Anda di halaman 1dari 17

BAB III

METODA PENGUJIAN DAN STANDAR YANG DIGUNAKAN


3.1 Proses Pengujian DGA

Pengujian DGA adalah salah satu metoda yang banyak diterapkan untuk
mengetahui kondisi gangguan terkini dalam suatu transformator. Proses pengujian
dapat dilakukan dengan cara pengambilan sampel minyak dari suatu trafo,
kemudian sample ini akan diuji dalam suatu alat yang dinamakan DGA
(Dissolved gas Analysis). Dari hasil pengujian ini akan didapat data kandungan
gas terlarut yang kemudian dapat dianalisa apakah kondisi gas terlarut tersebut
masih dalam kondisi normal atau tidak

Mulai A

Pengambilan Analisa
Sampel Minyak Trafo
Minyak

Ekstraksi Gas
Interprestasi
data TDCG
Interprestasi
data TDCG

Kesimpulan
dan saran
TDCG >
720

Selesai
A

Gambar 3.1 Diagram alir proses pengujian DGA

23
24

3.2 Data spesifikasi transformator

Berikut adalah data dari name plate trafo yang di uji :

Tabel 3.1 Spesifikasi Transformator

no spesifikasi
1 Type 1.250/6,6
2 stnadards C.E./-UNESA-V.D.E
3 Transformer 22.207/T13
4 Diagram dimension 9149425
5 Date of manufacturs 5/1981
6 Total weight 3.500 kg
7 Weight of oil 800 kg
8 Untanking weight 1.600 kg
9 Rating ONAN 1.250 kVA
10 Rating ONAF 1.500 kVA
11 Copper/oil temperatur 60/55 o C
rise
12 Ambient temperatur 45 oC
max
13 connection Dyn 11
14 Impedance voltage 6%
15 Changes under cover No load Voltage Current Power
(connection) voltage taps (V) (A) (kVA)
rate
∆ ONAN 1 6930 104,1
2 6765 106,7
3 6600 109,3 1250
4 6435 112,3
5 6270 112,2
∆ ONAF 1 6930 125
2 6765 123 1500
3 6600 131,2
4 6435 134,6
5 6270 135,1

3.3 Proses pengujian oli sampel menggunakan Transport X

3.3.1 Proses pengambilan sampel oli pada trafo

Dalam proses pengambilan oli sampel hal yang harus diperhatikan adalah kondisi oli
yang akan kita ambil harus terjamin tidak terkontaminasi oleh zat-zat lain bahkan udara
sekitar pun tidak boleh terbawa masuk kedalam syringe sehingga kita dapat mengetahui
konsisi yang sebenarnya dari kualitas sampel oli yang kita ambil.
25

Gambar 3.2 Proses pengambilan oli sampel

Adapapun proses pengambilan sampel oli sebagai berikut :

1. Buka baud/penutup oli pada trafo, kemudian masukan selang putih pada lubang
baud/penutup yang telah dibuka.
2. Buka secara perlahan transformator valve. Sehingga oli trafo dapat menggalir
kedalam syringe, jangan lupa pada 3 way stopcock valve atur pada posisi
pengisian.
3. Setelah proses pengisian menunjukan pada angka 50 ml. Tutup transformator
valve. Kemudian lepasan selang dari lubang penutup/baud dan tutup/pasang
kembali baud penutup pada trafo dan pastikan kondisinya rapat.

3.3.2 Proses pengujian oli sampel

Adapun untuk proses pengujiannya adalah sebagai berikut :

1. Pasang dan masukan kabel power transport x kedalam setop kontak. Kemudian
switch on transport x, maka akan terlihat kondisi layar LCD touch screen nya
seperti gambar dibawah ini.
26

Gambar 3.3 Transport X

2. Pada layar LCD ada pilihan Main menu untuk menentukan langkah pertama
pengujian yaitu dengan meyentuh layar pada pilihan ‘Start New Measurenment’
yang berada di icon yang tertera disebelah kiri layar.

Gambar 3.4 Pilihan Main menu pada layar LCD

3. Setelah ‘start new measurenment’ di sentuh maka akan tampil seperti gambar 3.4.
karena menggunakan sampel oli tarfo, maka sentuh pilihan ‘Transformator’
kemudian pilih dan sentuh ‘next’.
27

Gambar 3.5 Equipment Type

4. Kemudian akan muncul pilihan seperti pada gambar 3.5. pada menu “equipment
location” pilih “add new” (bila membuat database baru) tulis nama trafo nama
substation, kemudian tekan “next”.

Gambar 3.6 Menu Equipment Location

5. Menu “Equipment ID”, tekan “add new” (bila membuat database baru) tulis
nama trafo atau tag number, tegangan, daya, dan no. Seri kemudian tekan “next”.
28

Gambar 3.7 Menu Equipment ID

6. Pilih jenis pengujian berdasarkan sampel. Karena penulis menggunakan sampel


oli trafo sehingga pilih ‘Drain’. Kemudian pilih ‘next’ dan pilih ‘oli sample’.

Gambar 3.8 Menu Equipment sampling point

7. Pada menu sampel source pilih jenis pengujian yang akan dilakukan apakah
menguji minyak trafo atau menguji dari trafo (gas bucholz). Karena menguji
minyak trafo maka pilih Oil sample lalu tekan “next”.
29

Gambar 3.9 Pilihan oli sample dan gas sample

8. Pada menu “optional detail”, lakukan hal berikut :

a. tekan “comment”, tulis keterangan tambahan yang diperlukan (contoh :


maintenance atau overhaul), kemudian tekan “OK”.

b. tekan “extraction temperatur”. Tulis temperatur minyak saat pengambilan


sampel, kemudian tekan “OK”.

Gambar 3.10 Menu Optional detail

9. Proses pengecekan konfirmasi kembali database yang telah diisi, bila sudah
benar tekan “next”.
30

Gambar 3.11 Menu details transformator

10. Sebelum melakukan instruksi sesuai gambar 3.10. pastikan botol lid assembly
sudah bersih dari minyak trafo pengujian sebelumnya. Kemudian ikuti instruksi
sesuai dengan yang tertera pada layar.

Gambar 3.12 menu install bottle

11. Masukan pengaduk / magnetic stirrer ke dalam botol, tutup kembali dengan tutup
botol ekstraktor. Kemudian letakan pada tempat (holder) pada alat test Transport
X (seperti gambar 3.12). dan sambungkan 1 probe untuk temperatur. Kemudian
bila semunya sudah siap tekan “next”.
31

Gambar 3.13 botol ekstraktor pada holder

12. Bila sudah ada insturksi untuk memasukan minyak ke dalam botol Lid Assembly
menggunakan syringe, dalam memasukkan minyak pastikan penekanan syringe
tidak terlalu cepat.

Gambar 3.14 instruksi untuk memasukan minyak sampel


32

13. Masukan minyak kedalam botol lid assembly dalam waktu kurang dari 2 menit,
bila lebih maka akan terjadi purge kembali. Bila sudah selesai memasukan
minyak tekan “next”.

Gambar 3.15 Proses memasukan minyak sampel kedalam botol lid assembly

14. Tunggu sekitar 20 menit, bila telah selesai maka akan muncul kondisi gas terlarut
seperti gambar 3.15 berikut ini.

Gambar 3.16 Kondisi gas terlarut


33

3.4 Metoda Interpretasi data uji DGA

Terdapat beberapa metode untuk melakukan interpretasi data dan analisis seperto yang
tercantu pada IEE std.C7 – 104.1991 dan IEC 60599, yaitu :

3.4.1 Standar IEEE (TDCG)

Analisa jumlah total gas terlarut yang mudah terbakar / TDCG (Total Dissolved
Combustible gas) aakn menunukan keadaan transformator.

Tabel 3.2 batas konsentarsi gas terlarut berdasarkan IEEE std.C57 – 104.1991

Kondisi H2 CH4 C2H2 C2H4 C2H6 CO CO2 TDCG

1 100 120 35 50 65 350 2500 720

351 –
2 101 - 700 121-400 35 –50 51-100 66 –100 2501-4000 721 -1920
570

401 – 101 – 571 – 4001 – 1921 –


3 701 - 1800 51 –80 101 –150
1000 150 1400 10000 4630

4 >1800 >1000 >80 >200 >150 >1400 >10000 >4630

*) karbondioksida (CO2) saja tidak termasuk kategori TDCG.

Catatan : kondisi 1 = kondisi normal

Kondisi 2 = Tingkat TDCG mulai tinggi

Kondisi 3 = Waspada, dekomposisi isolasi

Kondisi 4 = Kerusakan Isolasi

Standar IEEE akan menetapkan tindakan operasi yang harus dilakukan pada bagian
kondisi.

3.4.2 Key Gas

Key gas didefinisikan oleh IEEE std.C57 – 104.1991 sebagai gas-gas yang terbentuk pada
transformator pendingin minyak yang secara kualitatif dapat digunakan untuk
menentukan jenis kegagalan yang terjadi, berdasarkan jenis gas yang khas atau lebih
dominan terbentuk pada berbagai temperatur.
34

Tabel 3.3 Tabel jenis kegagalan menurut analisis key gas

Gas Percent
Fault Key Gas Criteria
Amount
Large amount of H2 and C2H2,
Acetylene and minor quantites of CH4 and H2 : 60 %
Arcing
(C2H2) C2H4. CO and CO2 may also C2H2 : 30%
exist if cellulose is involved.

Large amount of H2, some CH4,


with small quantities of C2h6 and
Corona (Low Hydrogen H2 : 85 %
C2H4. CO and CO2 may be
Energy PD) (H2) CH4 : 13%
comparable if cellulose is
involved.

Large amount of C2H4, less


Overheating Ethylene C2H4 : 63%
amount of C2H6, some quantities
of Oil (C2H4) C2H6 : 19%
of CH4 and H2
Carbon
Overheating Large amount of CO and CO2,
Monoxide CO : 92 %
of Cellulose hydrocarbon gases may exist.
(CO)

Dari table diatas dapat dibuat diagram batang sebagai berikut :

1. Arcing

ARCING IN OIL
100
RELATIVE PROPORTIONS ( %)

80
60
60
KEY GAS
40 30
20 5
0 2 3
0
CO H2 CH4 C2H6 C2H4 C2H2 GAS

Gambar 3.17 Diagram batang arcing

Diagram batang diatas menunjukan kondisi umum terjadinya arcing adalah

dengan tingginya kandungan gas H2 (60%) dan diikuti dengan munculnya gas

C2H2 (30%) yang menjadi ciri utama terjadinya arcing, serta diikuti pula
35

kandungan gas yang lain (CH4, C2H6, C2H4) walaupun kandungannya relatife

lebih sedikit.

2. Corona / partial discharge

CORONA IN OIL / PARTIAL DISCHARGE


100 85
RELATIVE PROPORTIONS (%)
80

60
KEY GAS
40
20 13
0 1 1 0
0
CO H2 CH4 C2H6 C2H4 C2H2 GAS

Gambar 3.18 Diagram batang corona

Terjadinya corona /partial discharge adalah ditandai dengan dominanya gas H2

(85%) dan diikuti dengan gas CH4 (13%). Sehingga bila terjadi partial discharge

gas utama yang dominan adalah hidrogen (H2).

3. Overheating of oil

OVERHEATED IN OIL
100
RELATIVE PROPORTIONS (%)

80
63 KEY GAS
60

40
16 19
20
0 2 0
0
CO H2 CH4 C2H6 C2H4 C2H2 GAS

Gambar 3.19 Diagram batang overheating in oil

Diagram ini menunjukan overheating of oil bila kandungan gas C2H4 nya

dominan (63%) dan diikuti dengan munculnya gas-gas H2 (2%), CH4 (16%), dan

C2H6 (19%).
36

4. Overhating of cellulose

OVERHEATED CELLULOSE
100 92

RELATIVE PROPORTION (%)


80

60
KEY GAS
40

20
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
CO H2 CH4 C2H6 C2H4 C2H2 GAS

Gambar 3.20 Diagram batang overheating of cellulose

Overheating of cellulose merupakaan pemansan pada isolasi kertas, indikasi

umumnya adalah meningkatnya gas CO (92%). Gas ini biasanya dipicu oleh

faktor pembebanan pada trafo.

3.4.3 Roger’s Ratio

Berikut ini adalah bebrapa table yang berkaitan dengan metoda Roger’s ratio :

Tabel 3.4 Tabel Ratio Roger’s

Code range of ratio C2H2/ CH4/ C2H4/ Detection limit and 10 x detection limit
C2H4 H2 C2H6 are shown bellow :
<0.1 0 1 0 C2H2 1 ppm 10 ppm
0.1-1 1 0 0 C2H4 1 ppm 10 ppm
1-3 1 2 1 CH4 1 ppm 10 ppm
>3 2 2 2 H2 5 ppm 50 ppm
C2H6 1 ppm 10 ppm

Case Fault type Problems found


0 No fault 0 0 0 Normal aging
1 Low energy 1 1 0 Electric discharges in bubbles, cused by
partial insulation voids or super gas saturation
discharge in oil or cavitation (from pumps) or high
moisture in oil (water vapor bubbles).
2 High energy 1 1 0 Same as above but leading to tracking
partial discarge or perforation of solid cellulose
insulation by sparking, or arcing: this
generally produces CO and CO2.
37

3 Low energy 1-2 0 1-2 Continuous sparking in oil between bad


discharge connectons of different potential or
sparjing, arcing floating potential (poorly grounded
shield etc); breakdown of oil dielectric
between solid insulation materials.
4 High energy 1 0 2 Discharge (arcing) with power follow
discharge, through; arcing breakdown of oil
arching between windings or coils, or between
coils and ground, or load tap changer
arching across the contacts during
switching with the oil leaking into the
main tank.
5 Thermal fault 0 0 1 Insulated conductor overheating; this
lessthan 150OC generally produces CO and CO2
(see note 2) because this type of fault generally
involves cellulose insulation.
6 Thermal fault 0 2 0 Spot overheating in the core due to flux
temp. Range concerntrations. Tems below are in
150-300 OC (see order of increasing temperatures of hot
note 3) spots. Small hot spots in core. Shorted
7 Thermal fault 0 2 1 laminations in core. Overheating of
temp. Range copper conductor from eddy currents.
300-700 OC Bad connection on winding to incoming
8 Thermal fault 0 2 2 lead, or bad contacts on load or no-load
temp range over tap changer. Circulating currents in
700 OC (see note core; this could be an extra core
4) ground, (circulating currents in the tank
and core); this could also mean stray
flus in the tank.

These pronlems may inbolve cellulose


insulation which will produce CO and
CO2.

Tabel 3.5 code definition of Rogers refined ratio method [Rogers75]

Gas Ratio Range Code


CH4/H2 not greater than 0.1 5
(R1) between 0.1 and 1.0 0
between 1.0 and 3.0 1
not less than 3.0 2
C2H6/CH4 less than 1.0 0
(R4)
not less than 1.0 1
38

Tabel 3.5 code definition of Rogers refined ratio method [Rogers75] (Lanjutan)

Gas Ratio Range Code


C2H4/C2H6 less than 1.0 0
(R5) between 1.0 and 3.0 1

not less than 3.0 2


C2H2/C2H4 less than 0.5 0
(R2) between 0.5 and 3.0 1

not less than 3.0 2

Tabel 3.6 Diagnosis of Roger refined ratio method [Roger 75]

R1 R4 R5 R2 Diagnosis
0 0 0 0 normal deterioration
5 0 0 0 partial discharge
1 or 2 0 0 0 slight overheating - below 150 C (?)
1 or 2 1 0 0 slight overheating - 150 - 200 C (?)
0 1 0 0 slight overheating - 200 - 300 C (?)
0 0 1 0 General conductor overheating
1 0 1 0 Winding circulating currents
1 0 2 0 core and tank cirulating currents, overheated joints
0 0 0 1 flashover without power follow through
0 0 1 or 2 1 or 2 arc with power follow through
0 0 2 2 continuous sparking to floating potential
5 0 0 1 or 2 partial discharge with tracking (note CO)

3.4.4 Duval’s Triangel

Gambar 3.21 Segitiga Duval


39

Kordinat segitiga :

% CH4 = CH4/(CH4+C2H4+C2H2)*100%

%C2H4 = C2H4/(CH4+C2H4+C2H2)*100%

%C2H2 = C2H2/(CH4+C2H4+C2H2)*100%

Kode gangguan yang dapat dideteksi dengan Dissolved Gas Analysis (DGA)
menggunakan metode segitiga ini :

1. PD = Discharge sebagian

2. D1 = Discharge energi rendah

3. D2 = Discharge energi tinggi

4. T1 = Thermal faults pada temperatur < 300OC

5. T2 = Thermal faults pada temperatur 300 OC<T<700 OC

6. T3 = Thermal Faults pada temperatur > 700 OC

7. Zona DT = Campuran termal dan electrical fault.

Anda mungkin juga menyukai