Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

LENSA

Aliya Arijil Mumtaz

E3401201034

ST 14.2

Dosen Penanggung Jawab Praktikum

Dr. Agus Kartono, S.Si., M.Si.

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

IPB UNIVERSITY

2020
PRAKTIKUM 12

LENSA

A. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui jarak fokus lensa positif serta
menentukan jarak fokus lensa negatif dengan bantuan lensa potifif.

B. Dasar Teori
Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua bidang, baik itu bidang
lengkung semua maupun satu lengkung dan yang satu datar. Lensa ada dua
macam yakni lensa cembung dan lensa cekung. Keduanya memiliki
karakteristik yang berbeda-beda dalam proses pembentukan (Sagap et al.
2014). Lensa merupakan objek tembus pandang dengan dua permukaan
pembias yang memiliki sumbu utama berbimpit. Lensa yang menyebabkan
sinar sejajar sumbu utama untuk mengumpul biasanya disebut lensa
konvergen. Sebaliknya, jika menyebarkan sinar disebut lensa divergen.
Sebuah lensa dapat menghasilkan bayangan objek hanya karena lensa dapat
membengkokkan sinar, tetapi lensa hanya dapat membengkokkan sinar jika
indeks pembiasannya berbeda dengan indeks bias medium disekitarnya
(Walker 2010). Ada dua jenis lensa yaitu lensa cembung dan lensa cekung.
Lensa cembung merupakan lensa yang memiliki bentuk tebal di bagian
tengah dan tipis di bagian tepinya (Imam 1996). Lensa cembung atau lensa
positif terdiri atas tiga bentuk, yaitu:
1. Lensa bikonveks atau lensa cembung dua
2. Lensa plankonveks atau lensa cembung datar
3. Lensa konkaf konveks atau lensa cembung cekung
Jenis lensa kedua ialah lensa cekung. Lensa cekung adalah benda bening
yang dibatasi dua bidang lengkung atau satu bidang lengkung dan satu bidang
datar yang tipis di tengah-tengah dan tebal di bagian tepi (Hidayat 2016).
Lensa cekung terdiri dari tiga jenis, yaitu:
1. Lensa bikonkaf atau lensa cekung dua
2. Lensa plankonkaf atau lensa cekung datar
3. Lensa konveks konkaf atau lensa cekung cembung (meniscus)
C. Data
1. Data Lensa Konvergen
( )

Tabel 1. Data Lensa Konvergen

No.
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
1. 10 42 82,9 32 40,9 17,953
2. 10 43 82,4 33 39,4 17,959
3. 10 44 82,6 34 38,6 18,077
4. 10 45 82,1 35 37,1 18,010
5. 10 46 82,1 36 36,1 18,025
6. 10 47 81,9 37 34,9 17,960
7. 10 48 81,9 38 33,9 17,917
8. 10 49 82,3 39 33,3 17,963
9. 10 50 82,8 40 32,8 18,022
10. 10 51 83 41 32 17,973

2. Data Lensa Divergen


( )

Tabel 2. Data Lensa Divergen

No.
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
1. 50 28 110,2 -22 82,2 -30,040
2. 50 29 99,3 -21 70,3 -29,945
3. 50 30 90,6 -20 60,6 -29,852
4. 50 31 82,7 -19 51,7 -30,040
5. 50 32 76,7 -18 44,7 -30,135
6. 50 33 72,3 -17 39,3 -29,960
7. 50 34 68 -16 34 -30,222
8. 50 35 65,3 -15 30,3 -29,706
9. 50 36 62,2 -14 26,2 -30,066
10. 50 37 59,9 -13 22,9 -30,071
D. Pengolahan Data
1. Data 1 Lensa Konvergen dengan ; ;
a.

b.

c.

d. Untuk mengetahui ketidakpastian titik fokus ( ) menggunakan


rumus pada microsoft excel =STDEV(baris dan kolom dari kesepuluh
data yang dihasilkan) kemudian enter.

2. Data 1 Lensa Divergen dengan ; ;


a.

b.

c.

d. Untuk mengetahui ketidakpastian titik fokus ( ) menggunakan


rumus pada microsoft excel =STDEV(baris dan kolom dari kesepuluh
data yang dihasilkan) kemudian enter.

E. Pembahasan Data
Praktikan memperoleh data lensa konvergen dan divergen. Pada data
tersebut diketahui 0, 𝑙, 𝑖 dengan satuan cm dan tidak diketahui untuk nilai
jarak benda ( 0) dan jarak benda ( 𝑖). Dalam perhitungan jarak fokus
diperlukan nilai 0 𝑎𝑛 𝑖, sehingga praktikan perlu mencari nilai 0 𝑎𝑛 𝑖
untuk mendapatkan hasil jarak fokus lensa. Nilai 0 𝑎𝑛 𝑖 didapat dari
mengolah nilai 0, 𝑙, 𝑖. Hasil yang diperolah dapat digunakan untuk
menentukan jarak fokus lensa. Praktikan menggunakan aplikasi microsoft
excel untuk membantu dalam perhitungan. Hasil yang didapat juga sudah
sesuai dengan tugas yang didapat dalam course.
Pada lensa konvergen nilai 0 bernilai positif, karena objek berada
disebelah kiri lensa. Jarak fokus lensa konvergen bernilai positif, hal ini
dikarenakan lensa konvergen bersifat mengumpulkan sinar yang jatuh
padanya sehingga jika ada sinar sejajar yang datang dari sebelah kiri lensa
konvergen. Sinar-sinar ini dikumpulkan di titik F yang berada di sebelah
kanan lensa. Pada lensa konvergen bayangan 𝑖 bernilai positif, karena
berlaku didapatkan hasil 0> . Bayangan yang dihasilkan dari data ke-1
sampai ke-4 bersifat diperbesar, karena yang terjadi adalah < 0<2 . Pada
data ke-5 sampai ke-10 bayangan yang dihasilkan bersifat diperkecil, karena
yang terjadi adalah 0>2 .
Pada lensa divergen nilai 0 bernilai negatif, karena objek berada
disebelah kanan lensa. Jarak fokus lensa divegen bernilai negatif, hal ini
dikarenakan lensa divergen bersifat menyebarkan sinar yang jatuh padanya,
sehingga jika ada sinar sejajar yang datang dari sebelah kiri lensa. maka
berkas sinar ini akan disebarkan seolah-olah berasal dari titik F yang berada di
sebelah kiri lensa. Bayangan yang dihasilkan bersifat nyata, karena 0 bernilai
negatif dan berlaku 0> . Lensa divergen dapat menghasilkan bayngan maya,
jika sebuah lensa divergen diletakkan diantara lensa konvergen dan bayangan
yang dibentuknya. maka bayangan ini menjadi objek maya bagi lensa
divergen tersebut. Dalam hal ini objek ada di sebelah kanan lensa divergen
sehingga sesuai dengan konvensi 0 bernilai negatif. dan bayangan akhir ada
di sebelah kanan lensa divergen sehingga 𝑖 bernilai positif.
F. Kesimpulan
Dari data yang didapat praktikan dapat menentukan jarak fokus lensa
positif dan menentukan jarak fokus lensa negatif dengan bantuan lensa positif
menggunakan bantuan aplikasi microsoft excel. Selain itu, praktikan juga
dapat mengidentifiikasi bayngan yang dihasilkan dengan data yang suda
didapat. Hal ini membuktikan bahwa praktikan dapat menentukan jarak fokus
lensa positif dan negatif, sekaligus dapat mengidentifikasi sifat bayangan yang
dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat WN. 2016. Analisis pemahaman konsep mahasiwa fisika terhadap
pembentukan bayangan pada lensa. [skripsi]. Semarang : Universitas Negeri
Semarang.
Sagap SN, Husain MP, Muclis. 2014. Analisis pemahaman konsep biologi
menggunakan pilihan ganda beralasan dalam materi pokok sel pada siswa
selas XI IPA SMA Negeri 1 Dampal Selatan. Jurnal e-Jipbiol. 2(3). 1-8.
Imam P. 1996. Fisika 2 Petunjuk Guru. Jakarta : Balai Pustaka.
Walker HR. 2010. Fisika Dasar Edisi 7. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai