Anda di halaman 1dari 6

TUGAS IKD FISIKA

TERMODINAMIKA

Disusun Oleh:

Nama : Muhammad Yusuf Hammam Akbar


NIM : 10120117
Kelas :B

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


IIK BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2021
1. Apakah yang dimaksud dengan hipotermia? dan apakah penyebab seseorang mengalami
hipotermia? Bagaimana gejala seseorang menderita hipotermia dan cara mengobati atau
mengantisipasinya?
Jawab :
Pengertian
Hipotermia adalah suatu kondisi yang terjadi ketika suhu tubuh berada di bawah 35°C
(suhu tubuh normal adalah 37°C). Hipotermia dapat terjadi akibat paparan udara dingin
yang berlebihan. Keadaan ini dapat membuat hidung, telinga, pipi, bahkan jari-jari tangan
dan kaki terasa membeku.
Penyebab
Hipotermia terjadi apabila suhu tubuh manusia menurun dengan cepat dan sulit untuk
kembali ke suhu normal tubuh.Paparan yang lama pada situasi atau lingkungan dengan
suhu yang lebih rendah daripada suhu tubuh dapat menyebabkan hipotermia, terutama
jika tidak berpakaian sesuai dengan kondisi atau tidak dapat mengontrol kondisi tersebut.
Gejala dan cara mengobati
Hal pertama yang akan terjadi pada tubuh apabila terlalu lama terpapar dingin adalah
menggigil, sebagai bentuk pertahanan tubuh untuk bertahan dari suhu dingin dan
menghangatkan dirinya sendiri.Hipotermia digolongkan dalam tiga tahap dan memiliki
gejala atau tanda yang berbeda-beda pada setiap tahapnya, sebagai berikut ini:

Hipotermia Ringan (suhu tubuh 32-35°C)

Pucat, tubuh dingin saat disentuh karena pembuluh darah menyempit, serta gemetar.

Detak jantung dan pernapasan meningkat.

Baal atau mati rasa pada anggota gerak tubuh.

Respons lamban, kantuk, atau lesu.

Hipotermia Sedang (suhu tubuh 28-32°C)

Mulai menurunnya tingkat kesadaran.

Rasa gemetar akan mulai berkurang.

Detak jantung dan napas melemah, serta adanya tekanan darah yang rendah.

Mungkin terjadi inkontinensia urine (ketidakmampuan seseorang untuk mengontrol


buang air kecil) karena peningkatan kerja ginjal sebagai akibat dari terhambatnya aliran
darah pada bagian tubuh lain.

Hipotermia berat (suhu tubuh <28°C)


Hilangnya kesadaran dan respons.

Jantung berdetak semakin lambat dan tidak teratur sebelum akhirnya berhenti jika suhu
semakin turun dan dingin.

Mata tidak dapat merespons terhadap cahaya.

Otot-otot menjadi kaku.

Nadi dan laju pernapasan mungkin ada, tetapi sulit untuk dideteksi.

Cara mengantisipasi hipotermia :

Pindahkan orang tersebut dari tempat dingin ke tempat yang lebih hangat dan kering. Bila
memungkinkan, buat tenda untuk melindungi orang tersebut dari cuaca dingin atau angin
kencang. Anda juga dapat menempatkannya pada sleeping bag agar lebih hangat.

Buka pakaian yang basah, robek bila perlu. Bila memungkinkan ganti baju dengan
pakaian yang hangat.

Bungkus badannya dengan selimut hingga kepala dengan hanya menyisakan bagian
wajah yang terbuka.

Kontak kulit ke kulit (skin to skin) dimungkinkan. Caranya, buka baju Anda kemudian
bungkus diri Anda bersama pasien hipotermia dengan menggunakan selimut. Ini
dilakukan untuk mentransfer panas tubuh Anda ke pasien hipotermia.

Bila masih sadar, berikan minum hangat pada pasien hipotermia untuk menghangatkan
tubuh. Namun, jangan minuman yang mengandung alkohol atau kafein.

2. Bagaimanakah cara pengukuran suhu tubuh yang benar? Bagian tubuh manakah yang
akurat untuk dilakukan pengukuran suhu tubuh? Jelaskan dengan memberikan detail
penjelasannya!

Jawab :

Cara pengukuran suhu tubuh yang benar :


Dengan cara mengukur sesuai dengan jenis termometernya.
1. Termometer Oral

Merupakan jenis termometer yang paling banyak digunakan, karena mulut dianggap
dapat merepresentasikan suhu tubuh dengan akurat. Namun, jika kamu menggunakan
termometer oral, pastikan untuk menjaga kebersihannya, ya. Beberapa produk
termometer oral menyediakan penutup plastik sekali pakai. Jika tidak ada penutupnya,
kamu harus mencuci termometer dengan air mengalir dan mengeringkannya, sebelum
digunakan.

Cara penggunaannya adalah dengan meletakkan ujung termometer di bagian bawah lidah
dan tutup mulut hingga alat mengeluarkan bunyi tertentu. Bunyi tersebut biasanya
menandakan bahwa suhu tubuh telat selesai tercatat. Selama pengukuran, kamu
disarankan untuk tetap relaks dan bernapas melalui hidung saja, karena mulut harus
tertutup. Kalau kamu baru saja mengonsumsi makanan atau minuman panas atau dingin,
atau merokok, tunggulah sekitar 20-30 menit sebelum menggunakan termometer.

2. Termometer Rektal

Termometer rektal adalah jenis termometer yang digunakan melalui rektum atau anus.
Biasanya lebih cocok digunakan untuk bayi dan anak-anak. Meski terkesan jorok,
termometer rektal justru dinilai sebagai cara pengukuran suhu tubuh yang paling akurat,
lho. Sebelum pemakaian, bersihkan termometer terlebih dahulu dengan menggunakan
sabun dan air mengalir. Lalu, lapisi dengan pelumas berbahan dasar air, dan masukkan
ujung termometer ke dalam anus.

Biarkan bayi atau anak dalam posisi tengkurap selama pengukuran, agar lebih mudah.
Kemudian, setelah termometer berbunyi, cabut dari anus dan lihat suhu tubuh yang
berhasil terukur. Setelah selesai, cuci kembali termometer dan keringkan, lalu simpan.
Sanitasi saat penggunaan termometer jenis ini harus sangat dijaga, mengingat bakteri E.
coli yang terdapat di anus dapat menyebabkan infeksi.
3. Termometer Timpani

Termometer timpani memang agak berbeda dengan yang lainnya, karena dirancang
khusus agar sesuai dengan saluran telinga. Sensor termometer yang satu ini dapat
mencerminkan emisi inframerah dari membran timpani (gendang telinga). Sebelum
memasukkannya ke dalam telinga, pastikan termometer kering dan bersih dari kotoran
telinga. Kondisi termometer yang basah dan kotor dapat mengurangi keakuratan
pengukuran suhu tubuh.

Setelah termometer dinyalakan, tempatkan penutup steril di ujungnya, pegang kepala,


dan tarik kembali pada bagian atas telinga untuk meluruskan saluran serta membuat
termometer lebih mudah untuk dimasukkan. Selama pengukuran, tidak perlu menyentuh
gendang telinga dengan ujung termometer karena alat ini telah dirancang untuk
mengambil bacaan jarak jauh. Tunggu saja hingga berbunyi dan suhu tubuh terbaca.
Jika telinga sedang mengalami infeksi, terluka, atau baru pulih dari operasi, hindari
penggunaan termometer timpani untuk mengukur suhu tubuh. Soal keakuratan,
termometer ini bisa dibilang cukup akurat membaca suhu tubuh, jika diposisikan dengan
benar. Namun kekurangannya, termometer timpani biasanya memiliki harga yang
cenderung lebih mahal dibanding jenis termometer lain.

4. Termometer Ketiak

Termometer ketiak juga banyak digunakan untuk mengukur suhu tubuh. Namun,
termometer ini tidak seakurat termometer yang digunakan pada mulut, anus, ataupun
telinga. Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, gunakan termometer di kedua ketiak
dan ambil angka rata-rata dari hasil dua pengukuran tersebut. Pengukuran suhu di ketiak
biasanya lebih rendah daripada area tubuh lain, dengan suhu normal menunjukkan 36,5
derajat Celsius.

Sebelum menggunakan termometer ini, pastikan ketiak dalam keadaan kering. Lalu,
tempatkan ujung termometer ke tengah ketiak (tepatnya menunjuk ke atas ke arah kepala)
dan pastikan lengan mendekap di dekat tubuh, sehingga panas tubuh terperangkap.
Tunggu beberapa saat atau hingga termometer berbunyi dan menampilkan hasil
pengukuran.

5. Termometer Plaster

Termometer plaster biasanya digunakan untuk mengukur suhu tubuh anak-anak, dengan
cara ditempelkan pada dahi. Termometer ini dirancang menggunakan kristal cair yang
dapat bereaksi terhadap panas tubuh, dengan mengubah warna untuk menunjukkan suhu
kulit. Iya, hanya suhu kulit saja, bukan suhu di dalam tubuh. Itulah sebabnya akurasi dari
termometer plaster cukup bervariasi.

Cara menggunakan termometer ini adalah dengan menempelkannya di kulit dahi secara
horizontal, lalu tunggu setidaknya satu menit. Sebelum memasangnya, pastikn dahi tidak
berkeringat, baik karena aktivitas fisik ataupun terbakar sinar matahari. Agar hasil
pengukuran lebih akurat, tempatkan termometer plaster di dekat garis rambut, karena
aliran darah pada area ini lebih merefleksikan suhu tubuh dengan baik.
6. Termometer Arteri Temporal

Termometer ini juga kerap disebut dengan nama “termometer dahi”. Hal ini karena
penggunaannya yang ditodongkan ke arah dahi, walaupun tanpa menyentuh. Dalam
mengukur suhu, termometer ini menggunakan pemindai inframerah untuk mengukur
suhu arteri temporal pada dahi. Termometer jenis inilah yang sering kamu jumpai di
ruang-ruang publik saat ini.
Kelebihan termometer arteri temporal terletak pada keakuratan dan kecepatannya.
Termometer ini dapat merekam suhu tubuh seseorang dengan cepat dan mudah. Bahkan,
termometer arteri temporal disebut-sebut dapat memberikan pembacaan yang akurat pada
bayi baru lahir. Selain cepat, termometer ini juga bersifat contactless, karena memang
tidak ditempelkan langsung ke kulit. Itulah sebabnya termometer ini sangat cocok
digunakan untuk mengukur suhu tubuh banyak orang di tempat umum.

Tingkat akurasi pengukuran suhu di dahi, tangan, dan ketiak, nyatanya tidak lebih
baik dari pengukuran melalui rektal.
Menurut dr. Adeline Jaclyn, cara menggunakan termometer dengan hasil paling
akurat adalah lewat rektal. Sampai usia 3 tahun, pengukuran disarankan melalui rektal,
sementara usia 4 tahun ke atas biasanya secara oral.
"Untuk pengecekan suhu di dahi dan tangan tidak akurat. Sementara, untuk yang
di ketiak juga tidak seakurat pengukuran lewat rektal ataupun oral," ungkap dr. Adeline.
Penggunaan termometer di rektal harus diperhatikan dengan benar. Sebab, praktik yang
keliru justru bisa merugikan.
"Sebelum penggunaan, dibersihkan dulu sesuai anjuran dan setelah penggunaan
juga dibersihkan kembali. Untuk setiap produk termometer, ikuti petunjuk
penggunaannya sehingga menghasilkan angka yang akurat," jelasnya.

Anda mungkin juga menyukai