Anda di halaman 1dari 13

HANDOUT PEMERIKSAAN BAYI DENGAN IKTERUS

OBJEKTIF PERILAKU SISWA :


Peserta didik mampu melakukan keterampilan pemeriksaan bayi dengan ikterus sesuai prosedur
secara sistematis dan benar, setelah membaca setiap langkah yang terdapat dalam job sheet dan
dengan menggunakan peralatan, bahan dan perlengkapan,.
                                                                                                          
REFERENSI :
Direktorat Kesehatan Anak Khusus. 2010. Panduan Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir
Berbasis Perlindungan Anak. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Hlm: 18-29.

DASAR TEORI SINGKAT


1. Pengertian bayi ikterus
Ikterus neonatorum adalah perubahan warna menjadi kuning yang terjadi
pada neonatus atau bayi-bayi yang baru lahir

2. Persiapan alat pemeriksaan bayi ikterus

a. Tempat tidur pemeriksaan


b. Sarung tangan
c. Timbangan bayi
d. Pengukur panjang bayi
e. Lampu sorot
f. Pita pengukur
g. Pengukur lila
h. Termometer
i. Stetoskop
j. Jam
k. Senter
l. Sabun, air dan handuk tangan

3. Langkah – Langkah pemeriksaan bayi ikterus

No Langkah Kerja
1 Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan disusun sesuai urutan
penggunaan alat dari awal pemeriksaan, Tempatkan alat steril dalam bak steril
dan alat tidak steril di baki yang telah diberi alas.
2 Beritahu ibu bahwa akan dilakukan pemeiksaan fisik pada bayinya (inform
consent)
3 Pastikan ruang tempat pemeriksaan hangat
4 Cuci tangan dengan sabun dan basuh dengan air mengalir kemudian keringkan
dengan handuk kering dan bersih.
5 Kenakan sarung tangan pada kedua tangan.
6 Tempatkan bayi di tempat tidur pemeriksaan dalam posisi terlentang
7 Lepaskan pakaian bayi dan nilai keadaan umum bayi :
-      Ukuran keseluruhan (perbandingan bagian tubuh bayi proporsional atau tidak)
-      Kepala, badan dan ekstrimitas (periksa apakah ada kelainan)
-      Tonus otot,l tingkat aktivitas (gerakanbayi aktif/tidak)
-      Warna kulit dan bibir (kemerahan/kebiruan)
-      Tangis bayi (melengking, merintihm normal)
8 Lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital :
-    Periksa laju nafas dengan melihat tarikan nafas pada dada
-    Periksa laju jantung dengan menggunakan stetoskop dan petunjuk wakltu
-    Periksa suhu dangan menggunakan thermometer aksila

9 Badan
          Ukur panjang badan bayi
          Timbang berat badan bayi
10 Periksa kulit, perhatikan akan adanya pembengkakan, verniks atau bercak
hitam serta tanda lahir
11 Menilai derajat ikterus :
 Ikterus Normal
1) Kulit bayi kuning di kepala dan leher
2) Kuning hari 2 dan 3
3) Kadar Bilirubin < 5mg%
 Ikterus Fisiologis
1) Kulit bayi kuning di kepala, leher , badan bagian atas, badan
bagian bawah, tungkai , lengan dan kaki di bawah dengkul
2) Kuning hari ke 3
3) Kadar Bilirubin 9-15 mg%
 Ikterus Patologis
1) Kulit bayi kuning di kepala , leher, badan bagian atas, badan
bagian bawah, tungkai, lengan, kaki dibawah dengkul , tangan
dan kaki
2) Kuning hari ke > 3
3) Kadar Bilirubin >15mg% sampai >20mg%%

12 Rapikan bayi dengan lembut dan hati-hati


13 Cuci tangan kembali setelah melakukan pemeriksaan dan keringkan
14 Berikan kembali bayi pada ibunya dan beritahukan hasil pemeriksaan
15 Catat hasil pemeriksaan dalam buku asuhan
16 Bereskan alat-alat dan susun kembali secara teratur dalam keadaan bersih dan
lengkap

PETUNJUK
1. Baca dan pelajari lembaran kerja yang tersedia
2. Siapkan alat dan bahan secara lengkap sebelum tindakan dimulai
3. Perhatikan dan ikutilah petunjuk instruktur
4. Tanyakan pada instruktur bila terdapat hal-hal  yang kurang dimengerti

KESELAMATAN KERJA
1. Pusatkan perhatian pada pemeriksaan dan keselamatan ibu.
2. Letakkan peralatan pada tempat yang mudah dijangkau.
3. Pakailah peralatan yang sesuai dengan fungsi dan urutan kerja
4. Perhatikan teknik pemeriksaan dan keadaan ibu
5. Terapkan sesuai job sheet atau daftar tilik.

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


PENANGANAN IKTERUS NEONATERUM

Keadaan bayi kuning (ikterus) sangat sering terjadi pada bayi baru lahir, terutama pada BBLR
(Bayi Berat Lahir Rendah). Banyak sekali penyebab bayi kuning ini. Yang sering terjadi adalah
karena belum matangnya fungsi hati bayi untuk memproses eritrosit (sel darah merah).
 
Satuan Acara Penyuluhan

Topik                   : Bayi Baru Lahir (BBL)


Sub Topik            : Penanganan Ikterus Neonaterum
Hari/ tanggal        :
Tempat                : Posyandu
Jam / waktu         : 30 Menit
Sasaran                : Ibu Nifas

A. Tujuan Umum
Setelah melakukan penyuluhan, masyarakat mampu memahami tentang ikterus
pada bayi baru lahir dan mampu  melakukan perawatan ikterus pada bayi baru lahir.

B. TujuanKhusus
Setelah melakukan penyuluhan, masyarakat mampu mengetahui tentang:
1. Pengertian ikterus
2. Penyebab ikterus
3. Tanda dan gejala ikterus
4. Komplikasi ikterus
5. Penanganan ikterus
6. Pencegahan ikterus

C. Materi
1. Pengertian ikterus
2. Penyebab ikterus
3. Tanda dan gejala ikterus
4. Komplikasi ikterus
5. Penanganan ikterus
6. Pencegahan ikterus

D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

E. Media danAlat
1. Leaflet
2. Satuan Acara Pembelajaran (SAP)

F. Strategi Pelaksanaan
No Waktu Tahapan Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran
1 3 menit Pembukaanv  Mengucapkan salam           Menjawab salam
v  Memperkenalkan diri           Memperhatikan
v  Menyapa peserta           Memperhatikan
v  Membuat kontrak waktu           Memperhatikan
2 20 menit Isi v  Menyampaikan topik           Memperhatikan
v  Membagikan leaflet           Memperhatikan
v  Menjelaskan definisi ikterus           Memperhatikan
v  Menjelaskan penyebab ikterus           Memperhatikan
v  Menjelaskan upaya pencegahan           Memperhatikan
ikterus
3 7 menit Penutup v  Memberikan kesempatan kepada ibu    Menjawab pertanyaan
untuk bertanya
v  Memberikan reinform consent positif    Menjawab pertanyaan
v  Menutup acara penyuluhan    Menjawab pertanyaan
v  Salam penutup    Menjawab salam

G. Evaluasi
1. Jelaskan pengertian ikterus !
2. Sebutkan tanda dan gejala ikterus !
3. Sebutkan cara perawatan bayi dengan ikterus !
4. Meminta ibu untuk mempraktekkan cara menyusui dengan baik dan benar !

Materi Penyuluhan
“Penanganan Ikterus Neonatorum”
A. Pengertian Ikterus
Ikterus adalah menguningnya sclera, kulit atau jaringan lain akibat penimbunan
billirubin dalam tubuh atau akumulasi dalam darah lebih dari 5 mg/dl dalam 24 jam, yang
menandakan terjadinya gangguan fungsional dari hepar, system billiary atau system
hematologi , gambaran klinis berupa pewarnaan kuning pada kulit dan mukosa karena
adanya deposisi produk akhir katabolisme hem yaitu bilirubin. Secara klinis, ikterus pada
neonatus akan tampak bila konsentrasi bilirubin serum lebih 5 mg/dL . Ikterus (Jaundice)
adalah perubahan warna kulit menjadi kuning akibat pewarnaan jaringan oleh bilirubin. (Ai
Yeyeh, 2010:268).

B. Penyebab Ikterus
1. Berat badan lahir
Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir.
Berat badan lahir yang kurang dari normal dapat mengakibatkan berbagai kelainan
yang timbul dari dirinya, salah satunya bayi akan rentan terhadap infeksi yang nantinya
dapat menimbulkan ikterus neonatorum. Banyak bayi baru lahir, terutama bayi kecil
(bayi dengan berat lahir <2500 gram) mengalami ikterus pada minggu pertama
hidupnya. Data epidemiologi menunjukan bahwa lebih dari 50% bayi baru lahir
menderita ikterus yang dapat terdeteksi secara klinis dalam minggu pertama
kehidupannya. (Moslichan, 2004)
2. Prematur
Prematur adalah bayi lahir pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu atau
berat badan lahir antara 500-2499 gram. Prematuritas menimbulkan imaturitas
perkembangan dan fungsi sistem, membatasi kemampuan bayi untuk melakukan koping
terhadap masalah penyakit.  (Ai Yeyeh Rukiyah dan  Lia Yulianti, 2010:222)
Bayi prematur/BBLR sering mengalami kuning karena fungsi hati belum
matang, timbulnya kuning lebih awal dan lama dari bayi cukup bulan. (Kemenkes RI,
2011)
3. Pemberian ASI
ASI merupakan makanan paling ideal untuk bayi dan ASI karena
mengandungsemua zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi. Pemberian ASI secara penuh
sangatdianjurkan oleh para ahli gizi diseluruh dunia.
4. Paparan sinar matahari
Sinar matahari, dalam arti luas, adalah spektrum frekuensi total dari
radiasielektromagnetik yang dilepaskan oleh matahari. Di Bumi, sinar matahari disaring
melalui atmosfer bumi, dan radiasi matahari jelas sebagai siang hari ketika matahari
berada di atas cakrawala. Ketika radiasi matahari langsung tidak terhalang oleh awan,
itulah yang tampak sebagai sinar matahari, yaitu, kombinasi cahaya terang dan panas.
Jika radiasi matahari langsung ditutupi awan atau terpantul dari objek lain, maka
terlihat sebagai cahaya tersebar (WMO, 2008).

C. Tanda dan Gejala Ikterus


1. Ikterus fisiologis :
Timbul pada hari ke 2 atau ke 3 dan tanpak jelas pada hari ke 5 sampai dengan
ke 6 dan akan menghilang pada hari ke 7 atau hari ke 10. Kadar bilirubin serum pada
bayi cukup bulan tidak lebih dari 12 mg/dl dan pada BBLR tidak lebih dari 10mg/dl,
dan akan menghilang pada hari 14, bayi tampak biasa , minum baik dan berat badan
naik biasa
2. Ikterus patologis:
Ikterus terjadi sebelum umur 24 jam. Setiap peningkatan kadar bilirubin serum
yang memerlukan fototerafi. Peningkatan kadar bilirubin total serum 0,5mg/Dl/jam.
3. Ikterus patologi :
Timbul kuning pada 24 jam pertama kehidupan, kuning ditemukan pada umur
14 hari atau lebih, tinja berwarna pucat, kuning sampai lutut dan siku .

D. Komplikasi Ikterus
Jika bayi kuning patologis tidak mendapatkan pengobatan, maka akan terjadi
penyakit kern ikterus. kren ikterus adalah suatu sindrom neurologic yang timbul sebagai
akibat penimbunan tak terkonjugasi dalam sel-sel otak kern ikterus dapat menimbulkan
kerusakan otak dengan gejala gangguan pendengaran , keterbelakangan mental dan
gangguan tingkah laku .

E. Penanganan Ikteus
Bawa segera ke tenaga kesehatan untuk memastikan kondisi ikterus pada bayi kita
masih dalam batas normal (fisiologis) ataukah sudah patologis.
Dokter akan memberikan pengobatan sesuai dengan analisa penyebab yang
mungkin. Bila diduga kadar bilirubin bayi sangat tinggi atau tampak tanda-tanda bahaya,
dokter akan merujuk ke RS agar bayi mendapatkan pemeriksaan dan perawatan yang
memadai.
Di rumah sakit, bila diperlukan akan dilakukan pengobatan dengan pemberian
albumin, fototerapi (terapi sinar), atau tranfusi tukar pada kasus yang lebih berat.

Terapi sinar pada ikterus bayi baru lahir:


Pengaruh sinar terhadap ikterus pertama-tama diperhatikan oleh salah seorang
perawat di salah satu rumah sakit di Inggris. Perawat tersebut melihat bahwa bayi yang
mendapatkan sinar matahari di bangsalnya ternyata ikterusnya lebih cepat menghilang
dibandingkan dengan bayi lainnya. Cremer (1958) yang mendapatkan laporan tersebut
mulai melakukan penelitian mengenai pengaruh sinar terhadap hiperbilirubinemia ini. Dari
penelitiannya terbukti bahwa disamping sinar matahari, sinar lampui tertentu juga
mempunyai pengaruh dalam menurunkan kadar bilirubin pada bayi prematur yang
diselidikinya.

Ikterus fisiologis:
o Mengajari ibu cara menyinari bayi dengan cahaya matahari pagi biasanaya sekitar jam
7 pagi sampai jam 8 pagi selama 15-30 menit
o Perhatikan frekwensi BAB
o Usahakan agar bayi tidak terlalu kepanasan atau kedinginan
o Memeliahara kebersihan tempat tidur bayi dan lingkungannya
o Jika bayi dapat menghisap, anjurkan ibu untuk menyusui secara dini dan ASI eklusif
lebih sering minimal setiap 2 jam
o Jaga bayi agar tetap hangat
o Lakukan pemeriksaan ulang untuk ikterus tanyakan apakah kencing sehari semalam
atau apakah sering buang air besar
Ikterus patologis:
o Jika anak masih bisa menetek mintalah pada ibu untuk menetekkan anakanya
o Jika anak tidak bisa menetek lagi tapi masih bisa menelan beri perasan ASI atau susu
pengganti, Jika keduanaya tidak memungkinkan beri air gula 30-50 cc sebelum dirujuk
o Cara membuat air gula.Larutkan 4 sendok teh gula kedalam gelas yang berisi 200 cc air
masak
o Jika anak tidak bisa menelan berikan 50cc air susu ataua ir gula melalaui pipa
ansogastrik ,jika tidak rujuk segera
o Nasehati ibu agar menjaga bayi tetap hangat
o Setiap ikterik yang muncul pada 24 jam pertama adalah patologis dan membutuhkan
pemeriksaan laboratorium lanjut
o Perhatikan frekwensi BAK dan BAB

F. Pencegahan Ikterus
Ikterus dapat dicegah sejak masa kehamilan, dengan cara pengawasan kehamilan
dengan baik dan teratur, untuk mencegah sedini mungkin infeksi pada janin, dan
hipoksia(kekurangan oksigen) pada janin di dalam rahim. Pada masa persalinan, jika terjadi
hipoksia, misalnya karena kesulitan lahir, lilitan tali pusat, dan lain-lain, segera diatasi
dengan cepat dan tepat. Sebaiknya, sejak lahir, biasakan anak dijemur dibawah sinar
matahari pagi sekitar jam 7 – jam 8 pagi setiap hari selama 15 menit dengan membuka
pakaiannya.

Di lakukan Pemeriksaan
Menurut Kramer, ikterus dapat dilihat dimulai dari kepala, leher, dan seterusnya,
untuk penilaian  ikterus kramer membagi tubuh bayi baru lahir dalam 5 bagian yangdimulai
dari kepala dan leher, dada sampai pusat, pusat sampai lutut, lutut sampai pergelangan 
tangan dan kaki, termasuk telapak kaki dan tangan.Cara pemeriksaan ialah dengan
menekan  jari telunjuk ditempat yang tulangnya menonjol seperti tulang hidung, tulang
dada, lutut dan lain-lain, kemudian disesuaikan dengan penilaian kadar bilirubin pada tabel
dibawah ini. ( Surasmi, 2003 )
Tabel 2.1 Penilaian Ikterus Menurut Kramer
Hubungan kadar bilirubine dengan ikterus
Derajat Daerah ikterus kadar bilirubin( rata-rata )
ikterus Aterm Prematur
1 Kepala sampai leher 5,4 -
2 Kepala sampai leher, badan sampai 8,9 9,4
dengan pusat
3 Kepala sampai leher, badan sampai 11,8 11,4
dengan pusat,  badan bagian bawah dan
tungkai
4 Kepala sampai leher, badan sampai 15,8 13,3
dengan pusat, badan bagian bawah dan
tungkai, lengan dan kaki di bawah dengkul
5 Kepala sampai leher, badan sampai 16 14
dengan pusat, badan bagian bawah dan
tungkai, lengan dan kaki di bawah
dengkul, serta tangan dan kaki

PENUTUP
Ikterus adalah warna kuning pada kulit, konjungtiva dan selaput akibat penumpukan
bilirubin. Sedangkan hiperbilirubinemia adalah ikterus dengan konsentrasi bilirubin serum yang
menjurus ke arah terjadinya kernikterus atau ensefalopati  bilirubin bila kadar bilirubin yang
tidak dikendalikan.
Penanganan ikterus neonatorum sangat tergantung pada saat terjadinya ikterus, intensitas
ikterus (kadar bilirubin serum) jenis bilirubin, dan sebab terjadinya ikterus. Untuk mendapatkan
penanganan yang baik, pengobatan dan pemeriksaan-pemeriksaan yang
perlu dilakukan didasarkan pada timbulnya ikterus naiknya kadar bilirubin serum.
Diharapkan setelah dilakukan penyuluhan tentang penanganan ikterus neonaterum
masyarakat mampu melakukan penanganan ikterus.

DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN BAYI DENGAN IKTERUS


Mata Kuliah : Asuhan kebidanan neonatus, bayi dan balita
Tujuan pembelajaran   : Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa diharapkan
dapat melakukan pemeriksaan fisik pada bayi dengan
baik dan benar.
Petunjuk : 1. Pemeriksaan fisik pada bayi dilakukan oleh
mahasiswa secara individu.
2. Baca dan pelajari lembar kerja yang tersedia
3. Tanyakan kepada dosen pembimbing jika terdapat
hal-hal yang kurang dimengerti
4. Selama praktikum ikutilah  petunjuk instruktur
Alat dan : 1. Tempat tidur pemeriksaan
Perlengkapan    2. Sarung tangan
3. Timbangan bayi
4. Pengukur panjang bayi
5. Lampu sorot
6. Pita pengukur
7. Pengukur lila
8. Termometer
9. Stetoskop
10. Jam
11. Senter
12. Sabun, air dan handuk tangan

Penuntun Belajar
No Langkah Kerja Kasus
1 2 3 4 5
1 Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan disusun sesuai
urutan penggunaan alat dari awal pemeriksaan, Tempatkan alat
steril dalam bak steril dan alat tidak steril di baki yang telah
diberi alas.
         
2 Beritahu ibu bahwa akan dilakukan pemeiksaan fisik pada
bayinya (inform consent)
         
3 Pastikan ruang tempat pemeriksaan hangat
         
4 Cuci tangan dengan sabun dan basuh dengan air mengalir
kemudian keringkan dengan handuk kering dan bersih.

         
5 Kenakan sarung tangan pada kedua tangan.          
6 Tempatkan bayi di tempat tidur pemeriksaan dalam posisi
terlentang          
7 Lepaskan pakaian bayi dan nilai keadaan umum bayi :
-      Ukuran keseluruhan (perbandingan bagian tubuh bayi
proporsional atau tidak)
-      Kepala, badan dan ekstrimitas (periksa apakah ada kelainan)

-      Tonus otot,l tingkat aktivitas (gerakanbayi aktif/tidak)


-      Warna kulit dan bibir (kemerahan/kebiruan)
-      Tangis bayi (melengking, merintihm normal)          
8 Lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital :
-    Periksa laju nafas dengan melihat tarikan nafas pada dada

-    Periksa laju jantung dengan menggunakan stetoskop dan


petunjuk wakltu

-    Periksa suhu dangan menggunakan thermometer aksila

         
9 Badan
-          Ukur panjang badan bayi

-          Timbang berat badan bayi


         
10 Periksa kulit, perhatikan akan adanya pembengkakan, verniks
atau bercak hitam serta tanda lahir
         
11 Menilai derajat ikterus :

         Ikterus Normal

1)      Kulit bayi kuning di kepala dan leher

2)      Kuning hari 2 dan 3

3)      Kadar Bilirubin < 5mg%


         
         Ikterus Fisiologis

1) Kulit bayi kuning di kepala, leher , badan bagian atas,


badan bagian bawah, tungkai , lengan dan kaki di
bawah dengkul

2)      Kuning hari ke 3

3)      Kadar Bilirubin 9-15 mg%

           Ikterus Patologis

1) Kulit bayi kuning di kepala , leher, badan bagian atas,


badan bagian bawah, tungkai, lengan, kaki dibawah
dengkul , tangan dan kaki

2)      Kuning hari ke > 3

3)      Kadar Bilirubin >15mg% sampai >20mg%%

12 Rapikan bayi dengan lembut dan hati-hati


         
13 Cuci tangan kembali setelah melakukan pemeriksaan dan
keringkan
         
14 Berikan kembali bayi pada ibunya dan beritahukan hasil
pemeriksaan
         
15 Catat hasil pemeriksaan dalam buku asuhan
         
16 Bereskan alat-alat dan susun kembali secara teratur dalam
keadaan bersih dan lengkap
         

Anda mungkin juga menyukai