Anda di halaman 1dari 17

KONSEP DASAR INFEKSI NIFAS

DAN ASUHAN KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK IV

1. Intan Permatasari 191440115


2. Jihan maritsa 191440117
3. Lani Oktaviani 191440118
4. Nurmiati 191440125
5. Rara kunanti 191440130
6. Risky ananda 191440133

POLTEKKES KEMENKES PANGKALPINANG

PRODI KEPERAWATAN

TAHUN 2021
1. Pengertian infeksi masa nifas
Infeksi nifas adalah semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya
kuman-kuman ke dalam alat-alat genital pada waktu persalinan dan nifas (Retna
Ambarwati & Wulandari, 2010).
Infeksi nifas adalah infeksi pada dan melalui traktus genetalis setelah
persalinan. Suhu 38 derajat C ,atau lebih yang terjadi antara hari ke 2-10
postpartum dan diukur peroral sedikitempat kali sehari ( mochtar,Rustam, 1998:
115
2. Etiologi infeksi nifas

a. Berdasarkan masuknya kuman ke dalam alat kandungan

1) Ektogen (kuman datang dari luar)

2) Autogen (kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh)

3) Endogen (dari jalan lahir sendiri)

b. Berdasarkan kuman yang sering menyebabkan infeksi


c. Streptococcus Haemolyticus Aerobic

Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat yang ditularkan dari penderita
lain, alat-alat yang tidak suci hama, dan tangan penolong
1) Staphylococcus Aureus

Masuk secara eksogen, infeksinya sedang, banyak ditemukan sebagai penyebab


infeksi di rumah sakit
2) Eschericia Coli

Sering berasal dari kandung kemih dan rectum, menyebabkan infeksi terbatas

3) Clostridium Welchii

Kuman aerobic yang sangat berbahaya, sering ditemukan pada abortus kriminalis
dan partus yang ditolong dukun dari luar rumah sakit.
3. Patofisiologi infeksi masa nifas

Setelah persalinan, terjadi beberapa perubahan penting diantaranya makin


meningkatnya pembentukan urin untuk mengurangi hemodilusi darah, terjadi
penyerapan beberapa bahan tertentu melalui pembuluh darah vena sehingga
terjadi peningkatan suhu badan sekitar 0,5 derajat celcius yang bukan merupakan
keadaan yang patologis atau menyimpang pada hari pertama. Perlukaan karena
persalinan merupakan tempat masuknya kuman ke dalam tubuh, sehingga
menimbulkan infeksi pada kala nifas. Infeksi kala nifas adalah infeksi peradangan
pada semua alat genetalia pada masa nifas oleh sebab apapun dengan ketentuan
meningkatnya suhu badan melebihi 38 derajat celcius tanpa menghitung hari
pertama dan berturut-turut selama dua hari (Sukarni K & Wahyu, 2013).
Mekanisme terjadinya infeksi kala nifas adalah sebagai berikut:

a. Manipulasi penolong: terlalu sering melakukan pemeriksaan dalam, alat yang


dipakai kurang suci hama.

b. Infeksi yang didapat di rumah sakit (nosokomial)

c. Hubungan sexs menjelang persalinan

d. Sudah terdapat infeksi intrapartum: persalinan lama terlantar, ketuban pecah


lebih dari enam jam, terdapat pusat infeksi dalam tubuh (local infeksi)
4. Tanda dan gejala infeksi masa nifas

Infeksi akut ditandai dengan demam, sakit di daerah infeksi, berwarna


kemerahan, fungsi organ tersebut terganggu. Gambaran klinis infeksi nifas dapat
berbentuk:
a. Infeksi lokal

Pembengkakan luka episiotomi, terjadi penanahan, perubahan warna kulit,


pengeluaran lochea bercampur nanah, mobilitasi terbatas karena nyeri,
temperature badan dapat meningkat
b. Infeksi umum
Tampak sakit dan lemah, temperature meningkat, tekanan darah menurun dan
nadi meningkat, pernafasan dapat meningkat dan terasa sesak, kesadaran gelisah
sampai menurun dan koma, terjadi gangguan involusi uterus, lochea berbau dan
bernanah serta kotor.
5. Pencegahan infeksi masa nifas

a. Lakukan mobilisasi dini sehingga darah lochea keluar dengan lancar

b. Perlukaan dirawat dengan baik

c. Rawat gabung dengan isolasi untuk mengurangi infeksi nosocomial

Infeksi nifas adalah semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya


kuman-kuman ke dalam alat-alat genital pada waktu persalinan dan nifas (Retna
Ambarwati & Wulandari, 2010).
6. Etiologi infeksi nifas

a. Berdasarkan masuknya kuman ke dalam alat kandungan

4) Ektogen (kuman datang dari luar)

5) Autogen (kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh)

6) Endogen (dari jalan lahir sendiri)

b. Berdasarkan kuman yang sering menyebabkan infeksi

4) Streptococcus Haemolyticus Aerobik


Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat yang ditularkan dari
penderita lain, alat-alat yang tidak suci hama, dan tangan penolong
5) Staphylococcus Aureus

Masuk secara eksogen, infeksinya sedang, banyak ditemukan sebagai penyebab


infeksi di rumah sakit
6) Eschericia Coli

Sering berasal dari kandung kemih dan rectum, menyebabkan infeksi terbatas

7) Clostridium Welchii

Kuman aerobic yang sangat berbahaya, sering ditemukan pada abortus kriminalis
dan partus yang ditolong dukun dari luar rumah sakit.
7. Patofisiologi infeksi masa nifas

Setelah persalinan, terjadi beberapa perubahan penting diantaranya makin


meningkatnya pembentukan urin untuk mengurangi hemodilusi darah, terjadi
penyerapan beberapa bahan tertentu melalui pembuluh darah vena sehingga terjadi
peningkatan suhu badan sekitar 0,5 derajat celcius yang bukan merupakan
keadaan yang patologis atau menyimpang pada hari pertama. Perlukaan karena
persalinan merupakan tempat masuknya kuman ke dalam tubuh, sehingga
menimbulkan infeksi pada kala nifas. Infeksi kala nifas adalah infeksi peradangan
pada semua alat genetalia pada masa nifas oleh sebab apapun dengan ketentuan
meningkatnya suhu badan melebihi 38 derajat celcius tanpa menghitung hari
pertama dan berturut-turut selama dua hari (Sukarni K & Wahyu, 2013).
Mekanisme terjadinya infeksi kala nifas adalah sebagai berikut:

e. Manipulasi penolong: terlalu sering melakukan pemeriksaan dalam, alat yang


dipakai kurang suci hama.

f. Infeksi yang didapat di rumah sakit (nosokomial)

g. Hubungan sexs menjelang persalinan

h. Sudah terdapat infeksi intrapartum: persalinan lama terlantar, ketuban pecah


lebih dari enam jam, terdapat pusat infeksi dalam tubuh (local infeksi)
8. Tanda dan gejala infeksi masa nifas
Infeksi akut ditandai dengan demam, sakit di daerah infeksi, berwarna
kemerahan, fungsi organ tersebut terganggu. Gambaran klinis infeksi nifas dapat
berbentuk:
a. Infeksi lokal

Pembengkakan luka episiotomi, terjadi penanahan, perubahan warna kulit,


pengeluaran lochea bercampur nanah, mobilitasi terbatas karena nyeri,
temperature badan dapat meningkat
b. Infeksi umum

Tampak sakit dan lemah, temperature meningkat, tekanan darah menurun dan nadi
meningkat, pernafasan dapat meningkat dan terasa sesak, kesadaran gelisah
sampai menurun dan koma, terjadi gangguan involusi uterus, lochea berbau dan
bernanah serta kotor.
9. Pencegahan infeksi masa nifas

a. Lakukan mobilisasi dini sehingga darah lochea keluar dengan lancar

b. Perlukaan dirawat dengan baik

c. Rawat gabung dengan isolasi untuk mengurangi infeksi nosocomial

10. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan diagnostik

1) jumlah sel darah putih SDP


2) Hemoglobin Hb/ht untuk mengetahui penurunan pada adanya anemia
3) kultur ,aerobik/anaerobik dari bahan intra uterus mengidentifikasi organisme
penyebab.
4) 4.urinalisis dan kultur : mengesampingkan interaksi saluran kemih
11. Penatalaksanaan

1. Pengobatan infeksi nifas


2. Lalu berikan dosis yang cukup dan adekuat
3. Karena pemeriksaan memberikan waktu lama berikan antibiotika spektrum luas
blood spectrum
4. Pengobatan yang dapat mempertinggi daya tahan tubuh penderita seperti infus ,
transfusi darah.

A. Asuhan keperawatan

Asuhan keperawatan klien dengan infeksi nifas

1) Pengkajian
a. Identitas klien
Data diri klien meliputi : nama , umur, pekerjaan, alamat, medical record, dan
lain - lain
b. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan yang dirasakan ibu saat ini
a. Pengeluaran lochia yang tetap berwarna merah dalam bentuk rubra
dalam beberapa hari postpartum tau lebih dari 2 minggu postpartum
b. Adanya leukore dan lochia berbau menyengat
2. Riwayat kesehatan dahulu
a. Riwayat penyakit jantung , hipertensi, penyakit ginjal kronik,
hemofilia, mioma uteri, riwayat preplasenta retensi sisa plasenta
3. Riwayat kesehatan keluarga
Ada riwayat keluarga yang pernah / sedang menderita hipertensi, penyakit
jantung dan pre eklampsia, penyakit keturunan hemopilia dan penyakit
menular.
4. Riwayat obsetric
Riwayat menstruasi meliputi : manarche, lamanya siklus, banyaknya,
baunya , keluhanwaktu haid
Riwayat perkawinan meliputi : usia kawin, nikah yang keberapa, usia mulai
hamil
5. Riwayat hamil dan nifas yang lalu
Riwayat hamil meliputi : waktu hamil muda, hamil tua, apakah ada abortus
Riwayat persalinan meliputi : tuanya kehamilan, cara persalinan, penolong ,
tempat persalianan, anak lahir hidup atau mati, BB dan panjang anak waktu
lahir.
6. Riwayat kehamilan sekarang
Hamil muda : keluhan selama hamil muda
Hamil tua : keluhan selama hamil tua, peningkatan BB, suhu nadi,
pernafasan , peningkatan tekanan darah , keadaan gizi KIBt mul , keluhan
lain
2) Pemeriksaan fisik
a. pemeriksaan umum

1. aktivitas istirahat

Tanda : kelelahan / keletihan ( persalinan lama, seresor, pasca partum multipel

2. sirkulasi

Tanda : takikardi

3. penggunaan obat-obatan

Tanda : ansiettas jelas

4. status psikologi

Tanda : anoreksia, mual / muntah

5. neurosensori

Tanda : sakit kepala

1. Palpasi

a. Palpasi apakah uterus lembek, lokasi dan nyeri tekan

b. Palpasi apakah ada nyeri tekan, hangat, benjolan dan nyeri pada kaki
c. Palpasi payudara untuk memeriksa bengkak, benjolan dan nyeri tekan
2. Uji laboratorium dan pemeriksaan diagnostik

a. Biakan dan uji sensitivitas (pada luka, drainase atau urine) digunakan untuk
mendiagnosis infeksi
b. Venografi adalah metode yang paling akurat untuk mendiagnosis thrombosis
vena profunda
c. Ultrasonografi Doppler real-team dan ultrasonografi Doppler berwarna adalah
metode diagnostik yang tidak infasif untuk mendiagnosis tromboflebitis dan
thrombosis
3. Diagnosa

1. Nyeri akut Berhubungan agen cedera fisik


2. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan edema jaringan

3. Konstipasi berhubungan dengan penurunan tonus otot

4. Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan kurang pengetahuan


5. Resiko tinggi perdarahan berhubungan dengan kegagalan miometrium dan
mekanisme homeostatik
6. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan
7. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan intoleransi aktivitas

4.Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses


keperawatan sebagai pedoman untuk mengarahkan tindakan keperawatan dalam usaha
membantu, meringankan, memecahkan masalah atau untuk memenuhi kebutuhan klien.
Proses perencanaan keperawatan mekiputi penetapan tujuan perawatan, penetapan
kriteria hasil, pemilihan intervensi yang tepat dan rasional dari intervensi dan
mendokumentasikan rencana perawat (Hidayat, 2008).
Kriteria hasil adalah batasan karakteristik atau indikator keberhasilan dari tujuan yang
telah ditetapakan. Dalam menentukan kriteria hasil berorientasi pada SMART yaitu
Spesifik, berfokus pada

pasien, singkat dan jelas, M: Measurable, dapat diukur, A: Achieveble, realistis, R:


Reasonable, ditentukan oleh perawat dank lien, Time: kontrak waktu (Darmawan,
2012).
Menurut Herman dan Komitsuru (2014), intervensi keperawatan sesuai dengan diagnosa
diatas yaitu:
a. Nyeri fisik berhubungan dengan agen cedera fisik

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan masalah nyeri dapat
teratasi dengan kriteria hasil berdasarkan Nursing Outcome Classification (NOC):
a. Mampu mengontrol nyeri

b. Melaporkan nyeri berkurang dengan manajemen nyeri

c. Mampu mengenali nyeri

d. Tanda-tanda vital dalam batas normal Tekanan darah 110/70 – 120/80 mmHg,
nadi 60-100 kali permenit, pernapasan 16-2- kali permenit, suhu 36,5-37,5oC
Intervensi NIC:

1. Kaji skala nyeri (PQRST) pasien

2. Pantau tanda-tanda vital

3. Berikan posisi nyaman

4. Ciptakan lingkungan nyaman

5. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam

6. Kolaborasi dengan dokter pemberian analgetik

b.Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan edema jaringan.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan masalah nyeri dapat
teratasi dengan kriteria hasil berdasarkan Nursing Outcome Classification (NOC) yaitu:
1. Kandung kemih kosong

2. Intake cairan dalam rentang normal 1-2 liter/hari

3. Bebas infeksi saluran kemih

4. Berkemih > 150cc setiap kali

5. Klien mampu berkemih secara mandiri


Intervensi NIC:

1. Pantau eliminasi urine meliputi frekuensi, konsistensi, bau, volume dan warna
urine.
2. Palpasi kandung kemih

3. Bantu pasien untuk berkemih secara berkala 6-8 jam post partum
4. Ajarkan pasien untuk mengetahui tanda dan gejala infeksi saluran kemih
5. Anjurkan klien minum 6-8 gelas perhari

6. Kolaborasi dengan dokter pemasangan kateter


c. Konstipasi berhubungan dengan penurunan motilitas saluran gastrointestinal
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan masalah
konstipasi dapat teratasi dengan kriteria hasil berdasarkan Nursing Outcome
Classification (NOC) yaitu:
1. Pola eliminasi dalam rentang normal, feses lembut dan berbentuk
2. Klien mampu mengeluarkan feses tanpa bantuan

3. Tidak terjadi penyalahgunaan alat bantu

4. Bising usus dalam batas normal 5-35x/menit

5. Mengintesti cairan dan serat dengan adekuat


Intervensi NIC:

1. Kaji warna, konsistensi dan frekuensi feses pasca post partum

2. Auskultasi adanya bising usus

3. Berikan informasi diet yang tepat tentang peningkatan makan dan cairan, uoaya
untuk membuat pola pengosongan normal
4. Anjurkan klien untuk meningkatkan aktivitas dan ambulansi

5. Kolaborasi dengan dokter pemberian laktasif

d. Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan kurang pengetahuan

Setelah dilakukan tindakan keperawatanslama 3x24 jam diharapkan masalah


ketidakefektifan pemberian ASI teratasi dengan kriteria hasil:
Ibu dan bayi mengalami pemberian ASI yang efektif yang ditunjukkan dengan
pengetahuan menyusui, mempertahankan menyusui dan penyapihan menyusui

1. Bayi menunjukkan kemantapan menyusui ditandai dengan sikap dan


penempelan sesuai, menghisap dan menempatkan lidah yang benar,
mencengkram aerola dengan tepat, menelan dapat didengar, minimal menyusui 8
kali sehari.
2. Mengenali isyarat lapar dari bayi dengan segera
3. Mengindikasikan kepuasan terhadap meyusui

4. Tidak mengalami nyeri tekan pada payudara


Intervensi NIC:

1. Pantau keterampilan ibu dalam menempelkan bayi pada putting


2. Pantau integritas kulit putting

3. Demonstrasikan perawatan payudara sesuai dengan kebutuhan

4. Instruksikan kepada ibu tentang teknik memompa payudara

5. Ajarkan teknik menyusui yang meningkatkan keterampilan dalam menyusui


bayinya

(1) e. Resiko tinggi perdarahan berhubungan dengan kegagalan


miometrium dan Kadar hemoglobin dan hematocrit dalam batas
normal

(2) TTV dalam batas normal tekanan darah 110/70 – 120/80


mmHg, nadi 60-100 kali permenit, pernapasan 16-20 kali
permenit, suhu 36,5-37,5oC
Intervensi:

(1) Kaji jumlah lokea pasca persalinan

(2) Kaji kepenuhan kandung kemih dan kebersihan perineum

(3) Pantau TTV pasien

(4) Kaji kadar hemoglobin dan hematokrit klien

(5) Catat tinggi fundus uterus dan kontraksi uterus

(6) Lakukan masase uterus

(7) Berikan cairan intravena jenis isotonic

(8) Kolaborasi dengan dokter mengganti kehilangan darah


b) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma mekanis

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam


diharapkan masalah resiko tinggi infeksi dapat teratasi dengan
kriteria hasil berdasarkan NOC:
(1) Tidak ada tanda-tanda infkesi

(2) Leokosit dalam batas normal (3,6-11 10^3/uL)

(3) Tanda-tanda vital dalam batas normal tekanan darah 110/70 –


120/80 mmHg, nadi 60-100 kali permenit, pernapasan 16-20
kali permenit, suhu 36,5 – 37,5o
(4) mekanisme homeostatik.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan masalah resiko
tinggi perdarahan dapat teratasi dengan kriteria hasil:

1. Kehilangan darah selama post partum kurang 500cc

2. Kandung kemih kosong

3. Kontrasksi uterus baik

4. Klien tidak pucat


5. Pasien mampu mengetahui tanda-tanda infeksi

Intervensi NIC:

(1) Kaji tanda infeksi

(2) Kaji leukosit pasien

(3) Pantau tanda-tanda vital

(4) Lakukan perawatan luka dalam vulva hygiene

(5) Ajarkan pasien dan keluarga untuk mengetahui tanda-tanda


infeksi
(6) Ajarkan pasien untuk mencegah infeksi

(7) Kolaborasi dengan dokter pemberian antibiotik

(8) Kolaborasi dengan ahli gizi pemberian diet

c) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidaknyamanan


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan masalah resiko tinggi perdarahan dapat teratasi dengan
kriteria hasil:
(1) Aktivitas fisik meningkat

(2) Melaporkan perasaan peningkatan kekuatan dan kemampuan


dlam gerak
Intervensi:

(1) Kaji kemampuan klien dalam melakukan mobilisasi

(2) Berikan terapi ambulasi (tukar posisi)

(3) Bantu klien dalam melakukan aktifitas

(4) Ajarkan ROM


Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan
ditunjukkan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang
diharapkan (Nursalam, 2008).
Menurut Jitowiyono dan Kristiyanasari (2010), komponen tahap implementasi terdiri
dari:
Tindakan keperawatan mandiri yang dilakukan tanpa instruksi dari dokter.

Tindakan keperawatan mandiri ini ditetapkan dengan standar praktik American nurses
association: undang-undang praktik keperawatan Negara bagian dan kebijakan institusi
perawatan kesehatan.

Tindakan keperawatan kolaboratif

Tindakan keperawatan kolaboratif dilakukan apabila perawat bekerja dengan anggota


tim perawat kesehatan yang lain dalam membantu keputusan bersama yang bersetujuan
untuk mengatasi masalah-masalah klien.
Dokumentasi tindakan keperawatan dan respon klien terhadap asuhan keperawatan.

Frekuensi dokumentasi tergantung pada kondisi klien dan terapu yang diberikan.

Evaluasi

Evaluasi keperawatan adalah tahapan akhir dari proses keperawatan yang menyediakan
nilai informasi mengenai pengaruh intervensi yang telah direncanakan dan merupakan
perbandingan hasil yang diamati dengan kriteria hasil yang telah dibuat pada tahap
perencanaan (Hidayat, 2008).
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati dan wulandari,2009,Aauhan kebidanan NIFAS, MITRACENDEKA press,


jogjakarta
Doenges M.F ,2001,Nursing Care Plan, Guidlines for planning patient car
Farrer H, keperawatan maternitas, jakarta.EGC,1999, hal 231-232
Hanifah,2002, ilmu kebidanan, jakarta, yayasan Bina pustaka

Anda mungkin juga menyukai