Anda di halaman 1dari 23

RIL – C

PENGUKURAN TEGAKAN TINGGAL AKIBAT


PEMANENAN DI RKT BEKAS TEBANGAN

PT BWL – KPH Bongan Januari 2021


RIL DAN RIL-C
RIL adalah pemyempurnaan pendekatan sistematik dalam
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi terhadap
pemanenan kayu
RIL – C merupakan praktek dan teknologi pembalakan dengan
tujuan utama memaksimalkan penyimpanan karbon hutan dan
merupakan hasil modifikasi dari RIL.
Pengambilan data RIL – C bertujuan untuk menghitung
pengurangan emisi karbon dari dampak kegiatan logging.
SCOPING DAN
PERSIAPAN

• Menyiapkan peta RKT


• Koordinasi tim dan membagi tim
• Memilih dan menentukan petak
yang akan di ukur
PERALATAN YANG
DIGUNAKAN

• Pita diameter pohon (Phiband)


• Range finder
• Kamera
• Pita ukur
• Buku saku
• Parang
• GPS
• Alat tulis spidol dan pulpen
• Pita penanda
PENGUKURAN JALAN
ANGKUTAN
• Untuk mengukur jalan angkut dan TPn dapat
dilakukan 1 atau 2 tim.
• Yang harus di ambil di pengamatan ini adalah data
dari :
• A. Data GPS
Data titik
PENGUKURAN • Data titik, yaitu semua titik pada jalan angkut
yang melewati batas petak tebangan ( Blok
JALAN Tebang) Tanda ”B”
ANGKUTAN • Titik pusat dari tempat penurunan log ( TPn)
Tanda “L”
• Semua pertigaan dari jalan angkut (Simpang
jalan sarad) Tanda ”J”
• Data garis
• Lalui bagian jalan angkut yang dekat dengan akses
kendaraan
• Jika peta HPH tersedia, identifikasi jalan angkut
yang primer atau sekunder
B. Lebar Jalan Angkutan
• Pengukuran lebar jalan angkutan di
mulai dari Batas RKT atau Batas
Blok Tebangan/Petak Tebangan
• Setiap interval 50 m dari titik, ukur
pertama catat lebar dari koridor
jalan. Pengukuran dilakukan
sebanyak 20 kali.
C. Pengukuran lebar TPn
• Tentukan TPn pertama yang akan di
ukur

• Di setiap TPn yang perlu diukur


adalah lebar titik tengah TPn,
• Panjang titik tengah dari
pengukuran lebar dan klasifikasikan
TPn menjadi sebuah bentuk
setengah elips atau Persegi Panjang.
CONTOH
PENGUKURAN JALAN
ANGKUTAN

50
TPN

0
50 50 50 50
Pengukuran jalan sarad dilakukan oleh 3 orang, 1 orang
bertugas mencatat dan 2 orang lainya melakukan
pengukuran.
• Tentukan jalan sarad pertama secara random di blok
tebangan.
Pemetaan jalan sarad

Hitung kayu yang rusak pada kedua sisi


dari jalan sarad di area yang telah
ditebang dan hitung juga tunggul dari
pohon yang sudah tumbang.

Ulangi untuk mengerjakan pemetaan


jalan sarad dan perhitungan tunggul
sebanyak mungkin di jalan sarad yang
berdekatan
Plot Jalan Sarad
1.Tentukan titik awal sebagai plot
pertama
2.Penandaan dengan pita di awal jalan
sarad
3. Lakukan langkah-langkah
pengukuran berikut ini untuk tiap plot
jalan sarad.

Menghitung setiap tunggak yang


terdampak oleh pembukaan Jalan
sarad yang berdiameter ≥20 cm
Pada saat menemukan pertigaan dari jalan sarad, lanjutkan
dengan jalan sarad yang lebih pendek . Setelah sampai pada
titik akhir dari jalan sarad tersebut, balik ke pertigaan dan
lanjutkan perhitungan, dan juga mengerjakan beberapa bagian-
bagian yang belum didapatkan di percabangan jalan sarad
yang terakhir.

Lanjutkan sampai rangkaian jalan sarad sampai semuanya


sudah tersampling.
PENGUKURAN JALAN
SARAD

TUNGGUL

KERUSAKAN KAYU
AKIBAT PENYARADAN
• Waypoint : ambil Titik Koordinat GPS
di lokasi tunggul (tunggak)
• Mengukur beberapa atribut pohon
ditebang untuk tujuan panen. Yang
harus di catat adalah :
• Nomer ID pohon
• Jenis pohon
• Tinggi tunggul
• Panjang total (F1+F2+F3+F4)
• Jika tidak ada pergeseran telah terjadi, perkiraan mata/visual dari panjang pohon yang
tersisa di hutan (tidak diangkut). Perhatikan bahwa ini termasuk setiap panjang log yang
tersisa di tunggul hingga batang pohon di bawah cabang pertama.

F1 F2 F3 F4

Tanggal : Petak :
Lokasi : Jalan Sarad :
Auditor :

NO ID Pohon Jenis Pohom Diameter Pangkal Diameter Ujung F1 F2 F3 F4 Total Panjang Keterangan
MENGUKUR TINGGI TUNGGUL (F1)
DAN POTONGAN TRIMMING (F2)
MENGUKUR PANJANG KAYU BULAT
YANG DIPANEN (F3)
MENGUKUR SISA TAJUK YANG TERTINGGAL (F4)
PENGUKURAN BAGIAN -BAGIAN YANG
TERSISA DARI POHON TEBANG

• Bagian- bagian batang bawah yang tersisa di hutan:


• Panjang (dengan ketelitian 1 cm )
• Diameter kedua ujung setiap bagian (dengan ketelitian 0,1 cm)
• Diameter dari setiap area rongga, antar ujung dari bagian rongga (ketelitian 0,1
cm)
• Jika bagian berongga tidak melingkar, ukur diameter pendek dan panjang,
kemudian catat rata-rata pengukuran.
• ikat bagian log semua yang tersisa seperti bagian dari seluruh pohon, catat
bahwa tidak ada bagian log telah terpindahkan dari hutan.
• Diameter batang pada pangkal cabang pertama (= dibawah cabang petama
yang hidup dan besar).
PENGUKURAN BAGIAN-BAGIAN
YANG TERSISA
• Pada saat berbalik menuju titik awal jalan sarad, sub-team harus mengukur
semua tunggul pohon akibat penebangan.
• Ketika menemukan tunggul, auditor memastikan mahkota/tajuk pohon
terlihat dan bisa di ukur
• Jika menemukan pohon dengan mahkota (ujung) pohon tidak dapat
ditemukan, atau ada bukti bahwa mahkota pohon telah bergeser dari posisi
semula di tanah (baik oleh buldoser atau tergeser menurun), auditor kedua
hanya menandai "Tidak Terukur" dan pindah ke tunggul berikutnya.
• Pengukuran pohon tebang dimulai setelah melakukan pemetaan jalan sarad.
• 1.Tentukan pohon rusak pertama untuk sampling
• Secara random pilih angka dari 1-5 (IS 20%)
• Mulai dari titik akhir dari jaringan jalur sarad, dan hitung sepanjang
rangkaian jalan sarad tersebut sampai pada jumlah yang telah ditentukan.

• 2. Setelah pohon rusak pertama sudah di sampling, pilih tunggak yang


terakhir dari lima tunggak untuk sampling. Jika tunggak terpilih sebagai bagian
dari “Multiple tree gap” kemudian sampling semua pohon yang berada pada
gap tersebut sebelum mengukurnya.
• Catatlah informasi berikut untuk
setiap pohon yang telah rusak oleh
penebangan.

• 1.DBH setiap pohon yang rusak ≥ 10


cm (ketelitian 0,1 cm)
• 2.Catat masing-masing jenis
kerusakan yang sesuai:
• R: benar-benar tertekan ke tanah
dan tumbang, atau terpotong di
bawah bawah ketinggian 1,3 meter
• P: terpotong di atas 1,3 meter dan
di bawah yang cabang pertama
• T: ½ atau lebih dari tajuk pohon
hilang
• B: kerusakan kulit kayu yang
besarnya 100 cm2
• C: miring ≥ 10 ˚ dari vertikal
sebagai dampak dari kegiatan
penyaradan.

• Catatan: tidak termasuk pohon yang


miring karena alam.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai