AAM ROHIMAH
197105132014122001/185906
Guru,
Puji dan syukur senantiasa peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan penelitian ini dapat
terselesaikan walaupun dalam bentuk yang sederhana. Shalawat serta salam
semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.
Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar IPS kompetensi
dasar membaca dan menggambar peta lingkungan setempat melalui penggunaan
media peta siswa kelas IV SD Negeri Srengseng Sawah 15 Pagi. Penelitian
menggunakan action research yakni penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretik maupun praktik dalam
upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Pada kesempatan yang baik ini, peneliti mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ibu Efi Syalfifi, S.Pd selaku Kepala SD Negeri Srengseng Sawah 15 yang
telah memberikan bimbingan, dukungan, dan motivasi.
2. Ibu Hj. Murtapiah, S.Pd SD selaku teman sejawat.
3. Rekan-rekan guru SD Negeri Srengseng Sawah 15 yang telah memberikan
bantuan selama proses penelitian berlangsung.
4. Ibunda tercinta Ny. Morsih yang selalu mendoakan.
5. Bapak Saring Ariyanto, M.Pd, suami tercinta yang selalu memberikan
dorongan baik moral maupun spiritual.
6. Deno Herlambang dan Indra Santoso, anak-anakku tercinta yang selalu
memberikan semangat.
Peneliti menyadari penelitian ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab
itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Demikian dan terima
kasih.
Peneliti,
Cover ................................................................................................................ i
Lembar Pengesahan ......................................................................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................................. iii
Daftar Isi........................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang & Identifikasi Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II LANDASAN TEORI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
B. Metode Penelitian
C. Populasi dan Sampel Penelitian
D. Variabel Penelitian
E. Sumber Data Penelitian
F. Instrumen Penelitian
G. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
H. Teknik Pengolahan Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran-saran
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang diuraikan di atas maka peneliti
dapat merumuskan masalah sebagai berikut : Apakah pengunaan media peta
dapat meningkakan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran
kompetensi dasar membaca peta lingkungan setempat kelas IV di SDN 15
Srengseng Sawah Pagi?
C. Tujuan
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan cara
meningkatkan hasil belajar IPS kompetensi dasar membaca dan menggambar
peta lingkungan setempat peserta didik kelas IV di SDN 15 Srengseng
Sawah Pagi dengan menggunakan media peta.
D. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dlam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik terhadap pengalaman lansung yang diperolehnya dan dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai dampak
pengiring dan pembelajaran yang mereka terima di sekolah dan untuk
pengembangan penelitian lebih lanjut.
2. Manfaat Praktis
Peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan
menggunakan media peta yang di kembangkan melalui penelitian
tindakan kelas (PTK) ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai
berikut :
a. Bagi siswa diharapkan dapat memiliki pengetahuan tentang peta,
memiliki keterampilan membuat dan menggunakan peta.
b. Bagi guru diharapkan dapat menjadi pedoman untuk kegiatan
pembelajaran berikutnya, memiliki keterampilan membuat dan
menggunanak peta.
c. Bagi sekolah diharapkan menjadi acuan untuk menetapkan
kebijaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media peta.
d. Bagi pemegang kebijakan dapat menjadi bahan pertmbangan untuk
mengambil kebijakan dalam dunia pendidikan.
BAB II
LANDASAN TEORI
B. Media Pembelajaran
1. Definisi Media
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar
mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan
pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini
cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan,
manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran /
pelatihan.
Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah
sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku,
film, video dan sebagainya. Kemudian menurut National Education
Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah
sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk
teknologi perangkat keras.
Pengertian Media pembelajaran menurut para ahli:
a. Menurut Heinich, Molenida, dan Russel (1993) berpendapat bahwa
“teknologi atau media pembelajaran sebagai penerapan ilmiah tentang
proses belajar pada manusia dalam tugas praktis belajar mengajar.
b. Menurut Ali (1992) berpendapat bahwa “Media adalah berbagai jenis
komponen dalam lingkungan siswa yang dapar memberikan rangsangan
untuk belajar”.
c. Menurut Gagne (1990) berpendapat bahwa “Kondisi yang berbasis
media meliputi jenis penyajian yang disampaikan kepada para
pembelajar dengan penjadwalan, pengurutan dan pengorganisasian.
d. Menurut Miarso (2004) berpendapat bahwa “Media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar”.
e. Menurut Arif S. Sadirman (1984) berpendapat bahwa “Media adalah
segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa
untuk belajar seperti Filn, buku, dan kaset.
Pengaturan media pembelajaran harus sedemikiaan rupa sehinggga
mendukung suasana belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar adalah
sebuah system. Aktivitas belajar mengajar memiliki komponen-komponen
tertentu. Tanpa adanya salah satu komponen saja, maka kegiatan belajar
mengajar tidak dapat berlangsung dengan sempurna. Ibarat sebuah mobil,
mobil tidak akan berjalan dengan baik jika bannya jelek atau tidak
ada. Oleh karena itu dalam kegiatan belajar mengajar dikenal adanya
komponen belajar mengajar, menurut Karti Hari Sukarsih, (2002 :79)
terdiri dari:
a. Tujuan.
b. Bahan pelajaran.
c. Kegiatan belajar mengajar.
d. Metode.
e. Media/alat.
f. Sumber belajar.
g. Evaluasi.
Sedangkan media menurut Karti Hari Sukarsih (2002 :17), yaitu
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pengajaran.
Pengaturan media pembelajaran dan perabot kelas harus sedemikian rupa
sehingga mendukung suasana belajar mengajar, diharapkan anak menjadi :
a. Disiplin dan rapih.
b. Menanamkan kebiasaan yang baik.
c. Mudah jika digunakan.
d. Mudah digunakan oleh siapa saja.
e. Focus perhatian anak.
2. Jenis Media
Jenis media pembelajaran menurut para ahli yaitu:
Hernawan (2007:6.31) menyatakan:“Ada tiga jenis media pembelajaran
yang dapat dikembangkan dan digunakan dalam kegiatan pembelajaran
oleh guru di sekolah, yaitu:
a. Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan
menggunakan indra penglihatan terdiri atas media yang dapat
diproyeksikan (projekted visual) dan media yang tidak dapat
diproyeksikan (nonprojekted visual).
b. Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk
auditif yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemauan para siswa untuk mempelajari bahan ajar dan jenisnya.
c. Media audio visual merupakan kombinasi dari media audio dan media
audio visual atau media pandang dengar”.
Menurut Heinich and Molenda (2009) terdapat enam jenis dasar dari media
pembelajaran, yaitu:
a. Teks. Merupakan elemen dasar dalam menyampaikan suatu informasi
yang mempunyai berbagai jenis dan bentuk tulisan yang berupaya
memberi daya tarik dalam penyampaian informasi.
b. Media audio. Membantu menyampaikan maklumat dengan lebih
berkesan dan membantu meningkatkan daya tarikan terhadap sesuatu
persembahan. Jenis audio termasuk suara latar, musik, atau rekaman
suara, dan lainnya.
c. Media visual. Media yang dapat memberikan rangsangan-rangsangan
visual seperti gambar/photo, sketsa, diagram, bagan, grafik, kartun,
poster, papan buletin, dan lainnya.
d. Media proyeksi gerak. Termasuk di dalamnya film gerak, film gelang,
program TV, video kaset (CD, VCD, atau DVD).
e. Benda-benda tiruan/miniatur. Termasuk di dalamnya benda-benda tiga
dimensi yang dapat disentuh dan diraba oleh siswa. Media ini dibuat
untuk mengatasi keterbatasan baik obyek maupun situasi sehingga
proses pembelajaran tetap berjalan dengan baik.
f. Manusia. Termasuk di dalamnya guru, siswa, atau pakar/ahli di
bidang/materi tertentu.
Rudi Bretz (2003) mengidentifikasi jenis-jenis media berdasarkan tiga
unsur pokok yaitu suara, visual, dan gerak. Dari ketiga unsur tersebut Bretz
mengklasifikasikannya ke dalam tujuh kelompok, yaitu:
a. Media audio
b. Media cetak
c. Media Visual diam
d. Media visual gerak
e. Media audio semi gerak
f. Media semi gerak
g. Media audio visual diam
h. Media audio visual gerak.
Fungsi media pembelajaran yaitu:
Menurut Hamalik (2008), Fungsi media pembelajaran yaitu:
a. Untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif
b. Penggunaan media merupakan bagian internal dalam system
pembelajaran.
c. Media pembelajaran penting dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran.
d. Penggunaan media dalam pembelajaran adalah untuk mempercepat
proses pembelajaran dan membantu siswa dalam upaya memahami
materi yang disajikan oleh Guru dalam kelas.
e. Penggunaan media dalam pembelajaran dimaksudkan untuk
mempertinggi mutu pendidikan.
Menurut Kempt & Dayton (1998), Fungsi utama media pembelajaran yaitu:
a. Memotivasi minat dan tindakan, direalisasikan dengan teknik drama
atau hiburan.
b. Menyajikan informasi, digunakan dalam rangka penyajian informasi di
hadapan sekelompok siswa.
c. Memberi instruksi, informasi yang terdapat dalam media harus
melibatkan siswa.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di tempat peneliti mengajar yaitu di
kelas IV A SDN Srengseng Sawah 15 Pagi yang beralamat di Jalan
Gardu Rt. 11/02 Jagakarsa, Jakarta Selatan. Telepon (021) 7873645,
Email: sdn15srsawah@yahoo.co.id, kode pos 12640. Ada pun jumlah
peserta didik kelas IV A adalah 14 peserta didik laki-laki dan 8 peserta
didik perempuan.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Perbaikan pembelajaran IPS kelas IV A SDN Srengseng Sawah 15 Pagi
dilaksanakan dalam 3 siklus terdiri dari beberapa tahapan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan serta refleksi untuk setiap siklus
pembelajaran.
Perencanaan Pelaksanaan
Permasalahan Tindakan I Tindakan I
SIKLUS I Pengamatan/
Refleksi I
pengumpulan
data 1
Apabila
Permasalahan Dilanjutkan ke siklus selanjutnya
belum
terselesaikann
C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Srengseng Sawah
15 yang berjumlah 22 orang siswa. Ada pun pertimbangan dan alasan
pemilihan subyek ini adalah:
1. Siswa mengalami hambatan atau kesulitan dalam memahami materi,
khususnya peta.
2. Siswa kelas IV belum memahami konsep dalam menerima materi yang
diajarkan.
D. Variabel Penelitian
Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebasnya adalah media peta dan variabel terikatnya adalah
hasil belajar IPS.
E. Sumber Data Penelitian
Sumber data dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar IPS siswa
kelas IV SD Negeri Srengseng Sawah 15 dan data hasil observasi berupa
catatan lapangan setiap siklus dan data hasil wawancara.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Lembar soal tes dan lembar soal diskusi kelompok.
2. Pedoman wawancara. Pedoman ini digunakan untuk meminta pendapat
siswa pada subyek penelitian dari guru kelas.
3. Catatan lapangan. Instrument ini digunakan untuk mencatat pengamatan
tiap siklus yang dilakukan dalam penelitian.
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Merujuk pada tujuan awal diadakannya perbaikan pembelajaran ini
adalah untuk meningkatkan keterampilan guru dalam menggunakan metode
pembelajaran bervariasi serta memperbaiki proses pembelajaran di kelas yang
selanjutnya dapat meningkatkan pemahaman siswa sekaligus meningkatkan
hasil belajar siswa. Proses perbaikan pembelajaran dilakukan dalam tiga
siklus. Jalannya perbaikan pembelajaran materi pembelajaran IPS kelas IV
sebagai berikut.
SIKLUS 1
Materi yang dibahas adalah: Menjelaskan cara membaca Peta kota/kabupaten
dan provinsi pada lingkungan setempat.
Pada siklus I ini guru menerangkan tentang membaca Peta
kota/kabupaten dan Provinsi pada lingkungan setempat. Untuk memperdalam
pemahaman siswa guru menggunakan metode pembelajaran bervariasi dengan
meminta 3 (tiga) siswa maju ke depan untuk membacakan Peta yang
ditunjukkan oleh guru. Sementara siswa yang lain diminta untuk mengamati
dan memahami setiap peta yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa yang
ditunjuk ke depan. Setiap siswa melakukan membaca peta setelah guru
memberikan penjelasan tentang peta tersebut sambil melakukan tanya jawab
dengan siswa yang lainnya.
Dengan cara seperti itu guru berharap dapat meningkatkan pemahaman
siswa. Karena siswa terlihat tertarik dengan pembelajaran seperti itu. Siswa
tampak aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Namun yang terjadi
tidak tidak seperti yang diharapkan guru, hal ini disebabkan karena masih ada
kelemahan / kekurangan yang terjadi seperti :
1. Kondisi kelas yang tidak kondusif membuat siswa tidak fokus dalam
pembelajaran.
2. Guru belum terampil dalam mengelola waktu pembelajaran.
3. Yang melakukan pembelajaran bervariasi hanya dapat diikuti oleh siswa
yang pandai saja sehingga yang memahami
35 hanya siswa yang pandai saja.
Pada tabel ini (terlampir) terlihat bahwa hasil belajar siswa pada materi
Pelajaran IPS pada siklus I ada peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada
peningkatan nilai rata-rata. Nilai rata-rata pre tes siswa yang sebelumnya
adalah 61,36; setelah melalui pembelajaran pada siklus I nilai rata-ratanya
mengalami peningkatan menjadi 65,22. Namun demikian, pencapaian hasil
tersebut belum maksimal dan memuaskan guru, karena sebagian siswa yang
nilainya masih berada di bawah KKM. Dari 22 siswa yang mengikuti
pembelajaran pada siklus I, masih ada 11 orang siswa yang nilainya masih di
bawah KKM atau sekitar 50%. Hal ini dibuktikan berdasarkan pengelolaan
data pada tabel di bawah ini.
Dari data di atas terlihat adanya peningkatan hasil belajar IPS siswa pra
siklus dan setelah dilakukan pembelajaran pada siklus I. Pada siswa dengan
kategori kurang pada pra siklus dari 11 siswa menurun menjadi 6 siswa pada
siklus I, pada kategori sedang tidak mengalami perubahan. Sementara itu, pada
kategori baik terjadi peningkatan dari 4 siswa menjadi 9 siswa. Jika ditinjau
dari KKM maka nilai rata-rata hasil belajar IPS siswa sudah berada di atas
KKM meskipun belum signifikan. Untuk meningkatkan pemahaman dan hasil
belajar siswa penulis memutuskan untuk melakukan perbaikan pembelajaran
pada siklus II.
Dengan mempertimbangkan masalah yang tejadi sebelumnya lalu pada
tahapan siklus I peneliti bersama dengan obserfer atau teman sejawat
melakukan diskusi tentang hal-hal yang akan dilakukan dalam upaya
perbaikan siklus I sebelum kegiatan penelitian pada siklus II dilaksanakan.
Adapun yang menjadi hasil perencanaan siklus I dilakukan sebagai berikut:
1. Menyiapkan rencana perbaikan pembelajaran (RPP) yang sudah dirancang
berdasarkan perbaikan atas masalah yang ada.
2. Menyiapkan alat obserfasi proses pembelajaran dalam hal ini Lembar
Obsevasi Aktifitas Guru Dan Lembar Observasi Aktifitas Siswa.
3. Menyiapkan alat evaluasi pembelajaran siklus I.
SIKLUS II
Materi yang dibahas: Menggambar peta
Pada siklus II guru masih menggunakan metode yang sama yakni
penggunaan media peta dalam pembelajaran. Pada siklus ini guru mencoba
lebih maksimal dalam menyiapkan materi pelajaran dengan tambahan media
power point dalam menjelaskan materi pelajaran. Begitu juga dalam
melakukan simulasi, guru tidak melakukannya hanya sekali, tetapi beberapa
kali. Guru juga meminta siswa untuk maju ke depan kelas untuk memberikan
penjelasan. Semua siswa diberikan kesempatan yang sama.
Berdasarkan hasil refleksi siklus I, maka pembelajaran dilanjutkan ke
siklus II, dengan merencanakan perbaikan yang menekan pada hal-hal yang
belum terlaksana di siklus I adapun yang menjadi hasil perencanaan siklus II
disiapkan sebagai berikut :
1. Menyiapkan Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) yang sudah memuat
perbaikan-perbaikan.
2. Menyiapkan alat observasi proses pembelajaran dalam hal ini lembar
Observasi Aktivitas Guru Dan Lembar Observasi Aktivitas Siswa.
3. Menyiapkan alat evaluasi pembelajaran siklus II
Setelah semuanya dipersiapkan pada saat bersamaan dengan waktu yang
sudah disiapkan maka dilakukan pelaksanaan proses pembelajaran siklus II
untuk mata pelajaran IPS sebanyak satu kali pertemuan dimulai dari membuka
pembelajaran melaksanakan kegiatan inti melalui penggunaan media peta,
memberi kesempatan siswa berdiskusi dan melakukan presentasi, merangkum
lalu mengakhiri pembelajran pelaksanaan proses pembelajaran siklus II
diobservasi masih oleh teman sejawat atas nama Hj. Murtafiah, S.Pd.SD.
Setelah proses pembelajaran siklus II dilaksanakan, maka dilakukan evaluasi
terhadap siswa mata pelajaran IPS di kelas IV SDN Srengseng Sawah 15.
Pada tabel ini (terlampir) terlihat bahwa hasil belajar siswa pada materi
Pelajaran IPS pada siklus II terjadi peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada
peningkatan nilai rata-rata. Nilai rata-rata siswa pada siklus I adalah 65,22;
setelah melalui pembelajaran pada siklus II nilai rata-ratanya menjadi 69,54.
Namun demikian, pencapaian hasil tersebut belum maksimal dan memuaskan
guru, karena sebagian siswa yang nilainya masih berada di bawah KKM. Dari
22 siswa yang mengikuti pembelajaran pada siklus I, masih ada 11 orang
siswa yang nilainya masih di bawah KKM atau sekitar 50%. Hal ini
dibuktikan berdasarkan pengelolaan data pada tabel di bawah ini.
Tabel 3. Pengolahan Nilai Siklus II
Siklus II
Kategori Nilai Nilai Jumlah Siswa Persentase
Jumlah 22 100%
Siklus II
Kurang
Sedang
Baik
SIKLUS III
Materi yang dibahas: Menggambar peta
Pada siklus III guru masih menggunakan metode yang sama yakni
penggunaan media peta dalam pembelajaran. Pada siklus ini guru mencoba
lebih memaksimalkan lagi dalam menyiapkan materi pelajaran dengan
tambahan media power point dalam menjelaskan materi pelajaran. Begitu juga
dalam melakukan simulasi, guru tidak melakukannya hanya sekali, tetapi
beberapa kali. Guru juga meminta siswa untuk maju ke depan kelas untuk
memberikan penjelasan. Semua siswa diberikan kesempatan yang sama.
Setelah semuanya dipersiapkan pada saat bersamaan dengan waktu yang
sudah disiapkan maka dilakukan pelaksanaan proses pembelajaran siklus III
untuk mata pelajaran IPS sebanyak satu kali pertemuan dimulai dari membuka
pembelajaran melaksanakan kegiatan inti melalui penggunaan media peta,
memberi kesempatan siswa berdiskusi dan melakukan presentasi, merangkum
lalu mengakhiri pembelajaran pelaksanaan proses pembelajaran siklus III
diobservasi masih oleh teman sejawat atas nama Hj. Murtafiah, S.Pd.SD.
Setelah proses pembelajaran siklus III dilaksanakan, maka dilakukan evaluasi
terhadap siswa mata pelajaran IPS di kelas IV SDN Srengseng Sawah 15.
Pada tabel ini (terlampir) terlihat bahwa hasil belajar siswa pada materi
Pelajaran IPS pada siklus III terjadi peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada
peningkatan nilai rata-rata. Nilai rata-rata siswa pada siklus II adalah 69,54;
setelah melalui pembelajaran pada siklus III nilai rata-ratanya menjadi 78,18.
Pencapaian hasil tersebut sudah maksimal dan memuaskan guru, karena
sebagian besar siswa telah mencapai KKM. Dari 22 siswa yang mengikuti
pembelajaran pada siklus III, 21 siswa nilainya sudah berada di atas KKM
sementara itu masih terdapat 1 siswa yang belum tuntas KKM. Hal ini
dibuktikan berdasarkan pengelolaan data pada tabel di bawah ini.
Jumlah 22 100%
Kurang
Sedang
Baik
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian proses pembelajaran yang berlansung
sebanyak 3 (tiga) siklus, maka akan diuraikan pembahasan untuk masing-
masing hasil perbaikan yang dilakukan pada 2 pembelajaran sebagai berikut:
Siklus I
Materi yang dibahas adalah: Menjelaskan cara membaca Peta kota/kabupaten
dan provinsi pada lingkungan setempat.
Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I penulis memperbaiki
proses pembelajaran dengan menggunakan media peta di samping metode
ceramah dan tanya jawab. Berdasarkan hasil belajar siswa pada materi
Pelajaran IPS pada siklus I mengalami peningkatan dari 61,36 menjadi 65,22.
Namun demikian, pencapaian hasil tersebut belum maksimal dan memuaskan
guru, karena sebagian siswa yang nilainya masih berada di bawah KKM. Dari
22 siswa yang mengikuti pembelajaran pada siklus I, masih ada 11 orang
siswa yang nilainya masih di bawah KKM atau sekitar 50%. Hal ini
dibuktikan berdasarkan pengelolaan data pada tabel di bawah ini.
Dari data di atas terlihat adanya peningkatan hasil belajar IPS siswa pra
siklus dan setelah dilakukan pembelajaran pada siklus I. Pada siswa dengan
kategori kurang pada pra siklus dari 11 siswa menurun menjadi 6 siswa pada
siklus I, pada kategori sedang tidak mengalami perubahan. Sementara itu, pada
kategori baik terjadi peningkatan dari 4 siswa menjadi 9 siswa. Jika ditinjau
dari KKM maka nilai rata-rata hasil belajar IPS siswa sudah berada di atas
KKM meskipun belum signifikan.
Pada siklus I ini, siswa masih belum antusias dalam mengikuti pelajaran.
Masih terdapat siswa yang bercanda dengan teman di sebelahnya. Kondisi
inilah yang kemungkinan mengakibatkan masih banyak siswa yang belum
tuntas dalam belajar. Di samping itu, media peta baru pertama kali guru
berikan, sehingga guru masih mencari pola yang tepat untuk bisa
menerapkannya dalam proses pembelajaran. Di sisi lain media petajuga masih
awam di mata siswa. Kondisi-kondisi inilah yang menyebabkan kurang
maksimalnya proses pembelajaran sehingga peningkatan hasil belajar siswa
tidak begitu signifikan.
Siklus II
Materi yang dibahas: Menggambar peta
Hasil belajar siswa pada materi Pelajaran IPS pada siklus II terjadi
peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada peningkatan nilai rata-rata. Nilai rata-
rata siswa pada siklus I adalah 65,22; setelah melalui pembelajaran pada siklus
II nilai rata-ratanya menjadi 69,54. Namun demikian, pencapaian hasil
tersebut juga masih belum maksimal dan memuaskan guru, karena sebagian
siswa yang nilainya masih berada di bawah KKM. Siswa yang mendapat nilai
kurang mengalami penurunan dari 27,3% menjadi 18,20%, siswa yang
mendapat nilai sedang mengalami kenaikan dari 31,80% menjadi 40,90%.
Sementara itu, siswa yang memiliki kategori baik tidak mengalami perubahan
yaitu tetap berada pada angka 40,90%.
Pada siklus II penulis melakukan refleksi dulu terhadap permasalahan
yang terjadi pada siklus I. Penulis melakukan beberapa perubahan strategi
pembelajaran dengan menambahkan media power point di samping
penggunaan media peta. Kondisi siswa saat diajar pada siklus II sudah
mengalami perubahan tingkah laku dari sibuk bercanda dengan teman menjadi
lebih fokus terhadap pelajaran yang disajikan oleh guru. Siswa cenderung
lebih antusias dengan tambahan media pembelajaran yang telah
dikolaborasikan oleh guru.
Di sisi lain, guru sudah lebih siap dalam menyajikan materi pelajaran
yang akan dibahas. Permasalahan-permasalahan yang muncul pada saat Siklus
I sudah bisa diantisipasi. Kondisi inilah yang mengakibatkan terjadi perubahan
hasil belajar meskipun belum begitu signifikan.
Siklus III
Materi yang dibahas: Menggambar peta
Hasil belajar siswa pada materi Pelajaran IPS pada siklus III terjadi
peningkatan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat pada peningkatan nilai rata-
rata. Nilai rata-rata siswa pada siklus II adalah 69,54; setelah melalui
pembelajaran pada siklus III nilai rata-ratanya menjadi 78,18. Pencapaian hasil
tersebut sudah maksimal dan memuaskan guru, karena sebagian besar siswa
telah mencapai KKM. Dari 22 siswa yang mengikuti pembelajaran pada siklus
III, 21 siswa nilainya sudah berada di atas KKM sementara itu masih terdapat
1 siswa yang belum tuntas KKM. Hal ini dibuktikan berdasarkan pengelolaan
data pada tabel di bawah ini.
Siswa yang mendapat nilai kurang mengalami penurunan dari 18,20%
menjadi 4,55%, siswa yang mendapat nilai sedang mengalami kenaikan dari
40,90% menjadi 45,45%. Sementara itu, siswa yang memiliki kategori baik
mengalami perubahan kenaikan 40,90% menjadi 50,00%. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut terlihat bahwa terjadi peningkatan hasil belajar IPS siswa
dari tiap tahap siklus, dimana pada siklus III terjadi peningkatan yang
signifikan. Kondisi ini membuktikan bahwa proses pembelajaran dengan
menggunakan media peta berhasil meningkatkan hasil belajar siswa.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Nina Sundari (2008:3) yang dimuat dalam Junral Pendidikan Dasar yang
menyatakan bahwa, “...pemanfaatan media peta dalam pembelajaran
Pengetahuan Sosial, sangat efektif diterapkan di sekolah dasar. Pembelajaran
lebih bermakna, karena siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran.
Media peta sebagai alat pembelajaran yang dapat membantu guru dan siswa
memudahkan pembelajaran yang abstrak menjadi konkrit.” Lebih lanjut
Hamalik yang dikutip Azhar Arsyad (2011:15) dalam buku Media Pengajaran
mengemukakan bahwa, “pemakaian media pengajaran dalam proses belajar
mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan
membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.”
Pada siklus III siswa sudah bisa menyesuaikan diri dengan media
pembelajaran berupa media peta dan power point dalam pembelajaran.
Kondisi ini menguntungkan guru saat mengajar sehingga proses belajar
mengajar yang hendak dituju tidak mengalami kesulitan. Siswa lebih antusias
dalam belajar dibandingkan dengan siklus I dan siklus II. Hal inilah yang
menyebabkan hasil belajar siswa lebih tinggi dan mengalami peningkatan
yang signifikan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya
maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa: pengunaan media peta dapat
meningkakan hasil belajar siswa dalam pembelajaran kompetensi dasar
membaca peta lingkungan setempat kelas IV di SDN 15 Srengseng Sawah.
Hal ini dibuktikan pada siklus III terjadi peningkatan yang signifikan nilai
rata-rata dari 69,54 menjadi 78,18. Pencapaian hasil tersebut sudah maksimal
dan memuaskan guru, karena sebagian besar siswa telah mencapai KKM.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan yang signifikan hasil
belajar IPS kompetensi dasar membaca dan menggambar peta lingkungan
melalui penggunaan media peta siswa kelas IV SDN Srengseng Sawah 15
Pagi Jagakarsa, Jakarta Selatan.
B. Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian ini,maka saran yang perlu disampaikan
adalah sebagai berikut:
1. Disarankan kepada pihak sekolah,agar penggunaan media peta dapat
digunakan sebagai media pembelajaran yang ditetapkan disekolah.
2. Kepada guru SD,agar menggunakan media peta sebagai salah satu
alternative meningkatkan proses dan hasil pembelajaran.
Kepada peneliti selanjutnya agar menerapkanya pada pembelajaranIPS
lainnya.Tujuannya untuk membuktikan penerapan penggunaan media peta
adlah langkah yang efektif yang digunakan dalam pembelajaran. Namun
perlu diperhatikan kesesuaian materi dengan menggunakan media peta
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
I. Standar Kompetensi
1. Memahami sejarah, kenampakan alam dan keragaman suku bangsa di
lingkungan kebupaten/kota dan provinsi
II. Kompetensi Dasar
1.1 Membaca peta lingkungan setempat (kabupaten/kota provinsi) dengan
menggunakan skala sederhana
III. Tujuan Pembelajaran**
1. Siswa dapat Membaca peta lingkungan setempat (kabupaten/kota provinsi)
dengan menggunakan skala sederhana dengan penanaman nilai ketelitian
( carefulness)
2. Karakter siswa yang diharapkan : Kreatif , Komunikatif
IV. Materi Pokok
Membaca peta lingkungan setempat dengan menggunakan skala sederhana
A. Pengertian Peta
Peta adalah gambar sebagian atau keseluruhan permukaan bumi dengan
perbandingan tertentu. Di kelas tiga kamu sudah belajar tentang denah. Peta
tak ubahnya seperti denah. Perbedaannya adalah peta menggambarkan
tempat yang lebih luas. Selain itu peta harus dibuat dengan perbandingan
tertentu. Perbandingan inilah yang disebut dengan skala. Skala mempunyai
arti perbandingan jarak pada peta dengan jarak sebenarnya di permukaan
bumi. Peta dibuat dengan skala tertentu supaya dapat menggambarkan
keadaan di permukaan bumi dengan ukuran yang tepat. Pada peta untuk
menggambarkan obyek alam atau buatan yang ada di permukaan bumi
digunakan simbol, misalnya:
B. Jenis Peta
Peta ternyata sangat beragam. Berdasarkan kegunaannya peta
dibedakan menjadi dua, yakni:
1. Peta Umum
Peta umum disebut juga dengan Peta Topografi. Peta umum merupakan
peta yang menggambarkan keadaan umum dari suatu wilayah. Keadaan
umum yang digambarkan meliputi objek atau kenampakan alam dan
buatan. Objek alam misalnya gunung, sungai, dataran rendah, dataran
tinggi, dan laut. Objek buatan misalnya kota, jalan dan rel kereta api.
Peta Indonesia yang sering dipajang di dinding kantor atau sekolah-
sekolah merupakan contoh peta umum. Peta Indonesia pada contoh di
atas juga termasuk peta umum. Peta umum biasa digunakan untuk
belajar di sekolah, untuk kepentingan kantor dan wisata.
2. Peta Khusus
Peta khusus merupakan peta yang menggambarkan data-data tertentu di
suatu wilayah.
Peta khusus disebut juga dengan Peta Tematik. Contoh peta khusus
adalah:
a. Peta Persebaran Fauna di Indonesia.
b. Peta Hasil Tambang di Indonesia/
c. Peta Cuaca di Indonesia.
Perhatikan contoh dari peta khusus di bawah ini!
C. Komponen Peta
Peta memiliki kelengkapan penting agar mudah dibaca dan dipahami.
Kelengkapan tersebut dinamakan komponen peta. Komponen-komponen
peta antara lain sebagai berikut:
1. Judul peta
Judul peta merupakan identitas atau nama untuk menjelaskan isi atau
gambar peta. Judul peta biasanya terletak di bagian atas peta. Judul peta
merupakan komponen yang penting. Biasanya sebelum memperhatikan
isi peta, pasti seseorang terlebih dahulu membaca judulnya.
2. Legenda
Legenda merupakan keterangan yang berisi gambar-gambar atau simbol-
simbol beserta artiny. Legenda biasanya terletak di bagian pojok kiri
bawah peta
3. Skala
Skala merupakan perbandingan jarak antara dua titik pada peta dengan
jarak sebenarnya di permukaan bumi. Misalnya skala 1 : 200.000.
Skala ini artinya 1 cm jarak pada peta sama dengan 200.000 cm atau 2
km jarak sebenarnya.
4. Simbol
Simbol merupakan lambang-lambang atau gambar yang menunjukkan
obyek alam atau buatan. Simbol peta harus memenuhi tiga syarat yakni
sederhana, mudah dimengerti, dan bersifat umum. Berikut ini adalah
simbol-simbol yang biasa digunakan pada peta.
5. Mata angin
Mata angin merupakan pedoman atau petunjuk arah mata angin. Mata
angin pada peta biasanya berupa tanda panah yang menunjuk ke arah
utara. Mata angin sangat penting keberadaanya supaya tidak terjadi
kekeliruan arah.
6. Garis astronomis
Garis astronomis merupakan garis khayal di atas permukaan bumi. Garis
astronomis terdiri dari dari garis lintang dan garis bujur. Garis lintang
merupakan garis dari timur ke barat sedangkan garis bujur merupakan
garis dari utara ke selatan.
7. Garis tepi
Garis tepi merupakan garis yang dibuat mengelilingi gambar peta untuk
menunjukkan batas peta tersebut.
8. Tahun pembuatan peta
Tahun pembuatan peta menunjukkan kapan peta tersebut dibuat. Dari
tahun pembuatan kita dapat mengetahui peta tersebut masih sesuai atau
tidak untuk digunakan saat ini.
9. Inset peta
Inset peta merupakan gambar peta yang ingin diperjelas atau karena
letaknya di luar garis batas peta. Inset peta digambar bila diperlukan.
Inset peta disebut juga peta sisipan.
10. Tata warna
Tata warna merupakan pewarnaan pada peta untuk membedakan obyek
satu dengan yang lainnya. Misalnya warna coklat menunjukkan dataran
tinggi, hijau menunjukkan dataran rendah dan biru untuk menunjukkan
wilayah perairan.
Untuk memperjelas tentang komponen-komponen peta perhatikan gambar
peta berikut:
D. Menggambar Peta
Bagaimana cara menggambar peta? Menggambar peta dapat menggunakan
cara menjiplak atau menggunakan teknik kotak. Dengan teknik menjiplak
hanya dengan menjiplak gambar asli dengan karbon dan kertas putih.
Sedangkan dengan teknik kotak dapat dilakukan sesuai
langkah-langkah berikut :
1. Bukalah Atlas, lalu tentukan peta yang akan digambar
2. Amatilah letak kota, sungai, danau, gunung, laut, batas-batas lainnya!
3. Buatlah garis-garis melintang dan membujur pada gambar peta asli
dengan menggunakan pensil. Luas kotak = p x l = 1 x 1 cm
4. Berilah nomor pada setiap garis lintang! Berilah huruf pada setiap garis
yang membujur! Nomor dan huruf dibuat pada pinggir garis tepi.
5. Selanjutnya siapkan kertas yang akan digunakan untuk menggambar.
6. Lebih baik ukuran kertas sama dengan ukuran peta aslinya.
7. Buatlah kotak-kotak dengan ukuran sama seperti pada peta asli. Berilah
nomor dan huruf pada garis lintang dan garis bujur.
8. Gambarlah peta di atas kertas! Perhatikan setiap goresan pensil harus
sesuai dengan alur garis atau kotak pada peta.
9. Setelah selesai mencontoh peta, pertebal lagi dan berilah warna-warna
seperti yang ada pada peta di atlasmu.
10. Hapuslah kotak-kotak yang tadi dibuat dengan pensil beserta huruf dan
nomornya!
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut !
Skala ini artinya jarak 1 cm pada peta sama dengan 500.000 cm pada
keadaan sebenarnya atau 1 cm jarak pada peta sama dengan 5 km pada
keadaan sebenarnya di bumi.
2. Skala garis
Skala garis merupakan skala yang menggunakan gambar garis untuk
menunjukkan perbandingan jarak pada peta dengan jarak sebenarnya di
bumi. Misalnya :
Pada gambar skala garis di atas, angka yang berada di bawah garis
menunjukkan jarak pada peta. Satuannya adalah sentimeter. Sedangkan
angka yang berada di atas garis menunjukkan jarak sebenarnya. Satuannya
adalah kilometer. Sehingga sesuai dengan skala garis di atas dapat dibaca
bahwa jarak 1 cm pada peta sama dengan 50 km pada keadaan sebenarnya
di bumi.
Pada peta daerah yang luas seperti peta dunia, digunakan skala yang kecil.
Misalnya 1 : 50.000.000, ini artinya 1 cm jarak pada peta sama dengan 500
km pada jarak sebenarnya. Sedangkan pada peta daerah sempit seperti kota
dan pasar, digunakan skala yang besar. Misalnya 1 : 5.000, ini artinya 1 cm
jarak pada peta sama dengan 50 m pada jarak sebenarnya. Berdasarkan skala
yang tertulis pada peta, kita dapat menghitung jarak suatu tempat.
Bagaimana caranya? Perhatikan contoh berikut ! Pada sebuah peta tertulis
skala 1 : 400.000. Ini artinya jarak 1 cm pada peta sama dengan 400.000 cm
pada jarak sebenarnya. Pada peta tersebut diketahui jarak antara kota A dan
B adalah 3 cm. Maka jarak sebenarnya antara kota A dan B adalah 3 cm x
400.000 cm = 1.200.000 cm. Berarti jarak sebenarnya antara kota A dan B
adalah 1.200.000 cm atau 12 km.
F. Memperbesar dan Memperkecil Peta
Memperbesar peta adalah membuat peta lebih besar dari peta asli dengan
perbandingan tertentu. Sedangkan memperkecil peta adalah membuat peta
lebih kecil dari peta asli dengan perbandingan tertentu. Memperbesar dan
memperkecil peta dapat dilakukan dengan alat mesin fotocopy dan
pantograf. Kita juga dapat memperbesar dan memperkecil peta dengan cara
sederhana, yaitu dengan menggambar langsung dari gambar asli dengan
bantuan garis kotak-kotak. Caranya hampir sama dengan teknik kotak.
Hanya saja dalam membuat petak pada kertas dibuat lebih besar atau lebih
kecil ukurannya sesuai dengan yang diinginkan. Jika ingin diperbesar dua
kali, maka kotak diperbesar ukurannya dua kali juga. Jika ingin
diperkecil dua kali, maka kotak juga diperkecil ukurannya dua kali.
Perhatikan contoh berikut !
V. Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan 1 - 3)
Pertemuan 1
Kegiatan awal
- Tanya jawab seputar peta dan simbolnya
- Siswa diajak menyanyi lagu ”Dari Sabang sampai Mereauke”
Kegiatan inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
c) Siswa dapat Membaca peta lingkungan setempat (kabupaten/kota
provinsi) dengan menggunakan skala sederhana secara Disiplin (
Discipline ) dan perhatian (respect) .
d) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya,
secara hormat dan perhatian (respect ),.
e) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
f) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium,
studio, atau lapangan dengan cara Disiplin ( Discipline ), Tekun (
diligence ) , Jujur ( fairnes ) dan teliti ( carefulness).
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
g) Siswa ditugasi membaca lambang/simbol pada peta
h) Menunjukkan tempat-tempat penting dalam peta
i) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam
melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
j) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan
lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis;
k) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut dengan penanaman nilai
disiplin ( Discipline );
l) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif;
m) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar;
n) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun
kelompok;
o) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok;
p) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival,
serta produk yang dihasilkan;
q) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
r) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
s) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
t) Menugasi anak maju membaca peta dan menunjukkan tempat-
tempat penting di daerah kabupaten/kota, dan provinsi tempat
tinggalnya
Pertemuan 2
Kegiatan awal
- Tanya jawab tentang jumlah daerah kabupaten/kota di provinsinya
- Guru memanfaatkan peta untuk menunjukkan daerahnya
Kegiatan inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
u) Siswa dapat Menunjukkan daerah tempat tinggalnya
v) Menunjukkan tempat ibukota daerah kabupaten/kota dan
provinsinya beserta nama daerah ibukota tersebut.
w) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
x) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
y) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium,
studio, atau lapangan.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
z) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam
melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
aa) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan
lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis;
bb) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
cc) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif;
dd) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar;
ee) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun
kelompok;
ff) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok;
gg) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival,
serta produk yang dihasilkan;
hh) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
ii) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
jj) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
kk) Secara acak guru menugasi murid untuk menunjukkan daerah
tempat tinggalnya.
Pertemuan 3
Kegiatan awal
- Guru menunjukkan daerah tempat tinggal anak-anak dan menyuruh
murid mengamati peta yang ada di papan tulis
Kegiatan inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
ll) Siswa dapat Guru menjelaskan langkah-langkah menggambar peta
mm) Murid menggambar peta dengan menggunakan skala sederhana
nn) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
oo) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
pp) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium,
studio, atau lapangan.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
qq) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam
melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
rr) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan
lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis;
ss) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
tt) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif;
uu) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar;
vv) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun
kelompok;
ww) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok;
xx) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival,
serta produk yang dihasilkan;
yy) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
zz) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
aaa) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
yy) Siswa ditugasi menggambar peta
VI. Alat dan Sumber Bahan
Alat Peraga : Peta/atlas/globe dan peralatan menggambar
Sumber : Buku IPS kelas IV SD
Buku pendamping yang relevan
VII. Penilaian
Nilai Budaya Indikator
Teknik Bentuk
Dan Karakter Pencapaian Instrumen/ Soal
Bangsa Penilaian Instrumen
Kompetensi
Kreatif : Membaca - Tes - Uraian - Bacakan peta
Berpikir dan lambang/simbol Tulis lingkungan
melakukan dalam setempat
sesuatu untuk peta kabupaten/kota (kabupaten/kota
menghasilkan dan provinsi di provinsi) dengan
cara atau hasil lingkungan tempat menggunakan skala
baru dari tinggalnya dengan sederhana
sesuatu yang menggunakan skala - Apakah yang
telah dimiliki. sederhana dimaksud legenda
Komunikatif : Menunjukkan pada sebuah peta?
Tindakan tempat-tempat - Jelaskan manfaat
yang penting di skala dalam peta!
memperlihatk kabupaten/kota - Apa artinya skala 1
an rasa senang daerah tempat : 1.000.000 dalam
berbicara, tinggalnya pada suatu peta?
bergaul, dan peta seperti tempat
bekerja sama bersejarah, - Tulislah apa saja
dengan orang pelabuhan tempat-tempat
lain laut/udara, dan lain- penting yang ada di
lain daerah tempat
tinggalmu!
Menunjukkan
daerah tempat - Tulislah langkah-
tinggalnya langkah
(kabupaten/kota) menggambar peta!
Menunjukkan
ibukota dan
namanya di
provinsi tempat
tinggalnya
Menggambar peta
kabupaten/kota dan
atau provinsi
tempat
tinggalnya dengan
rnenggunakan skala
sederhana
EVALUASI
8. Jikat kita berdiri menghadap ke barat, maka sebelah kiri kita adalah arah
…
9. Salah satu brntuk symbol dalam peta adalah warna. Warna biru adalah
symbol untuk daerah …
10. Pada peta terdapat garis-garis tegak (vertical) dan garis-garis mendatar
(horizontal). Garis garis itu di sebut …
Kunci Jawaban :
1. Atlas
2. Propinsi
3. Walikota
4. Peta
5. Kodya Bekasi
6. Bandar Udara
7. Skala
8. Selatan
9. Perairan
10. Garis Astronomis
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Skor = x 100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
I. Standar Kompetensi
1. Memahami sejarah, kenampakan alam dan keragaman suku bangsa di
lingkungan kebupaten/kota dan provinsi
II. Kompetensi Dasar
1.1.Membaca peta lingkungan setempat (kabupaten/kota provinsi) dengan
menggunakan skala sederhana
III. Indikator
1. Membaca peta lingkungan setempat
2. Menyebutkan macam macam peta
3. Menjelaskan macam macam peta
4. Mengidentifikasi macam-macam peta di lingkungan setempat sesuai dengan
letak wilayahnya
IV. Tujuan Pembelajaran
i. Siswa dapat Membaca peta lingkungan setempat (kabupaten/kota provinsi)
dengan menggunakan skala sederhana dengan penanaman nilai ketelitian
(carefulness)
ii. Siswa dapat menyebutkan macam-macam peta kabupaten/kota dan propinsi
di lingkungan tempat tinggalnya.
iii. Siswa dapat menjelaskan macam-macam peta di lingkungan tempat
tinggalnya.
iv. Siswa dapat mengidentifikasi macam-macam peta di lingkungan setempat
sesuai dengan letak wilayahnya
.
V. Tujuan Perbaikan Bagi Siswa
1. Siswa kelas IV mampu membaca peta lingkungan setempat dengan benar
dengan menggunakan media gambar.
2. Siswa kelas IV mampu menyebutkan macam-macam peta dengan tepat
dengan menggunakan media gambar.
3. Siswa kelas IV dapat menjelaskan macam macam peta dengan benar dengan
menggunakan media gambar.
4. Siswa kelas IV dapat mengidentifikasi macam-macam peta lingkungan
setempat sesuai dengan letak wilayah dengan menggunakan media gambar
(peta).
VI. Tujuan Perbaikan Bagi Guru
1. Guru dapat meningkatkan penguasaan konsep materi pelajaran
2. Guru meningkatkan kemampuan menjelaskan dengan metode yang
bervariasi
3. Guru meningkatkan kemampuan menggunakan media pembelajaran
VII. Metode Pembelajaran
1. Metode ceramah dan tanya jawab
2. Demonstrasi
3. Penugasan
VIII. Materi Pokok
Membaca peta lingkungan setempat dengan menggunakan skala sederhana
A. Pengertian Peta
Peta adalah gambar sebagian atau keseluruhan permukaan bumi dengan
perbandingan tertentu. Di kelas tiga kamu sudah belajar tentang denah. Peta
tak ubahnya seperti denah. Perbedaannya adalah peta menggambarkan
tempat yang lebih luas. Selain itu peta harus dibuat dengan perbandingan
tertentu. Perbandingan inilah yang disebut dengan skala. Skala mempunyai
arti perbandingan jarak pada peta dengan jarak sebenarnya di permukaan
bumi. Peta dibuat dengan skala tertentu supaya dapat menggambarkan
keadaan di permukaan bumi dengan ukuran yang tepat. Pada peta untuk
menggambarkan obyek alam atau buatan yang ada di permukaan bumi
digunakan simbol, misalnya:
C. Komponen Peta
Peta memiliki kelengkapan penting agar mudah dibaca dan dipahami.
Kelengkapan tersebut dinamakan komponen peta. Komponen-komponen
peta antara lain sebagai berikut:
1. Judul peta
Judul petamerupakan identitas atau nama untuk menjelaskan isi atau
gambar peta. Judul peta biasanya terletak di bagian atas peta. Judul peta
merupakan komponen yang penting. Biasanya sebelum memperhatikan
isi peta, pasti seseorang terlebih dahulu membaca judulnya.
2. Legenda
Legenda merupakan keterangan yang berisi gambar-gambar atau simbol-
simbol beserta artiny. Legenda biasanya terletak di bagian pojok kiri
bawah peta
3. Skala
Skala merupakan perbandingan jarak antara dua titik pada peta dengan
jarak sebenarnya di permukaan bumi. Misalnya skala 1 : 200.000.
Skala ini artinya 1 cm jarak pada peta sama dengan 200.000 cm atau 2
km jarak sebenarnya.
4. Simbol
Simbol merupakan lambang-lambang atau gambar yang menunjukkan
obyek alam atau buatan. Simbol peta harus memenuhi tiga syarat yakni
sederhana, mudah dimengerti, dan bersifat umum. Berikut ini adalah
simbol-simbol yang biasa digunakan pada peta.
5. Mata angin
Mata angin merupakan pedoman atau petunjuk arah mata angin. Mata
angin pada peta biasanya berupa tanda panah yang menunjuk ke arah
utara. Mata angin sangat penting keberadaanya supaya tidak terjadi
kekeliruan arah.
6. Garis astronomis
Garis astronomis merupakan garis khayal di atas permukaan bumi. Garis
astronomis terdiri dari dari garis lintang dan garis bujur. Garis lintang
merupakan garis dari timur ke barat sedangkan garis bujur merupakan
garis dari utara ke selatan.
7. Garis tepi
Garis tepi merupakan garis yang dibuat mengelilingi gambar peta untuk
menunjukkan batas peta tersebut.
8. Tahun pembuatan peta
Tahun pembuatan peta menunjukkan kapan peta tersebut dibuat. Dari
tahun pembuatan kita dapat mengetahui peta tersebut masih sesuai atau
tidak untuk digunakan saat ini.
9. Inset peta
Inset peta merupakan gambar peta yang ingin diperjelas atau karena
letaknya di luar garis batas peta. Inset peta digambar bila diperlukan.
Inset peta disebut juga peta sisipan.
10. Tata warna
Tata warna merupakan pewarnaan pada peta untuk membedakan obyek
satu dengan yang lainnya. Misalnya warna coklat menunjukkan dataran
tinggi, hijau menunjukkan dataran rendah dan biru untuk menunjukkan
wilayah perairan.
Untuk memperjelas tentang komponen-komponen peta perhatikan
gambar peta berikut:
D. Menggambar Peta
Bagaimana cara menggambar peta? Menggambar peta dapat menggunakan
cara menjiplak atau menggunakan teknik kotak. Dengan teknik menjiplak
hanya dengan menjiplak gambar asli dengan karbon dan kertas putih.
Sedangkan dengan teknik kotak dapat dilakukan sesuai
langkah-langkah berikut :
1. Bukalah Atlas, lalu tentukan peta yang akan digambar!
2. Amatilah letak kota, sungai, danau, gunung, laut, batas-batas lainnya!
3. Buatlah garis-garis melintang dan membujur pada gambar peta asli
dengan menggunakan pensil. Luas kotak = p x l = 1 x 1 cm
4. Berilah nomor pada setiap garis lintang! Berilah huruf pada setiap garis
yang membujur! Nomor dan huruf dibuat pada pinggir garis tepi
5. Selanjutnya siapkan kertas yang akan digunakan untuk menggambar.
Lebih baik ukuran kertas sama dengan ukuran peta aslinya.
6. Buatlah kotak-kotak dengan ukuran sama seperti pada peta asli. Berilah
nomor dan huruf pada garis lintang dan garis bujur!
7. Gambarlah peta di atas kertas! Perhatikan setiap goresan pensil harus
sesuai dengan alur garis atau kotak pada peta!
8. Setelah selesai mencontoh peta, pertebal lagi dan berilah warna-warna
seperti yang ada pada peta di atlasmu!
9. Hapuslah kotak-kotak yang tadi dibuat dengan pensil beserta huruf dan
nomornya!
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut !
Skala ini artinya jarak 1 cm pada peta sama dengan 500.000 cm pada
keadaan sebenarnya atau 1 cm jarak pada peta sama dengan 5 km pada
keadaan sebenarnya di bumi.
2. Skala garis
Skala garis merupakan skala yang menggunakan gambar garis untuk
menunjukkan perbandingan jarak pada peta dengan jarak sebenarnya di
bumi. Misalnya :
Pada gambar skala garis di atas, angka yang berada di bawah garis
menunjukkan jarak pada peta. Satuannya adalah sentimeter. Sedangkan
angka yang berada di atas garis menunjukkan jarak sebenarnya.
Satuannya adalah kilometer. Sehingga sesuai dengan skala garis di atas
dapat dibaca bahwa jarak 1 cm pada peta sama dengan 50 km pada
keadaan sebenarnya di bumi.
Pada peta daerah yang luas seperti peta dunia, digunakan skala yang
kecil. Misalnya 1 : 50.000.000, ini artinya 1 cm jarak pada peta sama
dengan 500 km pada jarak sebenarnya. Sedangkan pada peta daerah
sempit seperti kota dan pasar, digunakan skala yang besar. Misalnya 1 :
5.000, ini artinya 1 cm jarak pada peta sama dengan 50 m pada jarak
sebenarnya. Berdasarkan skala yang tertulis pada peta, kita dapat
menghitung jarak suatu tempat. Bagaimana caranya? Perhatikan contoh
berikut ! Pada sebuah peta tertulis skala 1 : 400.000. Ini artinya jarak 1
cm pada peta sama dengan 400.000 cm pada jarak sebenarnya. Pada peta
tersebut diketahui jarak antara kota A dan B adalah 3 cm. Maka jarak
sebenarnya antara kota A dan B adalah 3 cm x 400.000 cm = 1.200.000
cm. Berarti jarak sebenarnya antara kota A dan B adalah 1.200.000 cm
atau 12 km.
F. Memperbesar dan Memperkecil Peta
Memperbesar peta adalah membuat peta lebih besar dari peta asli dengan
perbandingan tertentu. Sedangkan memperkecil peta adalah membuat peta
lebih kecil dari peta asli dengan perbandingan tertentu. Memperbesar dan
memperkecil peta dapat dilakukan dengan alat mesin fotocopy dan
pantograf. Kita juga dapat memperbesar dan memperkecil peta dengan cara
sederhana, yaitu dengan menggambar langsung dari gambar asli dengan
bantuan garis kotak-kotak. Caranya hampir sama dengan teknik kotak.
Hanya saja dalam membuat petak pada kertas dibuat lebih besar atau lebih
kecil ukurannya sesuai dengan yang diinginkan. Jika ingin diperbesar dua
kali, maka kotak diperbesar ukurannya dua kali juga. Jika ingin
diperkecil dua kali, maka kotak juga diperkecil ukurannya dua kali.
Perhatikan contoh berikut !
IX. Kegiatan Pembelajaran /Skenario
Pertemuan 1
1. Kegiatan awal (5 menit)
- Berdoa
- Mengecek daftar hadir
- Memberikan motivasi kepada siswa
- Apersepsi ( Guru melakukan tanya jawab tentang seputar peta dan
simbolnya)
- Guru menyampaikan materi dan tujuan yang akan di capai.
2. Kegiatan inti (95 menit)
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru/peneliti :
ccc) Siswa dapat Membaca peta lingkungan setempat (kabupaten/kota
provinsi) dengan menggunakan skala sederhana secara Disiplin (
Discipline ) dan perhatian (respect) .
ddd) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya,
secara hormat dan perhatian (respect ),.
eee) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
fff) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium,
studio, atau lapangan dengan cara Disiplin ( Discipline ), Tekun (
diligence ) , Jujur ( fairnes ) dan teliti ( carefulness).
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru/peneliti :
ggg) Siswa ditugasi membaca lambang/simbol pada peta
hhh) Menunjukkan tempat-tempat penting dalam peta
iii) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam
melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
jjj) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan
lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis;
kkk) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut dengan penanaman nilai
disiplin ( Discipline );
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru/ peneliti :
lll) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
mmm) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
3. Kegiatan Penutup/Akhir (5 menit)
1. Dalam kegiatan penutup guru/peneliti melakukan tanya jawab , diskusi,
penegasan
2. Guru/peneliti menunjuk siswa maju kedepan untuk membaca peta dan
tempat tempat penting di daerah atau kota dan propinsi tempat tinggalnya
3. Siswa dan Guru/peneliti mengadakan refleksi setelah proses dan hasil
belajar di lakukan.
4. Siswa di berikan pekerjaan rumah.
X. Alat/Bahan Sumber Belajar
1. Alat Peraga : Peta/atlas/globe dan peralatan menggambar
2. Sumber : Buku IPS kelas IV SD
3. Buku pendamping yang relevan (LKS IPS kelas 4 Cemara)
XI. Penilaian
Teknik : Tes Tertulis
Bentuk Instrumen : Isian
EVALUASI
NILAI
Nama :
Kelas :
Soal !
1. Jalan raya pada peta di gambar dengan simbol .....
2. Garis yang di buat untuk membatasi gambar pada peta dan untuk meletakkan
angka derajat lintang dan bujur di sebut garis…..
3. Untuk mengetahui keterangan pada peta dapat kita lihat pada …..
4. Alat yang di gunakan untuk memperkecil dan memperbesar peta di sebut …..
5. Simbol pada peta menunjukkan ketampakan …..
Pembahasan :
1. Simbol pada peta di bagi menjadi symbol garis, titik, bidang/area, dan warna.
Jalan raya merupakan salah satu contoh ketampakan alam yang di gambarkan
pada symbol garis.
2. Garis Border adalah garis yang di buat untuk membatasi gambar pada peta dan
untuk meletakkan angka derajat lintang dan bujur.
3. Legenda berisi keterangan tentang lambang atau symbol yang di gunakan
dalam peta.
4. Pantograph adalah alat yang di gunakan untuk memperbesar dan memperkecil
peta.
5. Simbol pada peta berfungsi menunjukkan ketampakan gunung
ii.
8. Simbol pada peta berfungsi menunjukkan ketampakan Ibu Kota
Negara
AAM ROHIMAH
NIM. 836171631
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PERBAIKAN
(RPP PERBAIKAN SIKLUS II)
I. Standar Kompetensi
1. Memahami sejarah, kenampakan alam dan keragaman suku bangsa di
lingkungan kebupaten/kota dan provinsi
II. Kompetensi Dasar
1.1. Membaca peta lingkungan setempat (kabupaten/kota provinsi) dengan
menggunakan skala sederhana
III. Indikator
1. Menggambar peta kabupaten/kota dan propinsi di tempat tinggalnya
dengan menggunakan garis kotak-kotak.
2. Menyebutkan tempat-tempat penting di kabupaten/kota dan propinsi di
daerah tempat tinggalnya.
3. Menunjukkan daerah tempat tinggalnya di kabupaten/kota dan propinsi.
4. Menunjukkan ibukota dan namanya di kabupaten/kota dan propinsi di
tempat tinggalnya.
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menggambarkan peta lingkungan setempat (kabupaten/kota
provinsi) di tempat tinggalnya dengan menggunakan garis kotak-kotak.
2. Siswa dapat menyebutkan tempat-tempat penting di kabupaten/kota dan
propinsi di daerah tempat tinggalnya.
3. Siswa dapat menunjukkan daerah tempat tinggalnya di wilayah
kabupaten/kota dan propinsi.
4. Siswa mampu menunjukkan ibukota dan namanya di propinsi tempat
tinggalnya.
V. Tujuan Perbaikan Pembelajaran
A. Tujuan Perbaikan Bagi Siswa
1. Siswa kelas IV dapat menggambarkan peta kabupaten/kota dan propinsi
dengan tepat menggunakan garis kotak-kotak.
2. Siswa kelas IV mampu menyebutkan tempat-tempat penting di
kabupaten/kota dan propinsi dengan tepat dengan menggunakan media
gambar.
3. Siswa kelas IV mampu menunjukkan daerah tempat tinggalnya
(kabupaten/kota dan propinsi dengan menggunakan media gambar).
4. Siswa kelas IV mampu menunjukkan nama ibukota propinsi sesuai
dengan letak wilayahnya dengan menggunakan media gambar peta
B. Tujuan Perbaikan Bagi Guru
1. Dengan bantuan media guru/peneliti menjadi lebih mudah untuk
menyampaikan materi pelajaran.
2. Guru meningkatkan kemampuan menjelaskan dengan metode yang
bervariasi (dengan menggunakan media gambar).
3. Guru meningkatkan kemampuan menggunakan media pembelajaran
sehingga lebih mudah di pahami oleh siswa (dengan menggunakan
media gambar).
VI. Metode Pembelajaran
1. Metode ceramah dan tanya jawab
2. Demonstrasi
3. Penugasan
VII. Materi Pokok
Membaca peta lingkungan setempat dengan menggunakan skala sederhana
A. Pengertian Peta
Peta adalah gambar sebagian atau keseluruhan permukaan bumi dengan
perbandingan tertentu. Di kelas tiga kamu sudah belajar tentang denah. Peta
tak ubahnya seperti denah. Perbedaannya adalah peta menggambarkan
tempat yang lebih luas. Selain itu peta harus dibuat dengan perbandingan
tertentu. Perbandingan inilah yang disebut dengan skala. Skala mempunyai
arti perbandingan jarak pada peta dengan jarak sebenarnya di permukaan
bumi. Peta dibuat dengan skala tertentu supaya dapat menggambarkan
keadaan di permukaan bumi dengan ukuran yang tepat. Pada peta untuk
menggambarkan obyek alam atau buatan yang ada di permukaan bumi
digunakan simbol, misalnya:
C. Komponen Peta
Peta memiliki kelengkapan penting agar mudah dibaca dan dipahami.
Kelengkapan tersebut dinamakan komponen peta. Komponen-komponen
peta antara lain sebagai berikut:
1. Judul peta
Judul petamerupakan identitas atau nama untuk menjelaskan isi atau
gambar peta. Judul peta biasanya terletak di bagian atas peta. Judul peta
merupakan komponen yang penting. Biasanya sebelum memperhatikan
isi peta, pasti seseorang terlebih dahulu membaca judulnya.
2. Legenda
Legenda merupakan keterangan yang berisi gambar-gambar atau simbol-
simbol beserta artiny. Legenda biasanya terletak di bagian pojok kiri
bawah peta
3. Skala
Skala merupakan perbandingan jarak antara dua titik pada peta dengan
jarak sebenarnya di permukaan bumi. Misalnya skala 1 : 200.000.
Skala ini artinya 1 cm jarak pada peta sama dengan 200.000 cm atau 2
km jarak sebenarnya.
4. Simbol
Simbol merupakan lambang-lambang atau gambar yang menunjukkan
obyek alam atau buatan. Simbol peta harus memenuhi tiga syarat yakni
sederhana, mudah dimengerti, dan bersifat umum. Berikut ini adalah
simbol-simbol yang biasa digunakan pada peta.
5. Mata angin
Mata angin merupakan pedoman atau petunjuk arah mata angin. Mata
angin pada peta biasanya berupa tanda panah yang menunjuk ke arah
utara. Mata angin sangat penting keberadaanya supaya tidak terjadi
kekeliruan arah.
6. Garis astronomis
Garis astronomis merupakan garis khayal di atas permukaan bumi. Garis
astronomis terdiri dari dari garis lintang dan garis bujur. Garis lintang
merupakan garis dari timur ke barat sedangkan garis bujur merupakan
garis dari utara ke selatan.
7. Garis tepi
Garis tepi merupakan garis yang dibuat mengelilingi gambar peta untuk
menunjukkan batas peta tersebut.
8. Tahun pembuatan peta
Tahun pembuatan peta menunjukkan kapan peta tersebut dibuat. Dari
tahun pembuatan kita dapat mengetahui peta tersebut masih sesuai atau
tidak untuk digunakan saat ini.
9. Inset peta
Inset peta merupakan gambar peta yang ingin diperjelas atau karena
letaknya di luar garis batas peta. Inset peta digambar bila diperlukan.
Inset peta disebut juga peta sisipan.
10. Tata warna
Tata warna merupakan pewarnaan pada peta untuk membedakan obyek
satu dengan yang lainnya. Misalnya warna coklat menunjukkan dataran
tinggi, hijau menunjukkan dataran rendah dan biru untuk menunjukkan
wilayah perairan.
Untuk memperjelas tentang komponen-komponen peta perhatikan
gambar peta berikut:
D. Menggambar Peta
Bagaimana cara menggambar peta? Menggambar peta dapat menggunakan
cara menjiplak atau menggunakan teknik kotak. Dengan teknik menjiplak
hanya dengan menjiplak gambar asli dengan karbon dan kertas putih.
Sedangkan dengan teknik kotak dapat dilakukan sesuai
langkah-langkah berikut :
1. Bukalah Atlas, lalu tentukan peta yang akan digambar!
2. Amatilah letak kota, sungai, danau, gunung, laut, batas-batas lainnya!
3. Buatlah garis-garis melintang dan membujur pada gambar peta asli
dengan menggunakan pensil. Luas kotak = p x l = 1 x 1 cm
4. Berilah nomor pada setiap garis lintang! Berilah huruf pada setiap garis
yang membujur! Nomor dan huruf dibuat pada pinggir garis tepi
5. Selanjutnya siapkan kertas yang akan digunakan untuk menggambar.
Lebih baik ukuran kertas sama dengan ukuran peta aslinya.
6. Buatlah kotak-kotak dengan ukuran sama seperti pada peta asli. Berilah
nomor dan huruf pada garis lintang dan garis bujur!
7. Gambarlah peta di atas kertas! Perhatikan setiap goresan pensil harus
sesuai dengan alur garis atau kotak pada peta!
8. Setelah selesai mencontoh peta, pertebal lagi dan berilah warna-warna
seperti yang ada pada peta di atlasmu!
9. Hapuslah kotak-kotak yang tadi dibuat dengan pensil beserta huruf dan
nomornya!
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut !
Skala ini artinya jarak 1 cm pada peta sama dengan 500.000 cm pada
keadaan sebenarnya atau 1 cm jarak pada peta sama dengan 5 km pada
keadaan sebenarnya di bumi.
2. Skala garis
Skala garis merupakan skala yang menggunakan gambar garis untuk
menunjukkan perbandingan jarak pada peta dengan jarak sebenarnya di
bumi. Misalnya :
Pada gambar skala garis di atas, angka yang berada di bawah garis
menunjukkan jarak pada peta. Satuannya adalah sentimeter. Sedangkan
angka yang berada di atas garis menunjukkan jarak sebenarnya.
Satuannya adalah kilometer. Sehingga sesuai dengan skala garis di atas
dapat dibaca bahwa jarak 1 cm pada peta sama dengan 50 km pada
keadaan sebenarnya di bumi.
Pada peta daerah yang luas seperti peta dunia, digunakan skala yang
kecil. Misalnya 1 : 50.000.000, ini artinya 1 cm jarak pada peta sama
dengan 500 km pada jarak sebenarnya. Sedangkan pada peta daerah
sempit seperti kota dan pasar, digunakan skala yang besar. Misalnya 1 :
5.000, ini artinya 1 cm jarak pada peta sama dengan 50 m pada jarak
sebenarnya. Berdasarkan skala yang tertulis pada peta, kita dapat
menghitung jarak suatu tempat. Bagaimana caranya? Perhatikan contoh
berikut ! Pada sebuah peta tertulis skala 1 : 400.000. Ini artinya jarak 1
cm pada peta sama dengan 400.000 cm pada jarak sebenarnya. Pada peta
tersebut diketahui jarak antara kota A dan B adalah 3 cm. Maka jarak
sebenarnya antara kota A dan B adalah 3 cm x 400.000 cm = 1.200.000
cm. Berarti jarak sebenarnya antara kota A dan B adalah 1.200.000 cm
atau 12 km.
F. Memperbesar dan Memperkecil Peta
Memperbesar peta adalah membuat peta lebih besar dari peta asli dengan
perbandingan tertentu. Sedangkan memperkecil peta adalah membuat peta
lebih kecil dari peta asli dengan perbandingan tertentu. Memperbesar dan
memperkecil peta dapat dilakukan dengan alat mesin fotocopy dan
pantograf. Kita juga dapat memperbesar dan memperkecil peta dengan cara
sederhana, yaitu dengan menggambar langsung dari gambar asli dengan
bantuan garis kotak-kotak. Caranya hampir sama dengan teknik kotak.
Hanya saja dalam membuat petak pada kertas dibuat lebih besar atau lebih
kecil ukurannya sesuai dengan yang diinginkan. Jika ingin diperbesar dua
kali, maka kotak diperbesar ukurannya dua kali juga. Jika ingin
diperkecil dua kali, maka kotak juga diperkecil ukurannya dua kali.
Perhatikan contoh berikut !
VIII. Kegiatan Pembelajaran /Skenario
Pertemuan 1
1. Kegiatan awal (5 menit)
f) Berdoa
g) Mengecek daftar hadir
h) Memberikan motivasi kepada siswa
i) Apersepsi ( Guru melakukan tanya jawab tentang seputar peta dan
simbolnya)
j) Guru menyampaikan materi dan tujuan yang akan di capai.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru/peneliti:
nnn) Guru/peneliti bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui
siswa
ooo) Guru/peneliti bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
EVALUASI
NILAI
Nama :
Kelas :
Soal !
Gambarkan Peta DKI Jakarta dengan cara menjiplak atau menggunakan teknik
kotak!
Jakarta, 29 Agustus 2016
Peneliti
AAM ROHIMAH
NIM. 836171631
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PERBAIKAN
(RPP PERBAIKAN SIKLUS III)
I. Standar Kompetensi
1. Memahami sejarah, kenampakan alam dan keragaman suku bangsa di
lingkungan kebupaten/kota dan provinsi
II. Kompetensi Dasar
1. Membaca peta lingkungan setempat (kabupaten/kota provinsi) dengan
menggunakan skala sederhana
III. Indikator
1. Menggambar peta kabupaten/kota dan propinsi di tempat tinggalnya dengan
menggunakan garis kotak-kotak.
2. Menyebutkan tempat-tempat penting di kabupaten/kota dan propinsi di
daerah tempat tinggalnya.
3. Menunjukkan daerah tempat tinggalnya di kabupaten/kota dan propinsi.
4. Menunjukkan ibukota dan namanya di kabupaten/kota dan propinsi di
tempat tinggalnya.
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menggambarkan peta lingkungan setempat (kabupaten/kota
provinsi) di tempat tinggalnya dengan menggunakan garis kotak-kotak.
2. Siswa dapat menyebutkan tempat-tempat penting di kabupaten/kota dan
propinsi di daerah tempat tinggalnya.
3. Siswa dapat menunjukkan daerah tempat tinggalnya di wilayah
kabupaten/kota dan propinsi.
4. Siswa mampu menunjukkan ibukota dan namanya di propinsi tempat
tinggalnya.
V. Tujuan Perbaikan Pembelajaran
A. Tujuan Perbaikan Bagi Siswa
1. Siswa kelas IV dapat menggambarkan peta kabupaten/kota dan propinsi
dengan tepat menggunakan garis kotak-kotak.
2. Siswa kelas IV mampu menyebutkan tempat-tempat penting di
kabupaten/kota dan propinsi dengan tepat dengan menggunakan media
gambar.
3. Siswa kelas IV mampu menunjukkan daerah tempat tinggalnya
(kabupaten/kota dan propinsi dengan menggunakan media gambar).
4. Siswa kelas IV mampu menunjukkan nama ibukota propinsi sesuai
dengan letak wilayahnya dengan menggunakan media gambar peta.
B. Tujuan Perbaikan Bagi Guru
1. Dengan bantuan media guru/peneliti menjadi lebih mudah untuk
menyampaikan materi pelajaran.
2. Guru meningkatkan kemampuan menjelaskan dengan metode yang
bervariasi (dengan menggunakan media gambar).
3. Guru meningkatkan kemampuan menggunakan media pembelajaran
sehingga lebih mudah di pahami oleh siswa (dengan menggunakan
media gambar).
VI. Metode Pembelajaran
1. Metode ceramah dan tanya jawab
2. Demonstrasi
3. Penugasan
C. Komponen Peta
Peta memiliki kelengkapan penting agar mudah dibaca dan dipahami.
Kelengkapan tersebut dinamakan komponen peta. Komponen-komponen
peta antara lain sebagai berikut:
1. Judul peta
Judul petamerupakan identitas atau nama untuk menjelaskan isi atau
gambar peta. Judul peta biasanya terletak di bagian atas peta. Judul peta
merupakan komponen yang penting. Biasanya sebelum memperhatikan
isi peta, pasti seseorang terlebih dahulu membaca judulnya.
2. Legenda
Legenda merupakan keterangan yang berisi gambar-gambar atau simbol-
simbol beserta artiny. Legenda biasanya terletak di bagian pojok kiri
bawah peta
3. Skala
Skala merupakan perbandingan jarak antara dua titik pada peta dengan
jarak sebenarnya di permukaan bumi. Misalnya skala 1 : 200.000.
Skala ini artinya 1 cm jarak pada peta sama dengan 200.000 cm atau 2
km jarak sebenarnya.
4. Simbol
Simbol merupakan lambang-lambang atau gambar yang menunjukkan
obyek alam atau buatan. Simbol peta harus memenuhi tiga syarat yakni
sederhana, mudah dimengerti, dan bersifat umum. Berikut ini adalah
simbol-simbol yang biasa digunakan pada peta.
5. Mata angin
Mata angin merupakan pedoman atau petunjuk arah mata angin. Mata
angin pada peta biasanya berupa tanda panah yang menunjuk ke arah
utara. Mata angin sangat penting keberadaanya supaya tidak terjadi
kekeliruan arah.
6. Garis astronomis
Garis astronomis merupakan garis khayal di atas permukaan bumi. Garis
astronomis terdiri dari dari garis lintang dan garis bujur. Garis lintang
merupakan garis dari timur ke barat sedangkan garis bujur merupakan
garis dari utara ke selatan.
7. Garis tepi
Garis tepi merupakan garis yang dibuat mengelilingi gambar peta untuk
menunjukkan batas peta tersebut.
8. Tahun pembuatan peta
Tahun pembuatan peta menunjukkan kapan peta tersebut dibuat. Dari
tahun pembuatan kita dapat mengetahui peta tersebut masih sesuai atau
tidak untuk digunakan saat ini.
9. Inset peta
Inset peta merupakan gambar peta yang ingin diperjelas atau karena
letaknya di luar garis batas peta. Inset peta digambar bila diperlukan.
Inset peta disebut juga peta sisipan.
10. Tata warna
Tata warna merupakan pewarnaan pada peta untuk membedakan obyek
satu dengan yang lainnya. Misalnya warna coklat menunjukkan dataran
tinggi, hijau menunjukkan dataran rendah dan biru untuk menunjukkan
wilayah perairan.
Untuk memperjelas tentang komponen-komponen peta perhatikan
gambar peta berikut:
D. Menggambar Peta
Bagaimana cara menggambar peta? Menggambar peta dapat menggunakan
cara menjiplak atau menggunakan teknik kotak. Dengan teknik menjiplak
hanya dengan menjiplak gambar asli dengan karbon dan kertas putih.
Sedangkan dengan teknik kotak dapat dilakukan sesuai
langkah-langkah berikut :
1. Bukalah Atlas, lalu tentukan peta yang akan digambar!
2. Amatilah letak kota, sungai, danau, gunung, laut, batas-batas lainnya!
3. Buatlah garis-garis melintang dan membujur pada gambar peta asli
dengan menggunakan pensil. Luas kotak = p x l = 1 x 1 cm
4. Berilah nomor pada setiap garis lintang! Berilah huruf pada setiap garis
yang membujur! Nomor dan huruf dibuat pada pinggir garis tepi
5. Selanjutnya siapkan kertas yang akan digunakan untuk menggambar.
Lebih baik ukuran kertas sama dengan ukuran peta aslinya.
6. Buatlah kotak-kotak dengan ukuran sama seperti pada peta asli. Berilah
nomor dan huruf pada garis lintang dan garis bujur!
7. Gambarlah peta di atas kertas! Perhatikan setiap goresan pensil harus
sesuai dengan alur garis atau kotak pada peta!
8. Setelah selesai mencontoh peta, pertebal lagi dan berilah warna-warna
seperti yang ada pada peta di atlasmu!
9. Hapuslah kotak-kotak yang tadi dibuat dengan pensil beserta huruf dan
nomornya!
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut !
Skala ini artinya jarak 1 cm pada peta sama dengan 500.000 cm pada
keadaan sebenarnya atau 1 cm jarak pada peta sama dengan 5 km pada
keadaan sebenarnya di bumi.
2. Skala garis
Skala garis merupakan skala yang menggunakan gambar garis untuk
menunjukkan perbandingan jarak pada peta dengan jarak sebenarnya di
bumi. Misalnya :
Pada gambar skala garis di atas, angka yang berada di bawah garis
menunjukkan jarak pada peta. Satuannya adalah sentimeter. Sedangkan
angka yang berada di atas garis menunjukkan jarak sebenarnya.
Satuannya adalah kilometer. Sehingga sesuai dengan skala garis di atas
dapat dibaca bahwa jarak 1 cm pada peta sama dengan 50 km pada
keadaan sebenarnya di bumi.
Pada peta daerah yang luas seperti peta dunia, digunakan skala yang
kecil. Misalnya 1 : 50.000.000, ini artinya 1 cm jarak pada peta sama
dengan 500 km pada jarak sebenarnya. Sedangkan pada peta daerah
sempit seperti kota dan pasar, digunakan skala yang besar. Misalnya 1 :
5.000, ini artinya 1 cm jarak pada peta sama dengan 50 m pada jarak
sebenarnya. Berdasarkan skala yang tertulis pada peta, kita dapat
menghitung jarak suatu tempat. Bagaimana caranya? Perhatikan contoh
berikut ! Pada sebuah peta tertulis skala 1 : 400.000. Ini artinya jarak 1
cm pada peta sama dengan 400.000 cm pada jarak sebenarnya. Pada peta
tersebut diketahui jarak antara kota A dan B adalah 3 cm. Maka jarak
sebenarnya antara kota A dan B adalah 3 cm x 400.000 cm = 1.200.000
cm. Berarti jarak sebenarnya antara kota A dan B adalah 1.200.000 cm
atau 12 km.
F. Memperbesar dan Memperkecil Peta
Memperbesar peta adalah membuat peta lebih besar dari peta asli dengan
perbandingan tertentu. Sedangkan memperkecil peta adalah membuat peta
lebih kecil dari peta asli dengan perbandingan tertentu. Memperbesar dan
memperkecil peta dapat dilakukan dengan alat mesin fotocopy dan
pantograf. Kita juga dapat memperbesar dan memperkecil peta dengan cara
sederhana, yaitu dengan menggambar langsung dari gambar asli dengan
bantuan garis kotak-kotak. Caranya hampir sama dengan teknik kotak.
Hanya saja dalam membuat petak pada kertas dibuat lebih besar atau lebih
kecil ukurannya sesuai dengan yang diinginkan. Jika ingin diperbesar dua
kali, maka kotak diperbesar ukurannya dua kali juga. Jika ingin
diperkecil dua kali, maka kotak juga diperkecil ukurannya dua kali.
Perhatikan contoh berikut !
VIII. Kegiatan Pembelajaran /Skenario
Pertemuan 1
1. Kegiatan awal (5 menit)
k) Berdoa
l) Mengecek daftar hadir
m) Memberikan motivasi kepada siswa
n) Apersepsi ( Guru melakukan tanya jawab tentang seputar peta dan
simbolnya)
o) Guru menyampaikan materi dan tujuan yang akan di capai.
2. Kegiatan inti (95 menit)
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru/peneliti :
i) Siswa dapat Membaca peta lingkungan setempat (kabupaten/kota
provinsi) dengan menggunakan skala sederhana secara Disiplin (
Discipline ) dan perhatian (respect) .
j) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta
didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya, secara
hormat dan perhatian (respect ),.
k) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran;
dan
l) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio,
atau lapangan dengan cara Disiplin ( Discipline ), Tekun ( diligence ) ,
Jujur ( fairnes ) dan teliti ( carefulness).
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru/peneliti :
k) Siswa ditugasi membaca lambang/simbol pada peta
l) Menunjukkan tempat-tempat penting dalam peta
m) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam
melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
n) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan
lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun
tertulis;
o) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut dengan penanaman nilai
disiplin ( Discipline );
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru/peneliti:
ppp) Guru/peneliti bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui
siswa
qqq) Guru/peneliti bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
3. Kegiatan Penutup/Akhir (5 menit)
- Dalam kegiatan penutup, guru melakukan tanya jawab , diskusi,
penegasan
- Guru menunjuk siswa maju kedepan untuk membaca peta dan tempat
tempat penting di daerah atau kota dan propinsi tempat tinggalnya
- Siswa dan Guru mengadakan refleksi setelah proses dan hasil belajar di
lakukan.
- Siswa di berikan pekerjaan rumah.
EVALUASI
NILAI
Nama :
Kelas :
Soal !
Gambarkan Peta DKI Jakarta dengan cara menjiplak atau menggunakan teknik
kotak!
Jakarta, 5 September 2016
Peneliti