Anda di halaman 1dari 3

Pemahaman dan Implementasi Mahasiswa Tentang Konsep Wawasan

Kebangsaan

Rasa kebangsanaan adalah kesadaran berbangsa, yakni rasa yang lahir


secara alamiah karena adanya kebersamaan sosial yang tumbuh dari kebudayaan,
sejarah, dan aspirasi perjuangan masa lampau, serta kebersamaan dalam
menghadapi tantangan sejarah masa kini. Dinamisasi rasa kebangsaan ini dalam
mencapai cita-cita bangsa berkembang menjadi wawasan kebangsaan, yakni
pikiran-pikiran yang bersifat nasional dimana suatu bangsa memiliki cita-cita
kehidupan dan tujuan nasional yang jelas. Berdasarkan rasa dan paham kebangsaan
itu, timbul semangat kebangsaan atau semangat patriotisme.

Wawasan kebangsaan mengandung pula tuntutan suatu bangsa untuk


mewujudkan jati diri, serta mengembangkan perilaku sebagai bangsa yang
meyakini nilai-nilai budayanya, yang lahir dan tumbuh sebagai penjelmaan
kepribadiannya. Rasa kebangsaan bukan monopoli suatu bangsa, tetapi ia
merupakan perekat yang mempersatukan dan memberi dasar keberadaan (raison
d’entre) bangsa-bangsa di dunia. Dengan demikian rasa kebangsaan bukanlah
sesuatu yang unik yang hanya ada dalam diri bangsa kita karena hal yang sama juga
dialami bangsa-bangsa lain. Bagaimana pun konsep kebangsaan itu dinamis
adanya. Dalam kedinamisannya, antar-pandangan kebangsaan dari suatu bangsa
dengan bangsa lainnya saling berinteraksi dan saling mempengaruhi. Dengan
benturan budaya dan kemudian bermetamorfosa dalam campuran budaya dan
sintesanya, maka derajat kebangsaan suatu bangsa menjadi dinamis dan tumbuh
kuat dan kemudian terkristalisasi dalam paham kebangsaan. (Ginandjar
Kartasasmita, 1994)

Wawasan kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri


dan lingkungannya, mengutamakan kesatuan dan persatuan wilayah dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kesatuan
atau integrasi nasional tersebut bersifat kultural, mengandung satu kesatuan
ideologi, politik, sosial budaya, ekonomi, serta pertahanan dan keamanan. Semua
terangkum dalam satu kesatuan integrasi bangsa. Baik lahir maupun batin, semua
bersatu dalam satu rangkaian emas kesatuan dan persatuan bangsa.

Keberadaan suatu bangsa dalam bingkai negara pada dasarnya dilandasi


oleh 3 (tiga) hal mendasar yaitu:

1. Kesadaran, semangat dan tekad yang kuat dalam memahami wawasan


kebangsaan. Kesadaran meliputi dua fenomena realitas, yaitu ”kesadaran
ruang”(pemahaman terhadap konfigurasi geografis) dan ”kesadaran isi”
(kemajemukan dan heterogenitas kita sebagai bangsa).
2. Semangat, yaitu spirit para founding father dan kita semua untuk
mewujudkan fenomena realitas tadi menjadi satu "entity" suatu kesatuan
yang utuh seperti diikrarkan melalui Sumpah Pemuda 1928 dan
dipertahankan melalui pertempuran 10 November 1945.
3. Tekad, merupakan komitmen kuat untuk mewujudkan cita-cita luhur kita
yang tertuang dalam proklamasi kemerdekaan serta komitmen terhadap
Wawasan Kebangsaan yang berintikan 4 konsensus dasar berbangsa
(Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika).

Ketiga aspek mendasar tersebut terakumulasi dalam pemahaman wawasan


kebangsaan yang ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari.

Setiap warga negara dituntut mempunyai kesadaran atas tanggung jawabnya


sebagai warga masyarakat yang didukung pengetahuan, keterampilan, kompetensi
serta pribadi manusia yang beriman, sehat, cakap, kreatif, mandiri, dan bersikap
demokratis; antara lain diwujudkan dengan bersikap disiplin, bertanggung jawab,
saling menghargai dan menghormati, menjaga kerukunan, berjiwa gotong royong,
mendahulukan kewajiban daripada hak sebagai warga negara, serta mendahulukan
kepentingan negara dan bangsa daripada kepentingan pribadi dan kelompok.

Sikap warna negara dengan wawasan kebangsaan terutama mahasiswa yang


seharusnya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari bisa dijelaskan sebagai berikut:

• Para pemuda/mahasiswa harus memiliki Wawasan Kebangsaan yang


berintikan 4 Konsensus Dasar berbangsa untuk membangun semangat
kebangsaan/ nasionalisme, serta harus diwujudkan dalam karya nyata agar
dapat menangkal ancaman narkoba, terorisme, faham radikal dan cyberwar,
sehingga dapat memberikan kontribusi positif dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara;
• Persiapkan diri dengan baik menjadi agen perubahan dengan pendidikan
Bela Negara agar mendahulukan kepentingan bangsa dan negara daripada
kepentingan kelompok dan pribadi;
• Membangun persaudaraan, toleransi, kerukunan dan harmoni di bumi
pertiwi ini. Pemuda/mahasiswa memiliki tanggung jawab moral untuk terus
menjadikan Indonesia yang penuh ketentraman, kedamaian, dan harapan
terhadap masa depan yang cerah;
• Belajar dengan tekun, kerja keras, fokus dan siap bersaing dengan
mempelajari dan menguasai Iptek dalam meningkatkan daya saing pemuda;
• Meningkatkan kesadaran akan kebersatuan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, karena mahasiswa adalah calon pemimpin bangsa.

Wawasan Kebangsaan ini harus dipupuk dengan semangat patroriotisme dan


nasionalisme yang kuat agar persatuan dan kesatuan bangsa bisa tercapai. Ke depan
tantangan bangsa sangatlah kompleks, khususnya dalam era milenial dan
digitalisasi dimana persaingan antar negara terjadi begitu cepat. Untuk itulah
dengan tertanam dan terpupuknya wawasan kebangsaan ini, maka kita sebagai
warga negara akan siap ditambah dengan dibekali sumber daya yang baik sehingga
sdm yang unggul tidak hanya secara ilmu pengetahuan, namun akhlak moral serta
wawasan kebangsaan yg baik sudah tertanam dan siap untuk memajukan bangsa ke
depan nya.

Anda mungkin juga menyukai