Anda di halaman 1dari 98

LAPORAN HASIL PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN


SOSIAL KOMPETENSI DASAR MEMBACA DAN MENGGAMBAR
PETA LINGKUGAN SETEMPAT MELALUI PENGGUNAAN
MEDIA PETA SISWA KELAS IV SD NEGERI
SRENGSENG SAWAH 15

AAM ROHIMAH
197105132014122001/185906

SD NEGERI SRENGSENG SAWAH 15


DINAS PENDIDIKAN DKI JAKARTA
SUDIN DIKDAS ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN
2016
LEMBAR PENGESAHAN

Nama Guru : Aam Rohimah, M.Pd


NIP : 197105132014122001/185906
Pangkat/Golongan : IIIA/ Penata Muda
Tempat Mengajar : SD Negeri Srengseng Sawah 15
Judul : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu
Penelitian Pengetahuan Sosial Kompetensi Dasar Membaca
Dan Menggambar Peta Lingkugan Setempat Melalui
Penggunaan Media Peta Siswa Kelas Iv SD Negeri
Srengseng Sawah 15

Jakarta, September 2016

Guru,

Aam Rohimah, M.Pd


NIP. 197105132014122001
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan penelitian ini dapat
terselesaikan walaupun dalam bentuk yang sederhana. Shalawat serta salam
semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.
Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar IPS kompetensi
dasar membaca dan menggambar peta lingkungan setempat melalui penggunaan
media peta siswa kelas IV SD Negeri Srengseng Sawah 15 Pagi. Penelitian
menggunakan action research yakni penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretik maupun praktik dalam
upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Pada kesempatan yang baik ini, peneliti mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ibu Efi Syalfifi, S.Pd selaku Kepala SD Negeri Srengseng Sawah 15 yang
telah memberikan bimbingan, dukungan, dan motivasi.
2. Ibu Hj. Murtapiah, S.Pd SD selaku teman sejawat.
3. Rekan-rekan guru SD Negeri Srengseng Sawah 15 yang telah memberikan
bantuan selama proses penelitian berlangsung.
4. Ibunda tercinta Ny. Morsih yang selalu mendoakan.
5. Bapak Saring Ariyanto, M.Pd, suami tercinta yang selalu memberikan
dorongan baik moral maupun spiritual.
6. Deno Herlambang dan Indra Santoso, anak-anakku tercinta yang selalu
memberikan semangat.
Peneliti menyadari penelitian ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab
itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Demikian dan terima
kasih.
Peneliti,

Aam Rohimah, M.Pd


DAFTAR ISI

Cover ................................................................................................................ i
Lembar Pengesahan ......................................................................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................................. iii
Daftar Isi........................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang & Identifikasi Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II LANDASAN TEORI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
B. Metode Penelitian
C. Populasi dan Sampel Penelitian
D. Variabel Penelitian
E. Sumber Data Penelitian
F. Instrumen Penelitian
G. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
H. Teknik Pengolahan Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran-saran
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang & Identifikasi Masalah


Pembelajaran IPS di SD merupakan seperangkat peristiwa. Fakta
konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial melalui mata
pelajaran ini peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara
Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab serta menjadi warga
dunia yang cinta damai. Mata pelajaran IPS menurut GBHN dan kurikulum
2006 adalah materi pelajan yang disusun secara sistematis, komprehensif,
dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan
keberhasilan dalam kehidupan masyarakat. Dengan pendekatan tersebut
diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan
mendalam pada bidang studi IPS dan di masa yang akan datang karena
peserta didik akan menghadapi tantangan berat dengan kehidupan
masyarakat global yang selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena
itu mata pelajaran IPS dirancang melalui tujuan umum yakni
mengembangkan pengetahuan dan kemampuan menganalisis terhadap
kondisi sosial masyakakat alam memasuki kehidupan bermasyakat yang
dinamis.
Dalam Depdiknas (2007) secara khusus mata pelajaran IPS bertujuan
agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1)
mengembangkan konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya (2) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan
kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahakan masalah dan keterampilan
dalam kehidupan sosial (3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-
nilai sosian dan kemanuasiaan. (4) memiliki kemapuan berkomunikasi, kerja
sama dan kompetisi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal,
nasional dan global. Namun kenyataannya menujukan bahwa upaya untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik khususnya pada mata pejaran IPS di
SD belum optimal.
Berdasarkan hasil pre test, nilai rata-rata peserta didik kelas IV SD
Negeri Srengseng Sawah 15 Pagi hanya sebesar 61,36 lebih rendah dari
KKM untuk mata pelajaran IPS sebesar 63. Peserta didik yang dinyatakan
sudah tuntas baru 11 siswa dari 22 siswa atau setara dengan 50%. Atas dasar
perolehan nilai yang rendah ini, guru sebagai peneliti merasa pelajaran IPS di
kelas IV kurang berhasil. Oleh karena itu, guru berusaha untuk melaksanakan
perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas (PTK).
Berdasarkan hasil identifikasi masalah di atas, peneliti melakukan
refleksi diri tentang media pembelajaran yang sudah dilakukan sebelumnya.
Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar IPS adalah sebagai
berikut.
a. Kondisi kelas yang tidak kondusif membuat peserta didik tidak fokus
dalam pembelajaran.
b. Guru belum terampil dalam mengelola waktu pembelajaran.
c. Yang melakukan pembelajaran bervariasi hanya dapat diikuti oleh
peserta didik yang pandai saja.
d. Penggunaan media pembelajaran kurang tepat, hanya ceramah, tanya
jawab dan penugasan saja.
Menurut Pidarta (2000), ada beberapa factor yang ikut mempengaruhi
hasil belajar antara lain : (1) faktor guru (2) materi dan media pembelajaran
(3) tujuan pelajaran (4) metode mengajar (5) instrument. Menurut pendapat
di atas salah satu faktor yang mempengaruhi menurnnya hasil belajar peserta
didik adalah kurangnya media dalam pembelajaran. Sementara menurut
Nasution (2005: 197) pada usia muda anak-anak hanya dapat belajar efektif
berdasarkan benda-benda dan peristiwa yang sebenarnya kemudian juga
gambar-gambar juga menjadi efektif setelah anak belajar menghubungkan
gambar dengan dunia nyata. Gambar-gambar sangat memperluas stimulus
untuk di pelajari. Gambar-gambar dapat menyatakan hal-hal yang sering
sukar disampaikan dengan kata-kata namun gambar sendiri sering hanya
bermakna bila disertai oleh keterangan lisan. Berdasarkan latar belakang dan
analisis masalah di atas, alternatif dan prioritas pemecahan masalah yang
peneliti tawarkan adalah penggunaan media peta untuk meningkatkan hasil
belajar IPS pada kompetensi dasar membaca dan menggambar peta di SDN
Srengseng Sawah 15 Pagi.

B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang diuraikan di atas maka peneliti
dapat merumuskan masalah sebagai berikut : Apakah pengunaan media peta
dapat meningkakan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran
kompetensi dasar membaca peta lingkungan setempat kelas IV di SDN 15
Srengseng Sawah Pagi?

C. Tujuan
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan cara
meningkatkan hasil belajar IPS kompetensi dasar membaca dan menggambar
peta lingkungan setempat peserta didik kelas IV di SDN 15 Srengseng
Sawah Pagi dengan menggunakan media peta.

D. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dlam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik terhadap pengalaman lansung yang diperolehnya dan dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai dampak
pengiring dan pembelajaran yang mereka terima di sekolah dan untuk
pengembangan penelitian lebih lanjut.
2. Manfaat Praktis
Peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan
menggunakan media peta yang di kembangkan melalui penelitian
tindakan kelas (PTK) ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai
berikut :
a. Bagi siswa diharapkan dapat memiliki pengetahuan tentang peta,
memiliki keterampilan membuat dan menggunakan peta.
b. Bagi guru diharapkan dapat menjadi pedoman untuk kegiatan
pembelajaran berikutnya, memiliki keterampilan membuat dan
menggunanak peta.
c. Bagi sekolah diharapkan menjadi acuan untuk menetapkan
kebijaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media peta.
d. Bagi pemegang kebijakan dapat menjadi bahan pertmbangan untuk
mengambil kebijakan dalam dunia pendidikan.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas


Menurut Kemmis (1988) yang dikutip oleh Arikunto dkk 2011: 17)
dalam buku Penelitian Tindakan Kelas, “penelitian tindakan kelas adalah suatu
bentuk penelitian refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan dalam
situasi-situasi sosial termasuk pendidikan untuk memperbaiki praktik yang
dilakukan sendiri.” Dengan demikian akan diperoleh pemahaman yang
komprehensif mengenai praktik dan situasi dimana praktik tersebut
dilaksanakan. Terdapat dua hal pokok dalam penelitian tindakan yaitu
perbaikan dan keterlibatan. Hal ini akan mengarahkan tujuan penelitian
tindakan kedalam tiga area yaitu :
1. Untuk memperbaiki praktik.
2. Untuk mengembangkan professional dalam arti meningkatkan pemahaman
para praktisi terhadap praktik yang dilakukannya.
3. Untuk memperbaiki keadaan atau situasi dimana praktik tersebut
dilaksanakan.
Menurut Arikunto dkk (2011: 17) dalam buku Penelitian Tindakan
Kelas Komponen-Komponen yang terdapat dalam sebuah kelas yang dapat
dijadikan sasaran Penelitian Tindakan Kelas adalah: Siswa dapat dicermati
obyeknya ketika siswa sedang mengikuti proses pembelajaran. Guru, dapat
dicermati ketika yang bersangkutan sedang mengajar atau membimbing siswa.
Materi pelajaran dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau menyajikan
materi pelajaran yang ditugaskan pada siswa. Peralatan atau sarana pendidikan
dapat dicermati ketika guru sedang mengajar dengan menggunakan peralatan
atau sarana pendidikan tertentu. Hasil pembelajaran yang ditinjau dari tiga
ranah ( Kognitif, afektif, psikomotorik). Merupakan produk yang harus
ditingkatkan melalui Penelitian Tindakan Kelas. Lingkungan, baik lingkungan
siswa di kelas, sekolah, maupun lingkungan siswa yang dirumah. Pengelolaan
merupakan kegiatan dapat diataur/direkayasa dengan bentuk tindakan.
B. Karakteristik Siswa SD
Tingkatan kelas di sekolah dasar dapat dibagi dua menjadi kelas rendah
dan kelas atas. Kelas rendah terdiri dari kelas satu, dua, dan tiga, sedangkan
kelas-kelas tinggi sekolah dasar yang terdiri dari kelas empat, lima, dan enam
(Supandi, 1992:44). Di Indonesia, kisaran usia sekolah dasar berada di antara
6 atau 7 tahun sampai 12 tahun. Usia siswa pada kelompok kelas atas sekitar 9
atau 10 tahun sampai 12 tahun.
Menurut Witherington (1952) yang dikemukakan Makmun (1995:50)
bahwa usia 9-12 tahun memiliki ciri perkembangan sikap individualis sebagai
tahap lanjut dari usia 6-9 tahun dengan ciri perkembangan sosial yang pesat.
Pada tahapan ini anak/siswa berupaya semakin ingin mengenal siapa dirinya
dengan membandingkan dirinya dengan teman sebayanya. Jika proses itu
tanpa bimbingan, anak akan cenderung sukar beradaptasi dengan
lingkungannya. Untuk itulah sekolah memiliki tanggung jawab untuk
menanggulanginya. Sekolah sebagai tempat terjadinya proses
menumbuhkembangkan seluruh aspek siswa memiliki tugas dalam memabntu
perkembangan anak sekolah. Adapun tugas-tugas perkembangan anak sekolah
(Makmun, 1995:68), diantaranya adalah: (a) mengembangkan konsep-konsep
yang perlu bagi kehidupan sehari-hari, (b) mengembangkan kata hati,
moralitas, dan suatu skala, nilai-nilai, (c) mencapai kebebasan pribadi, (d)
mengembangkan sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok dan institusi-
institusi sosial.

C. Metode Pembelajaran Bervariasi


Daya ingat manusia mempunyai kemampuan yang terbatas,daya ingat
itu perlu dirangsang agar dapat menerima respon dengan cepat dan lama.
Dalam memberikan materi pelajaran terkadang kita terkendala dengan hasil
akhir yang berupa angka-angka.Padahal kita ketahui bahwa hasil akhir bukan
hanya sekedar angka-angka tersebut. Maka karena tuntutan keberhasilan
pengajaran itu dinilai dari hasil berupa nilai yang berbentuk angka, maka
sebagai pendidik, dituntut kreatifitas yang tinggi untuk menggunakan metode
pengajaran yang bervariasi agar materi pelajaran yang disampaikan kepada
siswa dapat diterima,tentunya metode tersebut harus dapat diterima siswa
dengan cara yang menyenangkan dan tidak monoton dan membosankan dalam
waktu yang lama. Misalnya saja dalam memberikan mata pelajaran PKn dan
IPS terkadang kita kesulitan memberikan pemahaman kepada siswa, karena
kita ketahui pada kedua materi pelajaran tersebut perlu adanya pemahaman,
untuk memahami suatu materi pelajaran siswa diharapkan rajin
membaca.Namun kecendrungan siswa sekarang sangat sulit untuk
membiasakan membaca bukunya, sehingga keberhasilan yang diinginkanpun
sulit untuk dicapai.
Oleh karena itulah sekali lagi dituntut kreatifitas guru untuk merancang
metode pengajaran yang bervariasi. sehingga keberhasilan pengajaran yang
diharapkan pun akan tercapai. Salah satu metode pengajaran yang kiranya
dapat diterapkan adalah pembelajaran dengan media peta. Di samping metode
ini menyenangkan juga lebih mudah diingat oleh siswa. Salah satu contoh
adalah dalam menerapkan pengenalan nama-nama Negara tetangga dan ibu
kota Negara, kalau hanya dengan cara metode tanya
jawab,ceramah,diskusi saja maka hal ini terasa sulit sekali untuk dihafal oleh
siswa, tetapi setelah dikenalkan dengan media peta, tidak sampai satu jam
pelajaran ternyata hal ini sudah diingat dan dihafal oleh siswa. Dengan media
peta berupa gambar-gambar sangat memperluas stimulus. Gambar-gambar
dapat menyatakan hal-hal yang sering sukar disampaikan dengan kata-kata
namun gambar sendiri sering hanya bermakna bila disertai oleh keterangan
lisan.
Misal : Mata Pelajara IPS Kelas VI
Mengenal nama-nama Negara Asia Tengagara dan ibu kota negaranya
Indonesia kotanya Jakarta
Malaysia Kuala lumpur
Singapura Singapur
Filipina Manila
Thailand ibu kotanya Bangkok
Myanmar itu Yangon
Kamboja itu Phnom Penh
Vietnam itu Hanoi
Laos Viantiane
Brunai Bandar Sri Begawan

D. Belajar dan Pembelajaran


1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan kegiatan berproses dan merupakan unsur yang
sangat fundamental dalam setiap jenjang pendidikan. Dalam keseluruhan
proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok
dan penting dalam keseluruhan proses pendidikan.Belajar adalah proses
atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan
maupun sikap dan nilai yang positif sebagai pengalaman untuk
mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Kegiatan
belajar tersebut ada yang dilakukan di sekolah, di rumah, dan di tempat lain
seperti di museum, di laboratorium, di hutan dan dimana saja. Belajar
merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan
maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri dan akan menjadi penentu
terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar.
Menurut Vernon S. Gerlach & Donal P. Ely dalam bukunya teaching
& Media-A systematic Approach (1971) dalam Arsyad (2011: 3)
mengemukakan bahwa “belajar adalah perubahan perilaku, sedangkan
perilaku itu adalah tindakan yang dapat diamati. Dengan kata lain perilaku
adalah suatu tindakan yang dapat diamati atau hasil yang diakibatkan oleh
tindakan atau beberapa tindakan yang dapat diamati”..
Sedangkan Menurut Gagne dalam Whandi (2007) belajar di
definisikan sebagai “suatu proses dimana suatu organisme berubah
perilakunya akibat suatu pengalaman”. Slameto (2003: 5) menyatakan
belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya”.
Lebih lanjut Abdillah (2002) dalam Aunurrahman (2010 :35)
menyimpulkan bahwa “belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan
oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan
pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu”.
Dengan demikian dapat disimpulkan Belajar adalah perubahan
tingkah laku pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya
berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk
kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak,
penyesuaian diri. Jadi, dapat dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian
kegiatan jiwa raga yang menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya.
Pengertian Pembelajaran.
Pembelajaran mengandung makna adanya kegiatan mengajar dan
belajar, di mana pihak yang mengajar adalah guru dan yang belajar adalah
siswa yang berorientasi pada kegiatan mengajarkan materi yang
berorientasi pada pengembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
siswa sebagai sasaran pembelajaran. Dalam proses pembelajaran akan
mencakup berbagai komponen lainnya, seperti media, kurikulum, dan
fasilitas pembelajaran.
Darsono (2002: 24-25) secara umum menjelaskan pengertian
pembelajaran sebagai “suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian
rupa sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik”.
Sedangkan secara khusus pembelajaran dapat diartikan sebagai berikut
: Teori Behavioristik, mendefinisikan pembelajaran sebagai usaha guru
membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan
(stimulus). Agar terjadi hubungan stimulus dan respon (tingkah laku yang
diinginkan) perlu latihan, dan setiap latihan yang berhasil harus diberi
hadiah dan atau reinforcement (penguatan). Teori Kognitif, menjelaskan
pengertian pembelajaran sebagai cara guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berfikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang
dipelajari.
Teori Gestalt, menguraikan bahwa pembelajaran merupakan usaha
guru untuk memberikan materi pembelajaran sedemikian rupa, sehingga
siswa lebih mudah mengorganisirnya (mengaturnya) menjadi suatu gestalt
(pola bermakna).Teori Humanistik, menjelaskan bahwa pembelajaran
adalah memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan
pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan
kemampuannya.
Arikunto (1993: 12) mengemukakan “pembelajaran adalah suatu kegiatan
yang mengandung terjadinya proses penguasaan pengetahuan, keterampilan
dan sikap oleh subjek yang sedang belajar”. Lebih lanjut Arikunto (1993: 4)
mengemukakan bahwa “pembelajaran adalah bantuan pendidikan kepada
anak didik agar mencapai kedewasaan di bidang pengetahuan, keterampilan
dan sikap”.
Sedangkan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
Nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa “pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar”. Dari berbagai pendapat pengertian pembelajaran di
atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pembelajaran merupakan
suatu proses kegiatan yang memungkinkan guru dapat mengajar dan siswa
dapat menerima materi pelajaran yang diajarkan oleh guru secara sistematik
dan saling mempengaruhi dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai
tujuan yang diinginkan pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran
merupakan proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari
sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima pesan. Pesan,
sumber pesan, saluran/ media dan penerima pesan adalah komponen-
komponen proses komunikasi. Proses yang akan dikomunikasikan adalah
isi ajaran ataupun didikan yang ada dalam kurikulum, sumber pesannya
bisa guru, siswa, orang lain ataupun penulis buku dan media.
Demikian pula kunci pokok pembelajaran ada pada guru (pengajar),
tetapi bukan berarti dalam proses pembelajaran hanya guru yang aktif
sedang siswa pasif. Pembelajaran menuntut keaktifan kedua belah pihak
yang sama-sama menjadi subjek pembelajaran. Jadi, jika pembelajaran
ditandai oleh keaktifan guru sedangkan siswa hanya pasif, maka pada
hakikatnya kegiatan itu hanya disebut mengajar. Demikian pula bila
pembelajaran di mana siswa yang aktif tanpa melibatkan keaktifan guru
untuk mengelolanya secara baik dan terarah, maka hanya disebut belajar.
Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran menuntut keaktifan guru dan
siswa
2. Hasil Belajar
a. Pengertian hasil belajar
Hasil belajar adalah hasil pekerjaan yang menyenangkan hati yang di
peroleh dengan jalan keuletan dalam menyajikan tugas (Djamarah,
2002:13) hasil belajar adlah penilaian tentang kemajuandan perkembangan
siswa, yang berkenan dengan penugasan bahan yang di sajikan kepada
siswa serta memiliki niai-nilai dalam kurikulum. Hasil belajar adalah
pemeriksaan/ penilaian pekarjaan siswa yang di beri penghargaan berua
nilai atau komentar.Kata belajar dapat di artikan bermacam-macam oleh
karena itu penafsiran tentang belajar tergantung daya nalar orang yang
mendeskripsikan.
Belajar merupakan proses aktifitas manusia yang berlansung secara
sadar dan bertujuan untuk memenuhi sesuatu sehingga terjadi perubahan
yang positif dan tetap dalam tingkah laku yang di wujudnkan dalam
kepribadian sesorang. Belajar juga dapat di katakana sebagai masalah yang
sangat esensial, di katakana esensial karena aktifitas tersebut merupakan
proses modifikasi dari hasil pengetahuan dan keterampilan serta sikap
seseorang . berikut padanganpara ahli tentang belajar, menurut Djamarah
(2002 : 13) Belajar adlah seramgkaian kegiatan jiwa raga untuk
memperoleh perubahan tingkah lakusebagai hasil dari pengalaman individu
dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, efektif,
dan psikomotor.
Selajutnya Sardiman (2006) belajar adalah rangkaian jiwa raga, psiko
fisik untuk menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya yang unsur
cipta, rasa dam karsa, rana kognitif, efektif dan psikomotor.Di tambah
Cronback balam Suryabrata (2005) belajar yang sebaik-bainya adalah
dengan mengalami dan dalam mengalami itu siswa mempergunakan panca
indranya.Selanjutnya. Slameto (2003 :2) memberikan pengertian bahwa
belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan sesorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Bukti bahwa seseorang telah belajar terjadinya perubahan tingkah
laku pada orang tersebut , misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak
mengerti menjadi tidak mengerti (Oemar Hamalik 2008 : 30 ). Menurut
Dimyati dan Mudjono (1999 : 250-251), hasil belajar merupakan hal yang
dapat di pandang dari dua sisi yaitu dari sisi siswa dan dari sis guru. Dari
sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang
lebuh baik bila di bandingkan pada saat sebelum belajar.
Dari beberapa pengertian belajar yang di kemukakan para ahli di atas
dapat di simpulkan bahwa hasil dan aktifitas belajar yakni akan di lihat
adanya perubahan tingkah laku yang positif sebagai hasil dari pengalaman,
perubahan itu terjadi dalam diri individu sebagai hasil dari pengalaman,
siswa dapat berinteraksi dengan lingkungan sehungga dapat mempengaruhi
pola pikir siswa dalam bertindak
b. Factor-faktor yang Mempengaruhi
Factor-faktor yang mempengaruhi peningkatan belajar menurut M.
Joko Susilo (2006 : 26) dapat di golongkan menjadi dua golongan, yaitu (1)
factor intern (2) factor ekstern, factor intern adalah factor yang ada dalam
diri individu yang sedang belajar sedangkan factor ekstren adla factor yang
ada di luar individu. Setiap proses belajar mengajar yang di laksanakan
senantiasa di harapkan untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah
ditetapkan hal ini disebabkan karena proses itu sendiri di pengaruhi oleh
banyak factor d antaranya.
1) Faktor yang berasla dari dalam diri siswa (internal) yaitu (1) Faktor
jasmani bagi yang bersifat bawaan maupunyang diperoleh sejak lahit (2)
factor psikologis seperti kecerdasan dan bakat, sikap, kebiasaan, minat,
motivasi, emosi dan penyesuaian diri (3) factor kematangan fisik dan
psikis.
2) Faktor yang berasal dari luar diri siswa (eksternal) yaitu (1) factor
lingkungan keluaga sekolah dan masyarkat (2) factor budaya seperti adat
istiadat ilmu pengetahuan, teknologi dan masyarakat (3) factor
lingkungan fisik yaitu fasilitas rumah dan fasilitas belajar.
3. Strategi Pembelajaran
Definisi / pengertian strategi pembelajaran. Secara umum strategi
dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak
dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan
belajar mengajar, strategi juga bisa diartikn sebagai pola-pola umum
kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar
untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Menurut Sanjaya, (2007 : 126). Dalam dunia pendidikan, strategi
diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang
didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan Kemp
(1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dari pendapat
tersebut, Dick and Carey (1985) juga menyebutkan bahwa strategi
pembelajaran itu adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang
digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada
siswa (Sanjaya, 2007 : 126).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian kegiatan) yang
termasuk juga penggunaan metide dan pemanfaatan berbagai sumber
daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti bahwa di dalam penyusunan
suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum
sampai pada tindakan. Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu,
artinya disini bahwa arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah
pencapaian tujuan, sehingga penyusunan langkah-langkah pembelajaran,
pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan
dalam upaya pencapaian tujuan. Namun sebelumnya perlu dirumuskan
suatu tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya.
Beberapa macam strategi pembelajaran Menurut Sanjaya (2007 :
177 – 286) ada beberapa strategi pembelajaran yang harus dilakukan oleh
seorang guru:
a. Strategi pembelajaran ekspositori.
b. Strategi pembelajaran inquiry.
c. Strategi pembelajaran berbasis masalah.
d. Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir
Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan
strategi pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa.
Dalam pembelajaran ini materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada
siswa, akan tetapi siswa dibimbing untuk proses menemukan sendiri konsep
yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus menerus dengan
memanfaatkan pengalaman siswa. Model strategi pembelajaran
peningkatan kemampuan berpikir adalah model pembelajaran yang
bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui
telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk
memecahkan masalah yang diajarkan.
Dari pengertian di atas terdapat beberapa hal yang terkandung di
dalam strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir. Pertama,
strategi pembelajaran ini adalah model pembelajaran yang bertumpu pada
pengembangan kemampuan berpikir, artinya tujuan yang ingin dicapai
dalam pembelajaran adalah bukan sekedar siswa dapat menguasai sejumlah
materi pelajaran, akan tetapi bagaimana siswa dapat mengembangkan
gagasan-gagasan dan ide-ide melalui kemampuan berbahasa secara verbal.
Kedua, telaahan fakta-fakta sosial atau pengalaman sosial
merupakan dasar pengembangan kemampuan berpikir, artinya
pengembangan gagasan dan ide-ide didasarkan kepada pengalaman sosial
anak dalam kehidupan sehari-hari dan berdasarkan kemampuan anak untuk
mendeskripsikan hasil pengamatan mereka terhadap berbagai fakta dan data
yang mereka peroleh dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, sasaran akhir
strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir adalah kemampuan
anak untuk memecahkan masalah-masalah sosial sesuai dengan taraf
perkembangan anak.

D. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar


Dalam pembelajaran IPS selalu berkenaan dengan kehidupan manusia
yang melibatkan segala macam tingkah laku dan kebutuhannya. Ilmu
Pengetahuan Sosial selalu melibatkan manusia untuk berusaha memenuhi
kebutuhan materinya, memenuhi kebutuhan budayanya, kebutuhan kejiwaan,
pemanfaatan sumber daya yang ada dan terbatas untuk bisa mengatur
kesejahteraan hidupnya. Sehingga dapat dikatakan yang menjadi ruang
lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial adalah manusia pada konteks sosialnya atau
manusia sebagai anggota masyarakat.
Mengingat manusia dalam konteks sosial itu demikian luasnya maka
pada pembelajaran IPS di tiap jenjang pendidikan harus melakukan
pembatasan-pembatasan sesuai dengan kemampuan pada tingkat masing-
masing. Ruang ligkup IPS pada sekolah dasar dibatasi sampai gejala dan
masalah sosial yang dapat dijangkau pada geografi, sejarah dan ekonomi atau
pengetahuan sosial dan sejarah. Terutama gejala dan masalah sosial
kehidupan sehari-hari yang terdapat dalam lingkungan hidup siswa-siswa
Sekolah Dasar tersebut yaitu mulai dari ruang lingkup gejala dan masalah
kehidupan yang ada disekitar tempat tinggal dan ligkungan sekolah, kemudian
tingkat desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, negara dan akhirnya negara-
negara tetangga.
Berdasarkan kurikulum 1994 (suplemen GBPP 1999), bahwa ilmu
pengetahuan sosial yang diajarkan di sekolah dasar terdiri atas dua bahan
kajian pokok : pengetahuan sosial dan sejarah. Pengajaran pengetahuan sosial
pada siswa sekolah dasar berfungsi mengembangkan pengetahuan, sikap,
keterampilan dasar untuk memahami kenyataan sosial yang dihadapi siswa
dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan untuk pengajaran sejarah, untuk
menumbuhkan rasa kebangsaan dan bangga terhadap perkembangan
masyarakat Indonesia sejak masa lampau hingga masa kini.
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran ilmu pengetahuan sosial di sekolah dasar dibagi dalam dua
kajian pokok yang digabung menjadi satu kajian yaitu IPS
terpadu. Pembelajaran IPS bukan hanya sekedar menyajikan materi-materi
yang akan memenuhi ingatan siswa, melainkan lebih jauh kebutuhannya
sendiri dan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Oleh karena itu
pembelajaran IPS harus pula menggali materi-materi yang bersumber kepada
masyarakat. Gejala dan masalah yang ada di lingkungan sekolah maupun di
lingkungan tempat tinggal peserta didik dijadikan perangsang untuk menarik
perhatian siswa materi tersebut dijadikan bahan pembahasan di dalam kelas
dalam rangka pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
Sesuai dengan tujuan lembaga Sekolah Dasar, IPS di SD tidak bersifat
keilmuan melainkan bersipat pengetahuan. Ini berarti bahwa yang diajarkan
bukanlah teori-teori sosial melainkan hal-hal yang bersifat praktis yang
berguna bagi dirinya dan kehidupannya kini maupun masa yang akan
datang dalam berbagai lingkungan dan aspek sosial yang berlainan.
Pembelajaran IPS bersipat pembekalan (pengetahuan, sikap dan kemampuan)
mengenai seni berkehidupan.
Untuk lebih jelasnya, akan dikemukakan satu contoh yang dikutipkan
dari metodologi pembelajaran IPS (Sumaatmadja,1984: 24). Pokok bahasan :
Pengaruh perang Diponegoro terhadap kebangkitan nasional Indonesia.
Ditinjau dari isi topiknya, pokok bahasan di atas bertumpu pada aspek sejarah.
Tetapi meskipun demikian, jiwa perang Diponegoro itu erat sekali dengan
aspek budaya, aspek sikap mental dan tidak dapat pula dilepas dari aspek
geografi dan aspek ekonominya.
Oleh karena itu, pada pembahasannya guru harus melakukan interalasi
aspek-aspek sejarah dengan aspek-aspek ekonomi, aspek budaya aspek
geografi dan lain-lain. Dengan penyajian demikian, peristiwa sejarah tersebut
akan lebih bermakna secara menyeluruh bagi pembinaan mental dan efeksi
anak didik yang mengikuti proses pembelajaran IPS tersebut. Dari contoh
tersebut pembelajaran IPS yang menerapkan pendekatan terpadu dapat
membina kognisi, afeksi dan psikomotor anak didik sebaik-baiknya.
Ilmu Pengetahuan sosial di Sekolah Dasar adalah mata pelajaran yang
mengajari manusia dalam semua aspek kehidupan dan interaksinya dalam
masyarakat. Tujuan pembelajaran IPS adalah memperkenalkan siswa kepada
pengetahuan tentang kehidupan masyarakat atau manusia secara sistematis.
Tetapi dalam praktek pembelajaran di sekolah-sekolah masih banyak guru
yang tidak bisa menterjemahkan isi dari kurikulum itu sendiri, dan hanya
berpedoman pada pengalaman mengajar sehingga pembelajaran di kelas tidak
berkembang dan tidak memberikan kepada siswa kesempatan untuk aktif
dalam pembelajaran.
Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar hendaknya menggunakan
lingkungan sebagai sumber belajar, terutama yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari anak. Dalam proses pembelajaran diupayakan mengaitkan bahan
pelajaran IPS dengan pelajaran-pelajaran lain. Disamping itu perlu digunakan
kejadian yang aktual untuk mendukung atau memperkuat pembelajaran IPS
yang sudah ada.
Berdasarakan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam
pembelajaran IPS SD guru harus mampu menciptakan iklim belajar mengajar
yang aktif, inovatif dan kreatif. Guru adalah salah satu faktor yang sangat
penting untuk mencapai hasil guna proses pembelajaran. Dengan demikian
diperlukan kepekaan dan kreativitas guru dalam menerapkan dan
mengembangkan prinsif-prinsif pembelajaran aktif.

B. Media Pembelajaran
1. Definisi Media
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar
mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan
pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini
cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan,
manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran /
pelatihan.
Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah
sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku,
film, video dan sebagainya. Kemudian menurut National Education
Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah
sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk
teknologi perangkat keras.
Pengertian Media pembelajaran menurut para ahli:
a. Menurut Heinich, Molenida, dan Russel (1993) berpendapat bahwa
“teknologi atau media pembelajaran sebagai penerapan ilmiah tentang
proses belajar pada manusia dalam tugas praktis belajar mengajar.
b. Menurut Ali (1992) berpendapat bahwa “Media adalah berbagai jenis
komponen dalam lingkungan siswa yang dapar memberikan rangsangan
untuk belajar”.
c. Menurut Gagne (1990) berpendapat bahwa “Kondisi yang berbasis
media meliputi jenis penyajian yang disampaikan kepada para
pembelajar dengan penjadwalan, pengurutan dan pengorganisasian.
d. Menurut Miarso (2004) berpendapat bahwa “Media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar”.
e. Menurut Arif S. Sadirman (1984) berpendapat bahwa “Media adalah
segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa
untuk belajar seperti Filn, buku, dan kaset.
Pengaturan media pembelajaran harus sedemikiaan rupa sehinggga
mendukung suasana belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar adalah
sebuah system. Aktivitas belajar mengajar memiliki komponen-komponen
tertentu. Tanpa adanya salah satu komponen saja, maka kegiatan belajar
mengajar tidak dapat berlangsung dengan sempurna. Ibarat sebuah mobil,
mobil tidak akan berjalan dengan baik jika bannya jelek atau tidak
ada. Oleh karena itu dalam kegiatan belajar mengajar dikenal adanya
komponen belajar mengajar, menurut Karti Hari Sukarsih, (2002 :79)
terdiri dari:
a. Tujuan.
b. Bahan pelajaran.
c. Kegiatan belajar mengajar.
d. Metode.
e. Media/alat.
f. Sumber belajar.
g. Evaluasi.
Sedangkan media menurut Karti Hari Sukarsih (2002 :17), yaitu
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pengajaran.
Pengaturan media pembelajaran dan perabot kelas harus sedemikian rupa
sehingga mendukung suasana belajar mengajar, diharapkan anak menjadi :
a. Disiplin dan rapih.
b. Menanamkan kebiasaan yang baik.
c. Mudah jika digunakan.
d. Mudah digunakan oleh siapa saja.
e. Focus perhatian anak.
2. Jenis Media
Jenis media pembelajaran menurut para ahli yaitu:
Hernawan (2007:6.31) menyatakan:“Ada tiga jenis media pembelajaran
yang dapat dikembangkan dan digunakan dalam kegiatan pembelajaran
oleh guru di sekolah, yaitu:
a. Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan
menggunakan indra penglihatan terdiri atas media yang dapat
diproyeksikan (projekted visual) dan media yang tidak dapat
diproyeksikan (nonprojekted visual).
b. Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk
auditif yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemauan para siswa untuk mempelajari bahan ajar dan jenisnya.
c. Media audio visual merupakan kombinasi dari media audio dan media
audio visual atau media pandang dengar”.
Menurut Heinich and Molenda (2009) terdapat enam jenis dasar dari media
pembelajaran, yaitu:
a. Teks. Merupakan elemen dasar dalam menyampaikan suatu informasi
yang mempunyai berbagai jenis dan bentuk tulisan yang berupaya
memberi daya tarik dalam penyampaian informasi.
b. Media audio. Membantu menyampaikan maklumat dengan lebih
berkesan dan membantu meningkatkan daya tarikan terhadap sesuatu
persembahan. Jenis audio termasuk suara latar, musik, atau rekaman
suara, dan lainnya.
c. Media visual. Media yang dapat memberikan rangsangan-rangsangan
visual seperti gambar/photo, sketsa, diagram, bagan, grafik, kartun,
poster, papan buletin, dan lainnya.
d. Media proyeksi gerak. Termasuk di dalamnya film gerak, film gelang,
program TV, video kaset (CD, VCD, atau DVD).
e. Benda-benda tiruan/miniatur. Termasuk di dalamnya benda-benda tiga
dimensi yang dapat disentuh dan diraba oleh siswa. Media ini dibuat
untuk mengatasi keterbatasan baik obyek maupun situasi sehingga
proses pembelajaran tetap berjalan dengan baik.
f. Manusia. Termasuk di dalamnya guru, siswa, atau pakar/ahli di
bidang/materi tertentu.
Rudi Bretz (2003) mengidentifikasi jenis-jenis media berdasarkan tiga
unsur pokok yaitu suara, visual, dan gerak. Dari ketiga unsur tersebut Bretz
mengklasifikasikannya ke dalam tujuh kelompok, yaitu:
a. Media audio
b. Media cetak
c. Media Visual diam
d. Media visual gerak
e. Media audio semi gerak
f. Media semi gerak
g. Media audio visual diam
h. Media audio visual gerak.
Fungsi media pembelajaran yaitu:
Menurut Hamalik (2008), Fungsi media pembelajaran yaitu:
a. Untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif
b. Penggunaan media merupakan bagian internal dalam system
pembelajaran.
c. Media pembelajaran penting dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran.
d. Penggunaan media dalam pembelajaran adalah untuk mempercepat
proses pembelajaran dan membantu siswa dalam upaya memahami
materi yang disajikan oleh Guru dalam kelas.
e. Penggunaan media dalam pembelajaran dimaksudkan untuk
mempertinggi mutu pendidikan.
Menurut Kempt & Dayton (1998), Fungsi utama media pembelajaran yaitu:
a. Memotivasi minat dan tindakan, direalisasikan dengan teknik drama
atau hiburan.
b. Menyajikan informasi, digunakan dalam rangka penyajian informasi di
hadapan sekelompok siswa.
c. Memberi instruksi, informasi yang terdapat dalam media harus
melibatkan siswa.

F. Mata Pelajaran IPS


1. Pengertian Peta
Peta merupakan suatu kebutuhan yang mendasar dalam era
globalisasi. Peta merupakan alat perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan, agar peta dapat bermanfat pada pemakai,paling tidak peta
diperlukan dua syarat yaitu harus bermutu dan ada pemakai atau pembaca
(Yulmadia Yulir dalam Yaba,2006:62). Dengan demikian peta dapat
diterima oleh orang sehingga dapat memberikan gambaran menyeluruh
dan terpadu tentang suatu daerah kepda orang lain.Dalam membaca
peta,orang harus memahami dengan simbol-simbol yang ada dalam peta.
Menurut Yulmadia Yulir (2004:2) peta adalah gambaran
konvesional permukaan bumiyang diperkecil seperti kenyataan yang
sebenarnya di atas bidang datar bila dilihat dari atas dengan tambahan
tulisan dan simbol-simbol. Melalui peta kita dapat memberikan gambaran
menyeluruh dan terpadu tentang keberadaan suatu daerahkepada orang lain
dan diterima dengan mudah oleh orang tersebut. Menurut R.M.Soetardjo
Soerjosoemarno dalam Bambang (2004) peta adalah suatu lukisan denan
tinta dari seluruh atau sebagian permukaan bumi yang diperkecil dengan
perbandingan ukuran yang disebut skala.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan peta adalah
gambaran konvesional secara selektif dari permukaan bumi dengan segala
fenomenanya yang diperkecil dengan skala tertentu dan ditampilkan pada
bidang datar. Menurut Amir (2008) dalam membaca peta orang harus
memahami dengan baik symbol dan semua informasi yang ada pada
peta.Faktor yang dapat di baca untuk memahami peta antara lain : a)
kenampakan pokok yaitu mencakup alam,social,ekonomi gunung sungai,
danau, kota dan jalan, b)jatak yaitu untuk mengukur kenampakan bentuk-
bentuk geografis yang tidak teratur seperti sungai,garis pantai, c)arah yaitu
untuk menentukan arah dapat menggunakan dengan kompas, d)lokasi yaitu
tempat kenampakan geografis dapat di baca dengan cara parallel median
yakni arah-jarak,jarak-jarak,arah-arah,e)ketinggianyaitu dapat dibaca secara
langsung seperti titik triangulasi,titik ketinggian,dan garis kontur.
2. Lingkungan Setempat
Lingkungan merupakan ilmu yang mempelajari hubungan timbal
balik antara manusia dengan lingkungannya.Kehidupan tidak terpisahkan
dari lingkungannya.Manusia merupakan bagian dari lingkungan sehingga
manusia itu diberlakukan hukum-hukum lingkungan sebagai makhluk yang
menghuni planet bumi.Pengertian lingkungan adalah tempat dimana suatu
makhluk hidup itu tumbuh dimana meliputu unsur-unsur yang penting
seperti tanah,air,dan udara.Lingkungan sendiri memiliki arti penting dalam
kehidupan setiap makhluk hidup,misalnya lingkungan hutan dimana setiap
tumbuhan dan hewan bias hidup dengan bebas mencari makan.Saat
lingkungan rusak dan ekosistem hancur maka keseimbangan antara
kehidupan satu dengan yang lainnya akan berubah,hal ini akan memberikan
dampak negatif bagi setiap makhluk hidup yang ada disekitarnya.
Menurut Oemar Hamalik (2001:195) lingkungan adalah kombinasi
antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti
tanah,air,energi surya,serta flora dan fauna yang tumbuh diatas tanah
maupun didalam lautan.Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan
komponen biotic.Komponen abiotik adalah segala sesuatu yang tidak
bernyawa seperti tanah,udara,air,iklim,kelembaban,cahaya dan bunyi
dll.Sedangkan komponen biotic adalah segala sesuatu yang bernyawa
seperti tumbuhan,hewan dan manusia serta mikro organism(virus dan
bakteri).
Ada dua istilah yang erat kaitannya tetapi sangat berbeda
maknanya,ialah alam sekitar danlingkungan.Alam sekitar mencakup segala
hal yang ada disekitar kita baik yang jauh maupun yang dekat jaraknya,baik
m asa lampau maupun yang akan dating,dan tidak terikat dimensidan waktu
sedangakan lingkungan adalah segala sesuatu yang ada dialam sekitar yang
memiliki makna dan pengaruh terhadap individu.
Dalam UU no 23 tahun 1997 mendefinisikan bahwa lingkungan
hidup adalah satu kesatuan ruang dengan semua benda daya keadaan dan
makhluk hidup termaksud manusia dan perilakunya.Yang mempengaruhi
kelansungan peri kehidupan dan kesejahteraan dalam satu lingkungan ada
beberapa factor yang mendukung sehingga dapat dikatakan sebagai
lingkungan, factor tersebut yaitu (1) warga adalah sekelompok manusia
yang heterogen di lihat dari berbagai segi kehidupan dalam masyarakat
yang mendiami suatu wilayah tertentu. (2) masyarakat adalah manusia yang
bertempat tinggal dalamsuatu wilaya tertentu dengan batas-batas yang jelas
(3) negara adalah suatu wilaya yang didiami oleh satu satuan penduduk
atau kelompok masyarakat yang mempunyai system pemerintahan yang
berdaulat.
3. Peta Lingkungan Setempat
Tidak dapat di sangka bahwa banyak pakar praktisi seperti
perencana, sejarawan, ahli ekonomi, pakar pertanian, dan sebagainya telah
menyadari betapa pentingnya peta misalnya,peta yang berskala besar yang
menggambarkan detail suatu daerah yang sempit, dapat mencerminkan
bentuk lahan, aliran, vegetasi, pola pemkiman, jalan-jalan, keadaan geologi,
dan banyak detail lainya. Semua ini memungkinkan adanya saling
hubungan yang di pelukan untuk perencanaan dan pelaksanaan suatu
pekerjaan secara ilmia.
Sebaliknya peta-peta yang lebih kecil menggambarkan daerah yang
luas , dapat menunjukan daerah banjir,erosi tanah, penggunaan lahan,
sebaran penduduk, iklim, dan sebagainya kesemuannya ini amat penting
untuk memahami suatu masalah dan potesi yang terdapat pada suatu
daeerah atau wilayah.
Menurut Amir (2008) peta menunjukan informasi pada seluruh
muka bumi menunjukan generalisai dan hubungan timbal balik dari pola
permukaan bumi secara luas. Dengan demikian kejadian di masa lalu, masa
sekarang dan masa yang akan datang singkat kata peta mempunyai fungsi
atau manfaat yang sangat besar dalam bebagai kehidupan, antara lain
sebagai alat peraga, alat perencanaan ,alat ananalisis dan pelaporan,dan
sangat penting lagi, sebagai alat untuk mempelajari timbale balik antara
fenomena-fenomena geogrfis di muka bumi.
Menurut Yaba (2006 : 63 ) peta berfungsi sebagai alat yang dapat
memberikan informasi kepada kita untuk : (1) mengetahui letak/lokasi
suatu wilaya kawasan.(2) mengetahui posisi kita di mana berada (3)
mengetahui keadaan sosiogrfis suatu daerah (4) mengetahui panjang lebar
dan luas suatu daerah.
Menurut Amir (2008) peta dapat di golongkan (di klasifikasikan)
atas beberapa jeni di lihat dari isinya, skalanya, dan tujuan atau fungsi
permukaannya, berdasarkan isinya, peta dibedakan menjadi 2 macam yaitu
: peta umum dan peta khusus (tematik).
a. Peta umum yang menggambarkan permukaan bumi secara umum yakni
segala sesuatu yang terdapat di daerah, baik kenampakan fisik maupun
kenampakan social budaya dan memperhatikan asosiasi keruangan dan
fenomena-fenomena geografis misalnya, jalan kereta api, jalan raya,
pemukiman, sungai, dan sebagainya. Petaumum di bedakan atas dua
b. Peta topografi yaitu peta yang menggambarkan bentuk (relief). Peta ini
di lengkapi dengan kenamkapan yang lain seperti benteng alam dan
benteng budaya secara detail. Peta ini umunya mempunyai skala besar
antara 1 : 5000 sampai 1: 10000
c. Peta kornogafi yaitu peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian
permukaan bumi dengan skala yang lebih kecil.
d. Peta khusus atau peta tematik yaitu peta yang menggambarkan tema
atau fenomena geosfer tertentu yang di tonjolakan. Tema peta tematik
tercermin pada symbol-simbol yang di gunakan misalnya kepadatan
penduduk, peta suhu udara, peta curah hujan, cart, dan sebagainya.
Menurut Amir (2008 :42 ) komponen peta di gambarkan jika telah
memiliki unsure pokok yang harus di perhatikan antara lain : (a) judul peta
(b) skala peta, gari tepi, (c) insert (d) legenda.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


1. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dilakukan sebanyak 3 siklus setiap
hari Senin mulai pra siklus pada tanggal 15 Agustus 2016 sampai
dengan siklus 3 pada tanggal 5 September 2016 sesuai dengan jadwal
pelajaran yang tertera di bawah ini.
Tabel 1. Waktu Penelitian
No Hari/tanggal Mata Siklus Materi Pokok Pengamat
Pelajaran
1 Senin, 15 IPS Pra Membaca Peta Hj.
Agustus Siklus Murtapiah,
2016 S.Pd.SD
2 Senin, 22 IPS I Membaca Peta Hj.
Agustus Murtapiah,
2016 S.Pd.SD
3 Senin, 29 IPS II Menggambar Hj.
Agustus Peta Murtapiah,
2016 S.Pd.SD
4 Senin, 5 IPS III Menggambar Hj.
September Peta Murtapiah,
2016 S.Pd.SD

2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di tempat peneliti mengajar yaitu di
kelas IV A SDN Srengseng Sawah 15 Pagi yang beralamat di Jalan
Gardu Rt. 11/02 Jagakarsa, Jakarta Selatan. Telepon (021) 7873645,
Email: sdn15srsawah@yahoo.co.id, kode pos 12640. Ada pun jumlah
peserta didik kelas IV A adalah 14 peserta didik laki-laki dan 8 peserta
didik perempuan.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Perbaikan pembelajaran IPS kelas IV A SDN Srengseng Sawah 15 Pagi
dilaksanakan dalam 3 siklus terdiri dari beberapa tahapan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan serta refleksi untuk setiap siklus
pembelajaran.

Perencanaan Pelaksanaan
Permasalahan Tindakan I Tindakan I

SIKLUS I Pengamatan/
Refleksi I
pengumpulan
data 1

Permasalah Perencanaan Pelaksanaan


an baru Tindakan II Tindakan II
hasil
refleksi
SIKLUS II Refleksi II Pengamatan/
pengumpulan
data II

Apabila
Permasalahan Dilanjutkan ke siklus selanjutnya
belum
terselesaikann

Gambar 1. Desain PTK


Masing-masing siklus dilaksanakan dengan dilengkapi instrument/alat
observasi, siklus pertama dirancang dengan dasar pembelajaran
biasa/umumnya, untuk siklus berikutnya didasarkan atas refleksi siklus-siklus
sebelumnya, hingga melakukan perencanaan perbaikan melalui penggunaan
media peta. Adapun uraian lengkapnya adalah sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahapan ini, peneliti bersama guru mitra (observer) bekerja
sama dan menyusun instrument kegiatan pembelajaran, sehingga
dihasilkan pemahaman yang sama tentang apa yang dilakukan dalam
proses pembelajaran, analisa kegiatan pembelajaran atau pun kegiatan
perbaikan pembelajaran berikutnya.Secara umum kegiatan yang
dilakukan pada tahap perencanaan yaitu
1) Menetapkan materi pembelajaran yang akan dilakukan.
2) Menyusun rencana pelaksanaan pembalajaran.
3) Menyusun lembar obsarvasi.
4) Membuat alat / media membantu pembelajaran.
5) Mendesain alat evaluasi, untuk mengukur ketercapaian siswa.
b. Pelaksnaan Tindakan
Pada tahapan ini peneliti bertindak langsung sebagai guru dalam
melaksanakan pembelajaran dan perbaikannya, sedangkan guru kelas
tersebut bertindak selaku observer yang akan membantu mengobservasi
kegiatan pembelajaran yang dilakukan peneliti. Pelakanaan pembelajaran
yang dilakukan diharapkan berdasarkan kesepakatan perencanaan awal
bersama teman sejawat, lalu melakukan proses pembelajaran, dan
sementara proses berlangsung pula pelaksanaan observasi oleh guru
mitra,mengecek aktivitas siswa dan aktivitas pembelajaran berdasarkan
lembar observasi yang sudah direncanakan.
Untuk kegiatan terakhir pada setiap proses pelaksanaan
pembelajaran adalah melakukan kegiatan evaluasi pembelajaran untuk
melihat peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN 15 Srengseng
30
Sawah Pagi.
c. Kegiatan Pengamatan/Observasi
Kegiatan pengamatan /observasi dilaksanakan bersamaan dengan
kegiatan pelaksanaan tindakan tersebut di atas yang dilakukan oleh guru
mitra (observer). Adapun yang diobservesi meliputi :
1) Kegiatan siswa dalam pembelajaran melalui penggunaan media peta.
2) Memonitoring observasi kegiatan pembelajaran secara menyeluruh
berdsarkan lembar observasi yang sudah direncanakan.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengamati pelaksanaan tindakan dan
hasil kerja siswa pada tiap siklus. Pada tahap ini peneliti besama guru
mitra (observer) kembali duduk bersama untik berdiskusi mengenai
proses dan hasil pelaksanaan pembelajaran, berbagai hal dibicarakan
kembali, jika masih terdapat banyak kekurangan pembelajaran maka perlu
adanya perbaikan-perbaikan kegiatan berikutnya.Setelah itu bersama guru
mitra merancangkan kegiatan perbaikan pelaksanaan pembelajaran yang
akan dilakukan di pembelajaran berikutnya hingga pembelajaran dapat
ditingkatkan.
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Pada tahapan ini, perencanaan dilakukan berdasarkan refleksi
siklus I, tentu berdasarkan kekurangan-kekurangan ataupun kelemahan-
kelemahan pada pelaksanaan tindakan siklus I akan dilakukan perbaikan
siklus II ini kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II ini menitikberatkan
pada perbaikan pembelajaran dengan model penggunaan media peta.
b. Pelaksanaan tindakan
Pada tahapan ini peneliti bertindak langsung sebagai guru dalam
melaksanakan pembelajaran dan perbaikannya, sedangkan guru kelas
tersebut bertindak selaku observer yang akan membantu mengobservasi
kegiatan pembelajaran yang dilakukan peneliti.
c. Kegiatan pengamatan/obserfasi
Kegiatan pengamatan atau obserfasi dilaksanakan bersamaan
dengan kegiatan pelaksanaan tindakan tersebut di atas yang dilakukan
oleh guru mitra (obserfer) adapun hal-hal yang diobserfasi meliputi :
1) Kegiatan siswa dalam pembelajaran melalui metode penggunaan medi
peta.
2) Monotiring obserfasi kegiatan pembelajaran perbaikan secara
menyeluruh berdasarkan lembar obserfasi yang sudah direncanakan.
d. Refleksi
Refleksi pada siklus II dilakukan untuk mengamati pelaksanaan
tindakan dan hasil kerja siswa setelah dilakukan perbaikan. Pada tahap ini
peneliti bersama guru mitra (obserfer) kembali duduk bersama untuk
berdiskusi mengenai proses dan hasil pelaksanaan pembelajaran perbaikan
berbagai hal dibicarakan kembali, jika masih terdapat banyak kekurangan
pembelajaran maka perlu adanya perbaikan kegiatan berikutnya.
3. Siklus III
a. Tahap Perencanaan
Penulis menyiapkan dan membuat skenario perbaikan
pembelajaran materi pembelajaran yang akan diberikan adalah
menggambar peta lingkungan setempat melalui penggunaan media peta
siswa kelas IV SDN Srengseng Sawah 15 Pagi. Teman sejawat yang
dilibatkan tetap ibu Hj. Murtapiah S.Pd.SD yang mengajar di kelas VI A.
b. Pelaksanaan
Langkah-langkah pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus III
sebagai berikut :
Pertemuan 1
1) Kegiatan awal (5 menit)
a) Berdoa
b) Mengecek daftar hadir
c) Memberikan motivasi kepada siswa
d) Apersepsi ( Guru melakukan tanya jawab tentang seputar peta dan
simbolnya)
e) Guru menyampaikan materi dan tujuan yang akan di capai.
2) Kegiatan inti (95 menit)
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru/peneliti :
a) Siswa dapat Membaca peta lingkungan setempat (kabupaten/kota
provinsi) dengan menggunakan skala sederhana secara Disiplin (
Discipline ) dan perhatian (respect) .
b) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar
lainnya, secara hormat dan perhatian (respect ),.
c) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
d) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium,
studio, atau lapangan dengan cara Disiplin ( Discipline ), Tekun (
diligence ) , Jujur ( fairnes ) dan teliti ( carefulness).
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru/peneliti :
a) Siswa ditugasi membaca lambang/simbol pada peta
b) Menunjukkan tempat-tempat penting dalam peta
c) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam
melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
d) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan
lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis;
e) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut dengan
penanaman nilai disiplin ( Discipline );
Konfirmasi 33
Dalam kegiatan konfirmasi, guru/peneliti:
a) Guru/peneliti bertanya jawab tentang hal-hal yang belum
diketahui siswa
b) Guru/peneliti bersama siswa bertanya jawab meluruskan
kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
3) Kegiatan Penutup/Akhir (5 menit)
a) Dalam kegiatan penutup, guru melakukan tanya jawab , diskusi,
penegasan
b) Guru menunjuk siswa maju kedepan untuk membaca peta dan
tempat tempat penting di daerah atau kota dan propinsi tempat
tinggalnya
c) Siswa dan Guru mengadakan refleksi setelah proses dan hasil
belajar di lakukan.
d) Siswa di berikan pekerjaan rumah.
c. Pengamatan
Proses perbaikan pembelajaran siklus III di amati kembali oleh ibu Hj.
Murtapiah S.Pd.SD. Pengamatan tetap difokuskan pada kegiatan siswa,
kegiaan guru, dan hasil evaluasi belajar siswa pada akhir pembelajaran.
d. Refleksi
Dengan menggunakan metode bervariasi, pembelajaran IPS
menjadi lebih menarik, siswa pun sangat antusias mengikuti dan
menjalaninya. Pembelajaran menjadi hidup dengan aktivitas siswa dengan
menemukan konsep pembelajaran siswa, dan kelas pun menjadi lebih
kondusif sehingga hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang
signifikan.

C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Srengseng Sawah
15 yang berjumlah 22 orang siswa. Ada pun pertimbangan dan alasan
pemilihan subyek ini adalah:
1. Siswa mengalami hambatan atau kesulitan dalam memahami materi,
khususnya peta.
2. Siswa kelas IV belum memahami konsep dalam menerima materi yang
diajarkan.

D. Variabel Penelitian
Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebasnya adalah media peta dan variabel terikatnya adalah
hasil belajar IPS.
E. Sumber Data Penelitian
Sumber data dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar IPS siswa
kelas IV SD Negeri Srengseng Sawah 15 dan data hasil observasi berupa
catatan lapangan setiap siklus dan data hasil wawancara.

F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Lembar soal tes dan lembar soal diskusi kelompok.
2. Pedoman wawancara. Pedoman ini digunakan untuk meminta pendapat
siswa pada subyek penelitian dari guru kelas.
3. Catatan lapangan. Instrument ini digunakan untuk mencatat pengamatan
tiap siklus yang dilakukan dalam penelitian.

G. Teknik dan Alat Pengumpulan Data


Teknik dan alat pengumpulan data diperoleh dari tes hasil belajar IPS.

H. Teknik Pengolahan Data


Data yang terkumpul dengan menggunakan analisis deskriptif
kualitatif. Untuk analisis deskriptif yaitu skor rata-rata persentase, untuk
menentukan perkembangan proses pembelajaran dan ukuran ketuntasannya
berdasarkan nilai ketetapan KKM mata pelajaran IPS di SDN Srengeseng
Sawah 15 Pagi adalah 63 yang sudah dirumuskan oleh guru kelas, dengan

rumus ketuntasan individu yaitu :


𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
A= x 100%
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

Dimana A = nilai akhir


Untuk ketuntasan kalasikal menggunakan rumus

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑡𝑢𝑡𝑎𝑠 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢


K= x 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎

Dimana K = ketentuan klasikal


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Merujuk pada tujuan awal diadakannya perbaikan pembelajaran ini
adalah untuk meningkatkan keterampilan guru dalam menggunakan metode
pembelajaran bervariasi serta memperbaiki proses pembelajaran di kelas yang
selanjutnya dapat meningkatkan pemahaman siswa sekaligus meningkatkan
hasil belajar siswa. Proses perbaikan pembelajaran dilakukan dalam tiga
siklus. Jalannya perbaikan pembelajaran materi pembelajaran IPS kelas IV
sebagai berikut.
SIKLUS 1
Materi yang dibahas adalah: Menjelaskan cara membaca Peta kota/kabupaten
dan provinsi pada lingkungan setempat.
Pada siklus I ini guru menerangkan tentang membaca Peta
kota/kabupaten dan Provinsi pada lingkungan setempat. Untuk memperdalam
pemahaman siswa guru menggunakan metode pembelajaran bervariasi dengan
meminta 3 (tiga) siswa maju ke depan untuk membacakan Peta yang
ditunjukkan oleh guru. Sementara siswa yang lain diminta untuk mengamati
dan memahami setiap peta yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa yang
ditunjuk ke depan. Setiap siswa melakukan membaca peta setelah guru
memberikan penjelasan tentang peta tersebut sambil melakukan tanya jawab
dengan siswa yang lainnya.
Dengan cara seperti itu guru berharap dapat meningkatkan pemahaman
siswa. Karena siswa terlihat tertarik dengan pembelajaran seperti itu. Siswa
tampak aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Namun yang terjadi
tidak tidak seperti yang diharapkan guru, hal ini disebabkan karena masih ada
kelemahan / kekurangan yang terjadi seperti :
1. Kondisi kelas yang tidak kondusif membuat siswa tidak fokus dalam
pembelajaran.
2. Guru belum terampil dalam mengelola waktu pembelajaran.
3. Yang melakukan pembelajaran bervariasi hanya dapat diikuti oleh siswa
yang pandai saja sehingga yang memahami
35 hanya siswa yang pandai saja.
Pada tabel ini (terlampir) terlihat bahwa hasil belajar siswa pada materi
Pelajaran IPS pada siklus I ada peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada
peningkatan nilai rata-rata. Nilai rata-rata pre tes siswa yang sebelumnya
adalah 61,36; setelah melalui pembelajaran pada siklus I nilai rata-ratanya
mengalami peningkatan menjadi 65,22. Namun demikian, pencapaian hasil
tersebut belum maksimal dan memuaskan guru, karena sebagian siswa yang
nilainya masih berada di bawah KKM. Dari 22 siswa yang mengikuti
pembelajaran pada siklus I, masih ada 11 orang siswa yang nilainya masih di
bawah KKM atau sekitar 50%. Hal ini dibuktikan berdasarkan pengelolaan
data pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. Pengolahan Nilai Siklus I


Pre Test Siklus I
Kategori Nilai Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Nilai Siswa Siswa
Kurang 30-50 11 50% 6 27.3%

Sedang 60-70 7 31.8% 7 31.8%

Baik 80-100 4 18.2% 9 40.9%

Jumlah 22 100% 22 100%


Nilai Rata-rata 61.36 65.22

Untuk lebih jelas dalam menggambarkan pengolahan data di atas, dapat


dilihat pada gambar grafik pengolahan hasil belajar siswa pada siklus I di
bawah ini.
Pra Siklus
Siklus I

Gambar 2. Grafik Pengolahan Hasil Belajar Siswa Siklus I

Dari data di atas terlihat adanya peningkatan hasil belajar IPS siswa pra
siklus dan setelah dilakukan pembelajaran pada siklus I. Pada siswa dengan
kategori kurang pada pra siklus dari 11 siswa menurun menjadi 6 siswa pada
siklus I, pada kategori sedang tidak mengalami perubahan. Sementara itu, pada
kategori baik terjadi peningkatan dari 4 siswa menjadi 9 siswa. Jika ditinjau
dari KKM maka nilai rata-rata hasil belajar IPS siswa sudah berada di atas
KKM meskipun belum signifikan. Untuk meningkatkan pemahaman dan hasil
belajar siswa penulis memutuskan untuk melakukan perbaikan pembelajaran
pada siklus II.
Dengan mempertimbangkan masalah yang tejadi sebelumnya lalu pada
tahapan siklus I peneliti bersama dengan obserfer atau teman sejawat
melakukan diskusi tentang hal-hal yang akan dilakukan dalam upaya
perbaikan siklus I sebelum kegiatan penelitian pada siklus II dilaksanakan.
Adapun yang menjadi hasil perencanaan siklus I dilakukan sebagai berikut:
1. Menyiapkan rencana perbaikan pembelajaran (RPP) yang sudah dirancang
berdasarkan perbaikan atas masalah yang ada.
2. Menyiapkan alat obserfasi proses pembelajaran dalam hal ini Lembar
Obsevasi Aktifitas Guru Dan Lembar Observasi Aktifitas Siswa.
3. Menyiapkan alat evaluasi pembelajaran siklus I.
SIKLUS II
Materi yang dibahas: Menggambar peta
Pada siklus II guru masih menggunakan metode yang sama yakni
penggunaan media peta dalam pembelajaran. Pada siklus ini guru mencoba
lebih maksimal dalam menyiapkan materi pelajaran dengan tambahan media
power point dalam menjelaskan materi pelajaran. Begitu juga dalam
melakukan simulasi, guru tidak melakukannya hanya sekali, tetapi beberapa
kali. Guru juga meminta siswa untuk maju ke depan kelas untuk memberikan
penjelasan. Semua siswa diberikan kesempatan yang sama.
Berdasarkan hasil refleksi siklus I, maka pembelajaran dilanjutkan ke
siklus II, dengan merencanakan perbaikan yang menekan pada hal-hal yang
belum terlaksana di siklus I adapun yang menjadi hasil perencanaan siklus II
disiapkan sebagai berikut :
1. Menyiapkan Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) yang sudah memuat
perbaikan-perbaikan.
2. Menyiapkan alat observasi proses pembelajaran dalam hal ini lembar
Observasi Aktivitas Guru Dan Lembar Observasi Aktivitas Siswa.
3. Menyiapkan alat evaluasi pembelajaran siklus II
Setelah semuanya dipersiapkan pada saat bersamaan dengan waktu yang
sudah disiapkan maka dilakukan pelaksanaan proses pembelajaran siklus II
untuk mata pelajaran IPS sebanyak satu kali pertemuan dimulai dari membuka
pembelajaran melaksanakan kegiatan inti melalui penggunaan media peta,
memberi kesempatan siswa berdiskusi dan melakukan presentasi, merangkum
lalu mengakhiri pembelajran pelaksanaan proses pembelajaran siklus II
diobservasi masih oleh teman sejawat atas nama Hj. Murtafiah, S.Pd.SD.
Setelah proses pembelajaran siklus II dilaksanakan, maka dilakukan evaluasi
terhadap siswa mata pelajaran IPS di kelas IV SDN Srengseng Sawah 15.
Pada tabel ini (terlampir) terlihat bahwa hasil belajar siswa pada materi
Pelajaran IPS pada siklus II terjadi peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada
peningkatan nilai rata-rata. Nilai rata-rata siswa pada siklus I adalah 65,22;
setelah melalui pembelajaran pada siklus II nilai rata-ratanya menjadi 69,54.
Namun demikian, pencapaian hasil tersebut belum maksimal dan memuaskan
guru, karena sebagian siswa yang nilainya masih berada di bawah KKM. Dari
22 siswa yang mengikuti pembelajaran pada siklus I, masih ada 11 orang
siswa yang nilainya masih di bawah KKM atau sekitar 50%. Hal ini
dibuktikan berdasarkan pengelolaan data pada tabel di bawah ini.
Tabel 3. Pengolahan Nilai Siklus II
Siklus II
Kategori Nilai Nilai Jumlah Siswa Persentase

Kurang 30-50 4 18,20%


Sedang 60-70 9 40,90%

Baik 80-100 9 40,90%

Jumlah 22 100%

Nilai Rata-rata 69,54

Untuk lebih jelas dalam menggambarkan pengolahan data di atas, dapat


dilihat pada gambar grafik pengolahan hasil belajar siswa pada siklus II di
bawah ini.

Siklus II

Kurang
Sedang
Baik

Gambar 3. Grafik Pengolahan Hasil Belajar Siswa Siklus II


Dari grafik di atas, siswa yang mendapat nilai kurang mengalami
penurunan dari 27,3% menjadi 18,20%, siswa yang mendapat nilai sedang
mengalami kenaikan dari 31,80% menjadi 40,90%. Sementara itu, siswa yang
memiliki kategori baik tidak mengalami perubahan yaitu tetap berada pada
angka 40,90%.
Proses pembelajaran siklus II sudah dilakukan berdasarkan perbaikan
pada siklus I. Hasil capaian pembelajaran siklus II diuraikan sebagai berikut.
Pengamatan/observasi pembelajaran IPS di kelas IV SDN Srengseng Sawah
15 melalui penggunaan , terhadap aktivitas guru siklus II dan aktifitas siswa
siklus II serta hasil belajar siklus II masih harus memperbaiki kekurangan dan
kelemahan di antaranya:
1. Guru harus menekan dalam diskusi kelompok.
2. Guru menegaskan dengan mengungkapkan masalah yang belum jelas.
3. Harus melakukan evaluasi proses.

SIKLUS III
Materi yang dibahas: Menggambar peta
Pada siklus III guru masih menggunakan metode yang sama yakni
penggunaan media peta dalam pembelajaran. Pada siklus ini guru mencoba
lebih memaksimalkan lagi dalam menyiapkan materi pelajaran dengan
tambahan media power point dalam menjelaskan materi pelajaran. Begitu juga
dalam melakukan simulasi, guru tidak melakukannya hanya sekali, tetapi
beberapa kali. Guru juga meminta siswa untuk maju ke depan kelas untuk
memberikan penjelasan. Semua siswa diberikan kesempatan yang sama.
Setelah semuanya dipersiapkan pada saat bersamaan dengan waktu yang
sudah disiapkan maka dilakukan pelaksanaan proses pembelajaran siklus III
untuk mata pelajaran IPS sebanyak satu kali pertemuan dimulai dari membuka
pembelajaran melaksanakan kegiatan inti melalui penggunaan media peta,
memberi kesempatan siswa berdiskusi dan melakukan presentasi, merangkum
lalu mengakhiri pembelajaran pelaksanaan proses pembelajaran siklus III
diobservasi masih oleh teman sejawat atas nama Hj. Murtafiah, S.Pd.SD.
Setelah proses pembelajaran siklus III dilaksanakan, maka dilakukan evaluasi
terhadap siswa mata pelajaran IPS di kelas IV SDN Srengseng Sawah 15.
Pada tabel ini (terlampir) terlihat bahwa hasil belajar siswa pada materi
Pelajaran IPS pada siklus III terjadi peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada
peningkatan nilai rata-rata. Nilai rata-rata siswa pada siklus II adalah 69,54;
setelah melalui pembelajaran pada siklus III nilai rata-ratanya menjadi 78,18.
Pencapaian hasil tersebut sudah maksimal dan memuaskan guru, karena
sebagian besar siswa telah mencapai KKM. Dari 22 siswa yang mengikuti
pembelajaran pada siklus III, 21 siswa nilainya sudah berada di atas KKM
sementara itu masih terdapat 1 siswa yang belum tuntas KKM. Hal ini
dibuktikan berdasarkan pengelolaan data pada tabel di bawah ini.

Tabel 4. Pengolahan Nilai Siklus III


Siklus III
Kategori Nilai Nilai Jumlah Siswa Persentase
Kurang 30-50 1 4,55%
Sedang 60-70 10 45,45%

Baik 80-100 11 50,00%

Jumlah 22 100%

Nilai Rata-rata 78,18

Untuk lebih jelas dalam menggambarkan pengolahan data di atas, dapat


dilihat pada gambar grafik pengolahan hasil belajar siswa pada siklus III di
bawah ini.
Siklus III

Kurang
Sedang
Baik

Gambar 4. Grafik Pengolahan Hasil Belajar Siswa Siklus III


Dari grafik di atas, siswa yang mendapat nilai kurang mengalami
penurunan dari 18,20% menjadi 4,55%, siswa yang mendapat nilai sedang
mengalami kenaikan dari 40,90% menjadi 45,45%. Sementara itu, siswa yang
memiliki kategori baik mengalami perubahan kenaikan 40,90% menjadi
50,00%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut terlihat bahwa terjadi
peningkatan hasil belajar IPS siswa dari tiap tahap siklus, dimana pada siklus
III terjadi peningkatan yang signifikan. Kondisi ini membuktikan bahwa
proses pembelajaran dengan menggunakan media peta berhasil meningkatkan
hasil belajar siswa.

B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian proses pembelajaran yang berlansung
sebanyak 3 (tiga) siklus, maka akan diuraikan pembahasan untuk masing-
masing hasil perbaikan yang dilakukan pada 2 pembelajaran sebagai berikut:
Siklus I
Materi yang dibahas adalah: Menjelaskan cara membaca Peta kota/kabupaten
dan provinsi pada lingkungan setempat.
Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I penulis memperbaiki
proses pembelajaran dengan menggunakan media peta di samping metode
ceramah dan tanya jawab. Berdasarkan hasil belajar siswa pada materi
Pelajaran IPS pada siklus I mengalami peningkatan dari 61,36 menjadi 65,22.
Namun demikian, pencapaian hasil tersebut belum maksimal dan memuaskan
guru, karena sebagian siswa yang nilainya masih berada di bawah KKM. Dari
22 siswa yang mengikuti pembelajaran pada siklus I, masih ada 11 orang
siswa yang nilainya masih di bawah KKM atau sekitar 50%. Hal ini
dibuktikan berdasarkan pengelolaan data pada tabel di bawah ini.
Dari data di atas terlihat adanya peningkatan hasil belajar IPS siswa pra
siklus dan setelah dilakukan pembelajaran pada siklus I. Pada siswa dengan
kategori kurang pada pra siklus dari 11 siswa menurun menjadi 6 siswa pada
siklus I, pada kategori sedang tidak mengalami perubahan. Sementara itu, pada
kategori baik terjadi peningkatan dari 4 siswa menjadi 9 siswa. Jika ditinjau
dari KKM maka nilai rata-rata hasil belajar IPS siswa sudah berada di atas
KKM meskipun belum signifikan.
Pada siklus I ini, siswa masih belum antusias dalam mengikuti pelajaran.
Masih terdapat siswa yang bercanda dengan teman di sebelahnya. Kondisi
inilah yang kemungkinan mengakibatkan masih banyak siswa yang belum
tuntas dalam belajar. Di samping itu, media peta baru pertama kali guru
berikan, sehingga guru masih mencari pola yang tepat untuk bisa
menerapkannya dalam proses pembelajaran. Di sisi lain media petajuga masih
awam di mata siswa. Kondisi-kondisi inilah yang menyebabkan kurang
maksimalnya proses pembelajaran sehingga peningkatan hasil belajar siswa
tidak begitu signifikan.
Siklus II
Materi yang dibahas: Menggambar peta
Hasil belajar siswa pada materi Pelajaran IPS pada siklus II terjadi
peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada peningkatan nilai rata-rata. Nilai rata-
rata siswa pada siklus I adalah 65,22; setelah melalui pembelajaran pada siklus
II nilai rata-ratanya menjadi 69,54. Namun demikian, pencapaian hasil
tersebut juga masih belum maksimal dan memuaskan guru, karena sebagian
siswa yang nilainya masih berada di bawah KKM. Siswa yang mendapat nilai
kurang mengalami penurunan dari 27,3% menjadi 18,20%, siswa yang
mendapat nilai sedang mengalami kenaikan dari 31,80% menjadi 40,90%.
Sementara itu, siswa yang memiliki kategori baik tidak mengalami perubahan
yaitu tetap berada pada angka 40,90%.
Pada siklus II penulis melakukan refleksi dulu terhadap permasalahan
yang terjadi pada siklus I. Penulis melakukan beberapa perubahan strategi
pembelajaran dengan menambahkan media power point di samping
penggunaan media peta. Kondisi siswa saat diajar pada siklus II sudah
mengalami perubahan tingkah laku dari sibuk bercanda dengan teman menjadi
lebih fokus terhadap pelajaran yang disajikan oleh guru. Siswa cenderung
lebih antusias dengan tambahan media pembelajaran yang telah
dikolaborasikan oleh guru.
Di sisi lain, guru sudah lebih siap dalam menyajikan materi pelajaran
yang akan dibahas. Permasalahan-permasalahan yang muncul pada saat Siklus
I sudah bisa diantisipasi. Kondisi inilah yang mengakibatkan terjadi perubahan
hasil belajar meskipun belum begitu signifikan.
Siklus III
Materi yang dibahas: Menggambar peta
Hasil belajar siswa pada materi Pelajaran IPS pada siklus III terjadi
peningkatan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat pada peningkatan nilai rata-
rata. Nilai rata-rata siswa pada siklus II adalah 69,54; setelah melalui
pembelajaran pada siklus III nilai rata-ratanya menjadi 78,18. Pencapaian hasil
tersebut sudah maksimal dan memuaskan guru, karena sebagian besar siswa
telah mencapai KKM. Dari 22 siswa yang mengikuti pembelajaran pada siklus
III, 21 siswa nilainya sudah berada di atas KKM sementara itu masih terdapat
1 siswa yang belum tuntas KKM. Hal ini dibuktikan berdasarkan pengelolaan
data pada tabel di bawah ini.
Siswa yang mendapat nilai kurang mengalami penurunan dari 18,20%
menjadi 4,55%, siswa yang mendapat nilai sedang mengalami kenaikan dari
40,90% menjadi 45,45%. Sementara itu, siswa yang memiliki kategori baik
mengalami perubahan kenaikan 40,90% menjadi 50,00%. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut terlihat bahwa terjadi peningkatan hasil belajar IPS siswa
dari tiap tahap siklus, dimana pada siklus III terjadi peningkatan yang
signifikan. Kondisi ini membuktikan bahwa proses pembelajaran dengan
menggunakan media peta berhasil meningkatkan hasil belajar siswa.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Nina Sundari (2008:3) yang dimuat dalam Junral Pendidikan Dasar yang
menyatakan bahwa, “...pemanfaatan media peta dalam pembelajaran
Pengetahuan Sosial, sangat efektif diterapkan di sekolah dasar. Pembelajaran
lebih bermakna, karena siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran.
Media peta sebagai alat pembelajaran yang dapat membantu guru dan siswa
memudahkan pembelajaran yang abstrak menjadi konkrit.” Lebih lanjut
Hamalik yang dikutip Azhar Arsyad (2011:15) dalam buku Media Pengajaran
mengemukakan bahwa, “pemakaian media pengajaran dalam proses belajar
mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan
membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.”
Pada siklus III siswa sudah bisa menyesuaikan diri dengan media
pembelajaran berupa media peta dan power point dalam pembelajaran.
Kondisi ini menguntungkan guru saat mengajar sehingga proses belajar
mengajar yang hendak dituju tidak mengalami kesulitan. Siswa lebih antusias
dalam belajar dibandingkan dengan siklus I dan siklus II. Hal inilah yang
menyebabkan hasil belajar siswa lebih tinggi dan mengalami peningkatan
yang signifikan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya
maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa: pengunaan media peta dapat
meningkakan hasil belajar siswa dalam pembelajaran kompetensi dasar
membaca peta lingkungan setempat kelas IV di SDN 15 Srengseng Sawah.
Hal ini dibuktikan pada siklus III terjadi peningkatan yang signifikan nilai
rata-rata dari 69,54 menjadi 78,18. Pencapaian hasil tersebut sudah maksimal
dan memuaskan guru, karena sebagian besar siswa telah mencapai KKM.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan yang signifikan hasil
belajar IPS kompetensi dasar membaca dan menggambar peta lingkungan
melalui penggunaan media peta siswa kelas IV SDN Srengseng Sawah 15
Pagi Jagakarsa, Jakarta Selatan.

B. Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian ini,maka saran yang perlu disampaikan
adalah sebagai berikut:
1. Disarankan kepada pihak sekolah,agar penggunaan media peta dapat
digunakan sebagai media pembelajaran yang ditetapkan disekolah.
2. Kepada guru SD,agar menggunakan media peta sebagai salah satu
alternative meningkatkan proses dan hasil pembelajaran.
Kepada peneliti selanjutnya agar menerapkanya pada pembelajaranIPS
lainnya.Tujuannya untuk membuktikan penerapan penggunaan media peta
adlah langkah yang efektif yang digunakan dalam pembelajaran. Namun
perlu diperhatikan kesesuaian materi dengan menggunakan media peta
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Penerbit Alfabeta


Amir, Taufik. (2008). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning.
Jakarta: Kencana Media Grup.
Arikunto, Suharsimi. (1993). Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto,Suharsimi,dkk.(2007).Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Bumi Aksara
Arsyad, Azhar. (2011). Media Pengajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
BNSP Depdiknas.(2006).Model-Model Pembelajaran yang Efektif dalam
Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas.
Darsono. (2002). Theori Pembelajaran. Jakarta. Erlangga.
Dimyati dan Mudjiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Depdiknas.(2007).Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD MI
Jakarta.
Djamarah, Saiful Bahri. (2002). Psikologi Belajar.Jakarta : Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar.Jakarta : Bumi Aksara.
Hernawan, Asep Herry. (2007). Media Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung:
UPI PRESS.
Kasbola,Kshani. (1999). Penelitian Tindakan Kelas.Depdiknas Dikti.Proyek
PGSD IBRD :LOAN-Ind.
Koesmini,(1998). Kiat-Kiat Meningkatkan Prestasi Belajar IPS diSD.Jakarta :
Bumi Aksara.
Makmun. (1995). Perkembangan Anak. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nasution. (2000). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar.Jakarta
:PT Bumi Aksara.
Pidarta, Made. (2000). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.Jakarta :
Rineka Cipta.
Sanjaya, Wina. (2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana.
Sardiman. (2006). Interksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta: RajaGrafindo
Persada.
Sjamsuri,Achmad,dkk.(1994).IPS Geografi.Jakarta.Erlangga.
Slameto.(2003).Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudjana,Nana.Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar.Bandung : Sinar
Baru Algesindo.
Sukarsih, Katri Hari. (2002). Teknik Bercerita. Yogyakarta: Laksbang Pressindo.
Sumaatmadja, N. (1984). Metodologi Pengajaran IPS. Bandung: Penerbit
Alumni.
Sundari, Nina. (2008). Pemanfaatan Media Peta dalam Upaya Meningkatkan
Pembelajaran Sosial di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar
No. 10 Oktober 2008.
Suryabrata,Sumadi.(2005).Psikologi Pendidikan.Jakarta : Raja Grafind Persada.
Supandi. (1992). Teori Belajar Motorik. Bandung: FPOK.
Susilo,Joko Muh.(2007).Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Yogyakarta
: Pustaka Belajar
Wibawa, Basuki dan Mukti Farida.(1992).Media Pengajaran.Depdikbud.
Wandi. (2007). Pengertian Belajar Menurut Ahli.
(Online).http://www.whandi.net/2007/05/16/pengertian-belajar-menurut-
ahli. Diakses 21 Oktober 2012
Yaba. (2006). Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Progaram Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar.
Makassar.
Yuli, Yulmadia.(2004).Geografi.Jakarta : Bumi Aksara.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Sekolah : SDN SRENGSENG SAWAH 15 PG
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/Semester : IV/I
Alokasi Waktu : 3 jam pelajaran @ 35 menit
Hari & Tanggal : Senin, 15 Agustus 2016

I. Standar Kompetensi
1. Memahami sejarah, kenampakan alam dan keragaman suku bangsa di
lingkungan kebupaten/kota dan provinsi
II. Kompetensi Dasar
1.1 Membaca peta lingkungan setempat (kabupaten/kota provinsi) dengan
menggunakan skala sederhana
III. Tujuan Pembelajaran**
1. Siswa dapat Membaca peta lingkungan setempat (kabupaten/kota provinsi)
dengan menggunakan skala sederhana dengan penanaman nilai ketelitian
( carefulness)
2. Karakter siswa yang diharapkan : Kreatif , Komunikatif
IV. Materi Pokok
 Membaca peta lingkungan setempat dengan menggunakan skala sederhana
A. Pengertian Peta
Peta adalah gambar sebagian atau keseluruhan permukaan bumi dengan
perbandingan tertentu. Di kelas tiga kamu sudah belajar tentang denah. Peta
tak ubahnya seperti denah. Perbedaannya adalah peta menggambarkan
tempat yang lebih luas. Selain itu peta harus dibuat dengan perbandingan
tertentu. Perbandingan inilah yang disebut dengan skala. Skala mempunyai
arti perbandingan jarak pada peta dengan jarak sebenarnya di permukaan
bumi. Peta dibuat dengan skala tertentu supaya dapat menggambarkan
keadaan di permukaan bumi dengan ukuran yang tepat. Pada peta untuk
menggambarkan obyek alam atau buatan yang ada di permukaan bumi
digunakan simbol, misalnya:

Bagaimana peta dibuat?


Pada jaman dahulu orang mengembara tanpa arah tujuan. Saat itu manusia
belum mengenal semua bagian bumi. Para ilmuwan mengembara ke
berbagai tempat. Mereka mencoba menggambar rute perjalanan mereka
menjadi peta sederhana. Ketika peralatan semakin canggih, para ilmuwan
bisa memotret bumi dari atas dengan mudah. Selain dengan pesawat, satelit
juga bisa digunakan untuk memotret. Dari potret itu dibuatlah peta. Jalan,
gang dan daerah kecil yang sulit tertangkap oleh kamera dari pesawat
terbang, dicatat dan diukur langsung oleh petugas langsung di lapangan.
Permukaan bumi yang bulat bisa digambarkan di atas kertas yang datar.
Untuk melakukannya diperlukan proyeksi, yaitu memperkirakan jarak,
arah, dan bentuk. Dari semua cara tadi, akhirnya diperoleh sebuah peta
yang lengkap. Ada nama jalan, sungai, gunung, termasuk juga ketinggian
dan kedalaman suatu tempat. Kumpulan peta yang dibukukan disebut Atlas.
Ada pula peta yang dibuat di permukaan bulat yang disebut globe. Globe
disebut juga dengan bola dunia. Coba perhatikan contoh peta dan globe
berikut ini!

B. Jenis Peta
Peta ternyata sangat beragam. Berdasarkan kegunaannya peta
dibedakan menjadi dua, yakni:
1. Peta Umum
Peta umum disebut juga dengan Peta Topografi. Peta umum merupakan
peta yang menggambarkan keadaan umum dari suatu wilayah. Keadaan
umum yang digambarkan meliputi objek atau kenampakan alam dan
buatan. Objek alam misalnya gunung, sungai, dataran rendah, dataran
tinggi, dan laut. Objek buatan misalnya kota, jalan dan rel kereta api.
Peta Indonesia yang sering dipajang di dinding kantor atau sekolah-
sekolah merupakan contoh peta umum. Peta Indonesia pada contoh di
atas juga termasuk peta umum. Peta umum biasa digunakan untuk
belajar di sekolah, untuk kepentingan kantor dan wisata.
2. Peta Khusus
Peta khusus merupakan peta yang menggambarkan data-data tertentu di
suatu wilayah.
Peta khusus disebut juga dengan Peta Tematik. Contoh peta khusus
adalah:
a. Peta Persebaran Fauna di Indonesia.
b. Peta Hasil Tambang di Indonesia/
c. Peta Cuaca di Indonesia.
Perhatikan contoh dari peta khusus di bawah ini!

C. Komponen Peta
Peta memiliki kelengkapan penting agar mudah dibaca dan dipahami.
Kelengkapan tersebut dinamakan komponen peta. Komponen-komponen
peta antara lain sebagai berikut:
1. Judul peta
Judul peta merupakan identitas atau nama untuk menjelaskan isi atau
gambar peta. Judul peta biasanya terletak di bagian atas peta. Judul peta
merupakan komponen yang penting. Biasanya sebelum memperhatikan
isi peta, pasti seseorang terlebih dahulu membaca judulnya.
2. Legenda
Legenda merupakan keterangan yang berisi gambar-gambar atau simbol-
simbol beserta artiny. Legenda biasanya terletak di bagian pojok kiri
bawah peta
3. Skala
Skala merupakan perbandingan jarak antara dua titik pada peta dengan
jarak sebenarnya di permukaan bumi. Misalnya skala 1 : 200.000.
Skala ini artinya 1 cm jarak pada peta sama dengan 200.000 cm atau 2
km jarak sebenarnya.
4. Simbol
Simbol merupakan lambang-lambang atau gambar yang menunjukkan
obyek alam atau buatan. Simbol peta harus memenuhi tiga syarat yakni
sederhana, mudah dimengerti, dan bersifat umum. Berikut ini adalah
simbol-simbol yang biasa digunakan pada peta.

5. Mata angin
Mata angin merupakan pedoman atau petunjuk arah mata angin. Mata
angin pada peta biasanya berupa tanda panah yang menunjuk ke arah
utara. Mata angin sangat penting keberadaanya supaya tidak terjadi
kekeliruan arah.
6. Garis astronomis
Garis astronomis merupakan garis khayal di atas permukaan bumi. Garis
astronomis terdiri dari dari garis lintang dan garis bujur. Garis lintang
merupakan garis dari timur ke barat sedangkan garis bujur merupakan
garis dari utara ke selatan.
7. Garis tepi
Garis tepi merupakan garis yang dibuat mengelilingi gambar peta untuk
menunjukkan batas peta tersebut.
8. Tahun pembuatan peta
Tahun pembuatan peta menunjukkan kapan peta tersebut dibuat. Dari
tahun pembuatan kita dapat mengetahui peta tersebut masih sesuai atau
tidak untuk digunakan saat ini.
9. Inset peta
Inset peta merupakan gambar peta yang ingin diperjelas atau karena
letaknya di luar garis batas peta. Inset peta digambar bila diperlukan.
Inset peta disebut juga peta sisipan.
10. Tata warna
Tata warna merupakan pewarnaan pada peta untuk membedakan obyek
satu dengan yang lainnya. Misalnya warna coklat menunjukkan dataran
tinggi, hijau menunjukkan dataran rendah dan biru untuk menunjukkan
wilayah perairan.
Untuk memperjelas tentang komponen-komponen peta perhatikan gambar
peta berikut:

D. Menggambar Peta
Bagaimana cara menggambar peta? Menggambar peta dapat menggunakan
cara menjiplak atau menggunakan teknik kotak. Dengan teknik menjiplak
hanya dengan menjiplak gambar asli dengan karbon dan kertas putih.
Sedangkan dengan teknik kotak dapat dilakukan sesuai
langkah-langkah berikut :
1. Bukalah Atlas, lalu tentukan peta yang akan digambar
2. Amatilah letak kota, sungai, danau, gunung, laut, batas-batas lainnya!
3. Buatlah garis-garis melintang dan membujur pada gambar peta asli
dengan menggunakan pensil. Luas kotak = p x l = 1 x 1 cm
4. Berilah nomor pada setiap garis lintang! Berilah huruf pada setiap garis
yang membujur! Nomor dan huruf dibuat pada pinggir garis tepi.
5. Selanjutnya siapkan kertas yang akan digunakan untuk menggambar.
6. Lebih baik ukuran kertas sama dengan ukuran peta aslinya.
7. Buatlah kotak-kotak dengan ukuran sama seperti pada peta asli. Berilah
nomor dan huruf pada garis lintang dan garis bujur.
8. Gambarlah peta di atas kertas! Perhatikan setiap goresan pensil harus
sesuai dengan alur garis atau kotak pada peta.
9. Setelah selesai mencontoh peta, pertebal lagi dan berilah warna-warna
seperti yang ada pada peta di atlasmu.
10. Hapuslah kotak-kotak yang tadi dibuat dengan pensil beserta huruf dan
nomornya!
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut !

E. Menghitung Jarak Tempat dengan Skala Peta


Pada penjelasan sebelumnya telah disebutkan bahwa peta harus dibuat
dengan perbandingan tertentu atau skala. Skala merupakan perbandingan
jarak antara dua titik pada peta dengan jarak sebenarnya di permukaan
bumi. Skala biasanya menggunakan satuan cm. Skala peta ada 2 macam
yaitu:
1. Skala angka
Skala angka merupakan skala yang menggunakan perbandingan
angka. Misalnya :

Skala ini artinya jarak 1 cm pada peta sama dengan 500.000 cm pada
keadaan sebenarnya atau 1 cm jarak pada peta sama dengan 5 km pada
keadaan sebenarnya di bumi.
2. Skala garis
Skala garis merupakan skala yang menggunakan gambar garis untuk
menunjukkan perbandingan jarak pada peta dengan jarak sebenarnya di
bumi. Misalnya :

Pada gambar skala garis di atas, angka yang berada di bawah garis
menunjukkan jarak pada peta. Satuannya adalah sentimeter. Sedangkan
angka yang berada di atas garis menunjukkan jarak sebenarnya. Satuannya
adalah kilometer. Sehingga sesuai dengan skala garis di atas dapat dibaca
bahwa jarak 1 cm pada peta sama dengan 50 km pada keadaan sebenarnya
di bumi.
Pada peta daerah yang luas seperti peta dunia, digunakan skala yang kecil.
Misalnya 1 : 50.000.000, ini artinya 1 cm jarak pada peta sama dengan 500
km pada jarak sebenarnya. Sedangkan pada peta daerah sempit seperti kota
dan pasar, digunakan skala yang besar. Misalnya 1 : 5.000, ini artinya 1 cm
jarak pada peta sama dengan 50 m pada jarak sebenarnya. Berdasarkan skala
yang tertulis pada peta, kita dapat menghitung jarak suatu tempat.
Bagaimana caranya? Perhatikan contoh berikut ! Pada sebuah peta tertulis
skala 1 : 400.000. Ini artinya jarak 1 cm pada peta sama dengan 400.000 cm
pada jarak sebenarnya. Pada peta tersebut diketahui jarak antara kota A dan
B adalah 3 cm. Maka jarak sebenarnya antara kota A dan B adalah 3 cm x
400.000 cm = 1.200.000 cm. Berarti jarak sebenarnya antara kota A dan B
adalah 1.200.000 cm atau 12 km.
F. Memperbesar dan Memperkecil Peta
Memperbesar peta adalah membuat peta lebih besar dari peta asli dengan
perbandingan tertentu. Sedangkan memperkecil peta adalah membuat peta
lebih kecil dari peta asli dengan perbandingan tertentu. Memperbesar dan
memperkecil peta dapat dilakukan dengan alat mesin fotocopy dan
pantograf. Kita juga dapat memperbesar dan memperkecil peta dengan cara
sederhana, yaitu dengan menggambar langsung dari gambar asli dengan
bantuan garis kotak-kotak. Caranya hampir sama dengan teknik kotak.
Hanya saja dalam membuat petak pada kertas dibuat lebih besar atau lebih
kecil ukurannya sesuai dengan yang diinginkan. Jika ingin diperbesar dua
kali, maka kotak diperbesar ukurannya dua kali juga. Jika ingin
diperkecil dua kali, maka kotak juga diperkecil ukurannya dua kali.
Perhatikan contoh berikut !
V. Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan 1 - 3)
Pertemuan 1
 Kegiatan awal
- Tanya jawab seputar peta dan simbolnya
- Siswa diajak menyanyi lagu ”Dari Sabang sampai Mereauke”
 Kegiatan inti
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
c) Siswa dapat Membaca peta lingkungan setempat (kabupaten/kota
provinsi) dengan menggunakan skala sederhana secara Disiplin (
Discipline ) dan perhatian (respect) .
d) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya,
secara hormat dan perhatian (respect ),.
e) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
f) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium,
studio, atau lapangan dengan cara Disiplin ( Discipline ), Tekun (
diligence ) , Jujur ( fairnes ) dan teliti ( carefulness).
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
g) Siswa ditugasi membaca lambang/simbol pada peta
h) Menunjukkan tempat-tempat penting dalam peta
i) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam
melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
j) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan
lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis;
k) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut dengan penanaman nilai
disiplin ( Discipline );
l) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif;
m) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar;
n) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun
kelompok;
o) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok;
p) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival,
serta produk yang dihasilkan;
q) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
r) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
s) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
 Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
t) Menugasi anak maju membaca peta dan menunjukkan tempat-
tempat penting di daerah kabupaten/kota, dan provinsi tempat
tinggalnya
Pertemuan 2
 Kegiatan awal
- Tanya jawab tentang jumlah daerah kabupaten/kota di provinsinya
- Guru memanfaatkan peta untuk menunjukkan daerahnya
 Kegiatan inti
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
u) Siswa dapat Menunjukkan daerah tempat tinggalnya
v) Menunjukkan tempat ibukota daerah kabupaten/kota dan
provinsinya beserta nama daerah ibukota tersebut.
w) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
x) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
y) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium,
studio, atau lapangan.
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
z) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam
melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
aa) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan
lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis;
bb) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
cc) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif;
dd) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar;
ee) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun
kelompok;
ff) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok;
gg) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival,
serta produk yang dihasilkan;
hh) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
ii) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
jj) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
 Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
kk) Secara acak guru menugasi murid untuk menunjukkan daerah
tempat tinggalnya.
Pertemuan 3
 Kegiatan awal
- Guru menunjukkan daerah tempat tinggal anak-anak dan menyuruh
murid mengamati peta yang ada di papan tulis
 Kegiatan inti
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
ll) Siswa dapat Guru menjelaskan langkah-langkah menggambar peta
mm) Murid menggambar peta dengan menggunakan skala sederhana
nn) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
oo) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
pp) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium,
studio, atau lapangan.
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
qq) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam
melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
rr) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan
lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis;
ss) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
tt) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif;
uu) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar;
vv) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun
kelompok;
ww) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok;
xx) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival,
serta produk yang dihasilkan;
yy) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
zz) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
aaa) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
 Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
yy) Siswa ditugasi menggambar peta
VI. Alat dan Sumber Bahan
 Alat Peraga : Peta/atlas/globe dan peralatan menggambar
 Sumber : Buku IPS kelas IV SD
Buku pendamping yang relevan
VII. Penilaian
Nilai Budaya Indikator
Teknik Bentuk
Dan Karakter Pencapaian Instrumen/ Soal
Bangsa Penilaian Instrumen
Kompetensi
 Kreatif :  Membaca - Tes - Uraian - Bacakan peta
Berpikir dan lambang/simbol Tulis lingkungan
melakukan dalam setempat
sesuatu untuk peta kabupaten/kota (kabupaten/kota
menghasilkan dan provinsi di provinsi) dengan
cara atau hasil lingkungan tempat menggunakan skala
baru dari tinggalnya dengan sederhana
sesuatu yang menggunakan skala - Apakah yang
telah dimiliki. sederhana dimaksud legenda
 Komunikatif :  Menunjukkan pada sebuah peta?
Tindakan tempat-tempat - Jelaskan manfaat
yang penting di skala dalam peta!
memperlihatk kabupaten/kota - Apa artinya skala 1
an rasa senang daerah tempat : 1.000.000 dalam
berbicara, tinggalnya pada suatu peta?
bergaul, dan peta seperti tempat
bekerja sama bersejarah, - Tulislah apa saja
dengan orang pelabuhan tempat-tempat
lain laut/udara, dan lain- penting yang ada di
lain daerah tempat
tinggalmu!
 Menunjukkan
daerah tempat - Tulislah langkah-
tinggalnya langkah
(kabupaten/kota) menggambar peta!

 Menunjukkan
ibukota dan
namanya di
provinsi tempat
tinggalnya
 Menggambar peta
kabupaten/kota dan
atau provinsi
tempat
tinggalnya dengan
rnenggunakan skala
sederhana
EVALUASI

1. Buku kumpulan dari berbagai macam peta di sebut …


2. Gubernur adalah kepala pemerintah untuk wilayah …
3. Daerah kotamadya dipimpin oleh …
4. Gambaran permukaan bumi di atas kertas di sebut …
5. Ada peta yang meliputi wilayah yang sangat luas. Ada juga peta yang
meliputi wilayah yang sempit. Contoh peta yang meliputi wilayah yang
sempit adalah peta …
6. Perhatikan Gambar berikut! Ini adalah sebuah simbol untuk…
7. Perbandingan antara ukuran dip eta dengan ukuran sebenarnya di muka
bumi disebut …

8. Jikat kita berdiri menghadap ke barat, maka sebelah kiri kita adalah arah

9. Salah satu brntuk symbol dalam peta adalah warna. Warna biru adalah
symbol untuk daerah …

10. Pada peta terdapat garis-garis tegak (vertical) dan garis-garis mendatar
(horizontal). Garis garis itu di sebut …

Kunci Jawaban :
1. Atlas
2. Propinsi
3. Walikota
4. Peta
5. Kodya Bekasi
6. Bandar Udara
7. Skala
8. Selatan
9. Perairan
10. Garis Astronomis

Bobot soal = 1, Skor Ideal = 10

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Skor = x 100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙

Jakarta, 15 Agustus 2016


Peneliti

Aam Rohimah, S.Pd


NIM. 836171631
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PERBAIKAN
(RPP PERBAIKAN SIKLUS 1)

Sekolah : SDN SRENGSENG SAWAH 15 PG


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas I Semester : IV/I
Pertemuan ke- : Satu
Alokasi Waktu : 3x35 menit
Hari/Tanggal : Senin, 22 Agustus 2016

I. Standar Kompetensi
1. Memahami sejarah, kenampakan alam dan keragaman suku bangsa di
lingkungan kebupaten/kota dan provinsi
II. Kompetensi Dasar
1.1.Membaca peta lingkungan setempat (kabupaten/kota provinsi) dengan
menggunakan skala sederhana
III. Indikator
1. Membaca peta lingkungan setempat
2. Menyebutkan macam macam peta
3. Menjelaskan macam macam peta
4. Mengidentifikasi macam-macam peta di lingkungan setempat sesuai dengan
letak wilayahnya
IV. Tujuan Pembelajaran
i. Siswa dapat Membaca peta lingkungan setempat (kabupaten/kota provinsi)
dengan menggunakan skala sederhana dengan penanaman nilai ketelitian
(carefulness)
ii. Siswa dapat menyebutkan macam-macam peta kabupaten/kota dan propinsi
di lingkungan tempat tinggalnya.
iii. Siswa dapat menjelaskan macam-macam peta di lingkungan tempat
tinggalnya.
iv. Siswa dapat mengidentifikasi macam-macam peta di lingkungan setempat
sesuai dengan letak wilayahnya
.
V. Tujuan Perbaikan Bagi Siswa
1. Siswa kelas IV mampu membaca peta lingkungan setempat dengan benar
dengan menggunakan media gambar.
2. Siswa kelas IV mampu menyebutkan macam-macam peta dengan tepat
dengan menggunakan media gambar.
3. Siswa kelas IV dapat menjelaskan macam macam peta dengan benar dengan
menggunakan media gambar.
4. Siswa kelas IV dapat mengidentifikasi macam-macam peta lingkungan
setempat sesuai dengan letak wilayah dengan menggunakan media gambar
(peta).
VI. Tujuan Perbaikan Bagi Guru
1. Guru dapat meningkatkan penguasaan konsep materi pelajaran
2. Guru meningkatkan kemampuan menjelaskan dengan metode yang
bervariasi
3. Guru meningkatkan kemampuan menggunakan media pembelajaran
VII. Metode Pembelajaran
1. Metode ceramah dan tanya jawab
2. Demonstrasi
3. Penugasan
VIII. Materi Pokok
 Membaca peta lingkungan setempat dengan menggunakan skala sederhana
A. Pengertian Peta
Peta adalah gambar sebagian atau keseluruhan permukaan bumi dengan
perbandingan tertentu. Di kelas tiga kamu sudah belajar tentang denah. Peta
tak ubahnya seperti denah. Perbedaannya adalah peta menggambarkan
tempat yang lebih luas. Selain itu peta harus dibuat dengan perbandingan
tertentu. Perbandingan inilah yang disebut dengan skala. Skala mempunyai
arti perbandingan jarak pada peta dengan jarak sebenarnya di permukaan
bumi. Peta dibuat dengan skala tertentu supaya dapat menggambarkan
keadaan di permukaan bumi dengan ukuran yang tepat. Pada peta untuk
menggambarkan obyek alam atau buatan yang ada di permukaan bumi
digunakan simbol, misalnya:

Bagaimana peta dibuat?


Pada jaman dahulu orang mengembara tanpa arah tujuan. Saat itu manusia
belum mengenal semua bagian bumi. Para ilmuwan mengembara ke
berbagai tempat. Mereka mencoba menggambar rute perjalanan mereka
menjadi peta sederhana. Ketika peralatan semakin canggih, para ilmuwan
bisa memotret bumi dari atas dengan mudah. Selain dengan pesawat, satelit
juga bisa digunakan untuk memotret. Dari potret itu dibuatlah peta. Jalan,
gang dan daerah kecil yang sulit tertangkap oleh kamera dari pesawat
terbang, dicatat dan diukur langsung oleh petugas langsung di lapangan.
Permukaan bumi yang bulat bisa digambarkan di atas kertas yang datar.
Untuk melakukannya diperlukan proyeksi, yaitu memperkirakan jarak,
arah, dan bentuk. Dari semua cara tadi, akhirnya diperoleh sebuah peta
yang lengkap. Ada nama jalan, sungai, gunung, termasuk juga ketinggian
dan kedalaman suatu tempat. Kumpulan peta yang dibukukan disebut Atlas.
Ada pula peta yang dibuat di permukaan bulat yang disebut globe. Globe
disebut juga dengan bola dunia. Coba perhatikan contoh peta dan globe
berikut ini!
B. Jenis Peta
Peta ternyata sangat beragam. Berdasarkan kegunaannya peta dibedakan
menjadi dua, yakni:
1. Peta Umum
Peta umum disebut juga dengan Peta Topografi. Peta umum merupakan
peta yang menggambarkan keadaan umum dari suatu wilayah. Keadaan
umum yang digambarkan meliputi objek atau kenampakan alam dan
buatan. Objek alam misalnya gunung, sungai, dataran rendah, dataran
tinggi, dan laut. Objek buatan misalnya kota, jalan dan rel kereta api.
Peta Indonesia yang sering dipajang di dinding kantor atau sekolah-
sekolah merupakan contoh peta umum. Peta Indonesia pada contoh di
atas juga termasuk peta umum. Peta umum biasa digunakan untuk
belajar di sekolah, untuk kepentingan kantor dan wisata.
2. Peta Khusus
Peta khusus merupakan peta yang menggambarkan data-data tertentu di
suatu wilayah.
Peta khusus disebut juga dengan Peta Tematik. Contoh peta khusus
adalah:
a. Peta Persebaran Fauna di Indonesia
b. Peta Hasil Tambang di Indonesia
c. Peta Cuaca di Indonesia.
Perhatikan contoh dari peta khusus di bawah ini!

C. Komponen Peta
Peta memiliki kelengkapan penting agar mudah dibaca dan dipahami.
Kelengkapan tersebut dinamakan komponen peta. Komponen-komponen
peta antara lain sebagai berikut:
1. Judul peta
Judul petamerupakan identitas atau nama untuk menjelaskan isi atau
gambar peta. Judul peta biasanya terletak di bagian atas peta. Judul peta
merupakan komponen yang penting. Biasanya sebelum memperhatikan
isi peta, pasti seseorang terlebih dahulu membaca judulnya.
2. Legenda
Legenda merupakan keterangan yang berisi gambar-gambar atau simbol-
simbol beserta artiny. Legenda biasanya terletak di bagian pojok kiri
bawah peta
3. Skala
Skala merupakan perbandingan jarak antara dua titik pada peta dengan
jarak sebenarnya di permukaan bumi. Misalnya skala 1 : 200.000.
Skala ini artinya 1 cm jarak pada peta sama dengan 200.000 cm atau 2
km jarak sebenarnya.
4. Simbol
Simbol merupakan lambang-lambang atau gambar yang menunjukkan
obyek alam atau buatan. Simbol peta harus memenuhi tiga syarat yakni
sederhana, mudah dimengerti, dan bersifat umum. Berikut ini adalah
simbol-simbol yang biasa digunakan pada peta.

5. Mata angin
Mata angin merupakan pedoman atau petunjuk arah mata angin. Mata
angin pada peta biasanya berupa tanda panah yang menunjuk ke arah
utara. Mata angin sangat penting keberadaanya supaya tidak terjadi
kekeliruan arah.
6. Garis astronomis
Garis astronomis merupakan garis khayal di atas permukaan bumi. Garis
astronomis terdiri dari dari garis lintang dan garis bujur. Garis lintang
merupakan garis dari timur ke barat sedangkan garis bujur merupakan
garis dari utara ke selatan.
7. Garis tepi
Garis tepi merupakan garis yang dibuat mengelilingi gambar peta untuk
menunjukkan batas peta tersebut.
8. Tahun pembuatan peta
Tahun pembuatan peta menunjukkan kapan peta tersebut dibuat. Dari
tahun pembuatan kita dapat mengetahui peta tersebut masih sesuai atau
tidak untuk digunakan saat ini.
9. Inset peta
Inset peta merupakan gambar peta yang ingin diperjelas atau karena
letaknya di luar garis batas peta. Inset peta digambar bila diperlukan.
Inset peta disebut juga peta sisipan.
10. Tata warna
Tata warna merupakan pewarnaan pada peta untuk membedakan obyek
satu dengan yang lainnya. Misalnya warna coklat menunjukkan dataran
tinggi, hijau menunjukkan dataran rendah dan biru untuk menunjukkan
wilayah perairan.
Untuk memperjelas tentang komponen-komponen peta perhatikan
gambar peta berikut:
D. Menggambar Peta
Bagaimana cara menggambar peta? Menggambar peta dapat menggunakan
cara menjiplak atau menggunakan teknik kotak. Dengan teknik menjiplak
hanya dengan menjiplak gambar asli dengan karbon dan kertas putih.
Sedangkan dengan teknik kotak dapat dilakukan sesuai
langkah-langkah berikut :
1. Bukalah Atlas, lalu tentukan peta yang akan digambar!
2. Amatilah letak kota, sungai, danau, gunung, laut, batas-batas lainnya!
3. Buatlah garis-garis melintang dan membujur pada gambar peta asli
dengan menggunakan pensil. Luas kotak = p x l = 1 x 1 cm
4. Berilah nomor pada setiap garis lintang! Berilah huruf pada setiap garis
yang membujur! Nomor dan huruf dibuat pada pinggir garis tepi
5. Selanjutnya siapkan kertas yang akan digunakan untuk menggambar.
Lebih baik ukuran kertas sama dengan ukuran peta aslinya.
6. Buatlah kotak-kotak dengan ukuran sama seperti pada peta asli. Berilah
nomor dan huruf pada garis lintang dan garis bujur!
7. Gambarlah peta di atas kertas! Perhatikan setiap goresan pensil harus
sesuai dengan alur garis atau kotak pada peta!
8. Setelah selesai mencontoh peta, pertebal lagi dan berilah warna-warna
seperti yang ada pada peta di atlasmu!
9. Hapuslah kotak-kotak yang tadi dibuat dengan pensil beserta huruf dan
nomornya!
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut !

E. Menghitung Jarak Tempat dengan Skala Peta


Pada penjelasan sebelumnya telah disebutkan bahwa peta harus dibuat
dengan perbandingan tertentu atau skala. Skala merupakan perbandingan
jarak antara dua titik pada peta dengan jarak sebenarnya di permukaan
bumi. Skala biasanya menggunakan satuan cm. Skala peta ada 2 macam
yaitu:
1. Skala angka
Skala angka merupakan skala yang menggunakan perbandingan
angka. Misalnya :

Skala ini artinya jarak 1 cm pada peta sama dengan 500.000 cm pada
keadaan sebenarnya atau 1 cm jarak pada peta sama dengan 5 km pada
keadaan sebenarnya di bumi.
2. Skala garis
Skala garis merupakan skala yang menggunakan gambar garis untuk
menunjukkan perbandingan jarak pada peta dengan jarak sebenarnya di
bumi. Misalnya :
Pada gambar skala garis di atas, angka yang berada di bawah garis
menunjukkan jarak pada peta. Satuannya adalah sentimeter. Sedangkan
angka yang berada di atas garis menunjukkan jarak sebenarnya.
Satuannya adalah kilometer. Sehingga sesuai dengan skala garis di atas
dapat dibaca bahwa jarak 1 cm pada peta sama dengan 50 km pada
keadaan sebenarnya di bumi.
Pada peta daerah yang luas seperti peta dunia, digunakan skala yang
kecil. Misalnya 1 : 50.000.000, ini artinya 1 cm jarak pada peta sama
dengan 500 km pada jarak sebenarnya. Sedangkan pada peta daerah
sempit seperti kota dan pasar, digunakan skala yang besar. Misalnya 1 :
5.000, ini artinya 1 cm jarak pada peta sama dengan 50 m pada jarak
sebenarnya. Berdasarkan skala yang tertulis pada peta, kita dapat
menghitung jarak suatu tempat. Bagaimana caranya? Perhatikan contoh
berikut ! Pada sebuah peta tertulis skala 1 : 400.000. Ini artinya jarak 1
cm pada peta sama dengan 400.000 cm pada jarak sebenarnya. Pada peta
tersebut diketahui jarak antara kota A dan B adalah 3 cm. Maka jarak
sebenarnya antara kota A dan B adalah 3 cm x 400.000 cm = 1.200.000
cm. Berarti jarak sebenarnya antara kota A dan B adalah 1.200.000 cm
atau 12 km.
F. Memperbesar dan Memperkecil Peta
Memperbesar peta adalah membuat peta lebih besar dari peta asli dengan
perbandingan tertentu. Sedangkan memperkecil peta adalah membuat peta
lebih kecil dari peta asli dengan perbandingan tertentu. Memperbesar dan
memperkecil peta dapat dilakukan dengan alat mesin fotocopy dan
pantograf. Kita juga dapat memperbesar dan memperkecil peta dengan cara
sederhana, yaitu dengan menggambar langsung dari gambar asli dengan
bantuan garis kotak-kotak. Caranya hampir sama dengan teknik kotak.
Hanya saja dalam membuat petak pada kertas dibuat lebih besar atau lebih
kecil ukurannya sesuai dengan yang diinginkan. Jika ingin diperbesar dua
kali, maka kotak diperbesar ukurannya dua kali juga. Jika ingin
diperkecil dua kali, maka kotak juga diperkecil ukurannya dua kali.
Perhatikan contoh berikut !
IX. Kegiatan Pembelajaran /Skenario
Pertemuan 1
1. Kegiatan awal (5 menit)
- Berdoa
- Mengecek daftar hadir
- Memberikan motivasi kepada siswa
- Apersepsi ( Guru melakukan tanya jawab tentang seputar peta dan
simbolnya)
- Guru menyampaikan materi dan tujuan yang akan di capai.
2. Kegiatan inti (95 menit)
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru/peneliti :
ccc) Siswa dapat Membaca peta lingkungan setempat (kabupaten/kota
provinsi) dengan menggunakan skala sederhana secara Disiplin (
Discipline ) dan perhatian (respect) .
ddd) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya,
secara hormat dan perhatian (respect ),.
eee) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
fff) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium,
studio, atau lapangan dengan cara Disiplin ( Discipline ), Tekun (
diligence ) , Jujur ( fairnes ) dan teliti ( carefulness).
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru/peneliti :
ggg) Siswa ditugasi membaca lambang/simbol pada peta
hhh) Menunjukkan tempat-tempat penting dalam peta
iii) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam
melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
jjj) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan
lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis;
kkk) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut dengan penanaman nilai
disiplin ( Discipline );
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru/ peneliti :
lll) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
mmm) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
3. Kegiatan Penutup/Akhir (5 menit)
1. Dalam kegiatan penutup guru/peneliti melakukan tanya jawab , diskusi,
penegasan
2. Guru/peneliti menunjuk siswa maju kedepan untuk membaca peta dan
tempat tempat penting di daerah atau kota dan propinsi tempat tinggalnya
3. Siswa dan Guru/peneliti mengadakan refleksi setelah proses dan hasil
belajar di lakukan.
4. Siswa di berikan pekerjaan rumah.
X. Alat/Bahan Sumber Belajar
1. Alat Peraga : Peta/atlas/globe dan peralatan menggambar
2. Sumber : Buku IPS kelas IV SD
3. Buku pendamping yang relevan (LKS IPS kelas 4 Cemara)
XI. Penilaian
Teknik : Tes Tertulis
Bentuk Instrumen : Isian

EVALUASI
NILAI
Nama :
Kelas :

Soal !
1. Jalan raya pada peta di gambar dengan simbol .....
2. Garis yang di buat untuk membatasi gambar pada peta dan untuk meletakkan
angka derajat lintang dan bujur di sebut garis…..
3. Untuk mengetahui keterangan pada peta dapat kita lihat pada …..
4. Alat yang di gunakan untuk memperkecil dan memperbesar peta di sebut …..
5. Simbol pada peta menunjukkan ketampakan …..

6. Simbol pada peta berfungsi sebagai …..

7. Simbol pada peta menunjukkan ketampakan …..


8. Simbol pada peta menunjukkan ketampakan …..

9. Simbol pada peta menunjukkan ketampakan …..

10. Simbol pada peta menunjukkan ketampakan …..

Pembahasan :
1. Simbol pada peta di bagi menjadi symbol garis, titik, bidang/area, dan warna.
Jalan raya merupakan salah satu contoh ketampakan alam yang di gambarkan
pada symbol garis.
2. Garis Border adalah garis yang di buat untuk membatasi gambar pada peta dan
untuk meletakkan angka derajat lintang dan bujur.
3. Legenda berisi keterangan tentang lambang atau symbol yang di gunakan
dalam peta.
4. Pantograph adalah alat yang di gunakan untuk memperbesar dan memperkecil
peta.
5. Simbol pada peta berfungsi menunjukkan ketampakan gunung

6. Ketampakan di muka bumi di gambarkan sebagai sebuah symbol ketika


menggambar peta.

7. Simbol pada peta berfungsi menunjukkan ketampakan Ibu Kota


Propinsi

ii.
8. Simbol pada peta berfungsi menunjukkan ketampakan Ibu Kota
Negara

9. Simbol pada peta berfungsi menunjukkan ketampakan Ibu Kota


Kabupaten

10. Simbol pada peta berfungsi menunjukkan ketampakan Kota

Jakarta, 22 Agustus 2016


Peneliti

AAM ROHIMAH
NIM. 836171631
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PERBAIKAN
(RPP PERBAIKAN SIKLUS II)

Sekolah : SDN SRENGSENG SAWAH 15 PG


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas I Semester : IV/I
Pertemuan ke- : Dua
Alokasi Waktu : 3x35 menit
Hari/Tanggal : Senin, 29 Agustus 2016

I. Standar Kompetensi
1. Memahami sejarah, kenampakan alam dan keragaman suku bangsa di
lingkungan kebupaten/kota dan provinsi
II. Kompetensi Dasar
1.1. Membaca peta lingkungan setempat (kabupaten/kota provinsi) dengan
menggunakan skala sederhana
III. Indikator
1. Menggambar peta kabupaten/kota dan propinsi di tempat tinggalnya
dengan menggunakan garis kotak-kotak.
2. Menyebutkan tempat-tempat penting di kabupaten/kota dan propinsi di
daerah tempat tinggalnya.
3. Menunjukkan daerah tempat tinggalnya di kabupaten/kota dan propinsi.
4. Menunjukkan ibukota dan namanya di kabupaten/kota dan propinsi di
tempat tinggalnya.
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menggambarkan peta lingkungan setempat (kabupaten/kota
provinsi) di tempat tinggalnya dengan menggunakan garis kotak-kotak.
2. Siswa dapat menyebutkan tempat-tempat penting di kabupaten/kota dan
propinsi di daerah tempat tinggalnya.
3. Siswa dapat menunjukkan daerah tempat tinggalnya di wilayah
kabupaten/kota dan propinsi.
4. Siswa mampu menunjukkan ibukota dan namanya di propinsi tempat
tinggalnya.
V. Tujuan Perbaikan Pembelajaran
A. Tujuan Perbaikan Bagi Siswa
1. Siswa kelas IV dapat menggambarkan peta kabupaten/kota dan propinsi
dengan tepat menggunakan garis kotak-kotak.
2. Siswa kelas IV mampu menyebutkan tempat-tempat penting di
kabupaten/kota dan propinsi dengan tepat dengan menggunakan media
gambar.
3. Siswa kelas IV mampu menunjukkan daerah tempat tinggalnya
(kabupaten/kota dan propinsi dengan menggunakan media gambar).
4. Siswa kelas IV mampu menunjukkan nama ibukota propinsi sesuai
dengan letak wilayahnya dengan menggunakan media gambar peta
B. Tujuan Perbaikan Bagi Guru
1. Dengan bantuan media guru/peneliti menjadi lebih mudah untuk
menyampaikan materi pelajaran.
2. Guru meningkatkan kemampuan menjelaskan dengan metode yang
bervariasi (dengan menggunakan media gambar).
3. Guru meningkatkan kemampuan menggunakan media pembelajaran
sehingga lebih mudah di pahami oleh siswa (dengan menggunakan
media gambar).
VI. Metode Pembelajaran
1. Metode ceramah dan tanya jawab
2. Demonstrasi
3. Penugasan
VII. Materi Pokok
 Membaca peta lingkungan setempat dengan menggunakan skala sederhana
A. Pengertian Peta
Peta adalah gambar sebagian atau keseluruhan permukaan bumi dengan
perbandingan tertentu. Di kelas tiga kamu sudah belajar tentang denah. Peta
tak ubahnya seperti denah. Perbedaannya adalah peta menggambarkan
tempat yang lebih luas. Selain itu peta harus dibuat dengan perbandingan
tertentu. Perbandingan inilah yang disebut dengan skala. Skala mempunyai
arti perbandingan jarak pada peta dengan jarak sebenarnya di permukaan
bumi. Peta dibuat dengan skala tertentu supaya dapat menggambarkan
keadaan di permukaan bumi dengan ukuran yang tepat. Pada peta untuk
menggambarkan obyek alam atau buatan yang ada di permukaan bumi
digunakan simbol, misalnya:

Bagaimana peta dibuat?


Pada jaman dahulu orang mengembara tanpa arah tujuan. Saat itu manusia
belum mengenal semua bagian bumi. Para ilmuwan mengembara ke
berbagai tempat. Mereka mencoba menggambar rute perjalanan mereka
menjadi peta sederhana. Ketika peralatan semakin canggih, para ilmuwan
bisa memotret bumi dari atas dengan mudah. Selain dengan pesawat, satelit
juga bisa digunakan untuk memotret. Dari potret itu dibuatlah peta. Jalan,
gang dan daerah kecil yang sulit tertangkap oleh kamera dari pesawat
terbang, dicatat dan diukur langsung oleh petugas langsung di lapangan.
Permukaan bumi yang bulat bisa digambarkan di atas kertas yang datar.
Untuk melakukannya diperlukan proyeksi, yaitu memperkirakan jarak,
arah, dan bentuk. Dari semua cara tadi, akhirnya diperoleh sebuah peta
yang lengkap. Ada nama jalan, sungai, gunung, termasuk juga ketinggian
dan kedalaman suatu tempat. Kumpulan peta yang dibukukan disebut Atlas.
Ada pula peta yang dibuat di permukaan bulat yang disebut globe. Globe
disebut juga dengan bola dunia. Coba perhatikan contoh peta dan globe
berikut ini!
B. Jenis Peta
Peta ternyata sangat beragam. Berdasarkan kegunaannya peta dibedakan
menjadi dua, yakni:
1. Peta Umum
Peta umum disebut juga dengan Peta Topografi. Peta umum merupakan
peta yang menggambarkan keadaan umum dari suatu wilayah. Keadaan
umum yang digambarkan meliputi objek atau kenampakan alam dan
buatan. Objek alam misalnya gunung, sungai, dataran rendah, dataran
tinggi, dan laut. Objek buatan misalnya kota, jalan dan rel kereta api.
Peta Indonesia yang sering dipajang di dinding kantor atau sekolah-
sekolah merupakan contoh peta umum. Peta Indonesia pada contoh di
atas juga termasuk peta umum. Peta umum biasa digunakan untuk
belajar di sekolah, untuk kepentingan kantor dan wisata.
2. Peta Khusus
Peta khusus merupakan peta yang menggambarkan data-data tertentu di
suatu wilayah.
Peta khusus disebut juga dengan Peta Tematik. Contoh peta khusus
adalah:
a. Peta Persebaran Fauna di Indonesia
d. Peta Hasil Tambang di Indonesia
e. Peta Cuaca di Indonesia.
Perhatikan contoh dari peta khusus di bawah ini!

C. Komponen Peta
Peta memiliki kelengkapan penting agar mudah dibaca dan dipahami.
Kelengkapan tersebut dinamakan komponen peta. Komponen-komponen
peta antara lain sebagai berikut:
1. Judul peta
Judul petamerupakan identitas atau nama untuk menjelaskan isi atau
gambar peta. Judul peta biasanya terletak di bagian atas peta. Judul peta
merupakan komponen yang penting. Biasanya sebelum memperhatikan
isi peta, pasti seseorang terlebih dahulu membaca judulnya.
2. Legenda
Legenda merupakan keterangan yang berisi gambar-gambar atau simbol-
simbol beserta artiny. Legenda biasanya terletak di bagian pojok kiri
bawah peta
3. Skala
Skala merupakan perbandingan jarak antara dua titik pada peta dengan
jarak sebenarnya di permukaan bumi. Misalnya skala 1 : 200.000.
Skala ini artinya 1 cm jarak pada peta sama dengan 200.000 cm atau 2
km jarak sebenarnya.
4. Simbol
Simbol merupakan lambang-lambang atau gambar yang menunjukkan
obyek alam atau buatan. Simbol peta harus memenuhi tiga syarat yakni
sederhana, mudah dimengerti, dan bersifat umum. Berikut ini adalah
simbol-simbol yang biasa digunakan pada peta.

5. Mata angin
Mata angin merupakan pedoman atau petunjuk arah mata angin. Mata
angin pada peta biasanya berupa tanda panah yang menunjuk ke arah
utara. Mata angin sangat penting keberadaanya supaya tidak terjadi
kekeliruan arah.
6. Garis astronomis
Garis astronomis merupakan garis khayal di atas permukaan bumi. Garis
astronomis terdiri dari dari garis lintang dan garis bujur. Garis lintang
merupakan garis dari timur ke barat sedangkan garis bujur merupakan
garis dari utara ke selatan.
7. Garis tepi
Garis tepi merupakan garis yang dibuat mengelilingi gambar peta untuk
menunjukkan batas peta tersebut.
8. Tahun pembuatan peta
Tahun pembuatan peta menunjukkan kapan peta tersebut dibuat. Dari
tahun pembuatan kita dapat mengetahui peta tersebut masih sesuai atau
tidak untuk digunakan saat ini.
9. Inset peta
Inset peta merupakan gambar peta yang ingin diperjelas atau karena
letaknya di luar garis batas peta. Inset peta digambar bila diperlukan.
Inset peta disebut juga peta sisipan.
10. Tata warna
Tata warna merupakan pewarnaan pada peta untuk membedakan obyek
satu dengan yang lainnya. Misalnya warna coklat menunjukkan dataran
tinggi, hijau menunjukkan dataran rendah dan biru untuk menunjukkan
wilayah perairan.
Untuk memperjelas tentang komponen-komponen peta perhatikan
gambar peta berikut:
D. Menggambar Peta
Bagaimana cara menggambar peta? Menggambar peta dapat menggunakan
cara menjiplak atau menggunakan teknik kotak. Dengan teknik menjiplak
hanya dengan menjiplak gambar asli dengan karbon dan kertas putih.
Sedangkan dengan teknik kotak dapat dilakukan sesuai
langkah-langkah berikut :
1. Bukalah Atlas, lalu tentukan peta yang akan digambar!
2. Amatilah letak kota, sungai, danau, gunung, laut, batas-batas lainnya!
3. Buatlah garis-garis melintang dan membujur pada gambar peta asli
dengan menggunakan pensil. Luas kotak = p x l = 1 x 1 cm
4. Berilah nomor pada setiap garis lintang! Berilah huruf pada setiap garis
yang membujur! Nomor dan huruf dibuat pada pinggir garis tepi
5. Selanjutnya siapkan kertas yang akan digunakan untuk menggambar.
Lebih baik ukuran kertas sama dengan ukuran peta aslinya.
6. Buatlah kotak-kotak dengan ukuran sama seperti pada peta asli. Berilah
nomor dan huruf pada garis lintang dan garis bujur!
7. Gambarlah peta di atas kertas! Perhatikan setiap goresan pensil harus
sesuai dengan alur garis atau kotak pada peta!
8. Setelah selesai mencontoh peta, pertebal lagi dan berilah warna-warna
seperti yang ada pada peta di atlasmu!
9. Hapuslah kotak-kotak yang tadi dibuat dengan pensil beserta huruf dan
nomornya!
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut !

E. Menghitung Jarak Tempat dengan Skala Peta


Pada penjelasan sebelumnya telah disebutkan bahwa peta harus dibuat
dengan perbandingan tertentu atau skala. Skala merupakan perbandingan
jarak antara dua titik pada peta dengan jarak sebenarnya di permukaan
bumi. Skala biasanya menggunakan satuan cm. Skala peta ada 2 macam
yaitu:
1. Skala angka
Skala angka merupakan skala yang menggunakan perbandingan
angka. Misalnya :

Skala ini artinya jarak 1 cm pada peta sama dengan 500.000 cm pada
keadaan sebenarnya atau 1 cm jarak pada peta sama dengan 5 km pada
keadaan sebenarnya di bumi.
2. Skala garis
Skala garis merupakan skala yang menggunakan gambar garis untuk
menunjukkan perbandingan jarak pada peta dengan jarak sebenarnya di
bumi. Misalnya :
Pada gambar skala garis di atas, angka yang berada di bawah garis
menunjukkan jarak pada peta. Satuannya adalah sentimeter. Sedangkan
angka yang berada di atas garis menunjukkan jarak sebenarnya.
Satuannya adalah kilometer. Sehingga sesuai dengan skala garis di atas
dapat dibaca bahwa jarak 1 cm pada peta sama dengan 50 km pada
keadaan sebenarnya di bumi.
Pada peta daerah yang luas seperti peta dunia, digunakan skala yang
kecil. Misalnya 1 : 50.000.000, ini artinya 1 cm jarak pada peta sama
dengan 500 km pada jarak sebenarnya. Sedangkan pada peta daerah
sempit seperti kota dan pasar, digunakan skala yang besar. Misalnya 1 :
5.000, ini artinya 1 cm jarak pada peta sama dengan 50 m pada jarak
sebenarnya. Berdasarkan skala yang tertulis pada peta, kita dapat
menghitung jarak suatu tempat. Bagaimana caranya? Perhatikan contoh
berikut ! Pada sebuah peta tertulis skala 1 : 400.000. Ini artinya jarak 1
cm pada peta sama dengan 400.000 cm pada jarak sebenarnya. Pada peta
tersebut diketahui jarak antara kota A dan B adalah 3 cm. Maka jarak
sebenarnya antara kota A dan B adalah 3 cm x 400.000 cm = 1.200.000
cm. Berarti jarak sebenarnya antara kota A dan B adalah 1.200.000 cm
atau 12 km.
F. Memperbesar dan Memperkecil Peta
Memperbesar peta adalah membuat peta lebih besar dari peta asli dengan
perbandingan tertentu. Sedangkan memperkecil peta adalah membuat peta
lebih kecil dari peta asli dengan perbandingan tertentu. Memperbesar dan
memperkecil peta dapat dilakukan dengan alat mesin fotocopy dan
pantograf. Kita juga dapat memperbesar dan memperkecil peta dengan cara
sederhana, yaitu dengan menggambar langsung dari gambar asli dengan
bantuan garis kotak-kotak. Caranya hampir sama dengan teknik kotak.
Hanya saja dalam membuat petak pada kertas dibuat lebih besar atau lebih
kecil ukurannya sesuai dengan yang diinginkan. Jika ingin diperbesar dua
kali, maka kotak diperbesar ukurannya dua kali juga. Jika ingin
diperkecil dua kali, maka kotak juga diperkecil ukurannya dua kali.
Perhatikan contoh berikut !
VIII. Kegiatan Pembelajaran /Skenario
Pertemuan 1
1. Kegiatan awal (5 menit)
f) Berdoa
g) Mengecek daftar hadir
h) Memberikan motivasi kepada siswa
i) Apersepsi ( Guru melakukan tanya jawab tentang seputar peta dan
simbolnya)
j) Guru menyampaikan materi dan tujuan yang akan di capai.

2. Kegiatan inti (95 menit)


 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru/peneliti :
e) Siswa dapat Membaca peta lingkungan setempat (kabupaten/kota
provinsi) dengan menggunakan skala sederhana secara Disiplin (
Discipline ) dan perhatian (respect) .
f) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta
didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya, secara
hormat dan perhatian (respect ),.
g) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran;
dan
h) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio,
atau lapangan dengan cara Disiplin ( Discipline ), Tekun ( diligence ) ,
Jujur ( fairnes ) dan teliti ( carefulness).
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru/peneliti :
f) Siswa ditugasi membaca lambang/simbol pada peta
g) Menunjukkan tempat-tempat penting dalam peta
h) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam
melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
i) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan
lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun
tertulis;
j) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut dengan penanaman nilai
disiplin ( Discipline );

 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru/peneliti:
nnn) Guru/peneliti bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui
siswa
ooo) Guru/peneliti bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

3. Kegiatan Penutup/Akhir (5 menit)


- Dalam kegiatan penutup, guru melakukan tanya jawab , diskusi,
penegasan
- Guru menunjuk siswa maju kedepan untuk membaca peta dan tempat
tempat penting di daerah atau kota dan propinsi tempat tinggalnya
- Siswa dan Guru mengadakan refleksi setelah proses dan hasil belajar di
lakukan.
- Siswa di berikan pekerjaan rumah.

IX. Alat/Bahan Sumber Belajar

1. Alat Peraga : Peta/atlas/globe dan peralatan menggambar


2. Sumber : Buku IPS kelas IV SD
3. Buku pendamping yang relevan (LKS IPS kelas 4 Cemara)
X. Penilaian
Teknik : Tes Tertulis
Bentuk Instrumen : Isian

EVALUASI
NILAI
Nama :
Kelas :

Soal !
Gambarkan Peta DKI Jakarta dengan cara menjiplak atau menggunakan teknik
kotak!
Jakarta, 29 Agustus 2016
Peneliti

AAM ROHIMAH
NIM. 836171631
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PERBAIKAN
(RPP PERBAIKAN SIKLUS III)

Sekolah : SDN SRENGSENG SAWAH 15 PG


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan S osial (IPS)
Kelas I Semester : IV/I
Pertemuan ke- : Dua
Alokasi Waktu : 3x35 menit
Hari/Tanggal : Senin, 5 September 2016

I. Standar Kompetensi
1. Memahami sejarah, kenampakan alam dan keragaman suku bangsa di
lingkungan kebupaten/kota dan provinsi
II. Kompetensi Dasar
1. Membaca peta lingkungan setempat (kabupaten/kota provinsi) dengan
menggunakan skala sederhana
III. Indikator
1. Menggambar peta kabupaten/kota dan propinsi di tempat tinggalnya dengan
menggunakan garis kotak-kotak.
2. Menyebutkan tempat-tempat penting di kabupaten/kota dan propinsi di
daerah tempat tinggalnya.
3. Menunjukkan daerah tempat tinggalnya di kabupaten/kota dan propinsi.
4. Menunjukkan ibukota dan namanya di kabupaten/kota dan propinsi di
tempat tinggalnya.
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menggambarkan peta lingkungan setempat (kabupaten/kota
provinsi) di tempat tinggalnya dengan menggunakan garis kotak-kotak.
2. Siswa dapat menyebutkan tempat-tempat penting di kabupaten/kota dan
propinsi di daerah tempat tinggalnya.
3. Siswa dapat menunjukkan daerah tempat tinggalnya di wilayah
kabupaten/kota dan propinsi.
4. Siswa mampu menunjukkan ibukota dan namanya di propinsi tempat
tinggalnya.
V. Tujuan Perbaikan Pembelajaran
A. Tujuan Perbaikan Bagi Siswa
1. Siswa kelas IV dapat menggambarkan peta kabupaten/kota dan propinsi
dengan tepat menggunakan garis kotak-kotak.
2. Siswa kelas IV mampu menyebutkan tempat-tempat penting di
kabupaten/kota dan propinsi dengan tepat dengan menggunakan media
gambar.
3. Siswa kelas IV mampu menunjukkan daerah tempat tinggalnya
(kabupaten/kota dan propinsi dengan menggunakan media gambar).
4. Siswa kelas IV mampu menunjukkan nama ibukota propinsi sesuai
dengan letak wilayahnya dengan menggunakan media gambar peta.
B. Tujuan Perbaikan Bagi Guru
1. Dengan bantuan media guru/peneliti menjadi lebih mudah untuk
menyampaikan materi pelajaran.
2. Guru meningkatkan kemampuan menjelaskan dengan metode yang
bervariasi (dengan menggunakan media gambar).
3. Guru meningkatkan kemampuan menggunakan media pembelajaran
sehingga lebih mudah di pahami oleh siswa (dengan menggunakan
media gambar).
VI. Metode Pembelajaran
1. Metode ceramah dan tanya jawab
2. Demonstrasi
3. Penugasan

VII. Materi Pokok


 Membaca peta lingkungan setempat dengan menggunakan skala sederhana
A. Pengertian Peta
Peta adalah gambar sebagian atau keseluruhan permukaan bumi dengan
perbandingan tertentu. Di kelas tiga kamu sudah belajar tentang denah. Peta
tak ubahnya seperti denah. Perbedaannya adalah peta menggambarkan
tempat yang lebih luas. Selain itu peta harus dibuat dengan perbandingan
tertentu. Perbandingan inilah yang disebut dengan skala. Skala mempunyai
arti perbandingan jarak pada peta dengan jarak sebenarnya di permukaan
bumi. Peta dibuat dengan skala tertentu supaya dapat menggambarkan
keadaan di permukaan bumi dengan ukuran yang tepat. Pada peta untuk
menggambarkan obyek alam atau buatan yang ada di permukaan bumi
digunakan simbol, misalnya:

Bagaimana peta dibuat?


Pada jaman dahulu orang mengembara tanpa arah tujuan. Saat itu manusia
belum mengenal semua bagian bumi. Para ilmuwan mengembara ke
berbagai tempat. Mereka mencoba menggambar rute perjalanan mereka
menjadi peta sederhana. Ketika peralatan semakin canggih, para ilmuwan
bisa memotret bumi dari atas dengan mudah. Selain dengan pesawat, satelit
juga bisa digunakan untuk memotret. Dari potret itu dibuatlah peta. Jalan,
gang dan daerah kecil yang sulit tertangkap oleh kamera dari pesawat
terbang, dicatat dan diukur langsung oleh petugas langsung di lapangan.
Permukaan bumi yang bulat bisa digambarkan di atas kertas yang datar.
Untuk melakukannya diperlukan proyeksi, yaitu memperkirakan jarak,
arah, dan bentuk. Dari semua cara tadi, akhirnya diperoleh sebuah peta
yang lengkap. Ada nama jalan, sungai, gunung, termasuk juga ketinggian
dan kedalaman suatu tempat. Kumpulan peta yang dibukukan disebut Atlas.
Ada pula peta yang dibuat di permukaan bulat yang disebut globe. Globe
disebut juga dengan bola dunia. Coba perhatikan contoh peta dan globe
berikut ini!
B. Jenis Peta
Peta ternyata sangat beragam. Berdasarkan kegunaannya peta dibedakan
menjadi dua, yakni:
1. Peta Umum
Peta umum disebut juga dengan Peta Topografi. Peta umum merupakan
peta yang menggambarkan keadaan umum dari suatu wilayah. Keadaan
umum yang digambarkan meliputi objek atau kenampakan alam dan
buatan. Objek alam misalnya gunung, sungai, dataran rendah, dataran
tinggi, dan laut. Objek buatan misalnya kota, jalan dan rel kereta api.
Peta Indonesia yang sering dipajang di dinding kantor atau sekolah-
sekolah merupakan contoh peta umum. Peta Indonesia pada contoh di
atas juga termasuk peta umum. Peta umum biasa digunakan untuk
belajar di sekolah, untuk kepentingan kantor dan wisata.
2. Peta Khusus
Peta khusus merupakan peta yang menggambarkan data-data tertentu di
suatu wilayah.
Peta khusus disebut juga dengan Peta Tematik. Contoh peta khusus
adalah:
a. Peta Persebaran Fauna di Indonesia
f. Peta Hasil Tambang di Indonesia
g. Peta Cuaca di Indonesia.
Perhatikan contoh dari peta khusus di bawah ini!

C. Komponen Peta
Peta memiliki kelengkapan penting agar mudah dibaca dan dipahami.
Kelengkapan tersebut dinamakan komponen peta. Komponen-komponen
peta antara lain sebagai berikut:
1. Judul peta
Judul petamerupakan identitas atau nama untuk menjelaskan isi atau
gambar peta. Judul peta biasanya terletak di bagian atas peta. Judul peta
merupakan komponen yang penting. Biasanya sebelum memperhatikan
isi peta, pasti seseorang terlebih dahulu membaca judulnya.
2. Legenda
Legenda merupakan keterangan yang berisi gambar-gambar atau simbol-
simbol beserta artiny. Legenda biasanya terletak di bagian pojok kiri
bawah peta
3. Skala
Skala merupakan perbandingan jarak antara dua titik pada peta dengan
jarak sebenarnya di permukaan bumi. Misalnya skala 1 : 200.000.
Skala ini artinya 1 cm jarak pada peta sama dengan 200.000 cm atau 2
km jarak sebenarnya.
4. Simbol
Simbol merupakan lambang-lambang atau gambar yang menunjukkan
obyek alam atau buatan. Simbol peta harus memenuhi tiga syarat yakni
sederhana, mudah dimengerti, dan bersifat umum. Berikut ini adalah
simbol-simbol yang biasa digunakan pada peta.

5. Mata angin
Mata angin merupakan pedoman atau petunjuk arah mata angin. Mata
angin pada peta biasanya berupa tanda panah yang menunjuk ke arah
utara. Mata angin sangat penting keberadaanya supaya tidak terjadi
kekeliruan arah.
6. Garis astronomis
Garis astronomis merupakan garis khayal di atas permukaan bumi. Garis
astronomis terdiri dari dari garis lintang dan garis bujur. Garis lintang
merupakan garis dari timur ke barat sedangkan garis bujur merupakan
garis dari utara ke selatan.
7. Garis tepi
Garis tepi merupakan garis yang dibuat mengelilingi gambar peta untuk
menunjukkan batas peta tersebut.
8. Tahun pembuatan peta
Tahun pembuatan peta menunjukkan kapan peta tersebut dibuat. Dari
tahun pembuatan kita dapat mengetahui peta tersebut masih sesuai atau
tidak untuk digunakan saat ini.
9. Inset peta
Inset peta merupakan gambar peta yang ingin diperjelas atau karena
letaknya di luar garis batas peta. Inset peta digambar bila diperlukan.
Inset peta disebut juga peta sisipan.
10. Tata warna
Tata warna merupakan pewarnaan pada peta untuk membedakan obyek
satu dengan yang lainnya. Misalnya warna coklat menunjukkan dataran
tinggi, hijau menunjukkan dataran rendah dan biru untuk menunjukkan
wilayah perairan.
Untuk memperjelas tentang komponen-komponen peta perhatikan
gambar peta berikut:
D. Menggambar Peta
Bagaimana cara menggambar peta? Menggambar peta dapat menggunakan
cara menjiplak atau menggunakan teknik kotak. Dengan teknik menjiplak
hanya dengan menjiplak gambar asli dengan karbon dan kertas putih.
Sedangkan dengan teknik kotak dapat dilakukan sesuai
langkah-langkah berikut :
1. Bukalah Atlas, lalu tentukan peta yang akan digambar!
2. Amatilah letak kota, sungai, danau, gunung, laut, batas-batas lainnya!
3. Buatlah garis-garis melintang dan membujur pada gambar peta asli
dengan menggunakan pensil. Luas kotak = p x l = 1 x 1 cm
4. Berilah nomor pada setiap garis lintang! Berilah huruf pada setiap garis
yang membujur! Nomor dan huruf dibuat pada pinggir garis tepi
5. Selanjutnya siapkan kertas yang akan digunakan untuk menggambar.
Lebih baik ukuran kertas sama dengan ukuran peta aslinya.
6. Buatlah kotak-kotak dengan ukuran sama seperti pada peta asli. Berilah
nomor dan huruf pada garis lintang dan garis bujur!
7. Gambarlah peta di atas kertas! Perhatikan setiap goresan pensil harus
sesuai dengan alur garis atau kotak pada peta!
8. Setelah selesai mencontoh peta, pertebal lagi dan berilah warna-warna
seperti yang ada pada peta di atlasmu!
9. Hapuslah kotak-kotak yang tadi dibuat dengan pensil beserta huruf dan
nomornya!
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut !

E. Menghitung Jarak Tempat dengan Skala Peta


Pada penjelasan sebelumnya telah disebutkan bahwa peta harus dibuat
dengan perbandingan tertentu atau skala. Skala merupakan perbandingan
jarak antara dua titik pada peta dengan jarak sebenarnya di permukaan
bumi. Skala biasanya menggunakan satuan cm. Skala peta ada 2 macam
yaitu:
1. Skala angka
Skala angka merupakan skala yang menggunakan perbandingan
angka. Misalnya :

Skala ini artinya jarak 1 cm pada peta sama dengan 500.000 cm pada
keadaan sebenarnya atau 1 cm jarak pada peta sama dengan 5 km pada
keadaan sebenarnya di bumi.
2. Skala garis
Skala garis merupakan skala yang menggunakan gambar garis untuk
menunjukkan perbandingan jarak pada peta dengan jarak sebenarnya di
bumi. Misalnya :
Pada gambar skala garis di atas, angka yang berada di bawah garis
menunjukkan jarak pada peta. Satuannya adalah sentimeter. Sedangkan
angka yang berada di atas garis menunjukkan jarak sebenarnya.
Satuannya adalah kilometer. Sehingga sesuai dengan skala garis di atas
dapat dibaca bahwa jarak 1 cm pada peta sama dengan 50 km pada
keadaan sebenarnya di bumi.
Pada peta daerah yang luas seperti peta dunia, digunakan skala yang
kecil. Misalnya 1 : 50.000.000, ini artinya 1 cm jarak pada peta sama
dengan 500 km pada jarak sebenarnya. Sedangkan pada peta daerah
sempit seperti kota dan pasar, digunakan skala yang besar. Misalnya 1 :
5.000, ini artinya 1 cm jarak pada peta sama dengan 50 m pada jarak
sebenarnya. Berdasarkan skala yang tertulis pada peta, kita dapat
menghitung jarak suatu tempat. Bagaimana caranya? Perhatikan contoh
berikut ! Pada sebuah peta tertulis skala 1 : 400.000. Ini artinya jarak 1
cm pada peta sama dengan 400.000 cm pada jarak sebenarnya. Pada peta
tersebut diketahui jarak antara kota A dan B adalah 3 cm. Maka jarak
sebenarnya antara kota A dan B adalah 3 cm x 400.000 cm = 1.200.000
cm. Berarti jarak sebenarnya antara kota A dan B adalah 1.200.000 cm
atau 12 km.
F. Memperbesar dan Memperkecil Peta
Memperbesar peta adalah membuat peta lebih besar dari peta asli dengan
perbandingan tertentu. Sedangkan memperkecil peta adalah membuat peta
lebih kecil dari peta asli dengan perbandingan tertentu. Memperbesar dan
memperkecil peta dapat dilakukan dengan alat mesin fotocopy dan
pantograf. Kita juga dapat memperbesar dan memperkecil peta dengan cara
sederhana, yaitu dengan menggambar langsung dari gambar asli dengan
bantuan garis kotak-kotak. Caranya hampir sama dengan teknik kotak.
Hanya saja dalam membuat petak pada kertas dibuat lebih besar atau lebih
kecil ukurannya sesuai dengan yang diinginkan. Jika ingin diperbesar dua
kali, maka kotak diperbesar ukurannya dua kali juga. Jika ingin
diperkecil dua kali, maka kotak juga diperkecil ukurannya dua kali.
Perhatikan contoh berikut !
VIII. Kegiatan Pembelajaran /Skenario
Pertemuan 1
1. Kegiatan awal (5 menit)
k) Berdoa
l) Mengecek daftar hadir
m) Memberikan motivasi kepada siswa
n) Apersepsi ( Guru melakukan tanya jawab tentang seputar peta dan
simbolnya)
o) Guru menyampaikan materi dan tujuan yang akan di capai.
2. Kegiatan inti (95 menit)
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru/peneliti :
i) Siswa dapat Membaca peta lingkungan setempat (kabupaten/kota
provinsi) dengan menggunakan skala sederhana secara Disiplin (
Discipline ) dan perhatian (respect) .
j) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta
didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya, secara
hormat dan perhatian (respect ),.
k) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran;
dan
l) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio,
atau lapangan dengan cara Disiplin ( Discipline ), Tekun ( diligence ) ,
Jujur ( fairnes ) dan teliti ( carefulness).
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru/peneliti :
k) Siswa ditugasi membaca lambang/simbol pada peta
l) Menunjukkan tempat-tempat penting dalam peta
m) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam
melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
n) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan
lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun
tertulis;
o) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut dengan penanaman nilai
disiplin ( Discipline );
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru/peneliti:
ppp) Guru/peneliti bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui
siswa
qqq) Guru/peneliti bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
3. Kegiatan Penutup/Akhir (5 menit)
- Dalam kegiatan penutup, guru melakukan tanya jawab , diskusi,
penegasan
- Guru menunjuk siswa maju kedepan untuk membaca peta dan tempat
tempat penting di daerah atau kota dan propinsi tempat tinggalnya
- Siswa dan Guru mengadakan refleksi setelah proses dan hasil belajar di
lakukan.
- Siswa di berikan pekerjaan rumah.

IX. Alat/Bahan Sumber Belajar

1. Alat Peraga : Peta/atlas/globe dan peralatan menggambar


2. Sumber : Buku IPS kelas IV SD
3. Buku pendamping yang relevan (LKS IPS kelas 4 Cemara)
X. Penilaian
Teknik : Tes Tertulis
Bentuk Instrumen : Menggambar Peta

EVALUASI
NILAI
Nama :
Kelas :

Soal !
Gambarkan Peta DKI Jakarta dengan cara menjiplak atau menggunakan teknik
kotak!
Jakarta, 5 September 2016
Peneliti

Aam Rohimah, S.Pd


NIM. 836171631

Anda mungkin juga menyukai