Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS SINGGALANG
Jln. Raya Singgalang Km. 3, Email:Pusk.singgalang@gmail.com
Kode Pos 27151
A. PENDAHULUAN
Deteksi dini tumbuh kembang anak / balita adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk
menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak
prasekolah. Dengan ditemukan secara dini penyimpangan atau masalah tumbuh
kembang anak, maka intervensi akan lebih mudah dilakukan.
Penilaian pertumbuhan dan perkembangan meliputi dua hal pokok, yaitu penilaian
pertumbuhan fisik dan penilaian perkembangan.Masing-masing penilaian tersebut
mempunyai parameter dan alat ukur tersendiri.Dasar utama dalam menilai pertumbuhan
fisik anak adalah penilaian menggunakan alat baku (standar). Untuk menjamin
ketepatan dan keakuratan penilaian harus dilakukan dengan teliti dan rinci.Pengukuran
perlu dilakukan dalam kurun waktu tertentu untuk menilai kecepatan
pertumbuhan.Parameter ukuran antropometrik yang dipakai dalam penilaian
pertumbuhan fisik adalah tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, lipatan kulit, lingkar
lengan atas, panjang lengan, proporsi tubuh, dan panjang tungkai. Menurut Pedoman
Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita (Tim Dirjen Pembinaan Kesmas, 1997) dan
Narendra (2003) macam-macam penilaian pertumbuhan fisik yang dapat digunakan
adalah:
1. Pengukuran Berat Badan (BB)
Pengukuran ini dilakukan secara teratur untuk memantau pertumbuhan dan
keadaan gizi balita.Balita ditimbang setiap bulan dan dicatat dalam Kartu Menuju Sehat
Balita (KMS Balita) sehingga dapat dilihat grafik pertumbuhannya dan dilakukan
interfensi jika terjadi penyimpangan.
2. PengukuranTinggi Badan (TB)
Pengukuran tinggi badan pada anak sampai usia 2 tahun dilakukan dengan
berbaring.,sedangkan di atas umur 2 tahun dilakukan dengan berdiri. Hasil pengukuran
setiap bulan dapat dicatat pada KMS yang mempunyai grafik pertumbuhan tinggi
badan.
3. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (PLKA)
PLKA adalah cara yang biasa dipakai untuk mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan otak anak. Biasanya ukuran pertumbuhan tengkorak mengikuti
perkembangan otak, sehingga bila ada hambatan pada pertumbuhan tengkorak maka
perkembangan otak anak juga terhambat.Pengukuran dilakukan pada diameter occipito
frontal dengan mengambil rerata 3 kali pengukuran sebagai standar.
Untuk menilai perkembangan anak banyak instrumen yang dapat
digunakan.Salah satu instrumenskrining yang dipakai secara internasional untuk menilai
perkembangan anak adalah DDST II (Denver Development Screening Test). DDST II
merupakan alat untuk menemukan secara dini masalah penyimpangan perkembangan
anak umur 0 s/d < 6 tahun.instrumen ini merupakan revisi dari DDST yang pertama kali
dipublikasikan tahun 1967 untuk tujuan yang sama. Pemeriksaan yang dihasilkan DDST
II bukan merupakan pengganti evaluasi diagnostik, namun lebih kearah
membandingkan kemampuan perkembangan seorang anak dengan anak lain yang
seumur. DDST II digunakan untuk menilai tingkat perkembangan anak sesuai umurnya
pada anak yang mempunyai tanda-tanda keterlambatan perkembangan maupun
anaksehat.DDST II bukan merupakan tes IQ dan bukan merupakan peramal
kemampuan intelektual anak di masa mendatang.Tes ini tidak dibuat untuk
menghasilkan diagnosis, namun lebih kearah untuk membandingkan kemampuan
perkembangan seorang anak dengan kemampuan anak lain yang seumur.
Menurut Pedoman Pemantauan Perkembangan Denver II (Sub bagian Tumbuh
Kembang Ilmu Kesehatan Anak RS Sardjito, 2004), formulir tes DDST II berisi 125 item
yg terdiri dari 4 sektor, yaitu:
1. Personal sosial
Sektor personal sosial meliputi komponen penilaian yang berkaitan dengan
kemampuan penyesuaian diri anak di masyarakat dan kemampuan memenuhi
kebutuhan pribadi anak
2. Motorik halus-adaptif
Sektor motorik halus-adaptif berisi kemampuan anak dalam hal koordinasi
mata-tangan, memainkan dan menggunakan benda-benda kecil serta
pemecahan masalah
3. Bahasa
Sektor bahasa meliputi kemampuan mendengar, mengerti, dan menggunakan
bahasa
4. Motorik kasar
Sektor motorik kasar terdiri dari penilaian kemampuan duduk, jalan, dan
gerakan-gerakan umum otot besar.Selain keempat sektor tersebut, itu
perilaku anak juga dinilai secara umum untuk memperoleh taksiran kasar
bagaimana seorang anak menggunakan kemampuannya.
B. LATAR BELAKANG
Upaya kesehatan dilakukan sejak anak masih di dalam kandungan sampai lima
tahun pertama kehidupannya, ditujukan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya
sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak agar mencapai tumbuh kermbang optimal
baik fisik, mental, emosional maupun sosial serta memiliki intelegensi majemuk
majemuk sesuai potensi genetiknya.
Mengingat jumlah balita di Indonesia sangat besar yaitu 10% dari seluruh
populasi maka sebagai calon generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang balita
perlu mendapat perhatian serius yaitu gizi yang baik, stimulasi yang memadai serta
terjangkau dan berkualitas. Termasuk deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh
kembang. Selain hal-hal tersebut, berbagai faktor lingkungan yang mengganggu tumbuh
kembang anak juga eliminasi
C. TUJUAN
a. Tujuan Umum :
b. Tujuan Khusus :
1. Terselenggaranya kegiatan stimulasi tumbuh kembang pada semua balita
dan anak prasekolah di UPT Puskesmas Singgalang
2. Terselenggaranya kegiatan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang
pada semua balita dan anak pra sekolah di UPT Puskesmas Singgalang
3. Terselenggaranya intervensi dini pada semua balita dan anak pra sekolah
dengan penyimpangan tumbuh kembang di UPT Puskesmas Singgalang
4. Terselenggaranya rujukan terhadap kasus – kasus yang tidak bisa di
tangani di Puskesmas
D. KEGIATAN POKOK
1. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intra
selurer, berarti :bertambahnya ukuran fisik, dan struktur tubuh sebagian atau
keseluruhan sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.
2. Perkembangan merupakan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam bidang motorik kasar, motorik halus, kemampuan berbahasa,
sosialisasi, dan kemandirian. Misalnya :kemampuan melakukan gerakan yang
kompleks, berinteraksi dan berkomunikasi, kemampuan kognitif, bersosialisasi,
kreatifitas, dll.
3. Perkembangan terjadi secara bersamaan dengan pertumbuhan. Perkembangan
merupakan hasil interaksi kematangan susunan syaraf pusat dengan organ tubuh
yang dipengaruhinya. Misalnya :kemampuan berbicara merupakan hasil dari
perkembangan system syaraf yang mengendalikan proses bicara.
4. Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan pemeriksaan /skrining untuk
menentukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada anak
balita dan prasekolah. Deteksi perlu dilakukan secara dini sebab semakin dini
ditemukan penyimpangannya maka semakin mudah dilakukan intervensi untuk
perbaikannya, selain itu agar tenaga kesehatan mempunyai waktu dalam
menyusun rencana tindakan /intervensi yang tepat. Bila penyimpangan terlambat
diketahui maka intervensi perbaikannya sulit dilakukan.
5. Tujuan deteksi /skrinning ini untuk mengetahui perkembangan anak apakah anak
normal atau tidak. Jadwal skrinning KPSP rutin dilakukan pada saat umur anak
mencapai 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, dan 72 bulan.
6. Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan
social. Fungsi bermain bagi anak adalah :perkembangan sensorik motorik,
perkembangan intelektual atau kognitif, mengembangkan kreatifitas anak,
merupakan media sosialisasi anak, media kesadaran diri, perkembangan moral,
sebagai alat komunikasi dan terapi.
7. Tujuan bermain adalah agar anak dapat melanjutkan pertumbuhan dan
perkembangan yang normal, dapat mengekspresikan keinginan, perasaan dan
fantasi. Anak dapat mengembangkan kreativitas melalui pengalaman bermain
yang tepat dan anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit.
8. Seimbangkan kegiatan fisik dengan kegiatan ditempat seperti main lego,
meronce atau menggambar. Meski anak tipe aktif yang tak suka permainan diam
ditempat atau sebaliknya, tetap harus menyeimbangkannya. Jadi, anak harus
punya kesempatan bermain yang melibatkan fisiknya, selain bermain yang
memerlukan ketekunan. Dengan begitu, wawasannya jadi luas. Bila ia hanya
bemain fisik terus anak kurang mendapatkan kesempatan memperoleh berbagai
pengetahuan dab kurang terlatih ketekunan serta konsentrasinya.
E. RINCIAN KEGIATAN
- Pelaksanaan DDTK diruang anak puskesmas Singgalang
- Pelaksanaan DDTK di Posyandu
- Pelaksanaan DDTK di PAUD dan TK
G. SASARAN SDIDTK
Semua Balita mulai dari usia 0-60 bulan dan Anak Pra Sekolah usia 61-72 bulan.
H. PERAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR
1. Lintas program :
Petugas gizi :Pengukuran BB, TB dan LK, Memeriksa status gizi anak
2. Lintas sector :
a. Walinagari dan Kepala Jorong : Menyediakan tempat dan memotivasi
masyarakat untuk mau mengikuti kegiatan
b. Kader : Membantu dalam pelaksanaan kegiatan
I. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
a. Dalam gedung setiap hari kerja
b. Diluar gedung sesuai dengan jadwal posyandu atau sesuai kesepakatan
PWK dengan orang tua
J. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Setiap kegiatan yang telah dilakukan, di evaluasi untuk langkah selanjutnya dan
di laporkan setiap bulannya.
K. PENCATATAN , PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Pencatatan dilakukan setiap melakukan SDIDTK dan dilaporkan setiap bulannya.