Anda di halaman 1dari 74

PAJAK DAERAH

DASAR HUKUM DAN LATAR BELAKANG

PAJAK DAERAH DAN


RETRIBUSI DAERAH OTONOMI DAERAH

• UU no 18 th 1997 • UU No 32 th 2004 : Tentang


Pemerintah Daerah
• UU no 34 th 2000
• UU No 12 th 2008 : Perubahan
ke-2 atas UU No 32 th 2004
• UU No 33 th 2004 : Tentang
❑ UU No 28 Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan
Tahun 2009 Pemerintah Daerah
INGAT KEMBALI FUNGSI PAJAK

FUNGSI Pajak sebagai sumber dana bagi


BUDGETAIR pemerintah untuk membiayai
pengeluaran pengeluarannya

FUNGSI Pajak sebagai alat untuk


REGULEREND mengatur atau melaksanakan
kebijaksanaan pemerintah
dalam bidang sosial dan
ekonomi
DEFINISI
PAJAK DAERAH RETRIBUSI DAERAH

❑ Pajak Daerah adalah kontribusi


wajib kepada Daerah yang ❑ Retribusi Daerah adalah
terutang oleh orang pribadi pungutan Daerah sebagai
atau badan yang bersifat pembayaran atas jasa atau
memaksa berdasarkan Undang- pemberian izin tertentu yang
Undang, dengan tidak khusus disediakan dan/atau
mendapatkan imbalan secara diberikan oleh Pemerintah
langsung dan digunakan untuk Daerah untuk kepentingan
keperluan Daerah bagi orang pribadi atau Badan
sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
❑Retribusi Daerah adalah pungutan
Daerah sebagai pembayaran atas
jasa atau pemberian izin tertentu
yang khusus disediakan dan/atau
diberikan oleh Pemerintah Daerah
untuk kepentingan orang pribadi
atau Badan
RETRIBUSI DAERAH

RETRIBUSI Retribusi atas jasa yang


JASA UMUM disediakan atau
(14) diberikan oleh
Pemerintah Daerah
untuk tujuan
kepentingan dan
kemanfaatan umum
serta dapat dinikmati
oleh orang pribadi Atau
RETRIBUSI DAERAH
RETRIBUSI retribusi atas jasa
JASA USAHA
(11) yang disediakan oleh
Pemerintah Daerah
dengan menganut
prinsip komersial
karena pada dasarnya
dapat pula disediakan
oleh sektor swasta
RETRIBUSI DAERAH
RETRIBUSI retribusi atas kegiatan tertentu
PERIZINAN Pemerintah Daerah dalam rangka
TERTENTU pemberian izin kepada orang
pribadi atau badan yang
(5) dimaksudkan untuk pembinaan,
pengaturan, pengendalian dan
pengawasan atas kegiatan
pemanfaatan ruang, penggunaan
sumber daya alam, barang,
prasarana, sarana, atau fasilitas
tertentu guna melindungi
kepentingan umum dan menjaga
RETRIBUSI MEMILIKI CIRI –CIRI SEBAGAI BERIKUT :

•Dipungut oleh pemerintah daerah


berdasarkan undang-undang dan
peraturan daerah yang berkenaan.
•Hasil penerimaan retribusi masuk ke
kas pemerintah daerah.
•Pihak yang membayar retribusi
mendapatkan kontra prestasi (balas
jasa) secara langsung dari
pemerinatah daerah atas
pembayaran yang dilakukannya.
RETRIBUSI MEMILIKI CIRI –CIRI SEBAGAI BERIKUT :

•Retribusi terutang apabila ada jasa yang


diselenggarakan oleh pemerintah daerah
yang dinikmati oleh orang atau badan.
•Sanksi yang dikenakan pada retribusi
adalah sanksi secara ekonomis, yaitu
yang tidak membayar retribusi, tidak
akan memperoleh jasa yang
diselenggarakan oleh pemerintah
daerah.
KETENTUAN
-Daerah dilarang memungut pajak selain jenis pajak sebagaimana
dimaksud pada UU 28 tahun 2009 Bab II Pasal 2 poin 1 dan 2
-Jenis pajak sebagaimana dimaksud pada poin (1) dan (2) dapat
tidak dipungut apabila potensinya kurang memadai dan/ atau
disesuaikan dengan kebijakan daerah yang ditetapkan dengan
Peraturan Daerah
-Khusus untuk daerah yang setingkat dengan daerah provinsi,
tetapi tidak terbagi dalam daerah kabupaten/ kota otonom, seperti
Daerah Khusus Ibukota Jakarta, jenis pajak yang dapat dipungut
merupakan gabungan dari pajak untuk daerah provinsi dan pajak
untuk daerah kabupaten/ kota
PEMBAGIAN PAJAK DAERAH (UU NO
28 TH 2009)

PAJAK PROPINSI (5) PAJAK KABUPATEN /KOTA


(11)

• Pajak Kendaraan Bermotor •Pajak Hotel Burung Walet


•Pajak Restoran •Pajak Bumi dan
• Bea Balik Nama Kendaraan
•Pajak Hiburan Bangunan
Bermotor •Pajak Reklame Pedesaan dan
• Pajak Bahan Bakar Kendaraan •Pajak Perkotaan
Bermotor Penerangan Jalan •Bea Perolehan
• Pajak Air Permukaan •Pajak Mineral Hak atas Tanah
• Pajak Rokok Bukan Logam dan dan Bangunan
Batuan
•Pajak Parkir
•Pajak Air Tanah
•Pajak Sarang
PERLUASAN OBJEK PAJAK

PAJAK PROPINSI UU 28/2009

1. Pajak Kendaraan Termasuk kendaraan pemerintah


Bermotor (Pusat & Daerah)

2. Bea Balik Nama Termasuk kendaraan pemerintah


Kendaraan Bermotor (Pusat & Daerah)

PAJAK KABUPATEN/KOTA UU BARU

1.Pajak Restoran Termasuk katering/jasa boga


(sebelumnya PPN)
2.Pajak Hiburan Termasuk permainan golf dan
bowling.
PERLUASAN OBJEK RETRIBUSI

RETRIBUSI DAERAH UU 28/2009

1. Retribusi Pengujian Termasuk kendaraan di air


Kendaraan Bermotor

2. Retribusi Pemeriksaan Alat Termasuk pemeriksaan alat-alat


Pemadam Kebakaran penanggulangan kebakaran dan
keselamatan jiwa

3. Retribusi Ijin Gangguan Termasuk berbagai retribusi


yang terkait dengan lingkungan
PENAMBAHAN JENIS RETRIBUSI DAERAH

Retribusi Jasa Umum


UU 28/2009
1. Retribusi Pelayanan 8. Retribusi Pemeriksaan Alat
Kesehatan Pemadam Kebakaran
2. Retribusi 9. Retribusi Penggantian Biaya Cetak
Persampahan/Kebersihan Peta
3. Retribusi KTP dan Akte 10. Retribusi Pelayanan Tera/Tera
Capil Ulang
4. Retribusi Pemakaman 11. Retribusi Penyedotan Kakus
5. Retribusi Parkir di Tepi 12. Retribusi Pengolahan Limbah Cair
Jalan Umum 13. Retribusi Pelayanan Pendidikan
6. Retribusi Pelayanan 14. Retribusi Pengendalian Menara
Pasar Telekomunikasi
7. Retribusi Pengujian
Kendaraan Bermotor
RETRIBUSI JASA USAHA
UU 28/2009
1. Retribusi Pemakaian 7. Retribusi Rumah Potong
Kekayaan Daerah Hewan
2. Retribusi Pasar 8. Retribusi Pelayanan
Grosir/Pertokoan Kepelabuhanan
3. Retribusi Tempat 9. Retribusi Tempat Rekreasi dan
Pelelangan Olahraga
4. Retribusi Terminal 10. Retribusi Penyeberangan di
5. Retribusi Tempat Khusus Air
Parkir 11. Retribusi Penjualan Produksi
6. Retribusi Tempat Usaha Daerah
Penginapan/
Pesanggrahan/Villa
RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU

UU 28/2009
1. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan
2. Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman
Beralkohol
3. Retribusi Izin Gangguan
4. Retribusi Izin Trayek
5. Retribusi Izin Usaha Perikanan
**Tarif PBB-KB yang ditetapkan dalam Perda dapat diubah dengan Perpres (dalam jangka
waktu 3 tahun)

TARIF MAKSIMUM PROVINSI


No. PAJAK PROPINSI UU 28/2009

1 PAJAK KENDARAAN BERMOTOR 10%


❑ KB Pribadi (Pertama) 1% - 2%
❑ KB Pribadi (Kedua, dst) 2% - 10%
❑ KB Umum/Pem/TNI/POLRI 0,5% - 1%
❑ Alat Berat 0,1% - 0,2%
2 BEA BALIK NAMA KEND BERMOTOR 20%
❑ Penyerahan Pertama 20%
❑ Penyerahan Kedua, dst 1%
❑ Alat Berat (Penyerahan I) 0,75%
❑ Alat Berat (Penyerahan II,dst) 0,075%
3 PAJAK BAHAN BAKAR KEND BERMOTOR 10%**

4 PAJAK AIR PERMUKAAN 10%

5 PAJAK ROKOK 10%


TARIF MAKSIMUM KAB/KOTA

PAJAK KABUPATEN/KOTA UU 28/2009


1. Pajak Hotel 10%
2. Pajak Restoran 10%
3. Pajak Hiburan 75%
4. Pajak Reklame 25%
5. Pajak Penerangan Jalan 10%
6. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan 25%

7. Pajak Parkir 30%


8. Pajak Air Tanah 20%
9. Pajak Sarang Burung Walet 10%
10. BPHTB 5%
11. PBB Pedesaan & Perkotaan 0,3%
DASAR HUKUM : UU NO 28 TH
2009

PROPINSI JAWA TENGAH KOTA SEMARANG


• Perda Nomor 2 Tahun • Perda Th 2012
2011 • Perwal No.12 Tahun
• Pergub No 13 Tahun 2018 tentang e-Tax
2015

→bppd.jatengprov.go.id

→bapenda.semarangkot
a.go.id
bppd.jatengprov.go.id
LATIHAN 1:
Cari No Perda Terbaru & Tarif untuk
Pajak Berikut
• Pajak Kendaraan Bermotor
• Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
• Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
• Pajak Air Permukaan
• Pajak Rokok
PAJAK KENDARAAN BERMOTOR
ps 8
Tarif PKB ditetapkan sebesar :
a. 1,5 % (satu koma lima persen) untuk kepemilikan pertama
kendaraan
bermotor pribadi;
b. 1,0 % (satu koma nol persen) untuk kendaraan bermotor
angkutan umum;
c. 0,5 % (nol koma lima persen) untuk kendaraan ambulans,
pemadam
kebakaran, sosial keagamaan, lembaga sosial dan keagamaan,
Instansi
Pemerintah;
d. 0,2 % (nol koma dua persen) untuk Kendaraan Bermotor alat-alat
berat dan
alat-alat besar.
PKB : Pasal 9
(1) Kepemilikan kedua dan seterusnya Kendaraan Bermotor pribadi
roda 2 (dua) 200 (dua ratus) cc ke atas dan roda 4 (empat)
dikenakan tarif secara progresif.
(2) Besarnya tarif progresif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sebagai
berikut :
a. kepemilikan kedua sebesar 2 % (dua persen);
b. kepemilikan ketiga sebesar 2,5 % (dua koma lima persen);
c. kepemilikan keempat sebesar 3 % (tiga persen);
d. kepemilikan kelima dan seterusnya sebesar 3,5 % (tiga koma
lima
persen).
(3) Kepemilikan Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud pada
ayat (1)didasarkan atas nama dan alamat yang sama.
Bapeda.semarangkota.go.id
KOTA /KABUPATEN

RETRIBUSI PAJAK
•Pajak Hotel •Pajak Bumi dan
• Jasa Umum •Pajak Restoran Bangunan
•Pajak Hiburan Pedesaan dan
• Jasa Usaha •Pajak Reklame Perkotaan
•Pajak •Bea Perolehan
• Jaya perizinan Penerangan Jalan Hak atas Tanah
tertentu •Pajak Mineral dan Bangunan
Bukan Logam dan
Batuan
•Pajak Parkir
•Pajak Air Tanah
•Pajak Sarang
Burung Walet
TARIF MAKSIMUM KAB/KOTA
Tarif Pajak Semarang
PAJAK KABUPATEN/KOTA UU 28/2009
1. Pajak Hotel Perda 10 th 2011 10%
2. Pajak Restoran Perda 4 th 2011 10%
3. Pajak Hiburan Perda 4 th 2011 75%
4. Pajak Reklame Perda 6 th 2011 25%
5. Pajak Penerangan Jalan Perda 7 th 2011 10%
6. Pajak Mineral Bukan Logam Perda 5 th 2011 25%
dan Batuan
7. Pajak Parkir Perda 10 th 2011 30%
8. Pajak Air Tanah Perda 8 th 2011 20%
9. Pajak Sarang Burung Walet 10%
10. BPHTB 5%
-
11. PBB Pedesaan & Perkotaan - 0,3%
PENETAPAN TARIF
No Tarif UU 34/2000 UU 28/2009

1 Pajak Provinsi Ditetapkan dengan PP Ditetapkan dengan


(diberlakukan seragam Perda
di seluruh Indonesia) (tidak boleh melampaui
UU)
2 Pajak Ditetapkan dengan Ditetapkan dengan
Kabupaten/Kota Perda Perda
(tidak boleh melampaui (tidak boleh melampaui
UU) UU)
3 Retribusi Daerah Ditetapkan dengan Ditetapkan dengan
Perda Perda
(sesuai prinsip dan (sesuai prinsip dan
sasaran penetapan tarif sasaran penetapan tarif
untuk masing-masing untuk masing-masing
golongan retribusi) golongan retribusi)
PENGAWASAN

No. UU 34/2000 UU 28/2009

1 Pengawasan bersifat : Pengawasan bersifat :


REPRESIF - PREVENTIF
- KOREKTIF

Pembatalan oleh Mendagri Pembatalan oleh Presiden ,


2
dengan pertimbangan Menkeu. o diusulkan oleh Mendagri
o berdasarkan rekomendasi
Menkeu .
SANKSI

No UU 34/2000 UU 28/2009
.

1. Tidak mengatur sanksi. Mengatur sanksi,


berupa:
o Penundaan, atau
o Pemotongan dana
perimbangan
BAGI HASIL PAJAK PROVINSI

JENIS PAJAK UU 28/2009


Provinsi Kab/Kota
1. PKB 70% 30%
2. BBN-KB 70% 30%
3. PBB-KB 30% 70%
4. Pajak Rokok 30% 70%

5. Pajak Air 50% 50%


Permukaan 20%* 80%*

*) untuk air permukaan yang berada hanya pada 1 kabupaten/kota


EARMARKING (PENGELOLAAN)
JENIS PAJAK Penerimaan
Porsi Peruntukan
1. PKB Minimal Pembangunan dan/atau
10% pemeliharaan jalan serta
peningkatan moda dan sarana
transportasi umum.

2. Pajak Rokok Minimal Pelayanan kesehatan masyarakat


50% dan
penegakan hukum.

3. Pajak Penerangan Sebagian Penyediaan penerangan jalan.


Jalan
INSENTIF PEMUNGUTAN

No. UU 34/2000 PP 65/2001 UU 28/2009

1 -- Biaya Pemungutan --
Pajak Daerah
maksimum 5%
2 -- -- 1. Insentif Pemungutan
diberikan kepada
instansi yang
memungut PDRD atas
dasar kinerja tertentu.
2. Ditetapkan dalam
APBD
3. Diatur lebih lanjut
dalam PP
MASA BERLAKU

No. Jenis Pajak Daerah Tanggal Berlaku

1 UU 28/2009 01-01-2010

2 BPHTB 01-01-2011

3 PBB Pedesaan & Perkotaan 01-01-2014

4 Pajak Rokok 01-01-2014


PERATURAN PELAKSANA

No. Produk Tentang Keterangan


Hukum
1 PP Sistim pemungutan pajak daerah 2010
2 PP Tatacara pemberian insentif pemungutan 2010
PDRD
3 PP Penetapan retribusi daerah tambahan Sesuai kebutuhan
4 PMK Tatacara pemungutan dan penyetoran Pajak 2010
Rokok
5 PMK Badan atau perwakilan internasional yang 2010
dikecualikan sebagai subjek PBB Perdesaan
dan Perkotaan
6 PMK Badan atau perwakilan internasional yang 2010
dikecualikan sebagai subjek BPHTB
7 PMK Tatacara pelaksanaan sanksi pelanggaran
ketentuan PDRD 2009

8 Permendagri Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) Setiap tahun


9 PB Menkeu & Tahapan pengalihan PBB Perdesaan & 2010
Mendagri Perkotaan dan BPHTB
enny, 2008menjadi pajak daerah
Dalam Perda Pajak Daerah
• Subyek Pajak
• Wajib Pajak
• Obyek Pajak
• Yang bukan obyek pajak
• Tarif
Sumber : PERDA
• http://www.jdih.setjen.kemendagri.go.id/se
mua.php?KWil=3374
• Perda Kota Semarang No.2 Tahun 2011 tentang
BPHTB
• Perda Kota Semarang No.3 Tahun 2011 tentang
Pajak Hotel
• Perda Kota Semarang No.4 Tahun 2011 tentang
Restoran
• Perda Kota Semarang No.5 Tahun 2011 tentang
Hiburan
Sumber : PERDA
• Perda Kota Semarang No.6 Tahun 2011 tentang
Reklame
• Perda Kota Semarang No.7 Tahun 2011 tentang
Pajak Penerangan Jalan
• Perda Kota Semarang No.8 Tahun 2011 tentang
Air Tanah
• Perda Kota Semarang No.9 Tahun 2011 tentang
Mineral Bukan Logam dan Bebatuan
Sumber: PERDA
• Perda Kota Semarang No.10 Tahun 2011
tentang Parkir
• Perda Kota Semarang No.11 Tahun 2011
tentang Sarang Burung Walet
• Perda Kota Semarang No.13 Tahun 2011
tentang PBB
PAJAK HOTEL
PAJAK HOTEL
• Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan
yang disediakan oleh hotel.
Hotel adalah fasilitas penyedia jasa
penginapan/peristirahatan termasuk jasa terkait
lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup
juga motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma
pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan
sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih
dari 10 (sepuluh)

Pajak hotel KOTA SEMARANG → PERDA KOTA


SEMARANG NO.3 THN 2011
OBYEK Pajak HOTEL
• (1) Objek Pajak adalah pelayanan yang
disediakan oleh Hotel dengan pembayaran,
termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan
Hotel yang sifatnya memberikan kemudahan
dan kenyamanan, termasuk fasilitas olahraga
dan hiburan.
OBYEK Pajak HOTEL
• (2) Jasa penunjang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) adalah fasilitas telepon, faksimile,
teleks, internet, fotokopi, pelayanan cuci,
seterika, transportasi, dan fasilitas sejenis
lainnya yang disediakan atau dikelola Hotel.
TIDAK TERMASUK PAJAK
HOTEL
• a . jasa tempat tinggal asrama yang
diselenggarakan oleh Pemerintah,
Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Daerah;
• b. jasa sewa apartemen, kondominium, dan
sejenisnya;
• c. jasa tempat tinggal di pusat pendidikan
atau kegiatan keagamaan;
SUBYEK dan WAJIB PAJAK
• Subjek Pajak adalah orang pribadi atau
Badan yang melakukan pembayaran kepada
orang pribadi atau Badan yang mengusahakan
Hotel.

• Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan


yang mengusahakan Hotel.
TIDAK TERMASUK PAJAK
HOTEL
• d. jasa tempat tinggal di rumah sakit, asrama
perawat, panti jompo, panti asuhan, dan panti
sosial lainnya yang sejenis;
• e. jasa biro perjalanan atau perjalanan
wisata yang diselenggarakan oleh Hotel yang
dapat dimanfaatkan oleh umum; dan
• f. jasa pelayanan hotel untuk kedutaan,
konsulat, perwakilan negara asing dan
perwakilan lembaga-lembaga internasional
dengan asas timbal balik.
DASAR PENGENAAN, TARIF PAJAK
DAN PERHITUNGAN PAJAK

• Dasar pengenaan Pajak adalah


jumlah pembayaran atau yang
seharusnya dibayar kepada Hotel.
• Tarif Pajak ditetapkan sebesar 10%
(sepuluh persen)

Besarnya pajak terutang dihitung


dengan cara mengalikan tarif pajak
47
sebagaimana dengan dasar pengenaan
SOAL PAJAK HOTEL
• Tuan Andri menerima bill dari Hotel Mawar
sebagai berikut :
• - sewa kamar 3 malam @ 350.000 = Rp. 1.050.000
• - laundry 3 potong baju = @Rp.30.000
• - penggunaan telepon = Rp. 150.000
• - servise hotel 5 %
• Pajak Hotel 10%
• Diskon Rp. 50.000
SOAL PAJAK HOTEL

• Jumlah Rp. 1.290.000,00


• Jumlah sebelum pajak plus service Rp. 1.354.500,00
- Diskon Rp. 50.000,-
- Jumlah setelah diskon Rp. 1.304.500,00
- Pajak Hotel 10% Rp. 130.450,00
- Jumlah yang harus dibayar Rp. 1.434.950,00
SOAL PAJAK HOTEL
• HITUNG :
• DPP pajak Hotel
• Besarnya Pajak Hotel
• Nilai rupiah yang harus dibayarkan oleh tuan
Andri
JAWAB
• - sewa kamar 3 malam @ 350.000 = Rp. 1.050.000
• - laundry 3 potong baju = Rp.30.000
• - penggunaan telepon = Rp. 150.000
• Jumlah Rp. 1.230.000,00
- Service 5 % Rp. 61.500.00
- Jumlah stlh service = 1.291.500
- Pjk hotel = 10%x1.291.500= 129.150
- Total yg hrs dbyr = 1.420.650
-
PAJAK RESTORAN
PAJAK RESTORAN
• Pajak restoran adalah pajak atas
pelayanan yang disediakan oleh restoran.

RESTORAN adalah fasilitas penyedia makanan dan/atau


minuman dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga
rumah makan, kafetaria, kantin, warung, kolam
pancing, pedagang kaki lima bar, dan sejenisnya
termasuk jasa boga dan katering.

Pajak restoran KOTA SEMARANG → PERDA


KOTA SEMARANG NO.4 THN 2011
OBYEK Pajak RESORAN
• (1)Objek Pajak adalah pelayanan yang
disediakan oleh Restoran.
• (2)Pelayanan yang disediakan Restoran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
pelayanan penjualan makanan dan/atau
minuman yang dikonsumsi oleh pembeli, baik
dikonsumsi di tempat pelayanan maupun di
tempat lain.
TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
• Tidak termasuk objek Pajak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) adalah pelayanan yang
disediakan oleh Restoran yang nilai
penjualannya tidak melebihi Rp 15.000.000,00
(lima belas juta rupiah) setiap tahun .
SUBYEK dan WAJIB PAJAK
• Subjek Pajak adalah orang pribadi atau Badan
yang membeli makanan dan/atau minuman dari
Restoran.

• Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan


yang mengusahakan Restoran..
DASAR PENGENAAN, TARIF PAJAK
DAN PERHITUNGAN PAJAK

Dasar pengenaan Pajak adalah jumlah


pembayaran yang diterima atau yang
seharusnya diterima Restoran.
• Tarif Pajak ditetapkan sebesar 10%
(sepuluh persen)

Besarnya pajak terutang dihitung


dengan cara mengalikan tarif pajak
57
sebagaimana dengan dasar pengenaan
PAJAK HIBURAN
PAJAK HIBURAN
• Pajak hiburan adalah Pungutan Daerah
atas penyelenggaraan hiburan.
•.
HIBURAN adalah semua jenis tontonan,
pertunjukan, permainan, dan/atau
keramaian yang dinikmati dengan
dipungut bayaran

Pajak restoran KOTA SEMARANG → PERDA


KOTA SEMARANG NO.4 THN 2011
OBYEK Pajak HIBURAN
• (1)Objek Pajak adalah jasa penyelenggaraan
Hiburan dengan dipungut bayaran.
• (2) Hiburan sebagaimana dimaksud ayat (1)
meliputi :
• a. tontonan film;
• b. pagelaran kesenian, musik, tari, dan/atau
busana;
• c. kontes kecantikan, binaraga, dan
sejenisnya;
OBYEK Pajak HIBURAN
• d. pameran;
• e. diskotik, karaoke, klab malam, dan
sejenisnya;
• f. sirkus, akrobat, dan sulap;
• g. permainan bilyar, golf, boling;
• h. pacuan kuda, kendaraan bermotor, dan
permainan ketangkasan;
• i. panti pijat, refleksi, mandi uap/spa, dan
pusat kebugaran (fitness center); dan
• j. pertandingan olahraga
TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
• Tidak termasuk objek Pajak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) adalah adalah
penyelenggaraan hiburan yang tidak dipungut
bayaran, seperti hiburan yang diselenggarakan
dalam rangka pernikahan, upacara adat dan
kegiatan keagamaan.
SUBYEK dan WAJIB PAJAK
• Subjek Pajak adalah orang pribadi atau Badan
yang menonton dan/atau menikmati hiburan
• Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan
yang menyelenggarakan hiburan.
DASAR PENGENAAN, TARIF PAJAK
DAN PERHITUNGAN PAJAK
Dasar pengenaan Pajak adalah jumlah
uang yang diterima atau yang seharusnya
diterima oleh Penyelenggara Hiburan.
Jumlah uang yang seharusnya diterima
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
termasuk Potongan harga dan tiket cuma-
cuma yang diberikan kepada penerima
jasa Hiburan.

64
DASAR PENGENAAN, TARIF PAJAK
DAN PERHITUNGAN PAJAK

Besarnya pajak terutang dihitung


dengan cara mengalikan tarif
pajak sebagaimana dengan dasar
pengenaan

65
PAJAK PARKIR
PAJAK PARKIR
• Pajak Parkir adalah pajak atas penyelenggaraan tempat
parkir di luar badan jalan, baik yang disediakan berkaitan
dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu
usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan
bermotor.

PARKIR adalah keadaan tidak bergerak


suatu kendaraan yang tidak bersifat
sementara.

Pajak parkir KOTA SEMARANG → PERDA


KOTA SEMARANG NO.10 THN 2011
OBYEK Pajak PARKIR
• Objek Pajak adalah penyelenggaraan tempat
parkir di luar badan jalan, baik yang disediakan
berkaitan dengan pokok usaha maupun yang
disediakan sebagai suatu usaha, termasuk
penyediaan tempat penitipan kendaraan
bermotor.
TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
Dikecualikan dari objek pajak parkir adalah :
• penyelenggara tempat parkir oleh Pemerintah
Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Daerah;
• penyelenggaraan tempat parkir oleh
perkantoran yang hanya digunakan untuk
karyawannya sendiri; dan
• penyelenggara tempat parkir oleh kedutaan,
konsulat, dan perwakilan negara asing dengan
asas timbal balik..
SUBYEK dan WAJIB PAJAK
• Subjek Pajak adalah orang pribadi atau badan
yang melakukan parkir kendaraan bermotor
• Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan
yang menyelenggarakan tempat parkir.
DASAR PENGENAAN, TARIF PAJAK
DAN PERHITUNGAN PAJAK
(1)Dasar pengenaan pajak parkir adalah
jumlah pembayaran atau yang seharusnya
dibayar kepada penyelenggara tempat
parkir.

71
DASAR PENGENAAN, TARIF PAJAK
DAN PERHITUNGAN PAJAK
Jumlah yang seharusnya dibayar sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) termasuk potongan
harga parkir dan parkir cuma-cuma yang
diberikan kepada penerima jasa parkir.
Pajak yang harus dibayar oleh penyelenggara
parkir cuma-cuma sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dihitung berdasarkan luasan tempat
parkir dan frekwensi pemakaian parkir.
Tata cara Penghitungan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) diatur dengan Peraturan
Walikota.
72
DASAR PENGENAAN, TARIF PAJAK
DAN PERHITUNGAN PAJAK

Tarif pajak ditetapkan sebesar 25 % (dua puluh


lima persen) dari dasar pengenaan

Besarnya pokok pajak yang terutang dihitung


dengan cara mengalikan tarif pajak dengan
dasar pengenaan

73
Sekian & Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai