Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMAKOKINETIKA

MODEL IN VITRO FARMAKOKINETIK OBAT SETELAH


PEMBERIAN SECARA INFUS

DISUSUN OLEH :

Nova Pagastiwi

11171063

4FA2

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG

2020
I. TUJUAN
1. Memahami proses in vitro dan perkembangan kadar obat dalam darah
setelah pemberian obat secara infus.
2. Mampu memplot data kadar obat dalam fungsi waktu pada skala semilogaritmik.
3. Mampu menentukan berbagai parameter farmakokinetik yang berkaitan dengan
pemberian obat secara infus.

II. PRINSIP
Menentukan parameter farmakokinetik obat pada pemberian obat secara infus.

III. DASAR TEORI


Secara garis besar dapat diberikan secara intravaskular (langsung masuk ke dalam
pembuluh darah) dan ekstravaskular (di luar pembuluh darah seperti pemberian secara
oral, rektal, injeksi intramuskular, dll). Pada pemberian secara ekstravaskular, obat akan
masuk ke dalam sistem peredaran darah melalui proses absorpsi. Pemberian secara
intracaskular dapat dilakukan secara bolus (sekaligus, seperti injeksi intravena) atau
secara kontinyu dengan suatu kecepatan yang konstan seperti cara infus.
Setelah masuk ke dalam sistem peredaran darah, obat akan mengalami proses
distribusi, metabolisme dan ekskresi. Proses metabolisme dan ekskresi merupakan proses
eliminasi. Adanya berbagai proses yang terjadi akan menyebabkan terjadinya perubahan
kadar obat dalam darah dalam fungsi waktu. Melalui pendekatan pemodelan matematis,
kinetika obat dalam darah dapat digambarkan dengan suatu model kompartemen; satu
kompartemen dan multi-kompartemen. Kinetika perubahan kadar obat setiap proses
tejadi mengikuti kinetika orde satu.
Pada pemberian secara infus, obat akan masuk kedalam sistem peredaran darah
dengan suatu kecapatan yang konstan (orde nol). Kadar obat dalam darah akan naik
secara perlahan sampai mencai suatu kadar yang konstan (jika infus diberikan cukup
lama) atau sampai infus dihentikan. Setalah infus dihentikan kadar obat akan menurun
karena obat mengalami eliminasi tanpa ada obat lagi yang masuk.
Selama infus pada laju konstan, konsentrasi obat pada setiap waktu t dapat
dihitung jika laju infus (R), volume distribusi (Vd), dan tetapan eliminasi (K) diketahui
sebagai berikut :
𝑹 𝑽𝒅.𝑲
𝑪𝒑 =
)
(𝟏 −𝒆𝒌.𝒕𝟏

Setelah infus dihentikan, maka konsentrasi obat dapat dihitug berdasarkan


persamaan :
𝑹
= (𝟏 −𝒆𝒌.𝒕𝟏). eK.t
𝑪𝒑
𝑽𝒅.𝑲

K (ketetapan eliminasi) dapat diperoleh dari slop kurrva eliminasi.


 Cp = Konsentrasi obat dalam darah, plasma / serum (µg/ml)
 R = Kecepatan infus orde nol (µg/ml)
 T1 = Waktu infus (jam)
 T2 = Total waktu infus
Selanjutnya kita dapat menghitung parameter - parameter lainnya, yaitu Cl dan T1/2.

IV. ALAT DAN BAHAN


 Alat
1. Spektrofotometer UV-Vis
2. Kuvet
3. Labu Ukur
4. Beaker Glass
5. Pipet Volume
6. Neraca Analitik
7. Pompa Peristaltik
8. Wadah Kompartemen
9. Syringe
10. Stopwatch
 Bahan
11. Dapar Phosfat pH 7,4
12. Parasetamol
13. Larutan NaCl fisiologis (larutan infus)
14. Aquadest
V. PROSEDUR KERJA
1. Isi kompartemen dengan 250 mL dapar phosfat pH 7,4
2. Di buat sebanyak 10 mL larutan obat parasetamol 2500 bpj; masukkan sekaligus 1
mL larutan tersebut ke dalam kompartemen.
3. Jalankan segera pompa peristaltik untuk mengeluarkan cairan dari wadah dan pompa
peristaltik untuk penggantian air yang hilang dari wadah.
4. Masukan infus yang berisi larutan parasetamol 10 bpj kedalam kompartemen,
hentikan infus pada menit ke 60 dan setelah itu infus diganti dengan dapar phosfat
dan dimasukan kedalam wadah dengan kecepatan yang sama.
5. Teruskan proses hingga menit 105.
6. Ambil cuplikan sebanyak 5 mL pada waktu 5, 15, 30, 45, 60, 75, 90 dan 105 menit
setelah rangkaian alat dijalankan. Setiap kali pengambilakan cuplikan tambah
sejumlah air dengan volume yang sama dengan volume yang diambil pada setiap
cuplikan.
7. Tentukan kadar obat dalam cuplikan (secara spektrofotometri).
8. Plot data kadar obat terhadap waktu pada kertas semilogaritmik
9. Hitung harga Vd dan k.
10. Hitung harga Cl dan T1/2

VI. DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

Waktu (menit ke-) Absorban Konsentrasi (ppm)


5 0,4845 8,2255 C1
15 0,4640 7,8856 C2
30 0,4383 7,4594 C3
45 0,4351 7,4063 C4
60 0,4309 7,3367 C5
75 0,3713 6,3483 C6
90 0,3179 5,4627 C7
105 0,2939 5,0647 C8
Persamaan Regresi Linier
y = 0,0603x - 0,0115 a= - 0,0115
R² = 0,9845 b= 0,0603

 Perhitungan Konsentrasi (ppm)

y = bx + a
x = (y - a) / b

Waktu Konsentrasi (x) Waktu Konsentrasi (x)

x = (y – a) / b x = (y – a) / b
x = [0,4845 – (- 0,0115)] / 0,0603 x = [0,4309 – (- 0,0115)] / 0,0603
5 x = [0,4845 + 0,0115] / 0,0603 60 x = [0,4309 + 0,0115] / 0,0603
x = 0,496 / 0,0603 x = 0,4424 / 0,0603
x = 8,2255 ppm x = 7,3367 ppm

x = (y – a) / b x = (y – a) / b
x = [0,4640 – (- 0,0115)] / 0,0603 x = [0,3713 – (- 0,0115)] / 0,0603
15 x = [0,4640 + 0,0115] / 0,0603 75 x = [0,3713 + 0,0115] / 0,0603
x = 0,4755 / 0,0603 x = 0,3828 / 0,0603
x = 7,8856 ppm x = 6,3483 ppm

x = (y – a) / b x = (y – a) / b
x = [0,4383 – (- 0,0115)] / 0,0603 x = [0,3179 – (- 0,0115)] / 0,0603
30 x = [0,4383 + 0,0115] / 0,0603 90 x = [0,3179 + 0,0115] / 0,0603
x = 0,4498 / 0,0603 x = 0,3294 / 0,0603
x = 7,4594 ppm x = 5,4627 ppm

x = (y – a) / b x = (y – a) / b
x = [0,4351 – (- 0,0115)] / 0,0603 x = [0,2939 – (- 0,0115)] / 0,0603
45 x = [0,4351 + 0,0115] / 0,0603 105 x = [0,2939 + 0,0115] / 0,0603
x = 0,4466 / 0,0603 x = 0,3054 / 0,0603
x = 7,4063 ppm x = 5,0647 ppm
 Nilai Css ( Konsentrasi Steady State)

Css = C2 + C3 + C4 + C5 / 4

Css = 7,8856 + 7,4594 + 7,4063 + 7,3367 / 4


Css = 30,088 / 4
Css = 7,522 μg/mL

 Nilai K eliminasi

Waktu (t) Konsentrasi (C) LN Cp


75 6,3483 1,8482
90 5,4627 1,6979
105 5,0647 1,6223

A = Intercept 2,4005 Ln Cp0


B = Slope -0,0075 K (Konstanta Kecepatan Eliminasi)

 Parameter Farmakokinetik

Vd = LD / Css
Volume Distribusi (Vd) Vd = (2500 μg/mL x 1 mL) / 7,552 μg/mL
Vd = 332,3596 mL

Cl = Vd x K
Klirens (Cl) Cl = 332,3596 mL x 0,0075/menit
Cl = 2,4927 mL/menit

T ½ = 0,693 / K
Waktu Paruh (T ½) T ½ = 0,693 / 0,0075
T ½ = 92,4 menit
 Grafik antara Waktu (t) terhadap Konsentrasi (C)

10,0

Konsentrasi (ppm)

y = 8,7359e-0,005x
R²= 0,8984

1,0
100
10 1000
Waktu (menit ke-)

VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum daring kali ini dilakukan percobaan mengenai “Model In Vitro
Farmakokinetik Obat Setelah Pemberian Secara Infus”, yang bertujuan untuk memahami
proses farmakokinetik obat dalam tubuh setelah pemberian infus, mengetahui profil
farmakokinetik obat, dan memplot data kadar obat dalam fungsi waktu pada skala
semilogaritmik. Pada percobaan ini digunakan model in vitro farmakokinetik yang
digunakan untuk menggambarkan dan menginterpretasikan sekumpulan data. Metode ini
digambarkan sebagai kompertemen tubuh dimana obat mengalami profil farmakokinetik
dari distribusinya hingga eliminasi obat. Sampel untuk percobaan ini yaitu parasetamol
yang akan di uji aktifitas farmakokinetiknya dengan menggunakan metode model in vitro.
Pada percobaan ini obat diberikan secara infus yang artinya pemberian obat diberikan
secara perlahan dengan jangka waktu tertentu sehingga didapatkan
keseimbangan antara kecepatan obat masuk ke dalam sirkulasi sistemik dengan kecepatan
eliminasi obat. Konsentrasi obat dalam tubuh semakin berkurang seiring dengan
bertambahnya waktu, karena berdasarkan model farmakokinetika yang paling sederhana
suatu obat untuk pelarut dalam suatu volume tubuh digambarkan sebagai model
kompartemen satu terbuka dimana konsentrasi obat dari waktu nol (awal) akan semakin
berkurang secara konstan hingga waktu tertentu sampai konsentrasi obat di dalam tubuh
habis. Dalam kompartemen ini tidak ada proses distribusi dan absorbsi obat tapi langsung
pada fase eliminasi, jadi obat dapat terabsorbsi 100% di dalam tubuh. Bila infus diberikan
dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan eliminasinya maka keadaan tunak akan
tercapai dalam waktu 3,3 x T ½.
Pada praktikum ini, absorbansi yang didapat mengalami penurunan seiring
dengan berjalannya waktu, tetapi tidak konstan. Penurunan absorbansi ini bisa terjadi
karena beberapa faktor seperti obat tidak tercampur rata didalam cairan NaCl fisiologis,
pembacaan pada spektrofotometer tidak tepat, pengambilan cuplikan yang tidak benar.
Pada menit ke-60, cairan infus dengan obat parasetamol 10 bpj diganti dengan larutan
dapar phosfat pH 7,4 karena pada menit ke-15, 30, 45, dan 60 merupakan nilai dari Css
(kadar obat dalam darah dalam keadaan steady state) yaitu 7, 522 µg/mL.
Parameter farmakokinetik yang digunakan untuk mengukur kadar obat dalam
tubuh adalah Vd (volume distribusi) yaitu volume dalam tubuh dimana obat terlarut. Vd
merupakan suatu faktor yang harus diperhitungkan dalam memperkirakan jumlah obat
dalam tubuh dari konsentrasi obat yang ditemukan dalam kompartemen cuplikan. Tubuh
dapat dianggap sebagai suatu system dengan volume yang konstan. Oleh karena itu,
volume distribusi untuk suatu obat umumnya konstan. Jika konsentrasi obat dalamplasma
dan volume distribusi diketahui, maka jumlah keseluruhan obat dalam tubuh dapat
dihitung dimana berdasarkan hasil percobaan volume distribusinya adalah 332,3596 mL.
Selain itu parameter yang digunakan adalah kecepatan eliminasi dimana
berdasarkan hasil percobaan, kecepatan eliminasinya adalah 0,0075 / menit. Klirens juga
merupakan salah satu parameter dalam farmakokinetik dimana klirens mengukur
eliminasi obat dari tubuh tanpa mengidentifikasi mekanisme atau proses. Ditunjukan
untuk volume dari cairan plasma yang dibersihkan dari obat per unit waktu. Dapat juga
dihubungkan sebagai fraksi obat yang dirubah per unit waktu. Nilai klirens dari hasil
percobaan adalah 2,4927 mL / menit. Parameter lain yang digunakan dalam
farmakokinetika adalah T ½ merupakan waktu dimana konsentrasi obat berada
separuhnya didalam tubuh. Berdasarkan hasil percobaan nilai T ½ dari parasetamol
adalah 92,4 menit.
VIII. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan berdasarkan hasil percobaan yang
telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Parameter yang digunakan untuk mengukur kadar obat
dalam tubuh antara lain adalah Volume Distribusi (Vd),
Konstanta Kecepatan Eliminasi (Kel), Klirens (Cl), dan
Waktu Paruh (T ½).
2. Konstanta Kecepatan Eliminasi (K) parasetamol adalah 0,0075 / menit
3. Volume Distribusi (Vd) parasetamol adalah 332,3596 mL
4. Klirens (Cl) parasetamol adalah 2,4927 mL / menit
5. Waktu Paruh (T ½) parasetamol adalah 92,4 menit

IX. DAFTAR PUSTAKA

Shargel, L. and Yu, A. 2016. Applied Biopharmaceutics &


Pharmacokinetics, 7 th ed., Appleton & Lange, New
York.

Sinko, Patrick. 2015. Martin Farmasi Fisika dan Ilmu


Farmasetika ed 5; Prinsip Kimia Fisika dan
Biofarmasetika dalam Ilmu Farmasetika. Terjemahan
Joshita Djajadisastra. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta.

Waldon, D.J. 2008. Pharmacokinetics and Drug Metabolism.


Cambridge : Amgen, Inc., One Kendall Square, Building
1000, USA.

Anda mungkin juga menyukai