Anda di halaman 1dari 15

CIRI-CIRI TEKS AKADEMIK

Disusun Oleh :

Kelompok 12

Arianti 06081282025034

Karlina 06081182025012

Maya Marisa 06081282025044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

TAHUN AJARAN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga makalah dengan judul “CIRI-CIRI TEKS AKADEMIK” ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia di Universitas Sriwijaya.

Makalah ini dibuat berdasarkan pengetahuan dari referensi buku dan informasi dari
internet. Semoga Makalah ini dapat menjadi sarana bagi generasi muda untuk mengetahui
lebih luas mengenai ciri-ciri teks akademik. Dalam penulisan makalah ini tidak terlepas
dari bantuan, bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta
bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-
baiknya. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Ciri-Ciri
Teks Akademik ini sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Indralaya, 16 April 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................5
1.3 Tujuan............................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................6
2.1 Pengertian Teks Akademik...........................................................................................6
2.2 Ciri-Ciri Teks Akademik...............................................................................................6
2.3 Menganalisis Pentingnya Teks Akademik..................................................................11
2.4 Contoh Teks Akademik...............................................................................................12
BAB III PENUTUP..............................................................................................................14
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................14
3.2 Saran............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teks akademik adalah teks yang berwujud dalam berbagai jenis. Seperti jenis buku,
ulasan buku, proposal penelitian, laporan penelitian, laporan praktikum, dan artikel
ilmiah. Jenis-jenis tersebut merupakan genre makro yang masing-masing didalamnya
terkandung campuran dari beberapa genre mikro seperti deskripsi, laporan, prosedur,
eksplanasi, eksposisi, dan diskusi. Genre makro adalah genre yang digunakan untuk
menamai sebuah jenis teks secara keseluruhan, dan genre mikro adalah sub genre yang
lebih kecil yang terdapat di dalamnya dan dipayungi oleh genre makro. Teks akademik
atau yang juga sering disebut teks ilmiah berbeda dengan teks nonakademik atau teks
nonilmiah. Teks akademik dan teks nonakademik ditandai oleh ciri-ciri tertentu. Untuk
membedakan keduanya, kita harus menelusuri ciri-ciri tersebut. Dengan memahami
ciri-ciri teks akademik, kita akan merasa yakin bahwa jenis teks tersebut memang
penting bagi kehidupan akademik kita. Terbukti bahwa dalam menjalani kehidupan
akademik, kita harus membaca dan mencipta teks akademik.

Perbedaan antara teks akademik dan teks nonakademik perlu dijelaskan secara
memadai dengan mengidentifikasi ciri-ciri yang ada. Pendapat tentang teks akademik
yang berkembang selama ini adalah bahwa teks akademik mempunyai ciri-ciri antara
lain sederhana, padat, objektif, dan logis (Lihat misalnya Sudaryanto, 1996, Moeliono,
tanpa tahun; Moeliono, 2004). Akan tetapi, selama ini pula belum terdapat bukti-bukti
empiris yang diajukan untuk memberikan penjelasan yang memadai secara linguistik
tentang pengertian sederhana, padat, objektif, dan logis itu (Wiratno, 2012). Akibatnya,
ciri-ciri tersebut biasanya hanya dipahami secara naluri tanpa didasarkan pada data atau
teori tertentu. Kita, sebagai insan akademik, tentu harus dapat menjelaskan hal itu
secara akademik berdasarkan argumen yang kuat. Sebagai kata-kata sehari-hari,
sederhana, padat, objektif, dan logis memang mudah dipahami. Seperti terdaftar di
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara denotatif, sederhana berarti “bersahaja,
tidak berlebih-lebihan, atau tidak banyak seluk beluknya (kesulitan dsb)”; padat berarti
“sangat penuh hingga tidak berongga, padu atau mampat”; objektif berarti “mengenai
keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi”; dan
logis berarti “sesuai dengan logika, benar menurut penalaran, atau masuk akal” (Pusat
Bahasa, 3rd Ed., 2001:793, 809, 1008).

Namun demikian, tahukah Anda bahwa pada konteks teks akademik, kata-kata
tersebut tidak lagi merupakan kata-kata sehari-hari, tetapi telah menjadi istilah teknis
yang perlu dijelaskan secara akademik berdasarkan teori yang dapat
dipertanggungjawabkan? (Wiratno, 2012). Dengan penjelasan yang memadai secara
linguistik, orang tidak lagi menduga-duga atau mendasarkan diri pada naluri yang tidak
dapat diukur. Selain ciri-ciri di atas, masih terdapat sejumlah ciri teks akademik yang
juga perlu dijelaskan secara memadai.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan teks akademik?
2. Apa ciri-ciri teks akademik?
3. Apa pentingnya teks akademik?
4. Bagaimana contoh teks akademik?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan teks akademik.
2. Mengetahui apa ciri-ciri teks akademik.
3. Mengetahui apa pentingnya teks akademik.
4. Mengetahui bagaimana contoh teks akademik.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teks Akademik


Teks Akademik adalah tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya
dan didasari oleh pegamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun
menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang santun dan dapat
dipertanggung jawabkan kebenarannya atau keilmiahannya.

2.2 Ciri-Ciri Teks Akademik


1. Teks Akademik Bersifat Sederhana dalam Struktur
Kesederhanaan teks akademik terlihat dari struktur kalimat yang sederhana
melalui penggunaan kalimat simpleks. Perbedaan antara kalimat simpleks dan
kalimat kompleks tidak diukur dari panjang pendeknya, tetapi dari jumlah aksi atau
peristiwa yang dikandung. Kalimat simpleks adalah kalimat yang hanya
mengandung satu aksi atau peristiwa, sedangkan kalimat kompleks adalah kalimat
yang mengandung lebih dari satu aksi atau peristiwa dan dapat dinyatakan dengan
hubungan parataktik atau hipotaktik. Berapa pun panjang sebuah kalimat simpleks,
seperti terlihat pada Contoh (1.1), secara struktural kalimat tersebut hanya tersusun
dari tiga unsur secara linier, yaitu unsur subjek (dicetak tebal), unsur predikator
(digarisbawahi), dan unsur pelengkap dan atau keterangan (dicetak miring).
(1.1) Studi ini menguji keterkaitan [antara usia dan kinerja manager]. (Teks
Ekonomi, Supriyono, 2006)

2. Teks Akademik Padat Kata Leksikal


Kepadatan leksikal dapat dijelaskan sebagai berikut. Teks akademik lebih
banyak mengandung kata leksikal atau kata isi (nomina, verba-predikator, adjektiva,
dan adverbia tertentu) daripada kata struktural (konjungsi, kata sandang, preposisi,
dan sebagainya). Pada Contoh (1.6) sampai dengan Contoh (1.9), kata-kata yang
dicetak tebal adalah kata-kata struktural dan kata-kata yang tidak dicetak tebal
adalah kata-kata leksikal. Halliday (1985b:61; 1993b:76; 1998:207) menyatakan
bahwa semakin ilmiah suatu teks, semakin besar pula kandungan kata-kata
leksikalnya. Semua teks akademik yang dikutip sebagai contoh di bawah ini
memiliki leksis yang padat.
(1.6) Kesimpulan bahwa sifat ketahanan tanaman karet terhadap PGDC
dikendalikan oleh dua pasang gen utama mematahkan dugaan sebelumnya yang
menyebutkan bahwa sifat tersebut dikendalikan secara poligenik. (Teks Biologi,
Hartana & Sinaga, 2004)

(1.7) Dasar teori untuk menjawab pertanyaan mengenai hubungan usia dan
kinerja manajer beserta variabel perantaranya, yaitu komitmen organisasi dan
partisipasi penganggaran pada dasarnya berakar pada teori: psikologi, sosiologi,
psikologi sosial, antropologi, ilmu politik, ekonomi, dan akuntansi keperilakuan.
(Teks Ekonomi, Supriyono, 2006)

(1.8) Salah satu faktor, yang menyebabkan naiknya jumlah tenaga kerja wanita
dalam memasuki lapangan kerja, adalah muncul dan berkembangnya sektor
industri, jasa dan perdagangan yang merupakan peluang bagi tenaga kerja wanita
untuk memasuki sektor publik, terutama sektor industri yang masih berpusat pada
sektor-sektor yang dianggap sebagai sektor wanita. (Teks Sosial, Wahyuningsih &
Poerwanto, 2004)

(1.9) Kajian komunikasi lintas budaya mengharapkan juga terdapatnya pemahaman


terhadap konsep metabahasa sebagai sebuah sistem universal yang digunakan
untuk membandingkan kaidah budaya pada masyarakat tutur yang berbeda agar
para penuturnya mengerti dan membuat sentuhan yang berbeda dalam
berkomunikasi. (Teks Bahasa, Beratha, 2004)
3. Teks Akademik Banyak Memanfaatkan Nominalisasi

Ditemukan bahwa dalam realisasi leksis pada teks-teks akademik yang


dicontohkan nominalisasi digunakan untuk memadatkan informasi. Sebagai upaya
pembendaan, nominalisasi ditempuh dengan mengubah leksis nonbenda (antara lain
verba, adjektiva, adverbia, konjungsi) menjadi leksis benda (nomina). Nominalisas
pada teks akademik ditujukan untuk mengungkapkan pengetahuan dengan lebih
ringkas dan padat (Martin, 1991). Oleh karena itu, nominalisasi menjadi ciri yang
sangat penting pada teks akademik (Martin, 1992:138; Halliday, 1998:196-197;
Rose, 1998:253-258, 260-263; Wiratno, 2009). Pada Kalimat (1.10), (1.11), (1.12),
dan (1.13), contoh-contoh nominalisasi yang dimaksud dicetak tebal.

(1.10) Pengendalian PGDC dengan cara penyemprotan fungisida terbukti kurang


bermanfaat, ... (Teks Biologi, Hartana & Sinaga, 2004)

(1.11) Analisis regresi sederhana digunakan untuk menguji sebab-akibat antara


satu variabel dengan satu variabel lainnya. (Teks Ekonomi, Supriyono, 2006)

(1.12) Oleh karena itu, sumbangan wanita terhadap kelangsungan keluarga


sangatlah besar. (Teks Sosial, Wahyuningsih, & Poerwanto, 2004)

(1.13) Keterbatasan pengetahuan tentang komunikasi lintas budaya


menimbulkan ketidakwajaran dalam berkomunikasi. (Teks Bahasa, Beratha, 2004)

Contoh-contoh yang diambil dari teks-teks akademik tersebut mengandung


nominalisasi: pengendalian, penyemprotan, analisis, sumbangan, pengetahuan,
komunikasi (yang secara beturut-turut dibendakan dari verba: mengendalikan,
menyemprot, menganalisis, menyumbang, mengetahui atau tahu, berkomunikasi);
sebab-akibat (yang dibendakan dari konjungsi: sebab); dan kelangsungan,
keterbatasan, ketidakwajaran (yang secara beturut-turut dibendakan dari adjektiva:
langsung, terbatas, wajar). Nominalisasi tersebut mengakibatkan pemadatan
informasi.
4. Teks Akademik Banyak Memanfaatkan Metafora Gramatika melalui
Ungkapan Inkongruen

Metafora gramatika adalah pergeseran dari satu jenis leksis ke jenis leksis lain
atau dari tataran gramatika yang lebih tinggi ke tataran gramatika yang lebih rendah.
Metafora gramatika terjadi pada ungkapan yang inkongruen, sebagai kebalikan dari
ungkapan yang kongruen (Halliday, 1985a:321; Martin, 1992:6-7, 406-417).
Realisasi secara kongruen adalah realisasi yang sewajar-wajarnya sesuai dengan
realitas, misalnya benda direalisasikan sebagai nomina, proses direalisasikan
sebagai verba, kondisi direalisasikan sebagai adjektiva, dan sirkumtansi
direalisasikan sebagai adverbia. Sebaliknya, pada realisasi secara inkongruen,
proses tidak diungkapkan dengan verba tetapi dengan nomina, kondisi tidak
diungkapkan dengan adjektiva tetapi dengan nomina, dan sebagainya.

Pada Contoh (1.14) berikut ini, bagian yang dicetak tebal menunjukkan
leksisleksis yang mengalami pergeseran, dari sebelum bergeser (kongruen) menuju
setelah bergeser (inkongruen)

(1.14) Kongruen (sebelum terjadi pergeseran):


Karet berhenti tumbuh sebab PGDC menyerang. Karet memproduksi
sedikit getah sebab PGDC menyerang. Getah karet turun.
Inkongruen (setelah terjadi pergeseran):
Serangan PGDC dapat menyebabkan terhentinya pertumbuhan dan
penurunan produksi ... (Teks Biologi, Hartana & Sinaga, 2004)

Tampak bahwa berhenti bergeser menjadi terhentinya, tumbuh menjadi


pertumbuhan, sebab menjadi menyebabkan, menyerang menjadi serangan,
memproduksi menjadi produksi, dan turun menjadi penurunan. Ternyata,
pergeseran tersebut sekaligus merupakan penyederhanaan struktur kalimat dan
penurunan tataran gramatika. Penyederhanaan tersebut melibatkan tidak hanya
pergeseran jenis leksis (misalnya dari verba menjadi nomina), tetapi juga pergeseran
tataran (misalnya dari kalimat menjadi kelompok nomina), dan dari 3 kalimat (2
kalimat kompleks dan 1 kalimat simpleks) menjadi 1 kalimat simpleks.

Teks akademik banyak memanfaatkan metafora gramatika dalam ungkapan


yang inkongruen (Martin, 1993b:218-219; Martin, 1993c:226-228, 235-241;
Halliday, 1993b:79-82; Halliday, 1998:188-221). Jelas bahwa dari segi metafora
gramatika teksteks akademik menunjukkan ciri keilmiahan baik secara ideasional
maupun tekstual. Secara ideasional, melalui metafora gramatika isi materi yang
disampaikan menjadi lebih padat, dan secara tekstual, cara penyampaian materi
yang melibatkan pergeseran tataran tersebut juga berdampak pada perbedaan tata
organisasi di tingkat kelompok kata atau kalimat.

5. Teks Akademik Bersifat Taksonomik dan Abstrak


Teks akademik dikatakan abstrak karena pokok persoalan yang dibicarakan
di dalamnya seringkali merupakan hasil dari pemformulasian pengalaman nyata
menjadi teori (Halliday, 1993a:57-59; Halliday, 1993b:70-71; Martin, 1993b:
211.212; Martin, 1993c:226-228). Pemformulasian yang demikian itu
sesungguhnya merupakan proses abstraksi yang antara lain dicapai dengan
nominalisasi dalam kerangka metafora gramatika. Proses abstraksi tersebut
digunakan untuk memahami dan menginterpretasikan realitas. Pada teks akademik,
pokok persoalan dapat diungkapkan melalui taksonomi dan abstraksi. Sebagai
ilustrasi, dapat dinyatakan sebagai berikut. Pengalaman nyata (misalnya tentang
tanaman karet dan penyakit yang menyerangnya, pada sebuah teks di bidang
biologi) diorganisasikan sebagai benda secara taksonomik dengan menggunakan
istilah teknis. Di pihak lain, pengalaman nyata (misalnya tentang pengangkutan dan
pembakaran batu gamping di tobong, pada sebuah teks di bidang sosial, atau
interaksi secara lintas budaya, pada sebuah teks di bidang bahasa) dapat
digambarkan sebagai aktivitas yang dikerjakan oleh manusia tanpa banyak
memanfaatkan istilah teknis, tetapi memanfaatkan pengabstraksian peristiwa.
Pengabstraksian tersebut digunakan untuk memaknai aktivitas yang dikerjakan oleh
pekerja di tobong gamping pada teks sosial itu, dan untuk memaknai interaksi yang
dilakukan oleh pengguna bahasa yang mempunyai latar belakang budaya yang
berbeda pada teks tersebut.

2.3 Menganalisis Pentingnya Teks Akademik


Teks akademik atau karya ilmiah dapat diartikan suatu tulisan yang
penyajiannya sesuai dengan keilmuan dan di dasari oleh hasil pengamatan,
peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu
dengan sistemika bahasa yang baik dan benar. Jenis-jenis teks akademik yang sering
dijumpai antara lain buku, ulasan buku, proposal penelitian, proposal kegiatan,
laporan penelitian, laporan kegiatan, dan artikel ilmiah. Apabila dimasukan kedalam
konsep konsep genre, jenis-jenis teks tersebut masuk ke dalam genre makro. Di
dalam masing-masing genre makro itu, terkandung campuran dari beberapa genre
mikro seperti deskripsi, laporan, prosedur, eksplanasi, eksposisi, dan diskusi. Genre
makro adalah genre yang digunakan untuk menamai sebuah jenis teks secara
keseluruhan, dan genre mikro adalah subgendre-subgendre yang lebih kecil yang ada
di dalamnya dan dipayungi oleh genre-genre makro. Penulisan karya tulis ilmiah
memiliki beberapa tujuan dan fungsi. Tujuan penulisan karya ilmiah dapat diperinci
sebagai berikut.
a) Karya ilmiah disusun dengan tujuan untuk memecahkanmasalah tertentu
b) Karya ilmiah disusun untuk mencapai tujuan khususnyatertentu.
c) Karya ilmiah disusun dengan tujuan menambahpengetahuan, ilmu, dan konsep
pengetahuan tentang satupokok masalah tertentu.
d) Karya ilmiah disusun dengan tujuan untuk membinakemampuan menulis ilmiah
bagi penulisnya.
e) Karya ilmiah disusun dengan tujuan membina kemampuanberpikir ilmiah bagi
penulisnya.
Disamping tujuan diatas, karya ilmiah memiliki beberapa fungsi sebagai berikut
tersebut
1) Fungsi pendidikan, karya tulis ilmiah berfungsi untuk memberikan pengalaman
yang berharga bagi penulisnya sehingga ia mampu menulis, berpikir, dan
mempertanggungjawabkan tulisannya secara ilmiah.
2) Fungsi penelitian, karya tulis ilmiah berfungsi sebagaisarana bagi penulisnya guna
menerapkan prosedur ilmiahdan mempraktikan dalam usaha mengembangkan
ilmupengetahuan.
3) Fungsi fungsional, karya tulis ilmiah dapat berfungsisebagai alat ilmu
pengetahuan, tambahan bahan pustaka, dan kepentingan praktis dilapangan dalam
satu disiplin ilmutertentu.
Berdasarkan tujuan dan fungsi penulisan karya tulis ilmiahdiatas, jelaslah bahwa
karya tulis ilmiah merupakan kegiatan yang bermanfaat baik bagi penulis maupun bagi
dunia luas. Melihat betapa pentingnya karya tulis ilmiah tersebut, penulis karya ilmiah
harus benar-benar menyusun karyanya dengan baik dan benar sehingga dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

2.4 Contoh Teks Akademik

Tips Menjaga Kesehatan Gigi dan Menghindari Bau Mulut

Ketika kita berinteraksi dengan orang lain, kita akan menggunakan bibir untuk bicara. S
alah satu organ tubuh kita, yaitu mulut akan terbuka untuk mengeluarkan sebuah suara,
dan dalam hal ini kita akan sangat merasa terganggu manakala kita memiliki bau mulut
yang tidak sedap.

Gigi merupakan salah satu organ tubuh yang mudah terkena bakteri akibat sisa-sisa mak
anan yang kita konsumsi secara rutin. Jika kita kurang care terhadap gigi kita, maka bes
ar kemungkinan bau mulut kita akan menjadi tidak terkendali, dan dapat mengeluarkan
aroma yang sangat menyengat.
Kuman sangat mudah menempel pada gigi, oleh yang demikian maka kita diharuskan u
ntuk senantiasa memiliki gigi yang bersih dan terbebas dari kuman yang dapat menyeba
bkan bayu mulut yang sangat tidak sedap. Dan berikut ini adalah sejumlah tips untuk m
encegah bau mulut, dan cara mencegahnya.

Anda harus membiasakan diri menyikat gigi minimal 2 kali sehari, yaitu sesudah sarapa
n dan sebelum tidur di malam hari. Pada saat tidur, mulut tertutup dan menyebabkan air
liur tidak bersirkulasi, bakteri akan berkembang biak dua kali lipat lebih banyak. Bakter
i yang semakin banyak akan merusak gigi dan gusi. Oleh karena itu, sikat gigi sebelum
tidur sangat penting untuk menghindari terjadinya gangguan gigi dan gusi yang lebih bu
ruk lagi.
Anda harus segera menyikat gigi setelah mengonsumsi makanan yang manis dan lengke
t. Sisa makanan manis yang tidak segera dibersihkan menjadi penyebab utama terjadiny
a gigi berlubang. Begitu pula makanan yang lengket, makanan ini harus segera dibersih
kan supaya tidak tertimbun dan nantinya semakin sulit dibersihkan.

Pilihlah sikat gigi yang mempunyai bulu sikat yang lembut/halus. Banyak orang yang b
eranggapan bahwa semakin keras menyikat gigi akan semakin bersih hasilnya. Asumsi t
ersebut salah, karena menyikat gigi dengan keras justru dapat menyebabkan terkikisnya
lapisan pelindung pada gigi.

Sikatlah gigi Anda dengan cara yang baik dan benar. Sikatlah gigi Anda mulai arah ke a
tas lalu ke bawah atau dari arah gusi ke arah ujung gigi.

Gantilah sikat gigi Anda tiga bulan sekali atau bila bulu sikat sudah mekar Anda harus s
egera menggantinya dengan yang baru. Penempatan sikat gigi pun harus diperhatikan. L
etakkan sikat gigi di dalam kamar mandi dengan wadah tertutup atau dimasukkan ke dal
am lemari di balik cermin di kamar mandi agar tidak ditempeli oleh kuman atau bakteri.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Teks akademik adalah tulisan atau laporan tertulis yang memaparkan hasil peneliti
an atau pengkajian suatu masalah oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kai
dah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Ciri-cir
i teks akademik banyak menggunakan kalimat simpleks dibandingkan kaliamat komple
ks sehingga dalam teks pembahasan ini banyak menggunakan kata-kata leksikal dibandi
ngkan dengan kata struktural, proses nominalisasi dan teks yang bersifat taksonomi dan
abstrak. Membangun teks akademik dapat dilakukan baik secara bersama-sama maupun
secara mandiri.

3.2 Saran
Dalam teks akademik haruslah lebih memperhatikan struktur kalimat yang sesuai
dengan fakta, karena teks akademik biasanya bersifat ilmiah. Sebagai mahasiswa kita h
arus memahami teks akademik karena tanpa disadari teks akademik selalu kita gunakan.
DAFTAR PUSTAKA

Putri, Trifonia Apika Ririn. (2018, April 5). Ciri-Ciri Teks Akademik dan Contoh Teks
Akademik. Retrieved from https://id.scribd.com/presentation/375621331/Ciri-ciri-
teks-akademik-dan-contoh-teks-akademik diakses pada tanggal 17 April 2021.

Sena, Loka. (2020, November 19). Ciri-Ciri Teks Akademik dan Perbedaannya dengan
Teks Non-Akademik. Retrieved from https://lokasenaid.wordpress.com/2020/11/19/
-ciri-ciri-teks-akademik-dan- perbedaannya-dengan-teks-nonakademik/ diakses
pada tanggal 16 April 2021.

Sudaryanto. 1996. Linguistik: Identitas, Cara Penanganan Objeknya, dan Hasil Kajiannya.
Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Wiratno, T. 2009. Makna Metafungsional Teks Ilmiah dalam Bahasa Indonesia pada
Jurnal Ilmiah. Surakarta: Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret.

Wiratno, T. 2012. Ciri-ciri Keilmiahan Teks Ilmiah dalam Bahasa Indonesia. Indonesian
Journal of Systemics Linguistics. 1(1), 88-111.

https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/9670/mod_resource/content/1/Topik
%203-Ciri-ciri%20Teks%20Akademik%20Lanjut.pdf

Anda mungkin juga menyukai