Diabetes Melitus
Diabetes Melitus
Diabetes Melitus
Pendahuluan
Penyakit diabetes terdapat pada sekitar 1%, wanita usia reproduksi dan
1–2% diantaranya akan menderita diabetes gestasional.
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah)
yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya.
Pembagian DM
DM tipe 1
- Kerusakan fungsi sel beta di pankreas
- Autoimun, idiopatik
DM Tipe 2
Menurunnya produksi insulin atau berkurangnya daya kerja insulin atau
keduanya.
DM tipe lain:
Karena kelainan genetik, penyakit pankreas, obat, infeksi, antibodi,
sindroma penyakit lain.
DM pada masa kehamilan = Gestasional Diabetes
Diagnosis
Kriteria Diagnosis:
1. Gejala klasik DM + gula darah sewaktu 200 mg/dl. Gula darah sewaktu
merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa
memerhatikan waktu makan terakhir. Atau:
2. Kadar gula darah puasa 126 mg/dl. Puasa diartikan pasien tidak
mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam. Atau:
3. Kadar gula darah 2 jam pada TTGO 200 mg/dl. TTGO dilakukan
dengan Standard WHO, menggunakan beban glukosa yang setara
dengan 75 g glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air.
Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria normal atau DM, maka
dapat digolongkan ke dalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)
atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh.
Reduksi Urine
Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin
yang selalu dilakukan di klinik. Hasil yang (+) menunjukkan adanya
glukosuria. Beberapa hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi
urine adalah :
Tujuan Pengobatan:
Mencegah komplikasi akut dan kronik.
Meningkatkan kualitas hidup, dengan menormalkan KGD, dan dikatakan
penderita DM terkontrol, sehingga sama dengan orang normal.
Pada ibu hamil dengan DM, mencegah komplikasi selama hamil,
persalinan, dan komplikasi pada bayi.
Prinsip Diet
Tentukan kalori basal dengan menimbang berat badan.
Tentukan penggolongan pasien: underweight (berat badan kurang),
normal,
overweight (berat badan berlebih), atau obesitas (kegemukan)
Persentase = BB (kg)/(Tinggi Badan (cm) – 100) X 100%
Jenis kegiatan sehari hari; ringan, sedang, berat, akan menentukan jumlah
kalori yang ditambahkan. Juga umur dan jenis kelamin.
Status gizi
Penyakit penyerta
Serat larut dan kurangi garam
Kenali jenis makanan
Obat DM
Meningkatkan jumlah insulin
Sulfonilurea (glipizide GITS, glibenclamide, dsb.)
Meglitinide (repaglinide, nateglinide)
Insulin injeksi
Meningkatkan sensitivitas insulin
Biguanid/metformin
Thiazolidinedione (pioglitazone, rosiglitazone)
Memengaruhi penyerapan makanan
5
Acarbose
Hati-hati risiko hipoglikemia berikan glukosa oral (minuman manis atau
permen)
Sasaran pengontrolan gula darah
Kadar gula darah sebelum makan 80 - 120mg/dl
Kadar gula darah 2 jam sesudah makan < 140 mg/dl
Kadar HbA1c < 7%
Prinsip: dimulai dengan dosis kecil reguler insulin 3 kali sehari, dosis
dinaikkan bertahap sesuai respons penderita.
Penyuntikan Insulin
1. Kenali jenis insulin yang ada, kandungan/ml (unit/ml).
2. Kenali jenis spuit insulin yang tersedia : 40 u/ml, 100 u/ml, 50u/0,5 ml.
3. Suntikan diberikan subkutan di deltoid, paha bagian luar, perut, sekitar
pusat.
4. Tempat suntikan sebaiknya diganti-ganti.
5. Suntikan diberikan secara tegak lurus.
6. Pasien segera diberi makan setelah suntikan diberikan. Paling lama
setengah jam setelah suntikan diberikan.
7. Kalau pasien suntik sendiri, harus dapat melihat dengan jelas angka pada
alat suntik.
8. Saat ini ada alat suntik bentuk pena dengan kontrol dosis yang lebih
mudah dan lebih tepat, dan mudah dibawa-bawa.