Anda di halaman 1dari 10

Studi Kasus Penyesuaian ....

(Fitriana Diah P) 98

STUDI KASUS PENYESUAIAN DIRI DAN SOSIAL REMAJA HAMIL DILUAR


NIKAH

CASE STUDY OF SELF AND SOCIAL COMPLIANCE TEENAGER MARRIED BY ACCIDENT

Oleh: Fitriana Diah Proboastiningrum, Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Negeri Yogyakarta
proboasty@yahoo.com mailto:chakiky09@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penyesuaian diri dan sosial remaja hamil diluar nikah. Metode
dalam penelitian ini adalah case-study dengan subyek 3 remaja awal yang sedang hamil. Teknik pengumpulan data
menggunakan observasi dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, display data, dan
verification. Uji keabsahan menggunakan triangulasi sumber dan data. Hasil penelitian yang didapatkan, ketiga
subyek memiliki latar belakang yang berbeda yang menyebabkan subyek hamil diluar nikah. Ketiga subyek sudah
dapat menyesuaikan diri dengan kondisinya saat ini, berbeda dengan penyesuaian sosial yang mereka miliki.
Subyek AU belum bisa untuk berkomunikasi intens dengan masyarakat. Subyek SI masih sering merasa bahwa
dirinya menjadi bahan pembicaran para tetangga. Subyek WT lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah
karena merasa risih jika keluar rumah terlalu lama.

Kata kunci: remaja, hamil diluar nikah, penyesuaian diri an sosial.

Abstract
This study aims to describe the compliance of self and social Teenager which Married by Accident. The
method in this study is a case-study to the subject of three early teenager who is pregnant. Data collection
techniques use observation and interviews. Data analysis techniques use data reduction, data display, and
verification. Test validity uses triangulation of sources and data. The results of the study; Three of subjects have 60
different bacgrounds that led the subjects Married by Accident. Three of subjects have conformed their self with
Curently condition. It difers with social compliance that they have. Subject AU have not been able to comunicate
with society. Subject SI often feels that his self becomes object of the talk of neighbours . Subject WT spend much
time in the house because he feeluncomfortable if he stay out of the house for a long time.

Keywords: teenager, married by accident, self and social compliance

PENDAHULUAN perkembangan masing-masing yang perlu dan


penting dicapai untuk keberlangsungan hidupnya.
Manusia adalah makhluk yang memiliki
Menurut Erik E Erikson (John W.Santrock,
banyak hal yang dapat dipandang sebagai suatu
2002:42), periode perkembangan manusia
kekhasan dalam dirinya, yang mampu menyadari
dimulai sejak masa bayi (tahun pertama), masa
akan keberadaan dirinya sendiri. Makhluk yang
bayi (tahun kedua), masa awal kanak-kanak
mampu untuk memutuskan hal yang baik maupun
(tahun-tahun prasekolah, usia 3-4 tahun), masa
buruk, mampu bertanggungjawab akan hal yang
pertengahan dan akhir anak-anak (tahun-tahun
telah dilakukannya, mampu
sekolah, 6 tahun-pubertas), masa remaja (10-20
melaksanakan hak dan kewajiban untuk dirinya
tahun), masa awal dewasa (20-30an tahun), masa
sendiri maupun untuk orang lain, dan sebagainya.
pertengahan dewasa (40-50an tahun), dan masa
setiap manusia pasti mengalami pertumbuhan dan
akhir periode (60-an tahun).
perkembangan. Perlu diketahui bahwa setiap
periode perkembangan, manusia memiliki tugas
99 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 7 Tahun Ke-5 2016

Salah satu periode perkembangan yang Tidak semua remaja dapat melaksanakan
penting untuk diperhatikan adalah masa remaja. tugas perkembangannya dengan baik, bahkan
Masa remaja merupakan masa peralihan atau mungkin tidak tercapai. Masa remaja merupakan
transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, masa yang penting, maka tugas perkembangan
sehingga pada masa ini sering terjadi pada masa ini pun penting untuk diperhatikan.
kesenjangan. Masih banyak kita jumpai pula Namun, saat ini banyak orang tua yang kurang
permasalahan-permasalahan yang terjadi pada memperhatikan hal ini, sehingga tidak jarang
masa ini. Perubahan nilai yang harus mengikuti mereka mengabaikan tugas sepenuhnya sebagai
lingkungan pun tidak terkecuali menjadikan orang tua saat anak memasuki masa remaja.
permasalahan baru bagi remaja. Menurut Sofyan Sebagai akibatnya, anak terlepas dari pantauan
S. Willis (2005:19), remaja merasa bahwa dirinya orang tua dan tidak memahami bagaimana
bukan anak-anak lagi, akan tetapi belum mampu seharusnya dia menyikapi dirinya sendiri maupun
memegang tanggungjawab seperti orang dewasa, bersikap pada orang lain. Tugas perkembangan
karena itu pada masa remaja ini terdapat yang tidak tercapai dapat menjadikan remaja
kegoncangan, terutama didalam melepaskan nilai- mengalami penyesuaian diri dan sosial yang
nilai yang lama dan memperoleh nilai-nilai yang kurang baik. Masa remaja memiliki pembagian
baru untuk mencapai kedewasaan. Hal ini tampak rentang usia, yakni masa remaja awal, masa
dalam tingkah laku remaja itu sehari-hari, baik di remaja pertengahan, dan masa remaja akhir.
rumah, di lingkungan, maupun di masyarakat. Masing-masing dari periode ini memiliki tugas
Selain itu, pada masa remaja dorongan seksual perkembangannya masing-masing. Menurut
menonjol dan tampak dalam sikap remaja itu Hurlock (Rita Eka Izzaty, dkk, 2013: 122). Masa
terutama terhadap jenis kelamin yang berlainan. remaja awal berlangsung kira-kira dari 13 tahun
Menurut Havighurst (Hurlock, 1980:10), tugas sampai 16 tahun atau 17 tahun. Menurut Kartini
perkembangan remaja meliputi: 1) Mencapai Kartono (1995:36), mengatakan bahwa usia
hubungan baru yang lebih matang dengan teman remaja dibagi menjadi tiga, yaitu remaja awal
sebaya baik pria maupun wanita; 2) Mencapai (12-15 tahun), remaja pertengahan (15-18 tahun)
peran sosial antara pria dan wanita; 3) Menerima dan remaja akhir (18-21 tahun).
keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya Pada penelitian ini peneliti mengambil
secara efektif; 4) Mengharapkan dan mencapai subyek dengan rentangan usia remaja awal,
perilaku sosial yang bertanggungjawab; 5) karena pada masa ini remaja baru saja mengalami
Mencapai kemandirian emosional dari orang tua masa peralihan dari kanak-kanak, sehingga
dan orang dewasa lainnya; 6) Mempersiapkan gejolak yang dimilikinya pun masih tinggi dalam
karir ekonomi; 7) Mempersiapkan perkawinan hal apapun. Masa remaja awal dapat dikatakan
dan keluarga; 8) Memperoleh perangkat nilai dan sebagai masa rawan bagi orang tua untuk lebih
sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengawasi, mengajarkan dan mendidik anaknya
mengembangkan ideologi. lebih dari sebelumnya. Menurut William W.
Studi Kasus Penyesuaian .... (Fitriana Diah P) 100

Wattenber (Andi Mappiare, 1982:106), tugas pada tahun 2015, di desa U ada 11 kasus
perkembangan remaja awal, meliputi: 1) kehamilan diluar nikah, 5 diantaranya merupakan
Memiliki kemampuan mengontrol diri sendiri remaja berusia 13-16 tahun. Melihat semakin
seperti orang dewasa; 2) Memperoleh kebebasan; maraknya kasus kehamilan remaja diluar nikah,
3) Bergaul dengan teman lawan jenis; 4) tentu tidak terlepas dari pemikiran akan dampak
Mengembangkan keterampilan-keterampilan yang dialami remaja tersebut. Dampak yang
baru; 5) Memiliki cita-cita yang realistis. dialami tentu berpengaruh pada dirinya sendiri,
Hubungan yang tidak sehat sering baik berdampak secara fisik maupun psikisnya.
dijumpai pada hubungan yang biasa disebut Selain dampak yang berpengaruh secara fisik dan
pacaran. Banyak yang menjadikan “pacaran” psikisnya, kehamilan remaja diluar nikah juga
dengan baik, menjadikan dirinya sebagai orang berdampak pada lingkungan, bagaimana
yang lebih baik, memberikan motivasi untuk lingkungan menyikapi permasalahan tersebut dan
belajar, dan sebagainya. Namun, tidak sedikit bagaimana pergaulan dengan teman sebayanya
pula yang memanfaatkan “pacaran” sebagai maupun dengan masyarakat.
hubungan yang bebas untuk melakukan apa saja Hidup bermasyarakat tidak pernah
bersama tanpa ada batasan. Tingginya angka terlepas dari kesanggupan diri kita dalam
kehamilan pada remaja di Indonesia dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Menurut
dibuktikan dari hasil pengamatan dan survey Schneiders (Hendrianti Agustiani, 2006:146),
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional penyesuaian diri merupakan satu proses yang
(BKKBN) tahun 2013, berdasarkan jumlah mencakup respon-respon mental dan tingkah
penduduk remaja (usia 14-19 tahun) 34 juta (19,6 laku, yang merupakan usaha individu agar
%) dari total penduduk Indonesia, angka seks berhasil mengatasi kebutuhan, ketegangan,
bebas diseluruh kota besar di Indonesia konflik, dan frustasi yang dialami dalam dirinya.
melampaui 50%. Hasil survey sekitar 30 % Usaha individu tersebut bertujuan untuk
berakhir pada kawin "terpaksa" karena hamil memperoleh keselarasan dan keharmonisan antar
pada usia yang sangat muda. Kehamilan remaja tuntutan dalam diri dengan apa yang diharapkan
di Indonesia menunjukkan masih banyak remaja oleh lingkungan.
wanita yang belum begitu memahami resiko dari Remaja yang mngalami permasalahan
akibat kehamilan diusia muda. Data pada tahun tersebut menjadi kurang bisa menyesuaikan
2002 ada 50 kasus, tahun 2003 ada 92 kasus, dengan kondisinya saat ini, tidak hanya pada
tahun 2004 ada 101 kasus dan tahun 2010 dalam diriny namun dengan lingkungan sosial. Menurut
satu bulan terdapat 8 – 10 kasus. Elizabeth B. Hurlock (1997:278), penyesuaian
Selain berdasarkan data yang diperoleh sosial diartikan sebagai keberhasilan seseorang
tersebut, peneliti telah melakukan observasi awal untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada
di desa U di kabupaten Pemalang, dan didapatkan umumnya dan terhadap kelompoknya pada
hasil bahwa dalam kurun waktu satu tahun yaitu khususnya. Dari pernyataan Hurlock tersebut
101 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 7 Tahun Ke-5 2016

menggambarkan bahwa penyesuaian sosial (2010: 127-148) yaitu pertama tahap pra
merupakan usaha yang dilakukan seseorang untuk lapangan. Pada tahap ini, peneliti mengadakan
menyesuaikan diri pada orang lain dan kelompok. survei pendahuluan. Selama proses survei ini
peneliti melakukan penyusunan rancangan
METODE PENELITIAN penelitian, memilih lapangan penelitian,
Jenis Penelitian mengurus perizinan, menjajaki dan menilai
Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif
lapangan (field study), memilih dan
dengan metode studi kasus. Studi kasus (case-study),
memanfaatkan informan, menyiapkan
studi kasus menurut Burhan Bungin (2006:20) adalah
perlengkapan penelitian, dan kemudian persoalan
suatu studi yang bersifat komprehensif, intens, rinci,
etika penelitian.
dan mendalam serta lebih diarahkan sebagai upaya
Kedua, tahap pekerjaan lapangan. peneliti
menelaah masalah-masalah atau fenomena yang
bersifat kontemporer, kekinian. memahami latar penelitian dan melakukan
persiapan diri, serta memasuki lapangan dalam
Waktu dan Tempat Penelitian rangka pengumpulan data. Pengumpulan data
Penelitian dilakukan di Kabupaten Pemalang. akan dilakukan dengan wawancara dan observasi.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember Terakhir, tahap analisis data. peneliti
2015 sampai dengan pertengahan Januari 2016 melakukan serangkaian proses analisis dan
(tahap pra lapangan), pada akhir Februari sampai interpretasi data-data yang telah diperoleh
dengan akhir April 2016 (tahap pekerjaan sebelumnya. Selain itu peneliti juga melakukan
lapangan), dan akhir bulan April sampai dengan proses triangulasi data yang diperbandingkan
awal Juni 2016 (tahap analisis data). dengan teori kepustakaan.

Subjek Penelitian Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan


Data
Dalam penelitian ini, peneliti menentukan subyek
Data yang disampaikan pada penelitian ini
penelitian menggunakan teknik purposive dan
meliputi :
snowball. Subyek dalam penelitian ini dengan
1. Awal mula penyebab kehamilan remaja.
kriteria yaitu remaja awal yang dalam kondisi 2. Penyesuaian diri remaja hamil diluar nikah
hamil diluar nikah yang berdomisili di Kabupaten 3. Penyesuaian sosial remaja hamil diluar nikah
Pemalang. Terdapat 3 subyek perempuan yang Lexy J. Moleong (2010: 168) menjelaskan,
akan diteliti, yaitu AU (14 tahun), SI (15 tahun), kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup
dan WT (14 tahun). rumit. Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana
pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada
Prosedur akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya.
Menurut Sugiyono (2013: 305), dalam penelitian
Metode penelitian yang dipakai dalam
kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian
penelitian ini yaitu metode studi kasus, dengan
adalah peneliti itu sendiri.
langkah-langkah menurut Lexy J. Moleong
Studi Kasus Penyesuaian .... (Fitriana Diah P) 102

Tekik pengumpulan data dalam penelitian ini hasil observasi dan wawancara. Peneliti
yaitu dengan observasi dan wawancara mendalam. membahas secara lebih mendalam data-data yang
Observasi dilakukan peneliti untuk memperoleh telah dideskripsikan tersebut berdasarkan fokus
sumber data dan informasi melalui pengamatan dalam penelitian.
langsung di lokasi penelitian. Observasi yang 3. Verification, yaitu pengambilan kesimpulan dapat
dilakukan peneliti menggunakan observasi yang berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang
berstruktur yaitu dengan menggunakan pedoman sebelumnya masih remang-remang atau gelap
observasi dalam melakukan pengamatan, dan sehingga setelah diteliti menjadi jelas.
observasi non partisipan. Sedangkan, wawancara
dilakukan oleh peneliti dengan tujuan melengkapi HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
data-data yang diperoleh dari proses observasi.
Wawancara yang akan dilakukan peneliti adalah Subyek pada penelitian ini berjumlah 3 orang.
wawancara berstruktur dan disusun secara garis besar Masing-masing subyek memiliki key informan
saja, hal ini dikarenakan untuk membantu peneliti berjumlah 3 orang. Berikut profil singkat ketiga
agar wawancara dapat dikendalikan sehingga tidak subyek pada tabel 1.
menyimpang dari inti permasalahan ketika peneliti Tabel 1. Profil Singkat Subyek
melakukan variasi pertanyaan di lapangan.
Uji keabsahan data penelitian ini menggunakan
No Keteran Subyek I Subyek Subyek
teknik triangulasi sumber dan data. Peneliti g-an II III
menggunakan triangulasi dengan membandingkan
1. Nama AU SI WT
data yang telah diperoleh melalui hasil wawancara,
2. Jenis Perempu- Perempu- Perempu-
dan informan-informan lain dari ketiga subyek yaitu
Kelamin an an an
orang tua subyek, teman dekat subyek, dan tetangga
3. Umur 14 tahun 15 tahun 14 tahun
subyek.
4. Usia 8 bulan 5 bulan 8 bulan
Kehamil
Teknik Analisis Data
-an
Teknik analisis data yang digunakan dalam 5. Agama Islam Islam Islam
penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif 6. Alamat Pemalang Pemalang Pemalang
kualitatif yang tidak ada angka sama sekali Selanjutnya profil singkat key informan
didalamnya. Langkah-langkah teknik analisis data masing-masing subyek. Berikut key informan subyek
kualitatif (Sugiyono, 2013: 338-345) dalam I, pada tabel 2.
penelitian ini yaitu:
1. Reduksi data, yaitu mereduksi data berarti
merangkum, memilih hal yang pokok,
memfokuskan pada hal yang penting, dicari tema
dan polanya dan membuang yang tidak perlu.
2. Penyajian data, yaitu peneliti mendeskripsikan
data yang telah diperoleh melalui berbagai teknik
pengumpulan data, seperti mendeskripsikan data
103 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 7 Tahun Ke-5 2016

Tabel 2. Profil Singkat Key Informan Subyek I


Berikut profil singkat key informan subyek III
No Keterang Key Key Key pada tabel 4.
-an Informan Informan Informan Tabel 4. Profil Singkat Key Informan Subyek III
I II III No Keteran Key Key Key
1. Nama HN MY AN g-an Informan Informan Informan
2. Jenis Laki-laki Perempu- Perempu- I II III
Kelamin an an 1. Nama AS PA KK
3. Umur 38 tahun 15 tahun 35 tahun 2. Jenis Perempu- Perempu- Perempu-
4. Agama Islam Islam Islam Kelamin an an an
5. Alamat Pemalang Pemalang Pemalang 3. Umur 40 tahun 15 tahun 30 tahun
6. Hubung- Orang tua Teman Tetangga 4. Agama Islam Islam Islam
an dengan subyek dekat subyek 5. Alamat Pemalang Pemalang Pemalang
subyek (ayah) subyek 6. Hubung Orang tua Teman Tetangga
-an subyek dekat subyek
Berikut profil singkat key informan subyek II pada dengan (ayah) subyek
tabel 3. subyek
Tabel 3. Profil Singkat Key Informan Subyek II

No. Keterang Key Key Key Subyek pertama adalah AU. AU merupakan

-an Informan Informan Informan seorang remaja berusia 14 tahun yang saat ini sedang

I II III hamil, dan usia kehamilannya sudah memasuki bulan

1. Nama SB DW AZ ke 8. AU adalah siswi kelas 3 Sekolah Menengah

2. Jenis Perempu- Perempu- Perempu- Pertama yang mengundurkan dirinya sendiri sejak

Kelamin an an an mengetahui bahwa dirinya hamil, AU merupakan

3. Umur 40 tahun 15 tahun 35 tahun anak kedua dari dua bersaudara. Kesibukan kedua

4. Agama Islam Islam Islam orang tua AU memberikan kebebasan bagi AU.
Kebebasan yang diberikan oleh orang tuanya
5. Alamat Pemalang Pemalang Pemalang
membuat AU melakukan segala hal semaunya sendiri
6. Hubung- Orang tua Teman Tetangga
tanpa ada larangan dari ayah atau ibunya. Kebebasan
an dengan subyek dekat subyek
itulah yang selama ini memudahkan AU untuk
subyek (ibu) subyek
melakukan hubungan dengan pacarnya, bahkan
dengan “om” nya. AU merasa nyaman dan sangat
sayang, AU berani untuk melakukan hubungan seks
dengan pacarnya. Keinginan AU untuk memiliki
barang seperti teman-temannya semakin kuat,
sedangkan pacarnya masih kelas 3 SMA dan belum
bisa memenuhi keinginan AU, akhirnya AU mencoba
untuk bekenalan dengan seseorang laki-laki yang dia
panggil dengan sebutan “om”. AU mengenal “om”
nya tanpa perantara, dia mencari-cari sendiri di
Studi Kasus Penyesuaian .... (Fitriana Diah P) 104

Facebook. AU menjadikan “om” kenalannya sebagai dengan pacarnya. WT melakukan hubungan seks
selingan pacarnya, dari “om” nya, AU dapat membeli dengan pacarnya atas dasar suka sama suka. Tidak
apa yang AU mau. AU menuturkan bahwa awalnya tahu apa alsannya, mereka melakukan hubungan seks.
dia hanya ingin mencoba, tapi dia merasa ketagihan WT menuturkan bahwa pada saat pertama kali dia
dan ingin mencoba lagi dan lagi. melakukan hubungan seks dengan pacarnya adalah
Subyek kedua adalah SI. SI merupakan remaja pada saat WT merasa stress dan kesepian dirumah,
berusia 15 tahun yang memiliki kesempatan tepatnya saat ayah dan ibunya berceai. Kemudian
mengenyam dunia pendidikan hanya sampai Sekolah pacar WT pun datang untuk menemani WT dan
Dasar saja. 2 tahun yang lalu SI menyelesaikan mereka terbawa suasana untuk melakukan hubungan
pendidikannya di tingkat Sekolah Dasar. Karena seks. WT merasa bahwa pacarnya semakin
faktor ekonomi, SI tidak dapat melanjutkan menyayanginya dan mereka semakin sering
pendidikannya. Remaja dengan postur mungil, wajah melakukan hubungan seks disaat ayahnya sedang
manis dan kulit putih ini, saat ini tengah hamil 5 bulan tidak dirumah dan kondisi lingkungan tetangganya
dan masih menunggu janji-janji yang diberikan oleh sepi.
pacarnya untuk bertanggungjawab atas kehamilan AI. Latar belakang yang menyebabkan AU
SI adalah anak pertama dari tiga bersaudara. SI berada dalam kondisi sepeti ini adalah karena AU
memiliki 2 adik laki-laki, yaitu kelas 4 Sekolah Dasar diberikan kebebasan yang sama sekali tidak ada
dan usia 3 tahun. Orang tua SI sudah bercerai satu
pengawasan dari orang tuanya. AU selama ini
tahun yang lalu. Saat ini SI dan kedua adiknya tinggal
memiliki pegaulan yang kurang baik. Pegaualn
bersama nenek SI yang berasal dari keluarga ibunya.
AU dan teman sekolahnya dapat dikatakan
Sejak kecil, SI sudah tinggal bersama neneknya. SI
sebaga pegaulan yang kuang baik, karena teman
menuturkan bahwa dia sudah memiliki pacar sejak
kelas 5 Sekolah Dasar. Pacar SI yang ketiga adalah
sekolah yang biasa bergal dengan AU sudah biasa

laki-laki yang sudah bekerja sebagai supir truk yang melakukan hubungan seks dengan lawan
umurnya berbeda 12 tahun lebih tua dari SI. SI jenisnya. Awalnya AU belum mengkuti apa yang
mengaku bahwa, SI sudah sering melakukan teman-temannya lakukan, namun karena teman-
hubungan seks dengan pacarnya sejak 2 tahun yang temannya selalu meledek AU karena belum
lalu. Menurut penuturan SI, mereka biasanya melakkan hubungan seks dengan pacarnya
melakukan hubungan seks dirumah SI atau mencari membuat AU tertantang dan akhirnya mau untuk
tempat diluar rumah. SI mengatakan bahwa SI
berhubungan seks dengan pacarnya. Awalnya AU
melakukan itu karena sudah merasa nyaman, percaya
hanya melakukan hubungan seks dengan
dan sayang dengan pacarnya.
pacarnya saja, namun AU ingin seperti teman-
Subyek ketiga adalah WT. WT merupakan
temannya, memiliki barang-barang yang bagus
remaja berusia 14 tahun yang saat ini sedang hamil
dan mewah, AU mencoba untuk mencari kenalan
dan usia kehamilannya sudah memasuki bulan ke 8.
Kedua orang tua WT sudah bercerai satu tahun yang di Facebook yang sekiranya menurut AU bisa
lalu, yaitu saat WT kelas 1 Sekolah Menengah memenuhi keinginan AU. AU akhirnya
Pertama. WT adalah anak tunggal. Saat ini WT berkenalan dengan om-om dan menjalin
tinggal bersama ayahnya. WT berpacaran sudah sejak hubungan dengannya. Karena pacarnya tidak bisa
kelas 1 SMP. WT sudah merasa nyaman dan percaya memenuhi keinginan AU, AU mau melakukan
105 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 7 Tahun Ke-5 2016

apa saja dengan omnya asal apa yang diinginkan Ketiga subyek dapat dikatakan sudah bisa
tercapai. menyesuaikan diri dengan kondisi saat ini. Dilihat
Berbeda dengan AU, yang dari penerimaan subyek terhadap kondisi dirinya
melatarbelakangi SI berada dalam kondisi saat ini dan subyek juga sudah menyadari bahwa apa
karena SI sudah terbiasa melakukan hubungan yang dialami dirinya saat ini adalah dampak dari
seks dengan pacarnya selama 2 tahun, sedangkan perbuatan yang telah dia lakuka. Subyek juga
SI sudah 3 tahun berpacaran dengan pacarnya. SI sudah memiliki pandangan untuk melanjutkan
biasa melakukan hubungan seks di rumah atau hidupnya dengan baik.
mencari tempat yang sepi diluar rumah. SI selama Penyesuaian diri ketiga subyek sudah
ini hanya tinggal dengan neneknya yang sangat baik, namun ketiga subyek juga belum dapat
menyayangi SI, sehingga apapun yang SI lakukan mencapai penysuaian sosial dengan baik. AU, SI
tidak pernah dimarahi oleh neneknya. Sejak kecil dan WT merasa bahwa masyarakat menilai
SI sudah tinggal bersama neneknya, apalagi saat dirinya sebagai perempuan yang rendah dan
ini kedua orang tua SI sudah bercerai dan tinggal dipandang sebelah mata. Tidak jarang para
berjauhan dengan SI. Selain dari pacarnya, SI tetangga menggunjing subyek, namun juga ada
kurang mendapat perhatian dari orang tua dan yang merasa kasihan atas apa yang terjadi pada
neneknya. Hal ini menjadikan SI nyaman dan subyek. AU sudah mencoba untuk berbaur
mau untuk melakukan hubungan seks dengan dengan masyarakat, namun penerimaan
pacarnya. masyarakat belum sepenuhnya menerima
Selain AU dan SI, WT juga memiliki perbuatan AU. Hal tersebt menjadikan AU
cerita tersendiri sehingga dirinya berada diposisi kembali enggan untuk berbaur dengan
saat ini. Semenjak kedua orang tuanya bercerai, masyarakat. SI juga sudah berupaya untuk
WT lebih memilih untuk tinggal bersama mendekatkan diri pada tetangga dan lingkungan
ayahnya. WT lebih memiliki kedekatan dengan sekitar, namun SI merasa risih akan kondisinya
ayahnya, namun ayah WT kurang memiliki yang menurut SI belum dapat diterima oleh
banyak waktu untuk dirumah karena sibuk masyarakat. Berbeda dengan AU dan SI, WT
bekerja. Perceraian kedua orang tuanya membuat sejak awal memutuskan untuk tidak terlalu
WT merasa kesepian dan untuk mengobati mengambil pusing atasa respon yang diberikan
kesepiannya, WT sering meminta pacarnya untuk oleh masyarakat, meski tidak jarang WT juga
datang kerumah dan menemani WT. Berawal dari merasa sakit hati yang bercampur malu atas
hal tersebut, WT dan pacarnya lama-lama pembicaraan para tetangga tentang dirinya. AU,
terbawa suasana dan akhirnya melakukan SI dan WT sama-sama belum bisa berbaur dan
hubungan yang seharusnya belum boleh menerima respon yang diberikan masyarakat
dilakukan mereka. WT mengatakan bahwa apa terhadap dirinya.
yang dia lakukan dengan pacarnya karena suka
sama suka.
Studi Kasus Penyesuaian .... (Fitriana Diah P) 106

KESIMPULAN DAN SARAN kehidupannya meski dalam kondisi hamil,


karena keputusan yang diambil sudah baik
Kesimpulan
dan memang harus dipertahankan, selain
Penyesuaian diri remaja hamil diluar nikah itu subyek juga diharapkan dapat
adalah upaya yang dilakukan subyek untuk menerima membiasakan diri untuk berbaur dengan
kenyataan tentang apa yang terjadi dengan dirinya.
masyarakat, meski dalam kondisi hamil,
Saat pertama kali mengetahui bahwa dirinya haml,
karena dengan apa yang dilakukan subyek
ketiga subyek merasa kacau, bingung, takut,
sedikit demi sedikit dapat menghapus
menyesal, dan malu terhadap dirinya sendiri. Mereka
perbuatan yang dilakukannya dan
sama-sama memiliki pemikiran untuk menggugurkan
kehadirannya dapat diterima kembali oleh
kandungannya, namun WT berbeda dengan yang lain
yang sudah bebrapa kali mencoba menggugukan masyarakat.
kandungannya namun tetap gagal. Namun, saat ini 2. Upaya orang tua untuk membentengi anak
ketiga subyek sudah menerima keadaan dan dari perbuatan yang tidak diinginkan
memutuskan untuk mempertahankan kehamilannya. dapat dilakukan dengan baik dan benar,
Penyesuaian sosial remaja yang dalam keadaan hamil agar anak memiliki kekebalan tubuh yang
diluar nikah yang dimaksudkan disini adalah baik sehingga anak dapat dengan mandiri
bagaimana remaja tersebut dapat menyesuaikan
membentengi dirinya sendiri. Orang tua
dirinya dengan orang lain dalam keadaan dirinya yang
juga harus tetap memberikan dukungan
sudah menjadi bahan pembicaraan masyarakat.
pada anak meski sudah terjadi hal yang
Ketiga subyek sudah berusaha untuk bebaur
tidak diinginkannya, memberikan
dengan masyarakat. Ketiga subyek besikap cuek
bimbingan dan arahan agar kelak tidak
terhadap apa yang dibicarakan orang lain tentang
dirinya. Namun, diantara ketiga subyek, WT adalah terjadi hal serupa lagi.
subyek yang paling sensitif ketika ada orang yang 3. Bagi para remaja diharapkan dapat
membicarakan dirinya. Meski banyak gunjingan yang mempertimbangkan pertemanan, mana
datang dari tetangga, ketiga subyek masih memiliki yang baik dan cocok untuknya, dapat
dukungan dari orang-orang terdekatnya. Ketiga mengontrol diri sendiri dalam bergaul.
subyek mengakui bahwa apa yang terjadi pada dirinya 4. Masyarakat dapat membantu untuk
adalah hal yang salah dan mereka berusaha
mengatasi permasalahan ini, karena ini
memperbaiki kesalahan yang sudah diprbuatnya.
tidak hanya tanggungjawab orang tua saja
Tidak menghiraukan gunjingan para tetangga bukan
dalam menjaga remaja sekitar.
berarti membuat ketiga subyek hanya membiarkannya
Masyarakat dapat merangkul kembali
saja tanpa ada perubahan.
remaja yang hamil diluar nikah agar

Saran remaja tersebut juga dapat kembali

1. Subyek diharapkan dapat menyesuaikan diri dengan baik di

mempertanggungjawabkan atas keputusan masyarakat.

yang sudah diambil untuk melanjutkan


107 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 7 Tahun Ke-5 2016

5. Bagi guru BK (konselor), diharapkan Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi


Kelima). Jakarta: Erlangga.
dapat memberikan bimbingan dan
konseling kepada siswa, para penerus Hurlock, Elizabeth B. (1997). Perkembangan
Anak. Jakarta: Erlangga.
bangsa mengenai perilaku yang berkaitan
dengan pergaulan yang baik dan juga Lexy J. Moleong. (2010). Metodelogi Penelitian
Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: Remaja
bimbingan mengenai dunia seksual,
Rosdakarya
dengan maksud agar siswa dapat
Mappiare, Andi. (1982). Psikologi Remaja.
memahami akan hal yang seharusnya
Surabaya: Usaha Nasional.
tidak dilakukan dan apa saja batasan yang
Rita Eka Izzaty, dkk. (2013). Perkembangan
perlu diperhatikan dalam bergaul dengan
Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.
sesama jenis maupun lawan jenis. Guru
Santrock, John W. (2002). Life-Span
hendaknya memberikan pengarahan dan
Development: Perkembangan Masa
membimbing siswa agar mengetahui Hidup, Edisi 5. Jakarta: Erlangga.
perilaku yang baik untuk dirinya sendiri
Sofyan Willis. (2005). Remaja dan Masalahnya
maupun lingkungan. (Mengupas Berbagai Bentuk Kenakalan
Remaja Seperti Narkoba, Free Sex dan
6. Bagi pihak sekolah, diharapkan dapat
Pemecahannya). Bandung: Alfabeta.
memberikan ilmu tentang kesehatan
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan
reproduksi remaja yang dapat dimasukkan
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
kedalam materi pelajaran, seperti salah R&D). Bandung: Penerbit Alfabeta
satunya pelajaran biologi.

DAFTAR PUSTAKA

Bakti Buwono Budiasto. (2013). “Hubungan


Seks Pranikah Di Jateng Meningkat
Tijih Kali Lipat”. Diambil dari:
http://jateng.tribunnews.com/2013/11/14
/hubungan-seks-pra-nikah-di-jateng-
meningkat-tujuh-kali-lipat Pada 5
Desember 2015 pukul 20.00 WIB.

Burhan H.M bungin. (2006). Analisis data


penelitian kualitatif. Jakarta: Raja
Grafindo Persada

Hendriati Agustiani. (2006). Psikologi


Perkembangan, Pendekatan Ekologi
Kaitannya dengan Konsep Diri &
Penyesuaian Diri pada Remaja.
Bandung: Refika Aditama.

Hurlock, Elizabeth B. (1980). Psikologi


Perkembangan (Suatu Pendekatan

Anda mungkin juga menyukai