Anda di halaman 1dari 2

PENANGANAN

TERHADAP DUGAAN PELANGGARAN KODE


ETIK RUMAH SAKIT (KODERSI)
Rumah Sakit
………………………
Nomor Dokumen : No. Revisi : Halaman :
00 1 dari 1

Ditetapkan,
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur RS ……………
PROSEDUR
OPERASIONAL ………………… Sofwan Dahlan

Pengertian Penanganan terhadap dugaan pelanggaran KODERSI merupakan upaya


untuk memastikan adanya pelanggaran oleh rumah sakit (sebagai lembaga)
yang dilakukan oleh staf atau karyawan yang bekerja untuk dan atas rumah
sakit terhadap KODERSI.
Tujuan Melindungi pihak-pihak internal maupun eksternal dari kinerja rumah sakit
yang tidak sesuai dengan KODERSI yang ditetapkan oleh PERSI.

Kebijakan 1. Kinerja rumah sakit wajib dilaksanakan sesuai dengan KODERSI.


2. Komite Etik Rumah Sakit (KERS) berkewajiban mengawal kinerja
rumah sakit (yang dilaksanakan oleh staf atau karyawannya) agar
tidak menyimpang dari KODERSI.
3. Staf atau karyawan yang terbukti menyebabkan kinerja rumah
sakit tidak sesuai dengan KODERSI dapat diusulkan oleh KERS
kepada Direktur untuk dikenai sanksi dan/ atau pembinaan.
(Peraturan Direktur No. …. tentang Kebijakan Komite Etik RS)
Prosedur 1. Pihak internal maupun eksternal yang terkena dampak negatif dari
kinerja rumah sakit yang tidak sesuai dengan KODERSI dapat
melaporkan kepada Direktur;
2. Direktur memerintahkan kepada KERS untuk melakukan
penelitian akan kebenaran dari laporan tersebut;
3. KERS mengundang pihak pelapor (baik internal maupun ekternal)
serta pihak terlapor untuk dimintai konfirmasinya;
4. Direktur, sesuai dengan rekomendasi KERS, memberikan sanksi
kepada staf ataupun karyawan yang terbukti melakukan tindakan
yang menyebabkan kinerja rumah sakit tidak sesuai dengan
KODERSI;
5. KERS melakukan pembinaan terhadap staf maupun karyawan
yang melakukan tindakan yang menyebabkan kinerja rumah sakit
tidak sesuai dengan KODERSI;
Unit Terkait 1. Direktur
2. KERS
3. Bagian Kepegawaian
4. ……….
5. …………
PENANGANAN
TERHADAP DUGAAN PELANGGARAN KODE
ETIK RUMAH SAKIT (KODERSI)
Rumah Sakit
………………………
Nomor Dokumen : No. Revisi : Halaman :
00 2 dari 1

Ditetapkan,
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur RS ……………
PROSEDUR
OPERASIONAL ………………… Sofwan Dahlan

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

 Bersifat lebih konkrit, sebab sudah menjelaskan tentang urut-urutan


yang tepat dari tahapan-tahapan instruksi yg menerangkan tentang:
a. Who -------- siapa yang harus melakukan.
b. What -------- apa yang harus dilakukan.
c. When -------- kapan dilakukan.
d. How --------- bagaimana melakukannya.
 Payung hukumnya adalah Per-Dir ttg Kebijakan ….
 Sebagai pedoman praktis bagi setiap staf di RS.
 Sebagai parameter bagi Direktur RS dalam menilai pelaksanaan
tugas dan tanggungjawab staf.
 Disahkan oleh Direktur RS.

KEBIJAKAN (POLICY)
A definite course or method of action selected to guide and
determine present or future decisions.

Anda mungkin juga menyukai