Anda di halaman 1dari 32

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TYPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR


PASSING ATAS BOLA VOLI

Oleh:

JEKI IRAWAN
6018051

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP PGRI) LUBUKLINGGAU
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan segala
rahmat dan nikmatnya berupa kesehatan, kesempatan, kekuatan, keinginan, serta
kesabaran, sehingga peneliti dapat melaksanakan dan menyelesaikan penelitian
ini. Adapun penelitian ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan mata kuliah
penelitian olahraga pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi.

Selama proses penulisan ini, penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak
akan terselesaikan dengan baik tanpa dukungan dari berbagai pihak yang telah
membantu hingga selesai. Selanjutnya kami ucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. H. Rudi Erwandi, M.Pd selaku ketua STKIP-PGRI Lubuklinggau.


2. Muhammad suhdi M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah pengantar
penelitian yang telah memberikan arahan dan bantuan dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Staf dan dosen-dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau yang telah mendukung dan
melancarkan mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Kedua orang tua saya yang selalu memberi semangat dan mendo’akan saya.
5. Seluruh teman-teman yang telah memberikan semangat dan dukungan dalam
menyelesaikan penelitian ini.
Peneliti menyadari bahwa hasil ini masih jauh dari yang diharapkan, sehingga
banyak terdapat kekurangan bahkan kesalahan yang terdapat dalam penulisan ini
dari segi isi maupun penulisannya. Semoga dapat bermanfaat bagi penulis dan
menambah wawasan bagi pembaca khususnya dibidang Ilmu Pendidikan. Atas
perhatiannya peneliti ucapkan terimakasih.

Lubuklinggau, Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR…………………….………………………………… ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………....… iii
DAFTAR GAMBAR………………………………….……………….....…. v

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………… 1
A. Latar Belakang Masalah………..……………………...……………...… 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………..… 6
C. Tujuan Penelitian.………………………………………………..………. 6
D. Manfaat Penelitian.…………………………………………………...….. 6
E. Ruang Lingkup Penelitian.……….……………………………….....….. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA .………………………………………….…… 7


A. Kajian Teori……………………………………………..…………..….… 7
1. Hakikat Pendidikan Jasmani…………………………..………….…… 7
2. Hakikat Pembelajaran …………………………………..………….…. 7
3. Hakikat Kooperatif………………….…………………..………….…. 8
4. Hakikat Permainan Bola voli…..………………………..………….…. 9
5. Hakikat Passing Atas Bola Voli…………………………..………….….
12
6. Hasil Belajar………………..…..………………………..………….…. 14
B. Penelitian yang Relevan…………….………….………..………….….… 15
C. Kerangka Berpikir………………………………………..………….…… 16
D. Hipotesis Penelitian..…………………………………………………….. 17

BAB III METODE PENELITIAN…………………………….…………… 18


A. Jenis Penelitian……………………………………………….…………... 18
B. Tempat dan Waktu Penelitian.……………………………………..…..… 19
C. Populasi dan Sampel Penelitian..…………………………………..…..… 19
D. Teknik Pengumpulan Data …………….…………..………………..…… 19

iii
E. Teknik Analisis Data….……………………….…………………..…..… 21

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………....… 19

iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Passing Atas……………………………………..……………… 13

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang melibatkan aktivitas fisik

guna memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani. Pendidikan jasmani

merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, melalui

pendidikan jasmani manusia dapat belajar lebih banyak hal yang berhubungan

dengan afektif, kongnitif, dan psikomotor yang merupakan bekal manusia untuk

mencapai tujuan hidup (Hanief et al., 2018). menyatakan bahwa pendidikan

jasmani adalah pendidikan melalui dan tentang aktifitas fisik atau dalam bahasa

aslinya physical education is education of and trough movement. Lebih lanjut

lagi, S nnuherman (Ginanjar, 2016: 2) menyatakan terdapat tiga kata kunci dalam

definisi tersebut, yaitu : 1) Pendidikan (education) yang di refleksikan dengan

kompetensi yang ingin diraih siswa. 2) Melalui dan Tentang (trough and of)

sebagai kata sambung yang menggambarkan keeratan hubungan yang dinyatakan

dengan hubungan langsung dan tidak langsung. 3) Gerak (movement) merupakan

bahan kajian sebagaimana tertera dalam kurikulum pendidikan jasmani (Hamzah

et al., 2019).

Pendidikan jasmani di sekolah sangat dibutuhkan untuk meningkatkan

kebugaran jasmani siswa dan bisa memberikan gerak yang bervariasi yang dapat

digunakan untuk meningkatkan kebugaran tubuh. Oleh karena itu guru harus lebih

sungguh-sungguh dalam menanganinya, khususnya guru pendidikan jasmani

1
2

sebagai pendidik yang berarti meneruskan dan mengembangkan keterampilan

gerak pada peserta didik, sehingga proses pembelajaran pendididkan jasmani

dapat berjalan dengan baik (H. Wawan, 1989). Salah satu masalah sentral yang

dihadapi pendidikan jasmani adalah mutu proses belajar dan mengajar itu sendiri,

karena pemahaman secara mendalam saja tidak cukup untuk meningkatkan

kualitas pendidikan jasmani. Salah satu untuk meningkatkan mutu proses belajar

dan mengajar adalah menggunakan model pembelajaran, dan yang dirasa dapat

meningkatkan mutu proses belajar dan mengajar adalah model pembelajaran

jigsaw (Hamzah et al., 2019).

Olahraga mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan. Dalam

kehidupan modern saat ini manusia tidak dapat dipisahkan dari kegiatan olahraga,

baik untuk meningkatkan prestasi maupun kebutuhan dalam menjaga kondisi

tubuh agar tetap sehat. Dengan olahraga dapat membentuk manusia yang sehat

jasmani dan rohani serta mempunyai watak disiplin dan akhirnya akan terbentuk

manusia yang berkualitas. Banyak jenis olahraga yang dapat dilakukan oleh

masyarakat untuk menjaga kondisi tubuh dalam kondisi bugar. Berbagai jenis

dapat dilakukan seperti jalan kaki, jogging, lari, basket, voli, badminton dan masih

banyak lagi. Salah satu cabang olahraga yang digemari dikalangan masyarakat

saat ini yaitu cabang olahraga bola voli, karena olahraga ini dapat dilakukan oleh

semua kalangan, baik laki-laki maupun perempuan.


3

Olahraga bola voli merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah

berkembang di masyarakat luas, baik di klub-klub, kantor-kantor, desa-desa,

maupun sekolah-sekolah. Hal ini dikarenakan olahraga bola voli memerlukan

peralatan yang sederhana serta mendatangkan kesenangan bagi yang bermain

seperti yang dikemukakan oleh M.Yunus (1992:1) bahwa, olahraga bola voli

dapat dilaksanakan oleh semua lapisan masyarakat, dari anak-anak sampai orang

tua, laki-laki maupun perempuan, baik masyarakat kota maupun desa.

Bola voli merupakan cabang olahraga permainan beregu, maka antara pemain

harus bekerja sama dan saling mendukung agar menjadi regu yang kompak dan

tangguh. Dengan demikian penguasan teknik dasar permainan bola voli secara

individual sangat diperlukan bagi seorang pemain bola voli. Kesempurnaan dalam

melaksanakan tehnik-tehnik dasar hanya dapat dikuasai dengan baik jika

melakukan latihan yang teratur dan terprogram secara tepat. Metoda-metoda

latihan yang tepat akan dapat mengurangi kesalahan-kesalahan yang dilakukan

oleh seorang pemain.

Seperti yang dikemukakan oleh Suharno HP (1982:12) “penguasan teknik

dasar permainan bola voli harus benar-benar diperhatikan sebab teknik dasar

dalam permainan bola voli merupakan salah satu unsur yang turut menentukan

menang atau kalahnya suatu regu dalam satu permainan , disamping kondisi fisik,

taktik, dan mental. Teknik dasar permainan bola voli harus benar– benar dipelajari

terlebih dahulu guna dapat mengembangkan mutu prestasi dalam permainan bola

voli’’.
4

Dalam permainan bola voli ada beberapa teknik dasar yang harus dikuasai

oleh setiap pemain antara lain Service (pukulan pertama) ada Service bawah dan

Service atas;passing (mengoper bola) ada passing bawah dan passing atas;smash

(pukulan serangan) ada beberapa jenis smash yaitu smash open; smash quick;

smash long; block (membendung bola). Dari beberapa teknik bola voli diatas

passing merupakan pondasi utama untuk memainkan permainan bola voli.

Passing dalam bola voli terdapat dua jenis yaitu passing bawah dan passing

atas. Passing bawah harus dikuasai oleh seorang pemain bola voli. Teknik

passing bawah dapat digunakan sebagai pertahanan menerima servis yang akan

menentukan jalannya pertandingan dan menerima smash dari lawan dapat pula

saat setelah pengambilan block atau pantulan bola dari net. Dalam permainan bola

voli sering terjadi kesalahan passing yang dilakukan oleh pemain kurangnya

konsentrasi, nerveous sehingga menerima tidak pas, posisi tangan yang salah,

sudut tangan saat menerima yang kurang tepat, kemampuan untuk merasakan bola

(feel the ball), pengembalian dengan passing bawah yang kurang terarah saat

menerima bola dari lawan, ketepatan pemberian bola kepada set-upper (toser)

sering meleset sehingga latihan passing bawah sangat diperlukan untuk pondasi

kuat tim bola voli agar dapat mengarahkan bola kepada teman dengan tepat untuk

membangun serangan awal dengan baik perlu dilakukan latihan passing bawah

dengan sungguh-sungguh.

Dari hasil pengamatan dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani

di SMP Negeri 1 Lubuklinggau, penggunaan model pembelajaran jigsaw masih

sangat jarang dan guru cenderung menggunakan model yang kurang bervariatif
5

pada setiap materi pembelajaran pendidikan jasmani. Hal ini mungkin disebabkan

kurangnya pemahaman guru terhadap model-model pembelajaran yang ada,

padahal penguasaan terhadap model-model pembelajaran sangat diperlukan untuk

meningkatkan kemampuan professional guru. Sejalan dengan itu Ginanjar (2015)

menyatakan pada proses pembelajaran jasmani di sekolah banyak sekali guru

yang mengajarkan pendidikan jasmani tanpa mengetahui model apa yang mereka

gunakan (Hamzah et al., 2019).

Bola voli adalah salah satu jenis pembelajaran bola besar yang dimainkan

oleh dua tim setiap tim ada 6 orang permainan ini memerlukan koordinasi dan

kerjasama tim. Menurut Kharisma (2019, hlm. 7) bahwa permainan bola voli

adalah cabang olahraga yang dimainkan oleh dua regu yang bertujuan untuk

menjatukan bola ke daerah lawan menggunakan tangan. Permainan bola voli

terdiri dari berbagai teknik yang dapat di kuasai. Salah satunya teknik passing

bawah yang merupaka teknik dasar paling awal untuk dikuasai.

Ketidak pahaman itulah yang membuat banyak guru secara praktis hanya

menggunakan satu model saja sehingga dengan menggunakan model yang kurang

bervariatif siswa kurang menguasai pembelajaran. Oleh karena itu dengan

menggunakan model pembelajaran jigsaw diharapkan dapat membantu

pembelajaran bola voli teknik dasar passing bawah dalam pembelajaran

pendidikan jasmani materi permbelajaran bola voli.


6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Type Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Passing Bawah Bola Voli”.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif

type jigsaw terhadap hasil belajar passing bawah bola voli.

D. Manfaat Penelitian

1. Diharpkan menjadi bahan informasi bagi lembaga pendidikan dalam pembinaan

olaharaga bola voli.

2. Di harapkan dapat menambah pengetahuan bagi peneliti tentang cara pembinaan

olahraga bola voli.

3. Bagi peneliti selamjutnya, untuk menjadi bahan masukan dalam menelti serta

pembinaan olahraga, khususnya bola voli.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Adapum pembatasan penelitian ini agar tidak menyimpang dari

permasalahan dan lebih terarah, maka ruang lingkup penelitian ini sebagai berikut:

1. Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Lubuklinggau;

2. Pembelajaran kooperatif type jigsaw;

3. Passing atas permainan bola voli.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hakikat Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani adalah suatu bidang kajian yang berkaitan dengan

gerak manusia, perkembangan fisik dan psikis. Dengan pendidikan jasmani

anak anak melakukan aktivitas fisik sekaligus mendapatkan pendidikan, jadi

mengembangkan potensi fisik, mengoptimalkan gerak desar dan juga

mengembangkan karakter.

Tujuan pembelajaran pendidikan jasmani harus mencakup harus

mencakup domain psikomotor, domain kognitif, dan tak kalah pentingnya

domaian afektif. Pembeljaran pendidikan jasmani harus melibatkan aktivitas

fisik yang mampu merangsang kebugaran jasmani serta keterampilan itu

sendiri. Pendidikan jasmani juga tetap menyediakan ruang untuk belajar

menjelajahi lingkungan sekitarnya dengan banyak mencoba, sehingga

kegiatannya sesuai dengan minat anak.

2. Hakikat Pembelajaran

Menurut Maksum (2008: 11) belajar adalah proses perubahan tingkah

laku akibat pengalaman. Tingkah laku bisa berarti sesuatu yang tampak

seperti berjalan, berlari, berenang, melakukan shotting, pun juga bisa berarti

yang tidak tampak seperti berfikir, bersikap, dan berperasaan. Adapun

7
8

pengalaman bisa berbentuk membaca, mendengarkan, melihat, melakukan

baik secara mandiri maupun bersama orang lain.

Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi

yang ada disekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang

diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui pengalaman. Belajar

merupakan proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu (sudjana,

1989:28). Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai

atas berbagai kompenen yang saling berhubungan satu dengan yang lain.

Komponen tersebut meliputi: tujuan, materi, metode, dan evaluasi.

3. Hakikat Kooperatif

Parker (1994) medefinisikan kooperatif sebagai pembelajaran dimana

para siswa saling berinteraksidalam kelompok kelompok kecil untuk

mengerjakan tugas akademik demi tercapainya suatu tujuan bersama. Dalam

konteks pengajaran, pembelajaran kooperatif sering kali didefiniskan sebagai

pembentukan kelompok kelompok kecil yang terdiri dari siswa siswa yang

dituntut kerja sama untuk meningkatkan pembelajaranya dan pembelajaran

siswa siswa lain.

Pembelajaran kooperatif merupakan pendekatan kepada siswa agar

penyampaian materi dapat terlaksana dengan efektif dan efisien. Didalam

kooperatif terdapat beberapa Type antara lain Jigsaw, Teams Games

Tournaments, Student Team Leraning, Learning Together, Group


9

Investigation. Model-model seperti mempunyai keunggulan dan tugas

masing-masing yang berbeda.

Menurut Davidson dan Warsham (dalam jurnal skripsi Maria Ifa,

2013),“Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang

mengelompokkan siswa yang bertujuan untuk menciptakan pendekatan

pembelajaran yang berefektifitas yang mengintegrasikan keterampilan sosial

yang bermuatan akademik”.

Dari hal tersebut setiap Type kooperatif mempunyai tugas yang berbeda

dan caranya juga berbeda. Model Jigsaw mempermudah siswa mendapatkan

pembelajaran yang lebih karena Type Jigsaw menujukan kepada kelompok

kecil atau tim khususl yang mempunyai tugas untuk menyampaikan materi

yang mereka dapat karena tim khusus mempunyai kemampuan lebih dari

siswa lain.

4. Hakikat Permainan Bola voli

Bola voli adalah permainan tim atau beregu untuk yang bertujuan untuk

memasukan bola ke daerah lawan melewati suatu rintangan berupa tali atau

net dan berusaha memenangkan permainan dengan mematikan bola itu di

daerah lawan (Yunus,1992 : 1). Peranan bola voli tidak lagi hanya sebagai

olahraga rekreasi, namun telah berkembang menjadi bagian dari olahraga

pendidikan dan olahraga prestasi atau olahraga pertandingan. Menurut Djoko

Pudjihidajat (2008). Bola voli adalah olahraga tim (Olimpiade) dimana dua

tim terdiri dari 6 pemain aktif, tiap tim dipisahkan oleh net.
10

Permainan bola voli adalah suatu cabang olahraga beregu yang

dimainkan oleh dua regu yang dipisahkan oleh net. Bola dimainkan di udara

dengan melewati net, setiap regu hanya bisa memainkan bola tiga kali

pukulan saja (munasifah, 2008:3). Permainan bola voli adalah suatu

permainan yang menggunakan bola untuk dipantulkan (di-volley) di udara

hilir mudik di atas net (jaring), dengan maksud menjatuhkan bola di dalam

petak daerah lapangan lawan dalam rangka mencari kemenangan (agus

mukholid, 2007:13). Permainan ini merupakan permainan yang kompleks

yang tidak mudah dilakukan oleh setiap orang. Sebab, dalam permainan bola

voli dibutuhkan koordinasi gerak yang benar-benar bisa diandalkan untuk

melakukan semua gerakan yang ada didalamnya. Permainan bola voli

sangatlah cepat berkembang dan merupakan salah satu cabang olahraga yang

sangat populer di Indonesia.

Bola voli masuk ke Indonesia pada tahun 1928 yang dibawa oleh

serdaduserdadu belanda dan guru (pelatih) yang didatangkan dari belanda

sewaktu mereka bertugas di Indonesia. Setelah Indonesia merdeka, bekas

Angkatan Perang Belanda yang bergabung dengan TNI ikut mempopulerkan

bola voli di Indonesia. Dalam permainan bola voli ada beberapa peralatan

yang harus dipersiapkan sebelumnya, yaitu sebagai berikut: 1) bola; 2)

kostum; 3) perlengkapan khusus pemain seperti deker tangan, kaki dan jari

guna mendukung penampilan dan menghindari cidera dalam bermain bola

voli.
11

Terdapat versi yang berbeda tentang jumlah pemain, jenis atau ukuran

lapangan, angka kemenangan yang digunakan, untuk keperluan tertentu.

Namun pada hakekatnya permainan bola voli bermaksud untuk menyebar

luaskan kemahiran bermain kepada setiap orang yang meminatinya. Tujuan

dari permainan adalah melewatkan bola diatas net agar dapat jatuh

menyentuh lantai lapangan lawan dan untuk mencegah usaha yang sama dari

lawan. Setiap tim dapat memainkan tiga pantulan untuk mengembalikan bola

(diluar perkenaan block). Bola dinyatakan dalam permainan setelah bola

dipukul oleh pelaku servis melewati atas net ke daerah lawan. Permainan

dilanjutkan hingga bola menyentuh lantai, bola “keluar” atau satu tim gagal

mengembalikan bola secara sempurna.

Dalam permainan bola voli, tim yang memenangkan sebuah reli

memperoleh satu angka (rally point system). Apabila tim yang sedang

menerima servis memenangkan reli, akan memperoleh satu angka dan berhak

untuk melakukan servis berikutnya, serta para pemainnya melakukan

pergeseran satu posisi searah jarum jam. Dalam memainkannya bola yang

dimainkan di perbolehkan menggunakan seluruh anggota badan dengan

ketentuan yang berlaku sesuai peraturan permainan.

Seperti yang dikemukakan oleh Suharno HP (1982 : 4), pada prinsipnya

permainan tersebut adalah mem-voli bola melewati net atau jaring dengan

menggunakan seluruh anggota badan dengan syarat pantulan bersih dan setiap

pemain berusaha secepat mungkin menjatuhkan bola dilapangan lawan untuk


12

mencari kemenangan bertanding. Saat dimulai permainan tersebut posisi

servis berada digaris belakang lapangan.

Tanda dimulainya permainan dengan melakukan servis, setelah perintah

untuk servis dan bola harus melewati di daerah net kedalam daerah lapangan

lawan. Masing-masing regu berhak memainkan bola sampai tiga kali

sentuhan diluar perkenaan block untuk dikembalikan ke daerah lawan.

Seorang pemain tidak diperbolehkan memainkan bola berturut-turut. Pada

waktu melakukan block, sentuhan tersebut tidak dihitung sebagai sentuhan

pertama. Sampai berbunyi peluit dari wasit saat bola yang dimainkan mati

dan salah satu tim membuat point. Setelah itu permainan dilanjutkan sampai

salah satu tim mendapatkan skot akhir rally point.Setiap tim mencoba untuk

membuat poin dengan cara menjatuhkan bola ke lapangan lawan yang

diselenggarakan di bawah aturan. Tata cara permainannya sebagai berikut:

pemain di salah satu tim mencoba untuk servis bola (melempar atau

melepaskannya dan kemudian memukul dengan tangan atau lengan), dari

belakang bagian belakang garis batas dari lapangan pertandingan, melewati

atas net dan ke dalam lapangan lawan. Tim lawan tidak boleh membiarkan

bola tersebut menyentuh lapangan.

Perkembangan tersebut mengakibatkan karakteristik permainan bola voli

sebagai olahraga prestasi semakin menonjol. Agar memperkuat asumsi bahwa

permainan bola voli merupakan salah satu wahana mendidik, maka penulis

melakukan penelitian dengan menerapkan model Type Jigsaw ke dalam

permaianan bola voli


13

5. Hakikat Passing Atas Bola Voli

Passing adalah mengoperasikan bola kepada teman sendiri dalam satu

regu dengan menggunakan teknik tertentu, sebagai langkah awal untuk

menyusun pola serangan. Sedangkan passing atas menurut Syarifuddin

(dalam jurnal skripsi Djoko Pudji Hidajat, 2012) adalah cara pengambilan

bola atau mengoper dari atas kepala dengan jari-jari tangan. Bola yang datang

dari atas diambil dengan jari-jari tangan di atas agak di depan kepala. Dalam

melakukan passing atas perlu diperhatikan sebgai berikut:

Gambar 2.1. Passaing Atas Permainan Bola voli


(Sumber: Google Image)

a. Menyentuhkan bola dengan bagian dalam jari- jari

b. Mengehentikan dengan ibu jari dan keempat jari-jari yang lain.

c. Pergelangan tangan ditekuk ke belakang dan siku-siku ditekuk

kesamping, agar dapat menahan bola dengan ibu jari dan jari jari

d. Dorong bola ke atas dengan jari jari dan pergelangan dipegaskan


14

Menurut kosasih (1927:37), permulaan pengambilan passing atas

ialah:

1) Sikap kaki sejajar

2) Lutut ditekuk berada diujung tumit

3) Badan condong didepan

4) Tangan siap didepan dada telapak tangan berada menghadap

bola didepan dahi

5) Telapak tangan membentuk bulatan setengah jari

6) Jari jari renggang dan diakhiri dengan ibu jari membentuk sudut

Menurut Beutelsathl, perkenaan bola antara lain :

a. Jari jari dan tangan itu seakan-akan meloncat kebelakang.

b. Bola digerakan tubuh dan lengannya kebelakang ketika terjadi

dengan kontak tubuh.

c. Mula mula bola disentuh dengan ujung ujung jari dibeberkan selebar

mungkin.

d. Ketika melakukan kepala selalu ditegakkan kebelakang dan kedua

paha menjurus kedepan.

Sikap akhir

a. Setelah perkenaan dengan bola, harus diikuti dengan gerakan

lanjutan dari tangan, lengan, badan, kaki hingga lurus, pandangan

pada bola
15

b. Setelah selesai melambungkan bola, pemain langsung pindah pada

posisi berikutnya dan ambil sikap permulaan

6. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima

pengalaman belajar atau tingkah laku yang diharapkan dapat dikuasai oleh

siswa setelah menempuh pengalaman belajar (Sudjana, 2010: 22). Sedangkan

menurut kickriza.wordpress.com (dalam skripsi Rezaki Wibisono, 2014) hasil

belajar adalah kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar yang datang

pada siswa, baik dalam bentuk masalah,situasi, gejaladan lain-lain yang

termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus,control dan seleksi

gejala atau rangsangan dari luar.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (dalam skripsi Pratama 2012: 7) hasil

belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari kedua sisi pertama dari sisi

siswa dan kedua dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan

tingkat perkembangan mental menjadi lebih baik dibandingkan sebelum

belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terdiri dari tiga ranah, yaitu

kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar

merupakan saat terselesainya bahan pelajaran.

B. Penelitian yang Relevan

1. Pramuji (2009) yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Jigsaw

Terhadap Peningkatan Teknik Spike Dalam Permainan Bola Voli”.

Penelitian ini bertujuan untuk menyusun tes keterampilan dasar bermain


16

bola voli. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian

pengembangan, yaitu mengembangkan tes keterampilan bermain. Subjek

penelitian adalah pemain pada Total Bola voli Club di daerah Istimewa

Yogyakarta, sebanyak 16 orang. Validitas menggunakan criterion related

validity dengan criteria expert judgment sebanyak tiga orang juri,

sedangkan realibitas menggunakan test-reset dari ulangan pengukuran

sebanyak dua kali. Untuk mencari koefisien validitas menggunakan

Spearman’s rank correlation coefficient. Untuk menggunakan Pearson

product moment coefficient of correlation. Untuk membuat norma tes

digunakan standart lima nilai, yaitu kurang sekali, kurang, sedang, baik,

dan istimewa. Hasil penelitian telah tersusun tes keterampilan dasar

bermain bola voli yang valid reliable dan objektif, dengan nama “Tes

Bola voli FIK Jogja”. Tes tersebut memiliki validitas sebesar 0,67

reliabilitas 0,69 dan objektivitas 0,54.

2. Muhammad Aziz (2015) yang berjudul “ survei keterampilan bermain bola

voli peserta ekstrakurikuler bola voli di SMK muhammadiyah 1 Patuk

Gunung Kidul”. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa survey tingkat

keterampilan bermain bola voli peserta ekstrakurikuler bola voli di SMK

muhammadiyah 1 Patuk Gunung Kidul secara keseluruhan dapat dilihat

dari 20 siswa memiliki criteria sebagai berikut : sebanyak 0 siswa (0%)

dinyatakan Baik Sekali, sebanyak 3 siswa (15%) dinyatakan Baik, 10

siswa (50%) dinyatakan Cukup, 5 siswa (25%) dinyatakan Kurang, 2

siswa (10%) dinyatakan Kurang Sekali.


17

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan pada deskripsi latar belakang diatas timbul suatu permasalahan

yang dapat dijadikan sebagai bahan penelitian atau kerangka berfikir dalam

penelitian ini. Pembelajaran bola voli SMP Negeri 1 Lubuklinggau siswa terdiri

dari kelas VIII.1 berjumlah 20. Guru Olahraga bola voli adalah bapak Fadel.

Tempat yang digunakan untuk latihan menggunakan lapangan voli yang ada

disekolah, sehingga harus berbagi waktu dengan kegiatan. Sebab itu, kegiatan

olahrag bola voli di SMP Negeri 1 Lubuklinggau. Latihan merupakan faktor

yang penting dalam mencapai suatu prestasi, apalagi bola voli yang

membutuhkan teknik dasar dan kekompakan tim yang baik. Diharapkan

dengan waktu latihan yang cukup siswa dapat menyerap setiap pembelajaran

taktik ataupun teknik yang diajarkan oleh guru olahraga. Latihan teknik

sangat penting bagi siswa untuk dapat menguasai atau menyempurnakan

teknik dasar dalam bermain bola voli. Pembelajaran bola voli dengan menerapkan

pembelajaran kooperatif type jigsaw yang akan meningkatkan hasil belajar

siswa. Menerapkan pembelajaran langsung akan memberikan hasil yang maksimal

terhadap passing atas bola voli di SMP Negeri 1 Lubuklinggau.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah dugaan sementara yang diajukan penulis terhadap

permasalahan yang dirumuskan. Dari hal di atas maka penulis mengajukan


18

hipotesis sebagai berikut: terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran

kooperatif type jigsaw terhadap hasil belajar passing atas bola voli.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian diatas, maka penulis menggunakan

pendekatan kuantitatif yaitu diberikan perlakuan terhadap subyek atau

obyek yang diteliti dan jenis penelitian ini menggunakan eksperimen

semu. Menurut nazir (1988:86) “Eksperimen semu merupakan penelitian

yang mendekati percobaan sungguhan dimana tidak mungkin mengadakan

kontrol/memanipulasikan semua variabel yang relevan. Harus ada

kompromi dalam menentukan validitas internal dan eksternal sesuai

dengan batasan-batasan yang ada”. Desain penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah randomized control group pretest-posttest

design.Menurut Maksum (2012: 98) “desain ini mendekati sempurna,

mengingat ada kelompok kontrol, ada perlakuan, dan subjek ditempatkan

secara acak”.

Karena kelebihan yang dimilikinya, desain ini lebih banyak dipilih

oleh para peneliti. Untuk menganalisis, bisa digunakan t-test (paired t-test

untuk menguji perbedaan antara pretest dan posttest; independent-test

untuk menguji perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol). Desain ini bisa diperluas dengan menambah variasi perlakuan,

misalnya menjadi X1, X2, dan kelompok kontrol tanpa perlakuan

18
19

Variabel adalah suatu konsep yang memiliki variabelitas atau

keragaman yang menjadi fokus penelitian. Didalam masalah diatas dapat

ditarik 2 variabel antara lain:

1. Variabel bebas adalah model pembelajaran kooperatif Type Jigsaw

2. Variabel terikat adalah hasil belajar bola voli

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1

Lubuklinggau. Di Lapangan Bola Voli SMP Negeri 1 Lubuklinggau yang terletak

Jalan Garuda Hitam, Kel Ps. permiri, Kec. Lubuklinggau Barat II, Kota

Lubuklinggau. Waktu penelitian ini berlangsung selama 4 minggu.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2012 : 119), “populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian diambil kesimpulan”.

Suharsimi Arikunto (2006: 43) “populasi adalah keseluruhan siswa VIII di SMP

Negeri 1 Lubuklinggau”. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII.1 di

SMP Negeri 1 Lubuklinggau yang berjumlah 20 siswa dan diambil semua untuk

menjadi subjek penelitian, sehingga disebut penelitian populasi.

D. Teknik Pengumpulan Data

Tes keterampilan ini menggunakan dinding yang berpedoman Untuk

mengukur kemampuan dan ketepatan dalam passing atas dan passing


20

bawah yang menggunakan pada AAHPER face wall volley test (yunus.

1992:199)

1. Tujuan : Tembok atau didinding

Alat /perlengkapan: Dinding tembok yang halus berukuran lebar 2,54 cm,

panjang 1,52 M, dengan tinggi dari lantai 3,35 M, Garis- garis vertikal

memanjang ke atas dari masing masing ujung jari sekitar 1m, sebuah

stopwatch, blangko penilaian, alat alat tulis dan bola voli.n validitas 86

dengan menggunakan penilaian judge

2. Petugas : Seorang penghitung sekaligus pencatat hasil

Petunjuk pelaksanaan: Testi melakukan passing atas dan passing bawah

dengan media BVF tembok sebagai sasaran yang berukuran lebar 152 cm,

dan tinggi dari 335 cm untuk putri. Untuk putra 350 cm setelah ada aba

aba dari petugas, testi melakukan passing atasdan passing bawah

sebanyak-banyaknya dalam 1 menit jika bola tidak dapat dikuasai maka

boleh dipegang lagi dan menunggu aba-aba dari petugas

3. Skor: Penghitungan skor tertinggi dalam 1 menit dilakukan pengujian

selama 3 kali. Skor tertinggi adalah hasil test yang paling banyak

mendapatkannya

4. Reliabilitas: Brandy (1945) dalam cox Richard H, (1980: 101)

melaporkan realibitas 93. Tes Brandy identik dengan AAHPER


21

5. Validitas: Brandy melaporkan koefisien validitas 86 dengan

menggunakan penilaian judges

E. Teknik Analisis Data

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, maka perlu di lakukan uji

prasyarat. Pengujian data hasil pengukuran yang berhubungan dengan

hasil penelitian bertujuan untuk membantu analisisnagar menjadi lebih

baik. Untuk itu dalam penelitian ini akan diuji normalitas dan uji

homogenitas data.

1. Uji Prasyarat

Uji Statistik pada penelitian ini termasuk dalam statistik parametrik

adalah uji statistik yang memerlukan uji presyarat, adapun uji prasyarat yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas tidak lain sebenarnya adalah mengadakan pengujian

terhadap normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Pengujian

dilakukan tergantung variabel yang akan diolah. Pengujian normalitas

sebaran data menggunakan Kologorov-SmirnovTest dengan bantuan

SPSS 16.
22

1) Jika signifikan di bawah 0,05 berarti data yang akan di uji

mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal

baku, berarti data tersebut tidak normal.

2) Jika signifikan di atas 0,05 maka berarti tidak dapat perbedaan

yang signifikan antara data yang akan diuji dengan data normal

baku. Berarti data tersebut normal.

b. Uji Homogenitas

Di samping pengujian terhadap penyebaran nilai yang akan

dianalisis, perlu uji homogenitas agar yakin bahwa

kelompokkelompokyang membentuk sampel berasal dari populasi yang

homogen. Uji homogenitas menggunakan uji F dari data Pretestpada

kedua kelompok dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.

2. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis menggunakan uji-t dengan menggunakan bantuan

program SPSS 16, yaitu dengan membandingkan mean antara kelompok 1

dan kelompok 2. Apabila nilai t hitung lebih kecil dari t tabel, maka Ha

ditolak, Jika T hitung lebih besar dai banding t tabel maka Ha diterima. Uji

hipotesis dalam penelitian ini peneliti menggunakan bantuan SPSS 16.

Untuk mengetahui presentase peningkatan setelah diberi pelakuan di

gunakan perhitungan presentase peningkatan dengan rumus sebagai

berikut (Sutrisno Hadi, 1991: 34):


23

MeanDifferent x 100%
Presentase peningkatan =
MeanPretest

Meandifferent = MeanPosttest – MeanPretest

Pengujian hipotesis menggunakan uji-t dengan bantuan program SPSS

16 yaitu dengan membandingkan meanantara test awal (pretest) dan test

akhir (posttest).

Apabila nilai p hitung lebih kecil dari p tabel, maka Ha ditolak, jika p

hitung lebih besar di banding p tabel maka Ha diterima. Adapun rumus

yang digunakan yaitu:

(MD )

T=

∑d 2
Keterangan:
N(N-1)

MD = Mean dari defiasi (d) antara Pretestdan Postest

∑d 2 = Jumlah defiasi kuadrat dari pasangan

N = Jumlah pasangan subyek

∑ = Sigma/ jumlah
24

Untuk mengetahui apakah tes unjuk kerja keterampilan menembak

dengan konsep BEEF terhadap ring basket yang telah dibuat dapat digunakan

untuk menilai pelaksanaan keterampilan menembak dengan konsep BEEF

terhadap ring basket ini memiliki validitas dan objektivitas yang baik,

sehingga benar-benar akurat dalam menghasilkan data untuk dilakukan

analisis menggunakan perhitungan statistik dengan langkahlangkah sebagai

berikut:

3. Uji Reliabilitas

Reliabilitas yang dicari adalah reliabilitas antar rater karena dalam

penelitian ini menggunakan 3 (tiga) orang judge. Data tersaji dalam data

judge, seperti yang tertulis dalam buku reliabilitas dan validitas dari

Saifudin Azwar (2007:105-108) yaitu dengan rumus:


Σi²- (ΣR²)/n – (ΣT²)/ k + (Σi)²/ n.k
Se² =
(n-1) (k-1)
(ΣT²)/ k + (Σi)²/ n.k
Ss² =
(n-1)

rxx’ = (Ss² - Se²) / Ss²


Ss² - Se²
ŕxx =
Ss² + ( k - 1) Se²

Keterangan:

R = jumlah angka rating yang diberikan oleh seorang rater pada sampel.

I = angka rating yang diberikan oleh seorang rater.


25

T = jumlah angka rating yang diterima oleh seorang subjek dari semua

rater.

n = banyaknya sampel.

K = banyaknya rater.

Se² = varians eror, yaitu varians interaksi antara sampel (s) dan rater (r).

Ss² = varians antar subjek yang dikenai rating.

rxx’ = reliabilitas rata-rata rating dari tiga orang rater.

ŕxx = reliabilitas antar rater.

4. Uji Validitas

Untuk mengetahui validitas menggunakan ProductMomentyaitu

mangkorelasikan antara hasil tembakan terbaik dengan rata-rata hasil

penilaian judge. Menurut Ismaryati (2006:20) productmomentdapat dihitung

dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

X : Variabel prediktor

Y : Variabel kriterium

XY : Hasil perkalian X dan Y

N : Jumlah sampel
DAFTAR PUSTAKA

Beutelstahl, Dieter. 2009. Belajar Bermain Bola Volley. Bandung : Pionir Jaya
Fakultas Ilmu Keolahragaan. 2014. Buku Panduan Penulisan Skripsi
Unnes.Yogyakarta : Graha Ilmu.
H. Wawan, H. P. T. (1989). Penerapan Model Kooperatif Type Jigsaw Terhadap
Hasil Belajar Bola voli Passing Atas Wawan Hari Prasetyo Taufiq Hidayat
Abstrak. 777–782.
Hamzah, I., Ginanjar, A., & Setiawan, A. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran
Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Passing Bawah Bola Voli. Jurnal
Kependidikan Jasmani Dan Olahraga, 3(1), 58–63.
Hanief, Y. N., Subekti, T. B. A., & Mashuri, H. (2018). Meningkatkan Hasil
Belajar Passing Bawah Bola voli melalui Permainan 3 on 3 pada Siswa
Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Jasmani Dan Olahraga, 3(2).
https://doi.org/10.17509/jpjo.v3i2.12414
M. Muhyi Faruq. 2009. Meningkatkan Kebugaran Jasmani Melalui Permainan
Dan Olahraga Bolavoli. Surabaya : PT.Gramedia Widiasaran Indonesia
M. Sajoto. 2005. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam
Olahraga. Jakarta : Dahara Prize.
M. Yunus.1992. Olahraga Pilihan Bola Voli, Jakarta: Dekdikbud Munasifah.
2008. Bermain Bola Voli. Demak : CV. Aneka Ilmu
Suharno H.P. 1984. Dasar-dasar Permaian Bolavolley. Yogyakarta: IKIP
Yogyakarta.
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT .Rineka Cipta.
Sukadiyanto. 2011. Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. Bandung :
Lubuk Agung

26

Anda mungkin juga menyukai