Anda di halaman 1dari 4

LEARNING JOURNAL

Program Pelatihan : Latsar CPNS


Angkatan/ Kelas : XV
Nama Agenda : Etika Publik
Nama Peserta : Hera Handayani, S.Kep., Ners
No. Daftar Hadir :
Lembaga Penyelenggara Pelatihan : PPSDM Kemendagri Regional
Bandung

A. Pokok Pikiran
1. Pengertian Etika Publik
Etika merupakan tujuan hidup yang baik bersama dan untuk
orang lain di dalam institusi yang adil. Etika adalah refleksi atas
baik/buruk, benar/salah yang harus dilakukan atau bagaimana
melakukan yang baik atau benar. Etika publik adalah refleksi tentang
standar atau norma yang menentukan baik-buruk dan benar-salah
suatu perilaku, tindakan, dan keputusan yang mengarahkan kebijakan
publik dalam menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Kode
etik merupakan aturan tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat
berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan pada saat yang
dibutuhkan akan dapat difungsikan sebagai alat untuk menghakimi
segala macam tindakan yang secara logika-rasional umum (common
sense) dinilai menyimpang dari kode etik.
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku
dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan
pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan- ketentuan tertulis.
Kita sebagai calon ASN wajib mengaktualisasikan etika publik,
karena pada dasarnya fungsi ASN menurut UU no 5 tahun 2014
adalah sebagai pelaksana kebijakan publik dan pelayan publik. Tugas
seorang ASN adalah melayani masyarakat sesuai etika publik yang
ada. Etika publik memberikan aturan atau standar pelayanan yang
sesuai dengan norma yang berlaku. Bagaimana ASN bertanggung
jawab terhadap tugas dan jabatan yang diemban dalam melayani
masyarakat.

Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN


yakni sebagai berikut:
1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi.
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
3) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku.
5) Melaksanakan tugasnya menjaga kerahasiaan yang menyangkut
kebijakan negara
6) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien
7) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya.
8) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan.
9) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
10) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN.
11) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin pegawai ASN.

2. Contoh Kasus dan Tokoh Profil


Berbicara soal keteladanan pejabat publik, ada satu sosok yang
patut dijadikan teladan. Ia adalah Hoegeng Imam Santoso. Beliau
lahir di Pekalongan, 14 Oktober 1921. Dia adalah sosok yang
disegani di kalangan kepolisian Republik Indonesia. Walaupun hanya
menjabat tiga tahun sebagai Kapolri, namun Hoegeng telah
membawa perubahan besar dalam tubuh Kepolisian Republik
Indonesia. Selain itu, sikap tegas, bersih, sederhana, dan jujur
membuat namanya menjadi legenda di kalangan kepolisian. Bahkan
dia rela hidup pas-pasan demi menjaga integritas. Pelaku kejahatan
bahkan tak berkutik selama Polri berada di bawah kepemimpinannya.

Namun, karena keberaniannya itulah yang justru membuat


Hoegeng diberhentikan dari jabatan Kapolri. Berikut kisah inspiratif
Jenderal Hoegeng Imam Santoso, polisi jujur yang pernah dimiliki
Bangsa Indonesia. Salah satu kisah yang melegenda dari seorang
Hoegeng saat dirinya bertugas di Medan dengan pangkat kompol. Di
sana, dia membongkar praktik suap menyuap pada para polisi dan
jaksa di Medan yang menjadi antek bandar judi. Berbeda dengan
polisi lainnya, Hoegeng tidak mempan disuap. Barang-barang mewah
pemberian bandar judi dilemparnya keluar jendela. Baginya, lebih
baik hidup melarat dari pada menerima suap atau korupsi. Prinsip
hidup itu ia tiru dari mantan Wakil Presiden Mohammad Hatta.

Jenderal Hoegeng berpendapat, tugas polisi adalah mengayomi


masyarakat. Baik itu dari pangkat tertinggi sampai terendah. Oleh
karena itu, Hoegeng merasa tidak pernah malu untuk turun langsung
ke lapangan mengambil alih tugas polisi yang kebetulan sedang tidak
ada di tempat. Jika terjadi kemacetan, Hoegeng akan menjalankan
tugas sebagai polisi lalu lintas. Dalam menjalani kesehariannya di
kantor, Hoegeng merupakan sosok yang disiplin. Dia selalu tiba di
mabes Polri sebelum pukul 07.00. bahkan sebelum sampai ke kantor,
dia menyempatkan diri dulu untuk memantau situasi lalu lintas dan
kesiapsiagaan aparat kepolisian di jalan.
B. Penerapan
Dalam pelayanan publik, kita tidak dapat terlepas dengan yang
namanya etika. Dalam pelayanan kesehatan, khususnya sebagai perawat
etika publik yang dapat diterapkan yaitu dengan 5S : senyum, salam,
sapa, sopan, santun. Melaksanakan tugas dengan cermat dan disiplin
sesuai SOP, tepat waktu ketika datang dan pulang kerja, tidak diskriminasi
terhadap pasien, meningkatkan mutu pelayanan. Dan memberikan
pelayanan, dengan jujur, tanggap, cepat, dan akurat, sehingga pelayanan
yang diberikan dapat optimal. Serta terus berinovasi meningkatkan
pelayanan kesehatan yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai