Anda di halaman 1dari 9

Lembar Kerja Peserta Didik

Nama Kelompok : Kelompok 5


Nama Anggota :
1. Raden Muhammad SYH (33)
2. Riska Dama Yanti (34)
3. Selly Yanti (35)
4. Sephia Nur Hakim (36)
5. Sevilla az-zahra (37)
6. Siti Sabrina Aidillah S (38)
7. Syahrum Akasyah (39)
8. Zahra Nur Azizah Yusuf (40)
Kelas : X Mipa 4

Materi : Teknik Produksi Kerajinan Berdasarkan Inspirasi Budaya Lokal Non Benda
1. Carilah informasi/ contoh vidio tentang Teknik Pembuatan Kerajinan dan
Prosedurnya.
2. Tuliskan hasil informasi pada lembar jawaban dibawah ini.

JAWABAN:
Manusia mulai mengenal kain bersamaan dengan munculnya peradaban. Menurut para ahli
sejarah, Indonesia sudah mengenal cara membuat pakaian sejak zaman Neolitikum. Hal ini
dibuktikan dengan banyaknya benda-benda peninggalan prasejarah yang tersebar diseluruh
wilayah Indonesia.
Tenun merupakan teknik dalam pembuatan kain yang dibuat dengan prinsip yang sederhana,
yaitu dengan menggabungkan benang secara memanjang dan melintang. Dalam teknik tenun
terdapat dua jenis benang yaitu benang pakan dan benang lungsin. Pakan adalah benang tenun
yang disusun sejajar, memanjang dan tidak bergerak. Sedangkan lungsin adalah benang yang
digerakkan oleh tangan pada alat tenun untuk diselipkan pada pakan. Dengan kata lain
bersilangnya antara benang lusi dan pakan secara bergantian. Kain tenun biasanya terbuat dari
serat kayu, kapas, sutra, dan lainnya.
Pembuatan kain tenun ini umum dilakukan di Indonesia, terutama di daerah Jawa, Sumatra, dan
Kalimantan. Biasanya produksi kain tenun dibuat dalam skala rumah tangga. Beberapa daerah
yang terkenal dengan produksi kain tenunnya adalah Sumatra Barat, Palembang, dan Jawa Barat.
Tak seperti kain lainnya, kain tenun tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Kain tenun sudah
merupakan bagian tradisi yang sudah merasuk dalam sendi-sendi kehidupan masyarakatnya.
Masing-masing kain tenun ikat mempunyai keunikan dan ciri khasnya masing-masing. Kain
tenun mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Kain tenun tak
hanya mempunyai fungsi sebagai pakaian untuk menutupi tubuh, tetapi ada fungsi lain seperti
fungsi sosial, agama, estetika, ekonomi dan aspek-aspek lain dalam kehidupan.
Seni tenun berkaitan erat dengan sistem pengetahuan, budaya, kepercayaan, lingkungan alam,
dan sistem organisasi sosial dalam masyarakat. Karena kultur sosial dalam masyarakat beragam,
maka seni tenun pada masing-masing daerah memiliki perbedaan. Oleh sebab itu, seni tenun
dalam masyarakat selalu bersifat partikular atau memiliki ciri khas, dan merupakan bagian dari
representasi budaya masyarakat tersebut. Kualitas tenunan biasanya dilihat dari mutu bahan,
keindahan tata warna, motif, pola dan ragam hiasannya.

Teknik Dasar Tenun


Teknik menenun disetiap daerah tidak sama. Karena banyaknya jenis kain tenun di Indonesia, maka tak
pelak jika teknik atau cara pembuatan kain tenun jadi beragam. Teknik yang digunakan akan
mempengaruhi jenis kain tenun yang dihasilkan. Setidaknya ada 3 teknik dasar yang digunakan dalam
membuat kain tenun di Indonesia, yaitu teknik sederhana/polos, teknik kepar dan teknik saten.

1. Teknik Tenun Polos / Sederhana


Teknik tenun pertama yang akan kami ulas adalah teknik tenun polos atau yang juga dikenal
dengan sebutan plain weave. Tenunan polos merupakan teknik tenun yang paling sederhana
dan mudah. Proses menenun dilakukan dengan menyilangkan sebuah benang lungsi dan
pakan naik turun secara bergantian.
Ciri – ciri dan karakteristik teknik tenun polos :

 Mempunyai rapot yang paling kecil diantara semua jenis kain tenun.
 Proses pengerjaan bennang yang paling sederhana yaitu dengan konsep 1 benang pakan
naik, dan 1 benang pakan turun.
 Pengulangan benang kearah horizontal (lebar kain) diulangi 2 kali sesudah 2 helai pakan,
sedangkan pengulangan kearah vertikal (panjang kain) diulangi sesudah 2 helai lungsi.
 Jumlah silangan yang terdapat pada teknik tenun polos paling banyak jika dibandingkan
dengan teknik lainnya.
 Teknik tenun polos menghasilkan kain tenun yang paling kuat diantara teknik lainnya
karena letak benang yang lebih kokoh dan tidak mudah berubah tempat.
 Tenun polos lebih populer karena tenun polos dapat dikombinasikan dengan teknik tenun
lainnya.
 Range tenun polos lebih lebar jika dibandingkan dengan teknik tenun lainnya.
 Teknik tenun polos bisa diaplikasikan pada kain yang jarang dan tipis.
 Gun yang digunakan pada teknik tenun polos minimal menggunakan 2 gun.
 Benang pakan yang digunakan pada teknik tenun polos biasanya lebih kasar dari pada
benang lungsi.

2. Teknik Tenun Kepar


Teknik tenun selanjutnya adalah teknik tenun kepar. Teknik tenun kepar dilakukan dengan
cara menyilangkan benang pakan dibawah beenang lungsi, dengan titik pertemuan antara
kedua benang berjalan miring pada tenunannya.

Jika menenun menggunakan teknik kepar ini menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM)
maka gunakan ATBM yang mempunyai 3 gun atau kamran. Tenun kepar dilakukan dengan
prinsip menyilangkan benang pakan dibawah benang lungsi secara silih berganti. Teknik
tenun kepar dapat dikembangkan menjadi berbagai motif.
Ciri – ciri teknik silang kepar :

 Benang lungsi yang menyilang diatas benang pakan lebih banyak dibandingkan benang
lungsi yang menyilang dibawah benang pakan.
 Kain kepar kurang kuat jika dibandingkan dengan teknik tenun polos karena teknik kepar
mempunyai lebih sedikit sehingga benang-benang nya menjadi lebih longgar.
 Kain kepar lebih lembut karena anyaman pada teknik kepar mempunyai karekteristik
benang yang panjang sehingga lebih mudah untuk bergerak.
 Kain kepar mempunyai 2 permukaan yaitu permukaan depan adalah efek benang lungsi,
sementara bagian belakang adalah efek benang pakan.

Macam – Macam anyaman kepar

 Kepar pakan yaitu kepar yang memiliki efek pakan yang lebih panjang dari pada efek
benang lungsi.
 Kepar rangkap yaitu kepar yang efek lungsi nya sama dengan efek pakan.
 Kepar lungsi yaitu kepar yang efek lungsinya lebih panjang dari pada efek pakan. Kepar
ini lebih tahan gosokan dan lebih awet jika dibandingkan dengan kepar jenis lain.
 Kepar 450 yaitu kepar yang mempunyai garis membentuk sudaut 450 derajat terhadap
pakannya. Garis kepar adalah garis yang terbentuk karena penyilangan lungsi pada lungsi
berikutnya bergeser 1 pakan. Besarnya sudut dipengaruhi oleh letak lungsi dan letak
pakan.
 Kepar kanan yaitu kepar yang garisnya miring kekiri dari bawah.
 Kepar runcing yaitu kombinasi dari kepar kanan dan kepar kiri, garis kepar bertemu di
ujung kain.
 Kepar tulang ikan mirip dengan kepar runcing yang merupakan kombinasi kepar kanan
dan kiri tetapi garis kepar tidak bertemu di ujung.
3. Teknik Tenun Silang Satin
Teknik ketiga yaitu teknik silang satin yaitu teknik tenun yang menggunakan 5 gun pada
proses pembuatannya. 5 gun maksudnya adalah 4 benang lungsi diatas dan 1 benang pakan
dibawah, terkadang silang satin menggunakan lebih dari 5 gun. Disebut satin karena adanya
pergeseran dua pakan atau lebih pada titik-titik silang pada benang lungsi. Permukaan kain
tenun pada silang satin ini mempunyai efek-efek panjang kearah kedua benang pakan dan
lungsi.

Ciri – ciri teknik tenun satin :

 Kain kurang kuat karena benang-benangnya kurang kokoh dan cenderung akan
mengendor.
 Kain tenun dari silang satin mempunyai kilau yang lebih menonjol dibanding teknik
tenun lainnya.
 Karena sedikitnya jumlah silangan kain yang dihasilkan pada silang satin ini lebih halus,
berkilau, dan lembut karena benang-benang pada silang satin saling berhimpit satu sama
lain.

Tahapan Proses Pembuatan atau Prosedur

kain tenun memang agak jarang ditemukan. Proses pembuatan dan bahan baku yang digunakan
menjadi salah satu faktor kain tenun ini jarang di temui, selain karena prosesnya masih dilakukan
secara manual membuat kain tenun ini mempunyai harga yang relatif lebih jika dibandingkan
dengan kain batik.
Pembuatan kain tenun masih secara tradisional dan manual. Walaupun sudah menggunakan alat
ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) namun alat ini hanya membantu agar mudah dalam proses
penenunan.

Kain tenun relatif lebih mahal harganya di bandingkan dengan kain batik. Wajar saja jika
harganya mahal karena proses pembuatannya sangat rumit dan butuh ketelitian yang tinggi.
Bayangkan saja, untuk membuat satu helai kain tenun saja, proses menenunnya bisa sampai
berbulan-bulan. Tak hanya itu, bahan baku yang digunakan untuk membuat kain tenun pun
sangat istimewa karena menggunakan bahan-bahan alami dari alam. Sehingga membuat kain
tenun menjadi sangat ekslusif dan limited. Tak heran jika banyak orang yang kemudian tertarik
untuk membeli kain tenun baik untuk dipakai maupun untuk benda koleksi.

Adapun tahapan dalam proses menenun sebuah kain tenun dimulai dari : menghani, memasang
benang lungsi, pencucukan pada gun, pencucukan pada sisir, mengikat benang lungsi pada bun
kain, penyetelan, menenun dan melepas tenunan.

Berikut ini adalah beberapa tahapan-tahapan yang harus dilalui :

1. MENGHANI

Menghani adalah tahapan awal pada proses pertenunan, yaitu proses pembuatan helaian-helaian
benang untuk di jadikan lungsi pada alat yang dinamai alat hani. Teknik pengerjaan menghani
sebagai berikut:

 Membuat pola ukuran panjang lungsi pada alat hani, dengan mengikuti pola kemudian
benang diurai menjadi helaian-helaian.
 Membuat benang lungsi sesuai dengan panjang pola ukuran jumlah benang lungsi, jangan
lupa silangan pada benang lungsi
 Setiap 10 benang lungsi atau sesuai keinginan, benang lungsi diikat, untuk memudahkan
penghitungan benang lungsi
 Apabila benang lungsinya panjang, maka harus digulung dulu dengan cara menjalin
menjadi jalinan rantai agar tidak kusut kemudian lepaskan benang lungsi dari alat hani

2. MEMASANG BENANG LUNGSI PADA BUM BENANG LUNGSI

Memasang benang lungsi pada alat tenun adalah memasang helaian-helaian benang yang akan
dijadikan benang lungsi pada Alat Tenun Bukan mesin pada bum benang lungsi. Proses
pengerjaannya sebagai berikut:

 Mengatur benang lungsi pada posisi kemudian membagi benang lungsi menjadi dua
bagian dengan jumlah yang sama masing-masing bagian.
 Kemudian siapkan BUM BENANG LUNGSI, putarlah engkelnya sampai semua tali
terurai, kemudian tariklah ke atas dan letakkan kayu bentangan yang ada pada rangkaian
BUM BENANG LUNGSI dan letakkan pada rangka ATBM
 Masukkan benang lungsi dari bagian tengah ke kanan, kemudian bagian tengah ke kiri,
jangan lupa diselingi tali-tali yang ada pada bentangan kayu, untuk memilah-milah
benang lungsi, sehingga posisi benang lungsi lebih rata
 Jangan lupa, pasang dua buah kayu, untuk membuat silangan benang lungsinya, jangan
sampai terlepas, posisi ini sangat menentukan dalam pencucukan atau memasukkan
benang lungsi pada mata gun dan sisir
 Rapikan benang lungsi, kemudian pisah-pisahkan benang lungsi melewati raddle sesuai
lebar tenunan
 Gulunglah benang lungsi pada BUM benang lungsi, sisakan panjang benang lungsi
sampai batas sisir (sisa benang lungsi dapat diikatkan pada kayu bentang yang ada pada
rangkaian BUM kain)

3. PENCUCUKAN PADA MATA GUN

Pencucukan adalah proses memasukkan benang benang lungsi ke mata gun sesuai dengan corak
tenun, proses pencucukannya sebagai berikut:

 Masukkan benang lungsi ke mata gun, mulailah dari tengah ke kanan atau tengah kekiri
atau sebaliknya
 Masukkan pada mata gun sesuai corak yang dibuat
 Setiap beberapa helai benang lungsi (misal 10 helai saja) ikatlah hasil pencucukan, agar
benang lungsi tidak lepas, sampai seluruh benang lungsi sudah masuk ke mata GUN
sesuai pola pecucukan
 Masukkan benang lungsi satu persatu ke sisir, mulailah dari tengah ke kanan kemudian
tengah kekiri atau sebaliknya

4. PENCUCUKAN PADA SISIR

Pencucukan adalah proses memasukkan benang benang lungsi ke sisir sesuai dengan corak
tenun, proses pencucukannya sebagai berikut:
 Masukkan satu persatu benang lungsi ke SISIR, mulailah dari tengah ke kanan atau
tengah kekiri atau sebaliknya
 Setiap beberapa helai benang lungsi (misal 10 helai saja) ikatlah hasil pencucukan, agar
benang lungsi tidak lepas, sampai seluruh benang lungsi sudah masuk ke SISIR sesuai
pola pecucukan.

5. MENGIKAT BENANG LUNGSI PADA BUM KAIN

Mengikat benang lungsi pada bum kain dilakukan setelah benang lungsi dicucuk melalui mata
gun dan sisir. Proses pengikatannya sebagai berikut:

 Putarlah BUM kain. Sampai semua tali terurai


 Ikatlah benang lungsi pada bentangan kayu yang ada pada rangkaian BUM kain
 Mulailah ikatan dari tengah, ke tepi kanan, tengah ke tepi kiri baru bagian-bagian yang
lain sampai semua benang lungsi terikat
 Ikatlah benang lungsi sedikit demi sedikit (misal setiap10 benang lungsi kemudian di
ikat) agar jarak antara ikatan satu dengan ikatannya tidak terlalu longgar
 Usahakan ketegangannya sama
 Lakukan sampai semua benang lungsi terikat

6. PENYETELAN

 Berilah nomor GUN 1,2,3,4 dan INJAKAN juga 1,2,3,4 untuk memudahkan dalan
penenunan
 Cermati hasil pencucukan, apakah sudah benar
 Atur posisi Gun dan injakan, Gun 1 dengan injakan 1, gun 2 dengan injakan 2, gun 3
dengan injakan 3, gun 4 dengan injakan 4
 Aturlah ketegangan ikatan benang lungsi, usahakan sama ketegangannya
 Siap menenun

7. MENENUN

 Awali dengan tenun sebagai bantuan saja, sampai posisi susunan benang lungsi sudah
rata
 Ketika menenun usahan jarak gunung-gunung sama, sehingga hasil lebar tenunan dapat
rata kanan dan kiri
 Sambungan benang usakahan maju dari tepi tenunan kira-kira 2-3 cm
 Memadatkan tenunan dengan sisir juga harus sama, kalau 2 kali ketukan juga sebaiknya
semua 2 kali ketukan, sehingga hasil kerapatan tenunan juga rata
 Tenun sesuai motif dan ukuran produk yang akan dibuat
 Kalau mulut benang lungsi sudah sempit, gulung hasil tenunan
 Tenun sampai mencapai ukuran yang dikehendaki

8. MELEPAS TENUNAN
 Kendorkan tenunan terlebih dahulu
 Potong benang lungsi, kalau bisa, sisakan benang lungsi pada cucukan GUN, dengan
cucukan sisa, masih dapat digunakan lagi
 Lepaskan hasil tenunan, dengan membuka ikatan-ikatan benang lungsi
 Rapikan hasil tenunan, bagian rumbai dapat disimpul

Daftar Pusaka:
https://youtu.be/0zKeKpnHCAY
https://griyatenun.com/blog/fakta-unik-seputar-sejarah-kain-tenun-tradisional-indonesia-yang-
perlu-kamu-ketahui
https://griyatenun.com/blog/mengenal-lebih-dekat-teknik-teknik-dasar-dalam-menenun-kain-
tenun
https://griyatenun.com/blog/inilah-8-tahapan-tahapan-dalam-proses-pembuatan-kain-tenun-yang-
perlu-anda-ketahui
https://pelajarindo.com/tahapan-proses-pembuatan-kain-tenun-lengkap-terperinci/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tenun

Anda mungkin juga menyukai