96
Gentika Dental Joumal, Vol 12, No. 1, 2007: 96-100
PENGUKURAN RISIKO KARIES
Sondang Pintauli*, Hesty Erika Silitonga**
*Departemen Iimu Kedokieran Gigi Pencegahan/Keschatan Gigi Masyarakat
Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara
JL. Alumni No. 1, Kampus USU Medan
Email: sondangp@vahoo.com
**Mahasiswa Fakutas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara
JI, Alumni No. 1, Kampus USU Medan
Abstraet
Assesing risk for disease development is an important component of any disease prevention program. Caries
tisk assessment is a measurement to evaluate the degree of the caries risk. It is important that caries status be
assessed in order to arrest the development of caries as early as possible. The prevalence and the incidence of
caries were reported influence the predictability of the caries risk assessment. There are many risk assessment
methods developed, however, there is no single test that takes info consideration and can accurately predict an
individual's susceptibility to caries. This article reviews risk assesment for dental caries and the implication for
developing preventive strategies.
Key words: caries risk assessment, prevention
PENDAHULUAN
Prevalensi karies gigi pada anak-anak dan remaja
telah mengalami penurunan selama beberapa tahun
di banyak negara.' Hal ini digambarkan dengan
adanya indeks karies yang menurun di negara-
negara industri maju, sebagai keberhasilan dari
program-program pencegahan yang terarah.?
Walaupun demikian, studi epidemiologis memun-
julden bahwa distribusi karies gigi tidak sama di
setiap negara; karena di negara-negara berkembang
termasuix Indonesia, indeks karies cenderung me-
ningkat sebagai akibat westemisasi makanan."*
Penanggulangan karies masih merupakan pro-
blema tersendiri di negara-negara berkembang.
Olch Karena itu, program pencegahan masih periu
‘mendapat perhatian Karena pencegahan merupakan
pemecahan masalah yang bersifat ekonomis dan
apat menjangkau masyarakat luas.” Pada dasamya
yeng menjadi kunci utama di dalam pencegahan
‘penyakit adalah mengukur risiko seseorang terha-
dap penyakit tersebut.' Begitu juga dengan pence-
gahan karies, seseorang dapat dicegah agar tidak
terkena karies gigi dengan mengukur risiko karies
yang ada padanya, dan risiko karies gigi ini dieva-
luasi dengan menganalisis dan menggabungkan
‘beberapa faktor penyebab."
Selain untuk mengidentifikasi pesien yang berisiko
tinggi, pengukuran risiko karies juga bertujuan untuk
‘melindungi pesien yang berisiko rendah dan memo-
nitor perubahan status penyakit pada penderita karies
att. Risiko karies individu yang telah diukur, akan
memibentu menentukan tindakan pencegahan yang
sesuai dengan kebutuhan mereka.!
Dalam tulisan ini akan disajikan beberapa metode
pengukuran risiko karies yang dapat digunakan
untuk mencegah terjadinya karies atau perkem-
bangan kanies selanjutnya.
INDIKATOR PERKEMBANGAN KARIES
Proses diagnosis sebaikmnya tidak hanya difokus-
Jaan pada adanya les, tetapi juga mampu mengenali
faktor-faktor yang cenderung memudahkan. ber-
kembangnya suatu lesi? Karies gigi termasuk pe-
nyakit dengan etiologi yang multifaktorial, yaitu
adanya beberapa faktor yang menjadi penyebab
terbentuknya lesi karies.'* Selain faktor etiologi, ada
juga yang disebut faktor non-etiologi atau dikenal
dengan istlah indikator risiko. Indikator risiko ini
buian merupakan faktor-faktor penyebab tetapi
faktor-faktor yang penigaruhnya berkaitan dengan
terjadinya karies. Bfek faktor-faktor tersebut dibeda-
kan menjadi faktor risiko dan faktor modifikasi.'*Pintauli: Pengukuran risiko karies
Faktor Ris
Adanya inubungan sebab akibat dalam menyebab-
kan terjadinya karies sering diidentifikasi sebagai
faktor risiko. Individu dengan risiko karies yang
tinggi adalah sescorang yang mempunyai faktor
risiko karies yang lebih banyak. Faktor risiko karies
terditi atas Karies, fluor, oral higierte (OH), bakteri,
saliva, dan pola makan.'
Faktor modifikasi
Selain fektor risiko, dalam perkembangan karies
juga terdapat fektor modifikasi. Faktor-faktor ini
‘memang tidak langsung menyebabkan karies,
namun pengarunya berkaitan dengan perkem-
bangan karies Faktor-fakior tersebut adalah umur,
jenis kelamin, perilaku, faktor sasial, genetik dan
pekerjaan, dan kesehatan umum. '*
PENGUKURAN RISIKO KARIES
Untuk melakukan pencegahan gigi, dokter gigi
‘memeriukan informasi tentang status risiko karies
posien. Risiko karies sescorang tidak tetap seurmur
hhidup, Karena hal ini dapat berubah dengan adanya
tindakan pencegahan terhadap karies yang dilaku-
‘kan baik oleh pasien itu sendiri maupun dokter gigi
Pengulcuran risiko karies bertujuan untuk meng-
idenfifikasi pasien yang berisiko tinggi sebelum
mereka menjadi individu dengan karies aktif, selain
itu juga untuk melindungi pasien dengan risiko
rendah (yaitu dengan menentukan jadwal kun-
jungan berkala yang baik), serta untuk memonitor
perubahan status penyakit pada pasien dengan
‘aries aktif, Pengukuran yang teratur sangat dibu-
tuhlan sebingga tindakan pencegahan yang tepat
dapat dilakukan jika lesi karies berkembang,
Tidak ada satupun tes yang dapat mengukur
ketabanan host, mikroba patogen, dan kariogenisitas
makanan sekaligus. Dengan mengkombinasikan
pengalaman aries dengan jumlah Streptococcus
‘mutans dapat diperoleh tes yeng lebih. prediktif
daripada tes yang lain.’ Ada dua metode pengukuran_
risiko karies yang biasa digunakan, yaitu tes aktivites
aries dan Plaque Formation Rate Index (PFRI}.
‘Tes aktivitas karies
Belakangan ini, tes pengukuran risiko karies lebih
""
1. Sebanyak + Iml saliva ditempatkan pada piring
petri yang berisi agar mitis salivarius (yang berisi
sukrosa dan bacitracin).
2. Lalu diinkubasi selama 4 hari pada suhu 37°.
3, Kemudian jumleh koloni Smutans dihitung dengan
bbantuan mikroskop (perbesaran 10x) (Tabel2).
Tabel 2. Kategori risiko untuk penghitungan jumlah
Jaktobasilus dan tes Streptococcus mutans.®
Kategori Risiko
i. Renda Sedang Tinggi
Penghitungan jumiah
laktobasilus (cfu/ml) — < 10" 10*- 108
‘Tes Streptococcus
mutans (full) <10°__10%-10°__> 108
210°98
3. Tes Snyder
Pada awal tahun 1940, Snyder menemukan tes
laktobasilus yang lebih mudah untuk menyem-
purnakan tes penghitungan Lactobacillus. Dalam.
melakukan tes ini, diperkirakan bahwa sejumlah
asam yang dihasiikan dalam medium sebanding
dengan jumlah laktobasilus dalam inoculum.
Prosedur tes ini meliputi:'"’?
1. Siapkan medium dengan membuat campuran 1 [,
air mendidih ditambah tepung medium (powder
Sryeder’s medium) yeng terdiri ata: kasein 13,5 gr,
ckstrak ragi 6,5 gr, dektrosa 20 gr, sodium chloride
5 pr, agar 16 gr, disertai bromokresol hijau 0,029 er.
2. Medium tersebut dimasukkan ke dalam mesin
pending
3. Kemudian medium tersebut dipanaskan sampai
100 °C dan didinginkan kembali sampai suhu 45 °C.
_ 4, Parafin steril sebanyak I gr dikunyah untuk
merangsang saliva.
5. Sebanyak 0,1 ml saliva dimasukkan ke dalam
tabung yang berisi agar.
6. Kemudian tabung dikocok dan diinkubasi selama
72 jam pada suhu 37"
7. Diliat perubahan wama untuk waktu 24 jam, 48
jam dan 72 jam (Tabel 3).
‘Tabel 3. Intorpretasi hasil tes Snyder.'"
2a jam 48 jam 72 jam
Kuning —-Kuning _Kuning
Medium — Risiko —_Risiko Risiko
+ tinggi sedang rendah
Saliva
Jika Hijau Jika Hijau Jika Hijau
Inkubasi —Inkubasi_ Tidak ada
risiko
4, Metode dip side
Metode ini merupakan metode yang praktis
untuk menghitung laktobasilus dan mudah
diadaptasi untuk digunakan di praktek dokter
gigi. Prosedur tes ini meliputi:''"?
1. Parafin steril sebanyak | gr dikunyah untuk
‘merangsang saliva.
2. Sebanyak | ml saliva ditempatkan pada slide
yang telah dilapisi Lactobacilli selective(LBS)
agar.
3. Kemudian slide tersebut dimasukkan ke
dalam sebuah tabung steril.
4. Tabung diinkubasi selama 4 hari pada suhu
aPC.
5. Setelah 4 hari koloni laktobasilus akan
tumbuh seperti Koloni transparan atau putih dan
Gibitung jumlah laktobasilus dengan mengguna-
kan stereomicroscope (Tabel 4).
dentika Dental Journal, Vol 12, No. 1, 2007: 96-100
‘Tabel 4. Pembacaan metode dip slide."
Pembacaan ‘Kesimmpulan
Lebih dari 10000/m Risiko tinggi
1000 — 10000/mi Risiko sedang
Kurang dari 1000/ml Risiko rendah_
5. Pengukuran rata-rata aliran saliva
Rata-rata aliran saliva berkaitan erat dengan
peningkatan karies. Prosedur tes ini meliputi:*""
1. Parafin sebanyak 1 gr dikunyah untuk merang-
sang saliva,
2. Saliva langsung ditampung dengan. silinder
kkalibrasi lama 5 menit.
3. Lalu diukur aliran rata-rata saliva dengan cara
‘menghitung jumlah saliva yang terkumpul dibagi
waktu yang digunakan untuk mengumpulkan saliva
(Habel 5).
abel S. Kategori risiko untuk rate-rata aliran saliva
dan kapasitas buffer saliva?
Kategori Risiko
Rendah Sedang Tinggi
Aliran rata- 21 07-1 S07
rata saliva mi/menit = ml/menit | ml/menit_
Kapasias pHS-7 pH 4-5 pH<4
bufer saliva
6. Buffer saliva
Frostell_ memperkenalkan suatu metode peng-
ukuran kapasitas buffer saliva yang sederhana
dengan menggunakan sistem Dentobuff.
Pros-edur tes ini meliputi:*''
1. Parafin sebanyak 1 gr dikunyah selama 2
menit untuk merangsang saliva.
2. Sebanyak 1 ml saliva dimasukkan ke dalam
tabung yang berisi larutan Dentobuff.
3. Lalu tabung dikocok selama 10 detik.
4. Kandungan kerbondioksida yang ada diuap-
kan selama 2 menit,
5. Wama yang muncul dibandingkan dengan
indikator wama yang ada pada sistem Dentobuff.
Untuk pH 3-4 wama kuning, pH 45 wama hijau,
don pH 5-7 waa ungu.
7. Cariostat :
Cariostat merupakan metode prediksi karies
yang digunakan untuk mengidentifikasi aktivitas
aries seseorang dan terbukti_ memenuhi
persyaratan laboratoris dan Klinis. Pemeriksaan
ini mengukur aktivitas Simutans yang
ditunjukkan dengan adanya perubahan media,
dan perubahan warnanya dapat dilihat secara
jjelas baik olch pasien maupun dokter giginya.Pintauli: Peigukuran risiko karies
8. Plaque Formation Rate Index (PFRI)
‘Metode lain yang dapat digunakan untuk peng-
ukuran risiko karies adalah Plague Formation
Rate Index (PFRI ), yaitu mengukur akumulasi
lak pada gigi selama 24 jam setelah dilakukan
pembersihan gigi oleh para praktisi.'*
Prosedur metode ini meliputi:!*
1. Gigi dibersitkan oleh dokter gigi.
2. Pasien tidak dibolehkan menyikat atu mem-
bersihkan giginya selama 24 jam.
3. Setelah 24 jam, gigi diperiksa untuk melihat
‘keberadaan plak pada permukaan mesiobukal,
bukal, distobukal, mesiolingual, lingual, dan
distolingual (Tabel 3).
Jumlaé permuksan gigi
‘yang menunjukkan plak
PRRI=) x 100%
Gumlsh gigi yang diperiksa x 6
ppermukaan gigi yang diperiksa)
Tabel 3. Persentase permukaan gigi yang terkena
plak dengan tingkat dan skor PPRI.*
Perseatase
permukaan gigi
yang terkena plak
Tingkatan — Skor
0% Tidak 0
1-10% Sangat rendah 1
11-20% Rendah 2
21-30% Sedang 3
31-40% Tinggi 4
240% Sangat tinggi 5
PEMBAHASAN
Karies gigi akan tetap menjadi masalah kesehatan
gigi yang utama yang akan dijumpai di dalam
‘masyarakat apebila prevalensinya masih tetap tinggi.
‘Upaya pencegahan karies yang semakin me-ningkat
dapat dilaleukan tindakan pencegahan yang tepat
pada setiap individu, Di negara industri, dijurmpai
nilai DMF yang cukup tinggi pada pasien dari
semua kelompok umur yang berkunjung secara
teratur ke dokier gigi. Namun, seperti kasus penya-
Kit lainnya, pelayanan gigi dan mulut paling sering
dicari setelah gejala penyakit timbul, Dengan kata
Jain, kebutuhan perawatan gigi berhubungan dengan
risiko Karies yang tinggi. Namun demikian, bila
Kebutuhan tersebut berubah menjadi kebutuhan
techadap pelayanan pencegahan maa nilei DMF
akan menuran.!
‘Untuk itulah, status risiko karies seseorang perlu
ddiukur agar perkembangan karies dapat dihambat
sedini mungkin, Tersedianya beberapa metoda peng-
99
uukuran risiko Karies menunjukkan bahwa peng-
ukuran risiko karies terus mengalami perkembangan,
‘Tidak satu metodapun yang emenuhi semua kriteria
yang baik, namun sebaiknya suatu metoda peng-
ukuran memenuhi beberapa syarat seperti, mem-
berikan hasil yang akurat, mempunyaispesifisitas
dan’ sensitivitas yang tinggi, sederhana, harga ter-
jangkau, dan tidak memerlukan alatkhusus. *
‘Berdasarkan tujuan pengukuran risiko karies yang
sudah dijelaskan sebelumnya, pencegahan diarah-
kkan kepada pengurangan faktor risike. Penecgahan
ini dilakukan untuk semua orang, namun intensitas-
nya didasarkan pada kebutuhan masing-masing.’
Kebutuhan individu tersebut ditentukan sesuai
dengan tingkatan risiko karies yang dimilikinya,
Pengamatan terhadap faktor risike yang eda pada
individu dengan risiko karies yang rendah dapat
dilakukan dengan kunjungan berkala yang teratur,
serta melakukan beberapa pendekatan seperti modi-
fikasi kebiasaan yang bertujuan untuk mengubah
kebjasaan yang salah mengenai kesehatan gigi dan
‘mulut, schingea dapat mendukung prosedur peme-
libaraan dan peacegahan karies. Selain itu, dapat
juga dilakukan edukasi tentang kesehatan gigi dan
‘mulut dan pengendalian diet dan konsumsi gula.”"*
Pengendalian diet yang dianjurkan adalah memakan
‘makanan yang cukup kandungan protein dan fosfat-
nya sehingga dapat menambah sifat basa saliva.
Selain itu, memperbanyak sayuran dan buah-buahan
‘yang berserat dan berair untuk membersihkan dan
‘merangsang sekresi saliva, menghindarkan_ma-
‘anan yang manis dan lengket dan membatasi jum-
Jah makan menjadi tiga kali sehari serta menekan,
keinginan untuk makan di antara jam makan.™'*
Untuk mengubah status karies aktif seseorang
menjadi karies inaktif, dapat dilakukan perawatan
yaitu dengan membuat restorasi yang tepat,
‘menutup fissur yang berisiko tinggi karies (fissure
sealants), dan menggunakan fluor dan khlochek-
sidin.'** Selain itu juga dilakukan tindakan pen-
dekatan seperti modifikasi Kebiasaan, edukasi
tentang keschatan gigi dan mulut, pengendalian diet
dan konsumsi gula. Semua hal tersebut dapat
‘menghambat perkembangan karies yang telah ter-
jadi.
Daftar Pustaka
1, Reich B, Lussi A, Newbum E, Caries risk
assessinent, Int Dent J 1999; 19: 15-26
2. Sundoro. Praktek preventive untuk menanggulangi
kasies. J Kedokteran Gigi UL 1998; 5: 47-54.
3. Rethman J. Trends in preventive care: caries risk
assessment and indications for sealants. JADA 2000;
131: 12,100
5.
Bratthall D. Caries risk assessment. Department of
Cariology, Foulty of Odontology, Malmo Uni-
versity; Sweden, 2003.
Powell LV. Caries risk assessment relevance to the
practitioner, JADA 1998; 129: 349-53,
Whitaker EJ. Primary, secondary and tertiary
‘weatment of dental caries a 20- year case report.
JADA 2006; 137: 348-52,
Anonymous. Food, dietary habits and dental health.
2003.
: aa 5
Sietary_habits_dental_health (28 Januari 2007)
‘Anonymous. Preventing dental caries in children at
hhigh caries risk. 2001-2002 (28 Januari
2007)
Anonymous. Dental caries. Washington State
Departinent of Health, The Health of Washington
State, 2002.
dentika Dental Journal, Vol 12, No. 1, 2007: 96-100
10. Houte JV. Microbiological predictors of caries risk.
‘Ady Dent Res 1993; 7: 87-96.
11. Debrath T. Public health and preventive dentistry,
2nd ed, India: ATTBS Publishers and Distributors,
2002: 143-6.
12, Thaweboon B, Thaweboon S, Sopavanit C,
Kasetsuwan R.A modified dipslide test for
microbiological risk in caries assessment. Southesst
Asian J Trop Med Public Health 2006 ; 37 : 400-4,
13, Sutadi H. Nilai prediksi suatu tes aktivitas karies. MI
Kedokt Gigi. Edisi FORIL IV 1993;2 -415-33,
14, Anonymous. The plaque formation rate index
PERI) of Axelsson, 2006-2007
((6Desember 2006).
15, Anonymous. Caries risk factors and activity
assessment (22 September 2006)