Kelompok 4 Acara 2 Siti Faturrahma B0A018048
Kelompok 4 Acara 2 Siti Faturrahma B0A018048
NIM: B0A018048
NAMA: Siti Faturrahma
ROMBONGAN: II
KELOMPOK: 4 ASISTEN: Herawati
Prayitno
Hasil pengamatan ikan diisikan pada tabel berikut dengan menuliskan hasil pengamatan pada
tabel dibawah ini sesuai dengan keadaan sampel hasil perikanan pada saat diamati.
Parameter yang diamati Hasil Pengamatan
Parameter Pengamatan Keterangan*
Kenampakan = Mata ikan
menonjol keluar, mulut ikan
terkatup, Sisik ikan melekat
kuat dan tidak berlendir pada
Sampel hasil perikanan 1 permukaannya, ikan tenggelam
(Segar)
(Sampel Ikan Bandeng) dalam air
Bau = Segar, normal
Tekstur = Daging ikan kenyal,
lentur
C. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan sampel ikan yang telah dilakukan bahwa ikan segar memiliki
kenampakan mata ikan menonjol keluar, mulut ikan terkatup, sisik ikan melekat kuat dan
tidak berlendir pada permukaannya kenampakan insang memiliki warna cerah dan tidak
berlendir, serta bagian anus pada ikan segar berwarna merah muda dan pucat, sedangkan
ikan tidak segar memiliki kenampakan mata ikan cekung, masuk ke dalam rongga mata,
mulut terbuka, sisik terlepas. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ilyas (1983), Ikan
dikatakan masih segar jika perubahan - perubahan biokimiawi, mikrobiologi, dan fisikawi
yang terjadi belum menyebabkan kerusakan pada ikan. Bau ikan segar dan normal tidak
menggangu sedangkan ikan tidak segar memiliki bau yang busuk dan asam sangat
menganggu indra penciuman. Hal ini sesuai dengan Liviawaty (2001), yang menyatakan
bahwa proses perubahan pada ikan dapat juga terjadi karena proses oksidasi lemak sehingga
timbul aroma tengik yang tidak diinginkan dan perubahan rupa serta warna daging ke arah
coklat kusam. Tekstur ikan segar memiliki daging yang kenyal dan lentur sedangkan ikan
tidak segar memiliki tekstur daging ikan tidak kenyal dan lunak.
Udang segar memiliki kenampakan cerah, terang, mengkilat, tak berlendir, warna asli
udang menurut jenisnya belum berubah, hubungan antar ruas kuat dan kompak, hubungan
kepala dan tubuhnya tidak mudah dipisahkan. Udang tidak segar memiliki kenampakan
suram, kusam, berlendir, udang mempunyai banyak warna merah jambu timbul terutama
pada kepala, antenna dan kaki, terdapat noktah hitam pada kaki. Bau udang segar, normal
seperti rumput laut, tidak tercampur bau asing sedangkan jika udang tidak segar busuk, bau
asam, bau ammonia. Daging udang/cumi kompak (padat), lentur, melekat kuat pada kulitnya
sedangkan daging udang/cumi kendor, mudah dilepaskan dari kulitnya, apabila ditekan
dengan jari terasa lengket. Hal tersebut menurut referensi Hadiwiyoto (1993), udang sebagai
salah satu produk perikanan yang memilliki sifat mudah busuk (highly perishable), maka
penanganan yang baik mutlak diperlukan agar mutu udang tetap segar pada saat dikonsumsi.
Mutu udang terutama ditentukan oleh keadaan fisik dan organoleptik (rupa, warna, bau, rasa
dan tekstur) dari udang tersebut. Kemudian, ukuran dan keseragaman udang juga
dapat menentukan tingkat mutunya. Oleh karena itu, tidak boleh ada cacat, rusak atau defect
yang akan mengurangi nilai dari mutu udang. Menurut Kalleda et al, (2013) menyatakan
kesegaran udang dapat diukur dengan adanya perubahan warna yang terjaadi pada udang
melalui reaksi autolitik oleh enzim pholyphenol oksidase. Selain itu, kualitas udang dapat
diukur secara sensori dengan mengetahui aroma, tekstur, serta pigmen yang terbentuk oleh
adanya oksidasi yang disebabkan oleh PPO.
D. KESIMPULAN
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah pemeriksaan kesegaran hasil perikanan
dilakukan secara fisik dengan memperhatikan kenampakan atau kondisi fisik ikan, udang
atau cumi seperti kondisi mata, insang, sisik atau kulit, ruas udang dan lain-lain dan
melakukan uji sensoris kesegaran hasil perikanan dengan menggunakan indra penciuman
dan perasa seperti bau yang dihasilkan dan tekstur dari ikan atau udang.
E. DAFTAR PUSTAKA
https://youtu.be/EhuCet5fo8Y
Hadiwiyoto S. 1993. Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan. CV Liberty : Yogyakarta.
Ilyas S. 1983. Teknologi Refrigerasi Hasil Perikanan. Paripurna : Jakarta.
Kalleda, R.K., Han, I.Y., Toler, J.E., Feng, C., Kim, H.J., Dawson, P.L.,. 2013. Shelf-life
Extension of Shrimp (White) Using Modified Atmosphere Packaging. Food
Nutrision and Science. Vol. 63 No. 2 Hal : 87-94.
Liviawaty, E. 2001. Organoleptik Ikan. Laboratorium Teknologi Pengolahan Hasil
Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Jatinangor. 82 hlm.