Anda di halaman 1dari 5

Prinsip-prinsip Akuntansi

Pelaksanaan perjanjian asuransi antara perusahaan asuransi dengan pihak


nasabahnya tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Setiap perjanjian dilakukan
mengandung prinsip-prinsip asuransi. Tujuannya adalah untuk mengindari hal-hal yang tidak
diinginkan dikemudian hari antara pihak perusahaan asuransi dengan pihak nasabahnya.
Prinsip-prinsip asuransi yang dimaksud adalah:
1. Insurable interest
Dasar dari prinsip ini adalah adanya kepentingan atas objek yang diasuransikan.
Objek yang diasuransikan tersebut harus tergolong dalam kategori yang dapat
diasuransikan, tidak melanggar hukum jika objek adalah orang, serta objek harus dalam
keadaan masih layak jika itu benda. Selain objek riil yang memiliki wujud fisik, objek
asuransi bisa juga termasuk jasa, kesehatan, tanggung jawab hukum atau bisnis, dan masih
banyak lainnya. Objek-objek tersebut dapat diasuransikan apabila memiliki kepentingan
atau hubungan. Contohnya, untuk mengasuransikan seseorang, harus ada hubungan
keluarga seperti ayah, ibu, anak, suami, atau istri. Contoh lainnya yaitu ketika
mengasuransikan bisnis dan orang-orang yang berhubungan dengan bisnis tersebut maka
semua hubungan tersebut haruslah sah secara hukum untuk bisa diasuransikan.
2. Utmost good faith 
Arti dari prinsip ini adalah baik pemegang polis maupun perusahaan asuransi
harus beritikad baik dalam melakukan perikatan. Itikad baik yang dimaksud adalah
mengungkapkan informasi secara detail dan akurat. Pemegang polis harus transparan
tentang obyek yang akan diasuransikan. Sementara penyedia asuransi harus merinci
persyaratan pertanggungan. 
3. Indemnity
Prinsip ini menegaskan tentang manfaat asuransi bagi pemegang polis. Jadi,
asuransi berfungsi mengembalikan posisi keuangan nasabah jika terjadi suatu risiko, ke
posisi sebelum terjadi risiko. Contoh, fungsi asuransi kesehatan ialah mengembalikan
posisi keuangan si tertanggung sebelum sakit. Jika si tertanggung mengeluarkan uang
Rp1.000.000 karena sakit, maka asuransi kesehatan akan mengembalikan Rp1.000.000
tersebut.
4. Subrogation
Prinsip ini berarti perusahaan asuransi berperan sebagai penanggung risiko,
mengambil posisi tertanggung dalam menuntut ganti rugi jika terjadi risiko. Contohnya,
Agus sebagai pemegang polis asuransi kendaraan, terlibat kecelakaan dengan mobil Budi.
Maka, ketika Agus mengajukan klaim penggantian kerugian atas kecelakaan itu ke
perusahaan asuransi yang menanggungnya, maka ia tidak lagi memiliki hak untuk
menagih ganti rugi dari Budi. Dalam hal ini, perusahaan asuransi yang akan bertugas
menanggung kerugian Agus, kemudian menagih ganti rugi tersebut ke Budi.
5. Contribution
Prinsip ini berlaku untuk satu obyek yang diasuransikan ke lebih dari satu
perusahaan asuransi. Perlu diingat, kendati ada dua penanggung yang terlibat,
prinsip indemnity yang menyatakan bahwa total ganti rugi tidak boleh lebih dari nilai
kerugian, tetap berlaku. Pembagian pertanggungan di antara perusahaan asuransi bisa
dibagi berdasarkan:
 Proporsional (prorate), yang berarti setiap penanggung akan bertanggung jawab
secara prorata sesuai dengan bagian masing-masing.
 Non-proporsional (excess), yang berarti masing-masing penanggung memiliki
kewajiban masing-masing.
6. Proximate Cause
Prinsip ini akan menjadi rujukan perusahaan asuransi dalam menentukan kondisi
yang menjadi penyebab utama terjadinya risiko serta syarat pencairan manfaat. Prinsip ini
bertujuan untuk mengurangi terjadinya perselisihan akibat salah tafsir mengenai risiko.
Atas dasar prinsip ini, polis asuransi pada umumnya memuat risiko yang dijamin dan yang
dikecualikan secara mendetail.

Jenis-Jenis Risiko
Dalam pertanggungan asuransi terdapat berbagai jenis risiko yang dihadapi, besar
kecilnya risiko merupakan salah satu pertimbangan besarnya premi asuransi yang harus
dibayar. Dalam praktiknya risiko-risiko yang timbul dari setiap pemberian usaha
pertanggungan asuransi adalah sebagai berikut:
1. Risiko Murni (Pure Risk)
Risiko Murni adalah risiko yang jika terjadi pasti akan menimbulkan kerugian
dan jika tidak terjadi maka tidak akan menimbulkan kerugian maupun keuntungan.
Artinya dalam pengertian risiko murni ini, maka kerugian pasti terjadi. Contoh dari risiko
ini adalah kebakaran, kecelakaan, bangkrut dsb.
2. Risiko Spekulatif (Speculative Risk)
Risiko spekulatif mengandung dua kemungkinan jika peristiwa yang dianggap
risiko tersebut benar-benar terjadi. Contohnya, ketika berinvestasi saham di bursa efek
maka peristiwa atau proses investasi tersebut akan menimbulkan risiko spekulatif, yaitu di
satu sisi ada kemungkinan untung secara finansial dan di lain sisi ada risiko kerugian.
3. Risiko Khusus (Particular Risk)
Risiko khusus adalah suatu risiko yang dampak maupun penyebabnya hanya
mempengaruhi lingkungan lokal (pribadi) baik secara kuantitas maupun kualitas.
Contohnya adalah pengangguran ataupun seorang pencuri. Ketika seseorang mencuri
maka risiko yang ditimbulkan hanya mempengaruhi individu tersebut.
4. Risiko Fundamental (Fundamental Risk)
Risiko fundamental merupakan risiko yang akan menimbulkan dampak yang
sangat luas. Risiko ini bisa disebabkan oleh faktor atau pihak tertentu seperti bencana
alam, kebijakan pemerintah dsb.
5. Risiko Individu (Individual Risk)
Risiko individu adalah berbagai macam kemungkinan yang terjadi di kehidupan
sehari-hari yang dapat mempengaruhi kapasitas finansial seseorang, harta kekayaan
maupun risiko tanggung jawab. Risiko Individu dapat dibagi menjadi beberapa kelompok
yaitu personal risk, property risk dan liability risk.
 Personal risk sering kali dikaitkan dengan pengaruh suatu hal atau kemungkinan-
kemungkinan yang secara langsung akan berdampak pada individu tertentu, seperti
finansial seseorang. Contoh risiko pribadi adalah cacat fisik, kehilangan pekerjaan,
meninggal dunia dan lain sebagainya.
 Risiko Harta (property risk) merupakan kerugian yang terkait dengan kepemilikan
suatu benda akibat kehilangan, pencurian ataupun kerusakan. Risiko harta dapat
dikategorikan lagi menjadi dua jenis yaitu kerugian secara langsung (direct losses) dan
kerugian tak langsung (consequential).
 Risiko Tanggung Gugat (liability risk) merupakan risiko tanggung jawab yang harus
kita berikan kepada pihak lain. Dengan kata lain, risiko ini untuk menanggung kerugian
orang lain akibat ulah atau hal yang kita sebabkan. Contohnya, dalam peristiwa
kecelakaan, ketika Anda menabrak orang lain maka ini disebut dengan risiko tanggung
gugat (liability risk).

Manajemen Risiko
Untuk menghindari kerugian yang timbul bila risiko terjadi maka diperlukan
manajemen risiko. Dalam kaitannya dengan asuransi, manajemen risiko dibedakan sebagai
berikut:
1. Menghindari risiko
Misalnya untuk menghindari risiko cacat, hindarilah pekerjaan atau profesi
dengan tingkat kecelakaan tinggi. Misalnya seperti pekerja di wilayah tambang, pekerja
yang berkutat dengan ketinggian, atau pekerja SAR yang selalu berkutat dengan bahaya.
Namun sering kali pilihan ini tidak efektif, karena mungkin saja pekerjaan tersebut
menjanjikan penghasilan besar.
2. Mengendalikan risiko
Risiko dapat dikendalikan dengan melakukan cara-cara untuk mencegah
terjadinya kerugian. Misalnya bila rumah terbuat dari kayu, maka pilihlah untuk
menggunakan kompor listrik bukan kompor api. Hal ini karena rumah kayu lebih rentan
mengalami kebakaran.
3. Menunda risiko
Suatu kegiatan dapat ditunda untuk meminimalkan terjadinya kerugian. Misalnya
menunda renovasi rumah karena pada saat musim hujan dan rumah berlokasi di dekat
sungai besar. Penundaan ini bertujuan agar saat terjadi banjir, kerugian yang dialami tidak
terlalu besar. 
4. Mengalihkan risiko
Manajemen risiko ini dilakukan dengan cara mengalihkan kerugian finansial pada
pihak lain. Salah satu caranya adalah dengan mengalihkan risiko pada perusahan asuransi
dan membayar sejumlah dana atau premi kepada perusahaan asuransi tersebut.
Perusahaan asuransi kemudian menerbitkan polis berisi ketentuan mengenai
risiko apa saja yang dapat ditanggung. Pihak asuransi setuju untuk membayar sejumlah
uang apabila kerugian terjadi, asalkan kamu membayar sejumlah uang (premi) terlebih
dahulu. 
DAFTAR PUSTAKA
 https://www.allianz.co.id/explore/detail/pahami-konsep-dan-prinsip-prinsip-asuransi-
agar-kamu-bisa-menikmati-manfaatnya/94176
 https://www.cermati.com/artikel/jenis-dan-macam-macam-risiko-asuransi-yang-
wajib-diketahui
 https://www.allianz.co.id/explore/detail/apa-sih-risiko-dalam-asuransi-dan-
bagaimana-mengelolanya/89611

Anda mungkin juga menyukai