antara
PT. ATHA MARTH NAHA KRAMO dengan CV. MEGA INTIMUNG
Nomor : 024/ADM-PLG/AMNK/SP/BBM/VII/2019
Pada Hari ini Rabu, Tanggal Dua Puluh Empat, Bulan Juli Tahun Dua Ribu Sembilan Belas
(24 Juli 2019) para pihak yang tertera di dalam Surat Perjanjian Penggantian BBM adalah:
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama CV. Mega Intimung selanjutnya. disebut Pihak
Kedua.
Para Pihak dalam kedudukan masing-masing diatas, terlebih dahulu menerangkan hal hal
sebagai berikut :
1. Bahwa Pihak Pertama memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi Batu
bara Nomor : 530/545/K.632/2009.
2. Keputusan Gubernur Kalimantan Utara, Nomor 188.44/K.722/2016, tertanggal 30
Desember 2016, Yaitu Penciutan Wilayah Izin Usaha Pertambangan PT.Atha Marth Naha
Kramo. yang memerlukan armada angkutan batu bara (Coal hauling).
3. Bahwa Pihak Kedua adalah Pemilik armada dump truck untuk angkutan batu bara.
4. Bahwa dalam pekerjaan pengangkutan batubara sesuai Perjanjian Coal Hauling
antara kedua Pihak, Pihak Kedua masih menanggung biaya over head berupa biaya
Bahan Bakar Minyak solar dan jika terjadi perubahan atau kenaikan biaya maka
Pihak Pertama akan memberitahukan kepada Pihak Kedua.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka Pihak Pertama dan Pihak Kedua telah sepakat
dan setuju untuk mengadakan Perjanjian Penggantian biaya Bahan Bakar Minyak (BBM)
solar dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
PASAL 1
BIAYA PENGGANTIAN BIAYA BBM
1. Pihak Pertama dan Pihak Kedua sepakat atas biaya Bahan Bakar Minyak solar yang
dikeluarkan oleh Pihak Kedua sebesar Rp. 680,- (Enam ratus delapan puluh rupiah) per
metrik ton per kilometer.
2. Dengan rincian :
a. Jika pengambilan Bahan Bakar Minyak solar melebihi dasar penggantian Rp. 680,-
per MT per Kilometer, maka selisih lebih akan diperhitungkan atas dipotong dari harga
jasa pengangkutan Batubara pada Perjanjian Coal Hauling batubara pasal 4.1 butir
a
b. Jika pengambilan Bahan Bakar Minyak solar kurang dari dasar penggantian Rp.680,-
per MT per Kilometer, maka selisih kurang akan ditambahkan keharga jasa
pengangkutan Batu bara pada Perjanjian Coal Hauling Batubara pasal 4.1 butir a.
PASAL 2
HAK DAN KEWAJIBAN
PASAL 3
PEMBAYARAN
1. Periode pembayaran sesuai pasal 1 diatas oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua
dibagi 2 (dua) kali dalam sebulan.
2. Periode pembayaran oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua terdiri dari Periode
Pertama dari tanggal 01 sampai dengan tanggal 15, dan periode kedua dari tanggal 16
sampai dengan akhir bulan
3. Pembayaran dilakukan selambat-Iambatnya 14 (empat belas) hari kerja, setelah berkas
tagihan dari Pihak Kedua dinyatakan lengkap oleh Pihak Pertama.
4. Pembayaran dilakukan oleh Pihak Pertama setelah menerima invoice tagihan yang
diterbitkan dan ditanda tangani diatas materai oleh Pihak Kedua.
5. Pembayaran dilakukan oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua setelah melampirkan
bukti pembayaran PPN dan bukti pembayaran pemilik kendaraan truck pada bulan
sebelumnya.
6. Pembayaran dilakukan oleh Pihak Pertama melalui transfer melalui Bank ke Rekening
Bank yang telah diserahkan kepada Pihak Pertama, bila ada perubahan pembayaran atau
penggantian nomor Rekening Bank agar segera membuat surat tertulis oleh para pihak
yang berkepentingan.
7. Pihak Pertama tidak dapat melakukan pembayaran dalam bentuk Cash atau Uang Tunai
kepada Pihak Kedua demi menjaga kenyamanan dan keamanan semua pihak
PASAL4
PERSELISIHAN
Apabila terjadi perselisihan diantara para pihak, maka kedua belah pihak sepakat
menempuh jalan musyawarah untuk mencapai mufakat. Apabila musyawarah tidak
menyelesaikan perselisihan, maka kedua belah pihak sepakat memilih jalar hukum bertempat
diKantor Pengadilan Negeri Malinau.
PASAL 5
FORCE MAJEURE
1. Masing-masing pihak dibebaskan dari tanggung jawab atas keterlambatan atau kegagalan
dalam memenuhi kewajiban yang tercantum dalam perjanjian ini yang disebabkan atau
diakibatkan oleh kejadian diluar kekuasaan masing-masing pihak yang dapat digolongkan
force majeure.
2. Peristiwayang dapat digolongkan sebagai force majeure adalah antara lain tetapi tidak
terbatas pada bencana alam, perang, sabotase, revolusi, pemberontakan, huru-hara,
pemberlakuan peraturan oleh pemerintah yang mengakibatkan tidak dapatnya dipenuhi
ketentuan dalam perjnjian ini.
3. Apabila terjadi force majeure para pihak wajib memberitahukan secara lisan melalui
telpon segera setelah terjadi keadaan force majeure tersebut dan secara tertulis kepada
pihak lainnya selambat-Iambatnya dalam waktu 2 x 24 jam setelah terjadinya torce mejeure
tersebut disertai bukti-bukti yang sah.
4. Dalam hal terjadi force majeure, maka para pihak akan berunding selambat lambatnya
dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak terjadinya force majeure dimaksud untuk menentukan
penyelesaian lebih lanjut.
PASAL 6
MASA BERLAKUNYA PERJANJIAN KERJA
1. Perjanjian Kerja berlaku selama 24 (dua puluh empat) bulan sejak ditandatangan.
2. Perjanjian Kerja sama berakhir apabila :
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja sama ini berakhir.
b. Para Pihak sepakat untuk mengakhiri Perjanjian Kerja sama ini.
c. Salah satu Pihak mengundurkan diri dan pihak lain menghakiri Perjanjian Kerja sama
ini.
3. Dalam terjadinya pengakhiran Perjanjian Kerjasama karena kejadian sebagai mana ayat 2
butir b dan c, maka Pihak yang mengkahiri perjanjian tetap bertanggung jawab penuh atas
kewajibannya.
4. Dengan ditanda tangani Surat Perjanjian Kerja ini, Maka Surat Perjanjian Kerja Sama
yang lama walaupun belum berakhir dinyatakan tidak berlaku lagi.
PASAL 7
ADDENDUM
Para pihak setuju dan sepakat bahwa bila terdapat hal-hal yang belum diatur dan/atau belum
cukup dalam Perjanjian ini akan dibicarakan secara musyawarah untuk rnencapai mufakat
dan jika ada tarnbahan atau perubahan perjanjian akan dituangkan dalarn Addedum surat
perjanjian yang merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan pada perjanjian ini.
PASAL 8
PENUTUP
Surat Perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua), bermaterai cukup dan ditandatangani oleh
kedua belah pihak, serta mempunyai kekuatan hukum yang sama dan masing-masing
pihak memegang 1 (satu) berkas untuk Pihak Pertama dan Pihak Kedua.