Anda di halaman 1dari 20

Laporan Praktikum1 Rabu, 25 November 2020

Mata Kuliah : Rekreasi dan Ekowisata

IDENTIFIKASI KEGIATAN EKOWISATA PADA


DESTINASI WISATA
(Studi kasus: Gunung Merapi Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta)

Disusun oleh:
Kelompok 7 / Praktikum AP1
Arif Ismail Soleh      J0302201049
Hana Kristianti J0302201003
Nadya Fitri Agli J0302201011
Rika Wahyu Pratiwi J0302201035

Dosen:
Kania Sofiantina Rahayu, S.I.Kom, M.Par, MTHM.
Bedi Mulyana, S.Hut, M.Par, MTHM
Dyah Prabandari, S.P, M.Si

Asisten Dosen:
Alvionita Ritawati, S.Hut
Ratu Sinar Sari Tanjung, S.Par
Nia Wahyuni, A.Md.

PROGRAM STUDI EKOWISATA


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2020
Laporan Praktikum1 Rabu, 25 November 2020
Mata Kuliah : Rekreasi dan Ekowisata

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……………………………………………………………………...i

I. PENDAHULUAN...........................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Tujuan Praktikum..........................................................................................1

II. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................2

A. Identifikasi....................................................................................................2

B. Ekowisata......................................................................................................2

C. Destinasi Wisata............................................................................................2

III. METODE PRAKTIKUM..............................................................................3

A. Waktu dan Tempat........................................................................................3

B. Metode Pengambilan Data............................................................................3

C. Alat dan Bahan..............................................................................................3

D. Tahapan Kerja...............................................................................................3

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................4

A. Pilar Ekowisata.............................................................................................4

1. Ekologi......................................................................................................4

i
2. Ekonomi....................................................................................................4

3. Sosial Budaya............................................................................................5

B. Prinsip Ekowisata..........................................................................................5

1. Nature Based (produk dan program berdasaran lingkungan)...................5

2. Ecologically Sustainable (Manajemen dan Pelaksanaan Berkelanjutan)..5

3. Environmentally Educative (Pendidikan Lingkungan bagi Pengelola,


Masyarakat Lokal, Pengunjung)..............................................................................6

4. Local Community Based (Bermanfaat bagi masyarakat lokal).................6

5. Ecotourist Based (Kepuasan Bagi pengunjung atau wisatawan)..............7

C. Manfaat Ekowisata........................................................................................7

1. Kegiatan Wisata alam................................................................................7

2. Kegiatan Wisata olah raga.........................................................................8

3. Kegiatan Wisata budaya..........................................................................10

4. Kegiatan Agrowisata..............................................................................11

KESIMPULAN.....................................................................................................12

LAMPIRAN..........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17

ii
Laporan Praktikum1 Rabu, 25 November 2020
Mata Kuliah : Rekreasi dan Ekowisata

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gunung Merapi (untuk selanjutnya disebut Merapi) merupakan salah


satu dari 127 gunung api paling aktif di Indonesia yang sering meletus. Letak
Geografis Merapi berada pada koordinat 7º32’5" LS dan 110º26’5" BT dengan
ketinggian 2986 mdpl. Letusan terakhir Merapi terjadi pada tahun 2010 dengan
luncuran awan panas hingga mencapai 12 km dalam waktu 14 hari terhitung sejak
26 Oktober 2010 (BNPB, 2010).
Merapi berdasarkan bentuknya memiliki tipe strato-volcano yaitu
gunung berapi komposit, yang tinggi dan mengerucut terdiri atas lava atau abu
vulkanik yang mengeras. Secara petrologi magma Merapi bersifat andesit-
basaltik. Merapi terbentuk secara geodinamik pada busur kepulauan akibat
subduksi pertemuan lempeng Indo-Australia dengan lempeng Asia. Dinamika
erupsi Merapi umumnya didahului pertumbuhan kubah lava diikuti guguran awan
panas, guguran lava pijar dan jatuhan piroklastik (BPPTK, 2010 dalam Mousafi,
2011:1).
Oleh karena itu dengan berjalannya industri pariwisata sangat
bergantung pada sumber daya yang tersedia. Sumber daya merupakan atribut alam
yang bersifat netral sampai ada campur tangan manusia dari luar untuk
mengubahnya agar dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan manusia itu. Dalam
konteks pariwisata, sumber daya diartikan sebagai segala sesuatu yang
mempunyai potensi untuk dikembangkan guna mendukung pariwisata, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Salah satunya adalah Kabupaten Sleman,
D.I.Yogyakarta serta Kaliwurang, Jawa Tengah yang memiliki potensi alam
berupa Gunung Merapi yang dikembangkan sebagai salah satu destinasi wisata.
Wisata Gunung Merapi dikenal dengan istilah Lava Tour Merapi yang
termasuk pariwisata jenis ekowisata karena merupakan destinasi wisata yang
berbasis lingkungan berupa perjalanan wisatake area alami yang dilakukan dengan
tujuan mengkonservasi lingkungan. Lava Tour Merapi dikelola oleh penduduk
setempat. Tur tersebut menyuguhkan pemandangan yang tidak biasa kepada
wisatawan yaitu daerah lereng yang rusak akibat erupsi Gunung Merapi.

B. Tujuan Praktikum

Praktikum identifikasi Kegiatan Ekowisata ini dilakukan dengan tujuan


diantaranya adalah :
1. Mengidentifikasi aspek tiga pilar ekowisata berdasarkan kegiatan
ekowisata pada destinasi wisata.
2. Mengidentifikasi prinsip ekowisata pada destinasi wisata.
3. Mengidentifikasi manfaat kegiatan ekowisata pada destinasi wisata.

1
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Identifikasi

1. Menurut Chaplin dalam Kartono (2008:8) menyatakan bahwa identifikasi


adalah proses pengenalan, menempatkan objek atau individu dalam suatu
kelas sesuai dengan karakteristik tertentu
2. Menurut Anonim dalam Hakim, (2010:http://imadiklus.com) menyatakan
bahwa identifikasi adalah penempatan atau penentu identitas seseorang
atau benda pada suatu sat tertentu.
3. Menurut ahli psikoanalisis, identifikasi adalah suatu proses yang dilakukan
seseorang, secara tidak sadar, seluruhnya atau sebagian, atas dasar ikatan
emosional dengan tokoh tertentu, sehingga dirinya berperilaku atau
membayangkan seakan-akan dirinya adalah tokoh tersebut

B. Ekowisata

1. Menurut The Ecotourism Society (1990) ekowisata merupakan suatu


bentuk perjalanan wisata ke area alami yang dilakukan dengan tujuan
mengkonservasi lingkungan dan melestarikan kehidupan dan
kesejahteraan penduduk setempat.
2. Menurut Australian Departement of Tourism (Black, 1999) ekowisata
adalah wisata berbasis pada alam dengan mengikutkan aspek pendidikan
dan interpretasi terhadap lingkungan alami dan budaya masyarakat dengan
pengelolaan kelastarian ekologis.
3. Menurut Suwantoro (2002), wisata alam adalah bentuk kegiatan yang
memanfaatkan potensi sumber daya alam dan lingkungan. Sedangkan
obyek wisata alam adalah sumberdaya alam yang berpotensi dan berdaya
tarik bagi wisatawan serta ditujukan untuk pembinaan cinta alam baik
dalam kegiatan alam maupun setelah pembudidayaan.

C. Destinasi Wisata

1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), destinasi mempunyai


arti tempat tujuan kunjungan atau pengiriman. Jika kata ini merujuk pada
kegiatan berwisata, maka destinasi makna tempat tujuan wisata. Destinasi
wisata mempunyai arti suatu tempat yang akan dijadikan seseorang
sebagai tempat tujuan menghabiskan waktu sambal menikmati keindahan
yang ada.
2. Menurut Tuohino dan konu (2014), destinasi adalah area geografis sebagai
lokasi yang dapat menarik wisatawan untuk tinggal secara semantara yang
terdiri dari berbagai prasarat untuk merealisasikannya.

2
III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan praktikum identifikasi kegiatan


ekowisata adalah pada hari Senin, 23 November 2020 pukul 15.00-19.00 WIB
sampai Rabu, 25 November 2020 pukul 13.00-18.00 WIB.
Berlokasi di

B. Metode Pengambilan Data

Metode pengambilan data kegiatan praktikum yang dilaksanakan pada hari


Senin, 23 November 2020 – Rabu, 25 November 2020 adalah studi literatur.
Metode studi literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode
pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelolah bahan
penelitian.

C. Alat dan Bahan

Praktikum identifikasi kegiatan ekowisata membutuhkan alat dan bahan untuk


mempermudah jalannya praktikum. Alat dan bahan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah sebagai berikut:

Tabel 1 . Alat dan Bahan


Alat dan Bahan Fungsi
Laptop Digunakan untuk membantu membuat
laporan
Google Chrome Digunakan untuk melihat jurnal sebagai
bahan referensi
Miscrosoft Word Digunakan untuk membantu membuat
laporan

D. Tahapan Kerja

Studi Literatur Identifikasi Kegiatan Ekowisata yang dilaksanakan


memerlukan tahapan kerja untuk memaksimalkan jalannya praktikum. Tahapan
kerja yang dilakukan yaitu sebagai berikut:
1. Mencari bahan literatur mengenai studi kasus yang sudah
ditentukan
2. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
pelaksanaan praktikum ini.
3. Melaksanakan proses identifikasi yang didapatkan dari
literatur yang sudah didapatkan
4. Mencatat hasil rekapitulasi data mengenai hal-hal yang diperlukan
dalam melengkapi studi kasus
5. Mengolah data hasil identifikasi pada Microsoft Word menjadi
sebuah laporan lengkap.

3
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berbagai kegiatan wisata alam di Gunung Merapi mengandung nilai-nilai


Ekowisata yang berdasarkan kepada pilar, prinsip, serta manfaatnya. Berikut
merupakan uraian dari kegiatan ekowisata tersebut.

A. Pilar Ekowisata

1. Ekologi
Kegiatan ekowisata yang ada di gunung merapi ini dikenal dengan
lava tour berupa perjalanan wisata ke area alami yang dilakukan dengan
tujuan mengkonservasi lingkungan. Tur tersebut menyuguhkan
pemandangan yang tidak biasa kepada wisatawan yaitu daerah lereng yang
rusak akibat erupsi Gunung Merapi.
Selanjutnya ekowisata Lava Tour Merapi juga meningkatkan
kesadaran lingkungan hidup bagi penduduk lokal maupun wisatawan yaitu
menyelenggarakan serangkaian kegiatan mendirikan hutan konservasi di
dalam kawasan Taman Nasional Gunung Merapi yang diberi nama Hutan
Pendidikan Konservasi yang ditujukan untuk sarana pembelajaran
konservasi bagi mahasiswa, masyarakat dan wisatawan. Aktivitas
ekowisata lainnya yaitu kegiatan agrowisata dimana pengunjung dapat ikut
merasakan dan mempraktekkan langsung kegiatan bercocok tanamn di sekitar
kawasan Gunung Merapi.

2. Ekonomi
Kegiatan ekowisata di Gunung Merapi ikut memberdayakan
ekonomi masyarakat lokal sekitar kawasan tersebut. Kegiatan tersebut
diantaranya penyediaan fasilitas pariwisata seperti toko cinderamata, warung
makanan, dan fasilitas jeep off-road yang digunakan untuk mengantar
wisatawan berkunjung dan berkeliling kawasan Gunung Merapi, ataupun
kegiatan-kegiatan wisata lainnya yang tersedia di sekitar wisata Merapi
dengan adanya tiket masuk pada kegiatan wisata yang ada dapat menambah
perekonomian baik untuk kemajuan wisata-wisata disana maupun
perekonomian pemerintah setempat. Tidak hanya itu, Masyarakat yang
datang dapat berkunjung membeli cinderamata sebagai kenang-kenangan atau
mencicipi makanan khas yang tersedia di sana.
Kegiatan agrowisata juga dikembangkan di kawasan ini. Masyarakat
desa sekitar Gunung Merapi sebagian besar memiliki mata pencaharian di
bidang pertanian. Didukung pemanfaatan lahan serta kondisi irigasi yang baik
juga memungkinkan untuk mengembangkannya sebagai alternatif wisata,
pengunjung juga bisa membeli tanaman seperti anggrek dimana hal ini dapat
meningkatkan ekonomi masyarakat.
Hal yang terpenting adalah pengelolaan ekowisata di kawasan
Gunung Merapi juga berpartipasi dalam meningkatkan devisa atau kas
daerah, hal ini tentunya juga tergabung dalam pilar ekonomi dalam kegiatan
Ekowisata di kawan tersebut.

4
3. Sosial Budaya
Kegiatan ekowisata di sekitaran Gunung Merapi sangat erat dengan
interaksi bersama masyarakat serta mengandung nilai-nilai budaya yang
tinggi. Kegiatan tersebut diantaraya pertujukan kesenian rakyat di desa sekitar
gunung merapi seperti jathilan/kuda lumping, karawitan, campursari,
ketroprak, keroncong, dan wayang. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada
event-event tertentu.
Selanjutnya yaitu Upacara Labuhan. Menurut tradisi Kraton
Yogyakarta, setiap tahun pada bulan Rajab, selalu diadakan Upacara
Labuhan. Sejak zaman Kerajaan Mataram upacara ini dilaksanakan dengan
maksud agar raja dan penduduk mendapatkan kesejahteraan. Upacara
dilakukan dengan membuang berbagai sesaji, yang diawali dari Dusun
Kinahrejo dan berakhir di puncak Gunung Merapi melalui jalur pendakian
yang ada. Dusun Kinahrejo sendiri merupakan daya tarik wisata karena
merupakan gambaran sebuah desa tradisional lereng Gunung Merapi dengan
kondisi yang masih asli dan kehidupan masyarakatnya yang sederhana.
Berbagai corak kesenian tradisional yang masih terpelihara serta
setting rumah tinggal yang masih nampak tradisional dengan pekarangan
yang luas merupakan daya tarik yang cukup unik. Demikian juga halnya
dengan Dusun Turgo yang terletak di sebelah barat laut Kaliurang di kaki
Bukit Turgo. Desa ini juga merupakan desa tradisional dengan ciri
masyarakat desa pegunungan yang masih alami. Berburu kerajinan rakyat
serta makanan tradisional juga menjadi kegiatan ekowisata yang menarik dan
termasuk ke dalam pilar ekowisata yaitu sosial budaya.

B. Prinsip Ekowisata

1. Nature Based (produk dan program berdasaran lingkungan).


Kegiatan wisata yang termasuk ke dalam prinsip Nature Based ini
adalah menikmati pemandangan Gunung Merapi yang menawarkan panorama
keindahan alam pegunungan, udara yang sejuk dan suasana yang tenang
sebagai daya tarik utama kawasan.
Pengunjung dapat touring menggunakan jeep, berkemah (camping),
menyaksikan sunrise, pengamatan visual aktivitas vulkanik gunung merapi,
apresiasi ekologi hutan, bersantai, pengamatan flora-fauna, dan kegiatan lain
yang merujuk kepada prinsip program berdasarkan lingkungan. Kegiatan
tersebut termasuk ke dalam produk dan program berdasarkan lingkungan
karena dilakukan langsung melibatkan alam dan lingkungan sekitar sebagai
objeknya.

2. Ecologically Sustainable (Manajemen dan Pelaksanaan Berkelanjutan).


Kegiatan wisata berbasis lingkungan di Gunung Merapi pada dasarnya
merupakn kegiatan yang memerlukan manajemen sehingga dapat terlaksana
secara berkelanjutan. Kegiatan wisata yang termasuk ke dalam prinsip
ecologically sustainable diantaranya kegiatan berkeliling dengan jeep-off-
road, dan kegiatan konservasi karena gunung merapi sendiri dapat dijadikan
sebagai tempat konservasi yang berbentuk taman nasional, diman banyak

5
melakukan penghijauan serta kegiatan yang mendukung peran aktif ekosistem
yang ada disana dan secara keseluruhan diharapkan dapat mensukseskan
konservasi tersebut. Selain itu, kegiatan ini termasuk kedalam manajemen dan
pelaksanaan berkelanjutan dikarenakan kegiatan ini harus diatur atau
dimanajemen dengan baik agar dapat terlaksana dengan baik dan
berkelanjutan, dimulai dengan persiapan alat serta fasilitas, medan tempuh,
dan rute perjalanan agar pengunjung dapat menikmati kegiatan ini dengan
maksimal.

3. Environmentally Educative (Pendidikan Lingkungan bagi Pengelola,


Masyarakat Lokal, Pengunjung).
Kegiatan restorasi yang dilakukan oleh Balai TNGM melakukan
kegiatan penanaman di sekitar gunung akibat erupsi pada tahun 2010.
Kegiatan tidak hanya dilakukan oleh pemerintah setempat atau pengelola
TNGM, namun juga melibatkan para pengunjung. Tujuan kegiatan ini adalah
untuk memulihkan secara cepat kawasan TNGM yang mengalami kerusakan
akibat erupsi, memberi rasa tenang kepada masyarakat dimana kawasan yang
tadinya gundul karena terjangan material vulkanik sudah mulai di tanami
kembali, menjawab dorongan masyarakat yang begitu kuat supaya kawasan
TNGM cepat ditanami kembali.
Penanaman dilaksanakan pada kawasan TNGM yang sudah bisa
ditanami kembali, dengan ciri-ciri kawasan yang terdampak erupsi dan sudah
mengalami pembersihan akibat hujan dari sisa material erupsi berupa abu dan
pasir sehingga lapisan tanah sudah terlihat, sesuai dengan pola penanaman
serta lokasi di sekitar Gunung Merapi yang ditentukan yaitu di Objek Wisata
Kalikuning Cangkringan, Objek Wisata Alam Plawangan Turgo Kaliurang,
serta Blok Hutan Gandok Sleman, Yogyakarta. Kegiatan ini tentunya sesuai
dengan prinsip ekowisata yaitu pendidikan lingkungan bagi pengelola,
masyarakat lokal, dan pengunjung wisata

4. Local Community Based (Bermanfaat bagi masyarakat lokal)


Kegiatan ekowisata di sekitar Gunung Merapi pada dasarnya sangat
bermanfaat bagi masyarakat lokal, secara langsung ataupun tidak langsung.
Kegiatan pengelolaan Gunung Merapi sebagai destinasi wisata berbasis
lingkungan sudah memberikan manfaat kepada masyarakat, dimana hal itu
dapat membuka peluang usaha dari masyarakat sekitar sendiri, seperti usaha
sewa jeep atau alat outbond lainnya, usaha makanan, serta usaha
souvenir/cinderemata.
Masyarakat yang memiliki mata pencaharian utama di bidang
pertanian juga mendapatkan manfaat secara tidaklangsung dapat
mempromosikan hasil produksi pertaniannya, dan menjualnya kepada
pengunjung. Selain itu, kegiatan agrowisata sebagai alternatif wisata juga
menguntungkan masyarakat lokal, para pengunjung dapat belajar dan
mempraktekkn langsung kegiatan bertani bersama masyarakat disana.
Tentunya berbagai kegiatan wisata yang ada dapat bermanfaat dalam

6
menambah lapangan usaha/pekerjaan meningkatkan ekonomi, serta
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar Gunung Merapi.

5. Ecotourist Based (Kepuasan Bagi pengunjung atau wisatawan)


Berbagai kegiatan wisata yang ada di Gunung Merapi ini pada
dasarnya mengandung prinsip ecotourist based atau kepuasan bagi para
pengunjung atau wisatawan. Kegiatan berkeliling dengan jeep adalah salah
satu kegiatan yang sangat digemari, wisatawan tidak hanya disuguhkan
pemandangan yang indah, namun juga mendapat inspirasi dan semangat baru
setelah menikmati lingkungan yang asri nan menenangkan di kawasan
Gunung Merapi. Pengunjung juga dapat mengabadikan momen dan
keindahan alam dengan memotret menggunakan kamera atau smartphone.
Kegiatan treking yang membutuhkan tenaga dan keahlian khusus juga
membuat wisatawan merasakan kepuasan hingga tidak merasakan lelah
karena sudah disuguhkan dengan pemandangan yang indah.
Kegiatan lain seperti menikmati sunrise atau meneliti aktivitas
vulkanik gunung merapi, berkemah, atau mengikuti kegiatan restorasi dan
penghijauan sangat sesuai denga prinsip ini karena pengunjung atau
wisatawan merasakan kepuasan tersendiri setelah mengikuti kegiatan
tersebut.

C. Manfaat Ekowisata

Manfaat dari setiap kegiatan-kegiatan wisata yang ada di Destinasi Wisata


Gunung Merapi dapat mencakup kepada :
 Religius/ Phylosophical Benefit
 Life Support Benefit
 Aesthetic Benefit
 Scientific Benefit; research and education
 Ecosystem Benefit

Berikut ini uraian setiap kegiatan wisata yang ada pada Destinasi Wisata
Gunung Merapi :
1. Kegiatan Wisata alam
Potensi fisik kawasan yang dimiliki bagi pengembangan kegiatan
wisata di Kaliurang terutama adalah kondisi alam Merapi itu sendiri,
khususnya di lereng sebelah selatan. Kondisi alam Merapi menawarkan
panorama keindahan alam pegunungan, udara yang sejuk dan suasana
yang tenang sebagai daya tarik utama kawasan. Adapun contoh aktivitas
wisata alam ini ialah Touring Menggunakan Jeep, Camping, Menyaksikan
Sunrise, Pengamatan Visual Aktivitas Vulkanik Gunung Merapi, Apresiasi
Ekologi Hutan, Bersantai, Pengamatan flora-fauna, dan lainnya. Kegiatan
Wisata alam ini sangat bermanfaat di bidang :
1.1 Life Support Benefit
Kegiatan Wisata Alam disini dapat bermanfaat bagi life support
benefit karena iklim (udara yang sejuk), pemandangan alam dan suasana

7
yang tenang itu menjadi alasan utama para pengunjung datang, Kekayaan
flora dan fauna juga cukup menarik bagi sebagian masyarakat sekitar
kawasan,dengan demikian ada kesan tersendiri bagi setiap pengunjung
yang menyangkut dalam penunjang keseharian atau kehidupannya
contohnya ialah ketika seorang pengunjung merasakan fresh dalam
jiwanya atau mendapat ketenangan dari segala kepenatan yang mungkin
sedang dialaminya dan hal itu memiliki daya tarik tersendiri bagi life
support benefit pengunjung tersebut.

1.2 Aesthetic Benefit


Aktivitas utama wisata Merapi adalah touring di Lereng Merapi
menggunakan jeep terbuka, dan pengamatan visual aktivitas vulkanik
gunung merapi. Dimana di sepanjang jalan bisa menyaksikan
pemandangan yang beragam seperti perkampungan yang sudah rata
dengan tanah, lautan pasir, hingga Merapi yang berdiri dengan megahnya.
Semua hal ini mampu membuat pengunjung berdecak ngeri ataupun
kagum terhadap kebesaran Sang Pencipta. Petualangan kemudian akan
dilanjutkan menyusuri hamparan pasir luas lengkap dengan batu-batu
besar yang berserakan. Sebagai penutup perjalanan, kamu akan diajak
melewati jalanan sempit dengan turunan curam dan berkelok. Selain itu
dari kegiatan wisata alam ini pengunjung bisa Melihat sunrise dari kaki
gunung pasti yang akan menimbulkan sensasi yang berbeda jika
dibandingkan dengan sunrise di laut atau pun di puncak. Saat pagi haripun
juga bisa melihat Merapi secara jelas hingga lekuk-lekuknya. Langit yang
biru berisi tanpa awan semakin mempercantik pemandangan yang banyak
dimanfaatkan untuk sesi fotografi. Tentu dari keseluruhan aktivitas wisata
ini memberi manfaat di bagian aesthetic benefit terutama dapat dirasakan
oleh para pengunjung.

1.3 Ecosystem Benefit


Secara tidak langsung ketika kita melakukan kegiatan-kegiatan
wisata alam yang ada di Merapi ini kesadaran kita cinta akan lingkungan
semakin peka dan tinggi sehingga kita bisa lebih menghargai keadaan
lingkungan sekitar kita dan seisinya baik itu flora dan fauna yang ada.

2. Kegiatan Wisata olah raga


Penelusuran Gua Jepang Serta Golf Di Padang Golf Merapi, Lari
Lintas Alam, Penjelajahan Hutan, Mountaineering, Panjat Tebing,
Survival, Tracking, Down Hill, Hiking/ Mendaki Di Gunung Merapi Dan
Bersepeda Gunung merupakan kegiatan wisata yang sering
dilakukan/diminati setiap pengunjung yang datang, hal ini termasuk
kedalam kegiatan wisata olahraga karena melatih otot jantung. Karena
kegiatan tersebut membuat kerja jantung dan paru-paru lebih berat dari
aktivitas biasanya sehingga membentuk kekuatannya. Dan tentunya
bermanfaat di bidang :

8
2.1 Aesthetic Benefit
Pemandangan di puncak merapi tentu sangat luar biasa(estetikanya)
seperti berhadap-hadapan dengan lautan awan yang menakjubkan. Asap
dari kawah serta tebing batu di sekitar kawah menambah kesan
manis.Biasanya pendaki dari Pasar Bubrah menuju puncak Gunung
Merapi memerlukan waktu sekitar 1 jam dengan jalur yang sangat curam
dan berpasir, serta batu-batuan yang mudah longsor. Dan estetika juga
dapat dilihat ketika menyaksikan indahnya pemandangan gunung-gunung
di Jawa Tengah seperti Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung
Slamet, Gunung Merbabu dan Gunung Lawu di atas puncak merapi tetapi
semua estetika ini tentu harus dilewati sambil melakukan kegiatan-
kegiatan wisata olahraga ini (Mountaineering, Panjat Tebing,Survival,
Tracking, Down Hill, Hiking)

2.2 Scientific Benefit; research and education


Mendaki memang pilihan, tidak semua orang mau dan bisa
melakukannya tetapi dari mendaki sendiri banyak manfaat yang tentu
mendidik lebih kepada pribadi sendiri seperti melatih sikap penuh
perhitungan dan tanggung jawab, belajar tak mudah putus asa dan tangguh,
dilatih untuk mengenal batas diri dimana untuk mengenal dirinya sendiri
dengan menilai kondisi tubuh ketika mendaki dan manfaat penting
utamanya ialah kedisiplinan.

2.3 Historical Benefit


Setiap pendakian yang dilakukan tentu memberi sejarah yang tidak
bisa dilupakan karena setiap laju pendakian pasti ada cerita tersendiri,
bahkan dari cerita-cerita nenek moyang dahulu sudah banyak
cerita/moment yang terjadi dalam mendaki terutama di laju pendakian
gunung merapi ini.Tidak hanya mendaki, ketika melakukan kegiatan Lari
Lintas Alam, Penjelajahan Hutan, dan Mountaineering pun banyak
memberi manfaat dalam hal historical benefit bagi para pengunjung yang
melakukannya.

2.4 Ecosystem Benefit


Kegiatan mendaki gunung juga bisa menanamkan kecintaan
terhadap alam dan lingkungannya karena bisa langsung melihat secara
langsung kondisi alam yang juga dihuni oleh hewan dan tumbuhan
ataupun kondisi medan pendakian seperti kebersihan dan tutupan hutan
dan dari situ tentu belajar bertanggung jawab untuk selalu memelihara
lingkungan dan sekitarnya.

2.5 Life Support Benefit


Mendaki gunung, bersepeda gunung, lari lintas alam, penjelajahan
hutan, penelusuran gua jepang serta golf di padang golf merapi, bisa

9
mengurangi stress dan membuat keseharian hidup menjadi lebih bahagia.
hal ini dikarenakan, selama melakukan perjalanannya tentu akan
disuguhkan sepaket pemandangan indah yang menakjubkan.perjalanan
inilah yang membantu untuk menghilangkan segala kepenatan dan
membuat tubuh dan pikiran kamu menjadi lebih rileks dan santai yang
tentu berpengaruh dan bermanfaat bagi life support benefit.

3. Kegiatan Wisata budaya


Meskipun bukan merupakan daya tarik andalan, namun pementasan
kesenian tradisional wisata budaya secara rutin sering diadakan, antara lain
seperti kuda lumping, terutama pada hari-hari libur. Penyelenggaraan
pentas kesenian tradisional seringkali juga memanfaatkan momen upacara
Labuhan. Upacara labuhan Merapi yang dilaksanakan satu tahun sekali
juga merupakan daya tarik tersendiri, di samping pesanggrahan
Ngeksigondo yang memiliki arsitektur khas Kraton Yogyakarta serta
makanan tradisional jadah tempe. Sementara itu, jenis-jenis kesenian
seperti ketoprak, wayang kulit dan wayang orang serta atraksi wisata
pedesaan dan kerajinan rakyat adalah potensi budaya yang cukup
berkembang sebagai salah satu atraksi wisata di Kaliurang. Selain itu
kegiatan wisata budaya ini mencakup Apresiasi budaya pedesaan di Dusun
Turgo dan Kinahrejo, museum Ullen Sentalu, Pesanggrahan Ngeksigondo,
festival atau event tradisional. Hal ini tentu bermanfaat di bidang :
3.1 Religius/ Phylosophical Benefit
Manfaat yang didapat ketika melakukan wisata budaya Merapi ini
sangat berkaitan dengan religius Phylosophical benefit ketika momen
upacara Labuhan yang merupakan upacara tahunan yang dilaksanakan
keraton Ngayogyakarta dengan waktu pelaksanaan selama dua hari dengan
maksud upaya menghormati dan menjaga keserasian, keselarasan, dan
keseimbangan alam. Dan Kraton Jogja menyebut upacara ini dibuat
sebagai bentuk perwujudan filosofi Hamemayu Hayuning Bawana.

3.2 Scientific Benefit; research and education


Wisata Budaya lainnya yang berpengaruh untuk mendidik ialah
Kegiatan Mengunjungi museum Ullen Sentalu, nama Ullen Sentalu ini dari
bahasa Jawa yaitu 'Ulating Blencong Sejatine Tataraning Lumaku' yang
berarti 'nyala lampu blencong merupakan petunjuk manusia dalam
melangkah dan meniti kehidupan. Tentunya didalamnya banyak pelajaran
yang didapat dan koleksi-koleksi sejarah tentang Jogjakarta dan merapi
lainnya yang ada disana.

3.3 Historical Benefit


Wisata Budaya yang ada tidak jauh dari kata sejarah yang ada,
setiap kegiatan-kegiatan wisata budaya Merapi disini tentu memiliki
sejarah masing-masingnya hngga menjadi suatu tradisi budaya yang terus
meneruskan dibuat cerita dan dilestarikan kepada generasi selanjutnya

10
seperti Pesanggrahan Ngeksigondo, ataupun Upacara Labuhan menurut
sejarahnya merupakan salah satu tradisi Jawa Kraton Jogja yang rutin
digelar setahun sekali. Secara etimologi, Labuhan sendiri berasal dari
kata Labuh yang berarti membuang, meletakkan, atau menghanyutkan.
Dilansir dari laman resmi Kraton Jogja, maksud dari acara ini adalah
sebagai doa dan pengharapan untuk membuang sifat buruk.

3.4 Aesthetic Benefit


Kegiatan Wisata budaya yang diadakan sekitar Merapi ialah ketoprak,
wayang kulit dan wayang orang, kuda lumping yang masing-masingnya
memiliki estetika sendiri bagi para pengunjung yang menyaksikannya
karena merupakan khas adat dari Jogja sendiri yaitu asal wilayah daerah
dari Gunung Merapi ini.

4. Kegiatan Agrowisata
Macam-macam aktivitas/program agrowisata yang ada yakni Kegiatan
Budidaya bunga dan buah lokal, Pengembangan berbagai jenis sayuran
ekspor, Mengunjungi Mini Museum Sisa Hartaku, dan yang paling
diminati ialah Agrowisata Bhumi Merapi. Berikut manfaatnya mencakup
bidang :
4.1 Life Support Benefit
Secara keseluruhan kegiatan agrowisata berpengaruh manfaatnya
kepada life support benefit pengunjung karena memberikan kepuasan dan
kenyamanan bagi pengunjung dalam kesehariannya terutama ketika
berlibur di wisata sekitar Gunung Merapi.

4.2 Aesthetic Benefit


Keindahan (estetika) dalam kegiatan ataupun program agrowisata
tidak perlu ditanyakan lagi karena sudah pasti dirasakan sehingga selalu
berupaya membuat semakin membaik untuk menambah terus aesthetic
benefit wisata ini.

4.3 Scientific Benefit; research and education


Program Agrowisata Bhumi Merapi adalah salah satu wisata
edukasi di Yogyakarta yang memiliki fasilitas sebagai Area Kemah,
Outbound dan di dalam Agrowisatanya sendiri sebagai Edukasi bagi
pengunjung terutama anak-anak untuk lebih mengenal hewan mamalia dan
reptil, alternatif gas alam yang terbuat dari kotoran kambing, serta tanaman
hidroponik ataupun belajar menanam yang dikemas dalam bentuk
Fieldtrip. 

11
KESIMPULAN

Dari keseluruhan hasil identifikasi kegiatan ekowisata pada


destinasi wisata Gunung Merapi dapat disimpulkan bahwa :
1. Gunung Merapi merupakan destinasi wisata yang didalamnya mencakup
ekowisata karena keseluruhannya memiliki aspek tiga pilar ekowisata
yaakni ekologi, ekonomi, dan sosial budaya yang dapat dilihat dari setiap
kegiatan wisata yang ada.
2. Gunung Merapi memiliki prinsip-prinsip ekowisata. Maka setiap fasilitas,
sarana dan prasarana yang ada sangat berkaitan hubungannya dengan
makna ekowisata sendiri yang memberi dampak bagi
sosial,ekonomi,budaya masyarakat, alam sekitar dan sebagainya.
3. Gunung Merapi dapat didefinisikan sebagai tempat wisata yang diminati
masyarakat/tourism karena memiliki banyak manfaat dalam setiap
kegiatan wisata yang terdapat di sekitar Merapi baik berdampak positif
bagi masyarakat/tourism maupun negara.

12
LAMPIRAN

Gambar 1 Gunung
Merapi
Sumber : Kompas,2018

Gambar 2 Pintu Masuk Wisata Gunung Merapi


Sumber : Liputan6, 2019

Gambar 3 Museum Gunung Merapi (Tempat kegiatan wisata sekitar Merapi)


Sumber : Gotripina, 2020

13
Gambar 4 Taman Nasional Merapi (Salahsatu tempat kegiatan konservasi sekitar
Merapi)
Sumber : Yogyes, 2020

Gambar 5 Lava Tour (Salahsatu kegiatan wisata Merapi)


Sumber : Anekatrip, 2020

Gambar 6 Upacara Labuhan Merapi (Tradisi wisatabudaya sekitar Merapi)


Sumber : Netralnews, 2019

14
Gambar 7 Agrowisata Bhumi Merapi (Salahsatu tempat kegiatan wisata sekitar
Merapi)
Sumber : Dekatour, 2020

Gambar 8 Hiking/Mendaki (Salahsatu kegiatan wisata sekitar Merapi)


Sumber : Katalogwisata, 2020

Gambar 9 Bersepeda Gunung (Salahsatu kegiatan wisata sekitar Merapi)


Sumber : Tribunnews, 2018

15
Gambar 10 Menyaksikan sunrise diatas Merapi (Salahsatu kegiatan wisata di
sekitar Merapi)
Sumber : Yogyes, 2019

16
DAFTAR PUSTAKA

Blackstock, Kristy, (2005), A Critical Look at Community Based Tourism,


Community Development Journal, Vol. 40 No.1: 39-49
Damanik, Janianton & weber, Helmut F, (2006), Perencanaan Ekowisata : Dari
teori ke Aplikasi, Yogaykarta, Penerbit Andi.
Giyarsih, Sri Rum., Listinyaningsih, Umi., Budiani, Sri Rahayu, (2013), Aspek
Sosial Banjir Lahar, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.
Goatcher, Jeff & Brunsden, Viv (2011), Chernobyl and the Sublime Tourist,
Tourist Studies, Vol. 11 No. 2 : 115-137
Miller, DeMond Shondell, (2008), Disaster Tourism and Disaster Landscape
Attractions After Hurricane Katrina, International Journal of Culture,
Tourism and Hospitality Research, Vol. 2 No. 2: 115-131.
Miller, DeMond Shondell & Rivera, Jason David, (2006), Guidinng Principles:
Rebuilding Trust in Goverment and Public Policy in Aftermath of
Hurricane Katrina, Journal of Public Management and Social Policy, Vol
12 No. 1 : 37-47
Sartohadi, Jujun & Pratiwi, Elok Surya (eds) (2014), Pengelolaan Bencana
Kegunungapian Kelud pada Periode Krisis Erupsi 2014, Yogyakarta,
Pustaka Pelajar.
Sharpley, R (2006), Ecotourism: A Consumption Perspective, Journal of
Ecotourism, vol. 1 No. 2: 7- 22.
UNISDR, ( 2009), 2009 UNISDR Terminology on Disaster Risk Reduction
Yin, Robert, k, (2006), Studi Kasus, Desain dan Metode, (Penerjemah M. Djauzi
Mudzakir), Jakarta, Rajawali Press.
(http://www.vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/data-dasar-gunungapi/542-g-
merapi?start=1 akses Desember 2016)
Muljadi. (2010). Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta : Rajawali Pers.

17

Anda mungkin juga menyukai