Anda di halaman 1dari 11

Gubernur Jawa Barat

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT


NOMOR : 24 TAHUN 2007
TENTANG
PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
GUBERNUR JAWA BARAT,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa


Barat Nomor 3 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air, industri yang berpotensi mencemari
iingkungan wajib membentuk organisasi pengendalian pencemaran
iingkungan dengan mempekerjakan manager Iingkungan yang
bersertifikat;
b. bahwa sehubungan dengan pertimbangan pada huruf a tersebut di
atas, perlu menetapkan Peraturan Gubernur Jawa Barat tentang
Pengendalian Pencemaran Air;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi


Jawa Barat (Berita Negara tanggal 4 Juli 1950);
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian
(Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3274);
3. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3501);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699);
5. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3096);
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4437) Jo Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang
(Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4548);
2

7. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai


(Lembaran Negara Tahun 1991 Nomor 44, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3441);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis
Mengenai Dampak Ungkungan (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor
59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3838);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara
Tahun 2001 Manor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3161);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pernerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4593);
11. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 06 Tahun 2006
tentang Pedoman Umum Standardisasi Kompetensi Personil dan
Lembaga Jasa Ungkungan;
12. Keputusan Mental Negara Ungkungan Hidup Nomor 52 Tahun 1995
tentang Baku Mutu Umbah cair Bagi Kegiatan Hotel;
13. Keputusan Mental Negara Lingkungan Hidup Nomor 58 Tahun 1995
tentang Baku Mutu Umbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit;
14. Keputusan Mental Negara Ungkungan Hidup Nomor 283 Tahun 2006
tentang Panitia Teknis Perumusan Standar Kompetensi Personil dan
Lembaga Jasa Ungkungan;
15. Peraturan Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 2 Tahun 1998
tentang Pembinaan, Pengendalian dan Pelestarian Danau
(Lembaran Daerah Tahun 1998 Nomor 3 Sal C);
16. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 3 Tahun 2001 tentang
Pola Induk Pengelolaan Sumber Daya Air di Jawa Barat
(Lembaran Daerah Tahun 2001 Nomor 1 Seri C);
17. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2001 tentang
Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan (Lembaran Daerah
Tahun 2001 Manor 10 Seri D);
18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Rencana Strategis Provinsi Jawa Barat Tahun 2003-2008 (Lembaran
Daerah Tahun 2004 Nomor 1 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah
Nomor 6);
19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 3 Tahun 2004
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
(Lembaran Daerah Tahun 2004 Nomor 2 Seri C, Tambahan Lembaran
Daerah Nomor 8);
20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2005
tentang Sempadan Sumber Air (Lembaran Daerah Tahun 2005 Nomor
16 Seri C, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 6);
21. Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 6 Tahun 1999 tentang Baku
Mutu Umbah Cair Bagi Kegiatan Industri;
3
MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Provinsi Jawa Barat.
2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan perangkat daerah sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
3. Gubernur adalah Gubemur Jawa Barat.
4. Badan adalah Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah Provinsi
Jawa Barat.
5. Manajer Pengendalian Pencemaran Air yang selanjutnya disebut MPPA
adalah seseorang yang dinilai memiliki kompetensi untuk
mengkoordinasikan pelaksanaan upaya pencegahan dan
penanggulangan pencemaran air yang dapat ditimbulkan oleh suatu
aktivitas produksi atau jasa.
6. Organisasi Pengendalian Pencemaran Lingkungan yang selanjutnya
disebut OPPL adalah suatu organisasi fungsional yang memungkinkan
keterlibatan personil-personil yang memiliki tugas dan tanggungjawab
lain di luar lingkup pengendalian pencemaran, yang harus dimiliki oleh
setiap industri terutama berpotensi menimbulkan pencemaran
lingkungan di bidang air, udara, sampah industri dan getaran serta
bising.
7. Komite Pengendali Pencemaran Lingkungan yang selanjutnya disebut
KPPL adalah Iembaga pengendalian pencemaran lingkungan di Jawa
Barat.
8. Sertifikat Manajer Pengendalian Pencemaran Air yang selanjutnya
disebut sertifikat MPPA adalah sertifikat bagi seseorang yang telah
memenuhi persyaratan dasar dan bakuan kompetensi dari Manajer
Pengendalian Pencemaran Air.
9. Standar Kompetensi adalah suatu ukuran atau kriteria yang berisi
rumusan mengenai kemampuan personil lingkungan yang dilandasi oleh
pengetahuan, keterampilan dan didukung sikap serta penerapannya di
tempat kerja yang mengacu pada unjuk kerja yang dipersyaratkan yang
perlu dim iliki seorang Manajer Pengendalian Pencemaran Air.
10. Persyaratan Dasar adalah syarat-syarat pokok berupa latar belakang
pendidikan dan jumlah pengalaman kerja minimal yang harts dipenuhi
oleh seorang Manajer Pengendalian Pencemaran Air sebelum
menempuh Ujian Sertifikasi.
11. Lembaga Sertifikasi adalah Lembaga yang berbadan hukum dan
memenuhi persyaratan untuk melaksanakan fungsi sertiflkasi.
4

12. Lembaga Petatihan adalah lembaga yang berbadan hukum dan


memenuhi persyaratan untuk melaksanakan fungsi pelatihan dasar
Manajer Pengendalian Pencemaran Air.
13. Buku Panduan adalah buku pegangan yang digunakan oleh Manajer
Pengendalian Pencemaran Air untuk dapat meningkatkan
pengetahuannya dalam mengelola lingkungan khususnya bidang air dan
berisi materi-materi yang terkait dengan upaya pengendalian
pencemaran air.
BAB H
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
Maksud dan tujuan pengendalian pencemaran air melalui Sertifikasi MPPA
adalah
a. Menunjang upaya pengelolaan lingkungan khususnya lingkungan air
yang melibatkan tenaga pelaksana/manajer pengendalian pencemaran
air yang berkompeten;
b. Mendorong Peningkatan kompetensi dan tanggungjawab profesi dad
tenaga pelaksana/manajer yang menjalankan fungsi pengendalian
pencemaran air;
c. Memberikan pengakuan kompetensi kepada mereka yang sudah
memenuhi persyaratan/standar dan bakuan kompetensi MPPA.
BAB III
SASARAN
Pasal 3
Sasaran pengendalian pencemaran air melalui sertifikasi MPPA adalah
industri yang mengeluarkan Iimbah cair minimal 400 m3 /hari sesuai yang
tertulis dalam Surat Izin Pembuangan Limbah Cair dan/atau mengeluarkan
limbah yang dikategorikan sebagai Bahan Beracun Berbahaya (B3).
BAB IV
KEBIJAKAN UMUM SERTIFIKASI MPPA
Pasal 4
(1) Sertifikat MPPA berlaku di seluruh wilayah Jawa Barat dan diterbitkan
oleh Lembaga Sertifikasi yang ditunjuk oleh badan.
(2) Sertifikat MPPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bukti
keluiusan uji kompetensi MPPA dan dapat dijadikan dokumen pelengkap
bagi pihak terkait untuk mengatur tugas dan kewajiban tenaga
pelaksana di bidang pengelolaan lingkungan.
(3) Sertifikasi MPPA diselenggarakan oleh Lembaga Sertifikasi secara
transparan, independen, adit dan jujur.
(4) Lembaga Sertifikasi menetapkan biaya sertifikasi MPPA dengan
persetujuan badan.
(5) Sistem penilalan disusun oleh Lembaga Sertifikasi dengan persetujuan
Badan.
5

Pasal 5
Pemegang Sertifikat MPPA wajib mentaati ketentuan dan peraturan yang
dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi.
Pasal 6
Lembaga Sertifikasi dapat mencabut sertifikat MPPA sesuai prosedur yang
disetujui oleh badan.
BAB V
PELATIHAN DASAR
Pasal 7
Pelatihan Dasar MPPA diselenggarakan oleh Lembaga Pelatihan yang ditunjuk
oleh Badan.
Pasal 8
Materi Pelatihan Dasar MPPA disusun berdasarkan standar kompetensi dan
kurikulum yang ditetapkan oleh Badan.
Pasal 9
Lembaga Pelatihan menetapkan biaya Pelatihan Dasar MPPA dengan
persetujuan badan.

BAB VI
MEKANISME SERTIFIKASI MPPA
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 10
Mekanisme sertifikasi terdiri dari :
a. Pendaftaran;
b. Uji Kompetensi;
c. Penilaian;
d. Pengesahan hasil;
e. Penerbitan Sertifikat.
Pasal 11
Pelaksanaan mekanisme sertifikasi MPPA dapat ditinjau kembali oleh
Lembaga Sertifikasi dengan mempertimbangkan masukan dari pihak yang
terkait dan persetujuan Badan.
Bagian Kedua
Pendaftaran
Pasal 12
(1) Pendaftaran Sertifikasi MPPA menggunakan Formulir Pendaftaran MPPA
yang dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi.
(2) Pendaftaran Sertifikasi MPPA dilalcsanakan di Lembaga Sertifikasi atau
kantor perwakilan yang ditunjuk oleh Lembaga Sertifikasi.
6

Bagian Ketiga
Uji Kompetensi
Pasal 13
(1) Seseorang dapat langsung mengikuti uji kompetensi MPPA jika yang
bersangkutan memenuhi persyaratan dasar sebagai berikut :
a. Latar belakang pendidikan minimal D-3; dan
b. Pengalaman kerja minimal 24 (dua puluh empat) bulan di bidang
yang terkait dengan upaya pengendalian pencemaran air.
(2) Seseorang yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diwajibkan untuk mengikuti Pelatihan Dasar MPPA
sebelum mengikuti sertifikasi MPPA.
(3 ) U ji kompe te nsi MPPA dilak uk an me lalu i u jian tertul is y an g
diselenggarakan oleh Lembaga Sertifikasi.
(4 ) Materi uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disusun
oleh Lembaga Sertifikasi dengan persetujuan badan.
(5) Uji Kompetensi MPPA diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali
dalam setahun.
Bagian Keempat
Penilaian
Pasal 14
Lembaga sertifikasi melakukan penilaian dan menyerahkan hasil uji kompetensi
kepada Badan.
Bagian Kelima
Pengesahan
Pasal 15
Pengesahan hasil kelulusan uji kompetensi oleh Badan dilakukan paling lambat
1 (satu) bulan sejak tanggal dilaksanakannya ujian.
Bagian Keenam
Penerbitan Sertifikat
Pasal 16
Lembaga Sertifikasi menerbitkan Sertifikat MPPA kepada setiap peserta yang
telah lulus uji kompetensi.
BAB VII
KELEMBAGAAN
Bagian Kesatu
Bentuk Lembaga
Pasal 17
Bentuk lembaga pengendalian pencemaran air sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Gubernur ini adalah Komite Pengendali Pencemaran Lingkungan
(KPPL).
7

Bagian Kedua
Kedudukan dan Tugas Pokok
Pasal 18
KPPL sebagaimana dimaksud pada Pasal 17 merupakan unsur pelaksana
Pemerintah Daerah, yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
Gubernur.

Pasal 19
(1) KPPL sebagaimana dimaksud pada Pasal 17 mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian pendelegasian kewenangan otonomi daerah di
bidang pengendalian pencemaran air yang dilaksanakan secara profesional.
(2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), KPPL mempunyai fungsi
a. Penetap kebijakan teknis dan strategis bidang pengendalian pencemaran
air;
b. Pengembang kegiatan pengendalian pencemaran air;
c. Pengembang pengelolaan keuangan pembiayaan sesuai prinsip
swadana.

BAB VIII
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 20
Susunan organisasi KPPL sebagaimana dimaksud pada Pasal 17 terdiri dari :
a. Dewan Pembina, yaitu Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat.
b. Dewan Penasihat, terdiri dari :
1 . K e p a l a Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi Jawa Barat;
2 . Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat;
3 . Kepala Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat;
4 . Kepala Biro Pelayanan Sosial Dasar Sekretariat Daerah Provinsi Jawa
Barat;
5 . Kepala Biro Sarana Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat;
6 . Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia — Jawa Barat;
7 . Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia — Jawa Barat;
8 . Koordinator LSM Warga Peduli Lingkungan.
c. Dewan Pengawas, yaitu Lembaga/Instansi yang berwenang di
Kabupaten/Kota yang mempunyai tugas pokok untuk mengawasi kinerja
MPPA, dalam melakukan pengendalian pencemaran air di industri.
d. Lembaga Sertifikasi, yaitu lembaga berbadan hukum dan mempunyai fungsi
sertifikasi yang akan diatur lebih lanjut
e. Lembaga Pelatihan, yaitu lembaga berbadan hukum yang akan diatur lebih
lanjut.
8

Pasal 21
URAIAN TUGAS KPPL
(1) Dewan Pembina, mempunyai tugas :
a. memberikan masukan dan saran dalam penyelenggaraan program MPPA;
b. memberikan pembinaan politis terhadap kelangsungan program MPPA dan
lembaga-lembaga pendukung;
c. mempromosikan program kepada para pihak yang berkepentingan
mengenai program MPPA.
(2) Dewan Penasihat, mempunyai tugas :
a. mengawasi kelangsungan program MPPA agar selalu berjalan sesuai dengan
sistem yang disepakati;
b. melakukan penilaian periodik terhadap kinerja Lembaga Sertifikasi;
c. memberi persetujuan terhadap rencana penyempurnaan konsep
sertifikasi program pengendali pencemaran lingkungan baik menyangkut
perubahan standar kompetensi, kurikulum pelatihan standar, dan tata cara
sertifikasi;
d. memberikan masukan dan saran kepada Dewan Pengawas tentang
pelaksanaan mekanistrie sertifikasi, pelaporan dan pengawasan di
la pangan.
(3) Dewan Pengawas, mempunyai tugas .
a. melakukan inventarisasi terhadap industri-industri yang ada diwilayah
kewenangannya yang terkena kewajiban memiliki MPPA;
b. melakukan inventarisasi dan registrasi terhadap industri yang telah
memiliki MPPA;
c. melakukan pengawasan terhadap kinerja MPPA dalam melakukan
pengendalian pencemaran air di industri;
d. melakukan evaluasi terhadap hasil pengawasan kinerja MPPA dan
mengkoordinasikan hasil evaluasi tersebut dengan Dewan Penasehat.
(4) Lembaga Sertifikasi, mempunyai tugas :

a. mengembangkan tata cara sertifikasi program pengendalian pencemaran


air;
b. menyempurnakan konsep sertifikasi program pengendalian pencemaran
air;
c. menyelenggarakan penilaian dan ujian terhadap aplikan sertifikasi;
d. menerbitkan sertifikat program pelatihan pengendalian pencemaran air yang
telah memenuhi persyaratan;
e. mengelola database pemegang sertifikat pengendalian pencemaran air
lembaga pelatihan dan tenaga pelatih terdaftar.
(5) Lembaga Pelatihan, mempunyai tugas
a. mengembangkan program pelatihan berdasarkan kurikulum pelatihan
program pengendalian pencemaran air yang diatur oleh Badan;
9

b. menyelenggarakan program pelatihan secara berkala;


c. menyediakan tenaga pelatih sesuai dengan persyaratan yang disepakati
bersama;
d. mengeluarkan sertifikat keikutsertaan pelatihan bagi peserta pelatihan.

BAB IX

TATA KERJA
Pasal 22
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, KPPL menerapkan prinsip-
prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi secara vertikal dan
horisontal, di lingkungan Pemenntah Daerah dan instansi lain, balk
kelembagaan usaha maupun masyarakat.
Pasal 23
(1) Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggungjawab memimpin dan
mengkoordinasikan bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan
seta petunjuk dalam peiaksanaan tugas.
(2) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk
serta bertanggungjawab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan
laporan tepat pada waktunya.
(3) Setiap laporan yang diterima pimpinan satuan organisasi dari bawahan,
wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan lebih
lanjut serta untuk memberikan petunjuk-petunjuk kepada bawahan.
(4) Dalam menyampaikan laporan kepada atasan, tembusan laporan
disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional
mempunyai hubungan kerja.
(5) Dalam melaksanakan tugasnya, setiap satuan organisasi dibantu oleh
satuan organisasi bawahannya, dan dalam rangka pemberian bimbingan
kepada bawahannya, masing-masing, mengadakan rapat berkala.
BAB X
MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
Pasal 24
(1) KPPL wajib melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap pengendalian
pencemaran air di daerah.
(2) Hasil evaluasi terhadap pengendalian pencemaran air sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditaporkan oleh KPPL kepada Gubemur melalui
Badan.
Pasal 25
(1) Perusahaan wajib meiaporkan pemegang Sertifikat MPPA yang ditugasi
untuk mengendalikan pencemaran air di perusahaannya kepada Badan.
(2) Petaporan pemegang Sertifikat MPPA wajib disertai dengan dokumen yang
menjetaskan struktur OPPL di perusahaannya dilengkapi dengan nama
personil dan uraian tugas.
10

(3) Dalam hal terjadi alih tugas pemegang Sertifikat MPPA baik di dalam
dan/atau keluar perusahaan, maka perusahaan wajib melaporkan kembali
kepada Badan.
(4) Setiap pemegang sertifikat MPPA yang telah dilaporkan kepada Badan harus
melakukan pelatihan penyegaran dan evaluasi ulang secara berkala
sekurang-kurangnya sekali dalam tiga tahun.
BAB XI
PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
Pasal 26
(1) Badan melaksanakan Pembinaan dan Pengawasan terhadap kinerja
perusahaan dalam melaksanakan pengendalian pencemaran air, termasuk
kepada para pemegang sertifikat MPPA yang terdaftar.
(2) Dalam melakukan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Badan melakukan koordinasi dengan Lembaga yang
menangani pengendalian lingkungan hidup di Kabupaten/Kota dan Lembaga
Sertifikasi.
(3) Apabila kinerja Perusahaan dan MPPA melanggar ketentuan yang berlaku,
maka Badan menindakianjuti sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 27
Prosedur tindak lanjut terhadap MPPA yang melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud pada Pasal 26 ayat (3) adalah sebagai berikut :
a. Apabila efluen atau air limbah dari hasil pengolahan air limbah di industri
melebihi Baku Mutu Air Limbah, maka tanggung jawab berada di dalam
jenjang OPPL yang melibatkan Penanggungjawab Utama, Manajer serta
Pelaksana Operasi Fasilitas Penanganan Limbah, dan akan ditindaklanjuti
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. Apabila pelanggaran adalah murni karena kelalaian MPPA, maka Badan
meminta perusahaan untuk mengganti posisi MPPA serta menginformasikan
ke Lembaga Sertifikasi;
c. Sertifikat MPPA dapat ditarik oleh Lembaga Sertifikasi, dan ditindaklanjuti
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 28
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Gubemur ini sepanjang
mengenai teknis pelaksanaannya, akan diatur lebih lanjut oleh Kepala
Badan.
Pasal 29
Dengan berlakunya Peraturan Gubemur ini, maka Keputusan Gubemur
Jawa Barat Nomor 660/Kep.95-Yansos/2005 tentang Komite Pengendali
Polusi Lingkungan, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
11
Pasal 30
Peraturan Gubemur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan


Peraturan Gubemur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Provinsi Jawa Barat.

Ditetapkan di Bandung
pada tanggal 17 April 2007
JAWABARAT,

NY SETIAWAN

Diundangkan di Bandung
pada tanggal 17 April 2007

DAERAHPROVINSI
WABARAT,

LAKSAMANA

BERITA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2007 NOMOR 26 SERI E

Anda mungkin juga menyukai