SKRIPSI
OLEH:
MALAWATI
NIM : 08C10104111
SKRIPSI
OLEH:
MALAWATI
NIM : 08C10104111
BAB I
PENDAHULUAN
tercapainya bangsa yang maju dan mandiri, sejahtera lahir dan batin. Salah satu
ciri bangsa yang maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena
sumber daya manusia. Hanya dengan sumber daya yang sehat akan lebih
produktif dan meningkatkan daya saing bangsa (Depkes, 2005). Sehat merupakan
hak setiap individu agar dapat melakukan segala aktivitas hidup sehari-hari. Untuk
bisa hidup sehat, kita harus mempunyai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
(Depkes, 2006). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan wujud
Dalam PHBS ada 5 program prioritas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan lingkungan,
Indonesia dan rendahnya kualitas hidup sumber daya manusia (Depkes, 2005).
1
2
Institusi Pendidikan terutama tingkat sekolah dasar (SD). Adanya kebijakan dan
Kepala Dinas Kesehatan, DPRD, lintas sektor sangat penting untuk pembinaan
PHBS di sekolah demi terwujudnya sekolah sehat. Disamping itu, peran dari
berbagai pihak terkait (Tim Pembina dan pelaksana UKS) juga penting,
menyerang anak usia sekolah (6 – 12 tahun) seperti cacingan, diare, sakit gigi,
sakit kulit, gizi buruk dan lain sebagainya yang ternyata umumnya berkaitan
dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas
pada lingkungan fisik manusia yang diperkirakan akan menimbulkan hal-hal yang
hidupnya, oleh karena itu diperlukan sanitasi lingkungan yang merupakan suatu
2006 di Indonesia terdapat lebih dari 250.000 sekolah negeri, swasta maupun
sekolah agama dari berbagai tindakan. Jika tiap sekolah memiliki 10 kader
kesehatan saja maka ada 3 juta kader kesehatan yang dapat membantu
informasi kesehatan (Depkes, 2006). Sanitasi dasar adalah sanitasi minimum yang
(jamban/ wc), pembuangan air limbah dan pengelolaan sampah (tempat sampah).
andil besar dalam kelangsungan negara ini, maka perlu diperhatikan dan
menciptakan lingkungan sekolah yang sehat sehingga peserta didik dapat belajar
tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal yang nantinya akan
Selain itu siswa juga tidak terbiasa mencuci tangan sebelum memakan makanan
karena menurut mereka untuk memakan makanan kecil tidak perlu mencuci
tangan, hanya sewaktu makan nasi saja itu perlu. Kebiasaan menggosok gigi pun
4
masih jarang dilakukan oleh siswa hal ini tercermin dari gigi mereka yang
berwarna kuning dan sebagian pula ada yang menderita karies gigi. (Observasi
lapangan, 2013)
pengetahuan dan sikap siswa SDN Peunaga dengan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS).
Siswa Sekolah Dasar Kelas V dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)”
1.3. Tujuan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS pada Kelas V Sekolah Dasar Negeri
2. Menambah wawasan tentang masalah kesehatan yang ada dan dialami oleh
masyarakat.
rendahnya PHBS.
Meureubo.
6
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
respon/reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun
dari dalam dirinya. Respon ini dapat bersifat pasif (tanpa tindakan : berfikir,
batasan ini, perilaku kesehatan dapat dirumuskan sebagai bentuk pengalaman dan
pengetahuan dan sikap tentang kesehatan. Perilaku aktif dapat dilihat, sedangkan
pengetahuan, sikap, dan tindakan atau sering kita dengar dengan istilah
2.2.1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
terjadi melalui panca indera manusia, yakni melalui mata dan telinga.
Pengetahuan terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang
Pengetahuan juga dapat diperoleh dari pengalaman orang lain yang disampaikan
7
kepadanya, dari buku, teman, orang tua, guru, radio, televisi, poster, majalah dan
surat kabar. Pengetahuan yang ada pada diri manusia bertujuan untuk dapat
menawarkan berbagai kemudahan bagi manusia. Dalam hal ini pengetahuan dapat
1. Tahu, yaitu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
(recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” merupakan tingkat
mendifinisikan.
tersebut secara benar. Orang telah paham terhadap suatu objek atau materi
yang telah dipelajari pada kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang
2.2.2. Sikap
masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap juga
mengalami sendiri suatu objek. Manusia dilahirkan dengan sikap pandangan atau
sikap dalam kehidupan manusia sangat besar. Bila sudah terbentuk pada diri
manusia, maka sikap itu akan turut menentukan cara tingkahlakunya terhadap
a. Sikap Sosial
suatu sikap sosial yang dinyatakan dalam kegiatan yang sama dan
berulang-ulang terhadap objek sosial. Karena biasanya objek sosial itu dinyatakan
tidak hanya oleh seseorang saja tetapi oleh orang lain yang sekelompok atau
masyarakat.
b. Sikap Individu
Sikap individu dimiliki hanya oleh seseorang saja, dimana sikap individual
berkenaan dengan objek yang bukan merupakan objek perhatian sosial. Sikap
individu dibentuk karena sifat pribadi diri sendiri. Sikap dapat diartikan sebagai
suatu bentuk kecenderungan untuk bertingkah laku, dapat diartikan suatu bentuk
respon evaluative yaitu suatu respon yang sudah dalam pertimbangan oleh
3. Relatif mantap.
4. Dapat dirubah.
Sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap
stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian
Ketiga komponen ini akan membentuk sikap yang utuh ( Total Attitude),
Sikap adalah kecenderungan untuk merespon baik secara positif atau negatif
terhadap orang lain, objek atau situasi. Sikap tidak sama dengan perilaku dan
2. Sikap positif yaitu : sikap yang menunjukkan menerima terhadap norma yang
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari suatu sikap,
tugas yang diberikan lepas pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang
melalui pendapat atau pertanyaan responden terhadap suatu objek secara tidak
11
responden.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan
tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka
individu itu sendiri, yang disebut faktor intern, dan sebagian terletak di luar
1. Faktor Internal
b. Motif Manusia berbuat sesuatu karena adanya dorongan atau motif tertentu.
Motif atau dorongan ini timbul karena dilandasi oleh adanya kebutuhan, yang oleh
kebutuhan rohani.
12
1. Faktor Eksternal
Yaitu faktor-faktor yang ada di luar diri individu bersangkutan. Faktor-faktor ini
rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan hidup bersih dan sehat,
serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Syarat rumah tangga
2. PHBS di Sekolah
merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan
13
serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat. Penerapan PHBS ini
1. Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga peserta didik, guru, dan
ancaman penyakit.
Kepala Dinas pendidikan, Kepala Dinas Kesehatan, DPRD, lintas sektor sangat
Disamping itu, peran dari berbagai pihak terkait (Tim Pembina dan pelaksana
tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan PHBS serta berperan aktif dalam
b. Menggunakan jamban.
d. Tidak merokok.
tahu, mau dan mampu mempraktikkan PHBS serta berperan aktif dalam
sekitar tempat kerja menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit, serta lingkungan
di sekitar tempat kerja menjadi lebih bersih, indah, dan sehat. Syarat Tempat
g. Menggunakan jamban.
kesehatan bagi masyarakat, seperti rumah sakit, puskesmas, dan klinik swasta.
mempraktikkan hidup perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
diperlukan sebagai salah satu upaya untuk mencegah penularan penyakit, infeksi
Sehat yaitu :
c. Menggunakan jamban.
Menurut Tarigan (2004), sasaran PHBS pada anak-anak yang kurang baik
akan menimbulkan berbagai penyakit seperti diare, sakit gigi, sakit kulit dan
2. Kebersihan Rambut Untuk selalu memelihara rambut dan kulit kepala dan
kesan cantik serta tidak berbau apek, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
17
2007)
a. Menggosok gigi secara benar dan teratur dan dianjurkan setiap habis makan
tangan dengan menggunakan sabun. Pencucian tangan dengan sabun yang benar
kemungkinan adanya bakteri penyebab diare melekat pada tangan, tapi praktik
cuci tangan harus dilakukan dengan benar dan pada saat yang tepat.Waktu yang
tepat untuk mencuci tangan dengan sabun adalah ketika sebelum makan, setelah
kuantitas dalam arti dan frekuensi yang digunakan untuk berolah raga. Dengan
6. Kebiasaan Tidur yang Cukup Tidur yang cukup diperlukan oleh tubuh kita
keterampilan akan meningkat, sebab susunan syaraf serta tubuh terpelihara agar
tetap segar dan sehat.Tidur yang sehat merupakan kebutuhan penting yang
dibutuhkan setiap hari. Tidur yang sehat apabila lingkungan tempat tidur udaranya
bersih, suasana tenang dan cahaya lampu remang-remang (tidak silau) serta
7. Gizi dan Menu Seimbang Keadaan gizi setiap individu merupakan faktor yang
amat penting karena zat gizi zat kehidupan yang esensial bagi pertumbuhan dan
dan serat sesuai dengan proporsi yang memakan sayur-sayuran dan buah-buahan
serta pola makan yang teratur yaitu tiga kali sehari pada pagi, siang dan malam
Indonesia, ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6 dan
merupakan suatu lembaga dengan organisasi yang tersusun rapi dan segala
teman- temannya sendiri, taat kepada peraturan atau disiplin dan dapat
b. Fasilitas cuci tangan yaitu disediakan kran-kran atau tempat air untuk cuci
tangan
kesehatan.
e. Saluran pembuangan air limbah (air bekas) yang lancar (tidak tersumbat).
Pengetahuan
Tindakan
Pengetahuan
Sikap
BAB III
METODE PENELITIAN
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Peunaga
Tahun 2013.
3.3.1 Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh Siswa SD Negeri
Peunaga Kelas V yaitu sebanyak 40 orang. Alasan pemilihan siswa kelas V merupakan
kelompok umur yang mudah menerima inovasi baru dan mempunyai keinginan kuat
untuk menyampaikan pengetahuan dan informasi yang di terimanya kepada orang lain
(Sarwono, 1997)
22
23
3.3.2 Sampel
bawah 100, sebaiknya subjek sejumlah itu diambil seluruhnya. Jadi teknik yang
digunakan adalah teknik total sampling yaitu pengambilan seluruh populasi jadi yaitu
3.6.1 Pengetahuan
3.6.2 Sikap
3.6.3 PHBS di SD
telah diisi untuk mengetahui apakah sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan.
2. Coding/ Scoring
3. Tabulating
4. Entry Data
Kegiatan memindahkan data dari kuesioner ke master tabel penelitian dengan cara
memasukkan data jawaban kuesioner sesuai kode yang telah ditentukan untuk
masing-masing variabel.
26
variabel dari hasil penelitian. Tujuannya untuk meringkas kumpulan data hasil
antara variabel independen dan variabel dependen, menggunakan uji Chi-Square pada
Aturan yang berlaku pada uji Chi Square adalah sebagai berikut:
a. Bila pada tabel 2 x 2 dijumpai nilai harapan (expected value = E) kurang dari 5,
b. Bila pada tabel 2 x 2 dan tidak ada nilai E < 5, maka uji yang dipakai sebaiknya
Continuity Correction.
untuk keperluan lebih spesifik misalnya untuk analisis stratifikasi pada bidang
epidemiologi dan juga untuk mengetahui hubungan linier antara dua variabel
BAB IV
Nasional – Tapak Tuan yang berlokasi di Desa Langung. Dengan batasan sebagai
berikut :
4.2.1.Analisis Univariat
a. Pengetahuan
1 Baik 33 82.5
2 Kurang 7 17.5
Total 40 100
27
28
b. Sikap
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Sikap pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar
Negeri Peunaga Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat
1 Baik 29 72.5
2 Kurang 11 27.5
Total 40 100
memiliki sikap baik yaitu sebanyak 29 orang (72,5%) dan yang memiliki sikap
1 Baik 32 80
2 Kurang 8 20
Total 40 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) nya masuk dalam kategori baik yaitu sebanyak 32
orang (80%) dan yang berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang kurang
PHBS P
Baik Kurang Jumlah α
No Pengetahuan Value
N % N % f %
1 Baik 32 97,0 1 3,0 33 100
0,00 0,05
2 Kurang 0 0 7 100 7 100
Total 32 8 40 100
sehat (PHBS) diperoleh bahwa ada sebanyak 32 dari 33 (97%) siswa yang
nya kurang.
kemaknaan 95% (α = 0,05) didapatkan nilai p value = 0,00 atau p < 0,05, artinya
Ha diterima, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara
pengetahuan siswa dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa kelas V
tahun 2013.
30
Tabel 4.5 Hubungan Sikap dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Peunaga
Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat
PHBS P
Baik Kurang Jumlah α
No Sikap Value
N % N % f %
1 Baik 28 96.6 1 3.4 29 100
0,00 0,05
2 Kurang 4 36.4 7 63.6 11 100
Total 32 8 40 100
Hasil analisis hubungan sikap dengan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) diperoleh bahwa ada sebanyak 28 dari 29 (96,6%) siswa yang bersikap
baik perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) nya baik. Sedangkan di antara siswa
yang bersikap kurang ada 4 dari 11 (36,4%) perilaku hidup bersih dan sehat
kemaknaan 95% (α = 0,05) didapatkan nilai p value = 0,00 atau p < 0,05, artinya
Ha diterima, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara
sikap siswa dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa kelas V Sekolah
Dasar Negeri Peunaga Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat tahun 2013.
Dari hasil penelitian ini juga menunjukkan Odds Ratio (OR) sebesar 49,0 yang
artinya siswa yang memiliki sikap baik mempunyai peluang 49 kali untuk
4.3 Pembahasan
merupakan hasil tahu dari seseorang dan ini terjadi setelah orang tersebut
mempunyai pengetahuan baik akan sesuatu hal diharapkan akan mempunyai sikap
yang baik terhadap pemeliharan lingkungan yang bersih dan sehat dalam hal ini
dengan PHBS (p value = 0,00). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
2002).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari
dasar tentang PHBS menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
sikap dengan PHBS di Bimbingan Rumah Singgah Bandung. Hal ini menunjukan
bahwa sikap positif responden yang ditunjukan oleh sikap menerima, merespon,
32
menghargai dan bertanggung jawab terhadap PHBS akan memberi dampak yang
Meskipun sebagian besar sikap responden sudah baik namun masih tetap
didik tentang sanitasi dasar untuk lebih meningkatkan perubahan sikap yang lebih
baik lagi sehingga tercipta suatu lingkungan yang sehat baik di lingkungan
BAB V
5.1 Kesimpulan
sebagian besar masuk dalam kategori baik yaitu sebanyak 32 orang (80%)
value =0,00)
=0,00)
5.2 Saran
33
34
DAFTAR PUSTAKA
Azwar A., 1999. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan, PT. Mutiara Sumber Widya,
Jakarta
Departemen Kesehatan RI, 2001. Buku Pedoman Pembinaan Program Perilaku Hidup
Depkes RI DepKes. 2005. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Bakti Husada. Jakarta.
Irianto K, 2007. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung. Yrama Widya
______________, 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta
Sari S., 2006. Hubungan Faktor predisposisi dengan perilaku Personal Higiene
Slamet, Juli Soemirat. 2007. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta
Sanropie, 1999. Pengawasan Kesehatan Lingkungan Pemukiman. Ditjen PPM & PLP
Syahputri. 2011. Hubungan pengetahuan dan Sikap dengan Sanitasi Dasar dan
Tarigan M., 2004. Penerapan indikator Perilaku Hidup Bersih dan sehat dalam
Medan