Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN SUPERVISI DENGAN KINERJA PRAKTEK

PERAWAT DI PUSKESMAS RANOTANA WERU KOTA MANADO.


Malinda Janet Watania*, Jane M. Pangemana*, Febi Kolibu*.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi.

ABSTRAK
Penilaian kinerja merupakan proses kontrol kinerja karyawan yang dievaluasi berdasarkan standar tertentu.
Dengan melakukan, penilaian kinerja akan diperoleh informasi mengenai hasil yang sudah dicapai, adakah
faktor-faktor yang mendukung serta hambatan yang dihadapi ketika memberikan pelayanan. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui hubungan antara motivasi dan supervisi dengan kinerja praktek perawat.
Penelitian menggunakan metode survey yang bersifat analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh perawat di Puskesmas Ranotana Weru. Pengambilan data dengan
menggunakan kuesioner. Analisis hubungan dengan mengunakan uji Chi-square dan α = 0.05. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa perawat yang memiliki motivasi yang baik sebesar 44.1% dan kurang baik
sebesar 55.9%. Perawat yang merasa supervisi berjalan dengan baik sebesar 55.9% dankurang baik sebesar
44.1%. Perawat yang memiliki kinerja yang baik sebesar 47.1% dan kurang baik sebesar 52.9%. Terdapat
hubungan antara motivasi dengan kinerja praktek perawat (p = 0.003). Terdapat hubungan antara supervisi
dengan kinerja perawat (p = 0.001).

Kata Kunci : Motivasi, Supervisi, Kinerja, Perawat

ABSTRACT
By doing, the performance assessment will obtain information on the results already achieved, is there any
factors that support and obstacles encountered when providing services. This study was conducted to
determine the relationship between motivation and performance practice nurse supervision. The study used a
survey method analytic with cross sectional approach. The population in this study are all nurses at the
health center Ranotana Weru. Collecting data using questionnaires. Analysis of the relationship by using chi-
square test and α = 0:05. Results of this study showed that nurses who have a good motivation for 44.1% and
amounted to 55.9% unfavorable. Nurses who are running properly supervised by 55.9% and amounted to
44.1% unfavorable. Nurses who have a good performance by 47.1% and amounted to 52.9% unfavorable.
There is a relationship between motivation and performance practice nurses (p = 0.042). There is a
relationship between supervision with the performance of nurses (p = 0.017).

Keywords: Motivation, Supervision, Performance, Nurses

36
PENDAHULUAN rehabilitas, pencegahan penyakit, yang
Keberhasilan dalam pelayanan keperawatan dilaksanakannya sendiri atau dibawah
sangat ditentukan oleh kinerja para perawat pengawasan dan supervisi dokter atau suster
(Kuntoro, 2010). Jika kinerja perawat buruk, kepala.
maka keberhasilan dan pelayanan Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah
keperawatan yang baik tidak dapat terpenuhi. suatu tempat yang digunakan untuk
Kinerja perawat harus didukung dengan menyelenggarakan upaya pelayanan
diadakan kegiatan pimbinaan dan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif
pengembangan yang pada akhirnya maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
meningkatkan mutu pelayanan dari perawat. pemerintah, pemerintah daerah dan/atau
Kinerja individu dapat dipengaruhi masyarakat.
oleh beberapa faktor antara lain faktor Pusat Kesehatan Masyarakat yang
individu (pengetahuan, kemampuan, selanjutnya disebut Puskesmas adalah
keterampilan, latar belakang), faktor fasilitas pelayanan kesehatan yang
psikologis (persepsi,sikap, motivasi, dan menyelenggarakan upaya kesehatan
kepribadian), dan faktor organisasi (sumber masyarakat dan upaya kesehatan
daya, kepemimpinan, dan supervisi). perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
Motivasi atau dorongan dalam melakukan mengutamakan upaya promotif dan preventif,
suatu pekerjaan memiliki kontribusi terhadap untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
kinerja perawat. Dukungan dan supervisi yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
kepala ruangan terhadap kinerja perawat Puskesmas dalam menyelenggarakan upaya
sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kesehatan yang bersifat menyeluruh dan
kinerja perawat (Abdullah, 2012). terpadu dilaksanakan melalui upaya
Dalam Undang-undang Republik peningkatan, pencegahan, penyembuhan, dan
Indonesia No 38 Tahun 2014 tentang pemulihan disertai dengan upaya penunjang
Keperawatan, menjelaskan bahwa perawat yang diperlukan. Ketersediaan sumber daya
adalah seseorang yang telah lulus pendidikan baik dari segi kualitas maupun kuantitas,
tinggi keperawatan, baik di dalam maupun di sangat mempengaruhi pelayanan kesehatan
luar negeri yang diakui oleh Pemerintah (Wally, 2013).
sesuai dengan ketentuan peraturan Motivasi menyangkut perilaku
perundang-undangan. Perawat adalah seorang manusia dan mempunyai unsur yang penting
yang telah dipersiapkan melalui pendidikan dalam manajemen. Dapat didefinisikan
untuk turut serta merawat dan membuat seseorang menjadi semangat dalam
menyembuhkan orang yang sakit, usaha menjalankan pekerjaan (Tery dan Rue, 2012).

37
Motivasi merupakan proses yang pembimbingan, dan pendidikan pekerja.
harus dilakukan oleh pimpinan organisasi Supervisi keperawatan meyakinkan bahwa
agar pegawai dapat terdorong untuk semua pasien menerima asuhan seperti yang
melaksanakan pekerjaan dengan penuh seharusnya. Hal ini dimulai dengan
semangat sehingga menghasilkan pekerjaan memberikan laporan tentang setiap pasien
yang efektif dan efisiensi. Pelaksanaan kepada para staf perawat (Tampilang, 2013).
motivasi diberikan oleh pimpinan terhadap Pembinaan dan pengembangan terhadap
bawahannya (Nurpeni, 2012). perawat harus dilakukan oleh
Tujuan yang dari luar diri individu kepala/pimpinan puskesmas untuk
yang seringkali menunjukkan harapan mendukung kinerja perawat dan diharapkan
mendapatkan hadiah atas motif yang akan meningkatkan mutu pelayanan
diarahkan. Pimpinan yang berhasil keperawatan. Kinerja merupakan bentuk
memberikan motivasi terhadap karyawan penilaian untuk mengukur tingkat
adalah menajer yang menyediakan keberhasilan yang dicapai seseorang atau
lingkungan yang sesuai dengan tujuan yang institusi dalam menjalankan program-
ada untuk pemuasan kebutuhan (Terry dan program kerjanya (Anggoronggang, 2014).
Rue, 2012). Kegiatan evaluasi diperlukan untuk
Supervisi berasal dari kata super mengetahui pekembangan pelayanan
(latin=diatas) serta videre (latin=melihat), keperawatan yang dilakukan. Dengan
maka supervisi berarti melakukan evaluasi akan diperoleh informasi mengenai
pengamatan secara langsung dan berkala oleh hasil yang sudah dicapai, adakah faktor-
atasan terhadap pekerjaan yang dilaksanakan faktor yang mendukung serta hambatan yang
oleh bawahan untuk kemudian apabila dihadapi ketika memberikan pelayanan.
ditemukan masalah, segera diberikan Penilaian kinerja merupakan proses kontrol
petunjuk atau bantuan yang bersifat langsung kinerja karyawan yang dievaluasi
guna mengatasinya (Tampilang, 2013). berdasarkan standar tertentu. Penilaian
Supervisi keperawatan adalah proses kinerja dilakukan secara efektif untuk
pemberian sumber-sumber untuk mengarahkan perilaku perawat dalam rangka
menyelesaikan tugas sehingga dapat menghasilkan jasa dengan kualitas yang
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. tinggi (Mudayana, 2013).
Kegiatan-kegiatan yang merupakan bagian Penelitian ini bertujuan untuk
integral dari supervisi dalam keperawatan mengetahui hubungan antara motivasi dan
mencakup pelaporan, pembagian tugas, supervisi dengan kinerja praktek perawat di
pemberian arahan, pengamatan, penilaian, Puskesmas Ranotana Weru.

38
METODE PENELITIAN menggunakan analisis univariat dan bivariat
Penelitian ini merupakan penelitian analitik untuk mengetahui hubungan antara motivasi
dengan desain studi cross sectional (studi dan supervisi dengan kinerja praktek perawat
potong lintang). Penelitian ini dilakukan di di Puskesmas Ranotana Weru.
Puskesmas Ranotana Weru pada bulan
HASIL DAN PEMBAHASAN
September sampai dengan Oktober 2015.
Populasi pada penelitian ini adalah semua Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tenaga perawat yang ada di Puskesmas bedasarkan karakteristik usian responden
Ranotana Weru. Sampel dalam penelitian ini yang paling banyak berusia 31 samapai 40
adalah perawat di Puskesmas Ranotana Weru tahun sebesar 37.1% dan yang paling sedikit
yang berjumlah 34 orang. Penelitian ini berusia 51 sampai 60 tahun sebesar 10.9%.
menggunakan instrument penelitian Berdasarkan karakteristik jenis
kuesioner. Metode pengumpulan data dibagi kelamin responden, perempuan sebesar
menjadi 2 yaitu data primer, yang 97.1% dan laki-laki sebesar 2.9%.
dikumpulkan secara langsung dari jawaban Berdasarkan karakteristik tingkat
responden melalui kuesioner yang diberikan pendidikan, responden yang paling banyak
kepada perawat di Puskesmas Ranotana Weru pada pendidikan SPK sebesar 41.1% dan
dan data sekunder yaitu data tentang paling sedikit responden dengan tingkat
gambaran puskesmas. Analisis data pendidikan S2 sebesar 2.9%.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi, Supervisi dan Kinerja


Variabel n %
Motivasi
Baik 20 55.8%
Kurang Baik 14 41.2%
Total 34 100%
Supervisi
Baik 24 70.6%
Kurang Baik 10 29.4%
Total 34 100%
Kinerja
Baik 23 67.6%
Kurang Baik 11 32.4%
Total 34 100%

39
Berdasarkan tabel 1 diatas menunjukkan supervisi yang dilakukan pimpinan baik
bahwa Perawat di Puskesmas Ranotana dengan jumlah 24 orang atau sebesar 70.6%
Weru, sebagian besar memiliki motivasi yang dan yang merasa kurang baik dengan jumlah
baik dengan jumlah 20 orang atau sebesar 10 orang atau sebesar 29.4%. adapun
55.8% dan yang memiliki motivasi kurang Penilaian kinerja perawat yang dilakukan
baik dengan jumlah 14 orang atau sebesar oleh kepala puskesmas, didapati perawat
41.2%. kemudian berdasarkan distribusi dengan kinerja baik berjumlah 23 orang atau
frekuensi variabel supervisi pada tabel 1 sebesar 67.6% dan yang kurang baik
menunjukkan bahwa Perawat di Puskesmas berjumlah 11 orang atau sebesar 32.4%.
Ranotana Weru, sebagian besar merasa

Tabel 2. Hubungan Antara Motivasi dengan Kinerja Praktek Perawat di Puskesmas Ranotana Weru
Kinerja
Baik Kurang baik p- value
Motivasi n %

n % n %
Baik 18 90.0 2 10.9 20 100 0.003
Kurang baik 5 37.5 9 64.3 14 100
Total 23 67.6 11 32.4 34 100
(p<0,05) dan nilai. Hasil penelitian ini juga
Berdasarkan tabel 2 diatas menunjukkan hasil sama dengan penelitian yang dilakukan oleh
nilai probabilitas (p value) antara motivasi Bahri (2013) di Puskesmas Cempa
dengan kinerja sebesar 0.003. Nilai Kabupaten Pinrang dimana terdapat
probabilitas ( p value) 0.003 < 0.05, maka hubungan antara motivasi dengan kinerja
dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan perawat dimana peneliti dalam mencari
antara motivasi dengan kinerja perawat di hubungan menggunakan uji statistik uji chi-
Puskesmas Ranotana Weru. square dengan menggunakan Fisher exact
Penelitian ini sejalan dengan diperoleh p value = 0.01 (p= <0.05). Hal ini
penelitian yang dilakukan oleh Sumarianto sejalan dengan penelitian yang dilakukan
(2013) di RSUP Andi Makkasau kota Pare- oleh Makta (2013) di Unit Rawat Inap RS
pare dimana terdapat hubungan antara Stella Maris Makassar, bahwa terdapat
motivasi dan kinerja. Penelitian ini dalam hubungan antara motivasi dan kinerja
mencari hubungan antar variabel yang diteliti perawat dengan p value= 0.006. Penelitian
menggunakan uji chi-square di peroleh nilai yang di lakukan oleh Mudayana (2010) di RS

40
Nur Hidayah Bantul ada pengaruh motivasi Rumah Sakit GMIM Pancaran Kasih Manado
kerja terhadap kinerja karyawan di RS Nur dimana tidak terdapat hubungan antara
Hidayah Bantul. motivasi dengan kinerja perawat, dengan nilai
Berbeda dengan penelitian yang p value = 0.395 (p>0.05).
dilakukan oleh Anggoronggang (2014) di
Tabel 3. Hubungan Antara Supervisi dengan Kinerja Praktek Perawat di Puskesmas Ranotana
Weru
Kinerja
Baik Kurang baik p-Value
Supervisi n %

n % n %
Baik 21 87.5 3 12.5 24 100 0.001
Kurang baik 2 20 8 80 10 100
Total 23 67.6 11 32.4 34 100

Tabel 3 diatas menunjkkan hasil nilai perawat dengan supervisi yang dilakukan
probabilitas (p value) antara supervisi dengan oleh kepala ruangan (p=0.000). Hasil
kinerja sebesar 0.01. Nilai probabilitas ( p penelitian ini juga sama denga penelitian
value) 0.01 < 0.05, maka dapat dinyatakan yang dilakukan Mulyaningsih di RSJD
bahwa terdapat hubungan antara supervisi Surakarta, bahwa terdapt hubungan antara
dengan kinerja perawat di Puskesmas supervisi dengan kinerja. Penelitian yang
Ranotana Weru. dilakukan oleh Muhammad (2013) di Rawat
Hasil penelitian ini sesuai dengan Inap RS Universitas Hasanuddin terdapat
penelitian yang dilakukan oleh Abdullah juga hubungan antara supervisi dengan
(2012) di RSUD Haji Makassar yang kinerja perawat.
menyimpulkan terdapat hubungan kinerja
3. Perawat di Puskesmas Ranotana
KESIMPULAN DAN SARAN Weru yang merasa supervisinya
1. Sebagian besar perawat di puskesmas berjalan dengan baik sebesar 70.6%
Ranotana Weru berlatar belakang 4. Perawat di Puskesmas Ranotana
pendidikan SPK sebesar 41.4% Weru yang memiliki kinerja yang
2. Motivasi yang baik dari perawat di baik sebesar 67.6%
Puskesmas Ranotana Weru sebesar 5. Terdapat hubungan antara motivasi
55.8% dengan kinerja praktek perawat di
41
Puskesmas Ranotana Weru, dengan Kuntoro, A 2010. Buku Ajar Manajemen
nilai ( p value) 0.003 < 0.05. Keperawatan. Nuha Medika.
6. Terdapat hubungan anatara supervisi Yogyakarta.
dengan kinerja praktek perawat di Makta, L. 2013. Pengaruh Motivasi Kerja
Puskesmas Ranotana Weru, dengan dengan Kinerja Perawat Pelaksana
nilai ( p value) 0.001 < 0.05. di Unit Rawat Inap RS.Stella
SARAN Marris Makassar
1. Diharapkan kepala puskesmas dapat Mudayana, A.A. 2010. Pengaruh Motivasi
memperhatikan hal-hal yang dapat dan Beban Kerja Terhadap Kinerja
memotivasi perawat . Karyawan di RS Nur Hidayah
2. Pembinaan dan supervisi saat ini agar Bantul. Kes Mas, Vol. 4, No. 2, pp.
dimaksimalkan lagi untuk dapat 84.
mempertahankan kinerja yang baik Muhammad, Q. 2013. HubunganMotivasi
dan untuk meningkatkan kinerja dan Supervisi Terhadap Kinerja
perawat yang masih kurang. Perawat Pelaksana Dalam
Menerapkan Patient Safety di
DAFTAR PUSTAKA Rawat Inap RS Universitas
Hasanuddin, p. 1.
Abdullah, K, Sidin I.N, dan Pasinringi A.S.
Mulyaningsih. 2013. Peningkatan Kinerja
2012. Hubungan Pengetahuan,
Perawat Dalam Penerapan MPKP
Motivasi dan Supervisi dengan
dengan Supervisi Oleh Kepala
Kinerja Pencegahan Nosokomial di
Ruang di RSJD Surakarta.
RSUD Haji Makassar. p. 3
GASTER, Vol.10, No.1, p.63
Anggoronggang, G.2014.Hubungan Antara
Nurpeni. 2012. Motivasi Pegawai pada
Motivasi dengan Kinerja Tenega
Badan Kepegawaian Daerah
Keperawatan di Rumah Sakit
Kabupaten Kuatan Singingi. Niara,
Umum Pancaran Kasih Gmim
Vol. 8, No.1, p. 1.
Manado. Jurnal Fakultas Kesehatan
Sumarianto, A. 2013. Hubungan
Masyarakat UNSRAT.
Pengetahuan dan Motivasi terhadap
Bahri A.N. 2013. Faktor – Faktor yang
Kinerja Perawat dalam Penerapan
Berhubungan dengan Kinerja
Program Patient Safety di Ruang
Perawat di Puskesmas Cempa
Rawat Inap RSUD Andi Kota Pare-
Kab.Pinrang, Vol. 2, No. 4, pp.
Pare. No, 7.
1,6-7.

42
Tampilang, M.R. 2013. Hubungan Supervisi Undang-undang Nomor 38 Tentang
Kepala Ruangan Dengan Kepuasan Keperawatan. Jakarta.
Perawat Pelaksana di RSUD Wally, M.A dan Indar, N. 2013. Hubungan
Liunkendage Tahuna. Jurnal e- Perilaku Kerja Terhadap Kinerja
NERS, Vol. 1, No. 1, p. 22. Tenaga Perawat di Puskesmas
Terry, G.R dan Rue. Dasar – dasar Perawatan Hila Kecamatan Leihitu
Manajemen. Bumi Askara. Jakarta. Kabupaten Maluku Tengah. No, 2

43

Anda mungkin juga menyukai