jdih.kemkes.go.id
-2-
jdih.kemkes.go.id
-3-
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PERUBAHAN
KETIGA ATAS PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR
10 TAHUN 2021 TENTANG PELAKSANAAN VAKSINASI
DALAM RANGKA PENANGGULANGAN PANDEMI CORONA
VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19).
jdih.kemkes.go.id
-4-
Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi
dalam rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease
2019 (COVID-19) (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2021 Nomor 172) sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19
Tahun 2021 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 10 Tahun 2021 tentang
Pelaksanaan Vaksinasi dalam rangka Penanggulangan
Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 775), diubah
sebagai berikut:
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen
berupa mikroorganisme yang sudah mati atau
masih hidup yang dilemahkan, masih utuh atau
bagiannya, atau berupa toksin mikroorganisme yang
telah diolah menjadi toksoid atau protein
rekombinan, yang ditambahkan dengan zat lainnya,
yang bila diberikan kepada seseorang akan
menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif
terhadap penyakit tertentu.
2. Corona Virus Disease 2019 yang selanjutnya disebut
COVID-19 adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrom
Coronavirus 2 (SARSCoV-2).
3. Vaksinasi adalah pemberian Vaksin yang khusus
diberikan dalam rangka menimbulkan atau
meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu
saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan
jdih.kemkes.go.id
-5-
jdih.kemkes.go.id
-6-
Pasal 3
(1) Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 dilakukan oleh
Pemerintah Pusat.
(2) Pemerintah Pusat dalam melaksanakan Vaksinasi
COVID-19 melibatkan Pemerintah Daerah provinsi
dan Pemerintah Daerah kabupaten/kota serta
badan hukum/badan usaha.
(3) Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan
melalui:
a. Vaksinasi Program; atau
b. Vaksinasi Gotong Royong.
(4) Penerima Vaksin dalam pelayanan Vaksinasi
Program sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf
a tidak dipungut bayaran/gratis.
(5) Karyawan/karyawati, keluarga dan individu lain
terkait dalam keluarga, sebagai penerima Vaksin
COVID-19 dalam pelayanan Vaksinasi Gotong
Royong sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf
b tidak dipungut bayaran/gratis.
Pasal 6A
(1) Berdasarkan perencanaan kebutuhan vaksinasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, PT Bio
Farma (Persero) menyampaikan permohonan
jdih.kemkes.go.id
-7-
Pasal 10A
(1) Warga negara asing selain perwakilan negara asing
dan organisasi nirlaba internasional sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 dapat mengikuti
Vaksinasi Gotong Royong.
(2) Warga negara asing sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) merupakan warga negara asing yang bekerja
di badan hukum/badan usaha yang mengadakan
Vaksinasi Gotong Royong.
(3) Selain warga negara asing sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), warga negara asing lain dapat
mengikuti Vaksinasi Gotong Royong dengan
mendaftar melalui:
a. perwakilan negara asing atau organisasi nirlaba
internasional di Indonesia; atau
b. badan hukum/badan usaha di Indonesia selain
badan hukum/badan usaha yang
melaksanakan Vaksinasi Gotong Royong
sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
jdih.kemkes.go.id
-8-
Pasal 10B
Vaksin COVID-19 yang digunakan dalam pelaksanaan
Vaksinasi Gotong Royong tidak dapat menggunakan
Vaksin COVID-19 yang diperoleh dari hibah, sumbangan,
atau pemberian dari masyarakat, atau hibah luar negeri
baik secara bilateral maupun multilateral.
jdih.kemkes.go.id
-9-
Pasal 19
(1) Pendistribusian Vaksin COVID-19 untuk Vaksinasi
Gotong Royong dilaksanakan oleh PT Bio Farma
(Persero) kepada Fasilitas Pelayanan Kesehatan
yang bekerja sama dengan badan hukum/badan
usaha untuk:
a. pelaksanaan Vaksinasi Gotong Royong
terhadap karyawan/karyawati, keluarga,
individu lain terkait dalam keluarga dan
masyarakat lain.
b. pelaksanaan Vaksinasi Gotong Royong melalui
pendaftaran perwakilan negara asing,
organisasi nirlaba internasional di Indonesia,
atau badan hukum/badan usaha di Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10A ayat
(3).
(2) Dalam kondisi tertentu disuatu wilayah tidak
terdapat Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang
bekerja sama dengan badan hukum/badan usaha
untuk pelaksanaan Vaksinasi Gotong Royong
distribusi Vaksin COVID-19 untuk warga negara
asing yang pendaftarannya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10A ayat (3), distribusi Vaksin COVID-
19 dilakukan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan lain
setelah berkoordinasi dengan Kementerian
Kesehatan dan Kementerian Luar Negeri.
(3) PT Bio Farma (Persero) dalam pendistribusian
Vaksin COVID-19 untuk Vaksinasi Gotong Royong
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat bekerja
sama dengan pihak ketiga.
(4) Jumlah Vaksin COVID-19 yang didistribusikan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
harus sesuai dengan kebutuhan Vaksin COVID-19
untuk pelaksanaan vaksinasi yang dilakukan oleh
badan hukum/badan usaha.
jdih.kemkes.go.id
- 10 -
Pasal 43
(1) Pendanaan pelaksanaan Vaksinasi Program
dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah.
(2) Pendanaan pelaksanaan Vaksinasi Gotong Royong
yang dilaksanakan oleh badan hukum/badan
usaha dibebankan pada badan hukum/badan
usaha yang bersangkutan.
(3) Pendanaan untuk pemantauan dan
penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca Vaksinasi
COVID-19 dibebankan pada Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara.
(4) Pendanaan untuk pelayanan kesehatan bagi
penerima Vaksin COVID-19 yang mengalami
gangguan kesehatan akibat Kejadian Ikutan Pasca
Vaksinasi COVID-19 dibebankan pada anggaran
Kementerian Kesehatan atau program Jaminan
Kesehatan Nasional yang diselenggarakan oleh
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal II
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
jdih.kemkes.go.id
- 11 -
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 28 Juli 2021
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
BUDI G. SADIKIN
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 28 Juli 2021
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
BENNY RIYANTO
jdih.kemkes.go.id