Laporan Penelitian
Disusun Untuk Memenuhi
Tri Dharma Perguruan Tinggi
(Dharma Penelitian)
Oleh:
I Gusti Bagus Rai Utama
Program Studi/Jurusan: Manajemen
i
ABSTRAK
ii
DAFTAR ISI
Hal
Abstrak…………………………………………………………….. ii
iii
2.4. 3 Bagaimana melakukannya…………………………………. 7
2.4. 4 Dimana dilakukan………………………………………… 8
2.4. 5 Siapa saja yang melakukan……………………………… 8
2.4. 6 Apa manfaatnya…………………………………………… 8
iv
BAB. I
GAMBARAN UMUM TAMAN WISATA ALAM
DANAU TAMBLINGAN
1.2 Topografi
1.3 Iklim
Menurut klasifikasi Schmidt & Ferguson termasuk ke dalam tipe iklim A dengan
rata-rata curah hujan 2000-2800 mm/tahun dan rata-rata hari hujan/tahun 155,6 hari,
bulan basah 4-10 dan bulan kering 0-5, dengan suhu udara berkisar antara 11,5o- 24 o
C. (KSDA:2003)
1
1.4 Tipe Hutan
1.5 Flora
1.6 Fauna
Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain: wisata tirta, memancing, berkemah,
lintas alam, penjelajahan, jungle tracking, wisata ilmiah/widya wisata. (KSDA:2003)
Taman Wisata Alam ini telah memiliki 2 unit bumi perkemahan dengan fasilitas
MCK, shelter, pos jaga, sampan, dan tenaga pemandu. (KSDA:2003)
3
BAB. II
ETIKA RENCANA PENGEMBANGAN
AGROWISATA DI DESA MUNDUK
Kawasan ini adalah kawasan yang cukup alamiah karena masih baru dan asri
masih mungkin ditata kembali atau di redesign untuk menjadi kawasan agrowisata
yang cukup menarik. Selain terletak berdekatan dengan kawasan wisata yang sudah
terkenal yaitu Bedugul, infrastruktur relatif mudah untuk dijangkau baik oleh
Wisatawan Nusantara terlebih lagi Wisatawan Manca Negara. Untuk mencapai lokasi
dapat mempergunakan kendaraan umum (mini bus) dari Terminal Ubung, Denpasar
ke jurusan Singaraja/Pancasari turun di Desa Pancasari dengan jarak 57 Km dan
waktu tempuh ± 1,5 jam. Dari kota Singaraja -Pancasari - Bedugul sejauh 32 Km
dengan waktu tempuh 40 menit. (KSDA:2003)
4
2.2.3 Pertimbangan Keunikan
Tercatat komposisi penduduk desa munduk cukup bervariativ jika dilihat dari
mata pencahariannya: 51 (lima puluh satu) orang sebagai Pegawai Negeri Sipil, 12
Orang ABRI, 353 Orang Pegawai Swasta, 15 orang pedagang, 1.684 orang petani,
233 Tukang bangunan, 655 orang buruh tani 14 orang pensiunan, 11 orang nelayan.
Dengan melihat konfigurasi mata pencaharian penduduk desa munduk seperti diatas
maka besar harapan jika dapat dikembangkan agrowisata kehidupan kaum petani
yang menjadi golongan mayoritas dapat terangkat lebih sejahtera. (Monografi Desa
Munduk:2003)
Luas ladang dan sawah yang hanya tercatat 294 Hektar cukup
memprihatinkan jika tidak dilakukan optimalisasi penggunaan lahan yang begitu
sempitnya, alternatifnya adalah pengembangan agrowisata yang berbasiskan tanaman
unik tertentu seperti bunga pecah seribu dengan kombinasi jeruk, kebun anggrek atau
tanaman hias lainnya yang mungkin dapat dijual kepada wisatawan secara langsung.
(Monografi Desa Munduk:2003)
6
2.3.6 Capital: Jika kelima unsur tersebut telah terpenuhi,.
7
2.4.4 Dimana dilakukan
8
BAB. III
PENUTUP
AGROWISATA TAMBLINGAN
Kekhasan kawasan Tamblingan yang didukung oleh keindahan alam serta
keaslian hutan konservasinya serta kekhasan kebun rakyat berupa bunga pecah seribu
dan kebun jeruk yang baru saja berkembang jikalau dikelola secara profesional
dengan pengembangan model agrowisata akan menjadi alternatif terbaik yang sangat
prospektif untuk melakukan diversifikasi sektor pertanian sekaligus sektor pariwisata
dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pengembangan Agrowisata pada
kawasan taman wisata danau Tamblingan akan berdampak baik jika beberapa nilai-
nilai etika perencanaan diterapkan, adapun etika tersebut adalah:
3.1 Kealamiahan
Kawasan Wisata Danau Tamblingan adalah kawasan yang masih alami sehingga
kelamiannya perlu dijaga agar konsep pariwisata yang berkesinambungan terwujud
untuk generasi yang akan datang. (sustainable toursime)
3.2 Keunikan
Keunikan kawasan ini dengan suhu yang sejuk sepanjang masa, dengan
pemandangan alam yang unik harus terus dijaga dan dilestarikan bukan diexploitasi
untuk kepentingan sesaat. (Unique Resort)
3.3 Kelangkaan
Hutan Konservasi yang membentang disepanjang Taman Wisata adalah hal yang
dianggap langka pada jaman ini, dan konsep konservasi atau pelestarian alamnya
harus terus dilakukan sehingga kawasan ini akan terus menarik sepanjang masa.
(Responsible Tourism)
9
Daftar Pustaka
Ardika. 2001. Artikel. Jakarta: Harian Kompas
10