Anda di halaman 1dari 5

Laporan Auditor Independen

1. Arti Wajar Dalam Auditing


Arti kata wajar menurut KBBI adalah (1) biasa sebagaimana adanya tanpa
tambahan apapun (2) menurut keadaan yang ada; sebagaimana mestinya. Pembuatan
laporan audit adalah langkah terakhir dari seluruh proses audit. Alasan dipelajari lebih
awal adalah karena dapat dijadikan dasar untuk mempelajari cara mengumpulkan
bahan bukti. Setelah memahami bentuk dan isi dari produk akhir kegiatan audit, maka
konsep pengumpulan bahan bukti pun menjadi lebih jelas. (Arens & Loebbecke,
1997)
Auditing berkonsentrasi pada kewajaran data keuangan yang disajikan dalam
laporan keuangan. Kewajaran data keuangan merupakan cerminan dari kondisi
keuangan yang benar-benar terjadi di sebuah entitas. Istilah untuk menyebut hal
tersebut adalah “presents fairly”. Inti dari auditing adalah jasa yang diberikan oleh
auditor untuk memberikan pendapatnya mengenai penyajian yang wajar dalam data
keuangan. Auditor bertanggungjawab atas opini yang dia berikan, maka dari itu
konsep “fairly presentation” atau penyajian yang wajar sangat penting agar auditor
dapat memberikan opini yang benar.

2. Laporan Auditor Bentuk Baku


Standar pelaporan yang keempat mengharuskan laporan audit berisi suatu petunjuk
yang jelas tentang sifat pekerjaan auditor serta tingkat tanggung jawab yang diembannya atas
laporan keuangan. Agar para pengguna laporan dapat memahami laporan audit, maka profesi
telah menyediakan standar kalimat yang digunakan dalam laporan auditor.
Laporan audit bentuk baku (standar unqualified audit report)- adalah laporan yang
diterbitkan oleh seorang auditor ketika seluruh kondisi audit terpenuhi, tidak diketemukan
kesalahan saji yang signifikan yang tergeletak tak diperbaiki, serta laporan ini berisi pendapat
auditor bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar sesuai dengan GAAP/PSAK.
Unsur-Unsur Laporan Audit Bentuk Baku

 Judul laporan.

Standar auditing mewajibkan setiap laporan diberi judul laporan, dan dalam judul tersebut
tercantum pula kata independen. Sebagai contoh, judul yang tepat adalah “laporan auditor
independen,” “laporan dari auditor independen,” atau“ pendapat akuntan independen.”
Kewajiban untuk mencantumkan kata independen dimaksudkan untuk memberitahu para
pengguna laporan bahwa audit tersebut dalam segala aspeknya dilaksanakan secara
objektif/tidak memihak.

 Alamat laporan audit.

Laporan ini umumnya ditujukan kepada perusahaan, para pemegang saham atau dewan
direksi perusahaan. Dalam tahun-tahun terakhir ini, telah menjadi suatu kebiasaan untuk
mengalamatkan laporan ini kepada para pemegang saham untuk menunjukkan bahwa auditor
itu independen terhadap perusahaan dan dewan direksi perusahaan yang diaudit.

 Paragraf pendahuluan.

Paragraf pertama laporan menunjukkan tiga hal: Pertama, membuat suatu pernyataan
sederhana bahwa kantor akuntan publik telah melaksanakan audit. Paragraf scope (lihat unsur
ke-4) akan menjelaskan maksud dari kata audit. Kedua, paragraf ini menyatakan laporan
keuangan yang telah diaudit, termasuk pencantuman tanggal  neraca serta periode akuntansi
dari laporan laba rugi dan laporan arus kas. Ketiga, paragraf pendahuluan menyatakan bahwa
laporan keuangan merupakan tanggung jawab manajemen dan tanggung jawab auditor erletak
pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan pelaksanaan audit. Tujuan dari
pernyataan-pernyataan ini adalah untuk mengkomunikasikan bahwa manajemen bertanggung
jawab atas pemilihan prinsip akuntansi yang tepat, atas keputusan mereka memilih ukuran
yang digunakan serta pengungkapan mereka tentang penggunaan prinsip-prinsip tersebut
serta untuk mengklarifikasikan peran manajemen dan auditor.

 Paragraf scope.

Paragraf scope ini berisi pernyataan faktual tentang apa yang dilakukan auditor selama proses
audit. Sesuai dengan SAS 93 mewajibkan bahwa negara asal prinsip akuntansi itu digunakan
dalam mempersiapkan laporan keuangan dan standar audit yang diikuti oleh auditor yang
identifikasikan dalam laporan audit.

 Paragraf pendapat.

Paragraf terakhir dalam laporan audit bentuk baku menyajikan kesimpulan auditor
berdasarkan hasil dari proses audit yang telah dilakukan. Bagian ini merupakan bagian
terpenting dari keseluruhan laporan audit, sehingga seringkali seluruh laporan audit
dinyatakan secara sederhana sebagai pendapat auditor.

 Nama KAP.

Nama tersebut akan mengidentifikasikan kantor akuntan publik atau praktisi mana yang telah
melaksanakan proses audit. Umumnya yang dituliskan adalah nama kantor akuntan publik
karena seluruh bagian dari kantor akuntan publik tersebut bertanggung jawab, baik secara
hukum maupun secara profesi, dalam memastikan agar kualitas pekerjaan audit memenuhi
standar profesi.

 Tanggal laporan audit.

Tanggal yang tepat untuk dicantumkan dalam laporan audit adalah tanggal pada saat auditor
menyelesaikan prosedur audit terpenting di lokasi pemeriksaan
Unsur pokok laporan auditor bentuk baku adalah sebagai berikut :

 Suatu judul yang memuat kata independen


 Suatu pernyataan bahwa laporan keungan yang disebutkan dalam laporan auditor
telah diaudit oleh auditor
 Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen
perusahaan dan tanggung jawab auditor terletak pada pernyataan pendapatan atas
laporan keungan berdasarkan atas auditnya.
 Suatu pernyataan bahwa audit dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang
ditetapkan instutisi Akuntan Publik Indonesia.

3. Jenis Opini Audit

Audit adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti yang
berhubungan dengan asersi tentang tindakan dan kejadian ekonomi secara objektif untuk
menentukan tingkat kepatuhan asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan
mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Adapun hasil dari
audit yakni berupa opini dari auditor atas laporan keuangan yang diperiksa. Opini audit inilah
yang mengungkapkan apakah laporan keuangan wajar atau tidak. Opini audit terdiri dari 4
(empat) jenis, yaitu sebagai berikut:

 Opini Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)

Opini wajar tanpa pengecualian diberikan oleh auditor jika auditor tidak menemukan
kesalahan yang material secara keseluruhan dari laporan keuangan dan laporan keuangan
dibuat sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku (SAK). Dengan kata lain, laporan
keuangan akan mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian jika memenuhi kondisi seperti
berikut:

1. Laporan keuangan lengkap


2. Bukti audit yang dibutuhkan lengkap
3. Ketiga standar umum telah diikuti sepenuhnya dalam perikatan kerja
4. Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku dan
konsisten
5. Tidak terdapat ketidakpastian yang cukup berarti mengenai perkembangan di masa
depan (going concern)

Opini wajar tanpa pengecualian dapat dimodifikasi menjadi opini wajar tanpa pengecualian
dengan paragraf penjelasan (modified unqualified opinion) ketika auditor harus menambah
suatu paragraf penjelasan dalam laporan auditnya. Keadaan yang membuat modifikasi ini,
apabila terjadi seperti:

1. Ada keraguan dari auditor atas konsep going concern perusahaan / entitas.
2. Kurang konsisten perusahaan dalam menerapkan prinsip atau standar akuntansi yang
digunakan.
3. Auditor ingin menekankan suatu hal.

 Opini Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion)

Auditor harus menyatakan opini wajar dengan pengecualian ketika:


1. Auditor setelah memperoleh bukti yang cukup dan tepat menyimpulkan bahwa
kesalahan penyajian, baik secara individual maupun secara agregasi adalah material
tetapi tidak pervasif terhadap laporan keuangan, atau
2. Auditor tidak memperoleh bukti yang cukup dan tepat yang mendasari opini, tetapi
auditor menyimpulkan bahwa pengaruh kesalahan penyajian yang tidak terdeteksi
yang mungkin timbul terhadap laporan keuangan, jika ada, dapat menjadi material
tetapi tidak pervasif.

 Opini Tidak Wajar (Adverse Opinion)

Audit harus menyatakan opini tidak wajar ketika auditor setelah melakukan pemeriksaan memperoleh
bukti yang cukup dan tepat kemudian menyimpulkan bahwa ada kesalahan penyajian, baik secara
individual maupun secara agregasi adalah material dan pervasif terhadap laporan keuangan. Pervasif
sendiri diartikan sebagai kesalahan yang akan membawa dampak kemana-mana atau mendalam.

 Opini Tidak Menyatakan Pendapat (Disclaimer of Opinion)

Opini tidak menyatakan pendapat diberikan auditor ketika auditor tidak memperoleh bukti yang
cukup dan tepat untuk mendasari opini, dan auditor tidak menyimpulkan bahwa pengaruh kesalahan
penyajian material yang tidak terdeteksi yang mungkin timbul terhadap laporan keuangan, jika ada,
dapat bersifat material dan pervasif.

4. Syarat yang Harus Dipenuhi Untuk Setiap Jenis Opini


Bentuk laporan audit yang paling umum adalah laporan audit standar dengan pendapat wajar
tanpa pengecualian. Lebih dari 90% laporan audit menggunakan bentuk ini. Laporan audit
standar wajar tanpa pengecualian digunakan bila kondisi berikut terpenuhi :
a. Semua laporan keuangan – neraca, laporan laba rugi, saldo laba, dan laporan arus kas
– sudah tercakup di dalam laporan keuangan.
b. Ketiga standar umum telah diikuti sepenuhnya dalam penugasan.
c. Bahan bukti yang cukup telah dikumpulkan dan auditor tersebut telah melaksanakan
penugasan dengan cara yang memungkinkan baginya untuk menyimpulkan bahwa
ketiga standar pekerjaan lapangan telah terpenuhi.
d. Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Ini
berarti bahwa pengungkapan yang memadai telah disertakan dalam catatan kaki dan
bagian-bagian lain laporan keuangan.
e. Tidak terdapat situasi yang memerlukan penambahan paragraf penjelasan atau
modifikasi kata-kata dalam laporan.
5. Ilustrasi Laporan Audit Independen

Anda mungkin juga menyukai