Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air merupakan potensi sumber energi yang besar, karena pada air
tersimpan energi potensial (pada air jatuh) dan energi kinetik (pada air
mengalir). Tenaga air (hydropower) adalah energi yang diperoleh dari air
yang mengalir. Energi yang dimiliki air dapat dimanfaatkan dan digunakan
dalam wujud energi mekanis, untuk selanjutnya diubah menjadi energi listrik.
Pemanfaatan energi air banyak dilakukan dengan menggunakan kincir air
atau turbin air yang memanfaatkan adanya suatu air terjun atau aliran air di
sungai.
Kebutuhan listrik dewasa ini akan terus meningkat seiring dengan
membaiknya kondisi perekonomian, pertambahan jumlah penduduk, dan
peningkatan pembangunan. Infrastruktur ini merupakan salah satu prasyarat
utama yang harus dibangun seiring dengan pembangunan itu sendiri.
Keterbatasan jumlah pembangkit ternyata tidak dapat mengimbangi
pertumbuhan industri maupun tingkat sosial ekonomi masyarakat. Sedangkan
infrastruktur ini merupakan salah satu prasyarat utama investasi yang
sekarang ini tengah digalakkan oleh pemerintah. Di sisi lain pemenuhan
pembangunan tenaga listrik untuk masyarakat umum terutama di perdesaan
masih cukup rendah. Upaya pemecahan dari permasalahan tersebut adalah
pembangunan listrik perdesaan untuk memenuhi kebutuhan listrik bagi
masyarakat di perdesaan yang bersumber dari Perusahaan Listrik Negara
(PLN) maupun sumber lainnya. Pembangunan ketenagalistrikan tersebut
bertujuan untuk pemerataan pembangunan ketenagalistrikan agar dapat
memacu pertumbuhan ekonomi di perdesaan.
Besarnya listrik yang dihasilkan oleh PLTA tergantung dua faktor
yaitu, semakin tinggi suatu bendungan, semakin tinggi air jatuh maka
semakin besar tenaga yang dihasilkan, sehingga semakin banyak air yang
jatuh maka turbin akan menghasilkan tenaga yang lebih besar. Jumlah air
yang tersedia tergantung pada jumlah air yang mengalir di sungai. Untuk itu
perlu dilakukan analisis hidrologi dan hidrolika yang mencakup pengukuran
debit dan analisis aliran rendah (low flow).

1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan didapat dari latar belakang
tersebut antara lain :
1. Apa yang dimaksud dengan perawatan dan perbaikan ?
2. Apa yang dimaksud dengan pembangkit tenaga listrik ?
3. Bagaimana perawatan dan perbaikan pada generator PLTA ?
4. Bagaimana perawatan dan perbaikan pada transformator PLTA ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat mengerti apa yang dimaksud dengan perawatan
dan perbaikan.
2. Mahasiswa dapat mengerti apa yang dimaksud dengan pembangkit
tenaga listrik.
3. Mahasiswa dapat mengerti bagaimana perawatan dan perbaikan pada
generator PLTA.
4. Mahasiswa dapat mengerti bagaimana perawatan dan perbaikan pada
transformator PLTA.

D. Batasan Masalah
Batasan masalah yang berlaku dari buku yang ini meliputi prinsip
kerja dari Pembangkit Listrik Tenaga Air beserta cara kerja secara umum
dari masing masing komponennya. Disamping pembahasan tersebut
pembatasan masalah yang akan menjadi bahasan berada pada pembahasan
mengenai penggunaan komponen termasuk bagaimana cara melakukan
tindakan perawatan dan perbaikan terhadap komponen apabila terdapat
kerusakan pada suatu sistem.
E. Manfaat Penulisan
Manfaat yang diharapkan dari adanya penelitian ini adalah menambah
pengetahuan tentang tata cara dalam menindaklanjuti tindakan perawatan
terhadap sistem yang terdapat pada Pembangkit Listrik Tenaga Air beserta
prosedur perbaikan peralatan apabila mengalami kerusakan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perawatan dan Perbaikan


a. Pengertian Perawatan
Perawatan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sengaja dan sistematis
terhadap peralatan hingga mencapai hasil/kondisi yang dapat diterima dan diinginkan.
Dari pengertian di atas jelas bahwa kegiatan perawatan itu adalah kegiatan yang
terprogram mengikuti cara tertentu untuk mendapatkan hasil/kondisi yang disepakati.
Perawatan hendaknya merupakan usaha/kegiatan yang dilakukan secara rutin/terus
menerus agar peralatan atau sistem selalu dalam keadaan siap pakai.
Menurut Lindley R. Higgis & R. Keith Mobley, Perwatan/pemeliharaan
adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan agar
peralatan selalu memiliki kondisi yang sama dengan keadaan awalnya. Maintenance
atau pemeliharaan juga dilakukan untuk menjaga agar peralatan tetap berada dalam
kondisi yang dapat diterima oleh penggunannya. Pemeliharaan yang efektif akan
mengarah pada hal-hal sebagai berikut :
a. Kapasitas pekerjaan terpenuhi secara maksimal
b. Kemampuan untuk menghasilkan hasil kerja dengan toleransi khusus atau level
kualitas tertentu.
c. Dapat meminimalkan biaya per unit kerja.
d. Dapat mengurangi resiko kegagalan dalam memenuhi keinginan pelanggan yang
berkaitan dengan kapasitas kerja dan kualitas hasil kerja.
e. Dapat menjaga keselamatan pegawai, lingkungan kerja dan masyarakat sekitar dari
bahaya yang mungkin muncul dengan adanya proses kerja.
f. Dapat memastikan sekecil mungkin resiko yang dapat membahayakan lingkungan
di sekitar bengkel kerja/pabrik.

3
Gambar 1.1 Suasana Bengkel
b. Kegiatan Perawatan
Kegiatan perawatan dapat dibedakan menjadi dua bagian besar yaitu :
1. Perawatan berencana
2. Perawatan darurat
Beberapa istilah tentang perawatan, antara lain :
- Perawatan pencegahan (preventive), Perawatan yang dilakukan terhadap peralatan
untuk mencegah terjadinya kerusakan.
- Perawatan dengan cara perbaikan (corrective), Perawatan yang dilakukan dengan
cara memperbaiki dari peralatan (mengganti, menyetel) untuk memenuhi kondisi
standard peralatan tersebut.
- Perawatan jalan (running), Perawatan yang dilakukan selama peralatan dipakai
- Perawatan dalam keadaan berhenti (shut-down)
- Perawatan yang dilakukan pada saat peralatan tidak sedang dipakai.
Tujuan perawatan antara lain :
- Untuk memperpanjang usia pakai peralatan
- Untuk menjamin daya guna dan hasil guna
- Untuk menjamin kesiapan operasi atau siap pakainya peralatan
- Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan

4
Gambar 1.2 Perawatan Berkala

c. Diagnosa Gangguan
Yang dimaksud dengan diagnosa untuk mencari kerusakan ialah menganalisis
peralatan dalam keadaan rusak ataupun mengalami gangguan untuk diketahui pada
bagian mana terjadinya kerusakan dan apa penyebabnya. Keahlian dan pengalaman
mendiagnosa, memungkinkan dapat menemukan kesalahan / kerusakan dengan cepat
dan tepat. Agar hasil diagnosa dan pencarian kesalahan dapat lebih cepat dan tepat,
diperlukan pula pengetahuan tentang peralatan yang didiagnosa, antara lain :
- Cara kerja peralatan
- Petunjuk pengoperasian peralatan (operation manual)
- Petunjuk perawatan (maintenance manual)
Langkah-langkah mendiagnosa gangguan pada peralatan :
1. Periksa peralatan secara fisik
2. Periksa rangkaian/hubungan kelistrikan mulai dari sumber masukan sampai
kebagian yang memungkinkan untuk diperiksa
3. Periksa komponen-komponen mekanik yang bergerak secara teliti
4. Hidupkan peralatan secara berurutan sesuai dengan langkah kerjanya
5. Perhatikan dan catat setiap kelaianan dari peralatan
6. Lihat catatan dari data peralatan tentang kerusakan dan langkah perbaikan yang
pernah dilakukan (bila ada)
7. Analisa dan tentukan langkah perbaikannya agar tepat.

5
Jenis maupun jumlah alat/bahan yang diperlukan untuk kegiatan perawatan
dan perbaikan sangat tergantung pada jenis peralatan yang memerlukan perawatan
dan perbaikan. Misalnya diperlukan sejumlah kunci pas atau ring dari bermacam-
macam ukuran, atau obeng dari bermacam jenis dan ukuran atau pelumas dari jenis
tertentu.
Jenis alat-alat untuk keperluan perawatan dan perbaikan peralatan rumah tangga
antara lain :
● Alat-alat tangan seperti : palu plastik, tang, obeng, kunci pas, kunci ring, pisau,
solder, kwas dan sebagainya
● Alat-alat ukur dan tester seperti multimeter, megger, tang amper, tespen dan
lainnya-lainnya.
● Power supply AC/DC untuk pengetesan.

Sedangkan bahan-bahan keperluan perawatan dan perbaikan antara lain:


- Bahan pembersih seperti :detergen, karosen, tinner, alkohol, dan sebagainya
- Bahan pelumas seperti : oli dan grease (gemuk)
- Bahan pencegah korosi seperti : lak, cat, dll
- Bahan suku cadang, mulai dari peralatan penunjang sampai dengan suku
cadang peralatan utama seperti : mur, baut, self-tapping, selongsong asbes,
kabel, zekering dan sebagainya.

B. Pembangkit Tenaga Listrik


a. Macam – Macam Pembangkit Tenaga Listrik
Pembangkit tenaga listrik yang terdapat pada negara Indonesia berbagai
macamnya yaitu :
1. Energi Matahari Sel Surya atau Sel Photovoltaic
Energi matahari sel surya atau sel photovoltaic adalah sebuah alat
semikonduktor yang terdiri dari sebuah wilayah-besar dioda p-n junction, di mana,
dalam hadirnya cahaya matahari mampu menciptakan energi listrik yang berguna.
Pengubahan ini disebut efek photovoltaic. Bidang riset berhubungan dengan sel surya
dikenal sebagai photovoltaics. Sel surya memiliki banyak aplikasi. Mereka terutama
cocok untuk digunakan bila tenaga listrik dari grid tidak tersedia, seperti di wilayah
terpencil, satelit pengorbit [[bumi], kalkulator genggam, pompa air, dll.

6
Sel surya (dalam bentuk modul atau panel surya) dapat dipasang di atap
gedung di mana mereka berhubungan dengan inverter ke grid listrik dalam sebuah
pengaturan net metering.Tenaga surya dapat digunakan untuk: 1. menghasilkan listrik
menggunakan sel surya 2. menghasilkan listrik menggunakan pembangkit tenaga
panas surya 3. menghasilkan listrik menggunakan menara surya 4. memanaskan
gedung, secara langsung 5. memanaskan gedung, melalui pompa panas 6.
memanaskan makanan, menggunakan oven surya
2. PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas Udara)
PLTGU merupakan suatu instalasi peralatan yang berfungsi untuk mengubah
energi panas (hasil pembakaran bahan bakar dan udara) menjadi energi listrik yang
bermanfaat. Pada dasarnya, sistem PLTGU ini merupakan penggabungan antara
PLTG dan PLTU. PLTU memanfaatkan energi panas dan uap dari gas buang hasil
pembakaran di PLTG untuk memanaskan air di HRSG (Heat Recovery Steam
Genarator), sehingga menjadi uap jenuh kering. Uap jenuh kering inilah yang akan
digunakan untuk memutar sudu (baling-baling)Gas yang dihasilkan dalam ruang
bakar pada Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG) akan menggerakkan turbin dan
kemudian generator, yang akan mengubahnya menjadi energi listrik. Sama halnya
dengan PLTU, bahan bakar PLTG bisa berwujud cair (BBM) maupun gas (gas alam).
3. Pembangkit Listrik Tenaga Air
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) adalah pembangkit listrik yang
mengandalkan energi potensial dan kinetik dari air untuk menghasilkan energi listrik.
Energi listrik yang dibangkitkan dari ini biasa disebut sebagai hidroelektrik. Bentuk
utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah motor yang dihubungkan ke turbin yang
digerakkan oleh tenaga kinetik dari air. Namun, secara luas, pembangkit listrik tenaga
air tidak hanya terbatas pada air dari sebuah waduk atau air terjun, melainkan juga
meliputi pembangkit listrik yang menggunakan tenaga air dalam bentuk lain seperti
tenaga ombak. Sebagai contoh : Pembangunan Proyek Nasional Serbaguna Jatiluhur
yang meliputi Waduk/ Bendungan Utama dan Pembangkit Listri Tenaga Air (PLTA)
serta sarana sistem pengairannya dinyatakan selesai pada tahun 1967. Proyek
Serbaguna Jatiluhur merupakan Tahap I dari Pengembangan Sumberdaya Air di
Wilayah Sungai Citarum dengan tujuan utama meningkatkan produksi bahan pangan
nasional yaitu beras.

7
Pada pembahasan kali ini akan dibahas salah satu pembangkit tenaga listrik
yang ada pada indonesia yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Air :

b. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)


1. Pengertian.
PLTA merupakan salah satu tipe pembangkit yang ramah lingkungan,
karena menggunakan air sebagai energi primernya. Energi primer air dengan
ketinggian tertentu digunakan untuk menggerakkan turbin yang dikopel dengan
generator. Pembangkit Listrik Tenaga Air merupakan pusat pembangkit tanaga
listrik yang mengubah energi potensial air ( energi gravitasi air ) menjadi energi
listrik. Mesin penggerak yang digunakan adalah turbin air untuk mengubah
energi potensial air menjadi kerja mekanis poros yang akan memutar rotor pada
generator untuk menghasilkan energi listrik. Air sebagai bahan baku PLTA dapat
diperoleh dapat diperoleh dengan berbagai cara misalnya, dari sungai secara
langsung disalurkan untuk memutar turbin, atau dengan cara ditampung dahulu
( bersama – sama air hujan ) dengan menggunakan kolam tando atau waduk
sebelum disalurkan untuk memutar turbin.
2. Bagian-Bagian Dan Fungsi PLTA

Gambar 2.1 Bagian – Bagian PLTA


1. Waduk ,berfungsi untuk menahan air
2. Main gate, katup prmbka
3. Bendungan, berfungsi menaikkan permukaan air sungai untuk
menciptakan tinggi jatuh air. Selain menyimpan air, bendungan juga
dibangun dengan tujuan untuk menyimpan energi.

8
4. Pipa pesat (penstock) ,berfungsi untuk menyalurkan dan mengarahkan air
ke cerobong turbin. Salah satu ujung pipa pesat dipasang pada bak
penenang minimal 10 cm diatas lantai dasar bak penenang. Sedangkan
ujung yang lain diarahkan pada cerobong turbin. Pada bagian pipa pesat
yang keluar dari bak penenang, dipasang pipa udara (Air Vent) setinggi 1
m diatas permukaan air bak penenang. Pemasangan pipa udara ini
dimaksudkan untuk mencegah terjadinya tekanan rendah (Low Pressure)
apabila bagian ujung pipa pesat tersumbat. Tekanan rendah ini akan
berakibat pecahnya pipa pesat. Fungsi lain pipa udara ini untuk membantu
mengeluarkan udara dari dalam pipa pesat pada saat start awal PLTMH
mulai dioperasikan. ½ inchDiameter pipa udara ±
5. Katup utama (Main Inlet Valve), berfungsi untuk mengubah energi
potensial menjadi energi kinetik
6. Turbin merupakan peralatan yang tersusun dan terdiri dari beberapa
peralatan suplai air masuk turbin, diantaranya sudu (runner), pipa pesat
(penstock), rumah turbin (spiral chasing), katup utama (inlet valve), pipa
lepas (draft tube), alat pengaman, poros, bantalan (bearing), dan distributor
listrik. Menurut momentum air turbin dibedakan menjadi dua kelompok
yaitu turbin reaksi dan turbin impuls. Turbin reaksi bekerja karena adanya
tekanan air, sedangkan turbin impuls bekerja karena kecepatan air yang
menghantam sudu.
7. Generator, Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi
listrik dari sumber energi mekanis. Generator terdiri dari dua bagian
utama, yaitu rotor dan stator. Rotor terdiri dari 18 buah besi yang dililit
oleh kawat dan dipasang secara melingkar sehingga membentuk 9 pasang
kutub utara dan selatan. Jika kutub ini dialiri arus eksitasi dari Automatic
Voltage Regulator (AVR), maka akan timbul magnet. Rotor terletak satu
poros dengan turbin, sehingga jika turbin berputar maka rotor juga ikut
berputar. Magnet yang berputar memproduksi tegangan di kawat setiap
kali sebuah kutub melewati “coil” yang terletak di stator. Lalu tegangan
inilah yang kemudian menjadi listrik
8. Draftube atau disebut pipa lepas, air yang mengalir berasla dari turbin
9. Tailrace atau disebut pipa pembuangan
10. Transformator adalah trafo untuk mengubah tegangan AC ke tegangan
yang lebih tinggi.

9
11. Switchyard (controler)
12. Kabel transmisi
13. Jalur Transmisi, berfungsi menyalurkan energi listrik dari PLTA menuju
rumah-rumah dan pusat industri.
14. Spillway adalah sebuah lubang besar di dam (bendungan) yang sebenarnya
adalah sebuah metode untuk mengendalikan pelepasan air untuk mengalir
dari bendungan atau tanggul ke daerah hilir.
C. Perawatan dan Perbaikan pada Generator PLTA
a. Prinsip Kerja Generator pada PLTA
Generator pada unit Pembangkit adalah suatu alat yang berfungsi merubah
energi mekanik menjadi energi listrik. Pada dasarnya, listrik dapat dibangkitkan
apabila terpenuhinya 3 syarat yaitu: 
1. Kumparan,
2. Medan magnet
3. Putaran.
Proses konversi energi mekanik menjadi energi listrik pada generator adalah
dengan memutar medan magnet di dalam kumparan sehingga terjadi perpotongan
garis-garis medan magnet (fluksi) oleh kumparan dan terjadi GGL (Gaya Gerak
Listrik) dan mengalirkan elektron pada kumparan. 

Gambar 3.1 Prinsip Kerja Generator

Generator mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Tergantung pada


karakteristik jaringan yang dipasok, produsen bisa memilih antara: Generator
sinkronus yang dilengkapi dengan sistem eksitasi DC (rotasi atau statis) yang terkait
dengan regulator tegangan, untuk memberikan tegangan, frekuensi dan control sudut
fase sebelum generator disambungkan ke jaringan dan memasok energi reaktif yang
diperlukan oleh sistem tenaga ketika generator telah disambungkan ke jaringan.

10
Generator ansinkronus adalah motor induksi sederhana yang tidak
menggunakan pengaturan voltase dan berjalan pada kecepatan yang secara langsung
terkait dengan frekuensi sistem. Mereka menarik arus eksitasinya dari jaringan,
sehingga menyerap energi reaktif dari magnetismenya sendiri. Efisiensi generator
ansinkronus adalah 2 sampai 4 per sen di bawah efisiensi generator sinkronus selama
seluruh kisaran operasi. Secara umum, ketika daya melebihi 5000 kVA maka
generator sinkronus perlu dipasang. Tegangan kerja dari generator bervariasi sesuai
dengan dayanya. Tegangan pembangkitan standard adalah 380 V atau 430 V sampai
dengan 1400 kVA dan 6000/6600 untuk pembangkit yang lebih besar.
Pembangkitan pada tegangan 380 V atau 430 V memungkinkan penggunaan
transformer distribusi strandard sebagai transformer saluran keluar dan penggunaan
arus buatan untuk memasok ke dalam sistem daya pembangkit. Suatu generator pada
dasarnya terdiri dari kumparan yang berputar di sekitar medan magnet. Akibat putaran
tersebut maka terjadi perpotongan garis-garis medan magnet oleh kumparan sehingga
terjadi induksi pada kumparan yang menimbulkan GGL (Gaya Gerak Listrik). Ujung-
ujung dari kumparan dihubungkan dengan sikat arang yang berguna sebagai
penghubung arus dan tegangan.
Jadi saat rotor diputar dan kumparan pada rotor diberi tegangan DC (Direct
Current) maka rotor akan menimbulkan medan magnet sehingga terjadi GGL pada
kumparan stator, karena kumparan pada stator memotong garis-garis medan magnet
stator sehingga diperoleh medan magnet putar dan medan magnet inilah yang
menginduksi tegangan AC 3 Fasa ke belitan stator.

Gambar 3.2 Simulasi Prinsip Kerja Generator

Proses pembangkitan tegangan tegangan induksi dapat dilihat pada Gambar di


atas. Jika rotor diputar dalam pengaruh medan magnet, maka akan terjadi perpotongan
medan magnet oleh kimparan pada rotor. Hal ini akan menimbulkan tegangan
induksi.

11
Tegangan induksi terbesar terjadi saat rotor menempati posisi seperti Gambar
di bawah (a) dan (c). Pada posisi ini terjadi perpotongan medan magnet secara
maksimum oleh penghantar. Sedangkan posisi jangkar pada Gambar di bawah (b),
akan menghasilkan tegangan induksi nol. Hal ini karena tidak adanya perpotongan
medan magnet dengan penghantar pada rotor. Daerah medan ini disebut daerah netral.

Gambar 3.3 Pembangkitan Tegangan Induksi.

1. Rotor 
Rotor adalah bagian generator yang berputar yang berfungsi untuk
membangkitkan medan magnet pada rotor sehingga menghasilkan tegangan. 
2. Stator
Stator adalah bagian generator yang tidak bergerak, berisi coil-coil tempat
terjadinya fluksi pada saat rotor berputar. Setelah mendapatkan Induksi medan
magnet dari rotor, stator menghasilkan tegangan AC 3 Fasa sebagai energi listrik.
b. Gangguan Generator pada PLTA
Berikut ini adalah beberapa gangguan yang dapat terjadi pada generator :
1. Gangguan Penggerak Awal
Generator dengan penggerak awal mesin diesel harus dilengkapi dengan
pengaman terhadap kerja balik atau gangguan monitoring karena gangguan-
gangguan mekanik. Akibat adanya tekanan balik maka generator perlu dilengkapi
dengan pengaman gangguan monitoring untuk menghindari kerusakan-kerusakan
yang terjadi. Pada saat ada kerusakan pada penggerak awal, maka ada daya balik
dalam kumparan stator sehingga generator perlu dilengkapi dengan relai daya
balik (Reverse Power Relay) dengan karakteristik tunda waktu terbalik.

12
Solusinya adalah saat generator menyala atau sedang running, maka
operator pun perlu waspada terhadap permasalahan mekanik yang membahayakan
atau tidak aman. Adapun beberapa bagian pada generator yang perlu dilakukan
pemeriksaan teratur demi menjaga sistem operasi yang baik dan aman adalah
sistem pembuangan, sistem listrik DC atau aki, sistem bahan bakar, mesin, dan
sistem kontrol.
2. Gangguan Hilang Penguatan
Meskipun gangguan pada penguat generator jarang terjadi, namun
gangguan ini dapat menyebabkan terganggunya kelangsungan kerja generator.
Untuk itu pada generator perlu dilengkapi pengaman terhadap hilang penguatan
(Loss of Field Relay).
3. Gangguan Arus Lebih
Gangguan arus lebih pada generator sering kali terjadi akibat adanya hubung
singkat atau beban lebih. Pada saat ini generator telah dibuat sedemikian rupa
sehingga mampu bertahan terhadap adanya arus lebih, meskipun tidak terlalu
lama. Namun demikian pengaman terhadap arus lebih sangat diperlukan agar
generator terhindar dari kerusakan akibat arus lebih yang berkepanjangan (Over
Current Relay).
Solusinya adalah untuk itu di setiap pembangkit listrik diperlukan alat untuk
pengatur tegangan yaitu AVR. AVR (Automatic Voltage Regulator) pada sebuah
Generator, memiliki berbagai fungsi, tidak hanya untuk menstabilkan Tegangan
keluaran dari generator listrik, namun juga memiliki berbagai fungsi lainnya.
-Sebagai alat untuk mengatur tegangan keluaran (Output Voltage) Alternator atau
generator listrik.
-Sebagai stability dan pengatur Droop Voltage (Tegangan jatuh) untuk Generator
yang dijalankan secara Paralel (Synchronous Generator).
-Sebagai sistem pengaman Tegangan lebih (Over Voltage) dan Beban atau Arus
lebih (Over Current) yang terjadi pada Generator.
4. Gangguan Putaran Lebih
Putaran lebih pada generator disebabkan adanya penurunan beban yang
mendadak. Sebenarnya pada generator telah dilengkapi dengan perangkat
governor. Pada saat terjadinya pelepasan beban, governor tersebut akan mengatur
atau menutup katup darurat (emergency valve) sehingga tidak terjadi putaran yang
berlebihan.
Namun demikian generator masih perlu dilengkapi dengan pengaman
terhadap putaran lebih yang mampu memberikan sinyal triping pada pemutus
13
tenaga (Over Speed Relay). Solusinya adalah dengan pemanasan pada mesin
dengan teratur. Pemanasan pada mesin secara teratur bisa membuat komponen-
komponen mesin yang telah dilumasi, bisa mencegah terjadinya oksidasi di bagian
kontak listrik memakai bahan bakar.
5. Gangguan Tegangan Lebih
Tegangan lebih yang dibangkitkan generator terutama disebabkan oleh
putaran lebih akibat pelepasan beban yang mendadak. Governor pada generator
mengatur kecepatan putaran agar putarannya tetap normal. Namun, rentang waktu
yang diperlukan cukup lama sehingga pada saat itu terjadi tegangan lebih yang
sangat membahayakan piranti-piranti kelistrikan lainnya. Tegangan lebih ini akan
merusakkan isolasi kumparan generator akibat panas yang berlebihan. (Over
Voltage Relay)
Solusinya adalah untuk itu di setiap pembangkit listrik diperlukan alat untuk
pengatur tegangan yaitu AVR. AVR (Automatic Voltage Regulator) pada sebuah
Generator, memiliki berbagai fungsi, tidak hanya untuk menstabilkan Tegangan
keluaran dari generator listrik, namun juga memiliki berbagai fungsi lainnya.
-Sebagai alat untuk mengatur tegangan keluaran (Output Voltage) Alternator atau
generator listrik.
-Sebagai stability dan pengatur Droop Voltage (Tegangan jatuh) untuk Generator
yang dijalankan secara Paralel (Synchronous Generator).
-Sebagai sistem pengaman Tegangan lebih (Over Voltage) dan Beban atau Arus
lebih (Over Current) yang terjadi pada Generator.
6. Gangguan Ketidakseimbangan Beban
Ketidakseimbangan beban generator biasanya disebabkan adanya kebocoran
atau hubung singkat penghantar ketanah atau antarpenghantar. Juga bisa
disebabkan oleh adanya beban yang tidak seimbang pada ketiga fase generator.
Gangguan ini menyebabkan adanya arus urutan negatif yang mengalir pada
penghantar bernilai nol. Pada keadaan demikian generator harus segera diamankan
agar kerusakan dapat dihindari (Neutral Ground Relay).
Solusinya adalah dengan Neutral Ground Relay , yakni Neutral grounding
relay berfungsi sebagai pembatas arus dalam saluran netral trafo. Agar NGR dapat
berfungsi sesuai desainnya perlu dipastikan bahwa nilai tahanan dari NGR
tersebut sesuai dengan spesifikasinya dan tidak mengalami kerusakan.

14
7. Gangguan Isolasi
Kegagalan isolasi pada kumparan generator akan menyebabkan gangguan-
gangguan hubung singkat , baik hubung singkat didalam kumparan, antar
kumparan, maupun hubung singkat kumparan dengan inti besi. Banyak faktor
yang menyebabkan terjadinya kegagalan isolasi, antara lain terjadinya tegangan
lebih, panas yang berlebihan pada kumparan, kerusakan pada sistem pendingin
atau ventilasi maupun adanya vibrasi yang berlebihan.
Solusinya adalah Untuk perawatan pada sistem pendingin, Anda harus
memeriksa bagian level coolant atau cairan pendingin pada keadaan mesin sedang
tidak menyala. Tentunya berdasarkan interval yang telah ditentukan lewat tabel.
Anda bisa melepaskan bagian tutup radiator sesudah mesin terlebih dulu
didinginkan. Bila perlu, Anda bisa menambahkan air pendingin hingga tingkat ¾
inchi di bawah seal bagian tutup radiator.
c. Perawatan dan Perbaikan Generator pada PLTA

Ada beberapa jenis generator yang dapat digunakan, baik jenis bahan bakar
bensin maupun solar. Namun jika memerlukan pasokan listrik yang besar tentu
generator yang sering kali digunakan adalah generator dengan bahan bakar solar,
selain daya tahan mesin solar tergolong tinggi, perawatannya juga sangat mudah.
Perawatan dan pemeliharaan yang dibutuhkan hanya meliputi pemanasan mesin,
pemeriksaan umum, pemeliharaan pada sistem pendingin, pemeliharaan pada sistem
pelumasan, pemeliharaan pada aki starting, dan pemeliharaan pada bahan bakar. Agar
generator selalu prima dan sewaktu-waktu digunakan dapat berfungsi dengan baik,
maka perlu menentukan cara dan jadwal pemeliharaan generator dengan tepat.

Berikut langkah-langkah dan jadwal perawatan yang harus dilakukan:

1. Pengecekan Secara Umum


Saat generator menyala atau sedang running, maka operator
pun perlu waspada terhadap permasalahan mekanik yang
membahayakan atau tidak aman. Adapun beberapa bagian
pada generator yang perlu dilakukan pemeriksaan teratur demi
menjaga sistem operasi yang baik dan aman adalah sistem
pembuangan, sistem listrik DC atau aki, sistem bahan bakar,
mesin, dan sistem kontrol.
2. Perawatan Sistem Pelumasan
Tahap berikutnya, Anda bisa melakukan pemeriksaan level oli
pada mesin ketika mesin genset dimatikan dalam interval
15
yang telah ditentukan pada tabel. Pada pembacaan secara
akurat di dipstick mesin sendiri, Anda bisa mematikan mesin
lalu menunggu selama 10 menit. Adapun tujuannya
memastikan oli pada bagian mesin atas mengalir lagi menuju
bak mesin. Untuk pelumasan ini, hal yang perlu diperhatikan
adalah jangan pernah mencampur oli Anda memakai merk
yang lainnya. Anda sebaiknya ganti oli beserta filter dalam
interval yang telah direkomendasikan lewat tabel. Filter dan
oli bekas harus dibuang secara tepat dan benar agar terhindar
dari kerusakan.
3. Perawatan Dalam Sistem Pendingin
Untuk perawatan pada sistem pendingin, Anda harus
memeriksa bagian level coolant atau cairan pendingin pada
keadaan mesin sedang tidak menyala. Tentunya berdasarkan
interval yang telah ditentukan lewat tabel. Anda bisa
melepaskan bagian tutup radiator sesudah mesin terlebih dulu
didinginkan. Bila perlu, Anda bisa menambahkan air
pendingin hingga tingkat ¾ inchi di bawah seal bagian tutup
radiator.
4. Perawatan Bahan Bakar
Biasanya kualitas dari bahan bakar jika dipakai semakin lama
kemampuannya akan semakin turun. Di samping itu, alasan
pemanasan pada bahan bakar secara rutin yaitu supaya
menggunakan bahan bakar sampai habis yang tersimpan
dalam tangki sebelum akhirnya rusak. Anda bisa melakukan
rekomendasi untuk penyimpanan pada bahan bakar. Selain
itu, pemanasan mesin wajib dilakukan secara rutin, bila bahan
bakar tidak digunakan selama 3-6 bulan wajib dilakukan isi
ulang.
5. Perawatan Baterai Starting
Kegagalan genset saat stanby adalah penyebab dari baterai
yang mulai melemah. Untuk merawat baterai ini ada beberapa
hal yang dilakukan seperti pengujian baterai, pembersihan
baterai, pemeriksaan berat jenis, dan pemeriksaan tingkat
elektronik.
6. Pemanasan Generator
Pemanasan pada mesin dengan teratur bisa membuat
komponen-komponen mesin yang telah dilumasi, bisa

16
mencegah terjadinya oksidasi di bagian kontak listrik
memakai bahan bakar. Sebelum terjadinya kerusakan dan
memakai bahan bakar dengan pemanasan ini membantu untuk
starting mesin menjadi lebih baik.

Seperti yang sudah dijelaskan pada tabel diatas, dalam melakukan perawatan
dan pemeliharaan generator sebaiknya tentukan terlebih dulu jadwal pemeliharaan
genset. Biasanya untuk perawatan harian sendiri meliputi perawatan inspeksi,
pemeriksaan level oli, pemeriksaan level cooland, pemeriksaan saluran udara, dan
pemeriksaan level solar. Sementara untuk jadwal perawatan mingguan pada
generator, meliputi pemeriksaan dan pembersihan filter udara, pemeriksaan charger
baterai, pembuangan air di tangki solar, dan pembuangan solar dalam filter.

Untuk perawatan bulanan, meliputi pemeriksaan konsentrasi pada coolant,


pemeriksaan tegangan pada belt2, pemeriksaan baterai, dan pemeriksaan
pengembunan knalpot. Perawatan enam bulanan sendiri, terdiri dari penggantian filter
dan oli, penggantian filter coolant, pembersihan crankcase breather, pemeriksaan
selang-selang radiator, penggantian filter solar, dan penggantian filter udara.
Sedangkan untuk perawatan tahunan sendiri meliputi pembersihan pada sistem
pendingin genset.

D. Perawatan dan Perbaikan pada Transformator PLTA


a. Prinsip Kerja Transformator pada PLTA

Transformator atau sering disingkat dengan istilah Trafo adalah suatu alat
listrik yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Maksud dari
pengubahan taraf tersebut diantaranya seperti menurunkan Tegangan AC dari
220VAC ke 12 VAC ataupun menaikkan Tegangan dari 110VAC ke 220 VAC.
Transformator atau Trafo ini bekerja berdasarkan prinsip Induksi Elektromagnet dan
hanya dapat bekerja pada tegangan yang berarus bolak balik (AC).Transformator
(Trafo) memegang peranan yang sangat penting dalam pendistribusian tenaga listrik.
Transformator menaikan listrik yang berasal dari pembangkit listrik PLN hingga
ratusan kilo Volt untuk di distribusikan, dan kemudian Transformator lainnya
menurunkan tegangan listrik tersebut ke tegangan yang diperlukan oleh setiap rumah
tangga maupun perkantoran yang pada umumnya menggunakan Tegangan AC
220Volt.
Berikut ini adalah gambar bentuk dan simbol Transformator :

17
Gambar 4.1 Bentuk dan Simbol Trafo

Sebuah Transformator yang sederhana pada dasarnya terdiri dari 2 lilitan atau
kumparan kawat yang terisolasi yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Pada
kebanyakan Transformator, kumparan kawat terisolasi ini dililitkan pada sebuah besi
yang dinamakan dengan Inti Besi (Core).  Ketika kumparan primer dialiri arus AC
(bolak-balik) maka akan menimbulkan medan magnet atau fluks magnetik
disekitarnya. Kekuatan Medan magnet (densitas Fluks Magnet) tersebut dipengaruhi
oleh besarnya arus listrik yang dialirinya. Semakin besar arus listriknya semakin besar
pula medan magnetnya. Fluktuasi medan magnet yang terjadi di sekitar kumparan
pertama (primer) akan menginduksi GGL (Gaya Gerak Listrik) dalam kumparan
kedua (sekunder) dan akan terjadi pelimpahan daya dari kumparan primer ke
kumparan sekunder. Dengan demikian, terjadilah pengubahan taraf tegangan listrik
baik dari tegangan rendah menjadi tegangan yang lebih tinggi maupun dari tegangan
tinggi menjadi tegangan yang rendah.
Sedangkan Inti besi pada Transformator atau Trafo pada umumnya adalah
kumpulan lempengan-lempengan besi tipis yang terisolasi dan ditempel berlapis-lapis
dengan kegunaanya untuk mempermudah jalannya Fluks Magnet yang ditimbulkan
oleh arus listrik kumparan serta untuk mengurangi suhu panas yang ditimbulkan.

Beberapa bentuk lempengan besi yang membentuk Inti Transformator tersebut


diantaranya seperti :
 E – I Lamination
 E – E Lamination
 L – L Lamination
 U – I Lamination
Dibawah ini adalah Fluks pada Transformator :
18
Gambar 4.2 Fluks pada Trafo

Rasio lilitan pada kumparan sekunder terhadap kumparan primer menentukan


rasio tegangan pada kedua kumparan tersebut. Sebagai contoh, 1 lilitan pada
kumparan primer dan 10 lilitan pada kumparan sekunder akan menghasilkan tegangan
10 kali lipat dari tegangan input pada kumparan primer. Jenis Transformator ini
biasanya disebut dengan Transformator Step Up. Sebaliknya, jika terdapat 10 lilitan
pada kumparan primer dan 1 lilitan pada kumparan sekunder, maka tegangan yang
dihasilkan oleh Kumparan Sekunder adalah 1/10 dari tegangan input pada Kumparan
Primer. Transformator jenis ini disebut dengan Transformator Step Down.

Secara umum, trafo terdiri atas beberapa bagian, yaitu: bagian utama trafo,
bagian supporting, dan juga peralatan proteksi. Penjelasan mengenai beberapa bagian
trafo dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 4.3 Konstruksi Trafo Beserta Bagian – Bagiannya

19
Sedangkan bagian utama trafo terdiri dari inti besi, kumparan primer dan kumparan
sekunder:

Gambar 4.4 Bagian UtamaTtrafo

Trafo dapat digunakan untuk menaikkan dan menurunkan level tegangan AC,
yang mana hal ini berguna untuk membantu sistem transmisi tenaga listrik. Setelah
listrik terbangkitkan melalui generator pada pembangkit listrik, level tegangannya
akan dinaikkan menggunakan trafo step-up. Ketika proses transmisi daya listrik,
dengan tegangan yang lebih tinggi maka akan didapatkan arus yang lebih rendah
sehingga dapat menekan kerugian daya yang terjadi selama proses transmisi. Oleh
karena itu, trafo banyak digunakan untuk mendapatkan efisiensi yang lebih tinggi
dalam proses transmisi daya listrik dari satu tempat ke tempat lain melalui proses
menaik-turunkan level tegangan. Setelah daya listrik ditransmisikan, maka level
tegangannya dapat diturunkan kembali sesuai dengan kebutuhan konsumen
menggunakan trafo step-down.

Gambar 4.5 Proses Transformasi Level Tegangan Pada Trafo

20
Pada trafo, terdapat dua hukum utama yang bekerja, yaitu: hukum induksi
Faraday dan hukum Lorentz. Hukum Faraday menyatakan bahwa gaya listrik yang
melalui garis lengkung tertutup berbanding lurus dengan perubahan arus induksi
persatuan waktu pada garis lengkung tersebut, sehingga apabila ada suatu arus yang
melalui sebuah kumparan maka akan timbul medan magnet pada kumparan tersebut.
Sedangkan hukum Lorentz menjelaskan bahwa arus bolak-balik (AC) yang beredar
mengelilingi inti besi mengakibatkan inti besi tersebut berubah menjadi magnet,
apabila magnet tersebut dikelilingi oleh suatu lilitan maka lilitan tersebut akan
memiliki perbedaan tegangan pada kedua ujung lilitannya.

Prinsip kerja dari trafo melibatkan bagian-bagian utama pada trafo, yaitu:
kumparan primer, kumparan sekunder dan inti trafo. Kumparan tersebut mengelilingi
inti besi dalam bentuk lilitan. Apabila kumparan pada sisi primer trafo dihubungkan
dengan suatu sumber tegangan bolak-balik sinusoidal (V p), maka akan mengalir arus
bolak-balik yang juga sinusoidal (Ip) pada kumparan tersebut. Arus bolak-balik ini
akan menimbulkan fluks magnetik (Ф) yang sefasa dan juga sinusoidal di sekeliling
kumparan. Akibat adanya inti trafo yang menghubungkan kumparan pada sisi primer
dan kumparan pada sisi sekunder, maka fluks magnetik akan mengalir bersama pada
inti trafo dari kumparan primer menuju kumparan sekunder sehingga akan
membangkitkan tegangan induksi pada sisi sekunder trafo:

Dimana :

Vs = tegangan induksi pada sisi sekunder

Ns = jumlah belitan pada sisi sekunder

dФ/dt = perubahan fluks terhadap waktu

Dari persamaan tersebut diketahui bahwa tegangan induksi yang terbangkitkan


pada kumparan trafo berbanding lurus dengan jumlah lilitan kumparan pada inti trafo.
Selain itu, tegangan induksi juga dapat terbangkitkan apabila ada perubahan fluks

21
terhadap waktu, jika fluks yang mengalir adalah konstan maka tegangan induksi tidak
dapat terbangkitkan.

Setiap trafo juga memiliki suatu besaran yang dinamakan perbandingan


transformasi (a), untuk menunjukkan perbandingan lilitan atau perubahan level
tegangan dan arus pada sisi primer dan sekunder yang ditransformasikan pada trafo
tersebut. Berikut perumusannya:

Gambar 4.6 Ilustrasi Prinsip Kerja Trafo

Gambar 4.7 (A) Timbulnya Fluks Magnetik Pada Sisi Primer, (B) Terbangkitnya
Tegangan Induksi pada Sisi Sekunder Akibat Fluks Bersama

Apabila kumparan sekunder dihubungkan dengan beban ZL, maka akan


mengalir I2 pada kumparan sekunder trafo, dimana besarnya I2dapat dirumuskan
sebagai berikut:

I2 = V2 / ZL

Arus beban I2 ini akan menimbulkan gaya gerak magnet (ggm) atau fluks yang
cenderung berlawanan dengan fluks bersama (Ф) yang telah ada akibat arus
22
pemagnetan pada sisi primer. Agar fluks bersama tersebut nilainya tidak berubah
akibat pengaruh ggm yang berlawanan, maka pada kumparan primer harus mengalir
arus I2 dan menimbulkan fluks Ф2’ yang menentang fluks akibat arus beban I2.

Gambar 4.8 Ilustrasi Trafo Berbeban

b. Gangguan Transformator pada PLTA

Gangguan - Gangguan pada transformator tenaga dalam operasi suatu


transformator dapat mengalami gangguan-gangguan yang dikelompokkan pada 2
(dua) bagian, yaitu gangguan internal dan gangguan eksternal.

1. Gangguan Internal

Gangguan internal adalah gangguan yang terjadi di dalam transformator


tenaga itu sendiri. Gangguan-gangguan yang digolongkan sebagai gangguan
internal adalah sebagai berikut :

Incipient Faults

Adalah gangguan kecil yang apabila tidak segera terdeteksi akan


membesar dan akan menyebabkan yang lebih serius seperti :

a) Terjadinya busur api yang kecil dan pemanasan lokal yang akan disebabkan
oleh cara penyambungan kumparan yang kurang baik dan kerusakan isolasi
dari penjepit inti.
b) Gangguan pada sistem pendingin
Semua gangguan tersebut diatas akan menyebabkan terjadinya pemanasan
lokal tetapi tidak mempengaruhi suhu transformator secara keseluruhan.
Gangguan ini tidak dapat terdeteksi dari terminal transformator karena
keseimbangan arus tegangan tidak berbeda dengan kondisi normal .
23
Gangguan hubung singkat

Pada umumnya gangguan ini dapat segera terdeteksi karena akan selalu
timbul arus/tegangan yang tidak normal/tidak seimbang. Jenis gangguan ini antara
lain :

a) Hubung singkat fasa ke tanah


b) Hubung singkat antar fasa pada kumparan yang sama
c) Gangguan pada terminal transformator
2. Gangguan Eksternal

Gangguan eksternal yaitu gangguan yang terjadi diluar transformator tenaga


(pada sistem tenaga listrik) tetapi dapat menimbulkan gangguan pada  transformator
yang bersangkutan. Gangguan-gangguan yang dapat digolongkandalam gangguan
eksternal ini adalah sebagai berikut :

Gangguan hubung singkat

Gangguan hubung singkat diluar transformator ini biasanya dapat segera


dideteksi karena timbulnya arus yang sangat besar, dapat mencapai beberapa kali
arus nominalnya, seperti :

a) Hubung singkat di rel


b) Hubung singkat pada penyulang
c) Hubung singkat pada incoming feeder transformator tersebut
Beban lebih (Overload )

Transformator tenaga dapat beroperasi secara terus menerus pada arus


beban nominalnya. Apabila beban yang dilayani lebih besar dari 100%, maka
akan terjadi pembebanan lebih. Hal ini dapat menimbulkan pemanasan yang
berlebih. Kondisi ini mungkin tidak akan menimbulkan kerusakan, tetapi apabila
berlangsung secara terus menerus akan memperpendek umur isolasi

Gelombang Surja

24
Gelombang surja dapat terjadi karena cuaca, yaitu petir yang menyambar
jaringan transmisi dan kemudian akan merambat ke gardu terdekat dimana
transformator tenaga terpasang. Walaupun hanya terjadi dalam kurun waktu
sangat singkat (beberapa puluh mikrodetik), akan tetapi karena tegangan puncak
yang dimiliki cukup tinggi dan energi yang dikandungnya besar, maka ini dapat
menyebabkan kerusakan pada transformator tenaga. Bentuk gelombang dari petir
yang dicatat dengan sebuah asilograf sinar katoda (berupa tegangan sebagai fungsi
waktu).

Disamping dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan, gangguan


tersebut dapat juga membahayakan manusia atau operator yang ada disekitarnya.
Akibat-akibat yang terjadi pada manusia atau operator adalah seperti terkejut,
pingsan bahkan sampai meninggal. Keadaan yang membahayakan tersebut
dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu:

 Seseorang yang berada di suatu tempat dimana badan atau anggota tubuhnya
menghubungkan dua tempat yang mempunyai perbedaan tegangan yang
tinggi.

 Besar dan lamanya arus mengalir ke tubuh

Gangguan pada Transformator dan Solusinya

Kondisi Penyebab Solusi yang disarankan


Suhu Perbaiki ventilasi atau relokasi
Transformer
ruangan unit pada tempat yang lebih
panas
tinggi sejuk
Kurangi beban. Kurangi
ampere dengan meningkatkan
  Overload power factor dengan kapasitor
bank. Periksa arus antara trafo
yang dipararel.
Tegangan Rubah sirkuit tegangan dan
 
tinggi tapping-nya.
Pendingina Jika bukan dari pendinginan
  n tak alam, periksa kipas, pompa
memadai AC dan sistem pendinginan.

25
Kesalahan Tak Ada Tegangan dan
 
gulungan Tegangan tidak Stabil
Periksa untuk arus tiba-tiba
dan no-load loss; jika tinggi,
periksa core, lepas dan
Short- perbaiki. Periksa baut core,
  circuited jepit dan kencangkan. Periksa
Core insulasi antara laminasi, jika
dilas gabung, kembalikan ke
pabrik untuk perbaikan atau
pergantian.
Transformator
Overload Transformator Panas
berisik
Komponen, clamp, core dan
bagian-bagian yang harusnya
Body tidak
di grounded. Periksa apakah
di ground,
  ada yang kendor atau
koneksi
rusak.Kencangkan kembali
kendor
clamp kendor, baut, mur, ganti
jika ada yang hilang.

Bagian luar
Kencangkan item-item diatas,
dan
pada beberapa kasus,
  aksesoris
kendorkan untuk melepas
bergetar
tekanan yang menyebabkan
bunyi
getaran dan pasang seal.
Kerusakan
internal –
  Transformer Panas
core atau
gulungan
Tak ada Kesalahan Periksa gulungan, buang
tegangan – gulungan – benda asing atau komponen
tegangan tak petir; yang rusak. Perbaiki atau ganti
stabil overload, komponen dari material
short circuit insulasi.
dari benda
asing atau
kekuatan
dielektrik

26
rendah.
Cuaca, Buang karat dan cat yang
Karat dan cat polusi, mengelupas. Bersihkan
yang karat atau permukaan. Cat ulang dengan
mengelupas udara laut. cat yang tepat dan pelapis
Overload yang cukup
Berubah
Jika perubahan warna terjadi,
warna
periksa ukuran KVA,
  karena
tegangan masuk dan ampere
panas
beban.
berlebih
Kabel netral terlalu kecil,
ganti. Terjadi ketidak
Kabel Netral
Overload seimbangan antara phasa.
panas
Seimbangkan dan samakan
beban.
Satu kaki
Periksa fuse bersangkutan.
dari vektor
  jika putus, periksa penyebab
group
dan ganti.
hilang
Koneksi
Netral
Tegangan
terbuka Periksa koneksi Netral. Kabel
tidak
sehingga Netral Panas
seimbang
beban tak
seimbang
Koneksi
Netral
terbuka
Tegangan Periksa koneksi netral dan
pada
tinggi dan seimbangkan beban. Periksa
ground wye
tidak nilai tegangan antara phase
pada
seimbang dan phase-ground.
gulungan di
salah satu
trafo
c. Perawatan dan Perbaikan Transformator pada PLTA

27
Dengan melakukan perawatan secara berkala dan pemantauan kondisi
transformator pada saat beroperasi akan banyak keuntungan yang didapat, antara
lain:
 Meningkatkan keandalan dari transformator tersebut.
 Memperpanjang masa pakai.
 Jika masa pakai lebih panjang, maka secara otomatis akan dapat menghemat
biaya penggantian unit transformator.
Adapun langkah-langkah perawatan dari transformator, antara lain adalah:
 Pemeriksaan berkala kualitas minyak isolasi.
 Pemeriksaan/pengamatan berkala secara langsung (Visual Inspection)
 Pemeriksaan-pemeriksaan secara teliti (overhauls) yang terjadwal.

Gambar 4.9 Perawatan Transformator

Peta Potensi Terjadinya Gangguan didalam Transformator

28
Gambar 4.10 Peta Potensi Gangguan didalam Transformator
Pada saat transformator beroperasi ada beberapa pemeriksaan dan analisa yang
harus dilakukan, antara lain:
1. Pemeriksaan dan analisa minyak isolasi transformator, meliputi :
 Tegangan tembus (breakdown voltage)
 Analisa gas terlarut (dissolved gas analysis, DGA)
 Analisa minyak isolasi secara menyeluruh (sekali setiap 10 tahun)
 Pemeriksaan dan analisa kandungan gas terlarut (Dissolved gas analysis,
DGA), untuk mencegah terjadinya:(partial) discharges, Kegagalan thermal
(thermal faults), Deteriorasi / pemburukan kertas isolasi/laminasi.
 Pemeriksaan dan analisa minyak isolasi secara menyeluruh, meliputi:
power factor (cf. Tan δ), kandungan air (water content), neutralisation
number, interfacial tension, furfural analysis dan kandungan katalisator
negatif (inhibitor content)
2. Pengamatan dan Pemeriksaan Langsung (Visual inspections)
 Kondisi fisik transformator secara menyeluruh.
 Alat-alat ukur, relay, saringan/filter dll.
Pemeriksaan dengan menggunakan sinar infra-merah (infrared
monitoring),
setiap 2 tahun.
Rentang Waktu Pemeriksaan dan Analisa Minyak isolasi

Gambar 4.11 Tabel Rentang Waktu Pemeriksaan Minyak Isolasi

29
Tindakan yang biasa dilakukan pada saat Pemeriksaan Teliti (Overhaul)
1. Perawatan dan pemeriksaan ringan (Minor overhaul), setiap 3 atau 6 tahun.
 On-load tap changers
 Oil filtering dan vacuum treatment
 Relays dan auxiliary devices.
2. Perawatan dan pemeriksaan teliti (Major overhaul)
 Secara teknis setidaknya 1 kali selama masa pakai.
 Pembersihan, pengencangan kembali dan pengeringan.
3. Analisa kimia
 Analisa kertas penyekat/laminasi (sekali setiap 10 tahun)
4. Pengujian listrik (Electrical Test) untuk peralatan;
 Power transformer
 Bushings
 Transformator ukur (measurement transformator)
 Breaker capacitors
Pengujian listrik (electrical test) dilakukan setidaknya setiap 6 - 9 tahun.
Pengujian yang dilakukan meliputi;
 Doble measurements
 PD-measurement
 Frequency Responce Analysis, FRA

30
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Teknik Perawatan Mesin Industri adalah sesuatu system kegiatan untuk
menjaga, memelihara, mempertahankan, mengembangkan dan
memaksimalkan daya guna dari segala sarana yang ada di dalam suatu
bengkel atau industri sehingga modal/investasi yang ditanam dapat berhasil
guna dan berdaya guna tinggi secara ekonomis.
Perawatan di suatu industri merupakan salah satu faktor yang penting
dalam mendukung suatu proses produksi yang mempunyai daya saing di
pasaran. Produk yang dibuat industri harus mempunyai kualitas yang baik,
harga yang pantas, diproduksi dan diserahkan ke konsumen dalam waktu
yang cepat. Jenis perawatan pada mesin di industry antara lain preventive
maintenance, corrective maintenance dan emeregency maintenance.

2. Saran
Terlepas dari keterbatasan yang kami miliki, makalah ini diharapkan
memberi manfaat untuk kedepannya. Adapun saran dari hasil penulisan
makalah ini yaitu :
1. Agar mesin-mesin industri, bangunan, dan peralatan lainnya selalu
dalam keadaan siap pakai secara optimal maka perawatan dan
perbaikan dilakukan secara rutin
2. Pada suatu industri perawatan dan perbaikan harus dilakukan agar
mendukung suatu proses produksi yang mempunyai daya saing di
pasaran
3. Pelepasan/pembongkaran, pembersihan, pengecekan, dan pengetesan
sangat diperlukan pada perlengkapan kontrol otomasi industri untuk
menjaga perpipaan dan perkawatan/wirings berfungsi dengan tepat

31
DAFTAR RUJUKAN

Fadli, Ahmads. 2012. Makalah Implementasi Generator pada PLTA.


https://66fadli.wordpress.com/2012/04/30/implementasi-generator-pada-plta/.
(Diakses tanggal 27 Februaru 2019).
HaGe. 2009. Perawatan dan Pemantauan Kondisi Transformator. http://dunia-
listrik.blogspot.com/2009/01/perawatan-dan-pemantauan-kondisi.html?m=1.
(Diakses tanggal 7 Februari 2019)
Hatake, Naldo . 2013. Pengertian Perawatan dan Perbaikan.
https://naldohatake.blogspot.com/2013/01/pengertian-perawatan-dan-
perbaikan.html. (Diakses tanggal 3 Maret 2019)
Iqbal, Arif. 2013. Pemeliharaan Trafi Distribusi.
http://iqbalarifsadega.blogspot.com/2013/02/pemeliharaan-trafo_10.html.
(Diakses tanggal 7 Februari 2019)
Kho, Dhockson. 2019. Pengertian Trafo dan Prinsip Kerjanya.
https://teknikelektronika.com/pengertian-transformator-prinsip-kerja-trafo/.
(Diakses tanggal 7 Februari 2019)
Kurniawan, Liherdi. 2018. Pengertian Turbin Air dan Perawatannya.
http://liherdi.blogspot.com/2018/07/v-behaviorurldefaultvmlo.html?m=1.
(Diakses tanggal 7 Februari 2019)
Naviar, Rizky. 2014. Prinsip Kerja Transformator.
http://www.insinyoer.com/prinsip-kerja-transformator/. (Diakses tanggal 27
Februari 2019)
Silviyanti, Wily. 2014. Analisis Gangguan Transformator Distribusi. Palembang :
Politeknik Negeri Sriwijaya.
Spiderdot. 2011. Gangguan – Gangguan pada Transformator.
https://electricdot.wordpress.com/2011/10/27/gangguan-gangguan-pada-
transformator/. (Diakses tanggal 7 Februari 2019)
Srysya. 2009. Jenis – Jenis Gangguan Generator.
https://achaucin.wordpress.com/2009/06/01/jenis-jenis-gangguan-generator-
generator-troubles/. (Diakses tanggal 7 Februari 2019)

32
Taufiqullah. 2018 . Pengertian Perawatan dan Perbaikan Mesin.
https://www.tneutron.net/mesin/pengertian-perawatan-dan-perbaikan/.
(Diakses tanggal 3 Maret 2019)
. 2015. Pemeliharaan Transformator.
https://distribusitenagalistrik.wordpress.com/category/pemeliharaan-
transformator/. (Diakses tanggal 7 Februari 2019)
. 2016. Transformator, Jenis Gangguan dan Macam – Macam Pengukurannya.
https://materiselamasekolah.wordpress.com/2016/12/15/transformator-jenis-
gangguan-dan-macam-macam-pengukurannya/. (Diakses tanggal 7 Februari
2019)
. 2017. 6 Teknik Perawatan Generator. https://www.klikteknik.com/blog/6-teknik-
perawatan-generator.html. (Diakses tanggal 7 Februari 2019)

33

Anda mungkin juga menyukai