Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN ASUPAN GIZI, TINGGI FUNDUS UTERI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN BERAT

BAYI LAHIR

HUBUNGAN ASUPAN GIZI, TINGGI FUNDUS UTERI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN
BERAT BAYI LAHIR

Faradina Aghadiati1
1
Program Studi S1 Gizi, Universitas Adiwangsa Jambi
e-mail: *1faradinaaghadiati@gmail.com

ABSTRAK

Berat bayi lahir (BBL) merupakan salah satu indikator kesehatan bayi baru lahir yang sehat
dan cukup bulan. Salah satu faktor yang mempengaruhi berat bayi lahir adalah asupan zat gizi dan
tinggi fundus uteri, tingkat pendidikan ibu dan, status ekonomi. Asupan gizi yang kurang akibat
kekurangan energi dan protein dapat mempengaruhi pertumbuhan linier bayi selama dalam
kandungan. Tujuan penelitian adalah menganalisis hubungan asupan energi, protein, tinggi fundus
uteri, tingkat pendidikan ibu dan status ekonomi dengan berat bayi lahir. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional.
Sampel pada penelitian ini adalah 114 ibu hamil yang bertempat tinggal di Kota Yogyakarta. Hasil uji
statistik membuktikan ada hubungan yang signifikan antara asupan energi, protein dan tinggi fundus
uteri dengan berat bayi lahir (p < 0.05). Tidak ada hubungan yang signifikan tingkat pendidikan ibu
dan status ekonomi dengan bayi lahir (p > 0.05). Kesimpulan penelitian bahwa ibu hamil dengan
asupan energi, protein cukup dan tinggi fundus normal cenderung melahirkan bayi dengan berat lahir
normal. Tingkat pendidikan ibu dan status ekonomi belum tentu mempengaruhi berat bayi lahir.

Kata Kunci : Asupan gizi, berat bayi lahir, sosio ekonomi, tinggi fundus

Abstract

The birth weight (BW) are utilized as indicators of the healthy and term newborns. One factor
involved in influencing the weight of a newborn is nutrient intake, fundal height, education level and
economic status. Insufficient nutritional intake due to lack of energy and protein can affect the baby's
linear growth during pregnancy. This study aims to analyze the relationship between the energy,
protein intake, fundDO KHLJKW HGXFDWLRQ OHYHO RI PRWKHU¶V DQG HFRQRPLF VWDWXV with the birth weight.
The research method was an analytic observational study utilized a cross sectional approach. The
samples were 114 pregnant mother¶s living in the city of Yogyakarta. The statistical results of this
study proved a significant relationship between energy, protein intake, and fundal height with birth
weight (p < 0.05). There was no significant relationship between education level of the mother and
economic status with birth weight (p > 0.05). The concludes of this study pregnant mothers with
sufficient energy, protein intake and normal fundal height tended to give birth to newborns with normal
birth weight. Education level of pregnant PRWKHU¶V DQG HFRQRPLF VWDWXV ZRXOG QRW QHFHVVDrily affect
the weight of a newborns.

Keywords : Birth weight, fundal height, nutrition intake, socio-economic

1
SCIENTIA JOURNAL
VOL 8 NO 1 MEI 2019
HUBUNGAN ASUPAN GIZI, TINGGI FUNDUS UTERI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN BERAT
BAYI LAHIR

PENDAHULUAN lahir. Panjang bayi lahir menggambarkan


pertumbuhan linier bayi selama dalam
Berat bayi lahir (BBL) dan panjang kandungan. Ukuran linier yang rendah
bayi lahir (PBL) merupakan salah satu biasanya menunjukkan keadaan gizi yang
indikator kesehatan bayi baru lahir yang diderita waktu lampau [5]. Akibat
sehat dan cukup bulan. Menurut Survei kekurangan gizi diawali dengan
Demografi dan Kesehatan Indonesia perlambatan atau retardasi pertumbuhan
2012, Angka Kematian Bayi (AKB) 34 janin yang dikenal sebagai Intra Uterine
kematian/1000 kelahiran hidup. Dari hasil Growth Retardation (IUGR). Di Negara
Riset Kesehatan Dasar, penyebab berkembang kurang gizi pada pra-hamil
kematian bayi adalah sepsis 20.5%, dan ibu hamil berdampak pada lahirnya
kelainan kongenital 18.1%, pnumonia anak IUGR dan BBLR. Kondisi IUGR
15.4%, prematuritas dan Berat Badan hamper separuhnya terkait dengan status
Lahir Rendah (BBLR) 12.8%, dan gizi ibu dan penyakit hipertensi dalam
respiratory disorder 12.8%. BBLR kehamilan [6]. Faktor sebelum dan saat
merupakan penyebab langsung kematian hamil yang mempengaruhi keberhasilan
bayi [1]. kehamilan adalah status gizi ibu hamil.
Secara umum berat bayi lahir yang Asupan gizi yang adekuat membantu
normal adalah 2.500 - 4.000 gram, di pertumbuhan ibu dan janin.
bawah atau kurang dari 2.500 gram Pengukuran tinggi fundus uteri
dikatakan Berat Badan Lahir Rendah diatas simfisis dapat memberikan
(BBLR). BBLR dianggap sebagai indikator informasi yang bermanfaat tentang
status kesehatan masyarakat, yang besarnya bayi yang berada dalam
berhubungan dengan angka kematian, kandungan. Pada usia antara 20-21
kesakitan bayi, dan kejadian gizi kurang di minggu kehamilan, tinggi fundus uteri
kemudian hari yaitu pada periode balita dalam centimeter (cm) sama dengan usia
[2]. Panjang Bayi Lahir (PBL) normal 45 ± kehamilan dalam minggu. Tinggi fundus
50 cm, dibawah 45 cm dikatakan Panjang uteri yang tidak sesuai dengan usia
Bayi Lahir Pendek (PBLP). PBLP memiliki kehamilan sangat menjurus kepada
risiko 2,8 kali mengalami stunting keadaan pertumbuhan janin yang
dibanding bayi dengan panjang lahir terhambat [7]. Pengukuran tinggi fundus
normal [3]. uteri secara tepat dilakukan lebih objektif
Faktor ± faktor yang dapat dengan skala centimeter. Tinggi fundus
mempengaruhi berat bayi lahir dan uteri mempunyai hubungan dengan berat
panjang bayi lahir adalah faktor badan bayi dan merefleksikan
lingkungan internal (umur ibu, asupan zat pertumbuhan janin serta ukuran fetus
gizi, kadar hemoglobin, tinggi fundus uteri, lebih akurat. Terdapat beberapa rumus
pemeriksaan kehamilan, dan penyakit untuk mengetahui perkiraan berat badan
pada saat kehamilan), faktor lingkungan lahir bayi diantaranya rumus Johnson
eksternal (kondisi lingkungan, dan tingkat Tohsach. Rumus Johnson Tohsach
social ekonomi ibu hamil), faktor menggunakan metode untuk menaksir
penggunaan sarana kesehatan yang berat badan janin dengan pengukuran
berhubungan frekuensi pemeriksaan tinggi fundus uteri, yaitu mengukur jarak
kehamilan atau antenatal care [4]. antara tepi atas simfisis pubis sampai
Asupan gizi yang kurang akibat puncak fundus uteri dengan mengikuti
kekurangan energi dan protein dapat lengkungan uterus, memakai pita
mempengaruhi berat dan panjang bayi pengukur serta melakukan pemeriksaan

339
SCIENTIA JOURNAL
VOL 8 NO 1 MEI 2019
HUBUNGAN ASUPAN GIZI, TINGGI FUNDUS UTERI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN BERAT
BAYI LAHIR

dalam vaginal toucher (vt) untuk sering diabaikan, yaitu tinggi fundus uteri
mengetahui penurunan bagian terendah ibu hamil. Tujuan dari penelitian ini adalah
[8]. untuk mengetahui hubungan asupan gizi
Tinggi fundus uteri dan asupan gizi (energi dan protein), tinggi fundus uteri,
ibu hamil berpengaruh terhadap berat bayi pendidikan ibu dan status ekonomi
lahir dan erat hubungannya dengan keluarga dengan berat bayi lahir.
tingkat kesehatan bayi dan angka
kematian bayi. Angka kematian ibu dan METODE PENELITIAN
bayi, serta kejadian bayi dengan berat
badan lahir rendah (BBLR) yang tinggi Metode yang digunakan dalam
pada hakekatnya juga ditentukan oleh penelitian ini adalah observasional
status gizi ibu hamil. Ibu hamil dengan analitik dengan menggunakan
status gizi buruk atau mengalami KEK pendekatan cross sectional study.
(kurang energi kronis) cenderung Penelitian dilaksanakan selama 2 bulan,
melahirkan bayi BBLR yang dihadapkan mulai Juli ± Agustus 2018 di RSKIA Kota
pada risiko kematian yang lebih besar Yogyakarta.
dibanding dengan bayi yang dilahirkan Populasi penelitian ialah Ibu hamil
oleh ibu dengan berat badan yang normal yang berusia antara 20 - 35 tahun
[9]. sebanyak 141 ibu hamil. Cara
Tingkat pendidikan sangat pengambilan sampel menggunakan teknik
mempengaruhi pola pikir salah satu Purposive sampling dengan memilih
masyarakat. Tingginya pendidikan subjek berdasarkan kriteria spesifik yang
masyarakat menjadi penunjang dalam dietapkan peneliti. Kriteria inklusi meliputi
mempermudah untuk mencerna informasi : Ibu hamil yang bersedia ikut dalam
yang diterima untuk dapat dimengarti penelitian, ibu hamil yang memasuki Hari
termasuk untuk menyebar luaskan Perkiraan Lahir (HPL) ±1 Minggu, usia Ibu
program penurunan angka kematian bayi 20 ± 35 tahun, tinggi Ibu > 150 cm. Kriteria
dengan menekan angka kejadian BBLR. Eksklusi meliputi : adanya kehamilan
Pekerjaan yang ditanggung oleh ibu hamil ganda, adanya penyakit penyerta
dapat memberikan peluang besar untuk kehamilan ( diabetes melitus, hipertensi,
terjadinya persalinan dengan BBLR. anemia).
Keadaan yang demikian terutama terjadi Data yang dikumpulkan meliputi :
pada sosial ekonomi yang rendah. Karakteristik sampel berupa usia
Sehingga diperlukan peran serta dari kehamilan, pendidikan ibu, pekerjaan ibu,
masyarakat terkait dalam upaya pendapatan keluarga denggan
meningkatkan pendidikan ibu hamil yaitu wawancara menggunakan kuesioner.
meningkatkan akses terhadap Asupan Gizi, dimana dalam penelitian ini
pemanfaatan pelayanan antenatal dan asupan yang diteliti adalah asupan energi
status gizi ibu selama kehamilan dengan dan protein dengan menggunakan food
memeriksakan kehamilannya di petugas recall, tinggi fundus uteri dan berat bayi
kesehatan [10]. serta panjang bayi lahir diukur oleh tenaga
Berdasarkan penelitian yang telah ahli. Asupan energi dan protein mengacu
ada sebagian besar hanya meneliti pada pada angka kecukupan gizi (AKG) ibu
faktor internal yang berfokus pada umur hamil trimester III. Tinggi fundus uteri
ibu, paritas, dan anemia pada ibu hamil, diklasifikasikan berdasarkan Acuan
masih ada faktor internal lain yang dapat Standar Internasional (Intergrowth, 2016)
mempengaruhi berat bayi lahir (BBL) yang dan berat bayi lahir dan panjang bayi lahir

340
SCIENTIA JOURNAL
VOL 8 NO 1 MEI 2019
HUBUNGAN ASUPAN GIZI, TINGGI FUNDUS UTERI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN BERAT
BAYI LAHIR

diklasifikasikan berdasarkan klasifikasi belakang pendidikan tinggi sebayak 112


dari Depkes RI [11]. (98.2%) dan 2 (1.8%) memiliki latar
Data kemudian dianalisis secara belakang pendidikan yang rendah. 88
bertahap, yaitu : analisa univariat, dan (77.2%) subjek memiliki pekerjaan dan 26
bivariat. Analisa bivariat menggunakan uji (22.8%) tidak bekerja. Rata-rata
Fisher's exact test dengan p value < 0.05. pendapatan keluarga pada penelitian ini
adalah, 108 (94.7%) memiliki pendapatan
• 805 GDQ 805 7DEHO
HASIL DAN PEMBAHASAN Subjek dalam penelitian ini
memiliki tinggi fundus uteri normal
Tabel 1. Karaktersitsik Subjek Penelitian sebanyak 96 (84.2 %) dan tinggi fundus
Subjek (n = tidak normal sebanyak 18 (15.8%). Berat
Karakteristik
114)
bayi yang dilahirkan dalam penelitian ini,
n %
Usia Kehamilan (minggu) 102 (89.5%) memiliki berat lahir normal
34 2 1.8 dan 12 (10.5%) memiliki berat lahir
36 5 4.4 rendah. Asupan energi 87 (71.9 %) subjek
37 4 3.5 penelitian dalam kategori cukup dan 32
38 43 37.7
39 35 30.7 (28.1 %) subjek dalam kategori kurang.
40 25 21.9 Asupan protein 80 (70.2%) subjek dalam
Pendidikan Ibu kategori cukup dan 34 (29.8 %) subjek
Tinggi ( SMA/ PT) 112 98.2
dalam katgeori kurang (Tabel 1).
Rendah (Tidak Lulus SD/ 2 1.8
SD/SMP)
Pekerjaan Ibu Tabel 2. Uji Bivariat Asupan Energi,
Bekerja 88 77.2 Protein, Tinggi Fundus Uteri,
Tidak Bekerja 26 22.8
Pendapatan Keluarga
Pendidikan, Status Ekonomi Dengan
7LQJJL • 805 108 94.7 Berat Bayi Lahir
Rendah (< UMR) 6 5.3 Berat Bayi
Tinggi Fundus Uteri Ibu Lahir
Variabel p
Normal 96 84.2 Norm Renda
Tidak Normal 18 15.8 al h
Berat Bayi Lahir 78
1RUPDO • JUDP 102 89.5 4
Cukup 95.1
Asupan 4,9 %
Rendah (< 2.500 gram) 12 10.5 %
Asupan Energi Ibu Energi 0.004
24 8
Cukup 87 71.9 Ibu Kuran
75.0 25.0
Kurang 32 28.1 g
% %
Asupan Protein Ibu 77
Cukup 80 70.2 3
Cukup 96.3
Asupan 3.8 %
Kurang 34 29.8 %
Protein 0.001
Sumber : Data Primer, 2018 25 9
Ibu Kuran
73.5 26.5
g
% %
94
Penelitian ini mengambil subjek ibu Norm 2
97.9
Tinggi al 2.1%
hamil yang berusia antara 20 ± 35 tahun, % <0.00
Fundus
yang memasuki ± 1 minggu hari perkiraan Tidak 8 10 1
Uteri Ibu
Norm 44.4 55.6
lahir (hpl). Usia kehamilan subjek
al % %
penelitian ini rata-rata antara 34 ± 40 100 12
Tinggi
minggu, dengan presentase terbanyak Pendidik 98 % 100 %
1.000
pada usia 38 minggu yaitu 37.7%. Subjek an Ibu Renda 2 0
h 2% 0%
dalam penelitian yang memiliki latar Status Tinggi 97 11 0.495
341
SCIENTIA JOURNAL
VOL 8 NO 1 MEI 2019
HUBUNGAN ASUPAN GIZI, TINGGI FUNDUS UTERI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN BERAT
BAYI LAHIR

Ekonomi • 95.1 91.7 antara tingkat pendidikan ibu dan status


Keluarga UMR) % % ekonomi dengan berat bayi lahir ( p >
Renda
5 1 0.05) (Tabel 2).
h (<
4.9 % 8.3 %
UMR)
Sumber : Data Primer, 2018 PEMBAHASAN
Hubungan Asupan Gizi ( Energi Dan
Hasil dari penenilitian ini, sebagian Protein) Dengan Berat Bayi Lahir
besar subjek penelitian (95.1%) memiliki Terdapat beberapa faktor yang
Asupan energi yang cukup dan 96.3% mempengaruhi ukuran bayi pada waktu
memiliki asupan protein yang cukup lahir, salah satunya yaitu asupan gizi ibu
dengan melahirkan bayi dengan berat selama kehamilan. Terdapat hubungan
normal. Akan tetapi masih ada 25% yang jelas antara asupan gizi ibu pada
subjek memliliki asupan energi yang bulan terakhir kehamilan dengan ukuran
kurang dan 26.5 % asupan protein yang bayi pada saat lahir. Semakin buruk gizi
kurang yang melahirkan bayi dengan ibu semakin kurang berat lahir dan
berat bayi lahir rendah. Hasil uji statistik panjang bayinya. Defisiensi mikronutrien
membuktikan bahwa ada hubungan yang selama masa kehamilan dapat
signifikan antara asupan energi dan menyebabkan janin mengalami
protein dengan berat bayi lahir ( p < 0.05 ) pertumbuhan linear lebih lambat selama
(Tabel 2). periode postnatal [12]. Pertumbuhan janin
Pada tinggi fundus uteri, 97.9% sangat tergantung pada hasil metabolisme
subjek memiliki tinggi fundus yang normal tubuh yang ditransfer melalui plasenta
dengan berat bayi yang dilahirkan normal. untuk memenuhi kebutuhan ibu selama
Akan tetapi 44.4% subjek memliliki tinggi hamil dan nutrisi janin untuk tumbuh dan
fundus uteri yang tidak normal tetapi berkembang sehingga bayi yang
melahirkan bayi dengan berat bayi lahir dilahirkan dapat lahir normal [13].
normal. Hasil uji statistik membuktikan Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa ada hubungan yang signifikan bahwa asupan zat gizi energi dan protein
antara tingkat tinggi fundus uteri dengan ibu hamil di wilayah Kota Yogyakarta
berat bayi lahir ( p = < 0.001). (Tabel 2). masih ada yang kurang. Kondisi yang
Pada tingkat pendidikan dan status demikian dapat mengganggu
ekonomi, 100 (98%) subjek memliki pertumbuhan dan perkembangan janin.
tingkat pendidikan yang tinggi dan 97 Asupan energi dan protein yang kurang
(95.1 %) subjek memiliki tingkat status dapat menjadi salah satu faktor terjadinya
ekonomi yang tinggi dengan berat bayi BBLR di wilayah ini. Hasil penelitian ini
yang dilahirkan normal. Sedangkan pada menunjukan bahwa ada hubungan yang
berat bayi yang ilahirkan rendah tidak ada signifikan antara asupan energi dan
subjek yang memiliki pendidikan rendah, protein dengan berat bayi lahir (p < 0.05).
justru 12 subjek dengan pendidikan yang Hasil tersebut menggambarkan bahwa ibu
tinggi melahirkan bayi dengan berat lahir hamil yang memiliki asupan energi dan
rendah. Pada status ekonomi yang protein yang rendah juga melahirkan bayi
rendah, 1 subjek melahirkan bayi dengan dengan berat lahir rendah. Sesuai dengan
berat lahir rendah, sedangkan 11 subjek penelitian di India, asupan energi pada
dengan status ekonomi yang tinggi wanita hamil dapat digunakan sebagai
melahirkan bayi dengan berat lahir faktor prediktor terhadap berat lahir bayi
rendah. Hasil uji statistik pada penelitian [14].
ini tidak ada hubungan yang signifikan

342
SCIENTIA JOURNAL
VOL 8 NO 1 MEI 2019
HUBUNGAN ASUPAN GIZI, TINGGI FUNDUS UTERI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN BERAT
BAYI LAHIR

Hasil dari penelitian ini sejalan rendah akan menyebabkan rendahnya


dengan hasil penelitian Rukmana, tahun berat bayi lahir.
2014 ada hubungan yang signifikan
antara asupan energi protein dan fe Hubungan Tinggi Fundus Uteri Dengan
dengan berat bayi lahir [15]. Hasil Berat Bayi Lahir
penelitian ini juga serupa dengan Pengukuran tinggi fundus uteri di
penelitian Verma, tahun 2016 ada atas simfisis pubis digunakan sebagai
hubungan yang signifikan antara asupan salah satu indikator untuk menentukan
energi dan protein dengan berat bayi lahir kemajuan pertumbuhan janin, serta
[16]. prediksi umur kehamilan. Tinggi fundus
Studi yang dilakukan oleh Sharma uteri yang stabil (tetap) atau turun
et al., tahun 2014 menunjukan bahwa merupakan indikasi adanya retardasi
asupan kalori yang tidak memadai dapat pertumbuhan janin, dan jika tinggi fundus
menyebabkan bayi BBLR dan bahkan uteri meningkat secara berlebihan
suplementasi yang diberikan untuk koreksi mengidentifikasikan adanya jumlah janin
anemia tidak akan bisa meningkat berat yang lebih dari satu atau kemungkinan
lahir [17]. Asupan energi juga berkaitan adanya hidramnion, salah satu faktor yang
dengan penyediaan energi untuk aktivitas mempengaruhi pengukuran tinggi fundus
fisik, pembentukan serta perbaikan uteri. Teori lain menyatakan bahwa tinggi
jaringan dan pengatur metabolisme fundus uteri mempunyai hubungan yang
berjalan secara optimal. Janin memenuhi kuat dengan berat badan bayi serta
kebutuhannya melalui plasenta. Plasenta mampu merefleksikan pertumbuhan janin
mensintesis asam lemak, kolesterol, dan serta ukuran fetus [20,21].
glikogen yang kemudian digunakan untuk Hasil penelitian ini menunjukkan
mememuhi kebutuhan energi janin serta bahwa ada hubungan tinggi fundus uteri
petumbuhan dan perkembangan janin terhadap berat bayi baru lahir ( p < 0.001).
dalam kandungan [18]. Hasil penelitian ini serupa dengan
Asupan protein yang masih penelitian di Iran oleh Tabrizi, tahun 2012
kurang, menjadi peluang kejadian BBLR. bahwa ada hubungan signifikan antara
Selama kehamilan protein diperlukan fundus uteri dengan berat bayi lahir
plasenta untuk membawa makanan ke (0,001). Penelitian Maryani tahun 2015,
janin, pembentuk hormon dan enzim ibu menemukan ada perbedaan rata-rata
dan janin. Adanya kekurangan energi dan tinggi fundus uteri yang dimiliki ibu
protein menyebabkan terbentuknya organ terhadap luaran berat badan bayi lahir
yang lebih kecil dengan jumlah sel yang rendah [22,23].
cukup dan ukuran sel yang kecil sehingga Secara konseptual tinggi fundus
ukuran plasenta menjadi kecil. Volume uteri bertambah sesuai usia kehamilan
darah ibu menurun dan cardiac output dan berbanding lurus terhadap
tidak adekuat. Akibatnya, menurunnya pertambahan berat bayi dalam rahim.
aliran darah ke plasenta diikuti transfer Semakin besar usia kehamilan, semakin
nutrisi berkurang sehingga pertumbuhan tinggi fundus uteri dan semakin
janin terganggu dan berdampak pada bertambah berat janin dalam kandungan,
berat badan lahirnya [19]. Penelitian ini seorang ibu hamil memiliki pertambahan
serupa dengan penelitian Khoushabi %% • NJ SDGD DNKLU NHKDPLODQ GDQ 7)8
tahun 2010, yang mengatakan bahwa naik 1-2 cm setiap bulan, maka dapat
asupan protein pada trimester III yang diasumsikan bahwa janin dalam
kandungan pertambahan BB baik [24].

343
SCIENTIA JOURNAL
VOL 8 NO 1 MEI 2019
HUBUNGAN ASUPAN GIZI, TINGGI FUNDUS UTERI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN BERAT
BAYI LAHIR

pendidikan ibu dengan berat bayi baru


Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Dan lahir ( p = 1.000). Hasil penelitian ini
Status Ekonomi Dengan Berat bayi Lahir serupa dengan penelitian Kristiana, tahun
Tingkat pendidikan ibu 2017 bahwa tidak ada hubungan tingkat
menggambarkan pengetahuan kesehatan. pendidikan ibu dengan berat bayi baru
Seseorang yang memiliki pendidikan lahir (p = 0.728). akan tetapi penelitian
tinggi mempunyai kemungkinan yang dilakukan oleh Festy, tahun 2011
pengetahuan tentang kesehatan juga terhadap analisis faktor risiko dengan
tinggi, karena makin mudah memperoleh kejadian BBLR yang menyatakan bahwa
informasi yang didapatkan tentang ada hubungan yang bermakna antara
kesehatan lebih banyak dibandingkan kejadian BBLR dengan pendidikan ibu
dengan yang berpendidikan rendah. hamil dengan (P = 0.002) [28,29]
Sebaliknya pendidikan yang kurang Berdasarkan teori yang ada dan
menghambat perkembangan seseorang hasil penelitian yang didapat bahwa tidak
terhadap nilai-nilai yang baru di kenal. ada keterkaitan antara pendidikan dengan
Semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu, BBLR, tidak selamanya orang yang
semakin tinggi pula pengetahuan berpendidikan tinggi memiliki
kesehatan. Pendidikan yang tinggi pengetahuan yang baik, dan sebaliknya
memudahkan seseorang menerima tidak selamanya orang yang
informasi lebih banyak dibandingkan berpendidikan rendah memilki
dengan pendidikan rendah. Pengetahuan pengetahuan yang tidak baik [30]
kesehatan yang tinggi menunjang perilaku Hasil penenlitian ini menyatakan
hidup sehat dalam penuhan gizi ibu tidak ada hubungan antara status
selama kehamilan [25]. ekonomi dengan berat bayi lahir (p =
Kurangnya pengetahuan ibu 0.495 ). Hasil penelitian ini sesuai dengan
tentang tanda bahaya kehamilan, penelitian Mahayana et al., tahun 2015
persalinan dan nifas dapat menyebabkan yang menyatakan bahwa tidak terdapat
ibu tidak dapat melakukan identifikasi hubungan yang signifikan antara kejadian
terhadap tanda-tanda yang nampak BBLR dengan status sosial ekonomi
sehingga tidak dapat melakukan antisipasi (p=0,990). Namun hasil penelitian ini tidak
secara dini [26]. Penelitian Sumarni sesuai dengan hasil penelitian Demelash
menyatakan ada hubungan antara et al., tahun 2015 bahwa pendapatan per
pengetahuan ibu hamil tentang tanda- bulan < 26 dolar berisiko 3,8 kali
tanda bahaya kehamilan, persalinan dan melahirkan BBLR (OR=3,8) [31,32].
nifas terhadap perilku ANC artinya Penelitian Mauludyani et al., tahun
semakin baik pengetahuan ibu hamil 2012 menyatakan bahwa pendapatan
tentang tanda-tanda bahaya kehamilan, keluarga berhubungan dengan masalah
persalinan dan nifas maka ibu akan gizi stunting. Pada ibu dengan status
semakin mau memeriksakan sosial ekonomi yang baik memungkinkan
kehamilannya secara teratur kepada ibu hamil untuk berada dalam lingkungan
petugas kesehatan selama periode yang lebih baik, seperti jauh dari paparan
kehamilannya. Pengetahuan yang dimiliki asap rokok dan bekerja berat. Dalam
ibu membuatnya lebih ingin mengetahui penelitian Mulyani, menyebutkan bahwa
keadaan kehamilannya sehingga lebih pada ibu hamil dengan sosial-ekonomi
sering melakukan kunjungan ANC [27]. menengah ke bawah rentan terhadap
Hasil penelitian ini menunjukkan kejadian Hyperemesis Gravidarum dan
bahwa tidak ada hubungan tingkat

344
SCIENTIA JOURNAL
VOL 8 NO 1 MEI 2019
HUBUNGAN ASUPAN GIZI, TINGGI FUNDUS UTERI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN BERAT
BAYI LAHIR

dehidrasi, serta risiko kehamilan seperti Selain itu juga keluarga memberikan
berat bayi lahir rendah [32,33] motivasi ibu hamil untuk melakukan
Keadaan sosial ekonomi yang baik pemeriksaan kehamilan secara teratur
juga dapat menjamin kecukupan zat gizi minimal 4 kali selama kehamilannya ke
selama hamil untuk mendapatkan hasil tempat pelayanan terdekat dan
akhir janin yang optimal. Status ekonomi memotivasi agar mengkonsumsi makanan
yang rendah akan berdampak pada yang bergizi dan bervariasi sehingga
konsumsi bahan makanan dan asupan gizi dapat terpenuhi dengan baik.
pemanfaatan pelayanan kesehatan.
Selain itu, keadaan sosio-ekonomi yang
baik juga menjauhkan ibu hamil dalam DAFTAR PUSTAKA
keadaan stres yang dapat mengganggu 1. Depkes RI. 2010. Laporan
keseimbangan hormonal ibu [34]. Nasional Riset Kesehatan Dasar
Hasil penelitian yang tidak sesuai, (Riskesdas).Jakarta : Badan
dapat disebabkan karena indikator status
Penelitian dan Pengembangangan
ekonomi yang digunakan hanya satu Kesehatan Dasar
yakni pendapatan perbulan dengan acuan 2. Kosim, MS. 2008. Panduan
UMR. Sedangkan masih ada beberapa Manajemen Masalah Bayi Baru
hal yang turut mempengaruhi status Lahir. Jakarta: IDAI.
ekonomi seperti jumlah anggota keluarga 3. Anugraheni, HS. 2012. Faktor
yang tinggal satu rumah, jumlah Resiko Kejadian Stunting pada
pengeluaran per bulan yang tidak diamati Anak Usia 12-36 bulan di
oleh peneliti. Kecamatan Pati Kabupaten Pati.
Artikel Penelitian. Program Studi
KESIMPULAN DAN SARAN
Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran
Hasil uji statistik membuktikan ada Universitas Diponegoro.
hubungan yang signifikan antara asupan Semarang.
energi, protein dan tinggi fundus uteri 4. Arisman.2009. Gizi dalam Daur
dengan berat bayi lahir (p < 0.05). Tidak Kehidupan. Jakarta: EGC.
ada hubungan yang signifikan pendidikan 5. Supariasa, Bakri.B, Fajar, I. 2012.
ibu, dan status ekonomi dengan berat bayi Penilaian Status Gizi. Jakarta.
lahir (p > 0.05). Hal ini menyatakan bahwa EGC
ibu hamil dengan asupan energi, protein 6. Cesar G. V, Linda A, Caroline F,
cukup dan tinggi fundus normal Pedro C. H, Reynaldo M, Linda R,
cenderung melahirkan bayi dengan berat Harshpal S. S and for the Maternal
lahir normal, sedangkan tingkat and Child Undernutrition Study
pendidikan ibu dan status ekonomi Group. 2008. Maternal And Child
keluarga belum tentu mempengaruhi berat Undernutrition: Consequences For
bayi lahir. Adult Health And Human Capital.
Diharapkan kepada petugas Lancet. DOI: 10.1016/S0140-
kesehatan agar memberikan pelayanan 6736(07)61692-4.
kesehatan ibu hamil semenjak dini untuk 7. Cunningham FG. 2009. Fetal
mencegah kejadian berat bayi lahir growth and Development. William
rendah (BBLR) secara akurat dan Obstetrics, 23 ed. Mc Graw Hill
melakukan pengukuran antrpometri Companies Inc United States of
secara teliti untuk memantau status gizi. America.

345
SCIENTIA JOURNAL
VOL 8 NO 1 MEI 2019
HUBUNGAN ASUPAN GIZI, TINGGI FUNDUS UTERI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN BERAT
BAYI LAHIR

8. Julianti, K.,Yola, N., Aziz, British Journal of Nutrition


Z.,Pengemanan, T.P., Theodons. 2012(107):1526-33
2006. Perbandingan Akurasi 14. Khoushabi F, Saraswathi G. 2010.
Taksiran Berat Badan Janin Assosiation between maternal
Menggunakan Rumus Johnson nutrition status and birthweight of
Toshack Dengan Modifikasi neonates in selected hospitals in
Rumus Johnson Menurut Syahriri. mysore city india. Pakistan Journal
9. Saimin, Juminten. Manoe, Murah. of Nutrition; 2010: 9 (12).p. 1124-
2006. Hubungan Antara Berat 1130
Badan Lahir Dengan Status Gizi 15. Rukmana S, Kartasurya M. 2014.
Ibu Berdasarkan Ukuran Lingkar Hubungan Asupan Gizi Dan Status
Lengan Atas, Makassar : Bagian Gizi Ibu Hamil Trimester III dengan
Obstetri Dan Ginekologi Fakultas Berat Lahir Bayi di Wilayah Kerja
Kedokteran Universitas Puskesmas Suruh Kabupaten
Hasanuddin. Semarang. Journal of Nutrition
10. Proverawati & Ismawati. 2010. College, Halaman 192-199.
Berat Badan Lahir Renda (BBLR). 16. Verma S , Rajani S. 2016. Effect of
Yogyakarta: Nuha Medika Maternal Nutritional Status on Birth
11. Aris TP, Eric O, Michael G, Jane h, Weight of Baby. International
Mariangela FS, Ann L, Maria Journal of Contemporary Medical
C,Yasmin AJ, Douglas GA, Julia Research. ICV;50.43
AN,Manorama P, Ruyan P, Leila 17. Sharma M, Mishra S. 2014. Effects
CI, Cesar V, Zulfiqar AB, Stephen of Maternal Health and Nutrition on
HK, José V, On behalf of the Birth Weight of Infant. International
International Fetal and Newborn Journal of Science and Research
Growth Consortium for the 21st ;3:855-8.
Century (INTERGROWTH-21st). 18. Byrd C, Moe G, Beshgetoor D,
International standards for Berning J. 2009. :DUGODZ¶V
symphysis-fundal height based on Perspectives in Nutrition,
serial measurements from the Ninth Ed. New York: Mc Graw
Fetal Growth Longitudinal Study of Hill
the INTERGROWTH-21st Project: 19. Nelms M, Sucher KP, Lacey K,
prospective cohort study in eight Roth SL.2007. Nutrition therapy
countries. BMJ 2016;355:i5662. and pathophysiology. 2nd
12. Ramli, Agho KE, Inder KJ, Bowe edition.USA:Wadsworth; p. 38-50.
SJ, Jacobs J, Dibley MJ. 2009. 20. Mufdlilah.2009. Antenatal Care
Prevalence and risk factors Fokus. Yogyakarta: Nuha Medika
forstunting and severe stunting 21. Rukiyah, Ai yeyeh dan Lia julianti.
among under-five in North Maluku 2009. Asuhan Kebidanan I .
province of Indonesia. BioMed Jakarta : Trans Info Media.
Central.1-10 22. Tabrizi F, G Saraswathi.2012.
13. Okubo H, Yoshihiro M, Satoshi S, Maternal anthropometric
Keiko T, Kentaro. 2012. Maternal measurements and other factors:
dietary pattern in pregnancy and relation with birth weight of
fetal growth in japan: the osaka neonates. Korean Medical
Maternal and child Health study. Journals : Nutrition Research and

346
SCIENTIA JOURNAL
VOL 8 NO 1 MEI 2019
HUBUNGAN ASUPAN GIZI, TINGGI FUNDUS UTERI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN BERAT
BAYI LAHIR

Practice (Nutr Res Pract);6(2):132- 31. Demelash H, Motbainor A, Nigatu


137 D, Gashaw K, Melese A. 2015.
23. Maryani. 2015. Pengaruh Risk factors for low birth weight in
Pemeriksaan Kehamilan Bale zone hospitals, South-East
(Antenatal Care) Pada Ibu Hamil Ethiopia : case-control study. BMC
terhadap Luaran bayi Berat Lahir Pregnancy & Children 15(1):264-
Rendah Di Rumah bersalin Kota 274
medan. Jurnal Ilmiah Kebidanan; 32. Mauludyani AVR, Fahmida U,
Vol. 1 No. 1, Februari 2015. Santika. 2012. Undernutrition
24. Bobak, M. 2010. Buku Ajar prevalence among children under
Keperawatan Maternitas. Penerbit two years old in Indonesia during
Buku Kedokteran. Jakarta: EGC. Economic crisis and its related
25. Notoatmodjo, S. 2012. Promosi factors. J Gizi Pangan 7(3):169-
Kesehatan dan Perilaku 174.
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta 33. Mulyani EY, Hardinsyah, Dodik B,
26. Mahardani.2011. Faktor-Faktor Budi IS. 2018. Analisis Status
yang Berhubungan dengan Hidrasi dan Asupan Zat Gizi Serta
Pengetahuan Ibu Hamil dalam Air pada Ibu Hamil. Jurnal Media
Deteksi Dini Tanda Bahaya Kesehatan Masyarakat Indonesia.
Kehamilan di Wilayah Kerja Vol. 14 No. 3.
Puskesmas Sawan I, Kabupaten 34. Contrada RJ, Baum A. 2011. The
Buleleng Bali[Skripsi]. Depok: Handbook of Stress Science:
FKMUI Biology, Psychology, and Health.
27. Sumarni. 2014. Hubungan New York: Springer Publishing
Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Company.
Tentang Tanda-Tanda Bahaya
Kehamilan, Persalinan Dan Nifas
Terhadap Perilaku ANC. Jurnal
Media Kesehatan Masyarakat
Indonesia. Desember, hal 200-20
28. Kristina N, Elvi J. 2017. Umur,
pendidikan, Pekerjaan, Dan
Pengetahuan Dengan Kejadian
Berat Badan Lahir Rendah. Jurnal
Wawasan Kesehatan Volume 4,
Nomor 1.
29. Festy PW. 2011. Analisis Faktor
Risiko pada Kejadian Berat Badan
Lahir Rendah di Kabupaten
Sumenep. Surabaya: Universitas
Muhammadiyah Surabaya
30. Mahayana SAS, Chundrayett E,
Yulistini.2015. Faktor Risiko yang
Berpengaruh terhadap Kejadian
Berat Badan Lahir Rendah di
RSUP Dr.M.Djamil Padang. Jurnal
Kesehatan Andalas 4 (3):664-673.

347
SCIENTIA JOURNAL
VOL 8 NO 1 MEI 2019

Anda mungkin juga menyukai