1. ASRIAL RAMDAN
2. HENNYCA SAFITRI
3. VIA APRILIA
4. ROSSY OLIVIA GUSFINA
5. RILDA DWI TANIA
6. YESSI APRISMA
Menyetujui,
Pembimbing Penguji
Mengetahui,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan hidaya-
Nya akhirnya dapat menyelesaikan penyusunan proposal yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Dengan Nyeri Akut di RSUD M. Yunus Kota Bengkulu”. Proposal
ini ditulis sebagai persyaratan kelulusan praktik klinik D3 Keperawatan di Universita
Bengkulu. Penyusunan proposal ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang
terhormat:
2. Kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan dan saran seta kritik sehingga
proposal ini dapat di selesaikan tepat waktu.
Peneliti menyadari bahwa proposal ini masih kurang dari kesempurnaan, oleh karena
itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan proposal
ini. Akhir kata peneliti berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan ...........................................................................................................3
1. Pengkajian.......................................................................................... 11
3. Intervensi Keperawatan......................................................................15
4. Implementasi Keperawatan................................................................ 24
5. Evaluasi Keperawatan........................................................................ 24
A. Pengkajian......................................................................................... 25
1. Identitas Klien...........................................................................25
2. Riwayat Kesehatan.....................................................................25
B. Analisa Data........................................................................................ 32
E. Implementasi.......................................................................................... 38
F. Evaluasi.................................................................................................. 49
BAB IV PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ..................................................................................58
B. Saran ............................................................................................59
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap manusia pasti membutuhkan perlindungan untuk menciptakan rasa
aman dan nyaman agar dapat menjalani aktivitas dengan normal tanpa ada rasa takut
dan khawatir yang membebani pikiran. Ada banyak permasalahan yang berhubungan
dengan kebutuhan rasa aman dan nyaman dimulai dari bayi hingga lansia.
Kebutuhan rasa aman yaitu suatu keadaan bebas dari segala fisik dan
psikologis merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi, serta
dipengaruhi dengan faktor lingkungan, Karena lingkungan yang aman akan secara
otomatis kebetuhan dasar manusia terpenuhi.
Kebutuhan rasa nyaman adalah suatu keadaan akan ketentraman (suatu kepuasaan
yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi),
dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah). (Kolcaba (1992,
dalam Potter & Perry, 2006).
B. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui pengertian kebutuhan rasa Aman.
2. Mengetahui pengertian kebutuhan rasa Nyaman.
3. Mengetahui asuhan keperawatan kebutuhan rasa Aman dan Nyaman.
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup penelitian ini adalah pelaksanaan pelayanan keperawatan pada
kesehatan fraktur atau patah tulang.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Toritis
Dengan dilakukan penelitian ini, sehingga dapat menamba wawasan
pengetahuan tentang pemenuhan asuhan keperawatan pada pasien dengan
Nyeri Akut .
2. Praktis
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi serta masukan dalam
meningkatkan asuhan keperawatan pada pasien dengan Nyeri Akut
di ruang Seruni RSUD M. Yunus Kota Bengkulu.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. KONSEP DASAR
Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa juga
keadaan aman dan tentram (Potter& Perry, 2006).Kebutuhan rasa aman adalah kebutuhan
untuk melindungi diri dari bahaya fisik. Ancaman terhadap rasa aman seseorang dapat
dikategorikan sebagai ancaman mekanis, kimiawi, retmal dan bakteriologis. Kebutuhan akan
keamanan terkait dengan konteks fisiologis dan hubungan interpersonal.
Kebutuhan rasa nyaman adalah suatu keadaan yang telah terpenuhinya kebutuhan
dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman, kelegaan, dan transenden (Kolcaba 1992,
dalam Potter & Perry, 2006). Secara umum dalam aplikasinya kebutuhan rasa nyaman adalah
bebas dari rasa nyeri.
H. Ketentraman
Ketentraman yaitu suatu keadaan yang aman dan teratur yang tidak menimbulkan
kekacauan yang membuat hati dan pikiran tenang.
Contoh : Mengerjakan tugas kuliah yang di berikan
I. Kelegaan
Lega atau rileks yaitu suatu kadaan yang membuat seseorang merasa senang tidak
gelisah (khawatir) karena kebutuhan telah terpenuhi.
Contoh : Merasa senang ketika telah membayar uang SPP.
1. PENGKAJIAN
A. Identitas pasien
reproduksi.
gangguan reproduksi.
dengan pendidikannya.
sehari-hari pasien.
ekonominya.
a. Keluhan Utama
b. Riwayat Kesehatan
diderita.
c. Riwayat Perkawinan
d. Riwayat menstruasi
disminorhoe atau tidak dan flour albus atau tidak. Dikaji untuk
dengan menstruasi.
harus menggali lebih spesifik untuk memastikan bahwa apa yang terjadi
f. Riwayat KB
Dikaji untuk mengetahui alat kontrasepsi yang pernah dan saat ini
a) Nutrisi
makanan yang masih mentah dan apakah ibu suka minum minuman
tubuh.
b) Eliminasi
c) Hubungan seksul
d) Istirahat
tidak.
e) Personal hygiene
f) Aktivitas
H. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum
Dikaji untuk menilai keadaan umum pasien baik atau tidak.
b) Kesadaran
c) Vital sign
pembesaran perut.
atau tidak, sianosis atau tidak, oedem atau tidak, reflek patella
tidak.
I. Pemeriksaan Penunjang
penyakit.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. ANALISA DATA
DO :
Pasien tampak
gelisah dan meringis
saat nyeri timbul.
Ttv :
TD : 130/80 mmHg
S : 37 ᵒC
N : 72 x/menit
R : 23xmenit
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik.
C. INTERVENSI
Nama pasien : Tn. I
Umur : 42 th
No Cm : 834676
Terapeutik :
1.atur interval waktu 6.memastikan tidak
pemantauan sesuai terjadi kesalahan
dengan kondisi 7.menghindari
pasien kesalahan pemberian
2.dokumentasikan obat
hasil
Edukasi :
1.jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
2.informasikan hasil
pemantauan
3,jelaskan strategi
meredakan nyeri
Kolaborasi
pemberian analgetik
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana keperawatan untuk mencapai
tujuan yang spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah rencana keperawatan
disusun dan ditujukan pada nursing order untuk membantu pasien mencapai
tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, rencana keperawatan yang spesifik
dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah
kesehatan pasien. Tujuan dari implementasi adalah membantu pasien dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping.
Perencanaan keperawatan lain dapat dilaksanakan dengan baik jika pasien
mempunyai keinginan untuk berpartisipasi dalam implementasi keperawatan
(Nursalam, 2009).
E. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi merupakan suatu proses kontiyu yang terjadi saat anda melakukan
kontak dengan pasien. Setelah melakukan intervensi, kumpulkan data subjektif
dan objektif dari pasien, keluarga, dan anggota tim kesehatan. Selain itu, anda
juga meninjau ulang pengetahuan tentang status terbaru dari kondisi, terapi
sumber daya pemulihan, dan hasil yang diharapkan. Anda dapat mengevaluasi
pasien secara baik. Jika hasil telah dipenuhi, bearti tujuan untuk pasien juga
terpenuhi. Bandingkan perilaku dan respon pasien sebelum dan sesudah
dilakukan asuhan keperawatan. Bisa disimpulkan bahwa langkah-langkah
evaluasi sebagai berikut:
a. Daftar tujuan pasien
b. Lakukan pengkajian apakah pasien dapat melakukan sesuatu
c. Bandingkan antara tujuan dan kemampuan pasien
d. Diskusikan dengan pasien dengan keluarga apakah tujuan dapat tercapai
atau tidak.
BAB III
LAPORAN KASUS
D. Pengkajian
Hari/Tanggal : Kamis, 01 April 2021
Jam
Ruangan : SERUNI
Perawat : Kelompok A3
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. I
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 42 tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Tukang
Alamat : Jl. Sumber Jaya
No.Cm : 834676
Diagnosa Medis : Open Fraktur Regio Cruris Dextra
PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. M
Umur : 51 tahun
Alamat : Jl.Sumber Jaya
Pekerjaan : TKBM Pelabuhan
2. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Kesehatan Pasien
Keluhan Utama : Pasien mengeluh sakit atau nyeri di kaki kanan, sakit
dikarenakan kaki patah akibat kecelakaan. Pasien tampak gelisah dan pegal di bagian
pinggul serta merasakan kram di kaki.
Riwayat Penyakit Sekarang : pasien dibawah keluarga ke rumah sakit pada tanggal 30
Maret 2021 dengan keluhan patah dikaki akibat kecelakaan saat dilakukan pengkajian
pasien mengatakan
P: Nyeri disebabkan karena patahnya tulang di bagian ektremitas bagian bawah akibat
kecelakaan
Q: Nyeri tajam-tajam seperti di tusuk-tusuk
R: Nyeri menyebar ke seluruh bagian kaki kanan
S: Skala nyeri 7 nyeri berat dari 1-10
T: Nyeri hilang timbul, selama 10 menit
Tanda-tanda vital :
Td : 130/80 mmHg
N:72x/menit
S: 37°c
Rr: 23x/ menit
Riwayat Penyakit Dahulu : pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit sebelumnya
dan tidak pernah dirumah sakit
2. Riwayat Penyakit Keluarga: pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang
memiliki penyakit dan keluhan yang sama
3. PENGKAJIAN POLA FUNGSI GORDON
4. Pasien merupakan perokok aktif
5. Pasien tidak menggunakan alkohol
6. Pasien saat ini diberi cairan infus RL (ringel laktat)500cc, dengan IV untuk
mengganti cairan yang hilang akibat luka
7. Nyeri masih terasa tajam seperti ditusuk-tusuk
8. Skala nyeri 7 nyeri berat dari 1-10
9. Pasien masih tampak gelisah karena akan di operasi
Pola Aktivitas
1. Pasien tidak bisa mandi sendiri, pasien mandi dibantu keluarga dengan pasien
tetap diatas tempat tidur
2. Pasien dijaga kebersihannya oleh perawat dan keluarga
3. Aktivitas sehari-hari sebelum sakit yaitu pasien bekerja sebagai Tukang
4. Kemampuan perawatan diri :
AKTIVITAS 0 1 2 3 4
Mandi
Berpakaian / berdandan
Mobilisasi di tempat tidur
Pindah
Ambulasi
Makan /minum
Keterangan :
Skore 0 : Mandiri
Skore 1 : Dibantu Sebagian
Skore 2 : Perlu dibantu orang lain
Skore 3 : Perlu dibantu orang lain dan alat
Skore 4 : Tergantung /tidak mampu
Pola Eliminasi
Senin, 22 BAK
Maret 2021 a. Kebiasaan a. 6-8 x dalam a. 2 x dalam
b. Frekuensi sehari sehari
c. Warna b. 1.500 Ml dalam b. 1200 ML
d. Bau 24 jam dalam
c. Jernih sehari
d. Amoniak c. Jernih
kekuningan
d. amoniak
BAB Tidak ada
a. Kebiasaan a. 1x sehari
b. Terkstur b. Lunak
c. Ada c. Tidak ada
darah/tidak
Selasa, 23 BAK
Maret 2021 a. Kebiasaan a. 6-8 x dalam a. 2 x dalam
b. Frekuensi sehari sehari
c. Warna b. 1.500 Ml dalam b. 1000 ML
d. Bau 24 jam dalam
c. Jernih sehari
d. Amoniak c. Jernih
kekuningan
d. amoniak
BAB
a. Kebiasaan a. 1x sehari Tidak ada
b. Terkstur b. Lunak
c. Ada c. Tidak ada
darah/tidak
Rabu, 24 BAK
Maret 2021 a. Kebiasaan a. 6-8 x dalam a. 2 x dalam
b. Frekuensi sehari sehari
c. Warna b. 1.500 Ml dalam b. 700 ML
d. Bau 24 jam dalam
c. Jernih sehari
d. Amoniak c. Jernih
kekuningan
d. amoniak
BAB
a. Kebiasaan a. 1x sehari Tidak ada
b. Terkstur b. Lunak
c. Ada c. Tidak ada
darah/tidak
Pola Koping
1. Pada saat masuk ke Rumah Sakit klien dalam keadaan meringis dan kesakitan
akibat kecelakaan yang menyebabkan bagian kaki kanannya patah
2. Klien tidak mampu beraktivitas seperti sebelum masuk Rumah Sakit
3. Klien berharap agar kakinya bisa cepat sembuh dengan lancarnya proses operasi
3. PEMERIKSAAN FISIK
a) Keadaan umum
1. Kesadaran : Compos Mentis (sadar penuh)
2. Kondisi pasien secara umum lemah dan gelisah.
3. Tanda-tanda vital:
Td : 130/80 mmHg
N : 72x/menit
S : 37ᵒC
R : 23x/menit
4. TB : 160 (Tidak ada perubahan)
BB : 65 (Tidak ada perubahan)
5. Keadaan kulit
Warna : Kecoklatan
Tekstur : Sedikit
Kelainan kulit : Tidak ada
b) Pemeriksaan Cepalo Kaudal
a. Kepala
1. Bentuk kepala simetris, kulit kepala bersih, rambut menyebar merata, dan
ada bekas luka di dahi akibat kecelakaan.
2. Mata
Bersih, penglihatan normal, pupil miosis, reflek normal (ada), sklera putih
kekuning-kuningan dan konjungtiva merah muda.
3. Hidung
Berfungsi baik, tidak ada sekret,dan tidak ada nyeri tekan atau
pembengkakan.
4. Telinga
Simetris kanan kiri, tidak ada nyeri,bersih dan berfungsi baik.
5. Mulut
Bicara normal, mukosa lembab, gigi merata atau rapi, mulut bersih,
pergerakan mulut nomal, dan tidak ada suara nafas lain.
b. Leher
Bentuk simetris
Tidak ada pembengkakan
Pergerakan normal
Tidak ada nyeri tekan
Tidak ada pembesaran tiroid
c. Dada
Inspeksi : Simetris, otot pergerakan dada normal, pernafasan normal,
tidak ada lesi atau luka bekas operasi.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa, tidak ada
pembengkakan dan kedalaman nafas 2-3 cm.
Perkusi : -
Auskultasi : Bunyi nafas normal (vesikuler) dan bunyi jantung normal.
d. Abdomen
Inspeksi : Simetris,luka di bagian pinggul, luka tidak besar atau tidak
parah, dan tidak ada kelainan pada abdomen.
Auskultasi : Bising usus 12-13 x/menit.
Perkusi : -
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
e. Ekstremitas
Atas : Tangan lengkap, tidak ada kelainan jari, simetris kanan kiri,
bergerak normal, kekuatan otot kuat 5|5, bahu,siku,pergelangan tangan
dan jari bergerak normal. Tangan kiri terpasang infus (cairan RL 500
CC /20 tetes perMenit). Disiku kanan terdapat luka goresan akibat
kecelakaan.
Bawah : Kaki lengkap, kekuatan otot 0|5, bentuk normal, tidak ada
varises, pinggul lemah dan pegal karena lebam akibat kecelakaan, dan
lutut, kaki, dan jari lengkap.
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Radiologi
Thoraks : PA
Foto simetris dan Inspirasi cukup
Trakea masih ditengah
Cor tidak membesar
Diagfragma normal
Pulmo
- Hilli sulit dinilai
- Gerakan bronkovaskuler meningkat
- Tidak tampak pembercakan di kedua lapang paru
b. Laboratorium
Hitung jenis
Basofil 1,0 0,0 – 1,0 %
Eosinofil 2,0 1,0 – 6,0 %
Batang 2 3–5 %
Segmen 73,0 35,0 – 70,0 %
Limfosit 16,0 20,0 – 45,0 %
Monosit 4,0 2,0 – 10,0 %
Hemostatis
APTT 29,3 25,5 – 42,1 Detik
Kimia darah
Fungsi hati
SGOT 58 <50 u/l
SGPT 58 <50 u/l
Diabetes
Glukosa darah 106 <160 Mg/dl
sewaktu
Fungsi ginjal
Ureum 27 20 – 40 Mg/dl
creatinin 0,8 0,5 – 1,2 Mg/dl
Elektrolit
Natrium 134 135 – 145 Mmol/L
Kalium 4,6 3,4 – 5,5 Mmol/L
chlorida 104 50 - 200 Mmol/L
E. ANALISA DATA
DO :
Pasien tampak gelisah dan
meringis saat nyeri timbul.
Ttv :
TD : 130/80 mmHg
S : 37 ᵒC
N : 72 x/menit
R : 23xmenit
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik.
G. INTERVENSI
Nama pasien : Tn. I
Umur : 42 th
No Cm : 834676
Terapeutik :
1.atur interval waktu 6.memastikan tidak
pemantauan sesuai terjadi kesalahan
dengan kondisi 7.menghindari
pasien kesalahan pemberian
2.dokumentasikan obat
hasil
Edukasi :
1.jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
2.informasikan hasil
pemantauan
3,jelaskan strategi
meredakan nyeri
Kolaborasi
pemberian analgetik
H. IMPLEMENTASI
I.EVALUASI
TD : 158/98mmHg
N :72x/menit
S : 37ᵒC
R :23x/menit
A : Masalah Belum
teratasi
P : Intervensi di lanjutkan
TD : 155/83 mmHg
N : 78x/menit
R : 24x/menit
S : 37.1 ᵒC
A : Masalah Teratasi
P : Intervensi di hentikan
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Pengkajian adalah proses
pengumpulan semua data secara sistematis yang bertujuan untuk menentukan status
kesehatan pasien saat ini. Pengkajian harus dilakukan secara komprehensif terkait
dengan aspek biologis, psikologis, social, maupun spiritual pasien (Kozier et al.,
2010). Pengkajian nyeri yang akurat penting untuk upaya penatlakasanaan nyeri yang
efektif. Oleh karena nyeri merupakan pengalaman yang subjektif dan dirasakan secara
berbeda pada masing – masing individu, maka perawat perlu mengkaji semua faktor
yang memengaruhi nyeri seperti faktor fisiologis, psikologis, perilaku, emosional, dan
sosiokultural. Pengkajian nyeri terdiri atas dua komponen utama, yakni riwayat nyeri
untuk mendapatkan data dari pasien dan observasi langsung pada respons perilaku
dan fisiologis pasien.Tujuan pengkajian adalah untk mendapatkan pemahaman
objektif terhadap pengalaman subjektif.(Mubarak et al., 2015).
Data perawatan yang dikaji dan mesti didapatkan pada pasien mencakup hal sebagai
berikut :
a. Alasan masuk rumah sakit (MRS) : keluhan utama pasien saat MRS dan saat dikaji.
Pasien mengeluh nyeri, dilanjutkan dengan riwayat kesehatan sekarang, dan
kesehatan sebelumnya. (Mubarak et al., 2015). Riwayat kesehatan menurut Suratun &
Lusianah (2010) karakteristik pada gastritis meliputi nafsu makan berkurang, rasa
penuh pada perut, nyeri pada epigastrium (ulu hati), dan mual.
a. Kebutuhan rasa nyaman (nyeri). Data didapatkan dengan anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Anamnesis untuk mengkaji karakteristik nyeri yang diungkapkan
oleh pasien dengan pendekatan PQRST (Provokatif/Paliatif, yaitu factor yang
memngaruhi gawat atau ringannya nyeri; quality, kualitas dari nyeri seperti apakah
rasa tajam, tumpul, atau tersayat; region yaitu daerah perjalaran nyeri; severity adalah
keparahan atau intensitas nyeri; dan time adalah lama atau waktu serangan atau
frekuensi nyeri) (Mubarak et al., 2015).
b. Riwayat nyeri
Saat mengkaji riwayat nyeri, perawat sebaiknya memberi pasien kesempatan untuk
mengungkapkan cara pandang mereka terhadap nyeri dan situasi tersebut dengan kata
– kata mereka sendiri. Langkah ini akan membantu perawat memahami makna nyeri
bagi pasien dan bagaimana koping terhadap situasi tersebut. Secara umum, pengkajian
riwayat nyeri meliputi beberapa aspek, anatara lain: (Mubarak et al., 2015)
1) Lokasi. Untuk menentukan lokasi nyeri yang spesifik, minta pasien menunjukkan
area nyerinya. Pengkajian ini bias dilakukan dengan bantuan gambar tubuh. Pasien
bias menandai bagian tubuh yang mengalami nyeri. Ini sangat bermanfaat, terutama
untuk pasien yang memiliki lebih dari satu sumber nyeri (Mubarak et al., 2015).
2) Intensitasnyeri.Penggunaanskalaintensitasnyeriadalahmetodeyangmudah dan
terpercaya untuk menentukan intensitas nyeri pasien. Skala nyeri yang paling sering
digunakan adalah rentang 0-5 atau 0-10. Angka “0” menandakan tidak nyeri sama
sekali dan angka tertinggi menandakan nyeri terhebat yang dirasakan pasien(Mubarak
et al., 2015).
3) Kualitas nyeri. Terkadang nyeri bias terasa seperti “dipukul-pukul” atau “ditusuk-
tusuk”. Perawat perlu mencatat kata-kata yang digunakan pasien untuk
menggambarkan nyerinya sebab informasi yang akurat dapat berpengaruh besar pada
diagnosis dan etiologic nyeri serta pilihan tindakan yang diambil (Mubarak et al.,
2015).
4) Pola. Pola nyeri meliputi waktu awitan, durasi, dan kekambuhan atau interval
nyeri. Oleh karenanya, perawat perlu mengkaji kapan nyeri dimulai, berapa lama
nyeri berlangsung, apakah nyeri berulang , dankapan nyeri terakhir kali muncul
(Mubarak et al., 2015).
5) Faktor presipitasi. Terkadang aktivitas tertentu dapat memicu munculnya nyeri.
Sebagai contoh, aktivitas fisik yang berat dapat menimbulkan nyeri. Selain itu, faktor
lingkungan (lingkungan yang sangat dingin atau panas ) serta stressor fisik dan
emosional juga dapat memicu munculnya nyeri (Mubarak et al., 2015).
6) PolaNurtisi–MetabolikMenggambarkanmasukannutrisi,balancecairandan elektrolit,
nafsu makan, pola makan, diet, kesulitan menelan, mual/muntah, makanan kesukaan.
7) Pengaruh pada aktivitas sehari-hari dan istirahat tidur. Dengan mengetahui sejauh
mana nyeri memengaruhi aktivitas harian pasien akan membantu perawat memahami
perspektif pasien tentang nyeri. Beberapa aspek kehidupan yang perlu dikaji terkait
nyeri adalah sulit tidur dan kelemahan (Mubarak et al., 2015).
8) Pola Kognitif menjelaskan pengkajian Penyuluhan dan pembelajaran sudah sesuai
antara teori kurangnya mengetahui tentang penyakitnya atau kondisi
kesehatannya(Mubarak et al., 2015).
9) Sumber koping. Setiap individu memiliki strategi koping berbeda dalam
menghadapi nyeri. Strategi tersebut dapat dipengaruhi oleh pengalaman nyeri
sebelumnya atau pengaruh agama atau budaya (Mubarak et al., 2015).
10) Respons afektif. Respons afektif pasien terhadap nyeri bervariasi, bergantung
pada situasi, derajat dan durasi nyeri, interpretasi tentang nyeri, serta banyak faktor
lainnya. (Mubarak et al., 2015).
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut b.d agen pencedera fisik
C. Intervensi
Berdasarkan kasus, tindakan yang dilakukan selama 6 hari sesuai dengan rencana
keperawatan yang telah peneulis susun. Pada diagnosis keperawatan, Nyeri akut
berhubungan dengan agen pencidera fisik rencana tindakan terdiri dari:
Manajem nyeri:
Observasi:
Terapeutik :
3. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredahkan nyeri,
Edukasi:
Kolaborasi:
6) Implementasi Keperawatan
Pada masalah keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan agen pencidera fisik telah
dilakukan tindakan keperawatan terdiri dari :
1. Mengindentifikasi lokasi, karakteristik, dusrasi, frekuensi, intensitas nyeri,
2. Mengidentifikasi skala nyeri,
3. Mengindentifikasi respon nyeri non verbal,
4. Mengidentifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri,
5.Memonitor efek sammping penggunaan analgetik .
Terapeutik :
1.Memberikan teknik non farmakologis kompres hangat atau dingin,
2. Memfasilitasi istirahat dan tidur,
3. Mempertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredahkan
nyeri,
Edukasi:
1.Menjelaskan penyebab, preode dan pemicu nyeri,
2. Menjelaskan strategi meredahkan nyeri,
3. Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri,
4.Mengajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri,
Kolaborasi:
1. Mengkolaborasi pemberian analgetik, jika perlu. mengurangi rasa nyeri bahkan
dapat menghilangkan rasa nyeri yang dirasakan oleh pasien. Pada diagnosis
keperawatan Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian, implementasi
yang dilakukan penulis adalah : Redupsi anseitas ,
2. Observasi:
1. Mengidentifikasi kemampuan mengambil keputusan ,
2.Memonitor tanda-tanda ansietas ( verbal, dan non verbal),
Terpeutik:
1. Menciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
Edukasi:
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi pada pasien dilakukan pada tanggal 22 Maret 2021- 24 Maret 2021 dengan
metode penilaian subjektive, objektive, assesment, planning (SOAP) untuk
mengetahui keefektifan dan tindakan yang telah dilakukan. Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 5 kali selama 20 menit pada masalah keperawatan Nyeri
akut berhubungan dengan agen pencidera fisik ditemukan data
S : Klien mengatakan nyeri sudah berkurang ,Skala nyeri 2, Klien mengatakan sudah
mampu melakukan aktifitas.
O : Klien sudah tidak tampak meringis ,Klien sudah tidak tampak gelisah , Klien
tampak lebih baik ,
TTV: TD : 179/100 mmHg, N : 80 x/menit ,RR : 24 x/Menit,S : 37° C.
A : Masalah Nyeri belum teratasi .
P : Intervensi dilanjutkan. Menurut analisa penulis, maslaah keperawataan nyeri
terjadi karena efek dari operasi yang dilakukan oleh pasien.
BAB V
A. KESIMPULAN
Asuhan keperawatan klien yang mengalami open fracture regio cruris dexstra, dengan
gangguan rasa aman nyeri di ruang seruni RS M.YUNUS KOTA BENGKULU tahun
2021 membutuhkan waktu dan proses yang berkesinambungan sesuai dengan kondisi
klien, Di mana penulis menggunakan pendekatan manajemen proses keperawatanyang
terdiri dari beberapa proses yaitu pengkajian,analisa data, perumusan diagnosa
keperawatan, perencanaan tindakan,implementasi dan evaluasi. Setelah di lakukan asuhan
keperawatan pada kasus di atas, maka di dapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Tahap pengkajian
Di dasarkan tahap pengkajian data subjektif di peroleh data pasien mengeluh nyeri.
Pada tanggal 22 maret 2021 pasien merasakan nyeri pada kakinya yang di sebabkan
karena kecelakaan lalu lintas, pada tanggal 23 maret 2021 pasien di lakukan tindakan
pembedahan, pada saat pengkajian pasien merasakan nyeri dan nyeri terasa seperti di
tusuk-tusuk hinya menyebar dari pada sampai ke ujung kaki skala nyeri 7, nyeri
bertambah hebat pada saat bergerak dan berkurang pada saat kaki tidak di gerakan.
Perumusan diagnosa yang di dasarkan pada analisa data pasien yang open fracture
regio cruris dextra , pasien mengalami nyeri akut sebelum dan setelah operasi.
Dalam perencanaan tindakan pada open fracture regio cruris dextra , hari pertama di
lakukan tindakan keperawatan yang dapat nyeri akut adalah dengan mengobservasi
tanda-tanda vital, mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam, melakukan tindakan
kolaborasi pemberian obat pereda nyeri transamin 3x Sehari.
4. Tahap implementasi
Implementasi yang di terapkan pada kasus pasien open fracture region cruris dextra
dengan masalah nyeri akut yaitu dengan memberikan observasi tanda-tanda vital,
mrngajarkan teknik relaksasi nafas dalam, melakukan tindakan kolaborasi pemberian
obat pereda nyeri transamin 3x Sehari.
5. Evaluasi
Evaluasi yang di laksanakan pada pasien open fracture regio cruris dextra yaitu
tercapai dan keluhan pasien nyeri akut yang di rasakan pasien berkurang atau hilang.
B. SARAN
Untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan pada pasien dengan open fracture
regio cruris dextra di perlukan adanya suatu perubahan dan perbaikan di antaranya:
1. Bagi penulis
Hasil laporan kasus yang di harapkan dapat menjadi acuan dan menjadi pembanding
pada laporan kasus selanjutnya dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien
open fracture regio cruris dextra.
DAFTAR PUSTAKA
Deni Yasmara. Nursiswati, R.A., 2016. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta: EGC
Evvendi, S., Sulistyewati, D. & Safitri, W.D.A., 2019. Perbandingan Pemberian Teknik Slow
Deep Breathing dan Kompres Dingin Terhadap Intensitas 83 Nyeri Pasien Pasca Operasi
Fraktur Ekstremitas Bawah. Surakarta: STIKES Kusuma Husada Surakarta.
Fadlani, Y.W., 2013. Efektivitas Terapi Perilaku Kognitif Distraksi Terhadap Intensitas Nyeri
Pasien Dengan Fraktur Femur Yang Terpasang Traksi di Rumah Sakit Putri Hijau TK II
Medan
Ferdinand, T., Basuki, D.R. & Isngadi, I., 2014. Perbandingan Intensitas Nyeri Akut Setelah
Pembedahan Pada Pasien Dengan Regional Analgesia Epidural Teknik Kontinyu
Dibandingkan Dengan Teknik Intermitten. Jurnal Anestesiologi, VI, pp.114-24
Gusty, R.P., 2014. Pemberian Latuhan Rentang Gerak Terhadap Fleksibilitas Sendi Anggota
Gerak Bawah Pasien Fraktur Femur Terpasang Fiksasi Interna Di RSUP Dr.M. Djamil
Padang. Jurnal Keperawatan, 10, pp.176-96.
Natasia, C., Hiswani & Jemadi, 2013. KARAKTERISTIK PENDERITA FRAKTUR PADA
LANSIA RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2011-
2012. Jurnal USU, 2