Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PRODI TEKNOLOGI REKAYASA MANUFAKTUR

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA K (3)


(Mata Kuliah SMK3L & ETIKA PROFESI)

OLEH:

Muhammad Rasyifa Sinaga


2020213010031
TRM D-IV (1B)

Dosen Pengajar Mata Kuliah : Fakhriza, ST, MT

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE

i
JURUSAN TEKNIK MESIN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Penyusunan makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah SMK3L & Etika Profesi tentang
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3). Selain itu tujuan dari
penyusunan makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang pengetahuan
K3 secara meluas. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Fakhriza, ST, MT selaku pengampu mata kuliah SMK3L, penyusun yang telah
membimbing penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini.

Akhirnya penyusun menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari


kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penyusun
menerima kritik dan saran agar penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih
baik. Untuk itu penyusun mengucapkan banyak terima kasih dan semoga
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

Lhokseumawe, 14 Januari 2021

M.Rasyifa Sinaga
2020213010031

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN COVER …………………………………………………………..… i


KATA PENGANTAR…………………………………………………………..… ii
DAFTAR ISI …………………………………………..………………………..… iii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………….… 1
BAB II PEMBAHASAN JUDUL.……………………………………………......… 2
A. PENGERTIAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA…………………………………………………...……..…………….….
….… 2
B. DASAR PEMBERLAKUAN …………………………………………………...
………………….….….… 2
C. TUJUAN PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN
KERJA ........................................ 3
D. PENYEBAB KECELAKAAN KERJA,…... 3

BAB III PENUTUP …………………………………….………………………… 4


A. Kesimpulan ……………………………………….……………………… 4
B. Saran …………………………………………….………………………… 4

iii
BAB I

PENDAHULUAN

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah
tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan
budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.

Keselamatan dan keamanan kerja mempunyai banyak pengeruh terhadap faktor


kecelakaan, karyawan harus mematuhi standart (K3) agar tidak menjadikan hal-
hal yang negative bagi diri karyawan. Terjadinya kecelakaan banyak
dikarenakan oleh penyakit yang diderita karyawan tanpa sepengetahuan
pengawas (K3), seharusnya pengawasan terhadap kondisi fisik di terapkan saat
memasuki ruang kerja agar mendeteksi sacera dini kesehatan pekerja saat akan
memulai pekerjaanya. Keselamatan dan kesehatan kerja perlu diperhatikan
dalam lingkungan kerja, karena kesehatan merupakan keadaan atau situasi
sehat seseorang baik jasmani maupun rohani sedangkan keselamatan kerja
suatu keadaan dimana para pekerja terjamin keselamatan pada saat bekerja baik
itu dalam menggunakan mesin, pesawat, alat kerja, proses pengolahan juga
tempat kerja dan lingkungannya juga terjamin. Apabila para pekerja dalam
kondisi sehat jasmani maupun rohani dan didukung oleh sarana dan prasarana
yang terjamin keselamatannya maka produktivitas kerja akan dapat
ditingkatkan. Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang kompleks, yang
saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri.
Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun
kesehatan masyarakat, antara lain: keturunan, lingkungan, perilaku, dan
pelayanan kesehatan.

BAB II

1
PEMBAHASAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA K(3)

A. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut Mondy (2008) keselamatan kerja adalah perlindungan karyawan dari


luka-luka yang disebabkan oleh kecelakaan yang terkait dengan pekerjaan. Resiko
keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan
kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang,
kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran.
Sedangkan kesehatan kerja menurut Mondy (2008) adalah kebebasan dari
kekerasan fisik. Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang
bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stres
emosi atau gangguan fisik.

B. Dasar Pemberlakuan

Pemerintah memberikan jaminan kepada karyawan dengan menyusun Undang-


undang Tentang Kecelakaan Tahun 1947 Nomor 33, yang dinyatakan berlaku pada
tanggal 6 januari 1951, kemudian disusul dengan Peraturan Pemerintah Tentang
Pernyataan berlakunya peraturan kecelakaan tahun 1947 (PP No. 2 Tahun 1948), yang
merupakan bukti tentang disadarinya arti penting keselamatan kerja di dalam perusahaan.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992, menyatakan bahwa
sudah sewajarnya apabila tenaga kerja juga berperan aktif dan ikut bertanggung jawab
atas pelaksanaan program pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan demi
terwujudnya perlindungan tenaga kerja dan keluarganya dengan baik. Jadi, bukan hanya
perusahaan saja yang bertanggung jawab dalam masalah ini, tetapi para karyawan juga
harus ikut berperan aktif dalam hal ini agar dapat tercapai kesejahteraan bersama.

Berdasarkan Undang-Undang no.1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1, syarat keselamatan kerja
yang juga menjadi tujuan pemerintah membuat aturan K3 adalah :

a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.


b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian-kejadian lain yang berbahaya.
e. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban,
debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan
getaran.
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik
maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan.
i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.
k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.

2
m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya.
n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau
barang.
o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan
penyimpanan barang.
q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahayakecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

C. Tujuan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Program keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk memberikan iklim yang
kondusif bagi para pekerja untuk berprestasi, setiap kejadian baik kecelakaan dan
penyakit kerja yang ringan maupun fatal harus dipertanggungjawabkan oleh pihak-pihak
yang bersangkutan (Rika Ampuh Hadiguna, 2009). Sedangkan menurut Rizky Argama
(2006), tujuan dari dibuatnya program keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk
mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat
hubungan kerja. Beberapa tujuan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
adalah:
1. Mencegah kerugian fisik dan finansial baik dari pihak karyawan dan
perusahaan
2. Mencegah terjadinya gangguan terhadap produktivitas perusahaan
3. Menghemat biaya premi asuransi
4. Menghindari tuntutan hukum dan sebagai tanggung jawab sosial perusahaan
kepada karyawannya

D. Penyebab Kecelakaan Kerja

Menurut Mangkunegara (2008) faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan


kerja, yaitu:
1.Keadaan Tempat Lingkungan Kerja
a) Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang
berbahaya kurang diperhitungkan keamanannya.
b) Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.
c) Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada
tempatnya.
2. Pengaturan Udara
a) Pergantian udara di ruang kerja yang tidak baik (ruang kerja yang
kotor, berdebu, dan berbau tidak enak).
b) Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya.
3. Pengaturan Penerangan
c) Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak tepat.
d) Ruang kerja yang kurang cahaya, remang-remang.
5. Pemakaian Peralatan Kerja
a) Pengamanan peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.
b) Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengamanan yang baik.

3
6. Kondisi Fisik dan Mental Pegawai
a) Stamina pegawai yang tidak stabil.
b) Emosi pegawai yang tidak stabil, kepribadian pegawai yang rapuh, cara
berpikir dan kemampuan persepsi yang lemah, motivasi kerja rendah,
sikap pegawai yang ceroboh, kurang cermat, dan kurang pengetahuan
dalam penggunaan fasilitas kerja terutama fasilitas kerja yang membawa
risiko bahaya.

4
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan
perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik,
mental maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan
lingkungan. Jadi kesehatan dan keselamatan kerja tidak melulu berkaitan
dengan masalah fisik pekerja, tetapi juga mental, psikologis dan emosional.

Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang


penting dalam ketenagakerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai
peraturan perundang-undangan yang dibuat untuk mengatur nmasalah
kesehatan dan keselamatan kerja. Meskipun banyak ketentuan yang mengatur
mengenai kesehatan dan keselamatan kerja, tetapi masih banyak faktor di
lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja yang disebut
sebagai bahaya kerja dan bahaya nyata. Masih banyak pula perusahaan yang
tidak memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja sehingga banyak
terjadi kecelakaan kerja.

B. Saran

Berdasarkan hasil pembhasan di atas yaitu :


1.Dalam menerapkan program kesehatan dan keselamatan kerja (3), kita dapat
mencegah terjadinya kecelakaan dalam bekerja.
2.kita mampu bekrja dengan lebih teliti.
3.kita dapat melaksanakan penerapan k 3 dalam rumah atau tempat kita bekerja
dan memberi tahukan kepada keluarga dan kerabat sekitar bahwa pentingnya
penerapan k3 dilingkungan sekitar

5
6

Anda mungkin juga menyukai