PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyakit saluran pernapasan adalah salah satu penyebab kesakitan dan kematian yang
paling sering. Pleuritis adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan nyeri dada yang tajam
sewaktu menarik dan menghembus nafas karena adanya peradangan pada lapisan membran di
sepanjang paru dan dada (pleura). Pleura adalah kantung yang terdiri dari dua lapisan yang
meliputi paru-paru dan memisahkannya dari dinding dada dan struktur-struktur di sekitarnya.
Biasanya, sejumlah kecil cairan yang ada diantara dua lapisan tersebut berfungsi sebagai pelicin,
mencegah gesekan ketika paru-paru mengembang dan menguncup ketika bernafas.
Pada pleuritis, peradangan dari pleura menyebabkan nyeri yang tajam dan akumulasi
cairan, yang mengakibatkan pernafasan menjadi pendek. Kondisi ini umumnya terjadi pada
infeksi pernafasan baik oleh virus maupun bakteri, seperti tuberkulosis atau pneumonia. Cedera
pada dada, seperti fraktur iga, juga dapat menyebabkan peradangan pada pleura. Pleurisy dapat
bersifat akut (gejala timbul tiba-tiba dan menghilang dengan sendirinya) atau kronis (gejalanya
terus berlanjut dan berulang-ulang).
Kondisi ini dapat dirawat dengan obat-obatan anti peradangan untuk mengurangi nyeri dan
antibiotik diberikan apabila penyebab yang mendasarinya adalah infeksi bakteri.
1.3. Manfaat
Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa mampu memahami dan membuat
asuhan keperawatan pada klien dengan pleuritis , serta mampu mengimpelementasikannya dalam
proses keperawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Pleuritis mengacu pada inflamasi kedua lapisan pleura, pleura parietalis, yang menutupi
permukaan dinding dada, mediastinum, dan permukaan atas diafragma, dan pleura viseralis,
yang menutupi seluruh permukaan kedua paru (Suzanne , 2001).
Pleuritis adalah peradangan pada pleura disebabkan penumpukan cairan dalam rongga
pleura, selain cairan dapat pula terjadi karena penumpukan pus atau darah. Pleuritis juga dapat
disebut sebagai komplikasi dari efusi pleura atau penyakit pada pleura.
Pleuritis adalah terjadinya suatu peradangan pada selaput dada/paru yang disebabkan oleh
kuman (Anita Mirwani, S.kep).
Menurut Handrosmk dalam wordpress 2011, Pleuritis atau radang pleura (Pleurisy/
Pleuritis/ Pleuritic chest pain) adalah suatu peradangan pada pleura (selaput yang menyelubungi
permukaan paru-paru). Pleuritis adalah terjadinya suatu peradangan pada selaput dada/paru yang
disebabkan oleh kuman.
2.2. Etiologi
Penyebab - penyebab dari timbulnya pleuritis adalah:
1. Virus dan Mikoplasma
Efusi pleura karena virus atau mikroplasma agak jarang. Bila terjadi jumlahnya tidak
banyak dan kejadiannya hanya selintas saja. Jenis - jenis virusnya adalah echovirus, Coxsackie
group, chlamidia, rivkettsia, dan mikroplasma.
2. Bakteri Piogenik
Bakteri yang sering ditemukan adalah: aerob dan anaerob. Bakteri - bakteri aerob
meliputi Streptucocus pneumonia, Streptucocus mileri, Stafilococus aureus, Hemofilus spp,
E.koli, Klebsiela, Pseudomonas spp. Bakteri - bakteri anaerob meliputi Bakteroides spp,
Peptostreptococus, Fusobakterium.
3. Tuberkulosis
Selain komplikasi tuberkulosa, dapat juga disebabkan oleh robeknya rongga pleura atau
melalui aliran getah bening.
4. Fungi
Pleuritis karena fungi amat jarang. Biasanya terjadi karena penjalaran infeksi fungi dari
jaringan paru. Jenis fungi penyebab pleuritis adalah Aktinomikosis, Koksidiomikosis,
Aspergillus, Kriptokokus, Histoplasmolisis, Blastomikosis, dan lain - lain.
5. Parasit
Parasit yang menginvasi ke dalam rongga pleura hanyalah amoeba dalam bentuk tropozoit.
6. Sindrom nefrotik asites
Akumulasi cairan dalam rongga peritoneal. Kondisi ini juga dikenal sebagai penumpukan
cairan rongga peritoneal hidroperitenium atau lebih serinng dikenal sebagai kondisi basal perut.
2.5. Klasifikasi
a. Pleuritis kering (fibrosa)
Peradangan pada pleura tanpa atau hanya sedikit pengeluaran cairan.
b. Pleuritis basah (setofirosa)
Terjadinya penimbunan cairan dibuang pleura disebut juga pleura efusi cairan yang berisi di
pleyra dapat berupa:
-exudate
-transudate
2.6. Komplikasi
Adapun komplikasi dari pleuritis ialah :
a. Efusi pleura/ empiema (pleuritis purulenta) (Efusi pleura sendiri adalah suatu keadaan
dimana terdapat penumpukan cairan alam pleura berupa transudut atau eksudat yang
diakibatkan terjadinya ketidak seimbangan antara produksi dan absorpsi dikapiler dan
pleura viseralis).
b. Pneumotorax (pengumpulan udara dalam rongga dada/thorax).
c. Piopneumotoraks (penumpukan nanah pada rongga pleura).
d. Gagal nafas.
2.8. Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan adalah untuk menemukan kondisi dasar yang menyebabkan pleuritis dan
untuk menghilangkan nyeri dengan diatasinya penyakit dasar (Pnemonia, dan infeksi), imflamasi
pleuritis biasanya menghilang. Pada waktu yang sama, penting artinya untuk memantau tanda -
tanda dan gejala - gejala efusi pleura, seperti sesak nafas, nyeri dan penurunan ekskruksi dinding
dada.
Analgesik yang diresepkan dan aplikator topikal panas atau dingin akan memberikan
peredaan simptomatik. Indomestasin, obat anti imflamasi non steroidal, dapat memberikan
peredaan nyeri sambil memungkinkan pasien batuk secara efektif. Jika nyeri sangat hebat,
diberikan blok intercostal prokain.
Adapun obat - obat yang dapat digunakan pada penderita dengan masalah pleuritis adalah
sebagai berikut :
1. Analgesik
2. Antibiotik
3. Antidiuretik
4. Pemasangan WSD untuk mengeluarkan cairan
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
A. Anamnesis: Identitas klien meliputi nama, usia, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan,
suku dan agama.
B. Keluhan utama: nyeri dada yang diperburuk saat bernapas, sesak napas yang ditandai dengan
pernapasan yang cepat dan dangkal.
C. Riwayat penyakit sekarang: pasien mengeluh batuk, sesak napas, nyeri pleuritis, rasa berat
pada dada, dan berat badan menurun.
D. Riwayat penyakit dahulu: Pleuritis sering kali timbul setelah infeksi saluran napas atas
(infeksi pada hidung dan tenggorokan). Resiko tinggi timbul pada klien dengan riwayat post -
operasi, infeksi pernapasan, dan klien dengan imunosupresi (kelemahan dalam sistem imun).
E. Pemeriksaan fisik:
B1 (Breathing)
Penurunan batuk efektif, produksi sputum, sesak nafas,penggunaan otot bantu nafas, dan
peningkatan frekuensi pernafasan. Adanya bunyi nafas tambahan seperti ronchi atau stidor.
B2 (Blood)
B3 (Brain)
Nyeri pada dada akibat penekanan diafragma dan liserasi (luka pada alveoli saat penumpukan
cairan).
B4 (Bladder)
B5 (Bowel)
Mual sampai muntah akibat penekanan gasfer sehingga merangsang hipotalamus lateral.
Pemenuhan nutrisi menjadi berkurang.
B6 (Bone)
Terjadi kelemahan pada otot diafragma akibat penyesuaian tubuh terhadap penurunan ekstansi
paru. Nyeri yang ditimbulkan pada dada mengakibatkan intoleransi gerakan.
Hipothalamus
korteks serebri
persepsi nyeri
Nyeri
3. DS: Intoleransi aktivitas
Suplai O2 menurun
Klien mengeluh lemah dan
kelelahan
Peningkatan frekuensi napas
DO:
Klien nampak lemah
Klien nampak pucat
Dyspepsia cepat dan dangkal
Keterbat
asan gerak
Intoleransi aktivitas
3. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan 1. Observasi respon 1. Agar dapat dinilai
berhubungan dengan tindakan Individu terhadap tingkat intoleran
ketidakseimbangan keperawatan 2x24 aktivitas aktifitas.
antara suplai dan jam, klien dapat
kebutuhan oksigen melakukan 2. Ajarkan klien metode
2. Meminimalkan
yang ditandai dengan: aktivitas dengan penghematan energi kelelahan dan
Klien mengeluh kriteria hasil: untuk aktivitas. membantu
lemah dan kelelahan,
1. Klien tidak keseimbangan suplai
klien nampak lemah, mengeluh lemah dan kebutuhan oksigen.
klien nampak pucat dan kelelahan.
2. Klien tidak pucat.
3. Klien dapat
berpartisipasi
dalam aktivitas
yang di inginkan.
4. Melaporkan
peningkatan dalam
toleransi aktivitas
yang dapat diukur.
BAB IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
Pleuritis adalah terjadinya suatu peradangan pada selaput dada/paru yang disebabkan oleh
kuman (Anita Mirwani, S.kep). Penyebab-penyebab dari timbulnya pleuritis adalah virus dan
mikoplasma, bakteri Pogenik¸ tuberkulosis, fungi, parasit.
Diketahui bahwa cairan masuk ke dalam rongga kosong antara kedua pleura tersebut, karena
biasanya di sana hanya terdapat sedikit (10-20 cc) cairan yang merupakan lapisan tipis serosa
dan selalu bergerak secara teratur. Terjadinya infeksi pada pleura menyebabkan peradangan
sehingga menimbulkan besarnya permeabilitas pada lapisan pleura, dan menyebabkan masuknya
cairan ke dalam rongga pleura. Pada Pleuritis yang disebabkan fungi dan tuberkulosa terjadi
karena adanya reaksi hipersensitivitas.
Pengobatan pleuritis tergantung kepada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah infeksi
bakteri, diberikan antibiotik. Jika penyebabnya adalah virus, tidak diperlukan pengobatan. Jika
penyebabnya adalah penyakit autoimun, dilakukan pengobatan terhadap penyakit yang
mendasarinya.
Tujuan pengobatan adalah untuk menemukan kondisi dasar yang menyebabkan pleuritis dan
untuk menghilangkan nyeri dengan diatasinya penyakit dasar (Pnemonia, dan infeksi), imflamasi
pleuritis biasanya menghilang. Pada waktu yang sama, penting artinya untuk memantau tanda-
tanda dan gejala-gejala efusi pleura, seperti sesak nafas, nyeri dan penurunan ekskruksi dinding
dada.
http://saarianggreni.blogspot.co.id/2014/10/asuhan-keperawatan-pleuritis.html
III. evaluasi
berdasarkan implementasi yang dilakukan, maka evaluasi yang
diharapkan untuk klien dengan gangguan sistem pernafasan
pleuritis adalah:
ü tanda-tanda vital stabil
ü kebutuhan oksigen terpenuhi(tidak sesak)
ü klien dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari secara mandiri
ü klien merasa nyaman, infeksi tidak terjadi dan keluarga klien
mengerti tentang penyakit yang diderita.
DAFTAR PUSTAKA
SISTEM RESPIRASI
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN PLEURITIS”
Di susun oleh :
2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita hanturkan kepada Allah swt berkat segala rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul ”Asuhan Keperawatan pada Klien Pleuritis”.
Dalam Penulisan makalah ini pemakalah merasa masih banyak kekurangan - kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki pemakalah. Untuk itu kritik
dan saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini pemakalah menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada pihak - pihak yang membantu dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini. Semoga dengan
adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca.
Bengkulu, Mei 2013
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
A. Pengkajian
E. Implementasi
F. Evaluasi
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Paru - paru dibagi menjadi beberapa belahan atau lobus oleh fisura. Paru - paru kanan mempunyai
tiga lobus dan paru - paru kiri mempunyai dua lobus. Setiap lobus tersusun atas lobula. Sebuah pipa
bronkhial kecil masuk kedalam setiap lobula.
Pleura
http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://practicalhospital.com
Setiap paru dilapisi oleh membran rangkap dua, yaitu pleura. Pleura viseralis erat melapisi paru -
paru, masuk ke dalam fisura dan dengan demikian memisahkan lubus satu dengan yang lain. Membran
ini kemudian dilipat kembali kesebelah tampuk paru - paru dan membentuk pleura pariatalis, dan
melapisi bagian dalam dinding dada.
Di antara kedua lapisan pleura itu terdapat sedikit exsudat untuk meminyaki permukaannya dan
menghindarkan gesekan antara paru - paru dan dinding dada yang sewaktu bernapas bergerak. Dalam
keadaan sehat kedua lapisan itu satu dengan yang lain erat bersentuhan. Ruang atau rongga pleura itu
hanyalah ruang yang tidak nyata, tetapi dalam keadaan tidak normal, udara atau cairan memisahkan
kedua pleura itu dan ruang di antaranya menjadi jelas.
C. Etiologi
Penyebab - penyebab dari timbulnya pleuritis adalah:
1. Virus dan Mikoplasma
Efusi pleura karena virus atau mikroplasma agak jarang. Bila terjadi jumlahnya tidak banyak dan
kejadiannya hanya selintas saja. Jenis - jenis virusnya adalah echovirus, Coxsackie group,
chlamidia, rivkettsia, dan mikroplasma.
2. Bakteri Piogenik
Bakteri yang sering ditemukan adalah: aerob dan anaerob. Bakteri - bakteri aerob meliputi
Streptucocus pneumonia, Streptucocus mileri, Stafilococus aureus, Hemofilus spp, E.koli, Klebsiela,
Pseudomonas spp. Bakteri - bakteri anaerob meliputi Bakteroides spp, Peptostreptococus,
Fusobakterium.
3. Tuberkulosis
Selain komplikasi tuberkulosa, dapat juga disebabkan oleh robeknya rongga pleura atau melalui
aliran getah bening.
4. Fungi
Pleuritis karena fungi amat jarang. Biasanya terjadi karena penjalaran infeksi fungi dari jaringan paru.
Jenis fungi penyebab pleuritis adalah Aktinomikosis, Koksidiomikosis, Aspergillus, Kriptokokus,
Histoplasmolisis, Blastomikosis, dan lain - lain.
5. Parasit
Parasit yang menginvasi ke dalam rongga pleura hanyalah amoeba dalam bentuk tropozoit.
D. Patofisiologi
Ketika kedua membran yang mengalami inflamasi atau bergesekan selama respirasi (terutama
inspirasi), akibatnya nyeri hebat, tersa tajam seperti tusukan pisau. Nyeri dapat menjadi minimal atau
tidak terasa ketika nafas ditahan atau dapat menjalar ke bahu audomen kemudian sejalan dengan
terbentuknya cairan pleura, nyeri akan berkurang pada periode dini ketika terkumpul sedikit cairan,
esekan, fiksi pleura dapat terdengar dengan steteskop, hanya akan menghilang kemudian bila telah
berkumpul cairan dan memisahkan pleura yang mengalami inflamasi.
Pleuritis dapat terjadi dengan pneumonia atau infeksi traktus resfiratori atas tuberkulosis, penyakit
kolagen, infrak paru atau embolisme paru, pada kanker primer metastatik dan setela torakatomi.
3. Pemeriksaan lain adalah pH, kadar glukosa dan kadar amilase.
4. Pleuritis karena virus atau mikoplasma: Cairan efusi biasanya eksudat dan berisi leukosit 100 - 6.000 per
cc.
5. Pleuritis karena bakteri piogenik: Deteksi antibodi terhadap virus dalam cairan efusi.
6. Pleuritis tuberkulosa: Mula - mula yang dominan adalah sel polinuklear, tapi kemudian sel limfosit
karena reaksi hipersensitivitas terhadap tuberkuloprotein. Pemeriksaan utama untuk menegakkan
diagnosa dalam cairan efusi (kultur) atau dengan biopsi jaringan pleura. Secara umum pemeriksaan
untuk menegakkan diagnosa adalah:
Rontgen Thorax
H. Komplikasi
Piopneumotoraks
Abses paru (terkumpulnya nanah dalam rongga yang tadinya tidak ada)
I. Pengobatan
Pengobatan pleuritis tergantung kepada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah infeksi bakteri,
diberikan antibiotik. Jika penyebabnya adalah virus, tidak diperlukan pengobatan. Jika penyebabnya
adalah penyakit autoimun, dilakukan pengobatan terhadap penyakit yang mendasarinya.
Apapun penyebab dari pleuritis, biasanya nyeri dada bisa diredakan dengan memberikan obat
pereda nyeri seperti asetaminofen atau ibuprofen. Kodein dan golongan narkotik lainnya merupakan
pereda nyeri yang lebih kuat tetapi cenderung bersifat menekan batuk, sehingga bukan merupakan
langkah yang baik karena bernafas dalam dan batuk membantu mencegah terjadinya pneumonia.
Karena itu jika sudah tidak terlalu nyeri, penderita pleuritis dianjurkan dan didorong untuk bernafas
dalam dan batuk.
Batuk mungkin tidak terlalu nyeri jika penderita atau penolong menempatkan / memeluk sebuah
bantal di daerah yang sakit. Membungkus seluruh dada dengan perban elastis yang tidak lengket,
juga bisa membantu meredakan nyeri yang hebat. Tetapi membungkus dada untuk mengurangi
pengembangannya, akan meningkatkan resiko terjadinya pneumonia.
J. Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan adalah untuk menemukan kondisi dasar yang menyebabkan pleuritis dan untuk
menghilangkan nyeri dengan diatasinya penyakit dasar (Pnemonia, dan infeksi), imflamasi pleuritis
biasanya menghilang. Pada waktu yang sama, penting artinya untuk memantau tanda - tanda dan gejala
- gejala efusi pleura, seperti sesak nafas, nyeri dan penurunan ekskruksi dinding dada.
Analgesik yang diresepkan dan aplikator topikal panas atau dingin akan memberikan peredaan
simptomatik. Indomestasin, obat anti imflamasi non steroidal, dapat memberikan peredaan nyeri sambil
memungkinkan pasien batuk secara efektif. Jika nyeri sangat hebat, diberikan blok intercostal prokain.
Adapun obat - obat yang dapat digunakan pada penderita dengan masalah pleuritis adalah sebagai
berikut :
1. Analgesik
2. Antibiotik
3. Antidiuretik
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1) Pengkajian
Biodata
nama :
umur :
jenis klamin :
Keluhan utama yang sering timbul pada klien pleuritis adalah nyeri dada yang diperburuk saat bernapas,
sesak napas yang ditandai dengan pernapasan yang cepat dan dangkal.
Pleuritis sering kali timbul setelah infeksi saluran napas atas (infeksi pada hidung dan tenggorokan).
Resiko tinggi timbul pada klien dengan riwayat post - operasi, infeksi pernapasan, dan klien dengan
imunosupresi (kelemahan dalam sistem imun).
1. Ketidakefektifan jalan nafas b/d menurunnya ekspansi paru sekunder terhadap menumpuknya cairan
dalam rongga pleura.
3. Intoleransi aktivitas b/d ketidak seimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
Diagnosa I
Ketidakefektifan jalan nafas b/d menurunnya ekspansi paru sekunder terhadap menumpuknya cairan
dalam rongga pleura
Rasional : meningkatkan frekuensi pernapasan merupakan indikator sesak yang dialami oleh pasien.
Rasional : mengetahui keadaan umum pasien dan memberi gambaran mekanisme jantung dan
pernapasan.
Diagnosa II
Rasional : Analgetik dapat mengurangi nyeri dan antibiotik dapat menghilangkan infeksi
Diagnosa III
Rasional : Mengetahui tingkat aktivitas pasien dan dapat menentukan dalam menentukan intervensi
2. Intervensi : Observasi frekuensi pernapasan dalam aktivitas
Rasional : Meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
Diagnosa IV
2. Pantau berat badan saat masuk rumah sakit dan saat sekarang.
6. Health education tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh dalam masa penyembuhan.
Rasional : dengan memahami pentingnya nutrisi dapat menimbulkan motivasi untuk makan.
5) Implementasi
Diagnosa I
1. Mengkaji frekuensi, kedalaman dan kualitas pernapasan
2. Memberi posisi semi fouler
3. Mengobservasi tanda vital tiap 4 jam
4. Memberi minum air hangat
5. Mengkolaborasi dengan dokter pemberian oksigen
6. Mengkolaborasi dengan dokter pemasangan selang dada
Diagnosa II
Diagnosa III
2. Memantau berat badan saat masuk rumah sakit dan saat sekarang
6. Health education tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh dalam masa penyembuhan
6) Evaluasi
Berdasarkan implementasi yang di lakukan, maka evaluasi yang di harapkan untuk klien dengan
gangguan sistem pernapasan pleuritis adalah : tanda-tanda vital stabil, kebutuhan nutrisi terpenuhi,
kebutuhan oksigen terpenuhi (tidak sesak), klien dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari secara mandiri,
klien merasa nyaman infeksi tidak terjadi dan keluaga klien mengerti tentang penyakitnya.
http://asuhankeperawatanpadaklienpleuritis.blogspot.co.id/
BAB
PEMBAHASAN
3. PATOFISIOLOGI
Diketahui bahwa cairan masuk ke dalam rongga kosong antara kedua pleura tersebut,
karena biasanya di sana hanya terdapat sedikit (10-20 cc) cairan yang merupakan lapisan tipis
serosa dan selalu bergerak secara teratur. Terjadinya infeksi pada pleura menyebabkan
peradangan sehingga menimbulkan besarnya permeabilitas pada lapisan pleura, dan
menyebabkan masuknya cairan ke dalam rongga pleura. Pada Pleuritis yang disebabkan fungsi
dan tuberkulosa terjadi karena adanya reaksi hipersensitivitas.
Infeksi-Infeksi: bakteri-bakteri (termasuk yang menyebabkan tuberculosis), jamur-jamnur,
parasit-parasit, atau virus-virus.
Kimia-Kimia Yang Terhisap Atau Senyawa-Senyawa Beracun: paparan pada beberapa agen-
agen perbersih seperti ammonia.
Penyakit-Penyakit VaskularKolagen: lupus, rheumatoid arthritis.
Kanker-Kanker: contohnya, penyebaran dari kanker paru atau kanker payudara kepleura.
Tumor-Tumor Dari Pleura: mesothelioma atau sarcoma.
Kemacetan: gagal jantung.
Pulmonary embolism: bekuan darah didalam pembuluh-pembuluh darah ke paru-paru.Bekuan-
bekuan ini adakalanya dengan parah mengurangi darah dan oksigen kebagian-bagian dari paru
dan dapat berakibat pada kematian pada bagian itu darijaringan paru (diistilahkan lung
infarction). Ini juga dapat menyebabkan pleurisy.
Rintangan dariKanal-Kanal Limfa: sebagai akibat dari tumor-tumor paru yangberlokasi secara
central.
Trauma: patah-patahan rusuk atau iritasi dari tabung-tabung dada yang digunakanuntuk
mengalirkan udara atau cairan dari rongga pleural pada dada
Obat-Obat Tertentu: obat-obat yang dapat menyebabkan sindrom-sindrom sepertilupus (seperti
Hydralazine, Procan, Dilantin, dan lain-lainnya).
Proses-proses Perut: seperti pankreatitis, sirosis hati.
Lung infarction: kematian jaringan paru yang disebabkan oleh kekurangan oksigendari suplai
darah yang buruk
4. ETIOLOGI
Penyebab-penyebab dari timbulnya pleuritis adalah:
Virus dan mikoplasma
Jenis-jenis virusnya adalah: ECHO virus, Coxsackie group, Rickettsia dan mikroplasma.
Bakteri piogenik
Bakteri yang sering ditemukan adalah: aerob dan anaerob. Bakteri-bakteri aerob meliputi
Streptucocus pneumonia, Streptucocus mileri, Stafilococus aureus, Hemofilus spp, E.koli,
Klebsiela, Pseudomonas spp. Bakteri-bakteri anaerob meliputi Bakteroides spp,
Peptostreptococus, Fusobakterium.
Tuberkulosa
Selain komplikasi tuberkulosa, dapat juga disebabkan oleh robeknya rongga pleura atau melalui
aliran getah bening.
Fungi
Pleuritis karena fungi amat jarang. Biasanya terjadi karena penjalaran infeksi fungi dari jaringan
paru-paru. Jenis fungsi penyebab Pleuritis adalah aktinomikosis, koksidioidomikosis, aspergillus,
kriptokokus, histoplasmosis, blastomikosis dan lain-lain.
Parasit
Parasit yang menginvasi ke dalam rongga pleura hanyalah amoeba dalam bentuk tropozoit.
6. PENATALAKSANAAN
Tujuan pengobatan adalah untuk menemukan kondisi dasar yang menyebabkan pleuritis
dan untuk menghilangkan nyeri dengan diatasinya penyakit dasar (Pnemonia, dan infeksi),
imflamasi pleuritis biasanya menghilang. Pada waktu yang sama, penting artinya untuk
memantau tanda-tanda dan gejala-gejala efusi pleura, seperti sesak nafas, nyeri dan penurunan
ekskruksi dinding dada.
Analgesik yang diresepkan dan aplikator topikal panas atau dingin akan memberikan
peredaan simptomatik. Indomestasin, obat anti imflamasi non steroidal, dapat memberikan
peredaan nyeri sambil memungkinkan pasien batuk secara efektif. Jika nyeri sangat hebat,
diberikan blok intercostal prokain.
Adapun obat-obat yang dapat digunakan pada penderita dengan masalah pleuritis adalah
sebagai berikut :
o Analgesik
o Antibiotik
o Antidiuretik
o Pemasangan wsd untuk mengeluarkan cairan
7. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS
o Ronseng dada
o Pemeriksaan sputum
o Pleura punksi
o Biopsi pleura
o Laboratorium darah (leukosit meningkat)
8. KOMPLIKASI
Adapun komplikasi dari pleuritis ialah :
Efusi Pleura
9. WOC PLEURITIS
PLEURITIS
pleura
(dispnea)
Intoleran aktifitas
Merangsang pengeluaran
Ketidak efektifan
jalan nafas
BHP
Anoreksia thalamus
nyeri
III. INTERVENSI
a. Ketidakefektifan jalan nafas b/d menurunnya ekspansi paru sekunder terhadap
menumpuknya cairan dalam rongga pleura
Tujuan
Pola nafas efektif dengan criteria
Sesak nafas berkurang hingga hilang
Batuk berkurang hingga hilang
Auskultasi bunyi nafas vesikuler
Intervensi :
1) Kaji frekuensi,kedalaman dan kualitas pernapasan
Rasional : meningkatkan frekuensi pernapasan merupakan indikator sesak yang dialami oleh pasien .
2) Beri posisi semi fouler
Rasional : posisi ini dapat memaksimalkan ekspansi paru
3) Observasi tanda vital tiap 4 jam
Rasional : mengetahui keadaan umum pasien dan memberi gambaran mekanisme jantung dan pernapasan .
4) Memberi minum air hangat
Rasional : air hangat berfungsi sebagai pengencer dahak
5) Kolaborasi dengan dokter pemberian oksigen
Rasional : memenuhi kebutuhan suplei oksigen
6) Kolaborasi dengan dokter pemasangan selang dada
Rasional : tindakan lanjut mengeluarkan cairan dalam rongga pleura
c. Intoleransi aktivitas b/d ketidak seimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
Tujuan : adanya kemampuan melakukan aktivitas dengan kriteria :
Pasien segar tidak lemah
Pasien tidak pucat
Tidak tacipnea
Intervensi
1) Kaji tingkat intoleran aktivitas
Rasional : mengetahui tingkat aktivitas pasien dan dapat menentukan dalam menentukan intervensi
2) Observasi frekuensi pernapasan dalam aktivitas
Rasional : mengetahui frekuensi pernapasan
3) Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan
sional : meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
4) Berikan oksigen sesuai indikasi, instruksi dokter
Rasional : mengurani sesak, terpenuhinya suplai oksigen
IV. IMPLEMENTASI
Dilaksanakan sesuai dengan intervensi yang telah di susun dalam rencana keperawatan.