu dapat memicu munculnya nyeri.
Sebagai contoh, aktivitas fisik yang berat dapat menimbulkan nyeri. Selain itu, faktor
lingkungan (lingkungan yang sangat dingin atau panas ) serta stressor fisik dan
emosional juga dapat memicu munculnya nyeri (Mubarak et al., 2015).
6) PolaNurtisi–MetabolikMenggambarkanmasukannutrisi,balancecairandan elektrolit,
nafsu makan, pola makan, diet, kesulitan menelan, mual/muntah, makanan kesukaan.
7) Pengaruh pada aktivitas sehari-hari dan istirahat tidur. Dengan mengetahui sejauh
mana nyeri memengaruhi aktivitas harian pasien akan membantu perawat memahami
perspektif pasien tentang nyeri. Beberapa aspek kehidupan yang perlu dikaji terkait
nyeri adalah sulit tidur dan kelemahan (Mubarak et al., 2015).
8) Pola Kognitif menjelaskan pengkajian Penyuluhan dan pembelajaran sudah sesuai
antara teori kurangnya mengetahui tentang penyakitnya atau kondisi
kesehatannya(Mubarak et al., 2015).
9) Sumber koping. Setiap individu memiliki strategi koping berbeda dalam
menghadapi nyeri. Strategi tersebut dapat dipengaruhi oleh pengalaman nyeri
sebelumnya atau pengaruh agama atau budaya (Mubarak et al., 2015).
10) Respons afektif. Respons afektif pasien terhadap nyeri bervariasi, bergantung
pada situasi, derajat dan durasi nyeri, interpretasi tentang nyeri, serta banyak faktor
lainnya. (Mubarak et al., 2015).

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut b.d agen pencedera fisik

C. Intervensi

Perencanaan tindakan keperawatan pada kasus tersebut didasarkan pada tujuan


rencana keperawatan yang muncul, yaitu Nyeri akut berhubungan dengan agen
pencidera fisik, Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian , Gangguan
mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri

Berdasarkan kasus, tindakan yang dilakukan selama 6 hari sesuai dengan rencana
keperawatan yang telah peneulis susun. Pada diagnosis keperawatan, Nyeri akut
berhubungan dengan agen pencidera fisik rencana tindakan terdiri dari:

Manajem nyeri:

Observasi:

1. Identifikasi lokasi, karakteristik, dusrasi, frekuensi, intensitas nyeri,

2. Identifikasi skala nyeri,

3. Identifikasi respon nyeri non verbal,

4. Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri,

5.Monitor efek sammping penggunaan analgetik .

Terapeutik :

1.Berikan teknik non farmakologis kompres hangat atau dingin,

2. Fasilitasi istirahat dan tidur,

3. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredahkan nyeri,

Edukasi:

1.Jelaskan penyebab, preode dan pemicu nyeri,

2. Jelaskan strategi meredahkan nyeri,

3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri,

4.Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri,

Kolaborasi:

1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.

6) Implementasi Keperawatan

Pada masalah keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan agen pencidera fisik telah
dilakukan tindakan keperawatan terdiri dari :
1. Mengindentifikasi lokasi, karakteristik, dusrasi, frekuensi, intensitas nyeri,
2. Mengidentifikasi skala nyeri,
3. Mengindentifikasi respon nyeri non verbal,
4. Mengidentifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri,
5.Memonitor efek sammping penggunaan analgetik .

Terapeutik :
1.Memberikan teknik non farmakologis kompres hangat atau dingin,
2. Memfasilitasi istirahat dan tidur,
3. Mempertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredahkan
nyeri,

Edukasi:
1.Menjelaskan penyebab, preode dan pemicu nyeri,
2. Menjelaskan strategi meredahkan nyeri,
3. Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri,
4.Mengajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri,

Kolaborasi:
1. Mengkolaborasi pemberian analgetik, jika perlu. mengurangi rasa nyeri bahkan
dapat menghilangkan rasa nyeri yang dirasakan oleh pasien. Pada diagnosis
keperawatan Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian, implementasi
yang dilakukan penulis adalah : Redupsi anseitas ,
2. Observasi:
1. Mengidentifikasi kemampuan mengambil keputusan ,
2.Memonitor tanda-tanda ansietas ( verbal, dan non verbal),
Terpeutik:
1. Menciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan

,2.Menemani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan,

3. Memahami situasi yang membuat ansietas,

4. Mendengarkan dengan penuh perhatian,

5. Mengunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan,

6. Menempatkan barang pribadi yang memberikan kenyaanan,

Edukasi:

1. Menjelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami,

2. Menginformasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan, dan


prognosis,

3. Menganjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu,

4. Menganjurkan mengungkapkan prasaan dan persefsi,

5. Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan,


6. Melatih teknik relaksasi

E. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi pada pasien dilakukan pada tanggal 22 Maret 2021- 24 Maret 2021 dengan
metode penilaian subjektive, objektive, assesment, planning (SOAP) untuk
mengetahui keefektifan dan tindakan yang telah dilakukan. Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 5 kali selama 20 menit pada masalah keperawatan Nyeri
akut berhubungan dengan agen pencidera fisik ditemukan data
S : Klien mengatakan nyeri sudah berkurang ,Skala nyeri 2, Klien mengatakan sudah
mampu melakukan aktifitas.
O : Klien sudah tidak tampak meringis ,Klien sudah tidak tampak gelisah , Klien
tampak lebih baik ,
TTV: TD : 179/100 mmHg, N : 80 x/menit ,RR : 24 x/Menit,S : 37° C.
A : Masalah Nyeri belum teratasi .
P : Intervensi dilanjutkan. Menurut analisa penulis, maslaah keperawataan nyeri
terjadi karena efek dari operasi yang dilakukan oleh pasien.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Asuhan keperawatan klien yang mengalami open fracture regio cruris dexstra, dengan
gangguan rasa aman nyeri di ruang seruni RS M.YUNUS KOTA BENGKULU tahun
2021 membutuhkan waktu dan proses yang berkesinambungan sesuai dengan kondisi
klien, Di mana penulis menggunakan pendekatan manajemen proses keperawatanyang
terdiri dari beberapa proses yaitu pengkajian,analisa data, perumusan diagnosa
keperawatan, perencanaan tindakan,implementasi dan evaluasi. Setelah di lakukan asuhan
keperawatan pada kasus di atas, maka di dapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Tahap pengkajian

Di dasarkan tahap pengkajian data subjektif di peroleh data pasien mengeluh nyeri.
Pada tanggal 22 maret 2021 pasien merasakan nyeri pada kakinya yang di sebabkan
karena kecelakaan lalu lintas, pada tanggal 23 maret 2021 pasien di lakukan tindakan
pembedahan, pada saat pengkajian pasien merasakan nyeri dan nyeri terasa seperti di
tusuk-tusuk hinya menyebar dari pada sampai ke ujung kaki skala nyeri 7, nyeri
bertambah hebat pada saat bergerak dan berkurang pada saat kaki tidak di gerakan.

2. Tahap perumusan diagnosa

Perumusan diagnosa yang di dasarkan pada analisa data pasien yang open fracture
regio cruris dextra , pasien mengalami nyeri akut sebelum dan setelah operasi.

3. Tahap perencanaan tindakan

Dalam perencanaan tindakan pada open fracture regio cruris dextra , hari pertama di
lakukan tindakan keperawatan yang dapat nyeri akut adalah dengan mengobservasi
tanda-tanda vital, mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam, melakukan tindakan
kolaborasi pemberian obat pereda nyeri transamin 3x Sehari.

4. Tahap implementasi

Implementasi yang di terapkan pada kasus pasien open fracture region cruris dextra
dengan masalah nyeri akut yaitu dengan memberikan observasi tanda-tanda vital,
mrngajarkan teknik relaksasi nafas dalam, melakukan tindakan kolaborasi pemberian
obat pereda nyeri transamin 3x Sehari.

5. Evaluasi

Evaluasi yang di laksanakan pada pasien open fracture regio cruris dextra yaitu
tercapai dan keluhan pasien nyeri akut yang di rasakan pasien berkurang atau hilang.

B. SARAN

Untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan pada pasien dengan open fracture
regio cruris dextra di perlukan adanya suatu perubahan dan perbaikan di antaranya:

1. Bagi penulis
Hasil laporan kasus yang di harapkan dapat menjadi acuan dan menjadi pembanding
pada laporan kasus selanjutnya dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien
open fracture regio cruris dextra.

2. Bagi perawat ruangan

Sebaiknya di tingkatkan pada pasien mengenai motivasi dan dorongan dalam


menjalani perawatan di ruang rawat inap

3. Bagi perkembangan ilmu keperawatan

Dalam pengembangan ilmu keperawatan di harapkan dapat menambah keluasan ilmu


keperawatan dalam melakukan asusan keperawatan pada pasien dengan open fracrure
regio cruris dextra dan juga memacu pada penulis selanjutnya dan menjadi bahan
pembandingan dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan open
fracture regio cruris dextra.

DAFTAR PUSTAKA

Amanda Putri Anugrah, R.P.M.H., 2017. Pengaruh Terapi Kompres Dingin


Terhadap Nyeri Post operasi ORIF (Open Reduction Internal Fixation) pada Pasien Fraktur di
RSD Dr. H, Koesnadi Bondowoso. e-Jurnal Pustaka Kesehatan, 5, pp.247-52

Asmadi, 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC

Deni Yasmara. Nursiswati, R.A., 2016. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta: EGC

Dinata, P.A.W., Surakarta. Evaluasi Rasionalita Penggunaan Antibiotik Profilaksis Pada


Pasien Bedah Tulang Fraktur Terbuka Ekstremitas Bawah Di Rumah Sakit Ortopedi PROF.
DR. R. SOEHARSO SURAKARTA TAHUN 2017. 2017: Universitas Muhamadiyah
Surakarta.

Evvendi, S., Sulistyewati, D. & Safitri, W.D.A., 2019. Perbandingan Pemberian Teknik Slow
Deep Breathing dan Kompres Dingin Terhadap Intensitas 83 Nyeri Pasien Pasca Operasi
Fraktur Ekstremitas Bawah. Surakarta: STIKES Kusuma Husada Surakarta.

Fadlani, Y.W., 2013. Efektivitas Terapi Perilaku Kognitif Distraksi Terhadap Intensitas Nyeri
Pasien Dengan Fraktur Femur Yang Terpasang Traksi di Rumah Sakit Putri Hijau TK II
Medan

Ferdinand, T., Basuki, D.R. & Isngadi, I., 2014. Perbandingan Intensitas Nyeri Akut Setelah
Pembedahan Pada Pasien Dengan Regional Analgesia Epidural Teknik Kontinyu
Dibandingkan Dengan Teknik Intermitten. Jurnal Anestesiologi, VI, pp.114-24

Gusty, R.P., 2014. Pemberian Latuhan Rentang Gerak Terhadap Fleksibilitas Sendi Anggota
Gerak Bawah Pasien Fraktur Femur Terpasang Fiksasi Interna Di RSUP Dr.M. Djamil
Padang. Jurnal Keperawatan, 10, pp.176-96.

Natasia, C., Hiswani & Jemadi, 2013. KARAKTERISTIK PENDERITA FRAKTUR PADA
LANSIA RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2011-
2012. Jurnal USU, 2

Anda mungkin juga menyukai