Laporan Pendahuluan Stroke Agina Amalia Putri 175070201111025 Kelompok 1 Reguler 1
Laporan Pendahuluan Stroke Agina Amalia Putri 175070201111025 Kelompok 1 Reguler 1
STROKE
Disusun Oleh :
175070201111025
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2021
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Pengertian Stroke
Stroke merupakan gangguan fungsi otak yang terjadi secara mendadak, dengan onset
dapat terjadi dalam beberapa detik atau beberapa jam dan diikuti tanda gejala stroke lebih dari 24
jam. Menurut WHO, stroke adalah suatu keadaan ditemukannya tanda-tanda klinis berupa defisit
neurologik fokal dan global yang berkembang secara cepat yang dapat berlangsung selama 24 jam
atau lebih dan atau dapat menyebabkan kematian tanda ada penyebab lain yang jelas selain
vaskular
Stroke terjadi akibat adanya sumbatan pada aliran darah pada otak ataupun pecahnya
pembuluh darah di otak. Sehingga sebagian otak tidak mendapatkan pasokan oksigen yang cukup
yang dapat menyebkan kematian sel/jaringan.. Manifestasi stroke muncul tergantung pada lokasi
cedera. Beberapa stroke bisa sembuh sempurna, namun beberapa sembuh dengan gejala sisa
bahkan kondisi pasien yang tidak memungkinkan dapat menyebabkan kematian.
2. Epidemiologi Stroke
Stroke merupakan 10% penyebab dari seluruh kematian di dunia dan ada pada peringkat 3
setelah jantung koroner dan kanker di negara-negara maju. Prevalensi stroke di Amerika Serikat
adalah sekitar 7 juta (3,0%), sedangkan di Cina prevalensi stroke berkisar antara 1,8% (pedesaan)
dan 9,4% (perkotaan). Menurut WHO, 7,9% dari total jumlah kematian di Indonesia disebabkan
oleh stroke. Riskesdas menyatakan bahwa prevalensi stroke di Indonesia sebesar 7/1000
penduduk dan yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan adalah 12,1/1000 penduduk.
3. Etiologi Stroke
1. Adanya emboli
2. Perdarahan hipertensi
3. Arteritis
4. Ruptur sakular aneurisma/malformasi arterivena
5. Transien iskemik
6. Trombosis aterosklerosis
7. Trombophlebitis serebral
8. Kelaian hematologi
9. Trauma atau kerusakan karotis dan arteri basilar
10. Angiopati amiloid
11. Kerusakan aneuriisma aorta
12. Komplikasi angiografi
4. Klasifikasi Stroke
Stroke dapat diklasifikasikan menjadi berikut:
1. Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik disebabkan adnaya tekanan baru arteri pada kapiler-kapiler
yang menyebabkan terjadinya diapedesis eritrosit melalui dinding kapiler yang hipoksia.
Semakin sering terjadi reperfusi, semakin rusak pula dinding kapiler dan makin
memperbanyak kemungkinan daerah infark hemoragik. Lokasi perdarahan yang terjadi
bisa intraserebral ataupun subarachnoid. Perdarahan intraserebral adalah pecahnya
pembuluh darah sehingga darah masuk dalam jaringan otak dan menyebabkan sel-sel otak
matik dan berhenti bekerja. Perdarahan subarachnoid adalah perdaraha yang terjadi dekat
dengan permukaan otak, menyebabkan darah menyebar diantara otak dan tulang
tengkorak.
2. Stroke Non-Hemoragik / Iskemik
Stroke non-hemoragik merupakan stroke yang biasanya disebabkan oleh
thrombus. Stroke non-hemoragik terbagi menjadi stroke emboli dan stroke trombolitik.
Stroke emboli adalah stroke yang diakibatkan oleh bekuan darah / plak yang terbentuk
didalam jantung atau pembuluh arteri besar kemudian terbawa hingga ke otak. Stroke
trombolitik adalah stroke yang diakibatkan oleh bekuan darah / plak yang terbentuk
didalam pembuluh arteri kemudian terbawa hingga ke otak.
5. Patofisiologi Stroke
Adanya faktor pencetus seperti merokok, penyakit, ataupun riwayat keluarga yang
dibiarkan terus menerus menyebabkan terjadi nya penimbulan lemak ataupun peningkatan
kolestrol dalam darah. Lemak yang tertimbul dalam darah menyebabkan terjadinya plak dan
thrombus yang menyebabkan pemburuh darah menjadi kaku. Pembuluh darah yang kaku dapat
pecah dan terjadi stroke hemoragik. Apabila stroke hemoragik terjadi, maka akan terjadi
peningkatan tekanan intrakranial yang menyebabkan kerusakan pada nervus. Disfungsi nervus XI
menyebabkan kelemahan anggota tubuh. Disfungsi nervus X dan XI menyebabkan proses
menelah tidak efektif dan penurunan refluks. Disfungsi nervus VII menyebabkan kelumpuhan
pada fasialis.
Sedangkan stroke iskemik terjadi karena adanya faktor pencetus seperti kadar kolestrol dan
trigliserida tinggi, merokok, ataupun hipertensi. Faktor pencetus menyebabkan endotelium
menjadi rusak. Lalu lemak, kolestrol, dan sisa metabolisme akan menumpuk pada dinding
pembuluh darah menciptakan plak pada pembuluh darah dan apabila plak terlepas maka
menyebabkan emboli. Emboli yang terbawa dalam pembuluh darah dapat menyumbat arteri di /
menuju otak. Sehingga aliran darah menuju otak menurun dan bermanifestasi defisit neurologis.
Namun, tanda dan gejala stroke juga dapat dibagi berdasarkan klasifikasi stroke, sebagai berikut:
1. Stroke hemoragik
a. Defisit neurologis mendadak yang didahului gejala prodromal yang terjadi pada saat
istirahat atau bangun tidur
b. Terjadi trauma pada usia >50 tahun
c. Penurunan kesadaran
8. Komplikasi Stroke
Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien stroke adalah sebagai berikut:
a. Dekubitus
Dekubitus dapat terjadi karena pada umumnya pasien stroke terlalu lama berbaring
sehingga menyebabkan luka/lecet pada bagian yang menjadi tumpuan. Beberapa bagian yang
rentan untuk mengalami dekubitus seperti pinggul, sendi kaki, pantan, dan tumit. Luka
dekubitus tidak boleh dibiarkan karena dapat menyebabkan infeksi.
b. Infeksi
Pasien dengan stroke akut berisiko tinggu untuk terjadia infeksi seperi pneumonia dan
infeksi saluran kemih
c. Penurunan kekuatan otot
Posisi berbarang yang terlalu lama dapat menyebabkan kekakuan pada otot dan sendi.
Saraf peroneus yang tertekan terus menerus dapat menyebabkan terjadinya drop foot.
d. Osteopenia dan osteoporosis
Keadaan ini dapat terjadi akibat menurunnya densitas mineral pada tulang karena
kurangnya imobilisasi dan paparan sinar matahari
e. Depresi dan efek psikologis
f. Spastisitas dan kontraktur
9. Pemeriksaan Penunjang
a. CT Scan
Pemeriksaan CT-scan kepala dapat membedakan jenis patologis stroke, seperti
perdarahan, iskemik, atau infark. Pemeriksaan juga dapat menentukan lokasi, ukuran infark,
dan penyebaran perdarahan untuk membantu rencan operasi.
b. MRI
Pemeriksaan MRI dapat dilihat lesi kecil di kortikal, subkortikal, batang otak dan
serebelum yang tidak terlihat dengan pemeriksaan CT-Scan. MRI lebih sensitif dibandingkan
CT-Scan dalam mendeteksi stroke iskemik bahkan pada stadium dini, namun alat ini kurang
peka dibandingkan CT-Scan dalam mendeteksi perdarahan intrakranium ringan.
c. ASGM / Algoritma Stroke Gadjah Mada
Apabila pemeriksaan dengan CT-Scan tidak memungkinkan maka dapat dilakukan
pemeriksaan ASGM. ASGM terdiri dari 3 variabel, yaitu: nyeri kepala pada saat serangan,
penurunan kesadaran pada saat serangan, dan reflek babinski. Apabila terdapat tiga atau dua
variabel tersebut maka jenis patologis stroke adalah stroke perdarahan. Sesangkan stroke
iskemik atau infark, apabila tidak ada ketiga variable tersebut pada saat serangan.
d. SSGM / Skala Stroke Gadjah Mada
Pemeriksaan SSGM digunakan untuk mengetahui keparahan stroke dan prognosis stroke.
SSGM dapat dilakukan setelah pemeriksaan CT-Scan atau ASGM.
e. ECG
ECG digunakan untuk mencari tanda – tanda kelainan irama jantung atau penyakit
jantung sebagai kemungkinan penyebab stroke. Aritmia kordis dapat terjadi pada penderita
stroke iskemik akut. Fibrilasi atrial sangat potensial untuk terjadi stroke, dapat terdeteksi lebih
awal.
f. EEG
Pemeriksaan EEG dilakukan apabila terjadi kejang. Dan kejang pada penderita stroke
adalah kontraindikasi pemberian rtPA.
g. Kadar gula darah
Pemeriksaan kadar gula darah sangat diperlukan karena pentingnya diabetes mellitus
sebagai salah satu faktor risiko utama stroke. Tingginya kadar gula darah pada stroke akut
berkaitan pula dengan tingginya angka kecacatan dan kematian. Selain itu dengan
pemeriksaan dapat diketahui adanya hipoglikemia yang memberikan gambaran klinik
menyerupai stroke.
h. Pemeriksaan darah dan urin
• Hitung darah lengkap untuk melihat penyebab stroke seperti trombositosis,
trombositopenia, polisitemia, anemia termasuk sikle cell disease
• Laju endap darah untuk mendeteksi terjadinya giant cell arteritis atau vaskulitis lainnya
• Glukos darah untuk melihat DM, hipoglikemia atau hiperglikemia
• Lipid serum untuk melihat faktor risiko stroke
• Analisis urine mencakup penghitungan sel dan kimia urine untuk mengidentifikasi infeksi
dan penyakit ginjal
• Pemeriksaan analisis gas darah dilakukan apabila dicurigai ada hipoksia
• Pemeriksaan cairan otak dilakukan apabila dicurigai stroke perdarahan subarakhnoid dan
pada pemeriksaan CT_Scan tidak terlihat ada perdarahan subarakhnoid
b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik
2. Hambatan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kelemahan otot untuk menelan
4. Hambatan komunikasi verbal b.d sulit bicara
c. Intervensi Keperawatan
1. Dx 1 : manajemen nyeri
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, kuantitas, intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Anjurkan penggunaan analgetik secara tepat
- Kolaborasi pemberian analgetik jika perlu
2. Dx 2 : terapi Latihan
- Dukung Latihan ROM
- Instruksikan keluarga untuk membantu Latihan ROM
Aji Seto Arifianto, Moechammad Sarosa, O. S. (2014). Klasifikasi stroke berdasarkan kelainan patologis
dengan learning vector quantiation. Eeccis, 8(2), 117–122.
Bahrudin, M. (2012). Model Diagnostik Stroke Berdasarkan Gejala Klinis. In Saintika Medika (Vol. 6,
Issue 2). https://doi.org/10.22219/sm.v6i2.1063
Boehme, A. K., Esenwa, C., & Elkind, M. S. V. (2017). Stroke Risk Factors, Genetics, and Prevention.
Circulation Research, 120(3), 472–495. https://doi.org/10.1161/CIRCRESAHA.116.308398
Kuriakose, D., & Xiao, Z. (2020). Pathophysiology and treatment of stroke: Present status and future
perspectives. International Journal of Molecular Sciences, 21(20), 1–24.
https://doi.org/10.3390/ijms21207609
PPNI (2018) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik. 1st edn.
Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan. 1st edn.
Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018) Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil. 1st edn. Jakarta: DPP
PPNI.
Qurbany, Z. T., & Wibowo, A. (2016). Stroke Hemoragik e.c Hipertensi Grade II. Jurnal Medula, 5(2),
114–118. http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/medula/article/view/1520
Widyaswara Suwaryo, P. A., Widodo, W. T., & Setianingsih, E. (2019). Faktor Risiko yang
Mempengaruhi Kejadian Stroke. Jurnal Keperawatan, 11(4), 251–260.
https://doi.org/10.32583/keperawatan.v11i4.530X