Anda di halaman 1dari 3

Seri: Zakat

Petunjuk Tentang Zakat Mal

Zakat merupakan kewajiban syar'i dan salah satu dari rukun Islam yang sangat penting setelah
syahadatain dan shalat. Dalil dari Al Qur'an, As Sunnah maupun ijma' kaum muslimin telah
nyata menunjukkan bahwa zakat merupakan perkara wajib yang jika seseorang
mengingkarinya bisa terjeru-mus ke dalam jurang kekufuran (murtad). Dia harus bertobat jika
ingin kembali diakui lagi sebagai seorang muslim. Jika ia enggan bertobat maka boleh untuk
diperangi. Sedang mereka yang bakhil atau membayar namun tidak sesuai kewajibannya maka
ia telah berbuat zhalim dan akan berhadapan dengan ancaman Allah yang sangat keras.

Firman Allah Subhaanahu wa Ta'ala,

            
             
       
"Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka
dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan
itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di
lehernya di hari kiamat. ". (QS. 3:180)

Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barang siapa yang diberi oleh Allah harta
kemudian ia tidak membayar zakatnya maka akan dijelmakan harta itu pada hari kiamat dalam
bentuk ular yang kedua kelopak matanya menonjol. Ular itu melilitnya kemudian menggigit
dengan dua rahangnya sambil berkata: "Aku hartamu aku simpananmu" (HR. Al-Bukhari)

Beberapa Faedah Zakat

A. Faedah diniyah (segi agama)


1. Dengan berzakat berarti telah menjalankan salah satu dari rukun Islam yang
menghantarkan seorang hamba kepada kebahagiaan dan keselamatan dunia dan
akhirat.
2. Merupakan sarana bagi hamba untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Rabbnya,
akan menambah keimanan karena keberadaannya yang memuat beberapa macam
ketaatan.
3. Pembayar zakat akan mendapatkan pahala besar yang berlipat ganda, sebagaimana
firman Allah, artinya: "Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. ". (QS.
2:276) Dalam sebuah hadits yang muttafaq 'alaih Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam
juga menjelaskan bahwa shadaqah dari harta yang baik akan ditumbuhkan kembangkan
oleh Allah berlipat ganda.
4. Zakat merupakan sarana penghapus dosa, seperti yang pernah disabda-kan Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa sallam.

B. Faedah Khuluqiyah (Segi Akhlak)


1. Menanamkan sifat kemuliaan, rasa toleran dan kelapangan dada kepada pribadi
pembayar zakat.
2. Pembayar zakat biasanya identik dengan sifat rahmah (belas kasih) dan lembut kepada
saudaranya yang tidak punya.
3. Merupakan realita bahwa menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat baik berupa harta
maupun raga bagi kaum muslimin akan melapangkan dada dan meluaskan jiwa. Sebab
Page3

sudah pasti ia kan menjadi orang yang dicintai dan dihormati sesuai tingkat
pengorbanannya.

www.tarbiyah-online.com
Seri: Zakat

4. Di dalam zakat terdapat penyucian terhadap akhlak.

C. Faedah Ijtimaiyyah (Segi Sosial Kemasyarakatan):


1. Zakat merupakan sarana untuk membantu dalam memenuhi hajat hidup para fakir
miskin yang merupakan kelompok mayoritas sebagian besar negara di dunia.
2. Memberikan support kekuatan bagi kaum muslimin dan mengangkat eksistensi
mereka.Ini bisa dilihat dalam kelompok penerima zakat, salah satunya adalah mujahidin
fi sabilillah.
3. Zakat bisa mengurangi kecemburuan sosisal, dendam dan rasa dong-kol yang ada dalam
dada fakir miskin. Karena masyarakat bawah biasanya jika melihat mereka yang
berkelas ekonomi tinggi menghambur-hamburkan harta untuk sesuatu yang tidak
bermanfaaat bisa tersulut rasa benci dan permusuhan mereka. Jikalau harta yang
demikian melimpah itu dimanfaatkan untuk mengentaskan kemiskinan tentu akan
terjalin keharmonisan dan cinta kasih antara si kaya dan si miskin.
4. Zakat akan memacu pertumbuhan ekonomi pelakunya dan yang jelas berkahnya akan
melimpah.
5. Membayar zakat berarti memperluas peredaran harta benda atau uang, karena ketika
harta dibelanjakan maka perputarannya akan meluas dan lebih banyak fihak yang
mengambil manfaat.

Harta yang wajib dikeluarkan zakatnya

1. Emas dan perak, dengan syarat telah mencapai nishab (batas minimal suatu harta
wajib dizakati) dan melewati haul (putaran satu tahun penuh). Nishab emas adalah 85
gram dan perak 595 gram, dan harta yang dikeluarkan sebanyak dua setengan persen.
Juga berlaku bagi mata uang yang telah mencapai nilai tersebut, demikian pula emas
dan perak yang dipakai untuk perhiasan, meski dalam hal perhiasan ini ada sebagian
ulama yang mewajibkan sekali saja seumur hidup bukan tiap tahun, di antaranya
pendapat Anas bin Malik ra (Al Muhalla 6/78 dan Sunan Kubra 4/138).
 
2. Harta perniagaan/perdagangan, zakat yang dikeluarkan sebanyak dua setengah
persen dengan hitungan jumlah nilai barang dagangan (harga asli/net) digabung dengan
keuntungan bersih, dan jika memiliki hutang maka dipotong hutang terlebih dahulu.
Termasuk ketegori perdagangan adalah jual-beli mobil, rumah (properti), textil dan
binatang ternak. Akan tetapi mobil, rumah atau pakaian yang digunakan untuk
kebutuhan sehari-hari tidak ada kewajiban mengeluarkan zakatnya. Pembayaran zakat
perdagangan dilakukan setelah mencapai nishab dan melalui haul. 

3. Hasil Tanaman berupa biji-bijian maupun buah-buahan, dibayarkan ketika panen


dengan nishab kurang lebih 670 kg. Zakat yang dikeluarkan sebanyak sepuluh persen
jika yang menyiraminya air hujan, dan jika meng-gunakan alat atau dengan memindah
air maka cukup lima persen.

4. Peternakan, Untuk kambing ketentuan zakatnya adalah sebagai berikut: Antara 40


sampai 120 ekor zakatnya satu ekor kambing. Antara 121 sampai 200 ekor zakatnya
dua ekor kambing. 201 zakatnya 3 ekor kambing, kemudian setiap 100 kambing
selanjutnya zakatnya satu ekor. Sedangkan nishab sapi adalah sebanyak 30 ekor, dan
ketentuannya dapat dirujuk dalam buku-buku yang membahas masalah zakat secara
khusus. Demikian juga harta-harta lain yang secara globalnya telah mencapai batas
ketentuan diwajibkannya zakat.
Page3

www.tarbiyah-online.com
Seri: Zakat

Golongan yang berhak menerima zakat

1. Fuqara (fakir), yaitu orang yang tidak bisa memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya,
penghasilannya hanya bisa menutupi separo kebutuhannya atau bahkan tidak sampai.
Dalam arti mereka hidup jauh di bawah garis standar.
 
2. Masakin (miskin), yaitu orang yang penghasilannya sedikit dibawah garis standar, ia
hanya kekurangan sedikit dalam hal pemenuhan kebutuhan. Syaikh Al-Utsaimin
berpendapat bahwa seseorang yang tidak memiliki harta benda namun di sisi lain ia
punya penghasilan baik itu berupa upah, gaji atau kesibukan lain yang memberi
pemasukan mencukupi maka ia tidak berhak menerima zakat. 

3. Amil Zakat, Mereka adalah petugas yang ditunjuk Hakim 'Am dalam daulah (negara)
untuk menarik zakat dari para aghniya' (orang yang wajib berzakat) dan sekaligus
mendistribusikannya kepada para mustahiq (yang berhak menerima zakat), juga
bertanggung jawab menjaga harta zakat tersebut. 

4. Muallaf, mereka adalah orang-orang yang masih lemah imannya, terutama sekali bagi
yang memiliki kedudukan penting seperti pemimpin suatu kaum/suku.  

5. Riqab (budak), termasuk dalam hal ini adalah membelinya lalu memerdekakannya,
membantu hamba sahaya yang berusaha menebus dirinya karena ingin merdeka, dan
melepaskan kaum muslimin yang menjadi tawanan/sandera. 

6. Gharim, yaitu orang yang terlilit hutang dan tidak memiliki kemampuan untuk
membayarnya. Mereka diberi bagian dari zakat untuk membantu melunasi hutang
tersebut entah itu banyak atau sedikit. 

7. Fi Sabilillah, yakni mereka yang berjuang di jalan Allah, para mujahidin diberi bagian
zakat sesuai kebutuhan mereka dan dari zakat ini dapat dibelikan alat-alat yang
dibutuhkan untuk berjihad. Termasuk fi sabilillah adalah para penuntut ilmu syar'i. 

8. Ibnu Sabil, yakni musafir yang kehabisan bekal di tengah perjalanan. Ia diberi zakat
sebanyak keperluannya untuk sampai kembali ke negerinya.

Mereka inilah para penerima zakat berdasarkan ketetapan Allah dalam kitabNya. Perhatian
untuk para pengelola zakat bahwa harta zakat tidak dapat disalurkan kepada selain 8 golongan
yang tersebut di atas dengan alasan apapun. Baik itu berupa pembangunan masjid, renovasi
jalan dan lain sebagainya, karena Allah menye-butkan pembagian ini dengan bentuk hashr
(terbatas) yakni dengan kata innama (hanya). Sebagaimana disebut-kan dalamsurat At-Taubah
ayat60.

Dari sini jelas sekali bahwa Islam tidak menyia-nyiakan harta dan segala peluang yang dapat
membawa maslahat umat sehingga tidak tersisa dalam setiap jiwa rasa tamak dan bakhil yang
menguasai hawa nafsu. Bahkan mengarahkan-nya untuk kepentingan yang lebih besar sebagai
salah satu potensi untuk perbaikan kondisi umat.

Maraji': Fushul fi Ash-Shiyam wa At-Tarawih wa Az-Zakah, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin,
Panduan Praktis Menghitung Zakat, Adil Rasyad Ghanim. (Khalif)
Page3

www.tarbiyah-online.com

Anda mungkin juga menyukai